Anda di halaman 1dari 15

Laporan Penelitian

Pengaruh Intensitas Cahaya dan pH Larutan


Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Kacang Hijau

Oleh :

Kelompok
Ni Kadek Anna Juliana A (03)
Ni Made Lilis Suryani (23)
Ni Putu Rikaandriani (29)
Ni Made Rosita Dewi (31)

SMA NEGERI 1 TABANAN


TAHUN PELAJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun laporan ini dengan baik dan benar serta tepat
pada waktunya. Dalam laporan ini kami akan membahas mengenai PENGARUH
INTENSITAS CAHAYA DAN PH LARUTAN TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG
HIJAU. Laporan ini diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran Biologi.
Laporan ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan dengan dibantu kerjasama
kelompok kami sehingga bisa menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
laporan ini. Tidak lupa kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam proses pembuatan laporan ini, sehingga dapat memperlancar
pembuatan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari guru mata
pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa
yang akan datang.
Terimakasih kami ucapkan atas waktunya untuk membaca laporan ini. Semoga laporan ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Tabanan, 01 Agustus 2016

Ttd

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..1
KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI..3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang4


1.2 Rumusan Masalah...4
1.3 Tujuan Penelitian4
1.4 Batasan Masalah.....5
1.5 Manfaat Penelitian..5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan........6
2.2 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan...6
2.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan..8
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian.....11
3.2 Waktu dan Tempat......11
3.3 Variabel Penelitian...11
3.4 Alat dan Bahan.....11
3.5 Cara Kerja....11
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Data Hasil Pengamatan.12
4.2 Pembahasan...12
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan....13
5.2 Saran...13
DAFTAR PUSTAKA..14
LAMPIRAN.15

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan
merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara
kuantitatif dapat diukur atau suatu peningkatan dalam berat atau ukuran dari
seluru/sebagian dari organisme, sedangkan perkembangan merupakan bertambahnya fungsi
alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan belajar atau peningkatan
kemahiran dalam penggunaan tubuh (Sacharin,1996).
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan. Ada
banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pekembangan tumbuhan. Faktor-faktor
tersebut dikelompokan menjadi 2, yaitu:
A. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas) dan faktor
fisiologis.
B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal atau faktor lingkungan merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh
tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau ekosistem, seperti : cahaya, air, media
tanam, kelembaban, pH air/larutan/tanah (tingkat keasaman), dll.
Cahaya yang dibutuhkan tumbuhan tidak selalu sama pada setiap tanaman. Ada jenis-
jenis tumbuhan yang memerlukan cahaya penuh dan ada pula yang memerlukan remang-
remang untuk pertumbuhannya. Begitu juga dengan pH air/larutan yang sangat erat
pengaruhnya terhadap tingkat/derajat keasaman medium. Tingkat/derajat keasaman yang
dibutuhkan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tidak selalu sama. Banyak sekali
teori yang menjelaskan tentang pengaruh intensitas cahaya dan tingkat/derajat keasaman
suatu medium terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Namun teori tersebut
belum sepenuhnya dapat dipelajari jika kita belum mengetahui kebenarannya pada
lingkungan kita.
Untuk itu, kami mengadakan penelitian untuk lebih mengetahui dan membuktikan
kebenaran teori tersebut. Dengan berlandaskan teori tersebut, didalam penelitian ini, kami
akan mengamati pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu :
1.2.1 Bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kacang hijau?
1.2.2 Bagaimana pengaruh pH larutan terhadap petumbuhan dan perkembangan tanaman
kacang hijau?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan kami melakukan penelitihan ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh perbedan cahaya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan kacang hijau.
1.3.2 Untuk mengetahui pengaruh perbedaan ph terhadap pertumbuhan dan perkembangan
biji kacang hijau.

4
1.4 Batasan Masalah
Untuk mencegah melebarnya pembahasan masalah dan untuk menjaga agar pembahasan
tetap sesuai dengan tujuan penelitian, maka pembahasan pada penelitian ini dibatasi pada
hal-hal sebagai berikut :
1.4.1 Pertumbuhan yang diamati terbatas hanya pada panjang batang.
1.4.2 Faktor lingkungan yang dianggap mempengaruhi pertumbuhan hanya faktor cahaya
dan pH larutan.
1.4.3 Jenis tumbuhan yang diamati adalah kacang hijau.
1.4.4 Pembatasan pertumbuhan kecambah diamati selama satu minggu

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat untuk penulis
Dengan adanya penelitian, dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan bagi
penulis tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang
hijau serta pengaruh perbedaan ph larutan (tingkat keasaman) terhadap
pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau yang diletakan di lingkungan.

1.5.2 Manfaat untuk pembaca


Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh cahaya terhadap
pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau serta pengaruh perbedaan ph larutan
(tingkat keasaman) terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau yang
diletakan dilingkungan.

5
BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (diantarnya volume, massa, dan
tinggi) serta jumlah sel secara irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula).
Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur) menggunakan auksanometer.
Pertumbuhan terjadi karena pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel. Proses ini
terjadi akibat pembelahan mitosis pada jaringan bersifat meristematik. Contoh,
pertambahan tinggi batang dan jumlah daun.
Perkembangan adalah proses terspesialisasi sel menuju ke bentuk dan fungsi
tertentu yang mengarah ke tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif (tidak dapat
dihitung) dan irreversible. Contoh, munculnya bunga sebagai alat perkembangbiakan.

2.2 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

A. Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman diawali dengan perkecambahan


biji.
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji) karena
pertumbuhan embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Embrio terdiri dari akar
lembaga (calon akar = radikula), daun lembaga (kotiledon) dan batang lembaga
(kaulikulus).

1. Struktur Biji

Pada biji tanaman dikotil maupun monokotil, epikotil (bagian atas kotiledon) di
ujung epikotil terdapat Plumula (ujung batang & calon daun) merupakan poros
embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama,
sedangkan Hipokotil (bagian bawah kotiledon) di ujungnya terdpat radikula (calon
akar) adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer.
Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi
menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap makanan
yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi
plumula. Selain itu, pada jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi
radikula. Pada biji dikotil yang berkecambah, embrio menyerap nutrient dari
endosperma (cadangan makanan) sehingga kotiledon mengecil pada akhirnya kisut
dang lepas.

6
2. Proses Perkecambahan
a. Proses Fisika
Proses fisika pada perkecambahan diawali dengan penyerapan air oleh biji
hingga setiap selnya terisi cukup air. Adanya pasokan air menyebabkan
komponen komponen dalam selnya mulai bekerja. Biji menyerap air dari
lingkungannya karena potensi air pada biji lebih rendah.
b. Proses Kimia
1) Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone giberelin
(GA).
2) Hormon GA mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk
sintesis dan mengeluarkan enzim.
3) Enzim bekerja menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam
kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan molekul kecil larut
dalam air, missal enzim amylase menghidrolisis pati dalam endosperma
menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat lain diserap dari endosperma oleh
kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.

3. Macam Perkecambahan
Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan, ada dua tipe
perkecambahan, yaitu :
a. Perkecambahan Epigeal
Ciri Perkecambahan ini : Terangkatnya kotiledon dan plamula ke
permukaan tanah. Pemanjangan terjadi pada bagian hipokotil (ruas batang
dibawah kotiledon). Perkecambahan ini umumnya terjadi pada biji tanaman
Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri), contoh : kacang hijau, kacang kedelai,
kapas.
b. Perkecambahan Hipogeal
Ciri Perkecambahan ini : Tertinggalnya kotiledon didalam tanah, sedang
plamula tetap menembus tanah. Pemanjangan terjadi pada epikotil (ruas batang
diatas kotiledon). Umumnya terjadi pada biji monocotyleddoneae, contoh :
Jagung, padi. dan Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri.
Pada akhir perkecambahan terbentuk akar, batang dan daun. Selanjutnya,
tumbuhan mengalami pertumbuhan, yaitu :
a. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan yang terjadi karena aktivitas meristem apical (terdapat pada
ujung batang dan ujung akar), menyebabkan pemanjangan akar dan batang.
b. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder terjadi akibat aktivitas pembelahan mitosisi pada
jaringan meristem sekunder (lateral) sehingga mengakibatkan diameter batang
dan akar bertambah besar. Meristem lateral terbagi atas : Kambium vaskuler
(terletak diantara xylem dan floem menyebabkan pembelahan sel kearah dalam
membentuk xylem dan kearah luar membentuk floem. dan Kambium gabus
(jaringan pelindung yang menggantikan fungsi jaringan epidermis yang
rusak/mati). Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan dikotil.

2.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

7
A. Faktor Internal (Dalam)
1. Faktor Intraseluler/Genetis
Gen mengandung factor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan pada
keturunnanya. Gen juga berfungsi untuk mengkontrol reaksi kimia didalam sel,
misalnya sintesis protein. Pembentukan yang merupakan dasar penyusun tubuh
tumbuhan, yang dikendalikan oleh gen secara langsung. Maka gen dapat mengatur
pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan dan sintesis-sintesis yang dikendalikan.
2. Faktor Interseluler/Fisiologi
Proses yang terjadi merupakan proses fungsional tingkat seluler. Hormon adalah
regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada suatu bagian
tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut fitohormon. Hormon itu diantaranya:
a. Auksin
Hormon ini ditemukan pada titik tumbuh batang dan selubung daun pertama
tanaman monokotil yang disebut koleoptil, ujung akar, dan ujung batang serta
jaringan yang masih bersifat meristematis. Fungsi Auksin :
1) Merangsang aktivitas cambium untuk membentuk xylem dan floem
2) Mencegah rontoknya daun, bunga dan buah
3) Merangsang pembentukan buah dan bunga
4) Memacu pembentangan dan pembelahan sel
5) Merangsang pemanjangan (sel) tunas ujung tanaman
6) Membantu pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi)
7) Merangsang pembentukan akar lateral dan serabut akar
8) Merangsang dominasi apical, yaitu terhalangnya tunas lateral oleh adanya
tunas ujung tanaman. Jika tunas ujung tanaman dipotong, maka tunas-tunas
lateral akan tumbuh.
9) Memelihara elastisitas dinding sel
Tanaman yang semula tumbuh tegak jika direbahkan maka auksin akan
terkumpul disisi bawah, menyebabkan ketidakseimbangan sel baguan atas dengan
bagian bawah sehingga batang tumbuh membengkok keatas.
Aktivitas auksin akan terhambat oleh cahaya matahari. Karena pada bagian
tanaman yang terkena cahaya auksin akan tidak merata sehingga pertumbuhan
terhambat. Sehingga tempat gelap akan tumbuh lebih panjang. Hal ini karena
kandungan auksin pada tempat terang lebih rendah dari tempat gelap. Oleh karena
itu, batang tumbuh membengkok kearah datangnya cahaya.
b. Giberelin. Berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan embrio.
c. Etilen. Berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun.
d. Sitokinin. Berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis).
e. Asam absisat. Berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
f. Kalin. Berperan dalam proses organogenesis.
g. Asam traumalin. Berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan
mengalami kerusakan jaringan.

B. Faktor Eksternal/Luar (Lingkungan)


1. Cahaya
Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. pada intensitas
cahaya berlebih maka auksin dan klorofil akan rusak sehingga menghambat
pertumbuhan. Sebaliknya, pada intensitas kurang cahaya tumbuhan mengalami

8
etiolasi. Fotoperiodisme adalah Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran
(panjang hari).
Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam,
yaitu:
a. Tumbuhan hari pendek
Tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang dari 12 jam
sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya aster, krisan,dahlia, ubi jalar, kedelai,
dan anggrek.
b. Tumbuhan hari panjang
Tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih dari 12 jam (14
16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya bayam, kentang, gandum,
kol, bit gula, selada, dan tembakau.
c. Tumbuhan hari netral
Tumbuhan yang tidak responsive terhadap panjang hari untuk
pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya bunga matahari. mawar,
kapas, mentimun dan tomat.
2. Kelembaban
Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembaban udara. Jika kelembaban udara
rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih
banyak air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan nutrien oleh
akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
3. Nutrien
Zat makanan bisa terdapat dalam air, udara, dan tanah (umumnya) dalam bentuk
ion. Nutrien digunakan tumbuhan untuk sumber energy dan sumber materi untuk
sintesis berbagaikomponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Jika kebutuhan
kurang maka akan terjadi defisiensi (tumbuh tidak sempurna hingga bisa mati)
Nutrien dibedekan atas :
a. Makronukrien (unsur makro / butuh dalam jumlah banyak). Misalnya : C, H, O
[defisiensi : Pertumbuhan dan metabolisme terhambat, akhirnya mati ], N
(Nitrogen) [Daun pucat, klorosis/menguning dan gugur), P (Fosfor), K (Kalium),
Ca (Kalsium) [Daun tidak terbentuk] , S (Sulfur), Mg (Magnesium).
b. Mikronutrien (unsur mikro / butuh dalam jumlah sedikit). Misalnya : Fe (Besi)
[Klorosis], Cl (Klor) [layu], B (Boron), Mn (Mangan), Mo (Molibdenum), Zn
(Seng), Cu (Tembaga).
4. Suhu
Suhu berpengaruh dalm proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi.
Pada suhu optimum (suhu tertentu saat tumbuh dan berkembang dengan baik
berkisar 10 38C). Umumnya tumbuhan tidak tumbuh pada suhu 0C dan diatas
40C.
5. Oksigen
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi aerob pada
tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini
digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan
aktivitas tumbuhan. Apabila tumbuhan kekurangan Oksigen dapat mengalami
kematian.
6. pH medium (Tingkat keasaman)
Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan
unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral unsur-

9
unsur yang diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada pH asam,
unsur yang tersedia adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh tumbuhan.
7. Air
Air termasuk senyawa utama yang sangat dibutuhkan tumbuhan. Tanpa air,
reaksi kimia dalam sel tidak berlangsung sehingga tumbuhan mati. PH air sangat erat
pengaruhnya terhadap pH tanah. Apabila konsentrasi H+ dalam larutan tanah lebih
banyak dari OH (siraman air asam) maka suasana larutan tanah menjadi asam,
sebalikya bila konsentrasi OH lebih banyak (siraman air basa) dari pada konsentrasi
H+ maka suasana tanah menjadi basa. pH tanah sangat menentukan pertumbuhan
dan produksi tanaman. PH tanah yang optimal bagi pertumbuhan kebanyakan
tanaman makanan ternak adalah antara 5,6-6,0. Pada tanah pH lebih rendah dari 5,6
pada umumnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat akibat rendahnya
ketersediaan unsur hara penting seperti fosfor dan nitrogen. Bila pH lebih rendah
dari 4.0 pada umumnya terjadi kenaikan Al3+ dalam larutan tanah yang berdampak
secara fisik merusak sistem perakaran, terutama akar-akar muda, sehingga
pertumbuhan tanaman menjadiaa terhambat. Konsentrasi Alumunium dan besi (Fe)
yang tinggi pada tanah memungkinkan terjadinya ikatan terhadap fosfor dalam
bentuk alumunium fosfat atau Fe-fosfat. P yang terikat oleh alumunium tidak dapat
digunakan oleh tanaman. Tanaman yang ditanam pada tanah yang memiliki pH
rendah biasanya juga menunjukkan klorosis (peleburan klorofil sehingga daun
berwarna pucat) akibat kekurangan nitrogen atau kekurangan magnesium.
Selain itu pH tanah rendah memungkinkan terjadinya hambatan terhadap
pertumbuhan mikroorganisme yang bermanfaat bagi proses mineralisasi unsur hara
seperti N dan P dan mikroorganisme yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman,
misalnya bakteri tanah yang dapat bersimbiosis dengan leguminosa seperti
Rhizobium atau bersimbiosis dengan tanaman non leguminosa seperti Frankia
sehingga sering dijumpai daun-daun tanaman pada tanah asam mengalami klorosis
akibat kekurangan N. Bakteri tanah yang lain seperti azotobakter (A. Chroococcum )
yang dapat berasosiasi dengan akar tanaman hanya dapat hidup apabila suasana
larutan tanah netral hingga basa. Mikroorganisme tanah lain yang bermanfaat bagi
tanaman, yang dapat terpengaruh pertumbuhannya bila berada pada suasana asam
adalah mikoriza. Mikoriza adalah jamur yang dapat melarutkan fosfor organik
menjadi fosfor inorganik yang tersedia bagi tanaman.
Sebaliknya bila tanah bersuasana basa (pH>7.0) biasanya tanah tersebut
kandungan kalsiumnya tinggi, sehingga terjadi fiksasi terhadap fosfat dan tanaman
pada tanah basa seringkali mengalami defisiensi P. Sehingga pada umumnya,
tanaman yang ditanam pada keadaan tanah basa akan tumbuh dengan sangat subur.

10
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Dalam laporan ini kami melaporkan suatu eksperimen yang berjenis METODE
PENELITIAN

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat : di SMA Negeri 1 Tabanan
Waktu : 25-30 Juli 2016

3.3 Variabel
Variabel Bebas :
Label A : intensitas cahaya
Label B : pH larutan
Variabel Kontrol :
Label A : biji, media, wadah, pemberian air
Label B : biji, media, wadah, intensitas cahaya
Variabel Terikat
Label A : hasil dari pertumbuhan kacang hijau
Label B : hasil dari pertumbuhan kacang hijau

3.4 Alat dan Bahan


1. Kacang hijau 5. Cuka
2. Gelas plastik 6. Kapas
3. Air keran 7. Penggaris
4. Air sabun 8. Alat tulis

3.5 Cara Kerja


1. Siapkan 5 gelas plastik yang masing masing telah diberi label yang berbeda,
dimana label A berarti menunjukan perbedaan intensitas cahaya (A1 dan A2)
sedangkan B menyatakan perbedaan pH larutan yang digunakan (B1, B2, B3).
2. Letakan kapas kedalam setiap gelas plastik yang telah diberi label.
3. Tetesi kapas berlabel A dengan air keran, sedangkan kapas pada label B diberi
larutan dengan ph yang berbeda ( B1 : air keran, B2 : cuka, B3 : air sabun).
4. Pada setiap gelas plastik tersebut masukkan masing masing empat butir kacang
hijau.
5. Untuk label A letakkan pada intensitas cahaya yang berbeda , dimana A1 diletakan
pada tempat terang dan A2 diletakkan di tempat yang gelap. Dan label B diletakkan
dengan intensitas cahaya yang sama.
6. Amati pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kacang hijau setiap hari dalam
waktu satu minggu.
7. Catat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.

11
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 .Tabel Hasil Pengamatan

Label A
Hari
Perkembangan (panjang) A1 Perkembangan (panjang)A2
Senin 0 0
Selasa 0.5 0.5
Rabu 1.5 2
Kamis 4 6
Jumat 8 9
Sabtu 11 15.5

Label B
Hari Perkembangan Perkembangan Perkembangan
(panjang) B1 (panjang)B2 (panjang)B3
Senin 0 0 0
Selasa 0.5 0 0
Rabu 1,5 0 0
Kamis 4 0 0
Jumat 7 0 0.5
Sabtu 11 0 1

4.2 Pembahasan
Tanaman kacang hijau yang berada di tempat yang jauh dari sinar matahari
pertumbuhannya jauh lebih cepat daripada tanaman yang terkena banyak sinar matahari.
Akan tetapi batang tanaman tersebut tidak bisa tegak, melainkan membungkuk/
bengkok, begitu juga dengan daunnya. Daun tanaman tersebut tipis dan kecil sehingga
nampak layu dan tidak segar, serta berwarna hijau muda danagak pucat. Hal ini terjadi
karena tanaman tidak mendapat sinar matahari sama sekali sehingga tanaman tidak
mampu menghasilkan karbohidrat untuk pembentukan klorofil. Tanaman ini juga
memiliki kadar air yang berlebih akibat tidak terkena sinar matahari. Hormon auksin
yang berfungsi untuk pertumbuhan juga bekerja, oleh karena itu tanaman tumbuh
dengan sangat cepat dalam waktu singkat. Sedangkan tanaman kacang hijau yang
mendapatkan sinar matahari, pertumbuhannya berjalan normal. Tanaman nampak segar
karena mendapatkan cukup sinar matahari. Daun tanaman tersebut berwarna hijau tua.
Pertumbuhannya berjalan dengan normal ke atas. Hormon auksin pada tanaman ini
berjalan dengan normal yang mengakibatkan tumbuhan tidak terlalu tinggi. Daun juga
mendapatkan cukup sinar matahari untuk pembentukan klorofil dari karbohidrat.
Dengan demikian sinar matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
kacang.

12
Pertumbuhan kacang hijau juga sangat dipengaruhi oleh factor pH. Berdasarkan
penelitian, dilihat bahwa biji kacang hijau yang ditanam pada media yang terlalu asam
maupun terlalu basa biji kacang hijau tidak tumbuh, kecambah hanya dapat tumbuh
pada media dengan pH netral.
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan antara lain :
A. Intensitas Cahaya Pada Pertumbuhan Kacang Hijau
Pada pertumbuhan kacang hijau cahaya dapat menghambat pertumbuhan biji kacang
hijau, hal ini terjadi karena hormon auksin peka terhadap rangsangan cahaya oleh karenanya
pertumbuhan menjadi terhambat sedangkan pada pertumbuhan kacang hijau di tempat
gelap, hormon auksin bekerja dengan sempurna karena tidak terganggu oleh adanya cahaya
sehingga pertumbuhan menjadi lebih cepat. Kesimpulannya bahwa cahaya dapat
memengaruhi pertumbuhan tanaman, semakin gelap tempat penanaman maka pertumbuhan
tanaman akan semakin cepat begitupun sebaliknya.
B. Pengaruh pH terhadap pertumbuhan tanaman
1. Pada tanaman dengan ph netral (air kran), tanaman mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang paling optimal
2. Pada tanaman dengan ph basa (air sabun), pertumbuhan tanaman terhambat dan tidak
mengalami perkembangan
3. Pada tanaman dengan ph asam , tidak terjadi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Jadi kesimpulan dari hal diatas bahwa faktor dari luar (eksternal) juga dapat memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

5.2 Saran
Dari percobaan yang kami lakukan , dapat beberapa saran yang dapat kami berikan
antara lain :
A. Ketekunan
Diperlukan ketekunan saat melakuakan percobaan ini, hal ini terlihat saat
pemberian air secara teratur pada label A agar variabel kontrol tetap sama.
B. Ketelitian
Pada saat melakukan atau menerapkan cara kerja maka hal ini sangat diperlukan
agar hasil pertumbuhan dapat sesuai dengan yang diharapkan.
C. Sebelum penanaman, terlebih dahulu dilakukan perendaman untuk memecah
doremansi (masa berhentinya pertumbuhan akibat kondisi lingkungan yang tidak
sesuai) biji itu sendiri. Jadi sebaiknya perendaman lebih dimaksimalkan agar berhasil
memecahkan doremansi biji yang akan ditanam. Sehingga kesalahan penelitian lebih
dapat diminimalisir.
D. Memilih biji kacang hijau yang masih segar sehingga dapat memaksimalkan
penelitian. Kondisi pencahayaan lebih dimaksimalakan baik penempatan ditempat
terang maupun penempatan ditempat gelap.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://farischarming.wordpress.com/2013/08/31/laporan-pengamatan-pengaruh-cahaya-
terhadap-pertumbuhan-dan-perkembangan-kacang-hijau/
http://justshare3.blogspot.co.id/2014/06/laporan-pertumbuhan-dan-perkembangan.html
http://snipertechnology.blogspot.co.id/2012/10/struktur-biji-monokotil.html
http://kudunku.blogspot.co.id/2014/01/laporan-penelitian-pertumbuhan-dan.html
https://www.acamedia.edu/8718028/Pengaruh_Cahaya_Terhadap_Pertumbuhan
_Kacang_Hijau

14
LAMPIRAN

Gambar : A1,B1,B3,B2

Gambar : A2

15

Anda mungkin juga menyukai