Anda di halaman 1dari 27

Kelompok A : Gas Ideal dan contoh kesehariannya

Kelompok B : Persamaan & Hukum Gas Ideal

Kelompok C : Tekanan Gas dalam ruang tertutup

Kelompok D : Energi Kinetik dan Energi Dalam

Kelompok E : Kecepatan Efektif Gas


A. GAS IDEAL & CONTOHNYA
Pengertian gas ideal merupakan kumpulan dari partikel-partikel suatu zat yang jaraknya
cukup jauh dibandingkan dengan ukuran partikelnya. Partikel-partikel itu selalu bergerak
secara acak ke segala arah. Pada saat partikel-partikel gas ideal itu bertumbukan antar
partikel atau dengan dinding akan terjadi tumbukan lenting sempurna sehingga tidak terjadi
kehilangan energi.
Advertisment
Pengertian Gas Ideal
Berdasarkan eksperimen diketahui bahwa semua gas dalam kondisi kimia apapun, pada
temperatur tinggi, dan tekanan rendah cenderung memperlihatkan suatu hubungan
sederhana tertentu di antara sifat-sifat makroskopisnya, yaitu tekanan, volume dan
temperatur. Hal ini menganjurkan adanya konsep tentang gas ideal yang memiliki sifat
makroskopis yang sama pada kondisi yang sama. Berdasarkan sifat makroskopis suatu gas
seperti kelajuan, energi kinetik, momentum, dan massa setiap molekul penyusun gas, kita
dapat mendefinisikan gas ideal dengan suatu asumsi (anggapan) tetapi konsisten (sesuai)
dengan definisi makroskopis.

Keadaan partikel gas monoatomik.


Apa yang dinamakan gas monoatomik? mono berarti satu atomik berarti atom. Jadi gas
monoatomik berarti gas yang partikel-partikelnya berupa atom tunggal. Contoh gas
monoatomik adalah gas helium, neon, dan argon. Untuk kelas XI SMA ini masih dibatasi gas
monoatomik. Sebenarnya ada gas yang lain, seperti gas diatomik; oksigen (O2), Nitrogen
(N2), dan ada lagi gas triatomik; Karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O).

Untuk mengetahui sifat-sifat lain tentang gas monoatomik dapat kita cermati penjelasan
berikut.
Syarat Gas Ideal

Gas ideal merupakan gas yang memenuhi asumsi-asumsi berikut.


1. Suatu gas terdiri atas molekul-molekul yang disebut molekul. Setiap molekul identik
(sama) sehingga tidak dapat dibedakan dengan molekul lainnya.
2. Molekul-molekul gas ideal bergerak secara acak ke segala arah.
3. Molekul-molekul gas ideal tersebar merata di seluruh bagian.
4. Jarak antara molekul gas jauh lebih besar daripada ukuran molekulnya.
5. Tidak ada gaya interaksi antarmolekul; kecuali jika antarmolekul saling bertumbukan
atau terjadi tumbukan antara molekul dengan dinding.
6. Semua tumbukan yang terjadi baik antarmolekul maupun antara molekul dengan
dinding merupakan tumbukan lenting sempurna dan terjadi pada waktu yang sangat
singkat (molekul dapat dipandang seperti bola keras yang licin).
7. Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku pada molekul gas ideal.

Sebelum bereskperimen sebaiknya kenalan dulu sama gas ideal deh. Gas ideal adalah gas
yang bekerja pada tekanan dan suhu kamar. Formula gas ideal ini dapat di tentukan dengan
rumus umum sebagai berikut ini :
PV = nRT
P = Tekanan (atm / Pa)
V = Volume (L)
n = Jumlah Mol (mol)
R = Tetapan (0.082 atau 8314)
T = Suhu (K)

Dari rumus di atas dapat kita simpulkan dengan pernyatan sperti ini :
Tekanan berbanding lurus dengan suhu
Artinya bahwa setiap suhu di naikkan, maka otomatis tekana akan mingkat
Tekanan berbandung terbalik dengan volume
Artinnya setiap benda yang volumenya di perbesar maka tekanananya akan semakin
mengecil
Sebeliknya bila volume di perkecil menyebabkan tekanan semakin besar
Tekanan berbanding lurus dengan jumlah mol
Artinya bila jumlah mol suatu zat di tambakan dalam suatu wadah yang volumenya tetap,
dapat meningkatkan tekanan di dalam wadah tersebut

Penerapan sederhana gas ideal yang terjadi di dalam kehidupan secara tidak di sengaja.

 Ban motor menjadi kempes jika lama tidak digunakan


Nah kenapa ban motor anda kempes jika lama tidak digunakan? Ternyata ini dapat di jawab
dengan logis melalui formula gas ideal ini.
Ketika anda sering menggunakan motor, motor akan mejadi panas. Bukan hanya pada mesin
saja yang panas, namun juga terjadi pada body dan juga pada ban. ban motor malah sering
bersentuhan dengan aspal yang tentunya panas sekali. Nah pada saat ban ini panas berarti
suhu pada ban ini meningkat bukan? Ketika suhu meningkat otomatis tekanan di dalam ban
juga ikut meningkat juga. Sesuai dengan formula gas ideal di atas.

Ketika motor lama tidak anda gunakan menyebabkan suhu pada motor menjadi dingin, begitu
juga dengan ban. bila anda menyimpan motor anda di rumah di lantai batu maka ban akan
lebih dingin lagi. Hal ini menyebabkan suhu pada ban menurun. Ketika suhu ban ini turun
otomatis tekanan di dalam ban berkurang. Hal inilah yang menyebabkan ban motor anda
kempes setelah lama tidak di gunakan.
Bagaimana sudah faham? Sangat logis sekali bukan?

 Botol menjadi kempes setelah di masuki air panas


Pernahkan anda memasukkan air panas kedalam botol? Misalnya anda pergi kekebun
dengan membawa sebuah kopi dan kopi tersebut anda masukan ke dalam sebuah botol.
Tanpa anda sadari botol yang berisi air kopi hangat itu mengalami kempes, seperti tersedot
bukan? Jika anda tidak mengetahui itu tentu saja anda akan mengabaikan begitu saja. Bila
anda penasaran kenapa hal itu bisa terjadi? Ternyata ini bisa di jelaskan di dalam teori gas
ideal.

Pada saat anda memasukkan kopi hangat pada botol kemudian menutupnya segera dan
pergi kekebun. Selama anda di perjalanan suhu pada kopi hangat anda sedikit-sedikit akan
turun menyesuaikan dengan lingkungan di sekitarnya. Turunnya suhu pada kopi ini
menyebabkan rumus gas ideal bekerja. Yaitu adalah ketika suhu turun menyebabkan
tekanan di dalam botol menjadi turun. Nah hal itulah yang menyebabkan botol kopi anda
menjadi kempes atau seperti tersedot.

Bagaimana? Logis bukan? Bila anda ingin mencoba bereksperiment sendiri untuk
membuktikan dengan jelas di mata dan kepala anda secara langsung anda bisa mencoba
cara sederhana yang juga pernah saya lakukan. Alat yang perlu anda persiapkan hanyalah
sebuah botol aqua, terserah ukuran berapa saja. Selanjutnya masaklah nasi dengan
menggunaka magicom atau ketika orang tua anda menanak nasi tunggulah hingga airnya
mendidih dan mengeluarkan uap melalui cerobong uap magicom.

Ketika sudah mendidih dan uap keluar dari cerobong. Bukalah botol anda lalu arahkan mulut
botol pada cerobong uap nasi tadi. Pastikan uap air masuk pada botol anda. setelah kira-kira
cukup segera tutup botol anda dengan rapat. lalu diamkan beberapa saat, lihatlah perubahan
pada botol anda sekarang!!! Botol kempes bukan hanya panas yang di akibatkan dari suhu
uap air, tetapi juga dari hukum gas ideal ini. sekarang anda telah bisa membuktikan sendiri
dengan cara sederhana mengenai gas ideal ini 

 Konsep gerakan piston dalam mesin


Kenapa motor bisa berjalan? Karena ada mesin. Kenapa mesin bisa berputar? Ada yang bisa
menjawab? Anak teknik mesin mungkin bisa menjawabnya yaa.. tapi sebenarnya anak
sekolahan SMA itu sudah bisa menjawab hal ini. terutama berdasarkan pelajaran sehingga
dapat menjawab dengan logis.

Konsep pada mesin sebenarnya sederhana sekali. Menggunakan teori gas ideal. Dimana bila
volume di perkecil secara otomatis tekanan menjadi besar dan menyebabkan suhu menjadi
naik. Ketika piston bergerak maju mundur melakukan suatu pekerjaan yang berfungsi untuk
mengubah volume tabung / slinder piston agar mendapatkan suhu yang tinggi. pada kondisi
suhu yang tinggi bila di semprotkan kabut minyak minyak solar / bensin dapat menyebabkan
ledakan di dalam tabung piston. Ledakan ini menyebabkan piston bergerak mundur kembali
seperti semula.

Pada inti yang sebenarnya adalah hanya untuk menaikkan suhu ruangan agar dapat terjadi
pembakaran, dengan cara mengecilkan volume sehingga mendapatkan tekanan yang tinggi.
pada tekanan tinggi otomatis suhu akan naik. Sesuai dengan konsep rumus gas ideal bahwa
ketika tekanan di naikkan, maka suhu akan naik juga.

Hal yang menyebabkan mesin panas bukan hanya gesekan yang terjadi, namun akibat dari
tekan yang tinggi tersebut. Pada umumnya di luar bagian mesin (body) biasanya ada
pendingin untuk mengurangi panas pada mesin. Jadi sekarang anda sudah tau kan kenapa
mesin bisa berputar? Sederhana konsepnya ya?

Tempak dari kulit rambai :ngakak

 Tembak mainan
Siapa yang tahu bagaiamana cara kerja dari tembak mainan? Di dalam tembak mainan ada
namanya klep dan tabung klepnya. Klep ini seperti halnya piston. Ketika tembak mainan di
tarik kebelakang untuk menambahkan peluru, otomatis klep ini akan ikut kebelakang. Namun
klep akan berhenti karena ada kunci yang menahan. Nah ketika tombol pada tembak ini
ditekan, maka membuka kunci klep tadi dan klep secara cepat kembali ke posisi semula.
Kedika klep bergerak cepat tersebut menyebabkan perubahan volume pada tabung klep
tersebut. Volume menjadi kecil tentu saja tekanan menjadi besar di dalam tabung kelp.
Tekanan ini mendesak peluru sehingga peluru mejadi terbang keluar akibat dari tekanan
udara yang di timbulkan dari klep tsb.

 Pompa sepeda
Contoh sederhana lagi tentang gas ideal. Pernahkah anda memompa sepeda atau motor
anda dengan pompa manual? Pernahkan anda memegang body pompa setelah anda selesai
menggunakan pompa? Jika anda pernah memegang pompa tersebut anda akan merasakan
panas. Yup benar, panas! Kenapa?
Saat anda memompa sepeda, udara dari dalam pompa di paksa masuk pada ban sepeda
anda. tahukah anda bahwa pentil sepeda itu lubangnya kecil. Saat anda memaksa udara dari
pompa menuju ban menyebabkan udara di dalam pompa menjadi tertekan karena harus
bergantian masuk pada ban melalui lubang pentil yang sempit. Tekanan yang tinggi di dalam
pompa ini menyebabkan udara yang keluar dari mulut pentil sangat cepat hingga
menyebabkan ada bunyi “ngiik” saat anda memompa. Ini juga termasuk salahsatu contoh
sederhana dari rumus Debit (Q = Av). Nah tekanan ini lah yang menyebabkan suhu pada
body pompa menjadi naik.

Bila di jelaskan secara mendetail akan panjang. Pada intinya dapat di buktikan dengan teori
gas ideal dan juga dari Debit fluida
B. PERSAMAAN & HUKUM GAS IDEAL

Hukum-hukum gas ideal diantaranya Hukum boyle, Hukum Charles, Hukum Gay lussac. Teori
kinetik gas memberikan jembatan antara tinjauan gas secara mikroskopik dan makrokospik. Hukum-
hukum gas seperti hukum Boyle, Charles, dan Gay Lussac, menunjukkan hubungan antara besaran-
besaran makrokospik dari berbagai macam proses serta perumusannya. Kata kinetik berasal dari
adanya anggapan bahwa molekul-molekul gas selalu bergerak.
Advertisment
Hukum-Hukum Gas Ideal
Hukum Boyle

Hukum Boyle dikemukakan oleh fisikawan Inggris yang bernama Robert Boyle. Hasil percobaan Boyle
menyatakan bahwa apabila suhu gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan,
maka tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya. Untuk gas yang berada dalam dua
keadaan keseimbangan yang berbeda pada suhu konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut.

p1V1 = p2V2

Keterangan:

p1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)


p2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2 : volume gas pada keadaan 2 (m3)

Grafik hubungan volume dan tekanan gas pada suhu


konstan (isotermal).

Jika dibuat grafik, maka akan menghasilkan sebuah kurva yang disebut kurva isotermal. Perhatikan
gambar diatas. Kurva isotermal merupakan kurva yang bersuhu sama.
Hukum Charles

Hukum Charles dikemukakan oleh fisikawan Prancis bernama Jacques Charles. Charles menyatakan
bahwa jika tekanan gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka volume gas
sebanding dengan suhu mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan seimbang yang
berbeda pada tekanan konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut.
Keterangan:

V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3)


V2 : volume gas pada keadaan 2 (m3)
T1 : suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)

Grafik hubungan volume dan suhu gas pada tekanan


konstan (isobarik)
Apabila hubungan antara volume dan suhu pada hukum Charles kita lukiskan dalam grafik, maka
hasilnya tampak seperti pada gambar diatas. Kurva yang terjadi disebut kurva isobarik yang artinya
bertekanan sama.
Hukum Gay Lussac

Hukum Gay Lussac dikemukakan oleh kimiawan Perancis bernama Joseph Gay Iussac. Gay Lussac
menyatakan bahwa jika volume gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka
tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan
seimbang yang berbeda pada volume konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut.

Keterangan:

T1 : suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)


T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
p1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
p2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
Grafik hubungan tekanan dan suhu gas pada volume
konstan (isokhorik)
Apabila hubungan antara tekanan dan suhu gas pada hukum Gay Lussac dilukiskan dalam grafik,
maka hasilnya tampak seperti pada gambar diatas. Kurva yang terjadi disebut kurva isokhorik yang
artinya volume sama.
Hukum Boyle-Gay Lussac

Apabila hukum Boyle, hukum Charles, dan hukum Gay Lussac digabungkan, maka diperoleh
persamaan sebagai berikut.

Persamaan di atas disebut hukum Boyle-Gay Lussac. Kita telah mempelajari hukum-hukum tentang
gas, yaitu hukum Boyle, Charles, dan Gay Lussac. Namun, dalam setiap penyelesaian soal biasanya
menggunakan hukum Boyle-Gay Lussac. Hal ini disebabkan hukum ini merupakan gabungan setiap
kondisi yang berlaku pada hukum-hukum gas ideal.

Contoh soal hukum gas ideal


1. Gas ideal berada di dalam suatu ruang pada mulanya mempunyai volume V dan suhu T.
Jika gas dipanaskan sehingga suhunya berubah menjadi 5/4 T dan tekanan berubah menjadi
2P maka volume gas berubah menjadi…

Pembahasan
Diketahui :
Volume awal (V1) = V
Suhu awal (T1) = T
Suhu akhir (T2) = 5/4 T
Tekanan awal (P1) = P
Tekanan akhir (P2) = 2P
Ditanya : Volume akhir (V2)
Jawab :

Volume gas berubah menjadi 5/8 kali volume awal.

2. Volume 2 mol gas pada suhu dan tekanan standar (STP) adalah…

Pembahasan
Diketahui :
Jumlah mol gas (n) = 2 mol
Suhu standar (T) = 0 oC = 0 + 273 = 273 Kelvin
Tekanan standar (P) = 1 atm = 1,013 x 105 Pascal
Konstanta gas umum (R) = 8,315 Joule/mol.Kelvin
Ditanya : Volume gas (V)
Jawab :
Hukum Gas Ideal (dalam jumlah mol, n)

Volume 2 mol gas adalah 44,8 liter.


Volume 1 mol gas adalah 45,4 liter / 2 = 22,4 liter.
Jadi volume 1 mol gas, baik gas oksigen atau helium atau argon atau gas lainnya, adalah
22,4 liter.
3. 4 liter gas oksigen bersuhu 27°C pada tekanan 2 atm (1 atm = 10 5 Pa) berada dalam
sebuah wadah. Jika konstanta gas umum R = 8,314 J.mol −1.K−1 dan bilangan avogadro
NA 6,02 x 1023molekul, maka banyaknya molekul gas oksigen dalam wadah adalah…
Pembahasan
Diketahui :
Volume gas (V) = 4 liter = 4 dm3 = 4 x 10-3 m3
Suhu gas (T) = 27oC = 27 + 273 = 300 Kelvin
Tekanan gas (P) = 2 atm = 2 x 10 5 Pascal
Konstanta gas umum (R) = 8,314 J.mol−1.K−1
Bilangan Avogadro (NA) = 6,02 x 1023
Ditanya : Banyaknya molekul gas oksigen dalam wadah (N)
Jawab :
Konstanta Boltzmann :

Hukum Gas Ideal (dalam jumlah molekul, N)


Dalam 1 mol gas oksigen, terdapat 1,93 x 10 23 molekul
oksigen.
4. Sebuah bejana berisi gas neon (Ne, massa atom = 20 u) pada suhu dan tekanan standar
(STP mempunyai volume 2 m3. Tentukan massa gas neon!
Diketahui :
Massa atom neon = 20 gram/mol = 0,02 kg/mol
Suhu standar (T) = 0oC = 273 Kelvin
Tekanan standar (P) = 1 atm = 1,013 x 10 5 Pascal
Volume (V) = 2 m3
Ditanya : massa (m) gas neon
Jawab :
Pada suhu dan tekanan standar (STP), 1 mol gas apa saja, termasuk gas neon, mempunyai
volume 22,4 liter = 22,4 dm3 = 0,0448 m3. Dengan demikian, dalam volume 2 m3 terdapat
berapa mol gas neon ?

Dalam volume 2 m3 terdapat 44,6 mol gas neon.


Massa atom relatif gas neon adalah 20 gram/mol. Ini artinya dalam 1 mol terdapat 20 gram
atau 0,02 kg gas neon. Karena dalam 1 mol terdapat 0,02 kg gas neon maka dalam 44,6 mol
terdapat (44,6 mol)(0,02 kg/mol) = 0,892 kg = 892 gram gas neon.
C. TEKANAN GAS DALAM RUANG TERTUTUP

Tekanan pada gas berbeda untuk ruangan terbuka dan ruangan tertutup. Tekanan udara adalah
gaya per satuan luas yang bekerja pada suatu bidang oleh gaya berat kolom udara yang berbeda di
atasnya. Tekanan udara di pegunungan lebih rendah dibanding di daerah pantai.
Advertisment

Tekanan Pada Gas Dalam Ruang Terbuka


Tekanan pada gas dalam ruang terbuka lebih akrab disebut dengan tekanan udara yang didefinisikan
sebagai gaya per satuan luas yang bekerja pada suatu bidang oleh gaya berat kolom udara yang
berada di atasnya. Tekanan udara diukur menggunakan alat yang disebut barometer. Alat ini pertama
kali dibuat secara sederhana oleh Evangista Torricelli (1608-1647). Saat ini, terdapat 4 macam
barometer, yaitu barometer raksa sederhana (sesuai yang dibuat oleh Torricelli), barometer Foertin
(barometer raksa yang dapat mengukur tekanan udara sampai dengan ketelitian 0,01 cmHg),
barometer aneroid (barometer kering tanpa zat cair), dan barometer air (barometer yang
menggunakan air sebagai pengganti raksa). Adanya perbedaan tekanan udara di suatu tempat dapat
menimbulkan angin. Angin bertiup dari daerah yang tekanan udaranya tinggi ke daerah yang
tekanannya lebih rendah. Pengaruh tekanan udara dapat dirasakan pada beberapa peristiwa, di
antaranya:
1. Ketika memasak air, di pegunungan akan lebih cepat mendidih dibandingkan memasak air di
pantai. Hal ini disebabkan tekanan udara di pegunungan lebih rendah daripada di pantai
sehingga gas oksigennya pun lebih rendah.
2. Ketika kita pergi ke daerah yang lebih tinggi (misalnya dari pantai ke pegunungan), pada
ketinggian tertentu kita akan merasakan dengungan di telinga kita. Hal ini disebabkan oleh
selaput gendang telinga yang lebih menekuk keluar pada tekanan udara yang lebih rendah.
3. Pada tekanan udara tinggi, suhu terasa dingin, tetapi langit cerah. Sebaliknya, saat tekanan
udara rendah, dapat dimungkinkan terjadinya hujan, bahkan badai. Ketiga peristiwa di atas
memberikan gambaran bahwa tekanan udara memiliki hubungan yang cukup erat dengan
ketinggian suatu tempat. Hal ini ternyata telah dibenarkan melalui suatu penelitian yang
dilakukan para ahli. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikkan 10 m,
tekanan udara berkurang 1mmHg sehingga makin tinggi suatu tempat dari permukaan air,
makin rendah tekanan udaranya. Pernyataan ini dapat digunakan untuk memperkirakan
ketinggian suatu tempat di atas permukaan
laut, asalkan tekanan udara di sekitarnya diketahui.
Tekanan Pada Gas Dalam Ruang Tertutup
Ilustrasi yang akan mudah membantumu memahami materi ini adalah tekanan pada balon gas yang
telah diisi udara, kemudian perlahan-lahan kita buat beberapa lubang pada balon tersebut. Setelah
itu, kita tekan balon dan rasakan tekanan gas yang keluar dari masing-masing lubang.
Alat Ukur Tekanan Pada Gas
Jika dalam tekanan udara digunakan barometer untuk mengukurnya, maka tekanan pada gas dalam
ruang tertutup dapat diukur menggunakan manometer. Ada tiga macam manometer, yaitu manometer
terbuka, manometer tertutup, dan manometer bourdon.
Manometer Terbuka

Alat ini berbentuk tabung U yang kedua ujungnya terbuka. Tabung ini diisi dengan zat cair (biasanya
raksa karena mempuyai massa jenis tinggi). Salah satu ujung tabung selalu berhubungan dengan
udara luar sehingga tekanannya sama dengan tekanan atmosfer. Ujung yang lain dihubungkan
dengan ruangan yang akan diukur tekanannya. Saat ujung tabung dihubungkan dengan ruangan,
ketinggian raksa pada kedua ujungnya akan berubah.

Besar tekanan gas ruangan yang menyebabkan ketinggian raksa dapat berubah dapat dihitung
dengan rumus :
Pgas = (Po + h)

dengan:

Pgas = tekanan udara yang diukur (mmHg)


Po = tekanan udara atmosfer (mmHg)
h = perbedaaan ketinggian raksa setelah gas masuk (mm)
Manometer Tertutup

Prinsip kerja manometer tertutup hampir sama dengan manometer terbuka. Hanya saja, jika pada
manometer terbuka, salah satu ujungnya terhubung dengan udara luar sehingga pada manometer ini
ujung tersebut ditutup. Dengan demkian, perbedaan tinggi yang terjadi akibat masuknya gas dari
ruangan yang akan diukur tekanannya secara langsung menunjukkan tekanan udara ruangan
tersebut. Secara matematis dapat ditulis :

Pgas = h

dengan:

Pgas = tekanan udara yang diukur (mm Hg)


h = perbedaaan ketinggian raksa setelah gas masuk
Manometer Bourdon

Manometer ini terbuat dari logam (bahannya bukan zat cair) yang digunakan untuk mengukur tekanan
uap (gas) yang sangat tinggi, seperti uap dalam pembangkit listrik tenaga uap. Di masyarakat, secara
umum alat ini digunakan untuk memeriksa tekanan udara dalam ban oleh para penambal ban.

Manometer bourdon adalah salat satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mngukur tekanan pada
gas.

Prinsip Ekuipartisi Energi


Energi kinetik yang dimiliki oleh partikel gas ada tiga bentuk, yaitu energi kinetik translasi, energi
kinetik rotasi, dan energi kinetik vibrasi.
Gas yang memiliki f derajat kebebasan energi kinetik tiap partikelnya, rumusnya adalah :
Ek = f/2 kT
Untuk gas monoatomik (misalnya gas He, Ar, dan Ne), hanya memiliki energi kinetik translasi,
yaitu pada arah sumbu X, Y, dan Z yang besarnya sama. Energi kinetik gas monoatomik memiliki 3
derajat kebebasan dan dirumuskan :
Ek = 3/2 kT
Dan untuk gas diatomik (missal O2, H2), selain bergerak translasi, juga bergerak rotasi dan vibrasi.
Gerak translasi mempunyai 3 derajat kebebasan. Gerak rotasi mempunyai 2 derajat kebebasan. Gerak
vibrasi mempunyai 2 derajat kebebasan. Jadi, untuk gas diatomik, energi kinetik tiap partikelnya
berbeda-beda.
Untuk gas diatomik suhu rendah, memiliki gerak translasi. Energi kinetiknya adalah :
Ek = 3/2 kT
Untuk gas diatomik suhu sedang, memiliki gerak translasi dan rotasi. Energi kinetiknya adalah :
Ek = 5/2 kT
Sedangkan untuk gas diatomik suhu tinggi, memiliki gerak translasi, gerak rotasi, dan gerak
vibrasi. Energi kinetiknya adalah :
Ek = 7/2 kT

CONTOH SOAL
Satu mol gas ideal monoatomik bersuhu 527°C berada di dalam ruang tertutup. Tentukan energi dalam
gas tersebut !
(k = 1,38 . 10-23 J/K)
Penyelesaian :
Diketahui :
n = 1 mol
T = (527+273) K = 800 K
Ditanyakan :
U = ….?
Jawaban :
U = N Ek
U = n NA 3/2 kT
= 1 . 6,02 . 1023 . 3/2 .1,38 . 10-23 . 800
= 1 . 104 joule

Dua mol gas ideal diatomik memiliki 5 derajat kebebasan bersuhu 800 K. Tentukan energi dalam gas
tersebut !
(k = 1,38 . 10-23 J/K)
Penyelesaian :
Diketahui :
n = 2 mol
T = 800 K
f=5
Ditanyakan :
U = ….?
Jawaban :
U = f/2 N Ek
U = n NA f/2 kT
= 2 . 6,02 . 1023 . 5/2 . 1,38 . 10-23 . 800
= 3,32 . 104 joule

TEKANAN GAS DALAM RUANG TERTUTUP

Tekanan pada gas berbeda untuk ruangan terbuka dan ruangan tertutup. Tekanan udara adalah
gaya per satuan luas yang bekerja pada suatu bidang oleh gaya berat kolom udara yang berbeda di
atasnya. Tekanan udara di pegunungan lebih rendah dibanding di daerah pantai.
Advertisment

Tekanan Pada Gas Dalam Ruang Terbuka


Tekanan pada gas dalam ruang terbuka lebih akrab disebut dengan tekanan udara yang didefinisikan
sebagai gaya per satuan luas yang bekerja pada suatu bidang oleh gaya berat kolom udara yang
berada di atasnya. Tekanan udara diukur menggunakan alat yang disebut barometer. Alat ini pertama
kali dibuat secara sederhana oleh Evangista Torricelli (1608-1647). Saat ini, terdapat 4 macam
barometer, yaitu barometer raksa sederhana (sesuai yang dibuat oleh Torricelli), barometer Foertin
(barometer raksa yang dapat mengukur tekanan udara sampai dengan ketelitian 0,01 cmHg),
barometer aneroid (barometer kering tanpa zat cair), dan barometer air (barometer yang
menggunakan air sebagai pengganti raksa). Adanya perbedaan tekanan udara di suatu tempat dapat
menimbulkan angin. Angin bertiup dari daerah yang tekanan udaranya tinggi ke daerah yang
tekanannya lebih rendah. Pengaruh tekanan udara dapat dirasakan pada beberapa peristiwa, di
antaranya:
1. Ketika memasak air, di pegunungan akan lebih cepat mendidih dibandingkan memasak air di
pantai. Hal ini disebabkan tekanan udara di pegunungan lebih rendah daripada di pantai
sehingga gas oksigennya pun lebih rendah.
2. Ketika kita pergi ke daerah yang lebih tinggi (misalnya dari pantai ke pegunungan), pada
ketinggian tertentu kita akan merasakan dengungan di telinga kita. Hal ini disebabkan oleh
selaput gendang telinga yang lebih menekuk keluar pada tekanan udara yang lebih rendah.
3. Pada tekanan udara tinggi, suhu terasa dingin, tetapi langit cerah. Sebaliknya, saat tekanan
udara rendah, dapat dimungkinkan terjadinya hujan, bahkan badai. Ketiga peristiwa di atas
memberikan gambaran bahwa tekanan udara memiliki hubungan yang cukup erat dengan
ketinggian suatu tempat. Hal ini ternyata telah dibenarkan melalui suatu penelitian yang
dilakukan para ahli. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikkan 10 m,
tekanan udara berkurang 1mmHg sehingga makin tinggi suatu tempat dari permukaan air,
makin rendah tekanan udaranya. Pernyataan ini dapat digunakan untuk memperkirakan
ketinggian suatu tempat di atas permukaan
laut, asalkan tekanan udara di sekitarnya diketahui.
Tekanan Pada Gas Dalam Ruang Tertutup
Ilustrasi yang akan mudah membantumu memahami materi ini adalah tekanan pada balon gas yang
telah diisi udara, kemudian perlahan-lahan kita buat beberapa lubang pada balon tersebut. Setelah
itu, kita tekan balon dan rasakan tekanan gas yang keluar dari masing-masing lubang.
Alat Ukur Tekanan Pada Gas
Jika dalam tekanan udara digunakan barometer untuk mengukurnya, maka tekanan pada gas dalam
ruang tertutup dapat diukur menggunakan manometer. Ada tiga macam manometer, yaitu manometer
terbuka, manometer tertutup, dan manometer bourdon.
Manometer Terbuka

Alat ini berbentuk tabung U yang kedua ujungnya terbuka. Tabung ini diisi dengan zat cair (biasanya
raksa karena mempuyai massa jenis tinggi). Salah satu ujung tabung selalu berhubungan dengan
udara luar sehingga tekanannya sama dengan tekanan atmosfer. Ujung yang lain dihubungkan
dengan ruangan yang akan diukur tekanannya. Saat ujung tabung dihubungkan dengan ruangan,
ketinggian raksa pada kedua ujungnya akan berubah.

Besar tekanan gas ruangan yang menyebabkan ketinggian raksa dapat berubah dapat dihitung
dengan rumus :
Pgas = (Po + h)

dengan:

Pgas = tekanan udara yang diukur (mmHg)


Po = tekanan udara atmosfer (mmHg)
h = perbedaaan ketinggian raksa setelah gas masuk (mm)
Manometer Tertutup

Prinsip kerja manometer tertutup hampir sama dengan manometer terbuka. Hanya saja, jika pada
manometer terbuka, salah satu ujungnya terhubung dengan udara luar sehingga pada manometer ini
ujung tersebut ditutup. Dengan demkian, perbedaan tinggi yang terjadi akibat masuknya gas dari
ruangan yang akan diukur tekanannya secara langsung menunjukkan tekanan udara ruangan
tersebut. Secara matematis dapat ditulis :
Pgas = h

dengan:

Pgas = tekanan udara yang diukur (mm Hg)


h = perbedaaan ketinggian raksa setelah gas masuk
Manometer Bourdon

Manometer ini terbuat dari logam (bahannya bukan zat cair) yang digunakan untuk mengukur tekanan
uap (gas) yang sangat tinggi, seperti uap dalam pembangkit listrik tenaga uap. Di masyarakat, secara
umum alat ini digunakan untuk memeriksa tekanan udara dalam ban oleh para penambal ban.

Manometer bourdon adalah salat satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mngukur tekanan pada
gas.

Pada subbab A, Anda telah mempelajari hubungan antara variabel-


variabel yang menyatakan keadaan suatu gas dalam ruangan
tertutup. Untuk mengamati keadaan gas tersebut, dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu cara makroskopis dan mikroskopis. Jika Anda
mengamati keadaan suatu gas dalam ruang tertutup berdasarkan
besaran-besaran yang dapat dilihat atau diukur secara langsung,
Anda dikatakan melakukan pengamatan secara makroskopis. Namun,
jika pengamatan yang Anda lakukan berdasarkan pada variabel atau
besaran yang tidak dapat dilihat atau diukur secara langsung, Anda
dikatakan melakukan pengamatan secara mikroskopis.

Pengamatan keadaan gas secara makroskopis telah Anda lakukan dan


pelajari pada subbab A. Pada subbab B ini, Anda akan mempelajari
keadaan gas yang diamati secara mikroskopis serta hubungan antara
besaran makroskopis dan besaran mikroskopis.

1. Tinjauan Tekanan Secara Mikroskopis

Berdasarkan sifat-sifat gas ideal, Anda telah mengetahui bahwa setiap


dinding ruang tempat gas berada, mendapat tekanan dari tumbukan
partikel-partikel gas yang tersebar merata di dalam ruang tersebut.
Cobalah Anda amati gerak satu partikel yang berada di dalam ruang
berbentuk kubus dengan panjang rusuk kubus L. Massa partikel
tersebut adalah m dan kecepatan partikel menurut arah sumbu-x
dinyatakan sebagai vx (perhatikan Gambar 7).

Gambar 6. Sebuah partikel bergerak dengan kecepatan vx dalam ruang berbentuk kubus berusuk L.

Jika partikel gas ideal tersebut menumbuk dinding ruang, tumbukan


yang terjadi adalah tumbukan lenting sempurna. Oleh karena itu, jika
kecepatan awal partikel saat menumbuk dinding A adalah +vx,
kecepatan akhir partikel setelah terjadinya tumbukan dinyatakan
sebagai - vx. Perubahan momentum (px) yang dialami partikel
adalah px = pakhir – pawal = -mvx - (mvx) = -2mvx.

Setelah menumbuk dinding A, partikel gas ideal tersebut menumbuk


dinding B. Demikian seterusnya, partikel gas tersebut akan bergerak
bolak-balik menumbuk dinding A dan dinding B. Dengan demikian,
Anda dapat menghitung selang waktu antara dua tumbukan yang
terjadi pada dinding A dengan persamaan :

t = 2L / vx (1–15)

Pada saat partikel gas tersebut menumbuk dinding, partikel


memberikan gaya sebesar Fx pada dinding. Pada pelajaran mengenai
momentum, Anda telah mempelajari bahwa besarnya gaya yang
terjadi pada peristiwa tumbukan sama dengan laju perubahan
momentumnya (F = p /t). Dengan demikian, besar gaya Fx tersebut
dapat diketahui sebagai berikut.

Fx = mvx2 / L (1–16)

Jika di dalam ruang berbentuk kubus tersebut terdapat sejumlah N


partikel gas, yang kecepatan rata-rata seluruh molekul gas tersebut
dinyatakan dengan vx, gaya yang dialami dinding dinyatakan
sebagai Ftotal. Dengan demikian, Persamaan (1–16) dapat dinyatakan
menjadi :

(1–17)

Anda dapat mencari besarnya tekanan (p) yang dilakukan oleh gaya
total (Ftotal) yang dihasilkan oleh N partikel gas ideal tersebut pada
dinding A.

p = Ftotal / A

Oleh karena luas dinding adalah perkalian antara dua panjang rusuk
dinding tersebtu (A = L2 maka persamaan tekanan pada dinding
dapat ditulis dengan :

(1–18)

atau ;

pV = Nmvx2 (1–19)

dengan:
p = tekanan pada dinding, dan

V = volume ruang.

Dalam tinjauan tiga dimensi (tinjauan ruang), kecepatan rata-rata


gerak partikel merupakan resultan dari tiga komponen arah
kecepatan menurut sumbu-x ( ), sumbu-y ( ), dan
sumbu-z ( ), yang besarnya sama. Oleh karena itu, dapat
dituliskan dengan . Jika setiap
komponen pada kedua ruas penamaan kecepatan tersebut
dikuadratkan, dapat dituliskan :

sehingga diperoleh,

Dengan demikian, Persamaan (1–19) dapat diubah menjadi :

(1–20)

atau

(1–21)

dengan:

N = banyaknya partikel gas,

m = massa 1 partikel gas,

v = kecepatan partikel gas, dan

V = volume gas.

Catatan Fisika :
Gelembung Udara

Penyelam. [3]

Ukuran gelembung udara di dalam air berubah seiring dengan


berubahnya kedalam gelembung tersebut di dalam air. Jika seorang
penyelam scuba melepaskan gelembung udara di kedalaman air,
tekanan air di kedalam tersebut menentukan besarnya volume
gelembung udara. Saat gelembung udara tersebut naik ke
permukaan, tekanan air menurun sehingga volume gelembung udara
pun membesar. (Sumber: Contemporary College Physics, 1993)

2. Hubungan Antara Tekanan Gas dan Energi Kinetik

Pada Persamaan (1–20), Anda telah menyatakan hubungan antara besaran


tekanan, volume, dan suhu (besaran makroskopis) suatu gas dengan besaran
mikroskopis (massa, jumlah, dan kecepatan) partikel gas tersebut.

Dari pelajaran sebelumnya, Anda juga telah mempelajari bahwa setiap benda
yang bergerak memiliki energi kinetik. Bagaimanakah hubungan antara ketiga
variabel makroskopis gas (tekanan, volume, dan suhu) terhadap energi
kinetiknya?

Perhatikanlah kembali Persamaan (1–18) dan Persamaan (1–21). Jika


Persamaan (1–18) dituliskan menjadi:

p= NkT / V,

dan Persamaan (1–21) dituliskan sebagai


p = (1/3) (Nmv2 / V)

maka dapat diturunkan persamaan :

p= NKT / V = (1/3) (Nmv2 / V)

1/3 mv2 = kT (1–22)

Oleh karena EK = 1/2 mv2, maka Persamaan (1–22) dapat dituliskan menjadi :

2/3 (1/2 mv2) = kT

sehingga diperoleh,

2/3 EK = kT (1–23)

dan

EK = 2/3 kT (1–24)

Dari Persamaan (1–24) Anda dapat menyatakan bahwa energi kinetik gas
berbanding lurus dengan temperaturnya. Jadi, jika temperatur gas naik,
energi kinetiknya akan membesar. Demikian juga sebaliknya, jika suhu gas
turun, energi kinetiknya akan mengecil.

Jika energi kinetik Persamaan (1–24) dituliskan sebagai EK = 3


(1/2 kT), besaran 1/2 kT disebut juga sebagai derajat kebebasan gas. Apakah
derajat kebebasan gas itu? Derajat kebebasan berhubungan dengan
kebebasan partikel gas untuk bergerak di dalam ruang. Jadi, jika energi
kinetik suatu gas dinyatakan sebagai 3/2 kT, Anda dapat mengatakan bahwa
gas tersebut memiliki 3 derajat kebebasan menurut sumbu-x, sumbu-y, dan
sumbu-z. Derajat kebebasan ini berlaku untuk gas monoatomik, seperti
Helium (He), Argon (Ar), dan Neon (Ne). Semakin tinggi suhu suatu gas,
energi kinetiknya akan semakin besar. Secara fisis, meningkatnya energi
kinetik gas tersebut berhubungan dengan meningkatnya jumlah derajat
kebebasan yang dimilikinya. Pada gas-gas diatomik, seperti H2, N2, dan O2, energi
kinetiknya pada suhu rendah adalah 3/2 kT, pada suhu sedang 5/2 kT, dan
suhu tinggi 7/2 kT.

Derajat kebebasan gas-gas diatomik pada suhu rendah diperoleh dari


kebebasan gerak partikel-partikelnya saat bertranslasi menurut sumbu-x,
sumbu-y, dan sumbu-z (v2 = vx2 + vy2 + vz2 = 3vx2). Pada suhu sedang, partikelpartikel
gas diatomik tersebut dapat bertranslasi dan berotasi. Namun, rotasi yang
dialami partikel gas menurut sumbu-x diabaikan karena nilainya sangat kecil.
Dengan demikian, energi kinetiknya, EK = 3/2 kT = 2 (1/2) kT = 5/2 kT. Jika
temperatur gas diatomik tersebut dinaikkan lagi hingga mencapai ±1.000 K,
gerak yang dilakukan oleh partikel-partikel gas adalah gerak translasi, rotasi,
dan vibrasi (bergetar pada sumbunya). Energi kinetik gas pada suhu tinggi
dinyatakan dengan :

EK = 3/2 kT + 2 (1/2) kT + 2 (1/2) kT + 7/2 kT

Anda telah mempelajari dari uraian di atas, bahwa jumlah derajat kebebasan
partikel gas menentukan energi yang dimiliki atau disimpan oleh gas tersebut.
Peninjauan energi partikel gas inilah yang dinamakan Prinsip Ekuipartisi Energi
oleh James Clerk Maxwell.
Gambar 8. Derajat kebebasan sebuah molekul diatomik. (a) Gerak translasi. Pusat massa memiliki tiga
komponen kecepatan yang independen satu dengan yang lain. (b) Gerak rotasi.Molekul memiliki dua sumbu
putar yang independen melalui pusat massanya. (c) Gerak vibrasi.Atom dan “pegas” memiliki energi kinetik dan
energi potensial vibrasi tambahan. [4]

3. Energi Dalam Gas Ideal

Energi kinetik sejumlah partikel gas yang terdapat di dalam suatu ruang
tertutup disebut sebagai energi dalam gas (U). Jika di dalam ruangan tersebut
terdapat N partikel gas, energi dalam gas dituliskan dengan persamaan :

U = NEK

Dengan demikian, energi dalam untuk gas monoatomik atau gas diatomik
pada suhu rendah adalah :
U = NEK = 3/2 NkT

Adapun, energi dalam untuk gas-gas diatomik pada suhu sedang dinyatakan
dengan :

U = 5/2 NkT

dan pada suhu tinggi, besar energi dalam gas adalah :

U = 7/2 NkT

4. Kecepatan Partikel Gas Ideal

Besaran lain yang dapat ditentukan melalui prinsip ekuipartisi energi gas
adalah akar dari rata-rata kuadrat kelajuan (vrms = root mean square speed)
gas, yang dirumuskan dengan :

Dari persamaan (1-24), Anda telah mengetahui bahwa EK = 3/2 kT. Dengan
demikian dapat dirumuskan bahwa :

1/2 mv2 = 3/2 kT

v2 = 3kT / m

(1–25)

Berdasarkan persamaan gas ideal, Anda pun telah mengetahui bahwa pV =


NkT. Jika hanya terdapat satu mol gas, persamaan gas ideal tersebut dapat
dinyatakan pV = kT. Dengan demikian, Persamaan (1-25) dapat dituliskan
menjadi :

(1–26)
Anda tentu masih ingat bahwa massa jenis ( ρ ) adalah perbandingan antara
massa terhadap volume zat tersebut ( ρ = m / v) ). Oleh karena itu,
Persamaan (1–26) dapat dituliskan menjadi :

(1–27)

Berdasarkan Persamaan (1–27) tersebut, Anda dapat menyatakan bahwa


massa jenis gas berbanding terbalik dengan kelajuan partikelnya. Jadi, jika
massa jenis ( ρ ) gas di dalam ruangan tertutup besar, kelajuan partikel gas
tersebut akan semakin kecil.

(tamabahan pada materi FISIKA DASAR PDF. TAJUDDIN)


E. Kecepatan Efektif Gas

Setiap partikel pada gas memiliki energi kinetik dan untuk gas ideal energi kinetik. Karena molekul-
molekul gas tidak seluruhnya bergerak dalam kecepatan yang sama, maka kita perlu mendefiniskan
arti v2 . Misalnya, di dalam sebuah bejana tertutup terdapat N1molekul yang bergerak dengan
kecepatan v1, N2 molekul yang bergerak dengan kecepatan v2, dan seterusnya, maka rata-rata
kuadrat kecepatan molekul gas ( v2 ) dapat dinyatakan melalui persamaan berikut.
Advertisment

Nilai akar rata-rata


kuadrat dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai nilai efektif. Kecepatan efektif vrms (rms = root mean
square) didefinisikan sebagai akar dari rata-rata kuadrat kecepatan.
vrms = atau

Mengingat bahwa maka persamaan dapat ditulis menjadi:

atau

dengan :

vrms = kecepatan efektif partikel


T= suhu gas (K)
m= massa partikel (kg)
-23
k = 1,38 . 10 J/K

Karena k = dan m = , maka persamaannya menjadi:

Mengingat bahwa massa jenis maka persamaan tekanan gas dan kecepatan efektifnya dapat
ditulis menjadi:

Persamaan diatas adalah rumus fisika untuk


menentukan kecepatan efektif gas ideal.

Anda mungkin juga menyukai