D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Dalam proses penyusunan Laporan Penelitian ini, penulis sadar bahwa selesainya Laporan
Penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Yetri Yanofa, S. Pd., M. Si., selaku guru mata pelajaran Biologi yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis;
2. Orangtua dan sahabat yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada penulis.
Laporan Penelitian ini ditulis berdarkan pengamatan dan hasil studi pustaka mengenai
Pengaruh Eksternal Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Hijau di Padang. Berbagai upaya
dilakukan penulis untuk mendapatkan hasil terbaik dalam penelitian ini. Penulis menyadari
bahwa karya tulis ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan dikarenakan kemampuan
penulis yang belum matang dan terbatas. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca guna kesempurnaan Laporan Penelitian ini. Penulis berharap semoga
penelitian ini dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
(Pengaruh Faktor Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Hijau)
Vigna radiata
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG MASALAH
Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Dua rangkaian proses
tersebut berjalan bersamaan, sehingga tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan diartikan sebagai
suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, yaitu tidak
dapat kembali kebentuk semula. Pertumbuhan disebabkan oleh pembelahan sel (pertambahan
jumlah sel) dan oleh adanya pembesaran sel (pertambahan ukuran sel). Pertumbuhan bersifat
kuantitatif (dapat diukur), untuk mengukur petumbuhan dapat menggunakan alat
auksanometer. Sedangkan perkembangan merupakan spesialisasi sel menjadi struktur dan
fungsi tertentu. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi melalui
perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.
Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil (plantula) dari dalam biji
hasil dari perkembangan dan pertumbuhan embrio. Perkembangan dan pertumbuhan dapat
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor pendukung yang paling penting bagi
proses perkecambahan adalah air. Proses awal perkecambahan dimulai dari penyerapan air
dengan cepat secara imbibisi. Air yang berimbibisi bisa mengakibatkan biji memecah kulit
pembungkusnya dan mengembang serta memicu perubahan metabolik pada embrio sehingga
biji mengalami pertumbuhan. Selain itu, proses perkecambahan juga membutuhkan cahaya.
Kekurangan cahaya akan mengganggu proses fotosintesis pada kecambah yang menimbulkan
gejala etiolasi. Gejala ini dapat dilihat dari batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun
lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis, dan berwarna pucat. Sebaliknya, tumbuhan yang
tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative
pendek, daun berkembang, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh.
Sesuai dengan penjelasan yang telah dijabarkan diatas, mengenai faktor yang berpengaruh
pada proses perkembangan dan pertumbuhan biji kacang hijau. Maka dilakukanlah percobaan
ini.
II. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon giberelin (GA) hormon ini
mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk mensistesis dan
mengeluarkan enzim-enzim bekerja enghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam
kotiledon dan endosfilem. Proses ini menghasilkan molekul kecil yang larut dalam air misalnya
enzim amylase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat-
zat lainnya diserap dari endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit
tanaman (Pujiyanto, 2008).
Kacang hijau (Vignaradiata L.) merupakan tanaman kacang-kacangan ketiga yang banyak
dibudidayakan setelah kedelai dan kacang tanah. Bila dilihat dari kesesuaian iklim dan kondisi
lahan yang dimiliki, Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki kesempatan untuk
melakukan ekspor kacang (Purwono dan Hartono, 2005).
Kecambah kacang hijau mengandung vitamin E yang tidak ditemukan pada kacang tanah dan
kedelai. Bahkan nilai gizi kecambah kacang hijau lebih baik daripada nilai gizi biji kacang hijau.
Hal ini disebabkan kecambah telah mengalami proses perombakan makromolekul menjadi
mikromolekul. Selain itu dengan proses perkecambahan terjadi pembentukan senyawa
tokoferol (vitamin E) (Purwono dan Hartono, 2005).
Biji kacang hijau dapat berkecambah apabila berada dalam lingkungan yang memenuhi syarat
untuk perkecambahan, yaitu kandungan air kacang hijau dan kelembaban udara sekeliling
harus tinggi. Kadar air biji kacang hijau berkisar 5-15%, pada kadar air ini kelembaban terlalu
rendah untuk berlangsungnya metabolisme sehingga tahap perkecambahan adalah kadar air
biji kacang hijau harus dinaikkan dengan cara dilakukan perendaman atau ditempatkan pada
lingkungan yang jenuh uap air (Anggrahini, 2009).
Suwarsono (1989), menyatakan bahwa cahaya merupakan perangsang utama dalam hidup
tumbuhan. Beberapa respon tumbuhan terhadap interaksi cahaya yang berbeda-beda adalah
dilakukan oleh auksin dan efeknya timbul karena berkurangnya efektivitas auksin pada keadaan
cahaya terik. Tumbuhan yang tumbuh delam gelap atau cahaya lemah akan mempunyai batang
yang panjang dengan ruas yang lebih panjang dan lebih besar dari tumbuhan yang
mendapatkan cahaya matahari penuh dan daun lebih kecil daripada daun yang terlindung.
Menurut Hasan (1997), bahwa hampir seluruh energi panas (kalor) berasal dari matahari. Suhu
meningkatkan perkembangan tanaman sebagai batas tertentu. Hubungan suhu dengan
pertumbuhan tanaman menunjukkan hubungan linier sampai batas tertentu. Setelah mencapai
maksimum hubungan kedua variabel itu menunjukkan parabolik. Pada suhu rendah
kebanyakan tanaman mengakibatkan rusaknya batang, daun muda, tunas, bungan dan buah.
Besarnya kerusakan organ atau jaringan tanaman akibat suhu rendah tergantung keadaan air.
METODE PENELITIAN
I. WAKTU DAN TEMPAT
Penelitian ini dilakukan pada.
a. Alat
3polybag ukuran 35cm x 35cm
Penggaris
Gelas takar
Alat tulis
b. Bahan
9 buah biji Kacang Hujau (Vigna radiata)
Cahaya Matahari
Air
Tanah
Tinggi
1 15 19 25 75 180 250 270 280 290 150.8 10 35 48 65 66 130 180 180 200 101,5 12 37 50 65
batang(mm)
Jumlah daun
2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 1.556 0 0 2 2
(lembar)
Panjang
3 0 4 5 25 20 28 28 28 29 18.56 0 0 4 10 15 15 20 20 25 12.11 0 0 5 10
Daun (mm)
Deskripsi Tanaman
No Hal yang diamati
Pot A Pot B Pot C
Pada hari ke-2 Pada hari ke-4 Pada hari ke-4
sampai hari ke-10 sampai hari ke-5 sampai hari ke-6
warna daun masih warna daun hijau warna daun hijau
1 warna daun hijau muda muda dan hari ke-7 muda dan hari ke-7
sampai hari ke-10 sampai hari ke-10
warna daun hijau warna daun hijau
tua tua
Warna batang pada Warna batang Warna batang
pot A selama 10 terus berubah terus berubah
2 warnabatang hari masih agak selama 10hari selama 10hari
memutih atau hijau
muda
Keadaan daun pada Keadaan daun Keadaan daun
pot A selama 10 pada pot B selama pada pot C selama
hari tidak 10hari terus 10hari terus
3 keadaan daun
bertambah bertambah panjang bertambah panjang
ketebalan maupun maupun maupun
warna ketebalannya ketebalannya
4 keadaanbatang Keadaan batang Keadaan batang Keadaan batang
pada pot A selama pada pot B selama pada pot C selama
10 hari terus 10 hari semakin 10 hari semakin
bertambah tinggi besar volumenya besar volumenya
dengan volume tapi tinggi lambat tapi tinggi lambat
kecil. meningkatnya meningkatnya
Keadaan tanaman Keadaan tanaman
pada pot A hidup pada pot B selama
keadaantanaman
5 walaupun tidak 10 hidup Keadaan tanaman
(hidup/mati)
terkena cahaya pada pot B selama
matahari 10 hidup
Pada keadaan ini, kacang hijau mendapat cahaya dengan intensitas yang sangat besar,
akibatnya pertumbuhan kacang hijau akan lambat, karena sebagian besar hormon auksin
terurai oleh sinar matahari. Dari data diperoleh rata-rata panjang batang kecambah 2,75 cm.
Statistik ini paling rendah dari semua data yang ada, yang berarti pertumbuhan kecambah
kacang hijau di tempat terang adalah yang paling lambat. Tiga objek tidak tumbuh, hal ini
mungkin disebabkan oleh biji yang rusak atau mungkin juga hormon auksin yang tidak bekerja
sama sekali akibat kelebihan cahaya
Apabila tanaman ditempatkan pada tempat yang terkena sinar matahari, maka kecambah akan
tumbuh lebih pendek daripada yang ditempatkan pada tempat yang tidak terkena sinar
matahari. Peristiwa itu terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Seperti
yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju
pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya, batang tanaman akan lebih
pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun
terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa rata-rata panjang batang kecambah di tempat dengan
intensitas cahaya rendah adalah 6,49 cm. Pada tempat yang gelap, kacang hijau tidak
mendapatkan cahaya matahari sama sekali, akibatnya hormon auksin yang terdapat pada biji
kacang menjadi sangat aktif dan bekerja secara optimal. Hal itu menyebabkan pertumbuhan
kacang hijau menjadi sangat cepat namun kurang merata. Sehingga batangnya lemah.
Pertumbuhan kecambah pada tempat gelap paling cepat diantara tempat-tempat lain.
Pertumbuhan kacang hijau ditempat gelap cenderung bengkok tetapi batangnya sangat kuat
dan warnanya hijau, karena mendapatkan cahaya yang cukup untuk fotosintesis.
Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu
pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin ini sangat peka terhadap
cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari, hormon ini akan terurai dan rusak. Pada
keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan
batang. Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat yang gelap,
tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan lebat, batang
terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga
daun berwarna kuning (etiolasi).
KESIMPULAN
Cahaya mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau. Cahaya
memperlambat/menghambat kerja hormone auksin dalam pertumbuhan meninggi. Sehingga
menyebabkan kacang hijau di tempat gelap mengalami etiolasi. Selain cahaya, air juga
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan.
DAFTAR PUSTAKA
Adapun Daftar Rujukan Berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:
Anggrahini, S., 2009, Pengaruh Lama Pengecambahan terhadap Kandungan α Tokoferol dan
SenyawaProksimat Kecambah Kacang Hijau (Phaseolusradiatus L.).
Astawan, Made. 2005. Info Teknologi Pangan Department of Food Science and Technology.
Faculty of Agricultural Technology and Enginering, Bogor Agricultural University.
Pujiyanto, S., (2008), Menjelajah Dunia Biologi untuk Kelas XI SMA dan MA,Platinum, Jakarta.
Purwono dan Hartono, R. (2005). Kacang hijau. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
Suwar sono. H, 1989. Hormon Tumbuh an. Fakultas Per tanian. Universitas Brawijaya. Penerbit
CV. Raj awali, Jakarta. Hal. 3 1
LAMPIRAN
POT A
300
250
satuan dalam mm
Tinggi batang(mm)
200 Jumlah daun (lembar)
Panjang Daun (mm)
150
100
50
30
25
20
10
0
250
200
150
Tinggi batang(mm)
Jumlah daun (lembar)
Panjang Daun (mm)
100
50