Anda di halaman 1dari 9

PERCOBAAN OPTIK GEOMETRI 1

MENENTUKAN TITIK FOKUS PADA LENSA CEMBUNG


MENGGUNAKAN METODE GRAFIK

LAPORAN PRAKTIKUM

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Praktikum Gelombang dan Optik yang dibimbing

oleh Drs. Sutrisno, M. T.

Oleh :

Rofilah Rohada Asnan 180322615042

Shofi Maulida 180322615036

Ulfah Balqis Ramadani 180322615023

Ulvin Afkarina 180322615085

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI FISIKA

SEPTEMBER 2020
PERCOBAAN OPTIK GEOMETRI 1

MENENTUKAN TITIK FOKUS PADA LENSA CEMBUNG


MENGGUNAKAN METODE GRAFIK

A. Tujuan
Tujuan dari percobaan optik geometri ini, yaitu untuk menentukan titik fokus pada
lensa cembung menggunakan metode grafik.

B. Dasar Teori

Fisika merupakan ilmu eksakta yang mempelajari dan menjelasakan fenomena alam
dan interaksi di dalamnya. Salah satu bagian ilmu fisika, yaitu mengenai cermin dan
lensa. Dalam laporan ini akan berfokus pada lensa yang merupakan kaca transparan
dengan permukaan lengkung, bahasan utama mengenai lensa cembung. Ciri lensa
cembung, yaitu bagian tengah lensa lebih tebal daripada bagian pinggir. Lensa ini disebut
sebagai lensa konveks (positif).

Jenis-jenis lensa cembung berdasarkan bentuk permukaannya, yaitu

a. Lensa bikonveks, lensa yang memiliki dua permukaan cembung.


b. Lensa konveks-konkaf, lensa yang memiliki satu permukaan cembung dan
satunya cekung, dimana yang cembung lebih dominan daripada cekung (Nirsal,
2012).

Lensa cembung bersifat konvergen (menyebar). Proses pembentukan bayangan pada


lensa ini dapat menggunakan sinar-sinar istimewa dari lensa cembung.

Gambar 1. Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung.

Sumber : https://carasmsonline.blogspot.com/2020/03/pembentukan-bayangan-
pada-lensa.html
1. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan melalui titik fokus.
2. Sinar datang melalui titik fokus lensa akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melewati titik pusat optik akan diteruskan tanpa dibiaskan.

Untuk menghitung titik fokus pada lensa cembung, dapat menghubungkan jarak
benda dan jarak bayangannya melalui persamaan berikut.

1 1 1
+ =
𝑠 𝑠′ 𝑓

Keterengan : 𝑠 = jarak benda ke lensa

𝑠′ = jarak bayangan benda ke lensa

𝑓 = titik fokus lensa

C. Alat dan Desain


1. Lilin, sebagai objek/benda.
2. Korek api.
3. Kertas putih, sebagai layar.
4. Lup, sebagai lensa cembung.
5. Penggaris, sebagai alat ukur jarak.

D. Gambar Set Alat Percobaan

Gambar 2. Kertas putih Gambar 3. Penggaris Gambar 4. Lup


Gambar 5. Lilin Gambar 6. Alat keseluruhan/Rangkaian alat.

E. Teknik Pengambilan Data


Setelah mempelajari dan memahami proses kerja praktikum serta dengan bantuan
dosen pengampu yang memberikan arahan dan penjelasan singkat tentang penggunaan
alat, perwakilan kelompok kami mengambil peran selama praktikum. Berikut langkah
percobaan:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan selama praktikum.
2. Menyalakan lilin sebagai objek atau benda.
3. Mengatur lensa cembung yaitu lup dengan posisi tetap (posisi tidak diubah-
ubah).
4. Untuk mengambil data s atau jarak benda, yaitu dengan mengukur jarak lilin ke
lensa cembung (lup).
5. Untuk mengambil data s’ atau jarak bayangan lilin ke lensa, yaitu dengan
mengukur jarak kertas putih yang sebagai layar ke lensa cembung (lup).
Sebelum mengukur,
mengamati bayangan yang terbentuk harus terlihat dengan jelas (tidak kabur).
6. Mengulangi langkah 4-5 dengan memvariasikan jarak lilin ke lensa hingga
mendapatkan 10 data.

F. Data Percobaan
Hasil percobaan ini sebagai berikut,
Nst Penggaris : 0,1 cm
No. Jarak Benda (cm) Jarak Bayangan (cm)

1. (75,00 ± 0,05) (26,00 ± 0,05)


2. (70,00 ± 0,05) (27,00 ± 0,05)

3. (65,00 ± 0,05) (27,50 ± 0,05)

4. (60,00 ± 0,05) (28,00 ± 0,05)

5. (55,00 ± 0,05) (29,00 ± 0,05)

6. (50,00 ± 0,05) (30,60 ± 0,05)

7. (45,00 ± 0,05) (33,00 ± 0,05)

8. (40,00 ± 0,05) (35,00 ± 0,05)

9. (35,00 ± 0,05) (40,70 ± 0,05)

10. (30,00 ± 0,05) (47,60 ± 0,05)

G. Analisa Data
Menentukan 1/𝑠 dan 1/𝑠′ dari data yang didapatkan :
No. Jarak Benda (cm) Jarak Bayangan (cm) 1/𝑠 1/𝑠’

1. 75 26,0 0.038462
0.013333
2. 70 27,0 0.037037
0.014286
3. 65 27,5 0.036364
0.015385
4. 60 28,0 0.035714
0.016667
5. 55 29,0 0.034483
0.018182
6. 50 30,6 0.032680
0.020000
7. 45 33,0 0.030303
0.022222
8. 40 35,0 0.028571
0.025000
9. 35 40,7 0.024570
0.028571
10. 30 47.6 0.021008
0.033333

Menentukan titik fokus menggunakan persamaan,

1 1 1
+ =
𝑠 𝑠′ 𝑓
No. 1/𝑠 1/𝑠’ 1/𝑓 𝑓

1. 19.30693
0.013333 0.038462 0.051795
2. 19.48454
0.014286 0.037037 0.051323
3. 19.32432
0.015385 0.036364 0.051748
4. 19.09091
0.016667 0.035714 0.052381
5. 18.9881
0.018182 0.034483 0.052665
6. 18.98263
0.020000 0.032680 0.052680
7. 19.03846
0.022222 0.030303 0.052525
8. 18.66667
0.025000 0.028571 0.053571
9. 18.81770
0.028571 0.024570 0.053141
10. 18.40206
0.033333 0.021008 0.054342

Menentukan titik fokus menggunakan metode grafik :

Grafik Hubungan 1/s dengan 1/s'


0.045
0.04 y = -0.8724x + 0.05
R² = 0.9966
0.035
0.03
0.025
1/s'

0.02
0.015
0.01
0.005
0
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035
1/s

Grafik 1. Hubungan 1/s dengan 1/s’


Meninjau persamaan,

1 1 1
+ =
𝑠 𝑠′ 𝑓

1 1 1

=− +
𝑠 𝑠 𝑓

Dianalogikan dengan persamaan garis lurus 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐.


Keterangan :
1
𝑦 =
𝑠′
𝑚 = −1
1
𝑥 =
𝑠
1
𝑐 =
𝑓

Sehingga,

𝑐 = 1/𝑓

1/𝑓 = 0.05

𝑓 = 1/0.05
𝑓 = 20 cm

Berdasarkan analisis data diatas, juga dapat diketahui dan disimpulkan bahwa nilai
titik fokus (f) sejauh 20 cm dan besarnya s (jarak benda) berbanding terbalik dengan s’
(jarak bayangan). Semakin besar jarak benda dari titik pusat, maka semakin kecil jarak
bayangan yang didapatkan.

H. Pembahasan

Setelah melakukan percobaan dalam menentukan fokus lensa cembung, maka


diperoleh data seperti pada tabel data percobaan. Dalam percobaan ini variabel bebas
berupa s, variabel terikat berupa s’, dan variable kontrol berupa posisi lensa. Data pada
tabel tersebut juga dianailsis menggunakan analisis atau metode grafik. Pada analisis data
dapat dilihat bahwa jarak benda pada lensa berbanding terbalik dengan jarak bayangan
pada lensa, dimana hal ini selaras dengan teori pada lensa cembung. Pada teori lensa
cembung, ketika benda berada dekat dengan lensa (diantara titik fokus dan lensa), maka
sifat bayangan yang terbentuk yaitu diperbesar atau jarak bayangan ke lensa lebih besar
dari jarak benda ke lensa. Ketika benda berada jauh dari lensa (di belakang titik fokus),
maka sifat bayangan yang terbentuk yaitu diperkecil atau jarak bayangan ke lensa lebih
kecil dari jarak benda ke lensa (Estu, 2020).

Analisis data menggunakan metode grafik dilakukan untuk menentukan nilai fokus
dari lensa cembung yang digunakan saat percobaan. Setelah menentukan jarak benda
maka dilanjutkan dengan menentukan jarak bayangan. Selanjutnya, hasil dari dua
variabel ini dalam bentuk 1/𝑠 (untuk jarak benda pada lensa) dan 1/𝑠’ (untuk jarak
bayangan pada lensa). Berdasarkan teori yaitu untuk menentukan fokus pada lensa
1 1 1
menggunakan persamaan = 𝑠 + 𝑠′ dan diperoleh rata-rata f yaitu 19.01 cm. Apabila
𝑓
1 1 1
persamaan = 𝑠 + 𝑠′ diubah dalam bentuk persamaan garis linier maka, persamaannya
𝑓
1 1 1
menjadi = (−1) 𝑠 + 𝑓. Berdasarkan persamaan tersebut diketahui bahwa 1/f
𝑠′

menunjukkan nilai c (pada persamaan garis) yang besarnya 0,05, sehingga besarnya f
1 1 1
adalah 20 cm. Melaui persamaan = 𝑠 + 𝑠′ kemudian dianalogikan dengan persamaan
𝑓

linier y= mx + c didapatkan grafik dengan gradien -1 bernilai negatif sehingga grafik


tersebut tidak melewati titik (0,0).

Jika sudut-sudut istimewa pada lensa cembung diterapkan untuk benda yang
diletakkan pada titik fokus tersebut, maka bayangan yang dibentuk oleh lensa yaitu berada
di posisi tak terhingga (Hidayat. 2016). Oleh karena itu saat dilakukan pengukuran
dengan posisi benda berada pada posisi 20 cm, bayangan benda tidak terlihat pada layar.
Setelah menentukan titik fokus atau jarak titik fokus ke lensa rupanya memiliki beragam
manfaat, salah satunya yaitu dengan dimanfaatkan prinsipnya pada alat-alat optik yang
biasa digunakan sehari-hari seperti kacamata dan mikroskop (Erbachan dkk. 2014).

I. Kesimpulan

Pada percobaan ini memiliki tujuan untuk menentukan titik fokus pada lensa cembung
menggunakan metode grafik. Setelah melakukan percobaan dan analisis data dapat
disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh sesuai dengan teori pada lensa cembung. Teori
lensa cembung yaitu, benda yang berada didekat lensa (diantara titik fokus dan lensa)
sifat bayangan yang terbentuk yaitu diperbesar, sesuai saat melakukan percobaan.
Apabila jarak benda semakin jauh dari lensa, maka jarak bayangan semakin dekat dari
lensa. Berdasarkan teori yaitu untuk menentukan fokus pada lensa menggunakan
1 1 1
persamaan = 𝑠 + 𝑠′ dan diperoleh rata-rata f yaitu 19.01 cm. Apabila persamaan
𝑓
1 1 1
= 𝑠 + 𝑠′ diubah dalam bentuk persamaan garis linier, maka persamaannya menjadi
𝑓
1 1 1
= (−1) 𝑠 + 𝑓. Berdasarkan persamaan tersebut diketahui bahwa 1/f menunjukkan nilai
𝑠′

c (pada persamaan garis lurus) yang besarnya 0,05, sehingga besarnya f adalah 20 cm.
1 1 1
Dengan meninjau persamaan 𝑓 = 𝑠 + 𝑠′ , kemudian dianalogikan dengan persamaan linier

y= mx + c didapatkan grafik dengan gradien -1 (bernilai negatif), sehingga grafik tersebut


tidak melewati titik (0,0).
J. Daftar Pustaka

Nirsal. 2012. Jurnal. PERANGKAT LUNAK PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA

CERMIN DAN LENSA. Universitas Cokroaminoto Palopo : Yogyakarta.

Estu, Dahlia Salsabila. 2020. Jurnal. JURNAL PRAKTIKUM LENSA. Universitas


Negeri Surabaya : Surabaya.

Hidayat, Wahyu Noor. 2016. Skripsi. ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP


MAHASISWA FISIKA TERHADAP PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA
LENSA. Universitas Negeri Semarang.

Erbachan, Richard. 2014. JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR MENENTUKAN


FOKUS LENSA. Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai