Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

LAPORAN PERKECAMBAHAN
BIJI KACANG PUTIH

MK. PENDIDIKAN IPA SD

OLEH :

ROSITA SINYOR (D21040087)

UNIVERSITAS MADAKO TOLI-TOLI FAKULTAS KEGURUAN DAN


ILMU PENDIDIKAN TAHUN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Sehingga
penulis telah menyelesaikan laporan perkecambahan biji kacang putih dengan tepat waktu.

Salah satu tujuan penulis dalam menulis/membuat laporan perkembangan biji kacang putih ini
adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah “pendidikan ipa sd” laporan yang penulis buat ini
berdasarkan data-data sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan kurang lebih satu
minggu.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan


laporan ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

buol, 6 Nov 2022

penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3

BAB I Pendahuluan............................................................................................................................ 4

A. Latar belakang.......................................................................................................................... 4

B. Rumusan masalah.................................................................................................................... 4

C. Tujuan...................................................................................................................................... 5

BAB II Tinjauan pustaka..................................................................................................................... 5

A. Kajian teori............................................................................................................................... 5

B. Hasil penelitian........................................................................................................................ 9

BAB III Metode penelitian................................................................................................................. 11

A. Variabel dan devinisi operasional variabel.............................................................................. 11

B. Rancangan penelitian.............................................................................................................. 11

C. Sasaran penelitian................................................................................................................... 11

D. Instrumen................................................................................................................................ 11

BAB IV Data dan pembahasan........................................................................................................... 13

A. Deskripsi data......................................................................................................................... 13

B. Interpretasi data..................................................................................................................... 13

C. Uji hipotesis............................................................................................................................ 13

D. Pembahasan........................................................................................................................... 13

BAB V .............................................................................................................................................. 15
KESIMPULAN............................................................................................................................................ 15

SARAN...................................................................................................................................................... 15

BAB VI DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana makhluk hidup lainnya. Salah satu
ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan pada tanaman dapat
dilihat dari makin besarnya suatu tanaman yang disebabkan oleh jumlah sel yang bertambah banyak dan
bertambah besar.dan bersifat tidak dapat balik (irreversible). Selain tumbuh, tanaman juga mengalami
perkembangan. Perkembangan adalah peristiwa biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan
dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan secara stimultan (pada waktu
yang bersamaan). Perbedaannya terletak pada faktor kuantitatif karena mudah diamati, yaitu
perubahan jumlah dan ukuran. Sebaliknya perkembangan dapat dinyatakan secara kualitatif karena
perubahannya bersifat fungsional.

Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari persediaan makanan
yang terdapat di dalam biji, yang dinamakan kecambah (plantula). Awal perkecambahan dimulai dengan
berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan
dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai. Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan
masuknya air ke dalam biji suatu tumbuhan, yang disebut dengan proses imbibisi. Imibibisi ini terjadi
karena karena penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada biji yang kering. Air yang
berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu
perubahan metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-
enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan nutrien-
nutriennya dipindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh.

Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau lembaga tumbuhan. Embrio atau
lembaga tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu akar lembaga/calon akar (radikula), daun lembaga
(kotiledon), dan bayang lembaga (kaulikulus).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, salah satunya, yaitu faktor
cahaya. Cahaya kelihatannya merupakan petunjuk utama yang memberi tahu benih bahwa ia telah
menembus tanah. Kita dapat menipu biji kacang putih, sehingga biji mengecambahkan biji dalam
kegelapan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan biji kacang putih?

2. Adakah perbedaan pertumbuhan biji kacang putih yang disiram dan tidak disiram?

4
3. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi pertumbuhan kacang putih ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan biji kacang putih.

2. Mengetahui perbedaan pertumbuhan biji kacang putih yang disiram dan tidak disiram.

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan biji kacang putih.

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang bisa kita peroleh dari percobaan/penelitian yang kita lakukan yaitu sebagai
berikut:

- Bagi siswa → Manfaat bagi siswa dengan adanya praktikum ini yaitu pengetahuan siswa tentang
faktor cahaya dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman khususnya kacang putih.

- Bagi guru → Manfaat bagi guru melalui praktikum ini yaitu guru dapat mengetahui tingkat
pemahaman siswa yang akan cara melakukan uji praktek dalam hal ini mengenai pertumbuhan biji
kacang putih.

- Bagi masyarakat → Manfaat bagi masyarakat yaitu dapat mengetahui tentang faktor cahaya
dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang putih melalui hasil laporan yang telah disajikan
oleh mahasiswa.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Tahapan Pertumbuhan

Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu perkecambahan yang diikuti
dengan pertumbuhan primer dan sekunder.

1. Perkecambahan

Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi adalah berhentinya
pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai.Perkecambahan sering
dianggap sebagai permulaan kehidupan tumbuhan. Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan
radikula (calon batang). Radikula tumbuh ke bawah menjadi akar sedangkan plumula tumbuh ke atas
menjadi batang.

5
Perkecambahan ditandai dengan munculnya kecambah, yaitu tumbuhan kecil dan masih hidup dari
persediaan makanan yang berada dalam biji. Ada empat bagian penting pada biji yangt berkecambah,
yaitu batang lembaga (kaulikulus), akar embrionik (akar lembaga), kotiledon (daun lembaga), dan pucuk
lembaga (plumula). Kotiledon merupakan cadangan makanan pada kecambah karena pada saat
perkecambahan, tumbuhan belum bisa melakukan fotosintesis. Air merupakan kebutuhan mutlak bagi
perkecambahan. Tahap pertama perkecambahan adalah penyerapan air dengan cepat secara imbibisi.
Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga
memicu perubahan metabolik pada embrio sehingga biji melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan
mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan disimpan pada kotiledon, dan nutrient-nutriennya
dipindahkan kebagian embrio yang sedang tumbuh. Enzim yang berperan dalam pencernaan cadangan
makanan adalah enzim amylase, beta-amilase dan protease. Hormon giberelin berperan penting untuk
aktivasi dan mensintesis enzim-enzim tersebut.

Perkecambahan biji ada dua macam yaitu epigeal dan hipogeal. Perkecambahan epigeal adalah
perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon terangkat ke atas tanah. Hal ini disebabkan oleh
hipokotil yang tumbuh memanjang. Akibatnya, plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah,
misalnya pada perkecambahan kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan kacang tanah (Arachis hypogaea).
Sedangkan perkecambahan hipogeal adalah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon tetap
tertanam di dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan memanjang dari epikotil yang
menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah, sedangkan kotiledon tetap
di dalam tanah, misalnya pada perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum), jagung (Zea mays), dan
padi (Oryza sativa).

Pertumbuhan pada tanaman dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.

2. Pertumbuhan Primer

Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang disebabkanoleh kegiatan titik tumbuh primer.
Pertumbuhan primer pada tumbuhan hanya terjadi pada bagian tertentu saja yaitu pada bagian yang
aktif membelah dan tumbuh. Bagian tersebut disebut jaringan meristem. Pada jaringan meristem
terdapat bagian titik tumbuh akar dan titik tumbuh batang yang telah mulai terbentuk sejak tumbuhan
masih berupa embrio.
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal (jaringan yang
ada diujung akar dan dan ujung batang). Titik tumbuh batang terdapat pada tumbuhan yang memiliki
kuncup atau tunas. Pertumbuhan primer menyebabkan batang dan akar bertambah panjang.
Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:
a. Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar. Sel-sel di daerah ini aktif membelah (bersifat
meristematik).
b. Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerah pembelahan. Sel-sel di daerah ini memiliki
kemampuan untuk membesar dan memanjang.
c. Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-selnya berdiferensiasi menjadi sel-sel yang
mempunyai fungsi dan struktur khusus.

6
3. Pertumbuhan Sekunder.

Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan cambium yang bersifat
meristematik. Pertumbuhan sekunder menyebabkan diameter batang bertambah besar. Pertumbuhan
sekunder hanya terjadi pada dikotil dan gymnospermae. Aktivitas pembelahan cambium mengarah kea
rah luar dan dalam. Aktivitas cambium ke dua arah mengakibatkan bertambah tebal dan besar diameter
batang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan pada tumbuhan, baik tumbuhan tingkat rendah
maupun tingkat tinggi, secara umum dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam.

1. Faktor eksternal/lingkungan
Faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan
dan perkembangan. Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah
sebagai berikut:
 Air
Fungsi air antara lain :
- Untuk Fotosintesis
- Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim
- Membantu proses perkecambahan biji

- Menjaga (mempertahankan) kelembapan

- Untuk transpirasi

- Meningkatkan tekanan turgor sehingga merangsang pemebelahan sel


- Menghilangkan asam asbisat
Kelembaban
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat
yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah
serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat serta
kelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun, karena transpirasi akan terkait dengan
laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut. Jika kondisi lembap dapat dipertahankan, akan banyak air
yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga
sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan tumbuhan membesar.

 Suhu
Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan
kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22°C-37°C. Temperatur
yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau
berhenti.

 Cahaya matahari
7
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya
tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat
dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar matahari dapat
menghambat proses pertumbuhan.

 Nutrien
Tumbuhan memerlukan nutrien untuk kelangsungan hidupnya. Nutrien yang dibutuhkan dalam jumlah
banyak disebut unsur makro (makronutrien). Unsur makro misalnya karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen,
sulfur, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium. Sedangkan nutrien yang dibutuhkan tumbuhan dalam
jumlah sedikit disebut unsur mikro (Mikronutrien). Contoh unsur mikro adalah klor, besi, boron,
mangan, seng, tembaga, dan molibdenum.
Kekurangan nutrien di tanah atau media tempat tumbuhan hidup menyebabakan tumbuhan mengalami
defisiensi. Defisiensi mengakibatkan tumbuhan menjadi tumbuh dan berkembang dengan tidak
sempurna.

2. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

 Gen

Setiap jenis tumbuhan membawa gen untuk sifat-sifat tertentu, seperti berbatang tinggi atau berbatang
rendah. Tumbuhan yang mengandung gen ‘baik’ dan didukung oleh lingkungan yang sesuai
akan.memperlihatkan pertumbuhan yang baik.

 Hormon

Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan.

- Auksin : Untuk membantu perpanjangan sel

- Giberelin : Untuk pemanjangan dan pembelahan sel

- Sitokinin : Untuk menggiatkan pembelahan sel

- Etilen : Untuk mempercepat buah menjadi matang

- Asam traumalin : Merangsang pemebelahan sel di bagian tumbuhan yang luka

- Kalin : Merangsang pembentukan organ tumbuhan sebagai berikut :

Rizokalin : Untuk pembentukan akar

Aulokalin : Untuk pembentukan batang

8
Filokalin : Untuk pembentukan daun

Antokalin : Untuk pembentukan bunga

Pengaruh Air Terhadap Tumbuhan

Air adalah hal utama penyusun sel tanaman, sebanyak 85-90% dari bobot segar sel-sel dan
jaringan tanaman adalah air. Selain itu, air juga memiliki peran penting dalam menjaga suhu
tanaman, melakukan proses fotosintesis dan respirasi, menjadi media untuk reaksi-reaksi
biokimia serta penyerapan mineral dari dalam tanah. Hal ini menjadikan air komponen yang
utama yang perlu diperhatikan pada budidaya pertanian.Dalam proses budidaya, pengairan
yang tepat harus dilakukan agar dapat menghasilkan hasil pertanian yang maksimal karena
sebagaimana kita ketahui, air merupakan zat yang melarutkan dan mengangkut unsur hara dari
dalam tanah ke akar tanaman.

Klasifikasi Kacang Putih :

Kingdom : Plantae Sub Kelas : Rosidae

Subkingdom : Tracheobionta Ordo : Fabales

Super Divisi : Spermatophyta Famili : Fabaceae

Divisi : Magnoliophyta Genus : Vigna

Kelas : Magnoliopsida spesies : Vigna unguiculata (L.) Wap

Kerabat Dekat Kacang Putih

Kacang Panjang, Kacang Merah, Kacanng Tolo Lembut, Kacang Bogor, Kacang L.

B. Hasil Penelitian

9
Tabel hasil pengamatan pertumbuhan perkecambahan biji kacang putih tidak disiram dan
disiram.

Hari/ Tinggi tanaman (cm)


Tanggal Disiram Tidak disiram

Minggu - -
30/10/2022
Senin 0,0 -
31/10/2022
Selasa 1 -
1/11/2022
Rabu 8 3
2/11/2022
Kamis 10 6
3/11/2022
Jumat 22 13
4/11/2022
Sabtu 25 14
5/11/2022
C. Rumusan Hipotesis

Perkecambahan pada biji kacang putih yang disiram akan mengalami kelajuan pertumbuhan yang tinggi
dibandingkan perkecambahan kacang putih yang tidak disiram.

BAB III
10
METODE PENELITIAN

A. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1) Variabel bebas : Disiram

Operasional variable : Biji yang direndam dengan air yang sama.

2) Variabel terikat : Kecepatan perkecambahan biji, yaitu tinggi batang

Operasional variable :Kecepatan perkecambahan biji kacang hijau dalam hari, dengan interval
pengamatan 1 hari

B. Rancangan Penelitian

Bambu 1 : Perlakuan di tanam dimedium tanah dan tidak disiram

Bambu 2 : Perlakuan di tanam dimedium tanah dan disiram

C. Sasaran Penelitian (Populasi dan Sampel)

 Populasi

Populasi adalah seluruh kelompok objek penelitian atau kelompok subjek dimana kesimpulan akan
diperjelas secara umum. Pada praktikum kali ini populasinya yaitu biji kacang putih.

 Sampel

Sampel adalah bagian dari anggota populasi tersebut yaitu 2x6 bji kacang putih.

D. Instrumen (Alat dan Bahan)

Alat:

1. Dua buah gelas bekas minum

2. Mistar

4. Polpen

5. kertas

Bahan:

11
1. Air

2. enam biji kacang putih

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

1. Menyiapkan 6 biji kacang putih

2. Merendam biji kacang putih selama beberapa menit di dalam air. Hal ini dimaksudkan untuk
memecahkan dormansi biji yang akan ditanamkan.

3. Memilih kacang yang tidak mengapung di air yang menandakan kualitasnya baik dan cocok.

4. Memasukkan masing-masing 3 biji kacang putih pada dua buah gelas bekas minum yang sudah diisi
tanah.

5. Menempatkan masing-masing wadah pada tempat yang akan disiram dan tidak disiram.

6. Menyirami tanaman biji kacang putih setiap hari kecuali yang tidak disiram.

7. Melakukan pengamatan (pengukuran pertumbuhan dan perkembangan biji kacang putih) selama 7
hari berturut-turut.

8. Menulis hasil pengamatan dalam tabel pengamatan.

9. Menghitung rata-rata tinggi kecambah per hari untuk kedua percobaan . Di hari ketujuh,
menghitung rata-rata tinggi kecambah kacang putih secara keseluruhan untuk tiap percobaan.

10. membuat grafik pertumbuhan kecambah kacang putih

F. Rencana Analisis Data

Analisis data adalah cara mengolah data penelitian sehingga membuktikan berlaku tidaknya hipotesis
yang diajukan. Analisis data yang dapat kita ajukan ialah, “Membandingkan pertumbuhan antara
tanaman yang satu dengan tanaman yang lainnya”. Maka dalam hal ini, kesimpulan sementara yang
dapat dimengerti adalah bahwa tanaman yang dapat tumbuh dengan subur adalah tanaman yang
ditanam di siram.

G. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 7 hari berturut-turut. Pada tanggal 31 oktober 2022 pukul 10:30 hingga
05 november 2022.

12
BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pertumbuhan perkecambahan biji kacang putih tidak disiram pada hari pertama belum ada yang
tumbuh karena pada hari pertama baru mulai melakukan penanaman. Pada kacang putih 1 sampai hari
ketiga belum tumbuh, pada hari keempat baru mulai tumbuh dengan tinggi 2 cm. Kacang putih 1
tumbuh paling tinggi dengan tinggi 12 cm. Pertumbuhan paling tinggi terjadi pada hari ketujuh dengan
tinggi 16 cm. Dan pertumbuhan paling rendah terjadi pada hari keempat dengan tinggi 2 cm.

Pertumbuhan perkecambahan biji kacang putih di siram pada hari pertama belum ada yang tumbuh
karena pada hari pertama baru mulai melakukan penanaman. Pada kacang putih 1 sampai hari ketiga
sudah mulai tumbuh, dengan tinggi 2 cm dan pada hari keempat tumbuh kacang putih bertambah tinggi
menjadi 6 cm, kemudian hari kelima tinggi kacang putih bertambah dengan tinggi 8 cm, hari keenam 24
cm, dan hari ketujuh 27 cm. Pertumbuhan paling tinggi terjadi pada hari ketujuh dengan tinggi 27 cm.
Dan pertumbuhan paling rendah terjadi pada hari ketiga dengan tinggi 2 cm.

B. Interpretasi Data

Pertumbuhan perkecambahan biji kacang putih di siram. Kacang putih 1 tumbuh paling tinggi dengan
tinggi 27 cm.

Pertumbuhan perkecambahan biji kacang putih tidak disiram. Kacang putih tumbuh paling tinggi
dengan tinggi 16 cm.

C. Uji Hipotesis

Perkecambahan pada biji kacang hijau yang diletakkan di tempat gelap akan mengalami kelajuan
pertumbuhan yang tinggi dibandingkan perkecambahan kacang hijau yang diletakkan di tempat terang.
Hal ini disebabkan adanya pengaruh hormon auksin yang dipengaruhi oleh cahaya matahari.
Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang kami ajukan adalah benar dan diterima.

D. Pembahasan

Pertumbuhan pada sisi tumbuhan yang disinari oleh matahari akan terjadi secara lambat karena adanya
hormon auksin dihambat oleh matahari, tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari
pertumbuhannya menjadi sangat cepat karena kerja auksin yang tidak dihambat. Hormone auksin
berfungsi untuk memperbesar dan memperpanjang sel kecambah di daerah belakang meristem ujung.
Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari
atau yang disebut fototropisme. Pertumbuhan kacang putih yang diletakkan di tempat gelap
pertumbuhan tanamannya sangat cepat, selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan warnanya
13
cenderung pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh
matahari. Sedangkan pertumbuhan kacang putih yang diletakkan di tempat terang tingkat
pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan di tempat gelap,
tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini karena kerja hormon
auksin dihambat oleh sinar matahari.

Perbandingan laju perkecambahan pada kacang putih yang disiram proses pertumbuhan yang dialami
oleh kecambah yang tidak di siram berlangsung lambat. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor
dari dalam dan faktor dari luar. Perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon,
walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi.

Perkecambahan biji kacang putih termasuk perkecambahan hipogeal, karena terjadi pembentangan ruas
batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon tetap di
dalam tanah.

BAB V

14
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Cahaya digunakan tanaman untuk proses fotosintesis. Serta disiram akan mempercepat tumbuh
berkembangnya kacang putih, Tanaman yang kurang cahaya (ditanam di area gelap) batangnya lebih
panjang, hal ini karena tanaman berusaha mencari cahaya untuk keperluan fotosintesis. Tanaman yang
cukup cahaya terlihat lebih sehat dan segar. Daun tanaman-tanaman yang kurang cahaya jauh lebih kecil
dan kusam kekuningan dibandingkan dengan tanaman yang cukup cahaya. Daun tanaman yang cukup
cahaya lebih lebar dan berwarna hijau segar. Pada tanaman yang berada di tempat yang gelap hormon
auksin bekerja lebih aktif daripada tanaman yang terkena cahaya, sehingga tanaman yang berada di
tempat yang gelap terjadi pemanjangan sel. Di tempat yang terang hormon auksin mudah rusak oleh
intensitas cahaya yang tinggi. Di tempat yang terang pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, dan di
tempat yang gelap terjadi etolasi (pemanjangan diujung melekuk). Jadi, hormon mempercepat
pertumbuhan batang dan cahaya menghambat pertumbuhan.

B. Saran

1. Sebelum penanaman , terlebih dahulu dilakukan perendaman untuk memecah dormansi biji itu
sendiri. Perendaman lebih dimaksimalkan agar berhasil memecahkan dormansi biji yang akan ditanam.
Sehingga kesalahan pengamatan lebih dapat diminimalisir.

2. Memilih biji kacang yang masih segar sehingga dapat memaksimalkan penelitian.

3. Kondisi pencahayaan lebih dimaksimalkan baik penempatan di tempat terang maupun gelap serta
disiram dan tidak disiram

DAFTAR PUSTAKA

15
Maryati Sri, Pratiwi D.A., S. Bambang, Suharno, Srikini. 2012. BIOLOGI JILID 3 UNTUK SMA/MA KELAS XII.
Jakarta : Penerbit Erlangga

http://belajarbiologi02.blogspot.com/2014/04/laporan-praktikum-perkecambahan-pada.htm

http://desyputriwulandari.blogspot.com/2011/09/makalah-pratikum-pada-perkecambahan.html

http://ricky-ilmutakterbatas.blogspot.com/2012/02/laporan-perkecambahan.html

16

Anda mungkin juga menyukai