OLEH:
AFIFAH HASANAH NIS (20.0513)
XII MIPA 2
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga makalah Pertumbuhan dan Perkembangan ini
dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasullah SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Biologi.
Kami ucapkan terimakasih kepada ibu Lili Jeneri yang telah memberi kami tugas
penyusunan makalah Pertumbuhan dan Perkembangan ini. Dan kami juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami mohon maaf jika didalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah
Pertumbuhan dan Perkembangan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Afifah Hasanah
DAFTAR ISI
1). COVER
2). a. Bagian Pengantar
1). Kata Pengantar…………………………………..
2). Daftar Isi…………………………………………
3). Daftar Gambar……………………………………
4). Daftar Tabel………………………………………
5). Abstrak…………………………………………...
b. Bagian Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang……………………………..
1.2Identifikasi Masalah………………………..
1.3Maksud dan Tujuan………………………...
1.4Kegunaan Penelitian………………………..
1.5Hipotesis…………………………………….
1.6Tempan dan Waktu Penelitian………………
BAB II TINJAU PUSTAKA
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
4.1 Hasil……………………………………….
4.2 Pembahasan……………………………….
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………………………………..
5.2 Saran………………………………………
2). DAFTAR PUSTAKA
3). LAMPIRAN
ABSTRAK
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal
luas di daerah tropis. Tumbuhan yang termasuk dalam polongpolongan
(Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai
tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau memiliki
kandungan protein yang cukup tinggi dan merupakan sumber mineral penting,
antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam
lemak tak jenuh.
Gambar 1.1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang.
Maka dari itu terdapat pohon yang tadinya kecil kemudian menjadi besar. Hal
tersebut terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel pada suatu organisme.
Pertumbuhan bersifat tidak dapat kembali (irreversible). Sedangkan,
perkembangan merupakan proses untuk mencapai kematangan fungsi suatu
organisme. Walaupun berbeda dari segi pengertian, namun kedua proses ini
berjalan secara simultan atau pada waktu yang bersamaan dan saling terkait.
1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan masalah dalam pembuatan makalah
ini adalah sebagai berikut:
b. Perkecambahan
Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan
pertumbuhan plumula (calon batang). Faktor yang memengaruhi perkecambahan
adalah air, kelembapan, oksigen, dan suhu.
Perkecambahan biji ada dua macam, yaitu:
· Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal)
Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan
tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk. Contoh:
perkecambahan kacang hijau.
· Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal)
Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan
muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah.
Contoh: perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum).
C. Jenis Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
1. Pertumbuhan Primer
Daerah Pertumbuhan pada Akar
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas
jaringan meristem primer atau disebut juga meristem apikal. Titik tumbuh primer
terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio. Jaringan meristem ini terdapat di
ujung batang dan ujung akar. Akibat pertumbuhan ini, akar dan batang tumbuhan
bertambah panjang.
Pada titik tumbuh, pertumbuhan terjadi secara bertahap. Oleh karena itu
daerah pertumbuhan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu daerah pembelahan,
daerah perpanjangan, dan daerah diferensiasi.
a. Daerah pembelahan.
Daerah pembelahan terletak di bagian paling ujung. Di daerah ini sel-sel baru
terus-menerus dihasilkan melalui proses pembelahan sel. Daerah inilah yang
disebut daerah meristematis.
b. Daerah pemanjangan.
Daerah pemanjangan terletak di belakang daerah pembelahan. Di daerah ini
sel-sel hasil pembelahan akan tumbuh sehingga ukuran sel bertambah besar.
Akibatnya di daerah inilah yang mengalami pemanjangan.
c. Daerah diferensiasi
Daerah diferensiasi terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel yang
telah tumbuh mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Sebagian sel mengalami
diferensiasi menjadi epidermis, korteks, xilem, dan floem. Sebagian lagi
membentuk parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.
2. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh aktivitas jaringan meristem
sekunder. Contoh jaringan meristem sekunder adalah jaringan kambium pada
batang tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Sel-sel jaringan kambium
senantiasa membelah. Pembelahan ke arah dalam membentuk xilem atau kayu
sedangkan pembelahan ke luar membentuk floem atau kulit kayu. Akibat aktivitas
jaringan meristem pada kambium, diameter batang dan akar bertambah besar.
Tumbuhan monokotil tidak mempunyai kambium sehingga tidak
mengalami pertumbuhan sekunder. Bila kamu perhatikandiameter batang palem,
bambu, tebu, dan kelapa hampir selalu sama dari kecil hingga dewasa. Berbeda
dengan tumbuhan dikotil seperti mangga, jati, jambu, asam, cemara, dan pinus.
Bila kamu menjumpainya, coba perhatikan dengan seksama! Aktivitas
pertumbuhan kambium tidak selalu sama antara musim penghujan dengan musim
kemarau. Di musim penghujan, air dan zat hara terlarut tersedia dengan melimpah
sehingga pembelahan sel lebih giat. Sebaliknya di musim kemarau, ketersediaan
air berkurang sehingga aktivitas pembelahan sel berkurang. Aktivitas pembelahan
yang berbeda ini tampak sebagai cincin-cincin konsentris pada batang yang
disebut lingkaran tahun. Perkembangan pada tumbuhan merupakan diferensiasi
atau spesialisasi sel atau bagian-bagian tumbuhan untuk melakukan fungsi khusus
(menjadi dewasa). Perkembangan pada tingkat sel misalnya sel-sel hasil
pembelahan jaringan meristem mengalami diferensiasi membentuk jaringan
pengangkut.
Contoh perkembangan pada tingkat organ misalnya terbentuknya organ
generatif yaitu munculnya bunga. Beberapa jenis tumbuhan memiliki umur yang
berbedabeda untuk berkembang menjadi dewasa. Masa dewasa ditandai dengan
kemampuan berkembang biak secara generatif. Jadi ketika suatu tumbuhan telah
membentuk bunga berarti tumbuhan itu telah dewasa dan dapat bereproduksi
secara generatif (menghasilkan biji). Biji merupakan calon individu yang dapat
tumbuh dan berkembang jika menemukan kondisi lingkungan yang sesuai.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan
Pertumbuhan pada tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a. Faktor luar
Faktor luar adalah materi atau hal-hal yang terdapat diluar tanaman yang
berdampak pada tanaman itu, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Termasuk ke dalam faktor luar adalah cahaya, temperatur, air, garam-garam
mineral, iklim, gravitasi bumi, dan lain-lain.
1. Nutrisi
Tumbuhan memerlukan unsur mineral dengan jumlah tertentu. Unsur yang
diperlukan dalam jumlah banyak disebut unsur makro, sedangkan unsur yang
diperlukan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro.
2. Cahaya
Cahaya mutlak diperlukan oleh semua tumbuhan hijau untuk melakukan
fotosintesis, tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkecambahan tumbuhan
adalah menghambat, karena cahaya dapat menyebabkan terurainya auxin sehingga
dapat menghambat pertumbuhan. Hal ini dapat dibuktikan apabila kita meletakkan
dua kecambah, yang satu di tempat gelap dan yang lain di tempat terang. Dalam
jangka waktu yang sama, kecambah di tempat gelap tumbuh lebih cepat tetapi
tidak normal. Pertumbuhan yang amat cepat di dalam gelap ini disebut etiolasi.
Pot kiri adalah perkecambahan normal, sedangkan sebelah kanan perkecambahan
yang mengalami etiolasi
Pada tumbuhan terdapat pigmen yang disebut fitokrom, yang berfungsi
mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kloroplas, sintesis klorofil,
pembentukan hormon tumbuhan (misalnya giberelin), dan pengaturan posisi daun
terhadap sinar matahari. Selain itu, fitokrom berpengaruh juga terhadap
fotoperiodisme, yaitu pengaruh lamanya pengaruh pencahayaan terhadap
pertumbuhan dan pembentukan bunga.
Berdasarkan panjang dan intensitas penyinaran, tumbuhan dikelompokkan
menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Tumbuhan berhari pendek (shortday plant) : Berbunga dan berbuah bila periode
penyinaran lebih pendek daripada periode kritis. Contohnya: strawberry, dahlia,
aster, dan krisatinum.
2. Tumbuhan berhari panjang (longday plant) : berbunga dan berbuah bila periode
penyinaran lebih panjang daripada periode kritis. Contohnya: bayam selada,
gandum, dan kentang.
3. Tumbuhan netral (dayneutral plant) : Tidak dipengaruhi oleh lamanya periode
penyinaran. Contoh: mawar, anyer, dan bunga matahari.
3. Suhu
Secara umum, suhu akan berpengaruh terhadap kerja enzim. Bila suhu terlalu
tinggi, enzim akan rusak, dan bila suhu terlalu rendah enzim menjadi tidak aktif.
4. Kelembaban atau kadar air
Sampai pada batas-batas tertentu, makin tinggi kadar air, pertumbuhan akan
makin cepat. Karena lebih banyak kadar air yang diserap dan lebih sedikit yang
diuapkan, akan menyebabkan pembentangan sel-sel, dengan demikian sel-sel
lebih cepat mencapai ukuran maksimalnya.
b. Faktor dalam
Selain faktor genetik, yang termasuk faktor-faktor dalam adalah hormon-
hormon yang terlibat dalam pertumbuhan tanaman. Hormon merupakan substansi
yang dihasilkan oleh tumbuhan, biasanya dalam jumlah yang sangat sedikit yang
berfungsi secara fisiologis mengendalikan arah dan kecepatan tumbuh bagian-
bagian dari tumbuhan.
Berikut ini adalah macam-macam hormon pada tumbuhan beserta fungsinya:
1. Auksin : Auksin dibentuk oleh ujung batang dan ujung akar. Auksin yang
dihasilkan oleh ujung batang akan mendominasi pertumbuhan batang utama,
sehingga pertumbuhan cabang relatif sedikit. Keadaan ini dikenal dengan istilah
dominansi apikal (apical dominance). Dengan memotong ujung batang, dominansi
apikal akan hilang, sehingga pertumbuhan cabang-cabang batang berjalan dengan
baik. Auksin dapat terurai bila terkena cahaya. Bila suatu koleoptil dikenai cahaya
dari samping, maka bagian koleoptil yang terkena cahaya auksinnya akan terurai
sehingga pertumbuhannya lebih lambat daripada bagian koleoptil yang tidak
terkena cahaya. Akibatnya koleoptil akan tumbuh membelok ke arah datangnya
sinar.
2. Giberelin : Hormon ini berfungsi mengatur pemanjangan batang (ruas batang),
juga pertumbuhan pucuk dan pembentukan buah. Secara umum fungsi giberelin
adalah untuk merangsang pertumbuhan meraksasa dan terbentuknya buah tanpa
biji (partenokarpi).
3. Sitokinin : Hormon tumbuhan ini mempengaruhi pertumbuhan, pengaturan
pembelahan sel, dan pemanjangan sel. Konsentrasi sitokinin dan auksin yang
seimbang merupakan hal yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman.
Sitokinin sendiri tampaknya mempunyai peranan dalam memperpanjang usia
jaringan.
4. Asam Absisat (= dormin) : Asam absisat ditemukan pada umbi-umbian dan biji-
biji yang dorman, beberapa jenis buah-buahan, daun, dan jaringan tumbuhan lain.
Secara fungsi asam absisat adalah mempercepat penuaan daun, merangsang
pengguguran daun, dan memperpanjang masa dormansi (menghambat
perkecambahan biji).
5. Gas etilen : Buah yang sudah tua menghasilkan gas etilen yang dianggap
sebagai hormon yang dapat mempercepat pemasakan buah yang masih mentah.
Gas etilen meningkatkan respirasi sehingga buah yang asalnya keras dan masam,
menjadi empuk dan berasa manis.
6. Kalin: Kalin adalah hormon yang merangsang pembentukan organ tubuh.
Berdasarkan organ yang dibentuknya, kalin dibedakan atas:
Kaulokalin : merangsang pembentukan batang
Rhyzokalin : merangsang pembentukan akar. Sekarang telah diketahui bahwa
rhyzokalin identik dengan vitamin B1 (thiamin)
Filokalin : merangsang pembentukan daun
Antokalin : merangsang pembentukan bunga
7. Asam traumalin : Batang atau akar tumbuhan dapat mengalami luka. Tumbuhan
memiliki kemampuan untuk memperbaiki bagian yang luka, disebut daya restitusi
atau regenerasi. Peristiwa ini terjadi dengan bantuan hormon luka atau kambium
luka atau asam traumalin. Lukaluka yang terjadi dapat tertutup kembali dengan
membentuk jaringan kalus dan jaringan yang rusak dapat diganti dengan yang
baru. Bahkan dari luka pada bagian tertentu dari tubuh tumbuhan dapat tumbuh
tunas baru.
BAB III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
1. Botol Plastik
2. Kapas 2-3 lembar
3. Air
4. Kacang hijau 10 butir
3.2 Cara Kerja
1. Sediakan botol plastik ukuran menengah atau botol
bekas pop ice sebanyak 1 (satu) buah.
2. Ambil 3 (tiga) lembar kapas kemudian basahi .
3. Remas kapas supaya kapas tidak terlalu basah.
4. Susun kapas kedalam botol, setelah itu letakkan 10
butir kacang hijau di atas kapas.
5. Setelah itu letakkan botol yang sudah berisi kacang
hijau di bawah sinar matahari langsung.
6. Kacang hijau diberi air setiap hari.
3.3 Teknik Analisis Data
Penelitian yang telah kita lakukan ini membuktikan bahwa
intensitas cahaya sangat berpengaruh terhadap kecepatan perkecambahan
biji kacang hijau. Kita lihat bahwa data penelitian menunjukkan reaksi di
tempat yang tidak terkena cahaya matahari secara langsung lebih cepat
tumbuh dibandingkan dengan reaksi ditempat yang terkena cahaya matahari
secara langsung, dan reaksi di tempat gelap lebih cepat tumbuh
dibandingkan dengan reaksi perkecambahan di tempat yang terkena cahaya
matahari secara tidak langsung.
BAB V1
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
b. di tempat teduh
HARI KE & PENGAMATAN
TANGGAL PANJANG WARNA JUMLAH
BATANG DAUN DAUN
Hari ke -1
0 cm - 0
Hari ke – 4 Putih
1,5 cm 0
Hari ke – 7
6 cm Putih – Hijau 2 Lembar
Hari ke – 10
8 cm Layu 3 Lembar
Hari ke – 14
10 cm Mati 4 Lembar
Tabel 1.2
c. di tempat gelap
HARI KE & PENGAMATAN
TANGGAL PANJANG WARNA JUMLAH
BATANG DAUN DAUN
Hari ke -1
0 cm - 0
Hari ke – 4 Putih
1,5 cm 0
Hari ke – 7
6 cm Hijau 1 Lembar
Hari ke – 10
10 cm Layu 3 Lembar
Hari ke – 14
12 cm Mati 5 Lembar
Tabel 1.3
4.2 PEMBAHASAN
b. Di tempat teduh
Hari Perkembangan Kacang Hijau
c. Di tempat gelap
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat kita simpulkan bahwa cahaya dapat
mempengaruhi proses perkecambahan biji kacang hijau. Proses pertumbuhan
tumbuhan membutuhkan cahaya. Namun, banyak sedikitnya cahaya yang
dibutuhkan tiap tumbuhan berbeda-beda, begitu pula dengan tumbuhan
kacang hijau.
Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap perkecambahan biji
kacang hijau, biji kacang hijau yang diletakan ditempat gelap dan terang
akan mempunyai perbedaan. Biji kacang hijau yang terkena cahaya
matahari secara langsung (terang) pertumbuhannya lebih lambat dan,biji
kacang hijau yang diletakkan di tempat yang tidak terkena cahaya matahari
secara langsung pertumbuhan atau perkecambahannya akan lebih cepat dari
yang terkena cahaya matahari secara langsung. . Sedangkan, biji kacang
hijau yang tidak terkena cahaya matahari (gelap) pertumbuhannya lebih
cepat tinggi (etiolasi) Hal ini terjadi karena cahaya
memperlambat/menghambat kerja hormone auksin dalam pertumbuhan
meninggi (primer). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang telah
dibuat sebelumnya telah benar.
5.2 Saran
Ketika menanam tanaman kacang hijau sebaiknya dilakukan ditempat yang
terang agar pertumbuhannya lebih bagus, dan menghasilkan biji kacang hijau
yang berkualitas. Dan sebaiknya percobaan di lakukan dalam waktu yang agak
lama agar dapat mengetahui kualitas kacang hijau ditempat yang berbeda ( terang
dan gelap).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.makalah.my.id/2016/10/makalah-pertumbuhan-dan-
perkembangan.html#
https://kumpulanmakalahdotblog.wordpress.com/2017/08/30/
pertumbuhan-kacang-hijau/
http://sikkn.umpwr.ac.id/uploads/artikel/
ARTIKEL_Purworejo_Secang_2019.pdf
LAMPIRAN
FOTO HASIL PENGAMATAN
Foto kecambah dihari pertama Foto di tempat cahaya matahari
langsung
(hasil penelitian mati)
Gambar 1.2
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1.3