Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil
1.1.1 Hukum Ohm
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Hukum Ohm
No. Sumber Arus V (V) I (A) R (Ω)
1. Baterai Kecil 1.614 0.179 9.01
2. Baterai Besar 1.567 0.180 8.69
Sumber: (Praktikum Hukum Ohm, 2018)

1.1.2 Daya Listrik


a. Rangkaian Seri
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Daya Listrik
No. V (V) R (Ω) I (A) P (W)
1. 0.5 1.6 0.31 0.02
2. 1 1.6 0.62 0.61
3. 1.5 1.6 0.93 1.38
4. 2 1.6 1.25 2.50
5. 2.5 1.6 1.56 3.89

b. Rangkaian Paralel
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Daya Listrik
No. V (V) R (Ω) I (A) P (W)
1. 0.5 2.5 0.2 0.1
2. 1 2.5 0.4 0.4
3. 1.5 2.5 0.6 0.9
4. 2 2.5 0.8 1.6
5. 2.5 2.5 1 2.5
Sumber: (Praktikum Daya Listrik, 2018)
4.2 Pembahasan
Pada percobaan Hukum Ohm menggunakan baterai kecil dan baterai
besar. Dengan menggunakan multimeter didapatkan hambatan baterai kecil yaitu
9.01 Ω dan baterai besar yaitu 8.69 Ω dengan masing-masing kuat arus 0.179
Ampere dan 0.180 Ampere. Hal ini membuktikan bahwa Hukum Ohm benar yaitu
kuat arus akan berbanding terbalik dengan hambatannya dan berbanding lurus
dengan bedaa potensialnya. Didapatkan bahwa jika tegangan besar, maka kuat
arus yang didapat juga besar. George Ohm menyatakan bahwa jika tegangan yang
melewati sebuah tahanan bertambah nilainya maka arusnya juga akan bertambah
nilainya. Dengan demikian, terbukti bahwa ketika tegangan sebesar 1.614 Volt
dan 1.567 Volt melewati tahanan yaitu 9.01 Ω dan 8.69 Ω akan memperbesar nilai
kuat arus listrik. Arah arus listrik pada baterai mengalir dari kutub positif ke kutub
negatif sehingga arah arus listrik berlawanan dengan arah aliran elektron
(Guntoro,2013).
Berdasarkan hasil yang didapatkan pada percobaan dengan menggunakan
baterai besar dan baterai kecil, tidak didapat perbandingan yang sesuai dengan
teori yang menyatakan bahwa kuat arus sebanding dengan tegangan listrik.
Namun hasil yang diperoleh bertentangan dengan teori tersebut. Dimana baterai
kecil dengan tegangan yang besar menghasilkan kuat arus yang rendah
dibandingkan dengan kuat arus pada baterai besar dengan tegangan yang kecil.
Hal ini disebabkan kesalahan yang terjadi pada multimeter yang digunakan.
Karena alat ini sudah tidak terlalu bagus sehingga menyebabkan hasil yang
diperoleh kurang akurat.
Pada percobaan daya listrik bertujuan untuk mengamati tegangan dan arus
listrik serta besarnya daya listrik pada rangkaian seri dan paralel. Untuk
merangkai rangkaian seri dan paralel harus menggunakan resistor. Resistor adalah
komponen elektronika yang berfungsi sebagai pelawan atau penahan arus dengan
cara menurunkan tegangan antara kedua salurannya berdasarkan Hukum Ohm.
Rangkaian seri adalah rangkaian listrik dimana komponen-komponen listrik
disusun secara berderet sehingga arus yang mengalir pada setiap komponen sama.
Sedangkan rangkaian paralel adalah rangkaian listrik dimana komponen-
komponen listrik disusun dengan tidak segaris sehingga tegangan pada tiap-tiap
komponen sama (Fendi, 2004).
Baterai Besar mempunyai kuat arus lebih besar dari pada baterai kecil
karena hambatan pada baterai besar lebih kecil dibandingkan pada baterai kecil.
Setiap bahan mempunyai resistivitas tertentu, yaitu suatu parameter yang
bergantung pada sifat-sifat material bahan tersebut dan terlihat bahwa tahanan
suatu bahan bergantung pada bentuk geometri dan resistivitas bahan. Material
yang memiliki tahanan yang sangat kecil bergantung pada jenis material dalam hal
ini baterai (Abdullah, 2016).
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam percobaan daya listrik, hubungan
antara tegangan dan daya listrik pada rangkaian seri dan paralel dapat dilihat pada
grafik sebagai berikut.

Hubungan antara Daya Listrik Terhadap


Tegangan
7
6
Daya Listrik (Watt)

5
4
3 Seri
2 Paralel
1
0
0.5 1 1.5 2 2.5
Tegangan/Beda Potensial (Volt)

Gambar 4.1 Hubungan antara Daya Listrik terhadap Tegangan pada Rangkaian
Seri dan Paralel.
Berdasarkan grafik diatas, tegangan yang diatur pada power supply adalah
0.5 V, 1 V, 1.5 V, 2 V dan 2.5 V baik untuk rangkaian seri maupun rangkaian
paralel. Setelah tegangan diatur, didapatlah besar hambatan yang tertera pada
multimeter untuk kedua rangkaian. Pada rangkaian seri, diperoleh hambatan yang
sama untuk tiap-tiap tegangan yang diberikan yaitu sebesar 1.6 Ω, sedangkan pada
rangkaian paralel diperoleh hambatan sebesar 2.5 Ω untuk setiap tegangan yang
diatur pada power supply. Melalui perhitungan menggunakan rumus daya listrik
yaitu P = I2. R didapatkan besar daya listrik untuk tiap-tiap tegangan pada
rangkaian seri berturut-turut sebesar 0.027 W, 0.61 W, 1.38 W, 2.50 W dan 3.89
W. Sedangkan besarnya daya listrik yang didapat pada rangkaian paralel berturut-
turut adalah 0.1 W, 0.4 W, 0.9 W, 1.6 W dan 2.5 W. Dengan demikian, dapat
diketahui bahwa semakin besar tegangan yang diberikan pada suatu rangkaian
maka semakin besar pula nilai daya listrik yang dihasilkan.
Dari hasil yang didapatkan, hubungan antara tegangan dengan kuat arus
listrik pada rngkaian seri dan paralel dapat dilihat pada grafik sebagai berikut.

Hubungan antara Tegangan Terhadap Kuat


Arus
3
Kuat Arus (Ampere)

2.5
2
1.5
Paralel
1
Seri
0.5
0
0.5 1 1.5 2 2.5
Tegangan (Volt)

Gambar 5.2 Hubungan antara Tegangan terhadap Kuat Arus pada Rangkaian Seri
dan Paralel.
Berdasarkan grafik pada gambar diatas, untuk tegangan sebesar 0.5
V, 1 V, 1.5 V, 2 V dan 2.5 V diperoleh kuat arus yang melewati hambatan pada
rangkaian seri berturut-turut sebesar 0.31 A, 0.62 A, 0.93 A, 1.25 A dan 1.56 A.
Sedangkan pada rangkaian paralel diperoleh kuat arus berturut-turut adalah 0.2 A,
0.4 A, 0.6 A, 0.8 A dan 1 A. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa semakin
besar tegangan yang diberikan pada suatu rangkaian maka semakin besar pula
nilai kuat arus listrik yang melewati rangkaian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai