Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PEMULIAAN TANAMAN

Dosen Pengampu : Agus Sugianto

Disusun Oleh

Jubaida /22001031031

4A Agroteknologi

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tanaman mentimun (Cucumis Sativus) termasuk dalam tanaman merambat


yang merupakan salah satu jenis tanaman sayuran dari keluarga Cucurbitaceae.
Pembudidayaan mentimun meluas ke seluruh dunia, baikdi daerah beriklim panas
(tropis) maupun sedang (sub-tropis). Di Indonesia tanaman mentimun banyak
ditanam di dataran rendah.

Prospek budidaya mentimun (Cucumis Sativus) di Indonesia sangat baik karena


mentimun banyak digemari oleh masyarakat. Permintaan terhadap komoditas ini
dalam jumlah besar dan berkesinambungan. Kebutuhan buah mentimun ini akan
meningkat terus sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk, kenaikan taraf hidup
masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat dan semakin tingginya kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya nilai gizi.

Hibridasi (persilangan) merupakan penyerbukan silang antara tetua yang berbeda


susnan genetiknya.pada tanaman menyerbuk sendiri hibridisasi merupakan langkah
awal pada program pemuliaan setelah dilakukan pemilihan tetua. Penyerbukan silang
merupakan tanaman yang dalam proses penyerbukannya, polen atau serbuk sari
berasal dari tanaman lain yang berbeda secara genotip.

Untuk melakukan silangan, kita membutuhkan induk betina dan induk jantan,
sebagai induk betina dipilih Bunga mentimun yang sudah mekar. Bunga sebagai
sumber serbuk sari diambil dari Bunga yang masih segar, hal ini ditunjukan oleh
benang sari yang berwarna kuning cerah. Bunga yang akan disilangkan dikastrasi
terlebih dahulu buang kelopak pada bunga, kastrasi dilakukan pada saat bunga jantan
mulain muncul dan belum pecah.

Keberhasilan persilangan tergantung pada pemuliaan yang melakukanb


persilangan dan bunga yang akan disilangkan, seperti bentuk bunga, waktu tanaman
itu berbunga, waktu kematangan bunga jantan ataun betina.
1.2 Tujuan

            Adapun tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah

 untuk mengetahui teknik pembudidayaan tanaman mentimun, secara tepat,


baik, dan benar, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman mentimun
 Menggabungkan semua karakter baik kedalam satu genotype baru
 Memperluas keragaman genetic
 Memanfaatkan vigor hibrida
 Menguji potensi tetua (uji turunan)

1.3 Manfaat

            Adapun manfaat yang telah diperoleh melalui praktikum ini adalah dapat
mengetahui teknik pembudidayaan tanaman mentimun, secara tepat, baik, dan benar,
serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman mentimun.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Klasifikasi Tanaman Mentimun

 Kingdom: Plantae
 Divisio: spermatophyte
 Subdivisio: angiospermae
 Kelas : Dycotyledonae
 Ordo : Cucurbitales
 Family: Cucurbitaeae
 Genus: Cucumis
 Spesies : Cucumis Sativus

2.2 Morfologi Tanaman Mentimum

            Tanaman timun jika di klasifikasikan yaitu berada pada divisi


spermatophyta (tanaman berbiji), sub divisi angiospermae (biji berada di dalam
buah), kelas dycotyledonae, ordo cucurbitales, famili cucurbitaeae, genus cucumis,
spesies cucumis sativus (Ovi R., 2016).

            Tanaman mentimun berakar tunggang. Akar tunggalnya tumbuh lurus ke


dalam tanah sampai kedalaman sekitar 20 cm. Tanaman mentimun dapat di tanam di
daratan rendah sampai tinggi. Mentimun termasuk tanaman semusim (annual) yang
bersifat menjalar atau memanjat dengan perantaran pemegang yang berbentuk pilin
spiral. Batangnya basah serta berbuku-buku. Tinggi tanaman mentimun dapat
mencapai 50 cm – 250 cm, bercabang dan yang tumbuh di sisi tangkai daun. Buah
berbentuk bulat panjang berwarna hijau gelap, tidak berongga dan sedikit berduri ±
Panjang buah 24,5−30 cm dan diameter buah 4 cm (Wira R. F. L., 2016)

        Umur 32−42 hari setelah pindah tanam. Daun mentimun berbentuk bulat dengan
ujung daun runcing berganda dan bergigi, berbulu halus, memiliki tulang daun
menyirip dan bercabang-cabang, kedudukan daun tetap. Mentimun berdaun tunggal,
bentuk, ukuran dan kedalaman lekuk daun mentimun bervariasi. Bunga mentimun
merupakan berbunga sempurna. Bunga mentimun bentuk terompet terdiri dari tangkai
bunga dan benang sari. Kelopak bunga berjumlah 5 buah, mahkota bunga terdiri dari
5-6 buah, berwarna kuning terang dan berbentuk bulat, bunga mentimun merupakan
bunga sempurna (Wira R. F. L., 2016).

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Mentimun

            Tanaman mentimun mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadap


lingkungan tumbuhnya. Di Indonesia mentimun dapat di tanam di dataran rendah dan
daratan tinggi yaitu sampai ketinggian 1000 meter diatas permukaan laut.  Di daerah
tropika seperti di Indonesia keadaan suhu udara di tentukan oleh tinggi permukaan
laut. Cahaya merupakan faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman
mentimun, karena penyerapan unsur hara akan berlangsung dengan optimal jika
pencahayaan berlangsung antara 8 jam – 12 jam/hari. Kelembaban relatif udara yang
di butuhkan tanaman mentimun jepang untuk pertumbuhan antara 50 – 85 %,
sementara curah hujan optimal yang diinginkan tanaman ini antara 200 – 400
mm/bulan. Curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan tanaman
mentimun jepang, terlebih pada saat mulai berbunga karena curah hujan yang tinggi
akan banyak menggugurkan bunga, jarak tanaman 30 cm x 30 cm (Wira R. F. L.,
2016).

2.4 Heritabilitas

Persilangan merupakan penyerbukan silang antara tetua yang berbeda susnan


genetiknya.pada tanaman menyerbuk sendiri hibridisasi merupakan langkah awal
pada program pemuliaan setelah dilakukan pemilihan tetua. Penyerbukan silang
merupakan tanaman yang dalam proses penyerbukannya, polen atau serbuk sari
berasal dari tanaman lain yang berbeda secara genotip.

2.5 Faktor Keberhasilan dan faktor kegagalan

2.5.1 Faktor Keberhasilan

 Pemilihan tetua atau Bunga yang sehat dan segar dengan tujuan dilakukannya
persilangan
 Pengetahuan tentang morfologi dan metode reproduksi tanaman
 Waktu pengambilan bunga ( waktu mekar/tanaman berbunga)
 Keadaan cuaca saat penyerbukan.
 Ketelitian peletakan serbuk di atas putik bunga
2.5.2 Faktor Kegagalan
 Cuaca, cuaca lebih ditekankan pada hujan karena bila persilangan dilakukan
pada saat mendung atau menandakan akan hujan, kemungkinan besar
persilangan tersebut tidak akan berhasil melainkan busuk.
 Tidak teliti dan tidak tepat dalam meletakan serbuk sari dari bunga jantan

2.6 Hama dan Penyakit pada Tanaman mentimun

Berdasarkan pengamatan secara langsung terhadap pertumbuhan tanaman


mentimun ada beberapa hama dan penyakit yang menyerang pada tanaman mentimun
yaitu:
Patogen, patpogen pada tanaman mentimun adalah Pythium aphanidermatum yang
menyebabkan penyakit busuk buah pada mentimun (Drechsler, 1925), selain pada
buah patogen juga dapat menyebabkan penyakit busuk akar, busuk batang dan rebah
kecambh. Penyakit yang menyering tanaman mentimun adalah rebah
kecambah, penyakit bercak daun Serkopspora, penyakit bercak daun Alternaria, dan
juga Antraknos. Gangguan bagi tanaman mentimun ternyata tidak hanya berupa hama
dan penyakit, namun juga berupa virus. Gejala umum yang ditimbulkan yaitu daun
klorosis, sehingga menguning keputihan. Sering kali permukaan daun menjadi tidak
rata, atau tampak mempunyaki lekuk-lekuk hijau tua. Jika terserang virus, daun tidak
bisa melakukan fotosintesis dengan baik, dan akhirnya pertumbuhan tanaman
terhambat, atau mati. penyakit virus ditularkan oleh serangga vektor, seperti kutu
daun.
BAB III

METODOLOGI

3.1

Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Praktikum

Praktikum Manajemen Tanah dan Tanaman dilaksanaakan pada hari Selasa, 19


April 2022, di Kombong Pertanian Universitas Islam Malang.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

 Tali raffia
 Cetok
 Tali Rafia
 Penggaris/Meteran
 Ajir (bambu)
 Gunting
 Cutter
 Kertas labebl
 Cotton but
 Benang
 Plastic
 Solasi

3.2.2 Bahan

 Campuran Tanah dan Pupuk kandang


 Benih Mentimun 2 Varietas ( varietas Erina & varietas zatavy)
 Pupuk cair, pupuk kandang
 Air
 Sekam
3.3 Pelaksanaan Penelitian

Praktikum di laksanakan di Kombong, Kampus Universitas Islam Malang dan


setiap 1 minggu setelah penanaman dilakukan pengamatan yang bertujuan untuk
mengetahui perkembangan dan pertumbuhan tanaman mentemiun. Untuk proses
perairan/ penyiramannya dilakukan satu kali dalam 1 hari.

3.4. Langkah kerja Penanaman Mentimun

3.4.1 Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyemaian dan lahan .
Media tanaman / lahan terlebih dahulu di campur dengan sekam dengan rata.

3.4.2 Pembenihan

Benih yang digunakan adalah benih yang berkualitas terbaik agar hasil yang
didapat tidak mengecawakan. Untuk memudahkan cara mengetahui benih yang baik
kita dapat membelinya di took pertanian, sebelum benih akan ditanam, sebaiknya
seleksi dulu benih-benih tersebut. Caranya sangat muda sekali, dapat dilakukan
dengan merendam benih kedalam air. Jika benih tersebut tenggelam maka benih
tersebut adalah benih yang baik, dan jika benihnya mengambang maka benih tersebut
adalah benih yang tidak baik. Setelah benih disemai, maka waktu yang diperluhkan
untuk tumbuh bijinya adalah kurang lebih 14hari atau sekitar 2 minggu.

3.4.3 Penanaman

Setelah benih mentimun berumur kurang lebih 2 minggu, barulah bibit bisa
dipindahkan dan siap di tanaman dilahan yang sudah disediakan, untuk kedalam
tanahnya adalah 5cm. jangan lupa pemupukan yang cukup dan rutinitas penyiraman
pada tanaman agar tanaman tumbuh sehat.

3.4.4 Pemeliharaan Tanaman

Selanjutnya pemberian pupuk kandang, dan pemusnahan rumput yang berada di


lahan. Setelah itu lakukan penyiraman pagi, maupun sore.

   Setelah 10 HST, berikan ajir (bambu) dengan cara menancapkan di tanah samping
tanaman (jangan terlalu dekat), dan ikat dari sisi kiri kana atau mengelilingi ajir
tersebut menggunakan tali raffia hal ini bertujuan untuk membantu tanaman tumbuh
(merambat) keatas. Jika keadaan tanah kering, lakukanlah penyiraman sekaligus
memperhatikan gulma bagian bedengan dengan cara mencabutnya khususnya sekitar
pohon tanaman. Pada umur 21 HST lakukanlah pengamatan dengan cara mengukur
tinggi tanaman, dan jumlah daun. Selanjutnya hal yang sama dilakukan pada 28 HST
dan 35 HST. Pada saat panen ( + 70 HST), lakukan pengamatan dengan cara
menghitung atau menimbang jumlah berat segarnya.

3.4.5 Parameter Pengamatan

Variabel Pertumbuhan

 Tinggi tanaman: dilakukan dengan cara mungukur tinggi tanaman dari


permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi.
 Jumlah daun: daun yang dihitung adalah daun yang sudah terbuka sempurna
(helai).
 Luas daun : luas daun tanaman dihitung mulai dari ujung paling lebar daun
dikalikan ujung paling panjang daun yang diberi satuan cm.
 Umur bunga: umur berbunga dengan menghitung jumlah dari sejak tanam
sampai 80% populasi tanaman sudah keluar bunga.
 Mengghitung buah tiap tanamn dilakukan dengan menghitung seluruh buah
pada tanaman setelah panen

3.5 Langkah kerja Hibridasi

 Tanamlah 2 varietas Mentimun, dan pada praktikum ini varietas mentimun 2


varietas yaitu Zatavy Dan Erina
 Bila tanaman mentimun sudag berbunga, maka siapkan peralatan yang
dibutuhkan
 Bahan yang digunakan Bungan jantan Zatavy dan Bungan jantan Erina
 Petik dan Pindahkan bunga jatan zatavy
 Setelah itu, lakukan kastrasi atau kegiatan membersihakan tanaman jatan
zatavy, kegiatan ini membuang mahkota, kelopak dan bunga disekitar bunga
jantan Zatavy, kegiatan ini bisa menggunakan gunting
 Selanjutnya, lakukan emaskulasi, yaitu kegiatan pembuangan alat kelamin
jantan Zatavy padang bunga erina betina, pembungan alat kelamin jantan pada
bungga betina mungganakan pinset/ bisa dengan tangan langsung
 Penyerbukan, yaitu peletakan polen ke kepala putik menggunakan jari dengan
hati- hati, Peletakan benang sari pada bagian yang tepat dan benar.
 Selanjutnya adalah, lakukan isolasi pada bunga yang sudah diserbuki,
menggunakan plastic yang sudah dilubangi dan diikat menggunakan benang,
tindakan isolasi dilakukan agar bunga yang sudah diserbuki atau disilangkan
tidak terganggu dan berhasil tumbuh.
 Dan yang terkahir adalah lakukan pelabelan pada bunga yang telah
disilangkan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Tabel 1. Tinggi Tanaman Minggu ke-2

TINGGI TANAMAN MINGGU 2

ULANGAN RATA-
PERLAKUAN JUMLAH
1 2 3 4 5 6 RATA

12 11 12 13
ERINA
123 73 5 0 5 0 686 114.3333

13
ZATAVY
80 0 95 61 93 78 537 89.5

20 22 17 21 20
JUMLAH
203 3 0 1 8 8 1223  

FK 106837.8

TABEL ANOVA
TINGGI TANAMAN
D
SK JK KT NHKT
B
18585.71 3717.1 8329.8
ULANGAN 5
4 4 3
PERLAKUA 1585.785 1585.7
1 6474.1
N 7 9
895.54 895.54
GALAT 5 4477.71
3 3
TOTAL 11 24649.21    

98.606
σ^2 g
1
796.93
σ^2p
7
H^2 0.1237
3

Tabel 2. Jumlah Daun Minggu ke-2

JUMLAH DAUN MINGGU 2


ULANGAN
PERLAKUAN JUMLAH RATA-RATA
1 2 3 4 5 6
2 1
ERINA
14 15 19 28 1 6 113 18.83333
1 1
ZATAVY
13 20 12 13 9 7 94 15.66667
4 3
JUMLAH
27 35 31 41 0 3 207  
FK 3060.643
TABEL ANOVA

TINGGI TANAMAN
D
SK JK KT NHKT
B
581.8571 116.37 258.08
ULANGAN 5
4 1 6
PERLAKUA 25.78571 25.785
1 202.3
N 4 7
25.342 25.342
GALAT 5 126.71
9 9
TOTAL 11 734.36    

0.0632
σ^2 g
7
25.279
σ^2p
6
H^2 0.0025
4.2 PEMBAHASAAN

Peningkatan bobot tanaman diduga dipengaruhi oleh serapan hara N, P, K, dimana


serapan hara tersebut mempengaruhi proses fotosintesis sehingga tanaman mentimun
memiliki batang, daun, dan cabang yang kokoh. Semakin tinggi serapan hara N, P, K,
maka akan semakin tingi pula bobot tanaman mentimun. Hal ini diduga karena
adanya hubungan eret antar kadar N, P, K, dengan bobot tanaman timun (Agung A,
W., dkk., 2015). 

            Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil rata-rata


tertinggi berdasarkan 3x ulangan dari perlakuan 19, sementara rata-rata terendah
diperoleh melalui perlakuan 23. Pada kolom yang berwarna merah sengaja
dikosongkan karena pada perlakuan 23 tidak dilakukan ulangan atau pengamatan
yang ke 3. Hal tersebut merupakan suatu kesalahan yang secara tidak sengaja
dilakukan karena situasi dan kondisi. Perbandingan rata-rata antara perlakuan yang
satu dan perlakuan lainnya ada yang sangat berbeda jauh, hal ini karena teknik
maupun orang pembudidaya tanaman tersebut pada saat proses perawatan tanaman
yang berbeda-beda, kemudian ditemukan pula gangguan maupun kerusakan pada
tanaman hingga kematian yang salah satu penyebabnya adalah pemberian pupuk yang
jarak antara letak pupuk dengan tanaman itu sendiri yang terlalu dekat. Tinggi
tanaman dapat dipengaruhi oleh pupuk khususnya unsur P dan unsur K.

            Hal tersebut sesuai dengan penelitian Wahyu W. D., (2016), bahwa Kalium
berperan sebagai aktivator berbagai enzim yang esensial dalam reaksi – reaksi
fotosintesis dan respirasi serta enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati.
Unsur P yang tinggi yang dapat menyusun aenosin triphosphate (ATP) yang secara
langsung berperan dalam proses penyimpanan dan transfer energi yang terkait dalam
proses metabolism tanaman serta berperan dalam peningkatan komponen hasil.
DAFTAR PUSTAKA

Aresta Ginting, Retni Mardu Hartati, Sri Manu Rochmiyati. 2018. Pengaruh


Berbagai Jenis Media Tanam dan Dosis Pupuk P Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Timun. JURNAL AGROMAST. Vol : 3(2).

Agung Ade Wijaya, Jamalam Lumbanraja, Yohanes C. Ginting. 2015. Uji


Efektivitas Pupuk Organonitrofos dan Kombinasinya Dengan  Pupuk Anorganik
Terhadap Pertumbuhan, Serapan Hara dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis
Sativus L.) Pada Musim Tanam Kedua Di Tanah Ultisol Gedung Meneng. Jurnal
Agrotek  Tropika. Vol. 3(3). Hal. 409-421.

Ovi Rukmana. 2016. Pengaruh Berbagai Suhu Penyimpanan dan Jenis Kemasan
Terhadap Karakteristik Mentimun (Cucumis Sativus L.) Organik [skripsi]. Program
Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknik Universitas Pasundan. Bandung.

Wahyu Wardiana Dewi. 2016. Respon Dosis Pupuk Kandang Kambing Terhadap


Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)Varietas Hibrida.
Jurnal Viabel Pertanian. Vol. 10(2). Hal. 11-29.

Riadi,A. 2015. Evaluasi Karakter Agronomi Beberapa galur mentimun


(Cucumis sativus l.) skripsi.Jurnal Agroteknologi FB Unila.Lampung

Sobir,M. dan M. Syukur.2015. Genetika tanaman. IPB Press.Bogor.

Syukur,M.,S.Sujiprihati, dan R. Yunita. 2015. Tenik Pemuliaan Tanaman. Edisi


Revisi. Penebar Swadaya JKT

Anonim.2015. Aneka Timun dan pengolahannya. Available online at


https://www.dapurumami.com [ 2 Desember 2015 ]

Anda mungkin juga menyukai