Anda di halaman 1dari 23

1

GEOTROPISME

LAPORAN

OLEH:
SALWA KHOVIVAH MANURUNG
220301074
AGROTEKNOLOGI-2

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2023
Judul : Geotropisme
Nama : Salwa Khovivah Anggi Br. Manurung
Nim :220301074
Program Studi : Agroteknologi 2

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

(Ir. Meriani Sembiring, MP)

NIP. 196505181992032091

i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan Rahmat dan hidayah-NYA sehingga saya dapat menyelesaikan

laporan pratikum yang berjudul “Geotranpormasi” ini dengan baik tanpa ada

hambatan.

Laporan pratikum ini menjelaskan tentang rangsangan biji jagung terhadap

cahaya matahari dan mengedarkannya ke seluruh tubuh tanaman serta untuk

memenuhi komponen penilaian dari laboratoriun fisiologi tumbuhan.

Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Ir.Meiriani. MP selaku dosen

penanggungjawab Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan serta abang dan kakak asisten

laboratorium yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan laporan ini.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu

saya mengharapakan kritik dan saran untuk laporan ini. Demikian yang dapat saya

sampaikan, saya ucapkan terimakasih.

Medan, 24 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………….……...………………………..i
KATA PENGANTAR……...……………….………………………………….………….……ii
DAFTAR ISI………………………………….……………………………...…………………iii

PENDAHULUAN
Latar Belakang…………..….…………...…………………….………………………...1
Tujuan Percobaan……………………...……………….………………………………..2
Kegunaan Penulis……………………...……………….………………………………..2

TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Botani Tanaman Jagung…………………………………………………………………3
1.2 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung…………………………………………………….......6
a. Iklim……………………………………………………………………………………..6
b. Tanah…………………………………………………………………………………….7
2.1. Geotropisme…………..…………………………………………………………………8

BAHAN DAN METODE


Tempat Dan Waktu Pratikum………………………………………………………..…10
Alat dan Bahan…………………………………………………………………………10
Prosedur Percobaan…………………………………………………………………….10

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil…………………………………………………………………………………….12
Pembahasan…………………………………………………………………………….13

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
1

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Radikula tumbuh keluar dari biji pada proses perkecambahan. Sistem

perakaran yang dimiliki oleh jagung adalah akar serabut yang memiliki tiga

macam akar, diantaranya adalah akar seminal, akar penyangga, dan akar adventif.

Metode pipa tunggal merupakan salah satu metode budidaya vertikultura atau

pembudidayaan tanaman secara vertikal. Penggunaan media selain tanah

sebagai tempat tumbuh tanaman terbukti efektif dan berhasil dilakukan serta

memiliki kelebihannya tersendiri (Ningrum,2021).

Makhluk hidup termasuk tumbuhan mempunyai kepekaan terhadap ransang dan

mampu bereaksi terhadap rangsang. Sifat ini dikenal dengan irritabilita. Iritabilitas pada

tumbuham disebabkan karena adanya bagian dinding sel yang tidak mengalami

penebalan. Pada bagian ini terdapat suatu celah yang disebut noktah yang

menghubungkan sel satu dengan yang lainnya (Harahap, 2012).

Gerakan pada tumbuhan merupakan suatu resapan terhadap rangsangan

(stimulus) baik yang berasal dari dalam maupun dari luar individu. Jadi timbulnya gerak

pada tumbuhan merupakan bukti adanya iritabilitas. Berdasarkan ada tidaknya

rangsangan, gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi :Gerak endonom adalahgerak

yang tidak dipengaruhi oleh faktor luar. Contohnya adalah gerak sitoplasma pada sel.

Gerak etionom adalah gerak yang dipengaruhi oleh rangsangan dari luar.

contohrangsangan dari luar adalah cahaya, suhu, gravitasi bumi, dll. Gerak higrokopis

adalahgerak yang disebabkan oleh berkurangnya kadar air secara terus-menerus,

sehingga biji, buah, atau sporagium menjadi retak (Lubis, 2013).


2

Pada tropisme, respon ini tergantung pada arah sumber stimulus serta sifat

dari stimulus. Apabila stimulus dianggap menguntungkan bagi tumbuhan, maka

tumbuhan tersebut akan tumbuh menuju arah stimulus dan apabila dianggap

berbahaya maka akan tumbuh menjauh dari stimulus. Tropisme berasal dari

pertumbuhan diferensial. Pertumbuhan ini dapat terjadi ketika sel-sel pada

sebagian area organ tum-buhan, contohnya akar, tumbuh cenderung lebih cepat

dibandingkan dengan sel-sel pada area berlawanan. Geotropisme atau

gravitropisme adalah respon pertumbuhan terhadap gravitas (Marissa et al., 2022).

Geotropisme sangat penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan

tumbuhan sifatnya yang mengarahkan pertumbuhan akar ke arah tarikan gravitasi

maupun kea rah berlawanan dari gravitasi maupun ke arah berlawanan dari gravitasi.

Hidrotropisme ialah suatu sifat pertumbuhan terarah dari tumbuhan akan stimulus air.

Jenis tropisme ini bersifat penting pada tumbuhan karna fungsinya yaitu sebagai

perlindungan dari kondisi kekeringan melalui sifat hidrotropisme positif dan kelebihan

air melalui sifat hydrotropisme negative (Marissa et al., 2022).

Tujuan Pratikum

Adapun tujuan pratikum ini adalah untuk pengaruh ransangan gravitasi bumi

terhadap pembengkoan akar tanaman jagung.

Kegunaan penulisan

Tujuan penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi syarat komponen

penilaian pada pratikum di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara dan sebagai sumber

informasi bagi pihak yang membutuhkan


3

TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Botani Tanaman Jagung
Tanaman jagung adalah tanaman rumput-rumputan dan berbiji tunggal

(monokotil). Jagung merupakan tanamann rumput kuat, sedikit berumpun

dengan batang kasar dan tingginya sekitar 0.6-3 m. tanaman jagung termasuk

jenis tumbuhan semusim dengan umur ± 3 bulan. Kedudukan taksonomi jagung

adalah sebagai berikut, yaitu: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta,

Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Monocotyledone, Ordo: Graminae, Famili:

Graminaceae, Genus: Zea, dan Spesies: Zea mays L. ( Paeru dan Dewi,2017).

Jagung adalah tanaman serealia yang berasal dari benua Amerika,

tepatnya dari negara Meksiko. Tanaman ini merupakan salah satu jenis tanaman

rumputrumputan dengan tipe biji monokotil. Di Indonesia, jagung digunakan

untuk pakan ternak, serta bahan dasar industri makanan dan minuman, tepung,

minyak, dan lain-lain. Tanaman jagung mulai digencarkan untuk ditanam dalam

rangka swasembada pangan di Indonesia (Wulandari dan Lalu. 2019).

Tanaman jagung merupakan tanaman pokok peringkat ke dua setelah

padi. Biji jagung kaya akan karbohidrat. Kandungan karbohidrat dapat mencapai

80% dari seluruh bahan kering biji. jagung merupakan tanaman tegak dan muda

terlihat sebagaimana sorgum dan tebu namun tidak seperti padi dan gandum.

batang beruas-ruas Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku

batang. Jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga Tanaman jagung memiliki

akar serabut yang dapat mencapi kedalaman 8 m meskipun sebagian besar

berada pada kisaran 2m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar

adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga


4

tegaknya tanaman. Akar merupakan organ yang bertanggungjawab agar tanaman

dapat berdiri tegak pada tanah dan sebagai penyerapan unsur hara dan air ke

batang. Tanaman Jagung memilik tiga tipe akar, yaitu akar seminal yang tumbuh

dari embrio dan radikula, akar advenfit yang tumbuh dari buku batang bagian

terbawah pada batang, dan akar udara (brace root) (Gadmor, 2016).

Jagung semi (baby corn) adalah tongkol jagung yang dipetik ketika

masih sangat muda dan sebelum biji terbentuk. Pada prinsipnya baby corn dapat

dihasilkan dari setiap jenis jagung. Namun untuk mendapatkan hasil baby corn

yang tinggi diperlukan jenis jagung yang khusus. Baby corn dipanen pada umur

yang relatif muda, 9 yaitu sebelum tongkol mengalami pembuahan dan masih

lunak. Baby corn memiliki umur produksi yang lebih singkat sehingga dalam

pengusahaannya lebih menguntungkan petani daripada jagung biasa. Baby corn

digolongkan ke dalam sayursayuran yang dikonsumsi dalam keadaan segar

dengan kelobot atau tanpa kelobot atau berupa produk olahan yang disajikan

dalam kemasan kaleng yang diawetkan (Buhaira dan Swari, 2013).

Batang jagung tidak berlubang, tidak seperti batang padi, melainkan

padat dan terisi oleh berkas-berkas pembuluh sehingga makin memperkuat

tegaknya tanaman. Batang jagung beruas dan pada bagian pangkal batangnya

beruas pendek, jumlah ruas batang berkisar 8–21 ruas, tergantung dari

varietasnya, sedangkan varietas berumur genjah, tinggi batang mencapai lebih

dari 90 cmTinggi tanaman jagung bervariasi sesuai dengan kondisi lingkungan.

Curah hujan yang rendah berakibat terhadap kurangnya ketersediaan air tanah

sehingga tanaman jagung mengalami cekaman kekeringan yang mengakibatkan


5

pertumbuhan tinggi tanaman jagung terhambat. Selain curah hujan, kepadatan

populasi juga dapat berpengaruh terhadap tinggi tanaman jagung dengan jumlah

90.000 tanaman/ha 2-3 cm lebih tinggi daripada tanaman jagung dengan jumlah

60.000 tanaman/ha. (Zubachtirodin et al., 2013).

Daun jagung memanjang, mempunyai ciri bangun pita (ligulatus), ujung

daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer). Diantara pelepah dan helai daun

terdapat ligula. Fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun

dan batang. Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Daun

terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun.

(Subekti et al., 2013).

Tanaman jagung disebut sebagai tanaman berumah satu karena bunga

jantan dan betina terdapat dalam satu tanaman tetapi letaknya terpisah. Bunga

jantan (tassel) tersimpan dalam bentuk malai di pucuk tanaman, sedangkan

bunga betina tersimpan pada tongkol yang terletak kira-kira pada pertengahan

tinggi batang jagung. (Riwandi et al., 2014).

Tanaman jagung bersifat protandrus yaitu tepung sari terlepas dari malai

sebelum periode rambut-rambut putik pada tongkol siap untuk diserbuk. Hal ini

yang sering menjadi kendala dalam melakukan kegiatan penyerbukan buatan

pada tanaman jagung, terutama untuk mendapatkan serbuk sari yang masih

viabel pada saat penyerbukan. Umumnya jagung yang tumbuh pada lingkungan

optimal selang waktu keluarnya serbuk sari dan terbentuknya rambut adalah 2- 4

hari dan pada kondisi yang demikian hasil yang dicapai sangat maksimal.

Sebaliknya pada kondisi lingkungan yang tidak optimal dijumpai periode yang
6

lebih panjang antara terbentuknya serbuksari dan keluarnya rambut. Praktis

kondisi demikian akan menurunkan hasil.(Maintang dan Maryam,2013).

1.2. Syarat Tumbuh Tumbuhan Jagung

A. Iklim

Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah

daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub0tropis/topis yang

basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU

hingga 0-40 derajat LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman

ini memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata

Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan

cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang

musim kemarau. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar

matahari. Sinar matahari yang baik mencapai l00 % (tempat terbuka). Tanaman

jagung yang ternaungi, perturnbuhannya akan terhambat/ merana, dan

memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah

(Dedi,2018).

Jagung manis harus mendapatkan sinar matahari yang cukup agar hasil

bijinya manis sempurna. Jagung manis memerlukan suhu antara 21-30 derajat

celcius. Pertumbuhan ideal jagung manis memerlukan suhu optimum antara 23-

27 derajat celcius. Suhu 30 derajat celcius sangat dibutuhkan dalam proses

perkecambahannya. (Fitrianti,2016).

Curah hujan yang ideal untuk tanaman jagung pada umumnya antara
7

200 sampai dengan 300 mm per bulan atau yang memiliki curah hujan tahunan

antara 800 sampai dengan 1200 mm. Saat tanam jagung tidak tergantung pada

musim, namun tergantung pada ketersediaan air yang cukup. Kalau

pengairannya cukup, penanaman jagung pada musim kemarau akan

memberikan pertumbuhan jagung yang lebih baik. (Riwandi et al., 2014).

B. Tanah

Tanaman jagung dapat tumbuh di segala kondisi tanah, mulai dari marjinal

hingga subur. Namun, untuk hasil produksi yang lebih baik, tanaman jagung akan

optimal jika dibudidayakan di tanah yang subur, kaya humus, gembur, dan

mengandung kapur. Tanaman jagung membutuhkan air yang harus selalu tersedia

namun tidak terlalu menggenang. Air ini dosisnya bisa lebih banyak apabila jagung

dalam kondisi perkecambahan dan pembentukan tongkol. (Prasya, 2022)

Tanaman jagung dapat tumbuh hampir disemua jenis tanah, Jagung akan lebih

baik pada tanah yang subur, gembur dan kaya akan humus serta aerasi dan drainase

yang baik. Pada tanah yang memiliki kandungan debu yang banyak mengandung hara

dan humus merupakan tanah yang baik untuk tanaman jagung.(Rizki,2020)

Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain Andosol, latosol, dan

Grumosol. Namun yang terbaik untuk pertumbuhan jagung adalah Latosol. Keasaman

tanah antara 5.6-7.5 dengan aerasi dan ketersediaan air yang cukup serta kemiringan

optimum untuk tanaman jagung maksimum 8%. pH tanah antara 5,6- 7,5. Aerasi dan

ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Dan ketinggian antara 1000-

1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50- 600 m 12 dpl (Fabians et al., 2016)
8

2.1. Geotropisme

Gerak nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh

arah datangnya rangsangan. Gerak nasti terdiri dari fotonasti, seismonasti, dan

niktinasti. Gerak triopisme adalah gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi

arah datang nya rangsangan. Gerak tropisme dibedakan menjadi beberapa

macam, yaitu hidrotropisme, fototrospisme, geotropism (Prihato, 2013).

Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi

bumi. Jika arah geraknya menuju rangsang disebut geotropisme positif,

misalnya gerakan akar menuju tanah. Jika arah geraknya menjauhi rangsang

disebut geotropisme negative, misalnyta gerak tumbuh batang menjauhi tanah

(Restuati, 2021).

Tumbuhan dapat membedakan arah atas dan bawah dengan

pengendapan statolit. Statolit adalah plastida khusus yang mengandung butiran

pati padat dan terletak pada posisi rendah, misalnya pada bagian tudung akar.

Adanya penumpukan statolit pada akar dapat memicu distribusi kalsium dan

auksin. Namun, tanaman yang tidak memiliki statolit pun masih dapat

mengalami gravitropisme yang disebabkan kinerja sel akar yang dapat

berfungsi sebagai indera dan menginduksi perenggangan protein sel ke atas dan

penekanan protein sel tanaman ke sisi bawah akar (Wiraatmaja, 2017).

Pada perlakuan 48 jam, akar kecambah dipotongdan diputar 90 o, tujuan

dilakukan perlakuan tersebut adalah untuk mengetahui pergerakan bagian


9

tumbuhan pada akar. Pada perlakuan 96 jam gerak bagian tumbuhan juga

berubah. Meskipun sebagian dari kecambah ada yang mati. Selaindaun dan

akar yang tidak tumbuh disini juga melihat bahwa sebagian dari kecambah

tersebut ada yang memendek, proses pemendekan batang tersebut

adalah disebabkan karena kurangnya hormon auksin yang berada dalam

kecambah tersebut (Zebua, 2016).

Salah satu faktor yang menyebabkan sifat geotropisme mengalahkan

sifat hidrotropisme pada jagung (Zea mays) adalah terdapatnya kandungan

air pada medium basah kering yang berpengaruh positif terhadap panjang

radikula, namun belum mampu untuk mempengaruhi arah tumbuh

melawan gravitasi atau geotropisme negatif. Perbedaan perlakuan

pemberian air pada sampel hanya menunjukan hasil perbedaan

terhadap panjang radikula, tidak dengan arah tumbuhnya (Marisa, 2022).


10

BAHAN DAN METODE


Waktu dan Tempat

Adapun pratikum ini dillakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakuktas

Pertani Universitas Sumatra Utara pada hari Kamis tanggal 17 Mei 2023

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan untuk pratikum ini Adapun bahan yang

digunakan pada percobaan ini adalah biji jagung yang sudah dikecambahkan selama

3 hari sebanyak 50 biji untuk bahan pratikum, kertas tissue sebagai lapisan lempeng

kaca.

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah lempeng kaca

sebagai media tempat di letakkannya bahan pratikum, gunting kecil untuk

memotong, dan kamar gelap tempat untuk perlakuan pratikum

Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaan pratikum ini yaitu:

 Diambil 2 buah lempeng kaca, lapisi dengan kertas tissue lalu basahi sampai

lembab

 Ikat karet gelang 3 buah vertical dan 3 buah horizontal

 Ikat kecambah jagung pada tiap titik pertemuan karet gelang dengan arah

Lembaga menghadap keatas

 Dimasukkan kedua lempeng kaca ke kamar gelap selama 48 jam, setelah itu

diamati dan digambarkan

 Dipotong semua akar kecambah jagung pada salah satu lempeng sepanjang 3mm
11

 Diputar kedua lempeng kaca sebesar 90o searah jarum jam sehingga kedudukan

kecambah horizontal dan masukkan ke kamar gelap.

 Setelah itu diamati Kembali dan digambarkan


12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Komoditi: Jagung (Zea mays L)

PENGAMATAN 48 JAM PENGAMATAN 48 JAM SETELAH AKAR

DIPOTONG DAN DIPUTAR 90O

Gelap Gelap

Semi Gelap Semi Gelap

Terang Terang
13

Pembahasan

Tumbuhan memiliki berbagai mcam gerakan yang dapat dilakukan sebagi

respons terhadap rangsangan lingkungan atau pergerakan internal. Beberapa gerakan

tumbuhan seperti, gerakan fototropisme, gerakan gravitopisme, gerakan tigmotropisme,

gerakan nastisme, gerakan kemotropisme, dan gerakan nutasi. Hal ini sesuai dengan

literatur dari Prihato (2013) yang menyatakan bahwa gerak nasti adalah gerak bagian

tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Gerak nasti terdiri

dari fotonasti, seismonasti, dan niktinasti. Gerak triopisme adalah gerak bagian

tumbuhan yang dipengaruhi arah datang nya rangsangan. Gerak tropisme dibedakan

menjadi beberapa macam, yaitu hidrotropisme, fototrospisme, geotropisme.

Gerakan gravitropisme terjadi sebagai respons terhadap gravitasi. Bagian-bagian

tumbuhan akan merespon gaya gravitasi dengan cara tertentu. Misalnya akar tumbuhan

akan tumbuh menuju kebawah, sedangkan batang tumbuhan akan menuju keatas. Hal

ini sesuai dengan literatur dari Restuati (2021) yang menyatakan bahwa geotropisme

adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi. Jika arah geraknya

menuju rangsang disebut geotropisme positif, misalnya gerakan akar menuju tanah. Jika

arah geraknya menjauhi rangsang disebut geotropisme negative, misalnyta gerak

tumbuh batang menjauhi tanah.

Dalam pratikum geotropisme, statolith digunakan sebagai indicator pergerakan

gravitasi pada tumbuhan. Dengan mempelajari perubahan posisi dan distribusi butiran

amilum dan sel statolith, dapat diamati bagaimana tumbuhan merespon gravitasi dan

menghasilkan gerakan geotropism. Hal ini sesuai dengan literatur dari Wiraatmaja

(2017) yang menyatakan bahwa tumbuhan dapat membedakan arah atas dan bawah
14

dengan pengendapan statolit. Statolit adalah plastida khusus yang mengandung butiran

pati padat dan terletak pada posisi rendah, misalnya pada bagian tudung akar. Adanya

penumpukan statolit pada akar dapat memicu distribusi kalsium dan auksin. Namun,

tanaman yang tidak memiliki statolit pun masih dapat mengalami gravitropisme yang

disebabkan kinerja sel akar yang dapat berfungsi sebagai indera dan menginduksi

perenggangan protein sel ke atas dan penekanan protein sel tanaman ke sisi bawah akar

Memutar lempeng kaca setelah 2 hari di kamar gelap bertujuaan untuk

mengubah orientasi pengaruh gravitasi pada tumbuhan sedang diamati. Hal ini

dilakukan untuk menguji akah tumbuhan merespon arah gravitasi baru dan melihat

apakah tumbuhan memilki kemampuan adaptasi yang fleksibel terhadap pengaruh

gravitasi yang berubah. Hal ini sesuai dengan literatur dari Zebua (2016) yang

menyatakan bahwa pada perlakuan 48 jam, akar kecambah dipotongdan diputar 90o,

tujuan dilakukan perlakuan tersebut adalah untuk mengetahui pergerakan bagian

tumbuhan pada akar. Pada perlakuan 96 jam gerak bagian tumbuhan juga berubah.

Meskipun sebagian dari kecambah ada yang mati. Selain daun dan akar yang tidak

tumbuh disini juga melihat bahwa sebagian dari kecambah tersebut ada yang

memendek, proses pemendekan batang tersebut adalah disebabkan karena

kurangnya hormon auksin yang berada dalam kecambah tersebut.

Geotropisme dan hidrotropisme adalah dua jenis gerakan tropisme pada

tumbuhan yang saling terkait. Geotropisme mengatur orientasi pertumbuhan akar dan

batang tumbuhan terhadap gravitasi, sedangkan hidrotropisme memandu pertumbuhan

akar ke arah sumber air. Keduanya berperan penting dalam membantu tumbuhan

mendapatkan air dan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kelangsungan
15

hidup mereka. Hal ini sesuai dengan literatur dari Marisa (2022) yang menyatakan

bahwa salah satu faktor yang menyebabkan sifat geotropisme mengalahkan sifat

hidrotropisme pada jagung (Zea mays) adalah terdapatnya kandungan air pada

medium basah kering yang berpengaruh positif terhadap panjang radikula, namun

belum mampu untuk mempengaruhi arah tumbuh melawan gravitasi atau

geotropisme negatif. Perbedaan perlakuan pemberian air pada sampel hanya

menunjukan hasil perbedaan terhadap panjang radikula, tidak dengan arah

tumbuhnya.

Hormon yang dipakai pada geotropisme adalah hormon auksin karena hormon

tersebut terkumpul dibagian bawah tumbuhan lebih banyak dibandingkan diatas. Dapat

diketahui bahwa hormon auksin berfungsi sebagai pertumbuhan akar. Hal ini sesuai

dengan literatur dari Purwanti (2014) yang menyatakan hormon auksin berperan

dalam proses pemanjangan sel, terdapat pada titik tumbuh pucuk tumbuhan yaitu pada

ujung akar dan ujung batang tumbuhan. Dalam kegiatan pembudidayaan tanaman

biasanya digunakan hormon buatan (zat pengatur tumbuh) untuk mendukung

pertumbuhan tanaman tersebut.

Berdasarkan dari tabel perlakuan 96 jam dapat dilihat pertumbuhan akar menjadi

bengkok dikarenakan akarnya sedang melakukan proses tumbuh kembali. Hal ini sesuai

dengan literatur dari Devlin (2013) yang menyatakan bahwa saat tudung akar

beregenerasi, geotropisme pada akar dipuihkan. Jika setengah dari ujung akar tanaman

jagung dipotong, akar (paada posisi horizontal maupun vertical akan berkembang

membengkong pada tudung akar yang tersisa.


16

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas sebagai berikut:

1. Tumbuhan memiliki berbagai macam gerakan yang dapat dilakukan sebagai

respons terhadap rangsangan lingkungan atau pergerakan internal.

2. Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi,

yang menyatakan bahwa arah geraknya menuju rangsang disebut geotropisme

positif

3. Statolith digunakan sebagai indicator pergerakan gravitasi pada tumbuhan.

Statolit adalah plastida khusus yang mengandung butiran pati padat dan terletak

pada posisi rendah, misalnya pada bagian tudung akar.

4. Memutar lempeng kaca setelah 2 hari di kamar gelap bertujuaan untuk

mengubah orientasi pengaruh gravitasi pada tumbuhan sedang diamati.

Perlakuan 48 jam, akar kecambah dipotong dan diputar 90o, tujuan dilakukan

perlakuan tersebut adalah untuk mengetahui pergerakan bagian tumbuhan pada

akar.

5. Geotropisme mengatur orientasi pertumbuhan akar dan batang tumbuhan

terhadap gravitasi, dan hidrotropisme memandu pertumbuhan akar ke arah

sumber air.

6. Hormon yang dipakai pada pratikum geotropism adalah hormon auksin. Hormon

auksin terkumpul dibagian bawah tumbuhan lebih banyak dibandingkan diatas

dan berfungsi sebagai pertumbuhan akar.

7. Alasan akar membengkok karean setelah dipotong, akar akan tumbuh kembali

membuat akar menjadi bengkok.


17

DAFTAR PUSTAKA

Desi Iskandar, 2018 “ Artikel Budidaya Jagung Manis” Universitas Lancang

Kuning Pekan baru.

Desy Fajar Faricea, 2020 “Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Limbah Tapioka Dan

Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Jagung Sebagai Sumber Belajar”

Universitas Negeri Semarang.

Dewi Oktaviani, 2018 “ II Tinjauan Pustak Botani Tanaman Jagung” Universitas

Muhammadiyah Malang.

Elia Retno Fitriani, Rusia Wirosoedarmo, J Bambang Rahardy, Ary Mustofa, 2013

“Pengaruh Aplikasi Dari Biodisgeter Berbahan Kotoran Sapi Dilahan Kering

Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung (Zea mays L)” Universitas

Brawijaya.

Faisal Prihartoro, Riska Maziyah, Laellatul Badriyah, 2013 “Pengaruh Fototropisme

Terhadap Perkecambahan Biji Kacang Hijau (Phaeseolus radiatus) dan Jagung

(Zea mays L)” Institut Teknologi Sepuluh November.

Feber Mediani Zebua, 2016 “Jurnal Geotropisme” Univeritas Sumatra Utara

Hanifa Mrista, Salni, Shila Gustifa, 2022 “Studi Geotropisma Versus Hidrotropisma

pada Radikula Jagung (Zea mays L Var. Saccharata) Dengan Metode Slang

Tunggal” Universitas Sriwijaya.

Ifan Prasya, 2022 “4 Syarat Tumbuh Jagung Agar Tumbuh Optimal” Universitas

Sebelas Maret.

Ir. Wayan Wiraatmaja, MP, 2017 “Pengertian dan Macam-macam Gerak Tumbuh”

Univeritas Udayana
18

Maintang dan Maryam Nuddin, 2013 “ Pengaruh Wajtu Penyerbukan Terhadap

Keberhasilan Pembuahan Jagung Pada Populasi SATP-2 (S2) C6”

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan.

Malang.

Ninuk Herlina dan Amelia Prasetyorini, 2020 “ Pengaruh Perubahan Iklim Pada Musim

Tanam Dan Produktivitas Jagung (Zea mays L )” Institut Pertanian Bogor.

Nurhidayat, 2020 “ Pengaruh pupuk Organik (POC) Kulit Jengkol Dan Pupuk Urea

Terhadap Pertumbuhan Serta Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L) Varietas

Bisi-2” Universitas Islam Riau.

Maju Lubis, 2013 “Laporan Pratikum Biologi Metabolisme” Universutas Bengkulu.

Prof . Oslan Jumadi, S.Si., M. PhiI., Ph. D., Dr. Ir. Muhammad. Jundq, M. Si.,Dr. Ir.

Muhammad. Wiharto Caronge. M. Si., Dr. A. Mu'nisa. S. Si., M. Si Dr. R. Neny

Iriany M., S. Si., Mp, 2022"Teknologi Budidaya Tanaman Jagung (Zea Mays)

& Sorgum( Sorghum bicolor (L) Moench" Universitas Negeri Makassar.

Rizki, S. Si, Mp, 2020 " Budidaya Tanaman Jagung" Politeknik Pertanian Negeri

Payakumbuh.

Riwandi, Merakati Handajaningsih, Hasanudin, 2014 " Teknik Budidaya Jagung

Dengan Sistem Organik di Lahan Marjinal:" Universitas Bengkulu

Ultimate, 2018 " tinjauan pustaka 2.1 tanaman jagung manis ( Ze mays L)" Universitas

Brawijaya
19

LAMPIRAN

Gambar 1. Lampiran pratikum

Gambar 2. Lampiran pemotongan akar

Gambar 3. Lampiran inkubasi benih

Anda mungkin juga menyukai