Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

PRAKTIKUM BIOLOGI

PENGARUH KETERSEDIAAN VOLUME AIR TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KECAMBAH KACANG
HIJAU (Vagina radiata)

PEMBIMBING : DRA. FATNATIN

OLEH

Nama : Laverda Shauma Ratu / 19 / XII MIPA D


NIS : 022225

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


SMA NEGERI 1 KOTA KEDIRI
2020

Page | 1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb,

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Pengaruh
Ketersediaan Volume Air Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kecambah
Kacang Hijau (Vagina Radiata)” dengan lancar tanpa suatu halangan apa pun.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Dra.
Fatnati, pada mata pelajaran Biologi. Selain itu laporan ini di dibuat untuk menambah
pengetahuan mengenai intensitas penyiraman air yang baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecambah kacang hijau serta mengasah kemampuan berpikir kritis
sebagai pelajar.

Sebagai penulis saya menyadari bahwa menyusun makalah ini tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Maka dari itu saya mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Dra. Fatnatin, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan saya mengenai mata pelajaran Biologi, teman-teman yang
telah membantu saya dalam berbagai upaya tidak lupa dengan kedua orang tua saya
yang senantiasa mendoakan yang terbaik untuk anaknya.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, maka kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi penyempurnaan pada
tugas laporan mendatang. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi banyak pihak terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Kediri, 27 Agustus 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Cover Laporan Praktikum.................................................................................................................................1

Kata Pengantar..................................................................................................................................................3

Daftar Isi............................................................................................................................................................5

Bab 1 │ PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................6

1.2 Rumusan Masalah...................................7


Bab 3 │ METODOLOGI PENELITIAN
1.3 Batasan Masalah......................................7

1.4 Hipotesis..................................................8 3.1 Metode Penelitian..................................12

1.5 Asumsi.....................................................8 3.2 Variabel.................................................13

1.6 Tujuan Penelitian.....................................9 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian...............14

1.7 Manfaat Penelitian.................................10 3.4 Alat dan Bahan......................................15

Bab 2 │ LANDASAN TEORI 3.5 Langkah Kerja.......................................16

Bab 4 │ PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori Penelitian.....................11

2.1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan 4.1 Hasil Pengamatan..................................17

Tanaman..............................................12 4.2 Analisis Data.........................................18

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bab 5 │ PENUTUP

Pertumbuhan dan Perkembangan


5.1 Kesimpulan............................................19
Tanaman..............................................12
5.2 Saran......................................................20
2.1.3 Hubungan Faktor Internal dan Faktor

Eksternal..............................................12

2.1.4 Pengaruh Air Terhadap Pertumbuhan

dan Perkembangan Tanaman..............12

Page | 5
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu ciri makhluk hidup adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Begitu juga dengan pertumbuhan kecambah kacang-kacangan. Pertumbuhan adalah
peningkatan ukuran yang bersifat permanen, tidak dapat dibalik, dan bersifat kuantitatif. Ciri-
ciri pertumbuhan pada tanaman yang tampak sebagai fenotip utamanya dipengaruhi
oleh faktor genotip, sedangkan ciri-ciri lainnya ditentukan oleh pengaruh lingkungan sehingga
pertumbuhan merupakan fungsi dari genotip x lingkungan .Sedangkan perkembangan adalah
proses perubahan menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan, tanaman dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal diantaranya yaitu genetika dan hormon, sedangkan faktor
eksternal yaitu cahaya, suhu, kelembaban, pH, air, unsur hara, dan oksigen. Air merupakan
bagian esensial selain sinar matahari dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Tanpa air,
tumbuhan tidak bias melakukan berbagai macam proses kehidupan apa pun. Kira-kira
70% daripada berat protoplasma sel hidup terdiri dari air. Peranan air yang sangat
penting menimbulkan konsekuensi bahwa langsung atau tidak langsung kekurangan
atau kelebihan air pada tanaman akan memengaruhi semua proses metaboliknya
sehingga dapat menurunkan pertumbuhan tanaman. Seperti halnya pada tumbuhan kacang
hijau, air berperan penting dalam fotosintesis khususnya pada reaksi terang.
Kacang hijau termasuk jenis tanaman yang relatif mudah untuk ditanam karena tidak
tergantung pada iklim tertentu. Dengan memperhatikan kecukupan faktor-faktor eksternal
seperti air dan mineral, kelembaban, suhu serta cahaya, kacang hijau dapat tumbuh dengan baik.
Berdasarkan standar kompetensi 1 pada Bab Pertumbuhan dan Perkembangan
Tanaman, siswa diharapkan mampu melakukan penelitian tentang pertumbuhan tanaman, yang
dalam hal ini saya memutuskan untuk lebih fokus pada salah satu tumbuhan, yaitu kacang hijau.
Hal ini dikarenakan kacang hijau merupakan tanaman yang mudah beradaptasi dengan
lingkungan baik suhu, cahaya matahari, maupun media tanam..
Berdasarkan uraian di atas saya sebagai penulis laporan dengan judul “Pengaruh
Ketersediaan Volume Air Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Hijau
(Vagina radiata)” diharapkan mampu menambah wawasan terhadap materi
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup khususnya tumbuhan dan mengasah
kemampuan berpikir kritis sebagai pelajar.

Page | 4
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada pengamatan ini dijabarkan sebagai berikut:

1.2.1 Apakah perbedaan kadar air yang diberikan akan mempengaruhi proses pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan kacang hijau?

1.2.2 Bagaimana tinggi tanaman kacang hijau pada tingkat penyediaan air yang berbeda?

1.2.3 Kadar air berapakah yang paling baik untuk proses pertumbuhan tanaman kacang hijau?

1.3 Tujuan Masalah

Tujuan dilakukannya pengamatan ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Mengetahui pengaruh perbedaan ketersediaan intensitas air terhadap pertumbuhan dan
perkembangan biji kacang hijau.

1.3.2 Mengetahui proses pertumbuhan biji kecambah pada media tanam dengan perbedaan
intensitas air yang diberikan.

1.3.3 Mengetahui penyebab perbedaan ketersediaan intensitas air terhadap hasil pertumbuhan
dan perkembangan biji kacang hijau.

1.4 Hipotesis
Ketersediaan volume air mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau. Jika biji
kacang hijau diberikan air dalam volume yang minim, maka pertumbuhannya tidak akan optimal
dan cenderung layu. Jika penyiraman dilakukan dengan intesitas air yang pas, maka biji kacang
hijau dapat tumbuh dengan optimal dari segi ukuran tumbuhan, struktur batang, dan juga
struktur daunnya.

Page | 5
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori Penelitian

2.1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan secara

simultan atau pada waktu yang bersamaan. Perbedaannya terletak pada faktor

kuantitatif dan kualitatif. Pertumbuhan dapat dilihat dan diukur secara kuantitatif

karena mudah diamati, yaitu terjadi perubahan jumlah dan ukuran. Sedangkan

perkembangan hanya bisa dilihat secara kualitatif karena yang terjadi adalah

perubahan fungsional organisme menjadi lebih sempurna, tidak memiliki satuan

sebagai ukurannya.

Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan proses

perkecambahan biji, yaitu proses pertumbuhan dan perkembangan biji atau spora

menjadi kecambah (semai muda).

Pertumbuhan yaitu proses pertambahan jumlah, bentuk, ukuran serta fungsi

sel akibat adanya pembelahan sel. Pertumbuhan bersifat kuantitatif, dapat diukur

dengan suatu alat ukur tertentu, serta dapat terlihat secara fisik dan bersifat

irreversibel atau tidak dapat kembali ke keadaan semula. Pertumbuhan tanaman dapat

diukur dengan alat auksanometer.

Perkembangan yaitu proses menuju kedewasaan (kematangan pada sel).

Bersifat kualitatif dan tidak dapat diukur dengan suatu alat. Ditandai dengan

berfungsinya alat-alat reproduksi pada makhluk hidup. Sedangkan pada tanaman

ditandai dengan keluarnya bunga serta buah. Tahapan pertumbuhan dan

perkembangan adalah sebagai berikut:

1. Pembelahan sel (cleavage): Jumlah bertambah banyak

2. Spesialisasi: sel-sel yang sejenis berkelompok

3. Diferensiasi sel: Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi


4. Organogenesis sel: proses pembentukkan organ-organ tumbuhan

5. Morfogenesis sel: Organ satu dengan yang lain memiliki spesialisasi dalam bentuk dan fungsi

6. Perkecambahan: proses pertumbuhan biji menjadi makhluk hidup baru

Pertumbuhan pada tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu

pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer merupakan

pertumbuhan sebagai hasil pembelahan sel-sel pada jaringan meristem primer.

Sebaliknya, pertumbuhan sekunder merupakan hasil aktivitas jaringan meristem

sekunder berupa kambium dan kambium gabus.

Pertumbuhan Primer

Pertumbuhan primer pada tumbuhan hanya terjadi pada bagian tertentu saja,

yaitu pada bagian yang aktif membelah dan tumbuh. Bagian tersebut disebut jaringan

meristem. Pada jaringan meristem terdapat bagian titik tumbuh akar dan titik tumbuh

batang.

Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio dalam biji secara perlahan menjadi

tumbuhan dewasa. Perkecambahan dipengaruhi oleh faktor eksternal (kadar air, suhu,

oksigen, dan cahaya) dan faktor internal (hormon, kematangan embrio, dann sifat

dormansi biji). Beberapa biji segera mengalami perkembangan jika berada di kondisi

lingkungan yang sesuai dan sangat mendukung terjadinya perkecambahan. Namun,

beberapa biji yang lain berada dalam masa dormansi, artinya biji tersebut tidak

tumbuh dan berkembang. Hal ini dikarenakan tidak cocoknya kondisi lingkungan

yang memungkinkan biji berkecambah. Berikut adalah urutan-urutan proses

perkecambahan biji tanaman:

1. Imbibisi yaitu masuknya air kedalam biji.

2. Aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme, membongkar cadangan

makanan dalam kotiledon atau endosperm.

3. Hasil pembongkaran berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen

sel, dan pertumbuhan embrio.

4. Embrio tumbuh dann berkembang.


Apabila daun sudah terbentuk, tumbuhan sudah mampu melakukan

fotosintesis yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan

perkembangan. Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau

lembaga tumbuhan. Embrio atau lembaga tumbuhan ini memiliki tiga bagian, yaitu

akar lembaga atau calon akar (radikula), daun lembaga (kotiledon), dan batang

lembaga (kaulikulus).

a. Akar Lembaga

Akar lembaga atau radikula akan tumbuh dan berfungsi sebagai akar. Ujung

akar menghadap ke arah liang biji. Pada saat biji berkecambah, akar tumbuh

menembus kulit biji dan keluar melalui liang tersebut.

b. Daun Lembaga

Daun lembaga atau kotiledon merupakan daun pertama suatu tumbuhan yang

terlihat tebal dengan bentuk umumnya cembung di satu sisi dan rata pada sisi lainnya.

Daun lembaga memiliki beberapa fungsi, antara lain:

- sebagai tempat menimbun makanan,

- sebagai alat untuk melakukan fotosintesis untuk yang pertama kalinya,

- dan sebagai alat pengisap makanan untuk embrio (skutelum pada monokotil).

c. Batang Lembaga

Batang lembaga atau kaulikulus dibedakan menjadi epikotil dan hipokotil.

Epikotil adalah ruas batang di atas daun lembaga yang akan tumbuh menjadi batang

dan daun. Hipokotil adalah ruas batang di bawah daun lembaga yang akan tumbuh

menjadi akar.

Berdasarkan letak perkecambahan, tipe perkecambahan dibedakan menjadi dua, yaitu

perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal.

a. Perkecambahan Epigeal

Perkecambahan epigeal merupakan

perkecambahan yang ditandai dengan bagian


hipokotil terangkat ke atas permukaan tanah.

Kotiledon sebagai cadangan energi akan melakukan

proses pembelahan secara cepat untuk membentuk

daun. Proses ini dapat dilihat pada perkecambahan

kacang hijau (Phaseolus radiatus).

b. Perkecambahan Hipogeal

Perkecambahan hipogeal merupakan

perkecambahan yang ditandai dengan terbentuknya

bakal batang yang muncul ke permukaan tanah

sedangkan kotiledon tetap berada di bawah tanah

(hipokotil tetap berada di dalam tanah). Proses ini

dapat dilihat pada perkecambahan kacang kapri

(Pisum sativum), jagung, dan kacang tanah.

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

Terdapat beberapa faktor alasan atau penyebab yang mempengaruhi

perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Apabila faktor tersebut kebutuhannya

tidak terpenuhi maka tanaman tersebut bisa mengalami dormansi atau dorman, yaitu

berhenti melakukan aktifitas hidup. Pengaruh lingkungan atau eksternal terhadap

pertumbuhan tanaman dapat dibagi atas dua faktor, yaitu lingkungan dan genetik.

Lingkungan tumbuh tanaman sendiri dapat dikelompokkan atas lingkungan

biotik yang terdiri dari tumbuhan lain, hama, penyakit dan manusia, serta

abiotik yang berupa tanah dan iklim. Penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut

dapat diringkas sebagai berikut:

A. Faktor Internal (Dalam)

1. Faktor Genetik

Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat di dalam makhluk

hidup. Gen mempengaruhi setiap struktur makhluk hidup dan juga


perkembangannya, walaupun gen bukan satu- satunya faktor yang

mempengaruhinya. Setiap jenis (spesies) memiliki gen untuk sifat-sifat

tertentu.

2. Faktor Hormon

Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses

perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu

perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan

sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon

etilen untuk mempercepat buah menjadi matang. Berikut adalah macam-

macam fitorhormon :

a) Auxin banyak ditemukan di bagian ujung tunas dan ujung akar. Jika

terkena cahaya, auksin menjadi tidak aktif. Fungsinya adalah untuk

merangsang perpanjangan sel, merangsang pembentukan bunga dan

buah, merangsang perpanjangan titik tumbuh, dan menggiatkan sel-

sel kambium untuk membentuk sel-sel baru.

b) Giberelin berfungsi untuk merangsang aktivitas jaringan kambium,

merangsang pertumbuhan lebih cepat, merangsang tumbuhan lebih

ceat tinggi dari normal, merangsang pertumbuhan bunga lebih cepat,

dan menghambat pertumbuhan biji/dormansi biji.

c) Sitokinin berfungsi untuk merangsang pembelahan sel pada tunas,

merangsang pertumbuhan ke arah lateral dari pucuk, merangsang

pelebaran daun, dan merangsang pertumbuhan akar.

d) Kalin berfungsi untuk merangsang pembentukan organ.

e) Asam Absisat yaitu hormon yang berfungsi untuk menghambat

pertumbuhan tanaman dengan cara memperlambat metabolisme

tanaman, melalui proses dormansi. Berperan pada saat lingkungan

tidak menguntungkan, seperti musim kemarau atau dingin. Pada

tanaman tertentu dengan menggugurkan daun untuk mempertahankan


kehidupan.

f) Asam Traumalin berfungsi untuk memperbaiki pelukaan yang terjadi

pada tumbuhan dengan membentuk jaringan kalus. Jaringan kalus

inilah yang akan menutup luka tersebut sehingga tumbuhan tidak

akan mati tetapi meempebaiki diri dengan jaringan yang baru.

g) Etilen merupakan hormon yang berbentuk gas yang berfungsi untuk

mempercepat pematangan buah dan memperkuat batang Hormon ini

dapat berinteraksi dengan hormon lain dan memiliki fungsi yang

khusus, seperti berinteraksi dengan hormon auxin, maka akan dapat

memacu proses pembungaan pada tanaman nanas dan mangga. Saat

berinteraksi dengan hormon giberellin, maka dapat mengatur

perbandingan antara bunga jantan dan bunga betina pada tumbuhan

monoceus.

3. Tingkat Kemasakan Benih

Biji yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya

tercapai, tidak mempunyai viabilitas tinggi, bahkan pada beberapa jenis

tanaman benih demikian tidak akan dapat berkecambah. Para ilmuwan

menyatakan bahwa pada tingkatan tersebut benih belum memiliki cadangan

makanan yang cukup dan juga pembentukan embrio belum terjadi

sempurna.

4. Ukuran Benih

Di dalam jaringan penyimpanan, benih memiliki karbohidrat,

protein, lemak dan mineral. Unsur- unsur tersebut diperlukan sebagai bahan

baku dan energi pada saat perkecambahan. Benih dengan ukuran yang

besar dan berat mengandung cadangan makanan lebih banyak

dibandingkan yang kecil, dan memiliki embrio yang lebih besar. Ukuran

benih menunjukkan korelasi positif terhadap kandungan protein pada benih

sorgum, makin besar atau berat ukuran benih maka kandungan proteinnya
makin meningkat pula.

5. Dormansi

Suatu benih dikatakan dorman apabila benih itu sebenarnya viable

(hidup) tetapi tidak mau berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan

lingkungan yang memenuhi syarat bagi perkecambahannya. Periode

dormansi ini dapat berlangsung musiman atau dapat juga selama beberapa

tahun, tergantung pada jenis benih dan tipe dormansinya.

6. Penghambat Perkecambahan

Penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran

inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan

dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan

metabolik atau menghambat laju respirasi.-Kuswanto (1996)

B. Faktor Eksternal (Luar)

1. Faktor Curah Hujan

Curah hujan dapat dinyatakan dalam:

- mm per tahun yang menyatakan tingginya air hujan yang jatuh tiap
tahun.
- banyaknya hari hujan pertahunnya yang menyatakan distribusi atau

meratanya hujan dalam setahun.

Besarnya curah hujan mempengaruhi kadar air tanah, aerasi tanah,

kelembaban udara dan secara tidak langsung juga menentukan jenis tanah

sebagai tempat media tumbuh tanaman. Oleh karenanya curah hujan sangat

besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Tinggi dari

permukaan laut. Ketinggian tempat menentukan suhu udara, intensitas

cahaya matahari dan mempengaruhi curah hujan, yang pada gilirannya

mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Perbedaan ketinggian tempat dari

permukaan laut menyebabkan perbedaan suhu lingkungan. Setiap kenaikan

100 meter dari permukaan laut, suhu akan turun sekitar 0,5 0C.
Kondisi ini tentunnya akan mempengaruhi jenis tumbuhan yang

hidup pada ketinggian tertentu. Misalnya kita menemukan banyak tanaman

kelapa (Cocos nuciferae) pada daerah pantai, kemudian enau (Arenga pinata)

hidup di pegunungan basah, rotan pada daerah hutan hujan tropis, dan

banyak contoh lainnya. Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui masing-

masing tempat hidup organisme (habitat) mempunyai persyaratan khusus.

2. Faktor Keadaan Tanah

Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang

penting dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman

karena tanah dapat menentukan penampilan tanaman. Kondisi

kesuburan tanah yang relatif rendah akan mengakibatkan

terhambatnya pertumbuhan tanaman dan akhirnya akan

mempengaruhi hasil. Pengaruh keadaan tanah dapat dibagi menjadi

tiga bagian yaitu:

- Keadaan fisik tanah, yang ditentukan oleh struktur dan tekstur tanah,

karenanya pengaruhnya terhadap aerasi dan drainase tanah.

- Keadaan kimia tanah yang ditentukan oleh kandungan zat hara di


dalam tanah.
- Keadaan biologi tanah yang ditentukan oleh kandungan
mikro/makro flora dan fauna tanah yang bertindak sebagai resiklus
hara dalam tanah (dekomposisi).

3. Hara (nutrisi tanaman)

Hara dan air memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Salah satu fungsi dari kedua bahan ini adalah

sebagai bahan pembangun tubuh makhluk hidup. Pertumbuhan yang

terjadi pada tanaman (sampai batas tertentu) disebabkan oleh tanaman

mendapatkan hara dan air. Bahan baku pada proses fotosintesa adalah hara

dan air yang nantinya akan diubah tanaman menjadi makanan.


Tanpa kedua bahan ini pertumbuhan tidak akan berlangsung. Hara

dan air umumnya diambil tanaman dari dalam tanah dalam bentuk ion.

Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat dibagi atas dua kelompok yaitu

hara makro dan mikro. Hara makro adalah hara yang dibutuhkan tanaman

dalam jumlah besar sedangkan hara mikro dibutuhkan dalam jumlah kecil.

Nutrien yang tergolong kedalam hara makro adalah Carbon, Hidrogen,

Oksigen, Nitrogen, Sulfur, Posfor, Kalium, Calsium, Ferrum. Sedangkan

yang termasuk golongan hara mikro adalah Boron, Mangan, Molibdenum,

Zinkum (seng) Cuprum (tembaga) dan Klor. Jika tanaman kekurangan

dari salah satu unsur diatas maka tanaman akan mengalami gejala

defisiensi yang berakibat pada penghambatan pertumbuhan.

7. Faktor Suhu Lingkungan

Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan

tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman.

Suhu udara juga dapat mempengaruhi laju pertumbuhan maupun sifat dan

struktur tanaman. Tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada suhu

optimum. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat selsius

sampai dengan 37 derajat selsius. Suhu optimum berkisar antara 25-30 0C.

Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat

mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti. Tetapi suhu

kardinal (minimum, optimum, dan maksimum) tersebut sangat dipengaruhi

oleh jenis dan fase pertumbuhan tanaman.

8. Faktor Kelembaban Udara

Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta

perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi

tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta

berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel

yang lebih cepat.


9. Faktor Cahaya Matahari

Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat

melakukan fotosintesis, terutama pada tumbuhan hijau. Jika suatu tanaman

kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan

warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru

sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan. Namun juga, jika

pada tempat yang gelap, pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak

sebaik pada tempat yang cukup cahaya.

Cahaya matahari (radiasi surya) mempengaruhi pertumbuhan

tanaman melalui tiga sifat yaitu intensitas cahaya, kualitas cahaya atau

panjang gelombang dan lamanya penyinaran. Pengaruh ketiga sifat cahaya

tersebut terhadap pertumbuhan tanaman adalah melalui pembentukan

klorofil, pembukaan stomata, pembentukan antocyanin (pigmen merah)

perubahan suhu daun atau batang, penyerapan hara, permeabilitas dinding

sel, transpirasi dan gerakan protoplasma.

10. Faktor Medium Tanam

Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah mempunyai

sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyimpan air dan

bebas dari organisme penyebab penyakit utama cendawan ”damping off”.

Tanah dengan tekstur lempung berpasir dan dilengkapi dengan bahan-

bahan organik merupakan medium yang baik untuk kecambah yang

ditransplantingkan ke lapangan. Pasir dapat digunakan sebagai medium

dipersemaian. Kondisi fisik dari tanah sangat penting bagi berlangsungnya

kehidupan berkecambah menjadi tanaman dewasa. Benih akan terhambat

perkecambahnnya pada tanah yang padat, karena benih berusaha keras

untuk menembus ke permukaan tanah.

Selain medium, tingkat kedalaman penanaman benih juga dapat


mempengaruhi perkecambahan benih. Hal ini juga mempunyai hubungan

erat dengan kondisi fisik tanah. Pada tanah gembur benih yang ditanam

sedikit dalam tidak akan banyak mempengaruhi perkecambahan. Berbeda

dengan tanah yang lebih padat dimana sebaiknya benih ditanam tidak

terlalu dalam untuk memudahkan kecambah muncul ke permukaan.

2.1.3 Hubungan Faktor Internal dan Eksternal

 Saling mempengaruhi pada proses perkembangan, karena dengan masuknya air,

biji mengembang dan kulit biji akan pecah. Air masuk mengaktifkan embrio

untuk melepaskan hormone gliberalin

 Mempangaruhi arah pertumbuhan karena,jika tunas tumbuh tegak ke atas, salah

satu sisinya di sinari cahaya matahari maka tumbuhan tunas tersebut akan

berbelok ke arah sumber datannya cahaya.

2.1.4 Pengaruh Air Terhadap Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman

Air memiliki banyak fungsi bagi pertumbuhan tubuh tanaman. Salah satunya,

yaitu berfungsi untuk melarutkan unsur-unsur hara yang tetrserap. Manfaat yang

begitu besar, sehingga air sering disebut faktor pembatas dari pertumbuhan dan

perkembangan tanaman.

Seperti yang telah kita ketahui, air merupakan salah satu komponen fisik

yang sangat vital dan dibutuhkan dalam jumlah besar untuk pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Sebanyak 85-90% dari bobot segar sel-sel dan jaringan

tanaman tinggi adalah air (Maynard dan Orcott, 1987).

Noggle dan Frizt (1983) menjelaskan fungsi air bagi tanaman yaitu :

(1) sebagai senyawa utama pembentuk protoplasma,


(2) senyawa pelarut bagi masuknya mineral-mineral dari larutan tanah ke tanaman,
dan pelarut mineral nutrisi yang akan diangkut dari satu bagian sel ke bagian sel
lain,
(3) media terjadinya reaksi-reaksi metabolik,
(4) reaktan pada sejumlah reaksi metabolisme seperti siklus asam trikarboksilat,
(5) penghasil hidrogen pada proses fotosintesis,
(6) menjaga turgiditas sel dan berperan sebagai tenaga mekanik dalam pembesaran
sel,
(7) mengatur mekanisme gerakan tanaman seperti membuka dan menutupnya
stomata,
(8) membuka dan menutupnya bunga serta melipatnya daun- daun tanaman tertentu,
(9) berperan dalam perpanjangan sel,
(10) sebagai bahan metabolisme dan produk akhir respirasi, serta digunakan dalam
proses respirasi.

Air yang di butuhkan oleh tanaman adalah air yang berada di dalam tanah

yang di tahan oleh butir-butir tanah. Air ini berasal dari cadangan dalam tanah yang

telah ada sebelum tanaman di tanam dan curah hujan yang turun sebelumnya.

Berdasarkan kebutuhan air yang diperlukan oleh tanaman secara umum

dikelompokkan menjadi tiga jenis tanaman yaitu:

a) Jenis suka air adalah jenis tanaman yang memerlukan air yang cukup banyak

untuk dapat hidup dengan baik. Contohnya seperti jenis Adiantum, Begonia,

Calathea, Dracaena, Dieffenbachia, Monstera, Peperomia serta jenis pakis-

pakisan.

b) Jenis suka air dalam jumlah sedang adalah tanaman yang memerlukan yang cukup

tetapi tidak berlebihan untuk tumbuh dalam kondisi yang sehat sebagai contoh

seperti Aglaonema, Anthurium, Philodendron, dan lainnya.

c) Jenis yang memerlukan sedikit air, merupakan jenis tanaman yang dapat tumbuh

dengan baik dalam keadaan sedikit atau kekurangan air, sebagai contohnya

adalah berbagai jenis tanaman sukulen, kaktus, Sansiviera , Chryptanthus dan

sebagainya.

Bentuk daun juga harus diperhatikan, jika daunnya besar dan tipis, berarti

tanaman tidak kuat kondisi kering dan membutuhkan relatif lebih banyak air dalam

penyiraman. Jika daun ada lapisan lilinnya berarti sedikit tahan akan kondisi kering.

Daun kecil akan menghindari penguapan air saat siang hari. Akan tetapi penting pula
diketahui jenis tanamannya, apakah tanaman menyukai air atau tidak.

Pertumbuhan tanaman didefinisikan sebagai bertambah besarnya tanaman

yang diikuti oleh peningkatan berat kering. Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari

pembelahan sel, perbesaran sel dan diferensiasi sel. Kekurangan air pada tanaman

terjadi karena ketersediaan air dalam media tidak cukup dan transpirasi yang

berlebihan atau kombinasi kedua faktor tersebut. Di lapangan walaupun di dalam

tanah air cukup tersedia, tanaman dapat mengalami cekaman (kekurangan air). Hal ini

terjadi jika kecepatan absorpsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air melalui

proses transpirasi.

Kehilangan air dari tanaman oleh transpirasi merupakan suatu akibat yang

tidak dapat dielakkan dari keperluan membuka dan menutupnya stomata untuk

masuknya CO2 dan kehilangan air melalui transpirasi lebih besar melalui stomata

daripada melalui kutikula. Indeks luas daun yang merupakan ukuran perkembangan

tajuk, sangat peka terhadap cekaman air, yang mengakibatkan penurunan dalam

pembentukan dan perluasan daun, peningkatan penuaan dan perontokan daun, atau

keduanya. Perluasan daun lebih peka terhadap cekaman air daripada penutupan

stomata. Selanjutnya dikatakan bahwa peningkatan penuaan daun akibat cekaman air

cenderung terjadi pada daun-daun yang lebih bawah, yang paling kurang aktif dalam

fotosintesa dan dalam penyediaan asimilat, sehingga kecil pengaruhnya terhadap

hasil.

Martin, Tenorio dan Ayerbe (1994) menjelaskan bahwa cekaman air yang

terjadi pada paruh kedua dari siklus hidup tanaman ercis mengakibatkan penurunan

nilai LAI (leaf area index) setelah pembungaan. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil

biji ercis bila dibandingkan dengan hasil pada musim tanam sebelumnya, dimana

curah hujan selama paruh pertama siklus hidupnya lebih besar. Kekurangan air dapat

menghambat laju fotosintesa, karena turgiditas sel penjaga stomata akan menurun.

Hal ini menyebabkan stomata menutup.

Penutupan stomata pada kebanyakan spesies akibat kekurangan air pada daun
akan mengurangi laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama dan pada akhirnya

akan mengurangi laju fotosintesa. Disamping itu penutupan stomata merupakan

faktor yang sangat penting dalam perlindungan mesophyta terhadap cekaman air yang

berat. Waktu antara penyebaran benih dan pemasakan dapat diperpendek atau

diperpenjang tergantung pada intensitas dan waktu terjadinya cekaman air. Hasil

penelitian Turk dan Hal pada tahun 1980 dan Lawn tahun 1982 menunjukkan bahwa

kacang tunggak berbunga dan masak lebih awal dibawah tingkat cekaman air sedang,

tetapi cekaman air yang berat menunda aktivitas reproduktif.

Kedalaman perakaran sangat berpengaruh terhadap jumlah air yang diserap.

Pada umumnya tanaman dengan pengairan yang baik mempunyai sistem perakaran

yang lebih panjang daripada tanaman yang tumbuh pada tempat yang kering.

Rendahnya kadar air tanah akan menurunkan perpanjangan akar, kedalaman penetrasi

dan diameter akar. Peningkatan pertumbuhan akar di bawah kondisi cekaman air

ringan sampai sedang mungkin sangat penting dalam menyadap persediaan air baru

bagi suatu tanaman.

Hasil penelitian Nour dan Weibel tahun 1978 menunjukkan bahwa kultivar-

kultivar sorghum yang lebih tahan terhadap kekeringan, mempunyai perkaran yang

lebih banyak, volume akar lebih besar dan nisbah akar tajuk lebih tinggi daripada lini-

lini yang rentan kekeringan. Hasil penelitian Martin, Tenorio dan Ayerbe (1994)

menunjukkan bahwa perakaran tanaman ercis yang mengalami cekaman air pada

paruh kedua dari siklus hidupnya tidak dapat menjelajahi keseluruhan lapisan tanah

pada kedalaman 45-75 cm. Dengan kata lain tanaman ercis tidak dapat mengekstrak

air di bawah kedalaman 70 cm. Akibat lebih lanjut cekaman air akan menurunkan

hasil tanaman, dan bahkan tanaman gagal membentuk hasil. Jika cekaman air terjadi

pada intensitas yang tinggi dan dalam waktu yang lama akan mengakibatkan tanaman

mati.

Tanggap pertumbuhan dan hasil tanaman terhadap cekaman air tergantung

fase pertumbuhan saat cekaman air tersebut terjadi. Jika cekaman air terjadi pada fese
pertumbuhan vegetatif yang cepat, pengaruhnya akan lebih merugikan dibandingkan

dengan jika cekaman air terjadi pada fese pertumbuhan lainnya. Proses-proses

fisiologi yang mengakibatkan perubahan hasil karena cekaman air. Untuk mengetahui

apakah tanaman cukup air atau tidak, dapat melihat gejala-gejala yang ditampakkan

oleh tanaman. Diantaranya adalah:

a) Pengecekan kekurangan air pada media tanaman:

 Jika media terasa remah lepas, berarti media sedikit mengandung air.

 Periksa dengan membuat lubang sebesar ibu jari dengan kedalaman 1,5-3cm.

Jika kering maka kelembaban tanaman rendah dan tanaman perlu disiram.

b) Gejala fisiologis tanaman:

 Tanaman layu dan daun tua coklat dan mengering, dicurigai tanaman

kekurangan air. Periksa media dan gejala lain apakah disebabkan oleh

hama dan penyakit tanaman lainnya.

 Pinggiran daun berwarna coklat dan kering untuk tanaman kekurangan air

 Jika berbunga dan kurang air, maka bunga akan gugur dengan cepat.

 Jika daun ujungnya coklat, kemungkinan besar kelebihan air.

 Dalam media yang terlalu lembab, akar akan membuat dampak


kandungan lengas pada perkembangan sistem perakaran

Menurut Agung dan Rahayu (2004), air merupakan faktor yang penting bagi

tanaman karena berfungsi sebagai pelarut hara, berperan dalam translokasi hara dan

fotosintesis. Pada saat pertumbuhan dibutuhkan air dalam jumlah yang cukup untuk

dipergunakan dalam proses fotosintesis dan juga dapat mempengaruhi aktivitas

bakteri dalam memfikasi nitrogen yang berperan dalam fotosintesis (Ramadhani,

2009).

Pada tanaman legum, genangan air tidak hanya menghambat pertumbuhan

akar dan tajuk, akan tetapi dapat juga menghambat perkembangan dan fungsi bintil

akar. Fungsi bintil akar terganggu karena terhambatnya kemampuan fiksasi nitrogen

bakteri dan tanaman. Genangan berpengaruh terhadap proses fisiologis dan


biokimiawi antara lain respirasi, permeabilitas akar, penyerapan air dan hara, serta

pengambilan nitrogen. Genangan berdampak negatif terhadap ketersediaan nitrogen

yaitu tanaman yang tergenang menunjukkan gejala klorosis akibat kekurangan

nitrogen yang disebabkan oleh penurunan ketersediaan nitrogen maupun penurunan

penyerapannya.

Kebanyakan tanaman mempunyai pertumbuhan yang bagus pada kondisi

kapasitas lapang. Kapasitas lapang adalah keadaan dimana air hanya berada dalam

pori-pori mikro tanah dan disebut sebagai air tersedia, sedangkan pori-pori makro

tanah ditempati oleh udara (Najiati, 1998).

Usaha peningkatan kandungan kadar nitrogen yang dapat meningkatkan

kandungan klorofil dapat dilakukan salah satunya dengan volume penyiraman yang

sesuai dengan jenis tanaman yang ditanam (Hendriyani dan Setiani, 2009). Oleh

karena itu perlu diketahui volume penyiraman yang tepat pada suatu tanaman agar

pertumbuhan dan kandungan nitrogennya maksimal.


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam penulisan laporan penelitian ini, penulis menggunakan empat metode yang

dibutuhkan untuk mendapatkan keterangan. Adapun metode-metode tersebut antara lain:

(1) Metode Percobaan

Metode ini penulis gunakan untuk mencoba secara langsung membuat kecambah dari

tanaman kacang hijau dengan pemberian perlakuan volume air yang berbeda-beda.

(2) Metode Pengamatan

Metode ini penulis gunkan untuk mengamati secara langsung pengaruh pemberian

perlakuan volume air yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan kecambah tanaman

kacang hijau.

(3) Metode Penelitian

Metode ini penulis gunakan untuk meneliti pengaruh volume air yang berbeda-beda

terhadap pertumbuhan kecambah tanaman kacang-kacangan.

(4) Metode Keperpustakaan

Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data dengan jalan membaca buku-buku

dan mencari informasi dari teknologi internet tentang pertumbuhan dan perkembangan yang

ada kaitannya dengan pertumbuhan kecambah tanaman kacang-kacangan dengan volume

air yang berbeda-beda .

3.2 Variabel

3.2.1 Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga

pengaruh variable bebas terhadap variable terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar

yang tidak diteliti.

 Jenis tanaman

 Media penanaman
 Jenis air

 Ukuran media penanaman

 Lingkungan (suhu, cahaya, dan kelembapan)

3.2.2 Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan timbulnya variabel terikat. Pada
pengamatan ini, penyiraman air dilakukan sehari sekali dengan intensitas penyiraman :

Nama Intensitas Penyiraman Air


Gelas
A 5 ml
B 15 ml
C 25 ml
D 35 ml
E 45 ml

3.2.3 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas.

 Pertambahan tinggi batang

 Pertambahan jumlah daun

3.3 Alat dan Bahan

Dalam pelaksanaan penelitian di lapangan, penulis membutuhkan beberapa alat dan

bahan diantaranya sebagai berikut:

Alat Bahan

5 buah gelas plastik berukuran sedang 20 biji kacang hijau


Gelas ukur (mL) Tanah
Penggaris (cm) Air ± 135 mL
Alat tulis
3.4 Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan penelitian yang dibutuhkan.


2. Rendamkan 20 biji kacang hijau semalaman untuk mengakhiri masa dormansi dan untuk
merangsang proses imbibisi pada biji.
3. Melubangi gelas plasting dengan gunting.
4. Memasukkan tanah ke dalam plastik kira-kira sepertiga dari plastik, lalu meletakkan 4 biji
kacang hijau di atasnya. Jorokkan sedikit biji kacang hijau agar masuk ke dalam tanah.
5. Merawat dan menyiram biji kacang hijau dengan volume air yang sama pada setiap gelas
selama 7 hari serta pastikan terkena sinar matahari yang cukup
6. Pindahkan tanaman kacang hijau hingga tersisa satu tanaman pada gelas yang telah diberi
nama
7. Pada hari ke-8 memulai penyiraman dengan volume air yang berbeda
8. Memulai pengamatan dan mencatat pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau selama
14 hari
9. Mengamati ke-lima objek tanaman tersebut setiap hari pada jam yang sama.
10. Menyusun laporan hasil pengamatan.

3.5 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Agustus 2020, dirawat dan disiram
dengan volume air yang sama selama 7 hari. Mulai diamati pada tanggal 12 Agustus 2020 selama
14 hari. Lokasi yang digunakan untuk penelitian yaitu di rumah penulis.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 20 biji kacang hijau yang ditanam di
dalam 5 gelas plastik berisi tanah yang telah di basahi. Setelah hari ke-7 masing-masing gelas
diisi satu tumbuhan kacang hijau. Komposisi masing-masing gelas plastik setelah hari ke-7
adalah sebagai berikut :
a. Wadah A   : 1 tumbuhan kacang hijau dengan intensitas penyiraman 5 mL
b. Wadah B   : 1 tumbuhan kacang hijau dengan intensitas penyiraman 15 mL
c. Wadah C   : 1 tumbuhan kacang hijau dengan intensitas penyiraman 25 mL
d. Wadah D : 1 tumbuhan kacang hijau dengan intensitas penyiraman 35 mL
e. Wadah E : 1 tumbuhan kacang hijau dengan intensitas penyiraman 45 mL
Keterangan: biji kacang hijau diletakkan dalam wadah dan disiram dengan volume air
sesuai dengan variabel bebas.
3.6 Analisis Data

Analisis data yaitu cara mengolah data hasil penelitian sehingga membuktikan kebenaran hipotesis
yang diajukan. Dala kegiatan ini, analisa datanya yaitu :
1. Mencari nilai kecepatan perubahan biji kacang hijau pada tiap perlakuan
2. Membandingkan hasil antara satu perlakuan dengan perlakuan lainnya hasil yang diukur
antara lain :
 Tinggi batang
 Jumlah daun

Pertumbuhan Tinggi (cm)


Tanaman Kacang Hijau
Hari ke
Pot
A B C D E
ke-8
ke-9
ke-10
ke-11
ke-12
ke-13
ke-14

Pertumbuhan Daun Tanaman


Kacang Hijau
Hari ke
Pot
A B C D E
ke-8
ke-9
ke-10
ke-11
ke-12
ke-13
ke-14
3.7 Jadwal Penelitian

Tempat           : di Rumah Penulis (Perumahan Wilis Indah II blok G-11 no. 12)

No Nama Kegiatan Tanggal Pelaksanaan


.
1 Menyiapkan alat dan bahan 5 Agustus 2020
2 Melakukan Penelitian 13 – 27 Agustus 2020
3 Menyusun Laporan 27 Agustus – 1 September 2020
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Analisis Data

Penelitian terhadap biji kacang hijau yang telah dilakukan selama kacang hijau telah

tumbuh 7 hari. Data penelitian dapat dilihat pada tabel dan grafik garis analisis data di bawah

ini :

4.1.1 Tabel dan Grafik Pengukuran Tinggi Batang

Pertumbuhan Tanaman Kacang


Hijau
Hari ke
Pot
A B C D E
ke-8 6,3 cm 5,3 cm 6,5 cm 6,8 cm 6 cm
ke-9 6,7 cm 5,8 cm 7 cm 7,3 cm 6,5 cm
ke-10 7,2 cm 6,1 cm 7,7 cm 8 cm 7,2 cm
ke-11 7,9 cm 6,9 cm 8 cm 9,5 cm 9,5 cm
ke-12 8 cm 7,3 cm 11,3 cm 12 cm 13,5 cm
ke-13 8 cm 9 cm 12,5 cm 12,8 cm 14,7 cm
ke-14 8 cm 10 cm 13,7 cm 14 cm 17,9 cm
4.1.2 Tabel Perhitungan Daun

Pertumbuhan Daun Tanaman


Kacang Hijau
Hari ke
Pot
A B C D E
ke-8 2 2 2 2 2
ke-9 2 2 2 2 3
ke-10 2 3 3 5 4
ke-11 3 4 4 5 5
ke-12 3 4 5 8 9
ke-13 5 5 8 8 9
ke-14 5 5 8 8 11

4.2 Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat kita ketahui bahwa ketersediaan
volume air yang berbeda namun dengan tanah yang sejenis, suhu dan cahaya matahari yang
sama, dapat mempengaruhi laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau.

Dari data yang penulis amati, pada umumnya pola perkembangan tanaman kacang hijau
di atas memiliki kesamaan. Proses pertama yaitu terjadi imbibisi yang akhirnya dapat
mengaktifkan enzim untuk melakukan perkecambahan. Setelah itu terjadi pembelahan sel dan
tumbuhlah embrio dari kecambah. Tahap awal perkembangan ditandai dengan munculnya
hipokotil, yaitu ruas batang di bawah daun lembaga yang akan tumbuh menjadi akar. Hipokotil
menjadi tegak dan muncul ke permukaan medium tanam. Batang lembaga pun memanjang.
Selanjutnya, kotiledon akan membelah dan kemudian tumbuh daun sebagai perkecambahan
epigeal. Kotiledon akan terus menempel sebagai kotil. Tanaman kacang hijau terus memanjang
hingga kotil terlepas dan daun semakin lebat.
Dari tabel diatas diketahui bahwa tanaman kacang hijau yang disiram dengan volume air
sebanyak 5 mL sehari akan membuat tanaman menjadi tidak tumbuh dengan baik. Pertumbuhan
tinggi batang maupun jumlah daun sangat lambat serta cenderung kurus. Selain itu, dalam kurun
waktu 14 hari akan semakin mengering.

Pada tanaman kacang hijau yang di siram dengan intensitas air sebanyak 10 mL sehari
akan membuat tanaman menjadi kurang sehat karena pada tengah hari sebelum di siram tanaman
akan layu. Pertumbuhan tinggi batang melambat kurang lebih 0,2 cm dalam sehari dari semula.
Sementara jumlah daun bertambah dengan lambat namun tidak selambat pada intensitas 5 mL.

Pada tanaman kacang hijau yang di siram dengan intensitas 25 mL sehari akan membuat
tanaman tumbuh sehat dan optimal. Tanaman tidak layu saat siang hari, pertambahan tinggi
batang kurang lebih 1 cm dalam dua hari, sementara pertambahan jumlah daun kurang lebih
dalam 6 hari. Penyiraman dengan intensitas ini sudah di anjurkan karena memiliki kelembapan
yang cukup untuk tanaman tumbuh maupun berkembang.

Pada tanaman kacang hijau yang disiram dengan intensitas 35 mL sehari dapat
menunjang kebutuhan air pada tanaman dan kelembapan tanaman. Tanaman tumbuh subur
dengan pertambahan tinggi batang kurang lebih 2 cm dalam dua hari. Hal ini membuat jumlah
daun bertambah dalam kurun waktu 4 hari dengan daun yang lebar dan gemuk.

Pada tanaman kacang hijau dengan intensitas air 45 mL sehari sangat memenuhi
kebutuhan air untuk tanaman. Mineral yang terkandung dalam air cenderung melimpah sehingga
pertumbuhan tinggi batang maupun jumlah daun meningkat sangat pesat dalam kurun waktu dua
hari. Hal ini dapat di buktikan dengan tinggi tanaman yang lebih dari pada yang lain serta jumlah
daun yang terus bertambah selama 14 hari.

Dari pembahasan pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa penyiraman
yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau adalah sebanyak 25 mL
– 45 mL. Hal ini dapat membuat tanaman tumbuh subur, pertambahan tinggi batang dan
jumlah daun meningkat secara konstan serta kebutuhan mineral terpenuhi.

Dengan demikian, maka diperoleh hasil pengamatan secara kuantitatif. Pada tanaman
yang diberi perlakuan dengan volume air lebih banyak mengalami pertumbuhan paling optimal
dibandingkan tanaman dengan perlakuan kadar air sedikit. Tanaman dengan perlakuan diberi
volume air lebih banyak memiliki batang yang lebih tinggi dan daun yang lebih hijau. Tanaman
dengan perlakuan diberi kadar air sedikit juga memiliki batang yang tinggi dan daun yang hijau,
namun lebih rendah bila dibandingkan dengan tanaman yang diberi air.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Air merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan pertumbuhan yang
dipengaruhi oleh perbedaan pemberian perlakuan kadar air yang diberikan pada tumbuhan
kacang hijau. Kadar air yang paling baik untuk proses pertumbuhan dan perkembangan biji
tanaman kacang hijau adalah 25—45 mL.
Kekurangan air pada tanaman seperti pada tanaman kacang hijau yang disiram
dengan intensitas air 5 ml hingga 10 ml akan membuat tanaman tidak sehat.
Pertumbuhan tanaman akan terhenti, hal ini dapat dilihat pada batang tanaman yang
kurus. Selain itu, daun pada tanaman kacang hijau tersebut juga cenderung layu dan
mengering.
Sementara itu, dari data yang di peroleh maka intensitas penyiraman air yang
baik dalam sehari untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang
hijau adalah 25—45 mL. Hal ini akan membuat tanaman tumbuh secara konstan baik
penambahan tinggi batang maupun jumlah daun karena kebutuhannya telah terpenuhi
dengan baik.

5.2 Saran

Dari hasil pengamatan di atas maka penulis dapat memberikan saran kepada beberapa
pihak seperti :

 Sebelum melakukan penanaman, pastikan kacang hijau yang dipilih dalam keadaan baik dan
segar.
 Pastikan tanaman kacang hijau terdapat pada tempat yang terkena sinar matahari secara
cukup agar air dapat menguap secukupnya dan proses fotosintesis berjalan sempurna.
 Dalam penanaman kacang hijau, sebaiknya menggunakan air murni dengan kadar air yang
optimal, yakni kadar air yang tidak terlalu sedikit dan tidak menyebabkan terciptanya
genangan air. Hal ini perlu untuk mendapatkan hasil pertumbuhan yang paling optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Apriawan, Shoma. 2011. Pengaruh Pemberian Volume Penyiraman Air Terhadap Pertumbuhan dan

Kadar Nitrogen Pada Tanaman Buncis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Aryulina, Diah, dkk. 2006 . Biologi 3 SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta: Esis.

Saktiyono.2007. Seribu Pena Biologi SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga .

Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi untuk SMA kelas XII. Jakarta : Erlangga.

http://zaifbio.wordpress.com/2010/02/12/pertumbuhan-dan-perkembangan.html

http://asnani-biology.blogspot.com/2009/05/pertumbuhan-dan-perkembangan.html

http://www.scribd.com/

http://www.google.co.id/

http://id.wikipedia.org/

http://cikaciko.blogspot.com/

http://myfolkcreationindonesia.blogspot.com/
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai