Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Pengaruh Derajat Keasaman pH terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan


Kacang Hijau

Disusun oleh:
1. Adinda Azhara
2. Angger Adiwiguna
3. Azila Munawaroh P
4. Hans Timotius J.S
5. M. Tegar Febriano
6. Naufadilla Andina

Kelompok : 3

Kelas : XII MIPA 7

SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI

Tahun Ajaran 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang atas rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan laporan praktikum yang berjudul “Pengaruh Derajat Keasaman pH
Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Hijau”. Penulisan laporan ini adalah
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Biologi.
Penulisan laporan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pH terhadap
pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau. Kami menyadari laporan ini masih banyak
kekurangan, baik teknis penulisan maupun materi. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan penelitian ini. Kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberi bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal’Alamiin.

Jambi, 20 Agustus 2019

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

JUDUL.......................................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
DAFTAR TABEL...........................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….. 1
1.3 Tujuan……………………………………………………………… 1
1.4 Hipotesis……………………………………………………………………………….. 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………………………………… 2
2.1 Perkecambahan dan Pertumbuhan...............2
2.2 Kacang Hijau.............4
2.2.1 Akar Kacang Hijau.................4
2.2.2 Batang Kacang Hijau.........5
2.2.3 Bunga dan Biji Kacang Hijau.........5
2.2.4 Buah Kacang Hijau..........5
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………… 6
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian..........6
3.2 Alat dan Bahan…………………………………………………….. 6
3.3 Cara Kerja………………………………………………………………. 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………. 7
4.1 Hasil Pengamatan………………………………………………………. 7
4.2 Pembahasan……………………………………………………………. 7
BAB V PENUTUP……………………………………………………………………….. 9
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………… 9
5.2 Saran 9
DAFTAR PUSTAKA.......10
LAMPIRAN.......11
BIODATA PENULIS.........13

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Kedua aktivitas kehidupan ini
tidak dapat dipisahkan karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai
pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversibel. Irreversibel maksudnya
tidak dapat kembali pada keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju
kedewasaan. Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu perkecambahan
yang diikuti oleh pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Perkecambahan merupakan
proses munculnya tanaman kecil dari dalam biji. Untuk itu perlu diketahui bagaimana proses
perkecambahan itu terjadi beserta kondisi pada kecambah yang diberikan factor-faktor
perkecambahan.
Dalam melangsungkan pertumbuhan, selain membutuhkan cahaya dan air, tumbuhan
juga membutuhkan faktor lain, salah satunya pH tanah atau media tempat tanaman itu tumbuh.
Sebagai makhluk hidup, kita perlu belajar untuk mengetahui peranan pH terhadap perkembangan
tumbuhan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah :

1. Bagaimana pengaruh pH terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau?


2. Berapakah pH yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau?

1.3 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini yaitu :

1. Mempelajari dan mengetahui pengaruh pH yang tepat terhadap pertumbuhan dan


perkembangan kacang hijau.
2. Mempelajari dan mengetahui perbedaan perkecambahan kacang hijau pada media yang
memiliki pH berbeda.

1.4 Hipotesis
pH sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.

1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perkecambahan dan Pertumbuhan


Pada tumbuhan, pertumbuhan dan perkembangan diawali dengan perkecambahan biji.
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil
pertumbuhan dan perkembangan embrio. Perkecambahan dapat terjadi apabila kandungan air
dalam biji semakin tinggi. Masuknya air ke biji melalui proses imbibisi. Air yang masuk akan
memacu embrio dalam biji untuk melepaskan hormon giberelin. Hormon ini mendorong
pelepasan enzim yang berfungsi menghidrolisis makanan cadangan sehingga terbentuk energi.
Energi ini digunakan untuk proses awal pertumbuhan dan perkembangan embrio dalam biji.
Struktur yang pertama muncul dan menyobek selaput biji adalah radikula. Radikula merupakan
calon akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil. Selanjutnya, pada bagian ujung sebelah
atas tumbuh epikotil (calon batang).
Berdasarkan letak kotiledon pada saat berkecambah, ada dua tipe perkecambahan, yaitu
perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal.

1. Perkecambahan Epigeal
Ciri utama tipe perkecambahan ini ditandai dengan terangkatnya kotiledon ke atas permukaan
tanah. Hal ini dikarenakan terjadi pemanjangan bagian hipokotil yaitu ruas batang di bawah
kotiledon. Kotiledon dan plumula/bakal daun terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan
tipe ini umumnya terjadi pada biji tanaman Dicotyledoneae, contoh pada kacang hijau dan
kacang kedelai.

2. Perkecambahan Hipogeal
Ciri utama tipe perkecambahan hipogeal ditandai dengan tertinggalnya kotiledon di dalam tanah.
Pada perkecambahan hipogeal, bagian yang mengalami pemanjangan adalah ruas batang di atas
kotiledon atau disebut epikotil sehingga bakal daun atau plumula menembus tanah dan kotiledon
tetap di dalam tanah. Perkecambahan hipogeal terjadi pada biji tumbuhan Monocotyledoneae,
contohnya pada jagung dan padi, serta beberapa jenis tumbuhan Dicotyledoneae, contohnya
kacang kapri.

Pada akhir perkecambahan terbentuk akar, batang, dan daun. Selanjutnya, tumbuhan mengalami
pola-pola pertumbuhan seperti berikut :

1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas meristem apikal. Pada
peristiwa ini terjadi proses pembelahan dan diferensiasi sel yang mengakibatkan akar dan batang
tumbuh memanjang. Meristem apikal terdapat pada ujung batang dan ujung akar. Meristem
apikal dibagi menjadi tiga daerah yaitu daerah pembelahan, pemanjangan (elongasi), dan
diferensiasi.

2
a. Pertumbuhan Primer pada Akar
Akar muda yang keluar dari biji segera masuk ke dalam tanah, selanjutnya membentuk
sistem perakaran tanaman. Pada ujung akar yang masih muda, terdapat empat daerah
pertumbuhan yaitu tudung akar (kaliptra), meristem, daerah pemanjangan sel, dan daerah
diferensiasi.

b. Pertumbuhan Primer pada Batang


Pertumbuhan dan perkembangan primer pada batang meliputi daerah pertumbuhan (titik
tumbuh), daerah pemanjangan, dan daerah deferensiasi. Meristem apikal pada batang dibentuk
oleh sel-sel yang senantiasa membelah pada ujung tunas yang biasa disebut kuncup. Di dalam
kuncup, ruas batang dan tonjolan daun kecil (primordia) memiliki jarak sangat pendek.
Pertumbuhan, pembelahan,dan pemanjangan sel terjadi di dalam internodus.

2. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder terjadi akibat aktivitas pembelahan mitosis pada jaringan
meristem sekunder (meristem lateral) sehingga mengakibatkan diameter batang dan akar
bertambah besar. Ada dua macam meristem lateral, yaitu kambium vaskuler dan kambium
gabus.
Kambium vaskuler terletak di antara xilem floem. Aktivitas kambium ini mengakibatkan
pembelahan sel ke arah dalam membentuk xilem dan ke arah luar membentuk
floem.pertumbuhan ke arah dalam lebih besar sehingga xilem yang dihasilkan lebih yebal dari
pada floem. Pembentukan xilem dan floem dipengaruhinoleh musim. Pada musim hujan, lapisan
yang terbentuk lebih tebal dari pada musim kemarau. Perbedaan pertumbuhan ini mengakibatkan
terbentuknya lingkaran tahun.
Kambium gabus merupakan jaringan pelindung yang mengganti fungsi jaringanepidermis
yang rusak/mati. Pada lapisan peridimis jaringan kambium gabus terdapat felogen yang bersifat
meristematis. Aktivitas falogen mengakibatkan pembelahan sel ke arah dalam membentuk
feloderma dan ke arah luar membentuk felem.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan itu sendiri.

a. Faktor Intraseluler
Faktor intraseluler terdapat di dalam sel tumbuhan, contohnya gen. Gen merupakan kode genetik
yang akan diterjemahkan menjadi protein tertentu yang berfungsi sebagai pembentuk enzim yang
memengaruhi reaksi metabolisme.

b. Faktor Interseluler
Faktor interseluler yang dilepaskan oleh sel untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan
yaitu hormon. Hormon pada tumbuhan disebut fitohormon. Bebrapa fitohormon pada tumbuhan

3
yaitu : Auksin, Giberelin, Sitokinin, Gas Etilen, Asam Absisat, Asam Traumalin (Hormon Luka),
dan Kalin.

2. Faktor Eksternal

1). Air
Air mutlak diperlukan tumbuhan, karena air termasuk senyawa utama yang sangat penting bagi
tumbuhan untuk melakukan berbagai fungsi.
2). Cahaya
Tumbuhan membutuhkan cahaya karena berperan penting dalam proses fotosintesis. Cahaya
juga memengaruhi pertumbuhan suatu tumbuhan. Umumnya, cahaya menghambat pertumbuhan
meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin (hormon pertumbuhan). meskipun demikian,
intensitas cahaya yang diterima oleh tumbuhan tidak boleh kurang atau berlebihan.
3). Kelembapan
Kelembapan udara yang rendah dapat meningkatkan laju transpirasi sehingga penyerapan air dan
unsur hara meningkat.
4). Nutriea
Tumbuhan memerlukan nutriea sebagai sumber energi dan sintesis berbagai komponen sel.
Apabila kekurangan nutriea maka tumbuhan akan mengalami difisiensi (menghambat
pertumbuhan dan mengakibatkan kematian).
5). Suhu
Pada umumnya, tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh dan berkembang dengan
baik. Suhu berpengaruh terhadap proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi.
6). Oksigen
Oksigen diperlukan untuk proses respirasi aerob. Melalui proses tersebut, tumbuhan dapat
memperoleh energi untuk pertumbuhannya. Jika kekurangan oksigem maka tumbuhan akan mati.
7). Nilai pH (Tingkat Keasaman)
Nilai pH dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hal ini karena pH
menentukan kemampuan tumbuhan dalam mengambil unsur hara dalam tanah. Jika pH tidak
sesuai, tanaman dapat mengalami keracunan.

2.2 Kacang Hijau

2.2.1 Akar Kacang Hijau


Akar tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakaran kacang hijau dibagi
menjadi dua, yaitu mesophites dan xerophites. Mesophites mempunyai banyak cabang akar pada
permukaan dan tipe pertumbuhannya menyebar. Sementara xerophites memiliki akar cabang
lebih sedikit memanjang ke arah bawah. Sistem perakaran tanaman kacang hijau bercabang-
cabang banyak dan dalam akarnya membentuk bintik-bintik yang disebut nodula akar. Seperti

4
tanaman suku legume pada umumnya, tanaman kacang hijau bersimbiosis mutualisme dengan
bakteri penambat N di udara, yaitu Rhizobium sp.
Rhizobium sp. mendapatkan tempat tinggal (inang) dan sumber makanan pada tanaman
kacang hijau, dan sebagai timbal baliknya tanaman kacang hijau mendapat asupan unsur hara
Nitrogen tambahan dari Rhizobium sp.

2.2.2 Batang Kacang Hijau


Batang kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku. Ukuran batangnya kecil, berbulu
berwarna hijau kecoklatan atau kemerahan. Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai daun,
kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang berhadapan dan masing-masing daun
berupa daun tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak dengan ketinggian 1 m, cabang
menyebar ke semua arah. Daun kacang hijau tumbuh majemuk, terdiri dari tiga helai anak daun
setiap tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan bagian ujung tua, letak daun berselip. Tangkai
daun lebih panjang dari pada daunnya sendiri.

2.2.3 Bunga dan Biji Kacang Hijau


Bunga kacang hijau berbentuk seperti kupu-kupu dan berwarna kuning kehijauan atau
kuning pucat. Bunganya termasuk jenis hermaprodit atau berkelamin sempurna. Proses
penyerbukan terjadi pada malam hari sehingga pada pagi harinya bunga akan mekar dan pada
sore hari akan layu.

2.2.4 Buah Kacang Hijau


Buah kacang hijau berbentuk polong. Panjang polong sekitar 5-16 cm. Setiap polong berisi
10-15 biji. Polong kacang hijau berbentuk bulat silindris atau pipih dengan ujung agak runcing
atau tumpul. Polong muda berwarna hijau, setelah itu berubah menjadi kecoklatan atau
kehitaman. Polongnya mempunyai rambut-rambut pendek atau berbulu.

5
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu Penelitian : 7 Agustus 2019-14 Agustus 2019
Tempat Penelitian : SMAN 3 Kota Jambi

3.2 Alat dan Bahan

Alat :

1. 3 buah botol air mineral


2. Penggaris
3. Indikator pH/ Kertas Lakmus
4. Gunting

Bahan :
1. Biji kacang hijau
2. Air dengan pH yang berbeda-beda
Asam : Air Jeruk ber pH 5,9
Netral : Air mineral ber pH 7,9
Basa : Air Sabun ber pH 10,5
3. Tanah

3.3 Cara Kerja

1. Siapkan 3 buah botol air mineral


2. Berilah label pada masing-masing gelas
3. Masukkan tanah kedalam gelas wadah
4. Setelah itu tanamlah masing-masing 5 biji kacang hijau pada masing-masing wadah
5. Letakkan wadah yang sudah terisi biji ditempat yang cukup sinar matahari
6. Hitunglah tinggi atau panjang tanaman saat mulai ditanam. Catatlah hasilnya di tabel
pengamatan
7. Lakukan penyiraman setiap hari dengan jumlah yang sama. Wadah A disiram dengan air sabun,
Wadah B disiram dengan air jeruk dan Wadah C disiram dengan air mineral. Ulangi penyiraman
sesuai waktu yang telah ditentukan
8. Lakukan pengamatan harian selama 7 hari untuk mengamati perubahan dan catat ketinggian
yang terjadi setiap sebelum menyiram.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hari ke- Asam Netral Basa


Air Jeruk Air Mineral Air Sabun
1 1,2 cm 1,7 cm 0 cm

2 2,5 cm 3,3 cm 0 cm

3 3,8 cm 4,8 cm 0 cm

4 5,4 cm 6,5 cm 0 cm

5 6,7 cm 8,3 cm 0 cm

6 8 cm 10,1 cm 0 cm

7 9,3 cm 11,8 cm 0 cm

4.2 Pembahasan

Hari ke-1
Pada wadah air jeruk dengan pH 5,9 kecambah kacang hijau tumbuh 1,2 cm. Sedangkan pada
wadah air mineral dengan pH 7,9 kecambah kacang hijau tumbuh 1,7 cm. Dan pada wadah air
sabun dengan pH 10,5 kecambah belum tumbuh.

Hari Ke-2
Pada wadah air jeruk dengan pH 5,9 kecambah kacang hijau tumbuh menjadi 2,5 cm. Sedangkan
pada wadah air mineral dengan pH 7,9 kecambah kacang hijau tumbuh menjadi 3,3 cm. Dan
pada wadah air sabun dengan pH 10,5 kecambah masih belum tumbuh.

7
Hari Ke-3
Pada wadah air jeruk dengan pH 5,9 kecambah kacang hijau tumbuh menjadi 3,8 cm. Sedangkan
pada wadah air mineral dengan pH 7,9 kecambah kacang hijau tumbuh menjadi 4,8 cm. Dan
pada wadah air sabun dengan pH 10,5 kecambah belum tumbuh.

Hari Ke-4
Pada wadah air jeruk dengan pH 5,9 kecambah kacang hijau tumbuh menjadi 5,4 cm. Sedangkan
pada wadah air mineral dengan pH 7,9 kecambah kacang hijau tumbuh menjadi 6,5 cm. Dan
pada wadah air sabun dengan pH 10,5 kecambah tidak tumbuh.

Hari Ke-5
Pada wadah air jeruk dengan pH 5,9 kecambah kacang hijau tumbuh menjadi 6,7 cm. Sedangkan
pada wadah air mineral dengan pH 7,9 kecambah kacang hijau tumbuh menjadi 8,3 cm. Dan
pada wadah air sabun dengan pH 10,5 kecambah tidak tumbuh.

Hari Ke-6
Pada wadah air jeruk dengan pH 5,9 kecambah kacang hijau tumbuh menjadi 8 cm. Sedangkan
pada wadah air mineral dengan pH 7,9 kecambah kacang hijau tumbuh menjadi 10,1 cm. Dan
pada wadah air sabun dengan pH 10,5 kecambah tidak tumbuh.

Hari Ke-7
Pada wadah air jeruk dengan pH 5,9 kecambah kacang hijau tumbuh menjadi 9,3 cm. Sedangkan
pada wadah air mineral dengan pH 7,9 kecambah kacang hijau tumbuh menjadi 11,8 cm. Dan
pada wadah air sabun dengan pH 10,5 kecambah tidak tumbuh.

8
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari data diatas, dapat kita lihat simpulkan bahwa pH memang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Dari data di atas juga, dapat disimpulkan
bahwa kecambah kacang hijau lebih mudah dan cepat tumbuh pada media yang mempunyai pH
netral. Itu dapat dilihat dari kecambah yang tumbuh pada media yang mempunyai pH netral
dibandingkan dengan kecambah pada media dengan pH asam dan basa yang sama sekali tidak
tumbuh kecambah.

5.2 Saran
Jika ingin menanam kacang hijau sebaiknya pada media yang mempunyai pH netral,
karena pada pH netral ini kecambah kacang hijau lebih mudah dan cepat tumbuh. Dalam
membuat laporan ini kami menyadari masih banyak kekurangan untuk itu kami mohon kritik dan
sarannya yang membangun bagi kesuksesan kami yang akan mendatang.

9
DAFTAR PUSTAKA
https://oktavianipratama.wordpress.com/laporan-kuliah/praktikum-ipa-1-3/pengaruh-faktor-
eksternal-ph-air-terhadap-pertumbuhan-dan-perkembangan-tumbuhan-kacang-hijau/
http://pengertiantanaman.blogspot.com/

10
LAMPIRAN

11
12
BIODATA PENULIS
Kelompok : 3
Anggota :
a. Adinda Azhara
b. Angger Adiwiguna
c. Azila Munawaroh P
d. Hans Timotius J.S
e. M. Tegar Febriano
f. Naufadilla Andina

13

Anda mungkin juga menyukai