Anda di halaman 1dari 23

Laporan Penelitian

“Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kangkung”

Disusun Oleh :

Nama : Aulia Mahmuda

Kelas : XII MIA 1

SMAN 1 Batam

Tahun Ajaran 2020/2021

1
Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas s
egala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesa
ikan makalah mengenai “Pengaruh Intensitas Terhadap Pertumbuhan Kangkung”.

Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan d


an tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan Bu Erdawati sela
ku guru pembimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Untuk itu dalam kese
mpatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarny
a kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan karya tulis ini masih dari j
auh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki se
hingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati da
n dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan
makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pe
mbaca.

Batam, 05 Agustus 2020

Penyusun

i
ABSTRAK

Laporan Praktikum “Pengaruh Intensitasa Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Per


kembangan Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica)”
Oleh : Aulia Mahmuda (XII MIA 1)

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan salah satu ciri-ciri dari makhl


uk hidup. Pertumbuhan sendiri dapat diartikan sebagai pertambahan ukuran dari s
ebuah makhluk hidup, bersifat kuantitatif, dan bersifat irreversible. Sedangkan per
kembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaan tidak dapat d
inyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) d
an tingkat kedewasaan dan bersifat reversible. Laporan praktikum ini bertujuan un
tuk meneliti tetang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tu
mbuhan.

Alat dan bahan yang akan digunakan pada penelitian kali ini antara lain po
lybag, benih kangkung, tanah hitam, sekop, air, dan penggaris. Metode penelitian
yang digunakan adalah sama seperti menanam pada umumnya. Yang membedaka
n adalah penempatan setiap bahan uji ke tempat dengan intesitas cahaya yang berb
eda-beda, yakni berintensitas tinggi, sedang, dan rendah. Tanaman akan diawasi s
elama 14 hari dan diukur pertumbuhan batang dan perkembangan fisiknya.

Setelah praktikum dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan


perkembangan tumbuhan Ipomoea aquatica ini berkaitan dengan intensitas cahay
a yang diberikan. Dimana, pertumbuhan benih yang ada ditempat gelap ternyata le
bih cepat dibandingkan di tempat terang. Hal ini membuktikan bahwa faktor ekste
rnal berupa cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbu
han.

Kata kunci : Pertumbuhan, Perkembangan, Intensitas Cahaya

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………………………..i
Abstrak..…………………………………………………………………………...ii
Daftar Isi…………….……………………………………………………………iii
Bab I : Pendahuluan……………………………………………………………….1
1.1. Latar
Belakang…………………………………………………………..........1
1.2. Rumusan
Masalah………………………………………………………….....2
1.3. Tujuan
Penelitian……………………………………………………………...2
1.4. Manfaat
Penelitian…………………………………………………………….2
Bab II : Tinjauan
Pustaka…………………………………………………………..3
2.1. Pengertian Kangkung (Ipomoea aquatica)
…………………………………....3
2.2. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan…………………………………4
2.3. Faktor Pertumbuhan dan Perkembangan…………………………………...…
4
2.4. Hipotesis Penelitian…………………………………………………………...7
Bab III : Metode Penelitian………………………………………………………..8
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………………...8
3.2. Variabel……………………………………………………………………….8
3.3. Alat dan Bahan………………………………………………………………..8
3.4. Cara
Pembuatan……………………………………………………………….8
Bab IV : Pembahasan……………………………………………………….
…….10
4.1. Tabel Hasil
Pengamatan…………………………………………………….10

iii
4.2. Pembahasan………………………………………………………………
…10
Bab V :
Kesimpulan……………………………………………………………...12
5.1. Kesimpulan…………………………………………………………………
12
5.2. Saran………………………………………………………………………..12
Lampiran ………………………………………………………………………...13
Daftar Pustaka……………………………………………………………………17

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Petumbuhan dan perkembangan adalah salah satu dari ciri-ciri yang dim
iliki oleh makhluk hidup. Pertumbuhan sendiri didefinisikan sebagai pertamba
han ukuran yang tidak dapat kembali ke asal (irreversible), yang meliputi pert
ambahan volume dan pertumbuhan massa selain disebabkan oleh pertambahan
ukuran sel, juga dengan pertambahan jumlah sel (united science, Juni 2012). S
edangkan perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewas
aan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tub
uh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan. Perkembangan sendiri bersifat rev
ersible atau dapat kembali ke tahapan awal seiring dengan pertambahan usia.
Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pertu
mbuhan merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian t
ubuh yang secara kuantitatif  dapat diukur atau suatu peningkatan dalam berat
atau ukuran dari seluru/sebagian dari organisme, sedangkan perkembangan m
erupakan bertambahnya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh,
kematangan dan belajar atau peningkatan kemahiran dalam penggunaan tubu
h (Sacharin,1996).
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling berhu
bungan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pekemban
gan tumbuhan., yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal  mer
upakan faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas) dan factor fisiologis, se
dangkan faktor eksternal atau faktor lingkungan merupakan faktor yang beras
al dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau ekosistem. Sal
ah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan adalah cahaya. Cahaya yang dibutuhkan tumbuhan tidak selalu sam
a pada setiap tanaman.Hal ini yang melandasi saya untuk membuat laporan pe
nelitian pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kangkung.
1.2. Rumusan Masalah
 Apa pengertian dan perbedaan dari pertumbuhan dan perkembangan?

1
 Apakah perbedaan faktor internal maupun eksternal mempengaruhi pertum
buhan dan perkembangan tanaman?
 Apakah pengaruh perbedaan intensitas cahaya yang diberikan kepada beni
h tanaman kangkung atau Ipomoea aquatica?
 Adakah perbedaan pertumbuhan benih tanaman kangkung yang diletakkan
di tempat dengan intesitas cahaya tinggi, sedang, dan rendah?

1.3. Tujuan Penelitian


 Meneliti mengenai konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuha
n
 Mengetahui pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman
 Mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan biji kangku
ng
 Mengetahui perbedaaan pertumbuhan pada kangkung yang diletakkan dilet
akkan di tempat dengan intesitas cahaya tinggi, sedang, dan rendah

1.4. Manfaat Penelitian


 Bagi Penulis
Dengan adanya penulisan laporan penelitian ini, secara otomatis akan me
mberikan sebuah pengalaman baru dalam penelitian mengenai pertumbuha
n dan perkembangan, terutama dalam hal mengamati pengaruh cahaya terh
adap pertumbuhan dan perkembangan benih kangkung.
 Bagi Pembaca
Laporan praktikum ini juga berguna sebagai bahan pembelajaran maupun s
ebagai referensi bacaan bagi para pembaca. Dengan adanya laporan prakti
kum ini, pembaca dapat menambah ilmu pengetahuannya terutama menge
nai penelitian pengaruh intesitas cahaya dengan pertumbuhan dan perkemb
angan sebuah tumbuhan.

BAB II

2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kangkung (Ipomoea aquatica)

Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu t


ahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan caban
g-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampa
i kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius
150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air. Batang kangkung b
ulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious)
dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yan
g banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan menjalar.

Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang


dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi pe
rcabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permuk
aan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian ba
wah berwarna hijau muda. Berikut adalah klasifikasi tanaman kangkung :

Klasifikasi Kangkung (Ipomoea aquatica)

Kingdom : Plantea ( tumbuhan )


Subkingdom : Tracheobionta ( berpembuluh )
Superdivisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji )
Divisio : Magnoliophyta ( berbunga )
Kelas : Magnoliapsida ( berkeping dua / dikotil )
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Familia : Convolvulaceae ( suku kangkung – kangkungan )
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomoea aquatica

2.2. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume dan jumlah s
el yang mengakibatkan bertambah besarnya organisme. Pertambahan juml

3
ah sel terjadi karena adanya pembelahan mitosis, dan bersifat irreversible a
rtinya organisme yang tumbuh tidak akan kembali lagi ke bentuk semula.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor fa
ktor yang terdapat dalam tubuh organisme, seperti sifat genetika yang ada
dalam gen dan hormon yang merangsang pertumbuhan .
Perkembangan adalah suatu proses kemajuan yang terjadi secara be
rangsur angsur dari komplesitas rendah ke kompleksitas tinggi, serta adany
a proses diferensisasi. Perkembangan dinyatakan dalam beberapa cara, mu
lai dari bagian tertentu suatu tanaman sampai jumlah total perkembangan t
anaman. Pada tanaman, aktivitas perkembangan yang vital ini banyak tum
pang tindih. Pertumbuhan apikal pada ujung akar dan ujung batang menda
hului morfogenesis dan diferensiasi. Tetapi pembesaran batang terjadi kare
na pembesaran sel sel setelah morfogenesis dan diferensisasi berlangsung.

2.3. Faktor Pertumbuhan dan Perkembangan


 Faktor Internal (Dalam)
a) Faktor Intraseluler/Genetis
Gen mengandung factor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan pada
keturunnanya. Gen juga berfungsi untuk mengkontrol reaksi kimia didala
m sel, misalnya sintesis protein. Pembentukan yang merupakan dasar peny
usun tubuh tumbuhan, yang dikendalikan oleh gen secara langsung. Maka
gen dapat mengatur pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan dan sintesi
s-sintesis yang dikendalikan.
Faktor Interseluler/Fisiologi
Proses yang terjadi merupakan proses fungsional tingkat seluler. Hormon a
dalah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada suatu
bagian tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut fitohormon.Hormon itu diant
aranya :
 Auksin
Hormon ini ditemukan pada titik tumbuh batang dan selubung daun perta
ma tanaman monokotil yang disebut koleoptil, ujung akar, dan ujung batan
g serta jaringan yang masih bersifat meristematis. Fungsi Auksin :

4
 Merangsang aktivitas cambium untuk membentuk xylem dan floem
 Mencegah rontoknya daun, bunga dan buah
 Merangsang pembentukan buah dan bunga
 Memacu pembentangan dan pembelahan sel
 Merangsang pemanjangan (sel) tunas ujung tanaman
 Membantu pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi)
 Merangsang pembentukan akar lateral dan serabut akar
 Memelihara elastisitas dinding sel

Tanaman yang semula tumbuh tegak jika direbahkan maka auksin akan ter
kumpul disisi bawah, menyebabkan ketidakseimbangan sel baguan atas de
ngan bagian bawah sehingga batang tumbuh membengkok keatas.

Aktivitas auksin akan terhambat oleh cahaya matahari. Karena pada bagian
tanaman yang terkena cahaya auksin akan tidak merata sehingga pertumbu
han terhambat. Sehingga tempat gelap akan tumbuh lebih panjang. Hal ini
karena kandungan auksin pada tempat terang lebih rendah dari tempat gela
p. Oleh karena itu, batang tumbuh membengkok kearah datangnya cahaya.

 Giberelin. Berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan e


mbrio.
 Etilen. Berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun.
 Sitokinin. Berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis)
 Asam absisat. Berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
 Kalin. Berperan dalam proses organogenesis
 Asam traumalin. Berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan
mengalami kerusakan jaringan.

 Faktor Eksternal/Luar (Lingkungan)


 Air
Air termasuk senyawa utama yang sangat dibutuhkan tumbuhan. Tanpa ai
r, reaksi kimia dalam sel tidak berlangsung sehingga tumbuhan mati.

5
 Cahaya
Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempu
nyai pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. pa
da intensitas cahaya berlebih maka auksin dan klorofil akan rusak sehingg
a menghambat pertumbuhan. Sebaliknya, pada intensitas kurang cahaya tu
mbuhan mengalami etiolasi.
 Kelembapan
Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udar
a rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyera
p lebih banyak air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapa
n nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
 Nutrien
Zat makanan bisa terdapat dalam air, udara, dan tanah (umumnya) dalam b
entuk ion. Nutrien digunakan tumbuhan untuk sumber energy dan sumber
materi untuk sintesis berbagaikomponen sel yang diperlukan selama pertu
mbuhan. Jika kebutuhan kurang maka akan terjadi defisiensi (tumbuh tida
k sempurna hingga bisa mati).
 Suhu
Suhu berpengaruh dalm proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan repro
duksi. Pada suhu optimum (suhu tertentu saat tumbuh dan berkembang de
ngan baik berkisar 10 – 38°C). Umumnya tumbuhan tidak tumbuh pada su
hu 0°C dan diatas 40°C.
 Oksigen
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi aerob pa
da tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Ene
rgi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecamb
ahan, dan aktivitas tumbuhan. Apabila tumbuhan kekurangan oksigen dapa
t mengalami kematian.
 pH medium (Tingkat keasaman)
Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersedi
aan unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah net
ral unsur-unsur yang diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Ada

6
pun pada pH asam, unsur yang tersedia adalah Al, Mo, Zn, yang dapat mer
acuni tubuh tumbuhan.

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarakan berbagai sumber dan jurnal yang saya baca, saya me


nduga bahwa jumlah intensitas cahaya akan berpengaruh terhadap pertumb
uhan dan perkembangan benih kangkung.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat : SMAN 1 Batam,
Waktu : Sabtu, 1 Agustus – Sabtu, 15 Agustus 2020 (14 hari)

7
3.2. Variabel
Variabel bebas : cahaya matahari
Variabel terikat : pertumbuhan tumbuhan kangkung
Variabel control : ukuran pot, jenis tanah, benih kangkung, penyiraman.

3.3. Alat dan Bahan


1. 3 buah pot/polybag
2. Tanah hitam
3. Mistar
4. Biji kangkung
5. Air
6. Plastik Hitam

3.4. Cara Pembuatan :


1. Siapkan seluruh alat & bahan yang diperlukan pada praktikum ini,
2. Isilah masing- masing polyabag dengan tanah hitam hingga seperti
ga bagian pot,
3. Letakkan biji kangkung ke dalam masing-masing polybag sebanya
k 5 buah,
4. Berilah label pada masing-masing polybag, yaitu I, II, dan III,
5. Letakkan polybag label I di tempat yang terkena sinar matahari sec
ara langsung,
6. Letakkan polybag label II di tempat yang teduh dan tidak terkena si
nar matahari secara langsung
7. Letakkan polybag label III di tempat gelap atau ditutupi mengguna
kan plastik hitam dan ditempatkan di tempat dengan intensitas caha
ya rendah,
8. Siramlah ketiga polybag tersebut setiap hari,
9. Amatilah perbedaan pertumbuhan dan perkemabangan dari masin
g-masing polybag

8
10. Foto dan catatlah setiap hari perubahan dari setiap masing-masing
sampel tersebut.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Tabel Hasil Pengamatan

Sampel Hari-1 Hari-2 Hari-3 Hari-4 Hari-5 Hari-6 Hari-7


I 0,1 cm 1,5 cm 3 cm 4 cm 5 cm 6,2 cm 7 cm

9
II 0,2 cm 1,9 cm 5 cm 6,8 cm 8 cm 9 cm 10 cm
III 0,4 cm 2,3 cm 7 cm 8,5 cm 10 cm 11,5 cm 12,5 cm

Sampel Hari-8 Hari-9 Hari-10 Hari-11 Hari-12 Hari-13 Hari-14


I 7,3 cm 7,5 cm 8,5 cm 9 cm 10 cm 11 cm 12 cm
II 10,6 cm 11,5 cm 12 cm 13 cm 14 cm 14,5 cm 15 cm
III 13 cm 14 cm 15 cm 15,5 cm 16 cm 17 cm 17,5 cm

4.2. Pembahasan
 Pada sampel I yang diletakkan di tempat terang memiliki fisik yang
lebih hijau, batang yang besar dan kokoh, serta daun yang lebar.
Panjang daun dapat mencapai 8 cm dalam waktu 14 hari. Rata-rata
pertumbuhan batang adalah 0,8 cm/hari. Pada kondisi ini, hormon
auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi
tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya, batang tanaman akan lebih
pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang
terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki
cukup klorofil.
 Pada sampel II yang diletakkan di tempat teduh memiliki fisik batang
lebih kurus namun cenderung lebih panjang daripada sampel I, tidak
terlalu hijau, dan daun bisa mencapai panjang 5 cm dalam waktu 14
hari. Pada kondisi ini, fotosintesis berlangsung dengan baik, hormon
auksin juga bekerja secara normal. Pada kondisi ini, rata-rata
pertumbuhan batang mencapai 1.05 cm/hari.
 Pada sampel III yang diletakkan di tempat gelap, tanaman ini memiliki
fisik batang yang panjang dan kurus, cenderung berwarna pucat, daun
yang dihasilkan berwarna kekuningan dengan panjang 2 cm dalam
waktu 14 hari. Rata-rata pertumbuha batang pada kondisi ini berkisar
1,2 cm/hari. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini akan bekerja
maksimal sehingga akan terus memacu pemanjangan batang.
Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat
yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat,
akar yang banyak dan lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna

10
batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun
berwarna kuning. Hal ini disebut dengan etiolasi,

BAB V
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

11
Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa cahaya
berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kangkung.
Dimana semakin tinggi intensitas cahaya, pertumubuhan akan terhambat
namun perkembangan akan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari
rendahnya rata-rata pertumbuhan batang dari kangkung. Namun, pada
intensitas cahaya tinggi, morfologi dari kangkung terlihat memiliki batang
lebih kokoh, daun yang lebih hijau dan lebar, serta akar yang lebih kuat.
Hal ini dipengaruhi oleh kerja hormone auksin yang terhambat sinar
matahari sehingga pembelahan sel tidak berlangsung begitu cepat.
Berkebalikan dengan kondisi intensitas cahaya yang rendah,
hormon auksin akan bekerja secara maksimal dan membuat pembelahan
sel berlangsung lebih cepat. Hal ini yang menyebabkan terjadinya etiolasi.
Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat
yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar
yang banyak dan lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan
daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning.

5.2. Saran
Dalam penelitian ini hendaknya menggunakan alat pengukur yang lebih
teliti agar menghasilkan data yang lebih akurat. Kemudian, sebaiknya
penelitian dilakukan lebih lama sehingga hasil penelitian dapat lebih
terpenuhi. Sebaiknya, tanaman ditanam di wadah bening agar kita juga
bisa melihat pertumbuhan akarnya.

Lampiran

Hari ke-1

12
Hari ke-2

Hari ke-3
Hari ke-4

Hari ke-5

13
Hari ke-6
Hari ke-7
Hari ke-8

Hari ke-9

14
Hari ke-10
Hari ke-11

15
Hari ke-12

Hari ke-13

Hari ke-14

Grafik Pertumbuhan Batang Kangkung

16
Grafik Pertumbuhan Sampel Kangkung
20
18
16
14
panjang batang (cm)

12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

waktu (hari)

Sampel I sampel II sampel III

Daftar Pustaka

https://www.slideshare.net/wafiqhah/laporan-praktikum-biologi-pertumbuhan-da
n-perkembangan
http://tugasningrumhandayani.blogspot.com/2017/05/laporan-biologi-pertumbuha
n-dan.html
https://docplayer.info/64862194-Laporan-praktikum-biologi-kelas-xii-ipa-pertum
buhan-dan-perkembangan-tanaman.html
http://yulianaxiiak.blogspot.com/2017/01/laporan-kangkung.html
https://www.academia.edu/18188357/LAPORAN_BIOLOGI_PERKEMBANGA
N_DAN_PERTUMBUHAN
https://dosenbiologi.com/tumbuhan/etiolasi

17
18

Anda mungkin juga menyukai