Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROEKOLOGI
ACARA I : FAKTOR – FAKTOR LINGKUNGAN

Oleh :
Indah Rizqiah [201410010]
Hesti Cahyaningtias [201410006]
M. Ainul Yaqin [201410002]
Hamidun [201410018]
Bima langlang buana [201410008]

Fakultas Pertanian Prodi Agroteknologi


Universitas Panca Marga
Probolinggo
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.


Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-NYA, sehingga
kami penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam selalu
kita curahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya di jalan
yang benar.

Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam


penyusunan laporan ini. Laporan ini saya susun berdasarkan tugas Mata Kuliah Agroekologi
yang berjudul “Faktor – faktor Lingkungan”.
Semoga ALLAH SWT membalas jasa baiknya dan kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan. Tapi hanya inilah hasil optimal dan pemikiran
penulis. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan kritikan dan saran yang konstruktif
dari pembaca demi sempurnanya penulisan dimasa yang akan datang.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca pada
umumnya. Hanya kepada Allah jugalah penulis memohon dan berserah diri, Aamiin Ya Rabbal
‘alamin

Probolinggo, 14 Oktober 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………… 01

DAFTAR ISI …….……………………………………………………………………………….. 02

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang …….……………………………………………………………………………….. 03


2. Rumusan Masalah ..……………………………………………………………………………………. 03
3. Tujuan Penelitian …….……………………………………………………………………………….. 03
4. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 03
5. Variabel Pengamatan .…………………………………………………………………………………….. 04
6. Hipotesis ……………………………………………………………………………………… 04

BAB II LANDASAN TEORI

1. Tahapan Pertumbuhan ….………………………………………………………………………………….. 05


2. Faktor-faktor Yang Memengaruhi ……………………………………………………………………………………… 06
Pertumbuhan Pada Tumbuhan
3. Pengaruh Cahaya ………………………………………………………………………………………. 09

BAB III METODE PENELITIAN

1. Objek Penelitian ………………………………………………………………………………………. 10


2. Waktu dan Tempat Penelitian ………………………………………………………………………………………. 10
3. Alat dan Bahan ………………………………………………………………………………………. 10
4. Langkah Kerja ………………………………………………………………………………………. 10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

1. Hasil Penelitian ………………………………………………………………………………………. 11

2. Analisis Data ………………………………………………………………………………………. 13

BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………. 14
2. Saran ………………………………………………………………………………………. 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Kedua aktifitas kehidupan ini
tidak dapat dipisahkan karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai
pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversibel. Irreversibel maksudnya
tidak dapat kembali pada keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju
kedewasaan. Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu
perkecambahan yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil dari dalam biji. Untuk itu perlu
diketahui bagaimana proses perkecambahan itu terjadi beserta kondisi-kondisi pada kecambah
yang diberikan oleh faktor-faktor penyebab perkecambahan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah tipe perkecambahan biji jagung ?
1.2.2 Apakah ada perbedaan perkecambahan biji jagung yang ditempatkan di tempat
Ruang Kaca (RK) dan perkecambahan biji jagung yang ditempatkan di tempat
Naungan (N) serta perkecambahan biji jagung yang ditempatkan di tempat terbuka
(T)?
1.2.3 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan dan pertumbuhan biji
jagung ?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Mengetahui tipe perkecambahan biji jagung.
1.3.2 Mengetahui perbedaan perbedaan perkecambahan biji jagung yang ditempatkan di
tempat Ruang Kaca (RK) dan perkecambahan biji jagung yang ditempatkan di
tempat Naungan (N) serta perkecambahan biji jagung yang ditempatkan di tempat
terbuka (T).
1.3.3 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan dan pertumbuhan
biji jagung.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Sebagai sumber informasi bagi sebagian orang yang belum mengetahui
pengaruh intensitas cahaya terhadap perkecambahan.
1.4.2 Sebagai sumber informasi dalam pengembangan teknologi pertanian.
1.5 Variabel Pengamatan

1.5.1 Variabel bebas : Cahaya matahari


1.5.2 Variabel terikat : Perkecambahan biji kacang hijau dan biji jagung
1.5.3 Variabel control : biji jagung, gelas aqua, tanah, dan air

1.6 Hipotesis
1.6.1 Biji jagung kotiledonnya tetap berada di dalam tanah.
1.6.2 Pertumbuhan pada sisi tumbuhan biji jagung yang ditempatkan di tempat Ruang
Kaca (RK) pertumbuhannya terjadi secara lambat dan perkecambahan biji jagung
yang ditempatkan di tempat Naungan (N) pertumbuhannya lebih cepat serta
perkecambahan biji jagung yang ditempatkan di tempat terbuka (T)
pertumbuhannya terjadi secara lambat.
1.6.3 Faktor internal nya gen dan hormon sedangkan faktor eksternal nya salah satunya
adalah intensitas cahaya.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tahapan Pertumbuhan


Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu perkecambahan
yang diikuti dengan pertumbhan primer dan sekunder.
2.1.1. Perkecambahan
Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa
dormansi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi
lingkungan yang tidak sesuai.Perkecambahan sering dianggap sebagai permulaan
kehidupan tumbuhan. Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon
batang). Radikula tumbuh ke bawah menjadi akar sedangkan plumula tumbuh ke atas
menjadi batang.
Perkecambahan ditandai dengan munculnya kecambah, yaitu tumbuhan kecil
dan masih hidup dari persediaan makanan yang berada dalam biji. Ada empat bagian
penting pada biji yangt berkecambah, yaitu batang lembaga (kaulikulus), akar embrionik
(akar lembaga), kotiledon (daun lembaga), dan pucuk lembaga (plumula). Kotiledon
merupakan cadangan makanan pada kecambah karena pada saat perkecambahan,
tumbuhan belum bisa melakukan fotosintesis. Air merupakan kebutuhan mutlak bagi
perkecambahan. Tahap pertama perkecambahan adalah penyerapan air dengan cepat
secara imbibisi. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan
kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio sehingga biji
melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang
disimpan disimpan pada kotiledon, dan nutrient-nutriennya dipindahkan kebagian
embrio yang sedang tumbuh. Enzim yang berperan dalam pencernaan cadangan
makanan adalah enzim amylase, beta-amilase dan protease. Hormon giberelin berperan
penting untuk aktivasi dan mensintesis enzim-enzim tersebut.
Perkecambahan biji ada dua macam yaitu epigeal dan hypogeal. Perkecambahan
epigeal adalah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon terangkat ke atas tanah.
Hal ini disebabkan oleh hipokotil yang tumbuh memanjang. Akibatnya, plumula dan
kotiledon terdorong ke permukaan tanah, misalnya pada perkecambahan kacang hijau
(Phaseolus radiatus) dan kacang tanah (Arachis hypogaea). Sedangkan perkecambahan
hipogeal adalah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon tetap tertanam di
dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan memanjang dari epikotil yang
menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah, sedangkan
kotiledon tetap di dalam tanah, misalnya pada perkecambahan kacang kapri (Pisum
sativum), jagung (Zea mays), dan padi (Oryza sativa).
Pertumbuhan pada tanaman dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder.
2.1.2. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan titik
tumbuh primer. Pertumbuhan primer pada tumbuhan hanya terjadi pada bagian
tertentu saja yaitu pada bagian yang aktif membelah dan tumbuh. Bagian tersebut
disebut jaringan meristem. Pada jaringan meristem terdapat bagian titik tumbuh akar
dan titik tumbuh batang yang telah mulai terbentuk sejak tumbuhan masih berupa
embrio.
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan memanjang akibat aktivitas
mereistem apical (jaringan yang ada diujung akar dan dan ujung batang). Titik tumbuh
batang terdapat pada tumbuhan yang memiliki kuncup atau tunas. Pertumbuhan primer
menyebabkan batang dan akar bertambah panjang.
Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang dapat dibedakan menjadi 3
daerah yaitu:
a. Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar. Sel-sel di daerah ini aktif
membelah (bersifat meristematik)
b. Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerah pembelahan. Sel-sel di
daerah inimemiliki kemampuan untuk membesar dan memanjang.
c. Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-selnya berdiferensiasi
menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan struktur khusus.
2.1.3. Pertumbuhan Sekunder.
Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan
cambium yang bersifat meristematik. Pertumbuhan sekunder menyebabkan diameter
batang bertambah besar. Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada dikotil dan
gymnospermae. Aktivitas pembelahan cambium mengarah kea rah luar dan dalam.
Aktivitas cambium ke dua arah mengakibatkan bertambah tebal dan besar diameter
batang.

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan pada tumbuhan


Pertumbuhan pada tumbuhan, baik tumbuhan tingkat rendah maupun tingkat tinggi,
secara umum dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam.
2.2.1 Faktor Internal
Faktor internal adalah segala pengaruh/faktor yang berasal dari tanaman itu
sendiri yaitu meliputi gen dan hormon.
1. Gen
Gen mempengaruhi pertumbuhan melalui sifat yang diwariskan dan sintesis
protein yang dikendalikan.
2. Hormon
Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan disebut zat tumbuh (fitohormon).
Contoh hormon tumbuh pada tumbuhan adalah:
a) Auksin
Auksin disekresikan oleh titik tumbuh tanaman, contohnya ujung tunas, daun
muda, ujung akar, dan kambium. Peranan auksin antara lain:
Merangsang perpanjangan sel batang,
Meningkatkan pertumbuhan akar samping,
Meningkatkan aktivitas pembelahan sel di titik tumbuh,
Merangsang pembentukan bunga dan buah,
Menyebabkan terjadinya dominansi apikal, yaitu pertumbuhan di mana
keberadaan tunas ujung menghambat tunas ketiak,
Mendorong pembentukan akar pada tanaman ketiak,
Pembengkokan batang ke arah cahaya fototropisme.
b) Sitokinin
Mempengaruhi sitokinesis,
Mempengaruhi pertumbuhan akar dan diferensiasi akar,
Mendorong pembelahan sel.
c) Giberelin
Giberelin mempengaruhi pemanjangan sel maupun pembelahan pada
tumbuhan kerdil. Namun, pada tumbuhan normal, pemakaian giberelin
tidak memberikan respons.
Giberelin juga mempengaruhi perkecambahan, serta pertumbuhan dan
perkembangan pada akar, daun, bunga, dan buah.
d) Asam Traumalin (hormon luka)
Asam traumalin berfungsi untuk merangsang pembelahan sel di daerah
luka sebagai mekanis memenutupi luka.
Hormon ini mempengaruhi restitusi, yaitu kemampuan tumbuhan untuk
memperbaiki kerusakan atau luka yang terjadi pada tubuhnya.

e) Kalin
Hormon kalin merupakan hormon yang mempengaruhi pembentukan dan
pertumbuhan organ, misalnya:
Rizokalin : Merangsang pertumbuhan akar
Kaulokalin : Merangsang pertumbuhan batang
Filokalin : Merangsang pertumbuhan daun
Antokalin : Merangsang pertumbuhan bunga
f) Asam Absisat
Asam absisat disintesis pada daun, batang, buah, dan biji. Asam absisat
berfungsi menghambat pertumbuhan, menutup stomata selama kekurangan air, dan
menunda pertumbuhan.
g) Etilen
Etilen diprodusi pada jarigan buah masak, di ruas batang, dan di daun tua.
Etilen berfungsi mendorong pemasakan buah dan menyebabkan batang tumbuh
menjadi tebal.

2.2.2 Faktor Eksternal


Faktor eksternal merupakan sesuatu yang mempengaruhi/faktor yang berasal
dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau ekosistem. Ada beberapa
faktor ekstrenal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yaitu
air, cahaya, kelembapan, makanan(nutrisi), dan suhu.
a) Makanan
Makanan adalah sumber energi dan sumber materi untuk mensintesis berbagai
komponen sel. Tidak hanya karbondioksida dan air saja yang dibutuhkan
tumbuhan untuk bisa tumbuh dengan baik tetapi juga beberapa unsur unsur
minerel. Adapun menurut jumlah yang di butuhkan oleh tubuh, unsur mineral ini
dibedakan menjadi 2 :
Makroelemen yaitu golongan unsur-unsur mineral yang dibutuhkan dalam
jumlah banyak. Makroelemen ini meliputi oksigen, carbon, hidrogen, sulfur,
nitrogen, fosfor, kallium, kalsium dan magnesium.
Mikroelemen yaitu golongan unsur-unsur mineral yang dibutuhkan dalm
jumlah sedikit. Mikroelemen ini meliputi besi, klorin, tembaga, seng,
molibddenum, boron dan nikel. Mikro elemen ini betfungsi sebagai kofaktor
yaitu reaksi enzimatik dalam tumbuhan.
Jika kekurangan nutrisi maka tumbuhan tersebuat akan mengalami difisiensi.
Difisiensi ini menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu.
b) Air
Tanpa air, tumbuhan tidaklah dapat tumbuh. Air termasuk senyawa yang
dibutuhkan tumbuhan. Air berfungsi anatara lain sebagai fotosintesis, mengaktifkan
reaksi enzim ezimatik, menjaga kelembapan dan membengtu perkecambahan pada biji.
c) Suhu
Pada umumnya,tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh.
Suhu optimum : suhu dimana tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik dan maksimal
Suhu minimum : suhu paling rendah yang masih memungkinkan suatu tumbuhan
untuk tumbuh
Suhu maksimum : suhu tertinggi yang masih memungkinkan tumbuhan untuk
tumbuh

d) Kelembapan
Pengaruh kelembapan udara berbeda terhadap berbagai tumbuhan. Tanah dan
udara yang lembab berpengaruh baik bagi pertumbuhan tumbuhan.

e) Cahaya
Pada umumnya, cahaya menghambat pertumbuhan meninggikan tanaman
karena dapat menguraikan auksin. Tetapi, cahaya juga merangsang pembungaan
tumbuhan tertentu, yaitu tumbuhan yang dapat berbunga pada :
Hari pendek (lamanya penyinaran matahari lebih pendek ketimbang waktu gelapnya
malam.
Hari panjang(lamnya penyinaran matahari lebih lama ketimbang waktu gelapnya).

Hal itu dapat terjadi karena pada tumbuhan terdapat hormon fitokrom yang mengatur
pengaruh cahaya ini dalam pertumbuhan dan perkembangan pembungaan tanaman.

2.3. Pengaruh Cahaya pada Pertumbuhan Tumbuhan:


Cahaya matahari bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya
digunakan untuk proses fotosintesis.Cahaya juga berperan dalam proses pembentukan klorofil.
Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan,
hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya.
Sehingga, proses perkecambahan yang diletakan di tempat yang gelap akan menyebabkan
terjadinya etiolasi. Intensitas pencahayaan atau penyinaran yang berbeda akan menghasilkan
macam pertumbuhan tumbuhan yang berbeda. Respons tumbuhan terhadap panjang
penyinaran yang berariasi disebut fotoperiodisme. Respons itu meliputi dormansi (masa tidur
yang bertujuan mengatasi masa/musim yang tidak menguntungkan untuk tumbuh),
pembungaan, perkecambahan, dan perkembangan batang serta akar.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian


Objek penelitian ini adalah Jagung (Zea Mays)

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini berlangsung selama 10 hari dan dilaksanakan di Rumah Masing-masing.

3.3 Alat dan Bahan


3.3.1 Alat
Polibag
Penggaris
3.3.2 Bahan
biji jagung
Air
Tanah

3.4 Langkah Kerja


 Siapkan biji jagung.
 Letakkan masing-masing 3 biji jagung pada 3 buah gelas aqua yang
menggunakan media tanam kapas dimana kapasnya sudah dalam keadaan
basah.
 Berilah nama penelitian tadi menjadi A2, A4, B2, dan B4.
 Selanjutnya, letakkan masing-masing 3 biji kacang hijau pada 4 buah gelas aqua
yang menggunakan media tanah dimana tanahnya sudah dalam keadaan basah.
 Berilah nama penelitian tersebut menjadi A1, A3, B1, dan B3.
 Sirami setiap hari.
 Untuk kelompok A disimpan diluar ruangan yang terkena sinar matahari
sedangkan kelompok B disimpan didalam ruangan yang gelap
 Lakukan pengamatan dengan mengukurnya selama 10 hari
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

4.1 Hasil Penelitian

Tabel 1 : Hasil percobaan pertumbuhan di tempat yang terkena sinar matahari

JENIS BIJI Hari ke


BIJI KE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm
A1 2 0 cm 0 cm 1 cm 2 cm 3 cm 5 cm 6,5 cm 7 cm 8 cm 10 cm
3 0 cm 0 cm 0,8 cm 1,4 cm 2,5 cm 2,8 cm 3 cm 3,5 cm 5 cm 6 cm

1 0 cm 0 cm 0,5 cm 1 cm 1,5 cm 2 cm 2 cm 2,7 cm 3 cm 3 cm


A2 2 0 cm 0 cm 1 cm 2 cm 3 cm 4 cm 5 cm 6 cm 6 cm 7,5 cm
3 0 cm 0 cm 0 cm 0,5 cm 0,8 cm 0,8 cm 1 cm 1 cm 1,5 cm 1,5 cm

1 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm
A3 2 0 cm 0 cm 0 cm 1 cm 2 cm 3 cm 5,4 cm 6 cm 6,5 cm 7 cm
3 0 cm 0 cm 1 cm 2 cm 3 cm 4 cm 4 cm 5 cm 6 cm 8 cm

1 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm
A4 2 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0,2 cm 0,2 cm 0,4 cm 0,5 cm 0,5 cm
3 0 cm 0 cm 2 cm 2 cm 3 cm 4 cm 4,3 cm 5 cm 7 cm 7 cm
Tabel 2 : Hasil percobaan pertumbuhan di tempat yang tidak terkena sinar matahari

JENIS BIJI Hari ke


BIJI KE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0 cm 0 cm 1 cm 1 cm 2 cm 2,65 cm 3 cm 3 cm 4 cm 4 cm

2 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0,5 cm 0,5 cm 0,5 cm 0,5 cm


B1

3 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm

1 0 cm 0 cm 0 cm 0,2 cm 0,2 cm 0,5 cm 0,5 cm 0,5 cm 0,5 cm 0,5 cm


B2 0 cm 0 cm 0 cm
2 0,2 cm 0,2 cm 0,5 cm 0,5 cm 0,7 cm 1 cm 1 cm
3 0 cm 0 cm 0,5 cm 1 cm 1,4 cm 1,6 cm 2 cm 2 cm 3 cm 3 cm

0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm
1 0 cm
B3 2 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm
3 0 cm 1,5 cm 2 cm 2 cm 6 cm 10 cm 13 cm 15 cm 16 cm 18 cm

1 2 cm 5 cm 10 cm 15 cm 19 cm 23 cm 25 cm 27 cm 30 cm 33 cm
B4 2 0 cm 2 cm 4 cm 6 cm 7 cm 8 cm 16 cm 20 cm 25 cm 27 cm
3 0 cm 1,5 cm 3 cm 5 cm 7 cm 9 cm 15 cm 18 cm 22 cm 26 cm
4.2 Analisa Data

Dari hasil kegiatan pengamatan ini, terdapat perubahan dan perkembangan biji yang
terlihat pertumbuhannya setelah hari ke-2. Di hari pertama hanya terjadi perubahan pada biji
jagung yang ditanam di tanah (tidak terkena cahaya) dan biji yang lain belum terlihat ada
perubahan. Di hari kedua tidak ada perubahan pada tumbuhan yang di simpan di luar (terkena
cahaya) tetapi, sudah mulai terlihat perubahan pada biji kacang hijau yang ditanam di tanah
(tidak terkena cahaya) dan bertambah lagi tinggi tumbuhan jagung didalam tanah (tidak
terkena cahaya) sepanjang 3cm. Di hari ketiga terlihat sedikit penambahan tinggi pada
tumbuhan walaupun hanya 1-2 cm pada tumbuhan yang terkena cahaya dan 1-5 cm pada
tumbuhan yang tidak terkena cahaya. Dan pada hari ke-4 dan seterusnya pun tumbuhan tetap
bertambah panjangnya. Tumbuhan yang di simpan terkena cahaya, pertumbuhannya lebih
cepat pada tumbuhan yang disimpan di kapas dengan panjang 10cm pada tumbuhan kacang
hijau, namun sebaliknya tumbuhan yang di simpan ditempat yang tidak terkena cahaya,
pertumbuhannya lebih cepat pada tumbuhan yang disimpan di tanah dengan panjang 33cm
pada tumbuhan jagung. Ada pula perbedaan pada warna daun pada tumbuhan yang disimpan
terkena cahaya dan yang tidak terkena cahaya. Tumbuhanyang disimpan terkena cahaya,
memiliki warna daun yang hijau, sedangkan tumbuhan yang tidak terkena cahaya memiliki
warna daun yang agak kekuningan, hal ini disebabkan karena tumbuhan tidak terkena cahaya.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan ini, dapat disimpulkan bahwa tumbuhan yang disimpan terkena
cahaya akan menjadi lebih bagus dari pada tidak terkena cahaya. Walaupun tumbuhan yang
tidak terkena cahaya akan lebih tinggi dari pada tumbuhan yang terkena cahaya, hal ini
dikarenakan hormon auksin pada tumbuhan yang terkena cahaya akan rusak karena terkena
cahaya dan ini berpengaruh pada pertumbuhan tinggi tanaman tersebut. Namun tumbuhan
yang tidak terkena cahaya tidak bisa melakukan fotosintesis karena tidak adanya cahaya
matahari dan menyebabkan warna tumbuhan ini agak ke kuningan, sebaliknya tumbuhan yang
terkena cahaya bisa melakukan fotosintesis, maka dari itu tumbuhan tersebut berwarna hijau
yang berarti tumbuhan ini sehat.

Anda mungkin juga menyukai