Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN EKSPERIMEN BIOLOGI

Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap


Pertumbuhan Kacang Hijau

OLEH :
KELOMPOK 2
KELAS XII MIPA 3

1. Andi Sry Wahyuni R. (05)


2. Apriani Sirampun (06)
3. Aulia Ramadhani Bansuari (08)
4. Avivah Pusphita Akbar (09)
5. Cinta Raodatul Jannah (10)
6. M. Naufal Nawwar Adly (19)

SMA NEGERI 3 MAKASSAR


TP 2022/202

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok yang berkaitan dengan materi
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yakni “Pengaruh Cahaya Terhadap
Pertumbuhan Kacang Hijau” ini dengan tepat waktu.

Adapun tujuan penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
pelajaran Biologi. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan khususnya pada Kacang Hijau.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Thresjee M. Katili selaku guru Biologi
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami
terhadap materi ini. Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan laporan
ini.

Hormat Kami,

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………. i

Daftar Isi ……………………………………………………………..……………………… ii

BAB I : Pendahuluan …………………………………………………………………………1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………..1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………..………2

1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………………2

1.4 Manfaat ………………………………………………………………..…………………….2

BAB II : Landasan Teori …………………………………………………….………………..3

2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman ……………………………………..3

2.2 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman ………………………………………..4

2.3 Jenis Jenis Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman ………………………...…………….5

2.4 Fakor Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman ………….…7

BAB III : Hasil Eksperimen ……………………………………………………………….…..11

3.1 Alat dan Bahan …………………………………………………………………..…………..11

3.2Cara Kerja ……………………………………………………………..……………………..11

3.3 Tabel Pengamatan …………………………………………………………..……………….12

3.4Kesimpulan …………………………………………………………………….…………….13

3.5 Gambar/Foto …………………………………………………………………………………1

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber energi utama untuk kehidupan adalah cahaya matahari, tanpa adanya cahaya
matahari maka kehidupan tidak akan berjalan lancar. Cahaya matahari sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan morfologi tanaman karena cahaya matahari dibutuhkan untuk proses
penyatuan CO2 dan air dalam pembentukan karbohidrat. Secara garis besar terdapat 2 jenis
tanaman yaitu tanaman yang jika terkena cahaya matahari penuh akan tumbuh dengan baik atau
yang disebut dengan tanaman heliofit, dan tanaman yang akan tumbuh baik ketika terkena
cahaya matahari rendah disebut juga dengan tanaman skiofit (Lukitasari, 2010). Terdapat dua
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu faktor yang berasal dari pengaruh cahaya
matahari, kelembaban, suhu, angin, awan dan pencemaran udara disebut juga dengan faktor
makro. Serta faktor yang berupa media tumbuhan, kandungan O2 serta CO2 yang ada di udara
disebut juga dengan faktor mikro (Suryowinoto, 1988).

Intensitas cahaya akan berpengaruh terhadap proses fisiologi tanaman, hal ini dapat
dilihat dari keadaan morfologinya. Ketika intensitas cahaya tinggi sel-sel daun akan berukuran
lebih kecil, jumlah klorofil lebih sedikit, serta tilakoid pada daun menggumpal sehingga hal ini
menyebabkan ukuran daun lebih kecil dan lebih besar serta jumlah daun pada tanaman lebih
banyak. Sedangkan ketika tanaman mempunyai ukuran daun lebih kecil, daun lebih tebal serta
ruas batang lebih pendek menandakan bahwa tanaman mendapatkan cukup intensitas cahaya
matahari (Buntoro, 2014). Fotosintesis adalah proses memproduksi energi terpakai dimana
karbondioksida dan air dibawah pengaruh cahaya diubah ke dalam persenyawaan organik yang
berisi karbon yang kaya akan energi. Adapun fungsi dari fotosintesis adalah untuk menghasilkan
glukosa yang nantinya digunakan sebagai sumber energi utama tanaman, dengan adanya glukosa
ini akan terbentuk sumber energi lemak dan protein (Naomi, 2018).

Kacang hijau termasuk kedalam suku polong-polongan yang mengandung bahan baku
berprotein nabati tinggi yang dapat dimanfaatkan pada berbagai jenis olahan produk makanan
dan merupakan komoditas pangan yang dapat menjadi pengganti kacang kedelai. Selain itu
kacang hijau merupakan jenis kacang-kacangan yang sangat banyak peminatnya di indonesia,
karena dari beberapa faktor kacang hijau ini mempunyai banyak kelebihan jika dibandingkan
jenis kacang-kacangan lainnya (Mustakim, 2015). Terdapat beberapa tahap pertumbuhan kacang
hijau, yaitu perkecambahan, pertumbuhan primer, dan pertumbuhan sekunder. Awal
pertumbuhan kacang hijau ini yaitu dengan proses perkecambahan yaitu ketika keluarnya bakal
akar dari kulit biji. Lalu tahap yang kedua yaitu terjadi pertumbuhan pada meristem primer.
4
Meristem ini terletak pada ujung akar dan ujung tunas. Dan tahap yang terakhir yaitu
pertumbuhan sekunder yaitu pertumbuhan yang menghasilkan perubahan ukuran diameter pada
tumbuhan akibat adanya aktivitas kambium (Ningsih, 2019).

Cahaya matahari sangat dibutuhkan dalam proses perkecambahan biji, seperti biji kacang
hijau (Vigna radiata L.). Pada proses perkecambahan ini terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi yaitu faktor internal dan faktor eksternal dan cahaya matahari merupakan faktor
eksternal. Perkecambahan merupakan proses terbentuknya kecambah pada biji (plantula).
Kecambah dapat kita definisikan sebagai tumbuhan kecil yang baru muncul dari biji dan
hidupnya masih sangat tergantung pada persediaan makanan yang terdapat didalam biji.
Kecambah tersebut akan tumbuh dan berkemang menjadi semai atau anakan. Yang pada tahap
selanjutnya akan menjadi tumbuhan dewasa (Hasanah, 2018).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji kacang hijau yaitu
faktor internal yang berupa kadar air pada biji, kerusakan benih dan biji. Sedangkan faktor
eksternal nya meliputi cahaya, suhu, oksigen, kelembaban dan udara di sekitarnya (Mudadina,
2006). Jadi cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau
oleh karena itu pada percobaan ini peneliti akan melihat sejauh mana cahaya matahari
mempengaruhi pertumbuhan kacang hijau dan apa yang akan terjadi pada proses pertumbuhan
kacang hijau yang tidak terkena cahaya matahari atau di tempat gelap.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana pengaruh cahaya matahari terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau?
b. Bagaimana perbedaan dari Kacang Hijau yang berada di tempat terang dan gelap?

1.3 Tujuan
Pratikum ini bertujuan untuk membandingkan kecepatan tumbuh tanaman kacang hijau ditempat
yang berbeda intensitas cahaya matahari.

1.4 Manfaat
Manfaat dari pratikum ini yakni kita bisa mengetahui bagaimana pengaruh cahaya terhadap
Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tanaman khususnya pada Kacang Hijau.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman

Pengertian pertumbuhan selalu dikaitkan dengan perkembangan, pada hal kedua istilah
tersebut memiliki pengertian dan konsep yang berbeda, walaupun sama-sama merupakan proses
yang tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan adalah proses bertambahnya jumlah protoplasma sel
pada suatu organisme yang disertai dengan pertambahan ukuran, berat dan jumlah sel yang
bersifat tidak dapat kembali pada keadaan sebelumnya, sedangkan pengertian perkembangan
pada perisipnya adalah tahapan-tahapan perubahan yang progresip yang terjadi dalam rentang
kehidupan organisme, tanpa membedakan asfek-asfek yang terdapat dalam diri organisme
tersebut.

Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak dapat
balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Pada
proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan dapat
diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses
perkembangan berjalan sejajar dengan pertumbuhan. Berbeda dengan pertumbuhan,
perkembangan merupakan proses yang tidak dapat diukur yaitu bersifat kualitatif, tidak dapat
dinyatakan dengan angka. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dimulai sejak
perkembangan biji.

Kecambah kemudian berkembang menjadi tumbuhan kecil yang sempurna. Setelah


tumbuh hingga mencapai ukuran dan usia tertentu, tumbuhan akan berkembang membentuk
bunga dan buah atau biji sebagai alat perkembang biakannya. Pertumbuhan pada tumbuhan
terjadi di daerah meristematis (titik tumbuh), yaitu bagian yang mengandung jaringan meristem.
Jaringan ini terletak di ujung batang, ujung akar, dan kambium. Aktivitas jaringan meristem yang
bila dibandingkan dengan jaringan meristem di kambium. Oleh karena itu pertumbuhan pada
tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan
sekunder.

6
Pertumbuhan pada makhluk hidup bersel banyak (multiselluler) ditandai dengan
pertambahan ukuran sel (sel bertambah besar dan panjang) dan pertambahan jumlah sel.
Sedangkan pertumbuhan pada makhluk ber sel satu (uniselular) ditandai dengan penambahan
ukuran sel. Adanya proses pertumbuhan ini dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Tanaman yang bertambah panjang di tempat gelap belum dikatakan tumbuh walaupun
volumenya bertambah, karena bobot kering sebenarnya menurun akibat respirasi yang terus
berlangsung, sedangkan fotosintesa tidak terjadi. Dalam keadaan normal pertumbuhan bukan
saja pertambahan volume tetapi juga diikuti oleh pertambahan bobot kering. Proses pertumbuhan
tanaman terdiri dari pembelahan sel, lalu diikuti oleh pembesaran sel dan terakhir adalah
difrensiasi sel. Pertumbuhan hanya terjadi pada lokasi tertentu saja, yaitu pada jaringan
meristem. Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya aktif membelah.
Motosis terjadi pada daerah meristem dan untuk pembelahan ini yang paling aktif dalam
pembelahan sel ini adalah jaringan meristem ujung akar dan batang. Aktivitas meristem kedua
bagian ini menyebabkan terjadinya pertumbuhan ke bawah dan ke atas yang disebut juga
pertumbuhan sel-sel pada kambium yang disebut pertumbuhan sekunder. Proses pertumbuhan ini
terjadi karena adanya pembelahan mitosis, yaitu pembelahan sel-sel tubuh yang memerlukan
karbohidrat dan protein dalam jumlah yang relatif besar. Pembelahan itu sendiri ada dua jenis
yaitu meiosis dan mitosis. Kalau mitosis pembelahan dari sel tubuh sedangkan meiosis
pembelahan sel kelamin. Untuk kegiatan mitosis ini maka pengangkutan air, karbohidrat, protein
dan zat-zat lain ke daerah meristem berjalan lancar. Setelah pembelahan sel, akan terjadi
pembesaran sel. Seperti pada pembelahan sel, pembesaran sel juga terjadi pada jaringan
meristem. Urutan terakhir dari proses pertumbuhan tanaman disebut diferensiasi. Tumbuhan
tumbuh dari kecil menjadi besar dan berkembang dari satu zigot menjadi embrio kemudian
menjadi satu individu yang mempunyai akar, batang, dan daun. Pertumbuhan merupakan hasil
interaksi antara faktor dalam dan luar.

2.2 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman


Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dimulai sejak perkecambahan biji. Kecambah
kemudian berkembang menjadi tumbuhan kecil yang sempurna. Setelah tumbuh hingga
mempunyai ukuran dan usia tertentu, tumbuhan akan berkembang membentuk bunga, buah atau
biji sebagai alat perkembangbiakan.

a. Pertumbuhan Biji
1. Biji melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai ukuran bijinya bertambah dan
menjadi lunak.
2. Pada saat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan
berbagai reaksi kimia.
3. Kerja enzim ini antara lain mengaktifkan metabolisme di dalam biji dengan mensintesis
cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada saat perkecambahan
berlangsung.

b. Perkecambahan

7
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan
hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio. Proses perkecambahan yang terjadi pada biji
adalah :
1. Proses Fisika.
Proses ini terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi), akibat dari potensial air rendah
pada biji yang kering.
2. Proses Kimia
Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon giberelin. Hormon
ini akan mendorong aleuron untuk mensintesis dan mengeluarkan enzim. Enzim
bekerja dengan menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam endosperm.
Enzim amylase menghidrolisis pati dalam endosperm menjadi glukose. Glukosa ini
diperlukan untuk pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.

2.3 Jenis Jenis Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman

1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas jaringan
meristem primer atau disebut juga meristem apikal. Titik tumbuh primer terbentuk sejak
tumbuhan masih berupa embrio. Jaringan meristem ini terdapat diujung batang dan ujung
akar. Akibat pertumbuhan ini akar dan batang tumbuhan bertambah panjang. Pada titik
tumbuh, pertumbuhan terjadi secara bertahap. Oleh karena itu daerah pertumbuhan dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu daerah pembelahan, daerah perpanjangan, dan daerah
diferensiasi.
Daerah pembelahan terletak di bagian paling ujung. Di daerah ini sel-sel baru
terus-menerus dihasilkan melalui proses pembelahan sel. Daerah inilah yang disebut
daerah meristematis. Daerah pemanjangan terletak di belakang daerah pembelahan. Di
daerah ini sel-sel hasil pembelahan akan tumbuh sehingga ukuran sel bertambah besar.
Akibatnya di daerah inilah yang mengalami pemanjangan. Sedangkan daerah diferensiasi
terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel yang telah tumbuh mengalami
perubahan bentuk dan fungsi. Sebagian sel mengalami diferensiasi menjadi epidermis,
korteks, xilem, dan floem. Sebagian lagi membentuk parenkim, kolenkim, dan
sklerenkim.
Pertumbuhan yang terjadi selama fase embrio sampai perkecambahan merupakan
contoh pertumbuhan primer. Struktur embrio terdiri atas tunas embrionik yang akan
membentuk batang dan daun, akar embrionik yang akan tumbuh menjadi akar, serta
kotoledon yang berperan sebagai penyedia makanan selama belum tumbuh daun. Pada
biji yang berkecambah, struktur yang pertama muncul adalah radikula yang merupakan
bakal akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil dan merupakan struktur yang
berasal dari akar embrionik. Pada bagian ujung atas terdapat epikotil,yaitu bakal batang
yang berasal dari tunas embrionik.
Tahap awal pertumbuhan pada tumbuhan monokotil berbeda dengan dikotil. Pada
monokotil akan tumbuh koleoptil sebagai pelindung ujung bakal batang. Begitu koleoftil
muncul di atas permukaan tanah, pucuk daun pertama akan muncul menerobos koleoptil.

8
Biji masih tetap berada di dalam tanah dan memberi suplai makanan kepada kecambah
yang sedang tumbuh. Perkecambahan seperti ini dinamakan perkecambahan hypogeal.
Pada dikotil tidak muncul kolepotil. Dari dalam tanah, kotiledonnya akan muncul keatas
permukaan tanah bersamaan dengan munculnya daun pertama. Kotiledon akan memberi
makan bakal daun dan bakal akar sampai tumbuhan tersebut dapat melakukan
fotosintesis. Perkecambahan yang kotiledonnya terangkat ke permukaan tanah dinamakan
perkecambahan epigeal.

2. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh aktivitas jaringan meristem sekunder
seperti pada jaringan kambium pada batang tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.
Semakin tua umur tumbuhan, batang tumbuhan dikotil akan semakin besar. Hal ini
disebabkan adanya proses pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder ini tidak terjadi
pada tumbuhan monokotil. Bagian yang paling berperan dalam pertumbuhan sekunder ini
adalah cambium. Sel-sel jaringan kambium senantiasa membelah yaitu ke arah dalam
membentuk xilem atau kayu sedangkan pembelahan ke luar membentuk floem atau kulit
kayu yang menyebabkan diameter batang dan akar bertambah besar. Kabium pada posisi
seperti ini dinamakan kambium intravaskuler. Sel-sel parenkim yang terdapat di antara
pembuluh, lama kelamaan berubah menjadi cambium. Kambiun ini dinamakan cambium
intervaskuler.
Kedua macam cambium tersebut lama kelamaan akan bersambungan. Posisi
cambium ini akan terus berkembang membentuk xylem sekunder dan floem sekunder
sehngga batang menjadi semakin besar. Akibat semakin besarnya batang, diperlukan
jalan untuk mengangkut makanan kearah samping (lateral). Untuk keperluan tersebut
dibentuklah jari-jari empulur Aktivitas pertumbuhan kambium tidak selalu sama antara
musim penghujan dengan musim kemarau. Di musim penghujan, air dan zat hara terlarut

9
tersedia dengan melimpah sehingga pembelahan sel lebih giat. Sebaliknya dimusim
kemarau, ketersediaan air berkurang sehingga aktivitas pembelahan sel berkurang.
Aktivitas pembelahan yang berbeda ini tampak sebagai cincin-cincin konsentris
pada batang yang disebut lingkaran tahun. Perkembangan pada tumbuhan merupakan
diferensiasi atau spesialisasi sel atau bagian-bagian tumbuhan untuk melakukan fungsi
khusus (menjadi dewasa). Perkembangan pada tingkat sel misalnya sel-sel hasil
pembelahan jaringan meristem mengalami diferensiasi membentuk jaringan pengangkut.
Contoh perkembangan pada tingkat organ misalnya terbentuknya organ generatif yaitu
munculnya bunga. Beberapa jenis tumbuhan memiliki umur yang berbeda-beda untuk
berkembang menjadi dewasa. Masa dewasa ditandai dengan kemampuan berkembang
biak secara generatif. Jadi ketika suatu tumbuhan telah membentuk bunga berarti
tumbuhan itu telah dewasa dan dapat bereproduksi secara generatif (menghasilkan biji).
Biji merupakan calon individu yang dapat tumbuh dan berkembang jika menemukan
kondisi lingkungan yang sesuai.

2.4 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman


Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman dapat dibagi atas dua faktor
yaitu lingkungan dan genetik. Lingkungan tumbuh tanaman sendiri dapat dikelompokkan
atas lingkungan biotik (tumbuhan lain, hama, penyakit dan manusia), dan abiotik (tanah
dan iklim). Penjelasan dari faktof-faktor tersebut dapat diringkas sebagai berikut :
1. Faktor internal (dalam)
Faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan adalah faktor genetik (hereditas), enzim dan zat pengatur tumbuh
(hormon).
Genetik (hereditas)
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel makhluk hidup. Gen
bekerja untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan
perkembangan. Gen disamping dapat mempengaruhi ciri dan sifat makluk hidup, gen
juga dapat menentukan kemampuan metabolisme makluk hidup, sehingga mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangannya. Meskipun peranan gen sangat penting, factor
genetis bukan satu satunya factor yang menentukan pola pertumbuhan dan
perkembangan, karena juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Contohnya tanaman
yang mempunyai sifat unggul dalam pertumbuhan dan perkembangannya, hanya akan
tumbuh dengan cepat, cepat berbuah dan lebat, jika ditanam pada lahan yang subur dan
kondisi lingkungannya sesuai. Bila ditanam di tempat kurang subur dan lingkungannya
tidak sesuai, pertumbuhan dan perkembangannya akan menjadi kurang baik.

a. Enzim
Enzim merupakan suatu makromelekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia
dalam tubuh makhluk hidup. Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak
dapat berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim. Perbedaan jenis enzim
menyebabkan terjadinya perbedaan respon pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan
yang sama.

10
b. Hormon
Hormon merupakan zat pengatur tubuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh satu
bagian tumbuhan dan ditransformasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya. Hormon
dalam konsentrasi rendah menimbulkan respon fisiologis. Macam-macam hormon
adalah:

1). Hormon auksin


Auksin banyak diproduksi dijaringan meristem, baik pada ujung batang maupun ujung
akar. Auksin yang dihasilkan pada ujung batang akan mendominasi pertumbuhan batang
utama, sehingga pertumbuhan cabang relative sedikit. Keadaan ini dikenal dengan istilah
dominansi apical (apical dominace). Dengan memotong ujung batang, dominansi apical
akan hilang, sehingga pertumbuhan cabang-cabang batang akan berjalan dengan baik.
Auksin dapat terurai bila terkena cahaya. Bila suatu koleoptil dikenai cahaya dari
samping, maka bagian koleoptil yang terkena cahaya auksinnya akan terurai sehingga
pertumbuhannya lebih lambat dari pada bagian koleoptil yang tidak terkena cahaya,
akibatnya koleoptil akan tumbuh membelok kearah datangnya sinar. Fungsi hormon
auksin:
- Merangsang pemanjangan sel pada daerah titik tumbuh
- Merangsang pertumbuhan akar
- Merangsang pertumbuhan buah tanpa biji
- Merangsang differensiasi jaringan pembuluh
- Merangsang absisi (pengguguran pada daun)
- Berperan dalam dominansi apical

2). Hormon Gilberelin


Hormon giberelin dapat ditemukan hampir pada semua bagian tanaman, baik akar,
batang, daun, bunga, maupun buah. Fungsi hormon giberelin antara lain :
- Merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel
- Merangsang perkecambahan biji - Memecah dormansi biji
- Merangsang pembungaan dan pembuahan

3). Hormon Sitokinin


Pemanfaatan sitokinin secara umum menyebabkan pertumbuhan tunastunas samping
(lateral) sehingga tanaman menjadi rimbun. Fungsi sitokinin bersama auksin dan
giberelin merangsang pembelahan dan pemanjangan sel.
- Merangsang dominansi aplikasi oleh auksin
- Merangsang pertumbuhan titik tumbuh
- Mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio
- Merangsang pembentukan akar, cabang
- Menghambat pertumbuhan akar adventiv

11
- Menghambat proses penuaan daun, bunga, dan buah dengan cara mengontrol proses
kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel daun.

4). Hormon Asam


Absisat Asam absisat dihasilkan oleh daun, ujung akar, dan batang serta diedarkan oleh
jaringan pengangkut. Biji dan buah juga mengandung ABA dalam jumlah yang tinggi,
tetapi tidak diketahui apakah ABA disintesis atau diedarkan ke biji dan buah. Fungsi
asam absisat antara lain :

- Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan di daerah titik tumbuh


- Memacu pengguguran daun pada saat kemarau untuk mengurangi penguapan air.
- Membantu menutup stomata daun untuk mengurangi penguapan
- Mengurangi kecepatan pembelahan dan pembelahan sel bahkan menghentikannya
- Memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk menghasilkan gas etilen
- Memacu dormansi biji agar tidak berkecambah

5). Gas etilen


Etilen merupakan satu-satunya hormon tumbuhan yang berbentuk gas, tidak berwarna
dan berbau seperti eter. Etilen dihasilkan oleh ruas-ruas batang, buah yang matang dan
jaringan yang menua, misalnya daun-daun yang gugur, pembentukan etilen dipengaruhi
oleh O2 dan dihambat oleh SO2. Fungsi gas etilen :
- Mempercepat pematangan buah
- Menghambat pemanjangan akar, batang, dan pembungaan
- Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dan tebal
- Merangsang proses absisi interaksi antara etilen dengan auksin
- Memacu proses pembungaan interaksi antara etilen dengan giberelin mengontrol rasio
bunga jantan dengan bunga betina pada tumbuhan monoceus

6). Asam traumalin/hormon luka


Asam traumalin adalah hormon yang merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat
meristematik sehingga mampu mengadakan menutupan bagian luka.

7). Hormon kalin


Dihasilkan pada jaringan meristem, memacu pertumbuhan organ tumbuhtumbuhan. Jenis
hormon kalin yaitu :
- Fitokalin : memacu pertumbuhan daun
- Kaulokalin : memacu pertumbuhan batang
- Rhizokalin : memacu pertumbuhan akar
- Anthokalin : memacu pertumbuhan bunga dan buah

2. Faktor Eksternal

12
Selain factor internal, petumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruh oleh factor eksternal.
Faktor eksternal adalah factor dari luar tumbuhan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Faktor eksternal tersebut di antaranya adalah :
a. Suhu
Suhu udara mempengaruhi kecepatan pertumbuhan maupun sifat dan struktur tanaman.
Tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum. Untuk tumbuhan daerah tropis
suhu optimumnya berkisar 22-37oC. Suhu optimum berkisar antara 25-30oC. Tetapi suhu
kardinal (minimum, optimum, dan maksimum) ini sangat dipengaruhi oleh jenis dan fase
pertumbuhan tanaman.

b. Cahaya Matahari
Cahaya matahari (radiasi surya) mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui tiga sifat
yaitu intensitas cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan lamanya penyinaran
(panjang hari). Pengaruh ketiga sifat cahaya tersebut terdapat pertumbuhan tanaman
adalah melalui pembentukan klorofil, pembukaan stomata, pembentukan antocyanin
(pigmen merah) perubahan suhu daun atau batang, penyerapan hara, permeabilitas
dinding sel, transpirasi dan gerakan protoplasma.

c. Hara dan Air


Hara dan air memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Salah satu fungsi dari kedua bahan ini adalah sebagai bahan pembangunan
tubuh makhluk hidup. Pertumbuhan yang terjadi pada tanaman (sampai batas tertentu)
disebabkan oleh tanaman mendapatkan hara dan air. Bahan baku pada proses fotosintesa
adalah hara dan air yang nantinya akan diubah tanaman menjadi makanan. Tanpa kedua
bahan ini pertumbuhan tidak akan berlangsung. Hara dan air umumnya diambil tanaman
dari dalam ranah dalam bentuk ion. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat dibagi
atas dua kelompok yaitu hara makro dan mikro. Hara makro adalah hara yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah besar sedangkan hara mikro dibutuhkan dalam jumlah kecil.
Nutrisi yang tergolong kedalam hara makro adalah Carbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen,
Sulfur, Posfor, Kalium, Calsium, Ferrum. Sedangkan yang termasuk golongan hara mikro
adalah Boron, Mangan, Molibdenum, Zinkum (seng) Cuprum (tembaga) dan Klor. Jika
tanaman kekurangan dari salah satu unsur tersebut diatas maka tanaman akan mengalami
gejala defisiensi yang berakibat pada penghambatan pertumbuhan.

d. Tinggi Tempat
Ketinggian tempat menentukan suhu udara, intensitas cahaya matahari dan
mempengaruhi curah hujan, yang pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Perbedaan ketinggian tempat dari permukaan laut menyebabkan perbedaan suhu
lingkungan. Setiap kenaikan 100m dari permukaan laut, suhu akan turun sekitar 0,5oC.
Kondisi ini tentunya akan mempengaruhi jenis tumbuhan yang hidup pada ketinggian
tertentu. Misalnya kita menemukan banyak tanaman kelapa (cocus nusifera) pada daerah
pantai, kemudian enau (Arenga pinata) hidup di pegunungan basah, rotan pada daerah

13
hutan hujan tropis, dan banyak contoh lainnya. Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui
masing-masing tempat hidup organisme (habitat) mempunyai persyaratan khusus.

e. Curah Hujan.
Besarnya curah hujan mempengaruhi kadar air tanah, aerasi tanah, kelembaban udara dan
secara tidak langsung juga menentukan jenis tanah sebagai tempat media tumbuh
tanaman. Oleh karenanya curah hujan sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan
tanaman.

f. Tanah
Keadaan Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting dalam
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanahlah yang menentukan
penampilan tanaman. Kondisi kesuburan tanah yang relatif rendah akan mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan tanaman dan akhirnya akan mempengaruhi hasil.

BAB III
HASIL EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan


1. Dua buah Wadah
2. Kapas Wajah
3. Mistar dan Alat Tulis
4. Air
5. 20 biji Kacang Hijau
6. Dos Bekas
7. Label

3.2 Cara Kerja


1. Rendamlah 20 biji kacang hijau semalam untuk mengetahui mana biji kacang hijau yang layak
digunakan.
2. Basahi kapas dan letakkan pada masing masing wadah.
3. Letakkan 5 biji kacang hijau diatas kapas pada kedua wadah tersebut.
4. Beri label kelima biji tersebut.
5. Simpanlah wadah 1 di tempat yang kena sinar matahari dan wadah 2 ditempat yang tidak
terkena sinar matahari.
6. Jika biji telah tumbuh, ukurlah Panjang (tinggi kecambah) dari kedua wadah tersebut.
Pengukuran dimulai dari permukaan kapas hingga ujung batang.
7. Lakukan pengukuran tersebut setiap hari selama 7 hari.

14
8. Tulislah hasil pengamatan mu dalam tabel pengamatan.
9. Hitunglah rata rata tinggi kecambah perhari untuk kedua percobaan tersebut. Dihari ke-7,
hitunglah rata rata tinggi kecambah secara keseluruhan untuk tiap percobaan.
10. Buatlah kesimpulan tentang kecepatan tumbuh kecambah pada tempat yang berbeda
intensitas cahaya mataharinya.

3.3 Tabel Pengamatan

Tabel: Hasil Pengamatan Pertumbuhan Kecambah di Tempat Terang (Kena Cahaya Matahari).

Tinggi kecambah dalam milimeter


Hari/Tanggal 1 2 3 4 5 Rata-rata

28 Juli 2022 8 mm 9 mm 10 mm 12 mm 12 mm 10 ,2 mm

29 Juli 2022 5 mm 10 mm 10 mm 12 mm 10 mm 15, 6 mm

30 Juli 2022 6 mm 10 mm 10 mm 12 mm 9 mm 15, 6 mm

31 Juli 2022

1 Agustus
2022

2 Agustus
2022

3 Agustus
2022

Rata-rata 6,3 mm 9,6 mm 10 mm 12 mm 10,3 mm 9,64 mm

15
Tabel: Hasil Pengamatan Pertumbuhan Kecambah di Tempat Gelap (Tidak Kena Cahaya
Matahari).

Tinggi kecambah dalam milimeter


Hari/Tanggal 1 2 3 4 5 Rata-rata

28 Juli 2022 19 mm 17 mm 23 mm 8 mm 15 mm 16, 4 mm

29 Juli 2022 29 mm 15 mm 23 mm 14 mm 19 mm 20 mm

30 Juli 2022 30 mm 16 mm 21 mm 13 mm 18 mm 19,6 mm

_ _ _ _ _ _

_ _ _ _ _ _

- _ _ _ _ _ _

Rata-rata 26 mm 16 mm 22 mm 11 mm 17 mm 18,6 mm

3.4 Kesimpulan
Dari data di atas dapat dilihat bahwa rata-rata panjang batang kecambah di tempat denganin
tensitas cahaya rendah adalah 8 mm. Pada tempat yang gelap, kacang hijau tidak mendapatkan
cahaya matahari sama sekali, akibatnya hormon auksin yang terdapat pada biji kacang menjadi
sangat aktif dan bekerja secara optimal. Hal itu menyebabkan pertumbuhan kacang hijau menjadi
sangat cepat namun kurang merata. Sehingga batangnya lemah. Pertumbuhan kecambah pada
tempat gelap paling cepat diantara tempat-tempat lain. Pertumbuhan kacang hijau ditempat gelap
cenderung bengkok tetapi batangnya sangat kuat dan warnanya hijau, karena mendapatkan
cahaya yang cukup untuk fotosintesis.
Pada tempat yang terang, kacang hijau mendapat cahaya dengan intensitas yang sangat besar,
akibatnya pertumbuhan kacang hijau akan lambat, karena sebagian besar hormon auksinterurai
oleh sinar matahari. Dari data diperoleh rata-rata panjang batang kecambah 9,64 mm.Statistik ini
paling rendah dari semua data yang ada, yang berarti pertumbuhan kecambah kacang hijau di
tempat terang adalah yang paling lambat. Beberapa objek tidak tumbuh, hal ini mungkin

16
disebabkan oleh biji yang rusak atau mungkin juga hormon auksin yang tidak bekerja sama
sekali akibat kelebihan cahaya.

3.5 Gambar/Foto

17

Anda mungkin juga menyukai