Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENELITIAN BIOLOGI

Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau

Disusun oleh:

MOCH. FARIZ ARKAN NUGRAHA

212210124

Tahun Ajaran 2023/2024

SMA NEGERI 4 KOTA TASIKMALAYA


Jl. Letkol R.E Djaelani Cilembang Tlp. (0265)330015 Kec.Cihideung Kota Tasikmalaya
46123 web: http://www.sman4-tsm.sch.id E-mail: info@sman4-tsm.sch.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas berkat rahmat dan hidayahNya saya

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Intensitas Cahaya Dalam Pertumbuhan Kacang

Hijau”.

Makalah ini diajukan guna memenuhi nilai dalam mata pelajaran BIOLOGI kelas XII tahun pelajaran

2023/2024.

Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu menyusun makalah ini,

yaitu guru mata pelajaran dan juga teman-teman.

Saya menyadari kekurangan dalam pembuatan makalah ini, saya mohon maaf yang sebesar

besarnya jika ada kesalahan didalamnya.

Harapan saya semoga makalah ini bermanfaat dan dijadikan sumber pengetahuan bagi pembaca,

aamiin.

Tasikmalaya, 27 Agustus 2023.

Penyusun.
ABSTRAK

Kacang hijau (Phaseolus radiatus) adalah tanaman yang tergolong dalam suku papilionaceae atau suku polong-

polongan. Kacang hijau merupakan komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat

Indonesia. Proses pertumbuhan kacang hijau terjadi melalui tiga tahap, yaitu perkecambahan, pertumbuhan primer,

dan pertumbuhan sekunder. Proses perkecambahan ditandai dengan munculnya radikula atau plumula dari dalam

biji. Perkecambahan kacang hijau dengan terangkatnya kotiledon dan plumula ke permukaan tanah. Pemanjangan

tanaman kacang ini terjadi pada bagian hipokotil (ruas batang dibawah kotiledon). Proses selanjutnya adalah

pertumbuhan primer dimana terjadi pertumbuhan pada embrio, ujung batang, dan ujung akar. Tahap terakhir

adalah pertumbuhan sekunder, tahap ini merupakan aktifitas kambium yang membentuk xylem sekunder dan floem

sekunder. Proses pertumbuhan kacang hijau ini tidak terlepas dari berbagai macam faktor yang mempengaruhi

salah satu faktor yang sangat berpengaruh adalah cahaya. Cahaya merupakan faktor mutlak yang diperlukan

tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Pada tanaman semakin banyak cahaya yang di peroleh dari

lingkungan akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dari tanaman itu sendiri karena cahaya akan merusak

kerja dari hormon pertumbuhan (auksin).


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ i

ABSTRAK.................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1

1.2 Judul Pratikum ............................................................................................................ 1

1.3 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 1

1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 1

1.6 Hipotesis ..................................................................................................................... 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 2

2.1 Tanaman Kacang Hijau ............................................................................................... 2

2.2 Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkemangan Pada Tumbuhan............... 3

BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................................... 6

3.1 Metode ........................................................................................................................ 6

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................................... 6

3.3 Alat dan Bahan............................................................................................................ 6

3.4 Cara Kerja ................................................................................................................... 7

3.5 Data Penelitian ........................................................................................................... 7

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 8

4.1 Hasil ........................................................................................................................... 8

4.2 Pembahasan ................................................................................................................ 9

BAB 5 PENUTUP .................................................................................................... 10

5.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 10

5.1 Saran ......................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ iv


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Organisme dicirikan oleh pertumbuhan dan perkembangan. Kedua aktivitas kehidupan ini tidak dapat
dipisahkan karena prosesnya terjadi secara bersamaan. Pertumbuhan didefinisikan sebagai peningkatan ukuran,
volume, dan jumlah sel yang tidak dapat diubah. Irreversible artinya tidak dapat kembali ke keadaan semula.
Padahal, perkembangan adalah suatu proses menuju kedewasaan. Perkembangan tanaman terbagi menjadi
beberapa tahap, yaitu tahap perkecambahan, dilanjutkan dengan tahap pertumbuhan primer dan tahap
pertumbuhan sekunder. Perkecambahan adalah proses dimana tanaman kecil tumbuh dari biji. Untuk itu perlu
diketahui bagaimana proses perkecambahan berlangsung serta kondisi dalam tunas dengan mempertimbangkan
faktor perkecambahan.
Dalam melangsungkan pertumbuhan, selain membutuhkan air dan tempat, tumbuhan juga membutuhkan
cahaya untuk berfotosintesis. Selain untuk itu, semua mahluk hidup juga memerlukan cahaya matahari untuk
kelangsungan hidupnya.
1.2 Judul Pratikum
Pengaruh Intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau

1.3 Rumusan Masalah


1. Apakah ada pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau?
2. Apakah Tempat gelap berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau?

1.4 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau.
2. Mempelajari dan mengetahui perbedaan perkecambahan kacang hijau pada media yang terpapar
cahaya yang berbeda.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian ilmiah.
2. Hasil penelitan ini dapat menjadi bahan untuk memperdalam ilmu pengetahuan penulis.

1.6 Hipotesis
Intensitas Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kacang Hijau


Menurut Setijo Pitojo (2004) Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman kacang hijau ini diklasifikasikan seperti
berikut.
Divisi : Spermatophyt
Sub-Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna Radiata L.
Kacang hijau merupakan tanaman pangan tahunan, tanaman perdu tegak. Tanaman kacang hijau
merupakan tanaman berumur pendek (60 hari). Pemanenan kacang hijau dilakukan beberapa kali dan berakhir
pada umur tanam 84 hari.
Komposisi tubuh kacang hijau meliputi akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Akar kacang hijau
bercabang banyak dan membentuk bintil akar (bintil). Uraian masing-masing bagian tumbuhan dijelaskan sebagai
berikut.
Akar tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakaran terbagi menjadi dua jenis yaitu mesofit
dan xerofit. Mesofit memiliki banyak cabang akar yang dangkal dan pola pertumbuhan yang luas. Sedangkan
xerofit memiliki akar yang lebih sedikit bercabang dan menjulur ke bawah.
Batang kacang hijau berbentuk bulat dan kasar. Ukuran batangnya kecil, dengan bulu berwarna coklat
kebiruan atau merah. Setiap batang buku memunculkan satu batang, kecuali daun pertama yang merupakan
sepasang daun berseberangan dan masing-masing daun merupakan daun tunggal. Batang tanaman kacang hijau
tumbuh tegak, tinggi bisa mencapai 1 m, cabang menjalar ke segala arah.
Daun kacang hijau tumbuh dengan pola majemuk, terdiri dari 3 helai anak daun pada setiap tangkai.
Daunnya berbentuk lonjong dengan ujung runcing dan berwarna hijau muda sampai tua dengan posisi daun
bergantian. Tangkai daunnya lebih panjang dibandingkan daunnya sendiri.
Bunganya berbentuk kupu-kupu, berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat. Bunganya bersifat
hermafrodit atau hermafrodit. Penyerbukan terjadi pada malam hari, sehingga bunga mekar pada pagi hari dan
mati pada sore hari.
Kacang hijau berbentuk kacang. Panjang polongnya sekitar 5 hingga 16 cm. Setiap buah berisi 10 hingga
15 biji. Polong kacang hijau berbentuk bulat, silindris atau pipih, dengan ujung agak runcing atau tumpul. Polong
muda berwarna hijau, kemudian berubah warna menjadi coklat atau hitam. Polongnya pendek atau berbulu (Sativo
Amor, 2014).
Kacang hijau mengandung protein yang cukup tinggi dan merupakan sumber mineral penting yang baik,
termasuk kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan lemaknya terdiri dari asam lemak tak jenuh.
Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau sangat membantu dalam memperkuat tulang. Kacang
hijau juga rendah lemak, sehingga sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari makan banyak lemak.
Kandungan lemak yang rendah pada kacang hijau membuat makanan atau minuman berbahan kacang hijau tidak
berbau.
Lemak kacang hijau terdiri dari 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh. Umumnya
kacang-kacangan banyak mengandung lemak tak jenuh. Mendapatkan banyak lemak tak jenuh penting untuk
menjaga kesehatan jantung.
Kacang hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan dan vitalitas pria. Oleh karena
itu, kacang hijau dan turunannya sangat cocok untuk orang yang baru menikah. Kacang hijau juga kaya akan
protein yang dapat menggantikan sel-sel mati dan mendorong pertumbuhan sel dalam tubuh, oleh karena itu anak-
anak dan wanita baru lahir dianjurkan untuk mengonsumsinya. (Wikipedia, 2015).

2.2 Faktor Yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan


2.2.1 Faktor Internal
1. Gen/Intraseluler
Gen adalah zat yang membawa sifat-sifat yang diturunkan dari induk ke generasi berikutnya. Gen memengaruhi
ciri dan sifat suatu makhluk hidup, sedangkan pada tumbuhan mempengaruhi bentuk tubuh, warna bunga, dan
rasa buah. Gen juga menentukan metabolisme, yang sangat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman tersebut. Tanaman dengan gen pertumbuhan yang baik akan tumbuh dan berkembang dengan cepat
tergantung pada periode masing-masing.
Walaupun faktor genetik penting, namun faktor ini bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan
morfologi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, faktor lingkungan juga memegang peranan
penting, seperti pohon-pohon dengan ciri-ciri unggul, yang hanya dapat tumbuh dengan cepat, menghasilkan buah
yang lebat dan manis pada tanah yang subur dan dalam kondisi yang baik. Jika ditanam di lahan tandus, kondisi
tidak sesuai maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini tidak akan optimal.
2. Hormon/Interseluler
Hormon merupakan senyawa kimia yang diproduksi dalam konsentrasi yang kecil oleh tubuh yang akan
memengaruhi sel atau organ target. Berikut adalah beberapa hormon pada tumbuhan yang membantu dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan antara lain hormon auksin, hormon giberelin, hormon sitokinin, asam absisat,
gas etilen. Berikut adalah penjelasan masing-masing hormon tersebut.
1) Hormon Auksin
Hormon auksin merupakan senyawa kimia Indol Asetic Acid (IAA) dihasilkan dari sekresi pada titik
tumbuh yang terletak pada ujung tunas (terdiri atas batang dan daun), ujung akar, daun muda, bunga, buah, dan
kambium. Jika hormon auksin berada di ujung tunas, maka akan diangkut oleh jaringan berkas pembuluh (xilem
dan floem) menuju ke tunas untuk tumbuh dan pemanjangan sel-sel jaringan batangnya.
2) Hormon Giberelin
Hormon giberelin secara alami terdapat pada bagian tertentu tumbuhan yaitu pada buah dan biji saat
berkecambah. Hormon giberelin berperan dalam dominansi apikal, pemanjangan sel, perkembangan buah,
perbungaan, dan mobilisasi cadangan makanan dari dalam biji. Giberelin juga ikut berpengaruh terhadap
pembentukan akar tumbuhan karena giberelin umum terdapat di bagian meristematik pada akar.
3) Hormon Sitokinin
Sitokinin merupakan hormon tumbuh yang terdapat pada tubuh tumbuhan. Sitokinin dibentuk pada
sistem perakaran. Fungsi hormon tersebut adalah:
▪ Merangsang pertumbuhan akar sehingga lebih cepat memanjang
▪ Mempercepat pelebaran daun
▪ Perangsang pertumbuhan tanaman ke arah samping dan pucuk tanaman
▪ Merangsang aktivitas pembelahan sel
▪ Membantu perkecambahan biji
4) Asam Abisat
Asam absisat (ABA) merupakan penghambat (inhibitor) dalam kegiatan tumbuhan. Hormon ini
dibentuk pada daundaun dewasa. Asam absisat mempunyai peran fisiologis diantaranya adalah:
▪ Mempercepat absisi bagian tumbuhan yang menua, seperti daun, buah dan dormansi tunas.
▪ Menginduksi pengangkutan fotosintesis ke biji yang sedang berkembang dan mendorong
sintesis protein simpanan.
▪ Mengatur penutupan dan pembukaan stomata terutama pada saat cekaman air.
5) Gas Etilen
Gas etilen adalah suatu gas yang dihasilkan oleh buah yang sudah tua sehingga buah menjadi matang.
Fungsi etilen adalah menyebabkan buah menjadi masak, menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dan
tebal, dapat memacu pembungaan, yang bekerja bersamaan dengan auksin dan bersama giberelin dapat mengatur
perbandingan bunga betina dan jantan pada tumbuhan berumah satu.
6) Asam Traumalin (Hormon luka)
Tanaman mampu memperbaiki kerusakan atau luka yang terjadi pada tubuhnya (regenerrasi).
Kemampuan ini dipengaruhi oleh hormone luka (asam traumalin). Hormon ini berfungsi merangsang pembelahan
sel pada bagian jaringan tumbuhan yang terluka sehingga jarian yang rusak akan digantikan dengan jaringan baru.
7) Kalin
Kalin adalah hormon yang berperan dalam proses organogenesis. Kalin berdasarkan fungsinya dibedakan
menjadi empat jenis, yaitu:
▪ Rizokalin, hormon yang memperngaruhi pembentukan akar.
▪ Kaulokalin, hormon yang mempengaruhi pembentukan batang.
▪ Filokalin, hormon yang mempengaruhi pembentukan daun.
▪ Antokalin, hormon yang mempengaruhi pembentukan bunga.

2.2.2 Faktor Eksternal


Faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan di antaranya adalah cahaya,
temperatur, kandungan air, kesuburan tanah, kelembapan, dan Ph tanah. Berikut adalah masing-masing
penjelasannya:
1. Cahaya
Cahaya sangat dibutuhkan untuk fotosintesis. Cahaya secara langsung mempengaruhi pertumbuhan setiap
tanaman. Pengaruh cahaya dapat diamati secara langsung dengan membandingkan tanaman yang tumbuh pada
kondisi gelap dan terang. Pada kondisi suram, pertumbuhan tanaman mengalami defoliasi yang ditandai dengan
pertumbuhan tidak normal (lebih panjang), daun pucat, kurang berkembang, dan batang lemah. Sebaliknya
pada kondisi terang tanaman lebih pendek, batang kuat, daun berkembang sempurna dan berwarna hijau.
Selama fotosintesis, cahaya secara langsung mempengaruhi ketersediaan makanan. Tumbuhan yang tidak
terkena cahayatidak dapat membentuk klorofil sehingga daunnya menjadi pucat.
2. Suhu
Suhu mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan tanaman. Memang hal ini ada kaitannya
dengan aktivitas enzim dan kandungan air dalam tubuh tumbuhan. Semakin tinggi suhunya, semakin banyak
keringat. Namun kandungan air dalam tubuh tanaman akan semakin rendah sehingga memperlambat proses
pertumbuhan. Suhu yang rendah dapat mengganggu waktu istirahat tunas atau benih. Perlakuan suhu rendah
mendorong pembentukan ruas yang lebih panjang dibandingkan yang ditanam di daerah bersuhu tinggi.
Perlakuanpanas dapat merangsang perkecambahan benih, suatu peristiwa yang dikenal sebagai vernalisasi.
3. Kandungan Air
Air merupakan senyawa yang sangat penting bagi tumbuhan. Air berfungsi membantu reaksi kimia dalam
sel. Selain itu, air menunjang proses fotosintesis dan menjaga kelembapan. Kandungan air yang terdapat dalam
tanah berfungsi sebagai pelarut unsur hara sehingga unsur hara tersebut mudah diserap oleh tumbuhan. Selain
itu, air memelihara temperatur tanah yang berperan dalam proses pertumbuhan. Pertumbuhan akan berlangsung
lebihaktif pada malam hari daripada siang hari karena pada malam hari kandungan air dalam tubuh tumbuhan
lebih tinggi daripada siang hari.
4. Nutrisi
Semua makhluk hidup membutuhkan makanan (nutrisi) untuk sumber energi. Unsur yang diperlukan
tumbuhan dalam jumlah besar yang disebut elemen makro atau unsur makro. Elemen makro terdiri atas karbon,
oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, fosfor, kalium, dan magnesium. Selain itu, ada elemen yang disebut elemen
mikro atau unsur mikro seperti besi, klor, tembaga, seng, molibdenum, boron, dan nikel. Elemen mikro adalah
unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah sedikit.
5. Kelembapan
Tanah lembap sangat cocok untuk pertumbuhan, terutama saat perkecambahan biji. Hal ini karena tanah
lembap menyediakan cukup air untuk mengaktifkan enzim dalam biji serta melarutkan makanan dalam
jaringan. Tingkat pengaruh kelembapan udara atau tanah pada tumbuhan berbeda-beda. Ada tanaman yang
membutuhkankelembapan udara dan kelembapan tanah yang tinggi, misalnya lumut hati. Sebaliknya, ada juga
tanaman yang tumbuh dengan baik pada dengan kelembapan udara dan tanah kelembapan rendah, misalnya
Aloe vera (lidah buaya) dan beberapa jenis tanaman anggrek.
6. Oksigen
Oksigen diperlukan untuk proses respirasi aerob. Melalui proses tersebut, tumbuhan dapat memeroleh
energyuntuk pertumbuhannya. Tumbuhan yang kekurangan oksigen dapat mengalami kematian.
7. Nilai pH (Tingkat keasaman)
Nilai pH yang dimaksud adalah pH tanah. Nilai pH dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Hal ini karena nilai pH menentukan kemampuan tumbuhan dalam mengambil unsur hara dalam
tanah. Jika nilai pH tidak sesuai, tanaman dapat mengalami keracunan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode

Metode yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah bentuk pengamatan (observasi)

langsung terhadap tumbuhan kacang hijau yang mengalami dua perlakuan yang berbeda dan

mencari tahu faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3.2 Alat dan Bahan

Untuk melakukan penelitian ini, alat dan bahan yang akan digunakan :

1. 2 buah wadah

2. Kapas

3. Kacang hijau secukupnya

4. Air

5. Mistar/Penggaris

6. Kamera

3.3 Waktu dan Tempat

Mengenai tempat pelaksanaan penelitian, saya melakukan penelitian ini di rumah saya sendiri.

Untuk kacang hijau yang langsung terkena cahaya matahari, saya meletakan diatas galon tempat

pengambilan air minum, karena memang cahaya dapat langsung menyinari tanaman, untuk kacang

hijau yang berada di tempat gelap saya meletakkanya di bawah rak.

Perkecambahan ini berlangsung selama seminggu atau 5 hari. Penyiraman 1x sehari pada

malam hari. Dan pada pertumbuhan di hari 3, saya mulai melakukan pengukuran pada kacang hijau

yang sudah berkecambah.


3.4 Cara Kerja

Cara kerja dalam penelitian ini, ialah :

1. Rendam beberapa biji kacang hijau selama 1 jam.

2. Siapkan dua wadah

3. Basahkan beberapa kapas, lalu masukkan kedalam wadah.

4. Taburkan kacang hijau di setiap wadah.

5. Letakkan salah satu wadah di tempat yang langsung terkena cahaya matahari dan yang satu di

tempat yang gelap.

6. Tunggu beberapa hari sampai kecambah muncul, dengan terus menyiramkan sedikit air agar

tetap lembab.

7. Setelah kecambah sudah cukup tinggi lakukan pengukuran setiap harinya, di setiap wadah

kacang hijau tersebut.

3.5 Data Penelitian

Dari penelitian tersebut, maka data yang didapat, yaitu :

Tabel 1.1

HARI
DENGAN CAHAYA TANPA CAHAYA
KE

1 0,0 cm 0,0 cm

3 0,1 cm 5 cm

5 2 cm 15 cm

RATA

RATA 0,7 cm 6,6 cm


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.4.1 Hasil Pertumbuhan Biji Kacang Hijau
Bagan 1.1 Hasil penelitian

Panjanng tanaman/cm
20

15

10

0
Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-5

Cahaya Tanpa Cahaya

Tabel 1.2 Dokumentasi Penelitian

Hari Dengan Cahaya Tanpa Cahaya

5
4.2 Pembahasan

Pada tempat gelap, pertumbuhan tanaman sangat laju, apalagi di dua hari terakhir penaikan panjang
tanaman sangat signifikan. Dari percobaan yang telah saya lakukan, diperoleh data yang telah saya
cantumkan diatas. Pada tanaman kacang hijau yang disimpan ditempat gelap pertumbuhan tanaman
tumbuh dengan cepat tapi dengan kondisi yang tidak normal, batang tauge yang harusnya bervolume
ini menjadi memanjang seperti tanaman jamur. Hal ini dikarenakan cahaya merupakan faktor mutlak
yang diperlukan tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Pada tanaman semakin banyak
cahaya yang di peroleh dari lingkungan akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dari tanaman
itu sendiri karena cahaya akan merusak kerja dari hormon pertumbuhan (auksin) sehingga tanaman
yang memperoleh cahaya yang baik memiliki batang yang lebih pendek dari pada tanaman yang tidak
memperoleh cahaya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari data diatas, dapat kita lihat simpulkan bahwa intensitas cahaya memang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Dari data di atas juga, dapat disimpulkan bahwa kecambah kacang hijau lebih mudah dan cepat
tumbuh pada tempat gelap, tetapi dengan hasil yang kurang baik.

5.2 Saran
Saran saya, apabila ingin menanam kacang hijau, tanamlah ditempat yang tepat, tidak terlalu
terpapar cahaya matahri dan gelap, tanam ditempat dengan suhu normal, siram dengan air dengan
pH netral dan tetap pantau nutrisi tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Jazilatul Maghfiroh, artikel pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman diakses pada hari
Senin 28 Agustus 23
https://perpustakaan.pancabudi.ac.id/dl_file/penelitian/17630_17_ABSTRAK.pdf

Anda mungkin juga menyukai