Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK 2

• Anggun nabila
• Eman
• Jesica carlla
• Restu sapitri
• Sumi priyanti
SIFAT ELASTISITAS BAHAN

 A. Teganggan,regangan, dan modulus


 Young

B. Hukum hooke pada pegas


C. Susunan pegas
TEGANGAN ( STRESS)
 Tegangan (stress) pada benda, misalnya
kawat,besi. Di definisikan sebagai gaya persatuan
luas penampangan benda tersebut. Tegangan di
beri simbol ∂ ( di baca sigma )
RUMUS TEGANGAN ( STRESS )

σ = F/A
 A. luas penampan ( N )
 F : besar gaya tekan/tarik g (m²)
σ : tegangan (N/m²)
CONTOH SOAL

 Sebuah pegas memiliki sifat elastis dengan


luas penampamg 100 m2. Jika pegas ditarik
dengan gaya 150 Newton. berapakah tegangan
dialami pegas ?
Diketahui :
A : 100 m2
F : 150 N
Ditanya :
σ...?
Jawab :
σ : F/A
σ : 150 N / 100 m2
σ : 1.5 N/m2
REGANGAN ( STRAIN )
Regangan adalah bagian dari deformasi,
yang dideskripsikan sebagai perubahan relatif dari
partikel-partikel di dalam benda yang bukan
merupakan benda kaku. Definisi lain
dari regangan bisa berbeda-beda tergantung pada
bidang apa istilah tersebut digunakan atau dari
dan ke titik mana regangan terjadi.
RUMUS REGANGGAN (STRAIN )

ε = ΔX / X
ε : regangan strain (tanpa satuan)
ΔX : pertambahan panjang (m)
X : panjang mula-mula (m)
CONTOH SOAL
 Sebuah kawat panjangnya 100 cm ditarik dengan
gaya 12 N.Sehingga panjang kawat menjadi 112
cm.Tentukan regangan yang dihasilkan kawat?
 Pembahasan:
 Diketahui:
 L0 = 100 cm
 L = 112 cm

 F = 12 N
 Ditanyakan: Ɛ = …?
 Jawaban:

 ∆L = L – L0 = 112 cm – 100 cm = 12 cm
 Ɛ = ∆L/L0 = 12 cm / 100 cm = 0,12
MODULUS YOUNG
 Modulus Young, disebut juga dengan modulus
tarik (bahasa Inggris: tensile
modulus atau elastic modulus), adalah
ukuran kekakuan suatu bahan elastis yang
merupakan ciri dari suatu bahan. Modulus
Young didefinisikan sebagai
rasio tegangan dalam sistem koordinat
Kartesius terhadap regangan sepanjang aksis
pada jangkauan tegangan di mana hukum
Hooke berlaku.
RUMUS MODULUS ELASTISITAS

E = σ / ε = (F / A) : (ΔX / X)

E : Modulus Young (N/m²)


σ : tegangan (N/m²)
ε : regangan strain
F : besar gaya tekan/tarik (N)
A : luas penampang (m²)
ΔX : pertambahan panjang
X : panjang mula-mula
CONTOH SOAL
 Diketahui panjang pegas 25 cm. Sebuah balok bermassa 20
gram digantungkan pada pegas kemudian pegas bertambah
panjang 5 cm. Tentukan modulus elastisitas andai luas
penampang pegas 100 cm2 !
Diketahui :
Lo : 25 cm
ΔL : 5 cm
m : 20 gram : 0.02 kg
F : w : m . g : 0.02(10) : 0.2 N
A : 100 cm : 0.01 m
Ditanyakan :
E . . . .?
Jawab :
E : σ/e
E : (F /A ) / (ΔL/Lo)
E : ( 0.2 N/ 0.01 m2) / (5 cm /25 cm )
E : (20 N /m2 )/ (0.2)
E : 100 N/m2
HUKUM HOOKE PADA PEGAS
 Pengertian Hukum Hooke
 Hukum Hooke dan elastisitas adalah dua
istilah yang saling berkaitan. Untuk memahami
arti kata elastisitas, banyak orang
menganalogikan istilah tersebut dengan benda-
benda yang terbuat dari karet, walaupun pada
dasarnya tidak semua benda dengan bahan
dasar karet bersifat elastis
SEDANGKAN HUKUM HOOKE ADALAH GAGASAN YANG
DIPERKENALKAN OLEH ROBERT HOOKE YANG
MENYELIDIKI HUBUNGAN ANTAR GAYA YANG BEKERJA
PADA SEBUAH PEGAS/BENDA ELASTIS LAINNYA SUPAYA
BENDA TERSEBUT DAPAT KEMBALI KE BENTUK SEMUA
ATAU TIDAK MELAMPAUI BATAS ELASTISITASNYA.
DENGAN DEMIKIAN, DAPAT DISIMPULKAN
BAHWA HUKUM HOOKE MENGKAJI JUMLAH GAYA
MAKSIMUM YANG DAPAT DIBERIKAN PADA SEBUAH
BENDA YANG SIFATNYA ELASTIS (SERINGNYA PEGAS)
AGAR TIDAK MELWATI BATAS ELASTISNYA DAN
MENGHILANGKAN SIFAT ELASTIS BENDA TERSEBUT.
APLIKASI HUKUM HOOKE
 Mikroskop yang fungsinya untuk melihat jasad-jasad
renik yang sangat kecil yang tidak bisa dilihat oleh
mata telanjang
 Teleskop yang fungsinya untuk melihat benda-beda
yang letaknya jauh supaya tampak dekat, seperti
benda luar angkasa
 Alat pengukur percepatan gravitasi bumi
 Jam yang memakai peer sebagai pengatur waktu
 Jam kasa atau kronometer yang dimanfaatkan untuk
menentukan garis atau kedudukan kapal yang
berada di laut
 Sambungan tongkat-tongkat persneling kendaraan
baik sepeda motor maupun mobil
 Ayunan pegas
BUNYI HUKUM HOOKE
 Hukum Hooke berbunyi bahwa besarnya gaya
yang bekerja pada benda sebanding dengan
pertambahan panjang bendanya. Tentu hal ini
berlaku padan beda yang elastis (dapat
merenggang).

 F=k.X
 Keterangan :
 F = gaya yang bekerja pada pegas (N)
k = konstanta pegas (N/m)
x = pertambahan panjang pegas (m )
CONTOH SOAL HUKUM HOOKE
 Suatu pegas memiliki suatu pertambahan panjang
0,25 meter sesudah diberikan gaya. Bila pada pegas
bertuliskan 400 N/m. Berapakah gaya yang
dikerjakan ada pegas tersebut?
diketahui :
x = 0,25 m
k = 400 N/m
 ditanya
 F… ?
 Jawab
 F=k.x
F = 400 N/m x 0,25 m
F = 100 N
 Jadi gaya yang diberikan pada pegas tersebut
adalah 100 Newton
SUSUNAN PEGAS
Pengertian Rangkaian Paralel
Rangkaian paralel adalah sebuah model rangkaian
yang dikenal dalam bidang listrik. Rangkaian paralel
secara sederhana diartikan sebagai rangkian listrik yang
bagian-bagiannya semuanya dihubungkan secara
bersusun. Akibatnya di rangkian paralel terbentuk
cabang di antara sumber arus listrik karena itulah
rangkaian ini disebut rangkaian bercabang. Semua
percabangan yang ada dalam rangkaian ini bisa dilewati
oleh arus listrik. Pada setiap cabang itulah komponen
listrik terpasang, sehingga tiap-tiap komponen
mempunyai arus dan cabang tersendiri. Arus tersebut
mengaliri seluruh komponen listrik yang terpasang
bersamaan. Rangkaian parelel dibutuhkan apabila kita
mengatur arus listrik, dengan membaginya dengan cara
mengubah beban yang lewat di setiap percabangan.
Ciri-ciri Rangkaian Paralel
Ciri tciri rangkaian paralel adalah Seluruh komponen
listrik terpasang secara sejajar dan bersusun. Di rangkaian
paralel arus yang mengalir di setiap cabang besarnya
berbeda. Tiap komponen tersambung dengan kutob negatif
dan kutub postitif dari sumber tegangan, maksudnya seluruh
komponen memperoleh teganan yang besarnya sama. Dan
hambatan totalnya jadi lebih kecil dari pada hambatan tiap
komponen listriknya. Semua tentang rangkaian paralel bisa
ditulis ke dalam bentuk rumus matematis berikut ini:
Kelebihan dan Kekurangan Rangkaian
Paralel
1. Kelebihan Rangkaian Paralel
Kelebihan rangkaian paralel adalah jika saklar
dimatikan, maka tidak seluruh komponen mati kecuali
komponen yang terhubung dengan saklar yang
dimatikan, contohnya lampu. Selain itu, apabila terdapat
salah satu cabang/ komponen listrik yang rusak atau
terputus maka komponen lainnya akan tetap berfungsi.
Hal tersebut dikarenakan masih terdapat cabang lainnya
yang bisa dialiri arus listrik dan komponen yang tidak
rusak tersebut masih memiliki hubungan dengan kedua
kutub sumber tegangan.
Kekurangan Rangkaian Paralel
2. Kekurangan rangkaian paralel adalah untuk
menyusun seluruh rangkaian diperlukan banyak kabel
atau penghantar listrik.

Anda mungkin juga menyukai