Anda di halaman 1dari 12

TUGAS FISIKA

LAPORAN PERCOBAAN KISI DIFRAKSI

Kelompok 6
Anggota : 1. Fathia Diaztiza
2. Haldi Rizki Dwi Porta
3. Michael Arya Yutaka
4. Shelvi Hendalia
5. Syinta Amelia
Kelas : XII MIPA 4

SMA NEGERI 1 KOTA JAMBI


KISI DIFRAKSI

I . TUJUAN : 1. Menentukan jarak terang pusat ke terang yang ke - n pada pola difraksi
2. Menghitung panjang gelombang cahaya pada percobaan difraksi.

II. TEORI DASAR :

Kisi Difraksi adalah alat yang digunakan untuk menganalisis sumber cahaya yang mempunyai
banyak celah.
Kisi difraksi pada dasarnya hampir sama dengan celah ganda young. Hanaya saja kisi difraksi
mempunyai banyak celah, dan pola hasil interferensiyapun lebih tajam dibandingkan celah
ganda young. Sehingga kisi difraksi bisa digunakan untuk menganalisis sumber-sumber
cahaya.
Pada konsep kisi difraksi kita mengenal adanya istilah ” Tetapan Kisi ” yang pada dasarnya
merupakan jarak antar celah.

Persamaan – persamaan pada kisi difraksi :

n. .L 1
(1). d.sin  = n.  (2). Yn = (3). d =
d N

Keterangan : d = Lebar celah kisi (m)

 = Sudut difraksi (°)

n = Orde difraksi

 = Panjang gelombang cahaya (m)

Yn = Jarak terang pusat ke terang yang ke-n (m atau mm)

N = Banyaknya garis tiap satuan panjang (garis/mm)

III. GAMBAR :
IV. ALAT DAN BAHAN : a. Rel presesi dan kaki rel b. Tumpakan berpenjepit
c. Kisi difraksi d. Pemegang kisi
e. Layar f. Mistar ukur
g. Sinar laser

V. LANGKAH KERJA :

1. Sebelum melakukan pengukuran observasi terlebih dahulu alat ukur yang digunakan, seperti mistar
pada layar dan mistar pada rel presesi. Periksa ketelitian alat ( skala terkecil alat ) dan kemampuan
maksimum alat ukur.
2. Pasanglah alat seperti gambar !
3. Lakukan pengukuran lebar pola difraksi untuk konstanta kisi dan jarak kisi ke layar sebagaimana
yang ditentukan pada tabel data.
4. Masukkan data pengukuran ke dalam tabel data.
5. Hitung panjang gelombang cahaya yang di gunakan , berdasarkan persamaan di atas!

VI. TABEL DATA :

A. Untuk Kisi Dengan Jumlah Garis (Goresan) Tiap Satuan Panjang ( N ) : 100 garis/mm

Jarak kisi ke Pola difraksi utuk terang I ( y1 )


NO
layar ( L ) Pengukuran ke Hasil Pengukuran
1 7 mm
2 8 mm
1 10 cm
3 7 mm
4 7 mm
1 8 mm
2 9 mm
2 15 cm
3 9 mm
4 9 mm
1 13 mm
2 13 mm
3 20 cm
3 13 mm
4 13 mm

B. Untuk Kisi Dengan Jumlah Garis (Goresan) Tiap Satuan Panjang ( N ) : 300 garis/mm

Jarak kisi ke Pola difraksi utuk terang I ( y1 )


NO
layar ( L ) Pengukuran ke Hasil Pengukuran
1 19 mm
2 19 mm
1 10 cm
3 20 mm
4 20 mm
1 30 mm
2 30 mm
2 15 cm
3 30 mm
4 30 mm
1 40 mm
2 40 mm
3 20 cm
3 42 mm
4 41 mm
C. Untuk Kisi Dengan Jumlah Garis (Goresan) Tiap Satuan Panjang ( N ) : 600 garis/mm

Jarak kisi ke Pola difraksi utuk terang I ( y1 )


NO
layar ( L ) Pengukuran ke Hasil Pengukuran
1 43 mm
2 43 mm
1 10 cm
3 44 mm
4 44 mm
1 63 mm
2 64 mm
2 15 cm
3 64 mm
4 64 mm
1 84 mm
2 83 mm
3 20 cm
3 84 mm
4 83 mm
VII. PENGOLAHAN DATA : (Haldi Rizki Dwi Porta)

C. Untuk Kisi Dengan Jumlah Garis (Goresan) Tiap Satuan Panjang (N) : 600 garis/mm

NO Jarak kisi ke Hasil Pengukuran ke i (Yi)  Yi = Yi  Y Keterangan


layar (L) (mm) (mm)
1 43 0,5 N = 4
2 43 0,5
3 10 cm 44 0,5 Y =  Yi : N
4 44 0,5 = 174 : 4 = 43,5 mm
 174  Ymax = 0,5 mm
Yi

Y Y max 0,5
KR = X 100 % = X 100 % = 43,5 X 100 % = 1,15 % = 1,2 %
Y Y
Y = ( 43,5  0,5 ) mm

Y1 = 43,5 mm ; n=1 ; L = 10 cm = 100 mm


1 1
d= = = 0,00167 mm
N 600
n. .L
Yn =
d
Yn d
=
n..L
43,5  0,00167
=
1  100
= 0,000726 mm
= 726 × mm

C. Untuk Kisi Dengan Jumlah Garis (Goresan) Tiap Satuan Panjang (N) : 600 garis/mm

NO Jarak kisi ke Hasil Pengukuran ke i (Yi)  Yi = Yi  Y Keterangan


layar (L) (mm) (mm)
1 63 0,75 N = 4
2 64 0,25
3 15 cm 64 0,25 Y =  Yi : N
4 64 0,25 = 255 : 4 = 63,75 mm
 255  Ymax = 0,75 mm
Yi

Y Y max 0,75
KR = X 100 % = X 100 % = 63,75 X 100 % = 1,18 % = 1,2 %
Y Y
Y = ( 63,8  0,75 ) mm

Y1 = 63,8 mm ; n=1 ; L = 15 cm = 150 mm


1 1
d= = = 0,00167 mm
N 600
n. .L
Yn =
d
Yn d
=
n..L
63,8 .  0,00167
=
1  150
= 0,000710 mm
= 710 × mm
VII. PENGOLAHAN DATA (Michael Arya Yutaka)

A. Untuk Kisi Dengan Jumlah Garis (Goresan) Tiap Satuan Panjang (N) : 100 garis/mm

NO Jarak kisi ke Hasil Pengukuran ke i (Yi)  Yi = Yi  Y Keterangan


layar (L) (mm) (mm)
1 13 0 N = 4
2 13 0
3 20 cm 13 0 Y =  Yi : N
4 13 0 = 52 : 4 = 13 mm
 52  Ymax = 0 mm
Yi

Y Y max 0
KR = X 100 % = X 100 % = X 100 % = 0 %
Y Y 13
Y = ( 13,000  0 ) mm

Y1 = 13,000 mm ; n=1 ; L = 20 cm = 200 mm


1 1
d= = = 0,010000 mm
N 100
n. .L
Yn =
d
Yn d
=
n..L
13,000  0,010000
=
1  200
= 0,00065000 mm
= 65000 × mm

B. Untuk Kisi Dengan Jumlah Garis (Goresan) Tiap Satuan Panjang (N) : 300 garis/mm

NO Jarak kisi ke Hasil Pengukuran ke i (Yi)  Yi = Yi  Y Keterangan


layar (L) (mm) (mm)
1 19 0,5 N = 4
2 19 0,5
3 10 cm 20 0,5 Y =  Yi : N
4 20 0,5 = 78 : 4 = 19,5 mm
 78  Ymax = 0,5 mm
Yi

Y Y max 0,5
KR = X 100 % = X 100 % = 19,5 X 100 % = 2,56 % = 2,6 %
Y Y
Y = ( 19,5  0,5 ) mm

Y1 = 19,5 mm ; n=1 ; L = 10 cm = 100 mm


1 1
d= = = 0,00333 mm
N 300
n. .L
Yn =
d
Yn d
=
n..L
19,5  0,00333
=
1  100
= 0,000649 mm
= 649 × mm

VII. PENGOLAHAN DATA (Syinta Amelia Putri)

B. Untuk Kisi Dengan Jumlah Garis (Goresan) Tiap Satuan Panjang (N) : 300 Garis/mm

NO Jarak kisi ke Hasil Pengukuran ke i (Yi)  Yi = Yi  Y Keterangan


layar (L) (mm) (mm)
1 30 0 N=4
2 30 0
3 15 cm 30 0 Y = ∑ Yi : N
4 30 0 = 120 : 4 = 30 mm
 120  Ymax = 0 mm
Yi

Y Y max 0
KR = X 100 % = X 100 % = X 100 % = 0 %
Y Y 30
Y = ( 30,000 ± 0 ) mm

Y1 = 30,000 mm ; n=1 ; L = 15 cm = 150 mm


1 1
d= = = 0,0033333 mm
 300
n. .L
Yn =
d
Yn d
=
n..L
30,000  0,0033333
=
1  150
= 0,00066666 mm
= 66666 × mm

B. Untuk Kisi Dengan Jumlah Garis (Goresan) Tiap Satuan Panjang (N) : 300 Garis/mm

NO Jarak kisi ke Hasil Pengukuran ke i (Yi)  Yi = Yi  Y Keterangan


layar (L) (mm) (mm)
1 40 0,75 N=4
2 40 0,75
3 20 cm 42 1,25 Y = ∑ Yi : N
4 41 0,25 = 163 : 4 = 40,75 mm
 163  Ymax = 1,25 mm
Yi

Y Y max 1,25
KR = X 100 % = X 100 % = 40,75 X 100 % = 3,067 % = 3,1 %
Y Y
Y = ( 40,8 ± 1,25 ) mm

Y1 = 40,8 mm ; n=1 ; L = 20 cm = 200 mm


1 1
d= = = 0,00333 mm
 300
n. .L
Yn =
d
Yn d
=
n..L
40,8  0,00333
=
1  200
= 0,000679 mm
= 679 × mm

VII. PENGOLAHAN DATA (Shelvi Hendalia)

C. Untuk Kisi Dengan Jumlah Garis (Goresan) Tiap Satuan Panjang (N) : 600 Garis/mm

NO Jarak kisi ke Hasil Pengukuran ke i (Yi)  Yi = Yi  Y Keterangan


layar (L) (mm) (mm)
1 63 0,75 N = 4
2 64 0,25
3 15 cm 64 0,25 Y =  Yi : N
4 64 0,25 = 255 : 4 = 63,75 mm
 255  Ymax = 0,75 mm
Yi

Y Y max 0,75
KR = X 100 % = X 100 % = 63,75 X 100 % = 1,18 % = 1,2 %
Y Y
Y = ( 63,8  0,75 ) mm

Y1 = 63,8 mm ; n=1 ; L = 15 cm = 150 mm


1 1
d= = = 0,00167 mm
N 600
n. .L
Yn =
d
Yn d
=
n..L
63,8 .  0,00167
=
1  150
= 0,000710 mm
= 710 × mm

C. Untuk Kisi Dengan Jumlah Garis (Goresan) Tiap Satuan Panjang (N) : 600 Garis/mm

NO Jarak kisi ke Hasil Pengukuran ke i (Yi)  Yi = Yi  Y Keterangan


layar (L) (mm) (mm)
1 84 0,5 N=4
2 83 0,5
3 20 cm 84 0,5 Y = ∑ Yi : N
4 83 0,5 = 163 : 4 = 83,5 mm
 334  Ymax = 0,5 mm
Yi

Y Y max 0,5
KR = X 100 % = X 100 % = 83,5 X 100 % = 0,598 % = 0,6 %
Y Y
Y = ( 83,5 ± 0,5 ) mm

Y1 = 83,5 mm ; n=1 ; L = 20 cm = 200 mm


1 1
d= = = 0,00167 mm
 600
n. .L
Yn =
d
Yn d
=
n..L
83,5  0,00167
=
1  200
= 0,000697 mm
= 697 × mm

VII. PENGOLAHAN DATA (Fathiadiaztiza)

A. Untuk Kisi Dengan Jumlah Garis (Goresan) Tiap Satuan Panjang (N) : 100 Garis/mm

NO Jarak kisi ke Hasil Pengukuran ke i (Yi)  Yi = Yi  Y Keterangan


layar (L) (mm) (mm)
1 7 0,25 N = 4
2 8 0,75
3 10 cm 7 0,25 Y =  Yi : N
4 7 0,25 = 29 : 4 = 7,25 mm
 29  Ymax = 0,75 mm
Yi

Y Y max 0,75
KR = X 100 % = X 100 % = 7,25 X 100 % = 10,34 %
Y Y
Y = ( 7,3  0,75 ) mm

Y1 = 7,3 mm ; n=1 ; L = 10 cm = 100 mm


1 1
d= = = 0,010 mm
N 100
n. .L
Yn =
d
Yn d
=
n..L
7,3 .  0,010
=
1  100
= 0,00073 mm
= 730 × mm

A. Untuk Kisi Dengan Jumlah Garis (Goresan) Tiap Satuan Panjang (N) : 100 Garis/mm

NO Jarak kisi ke Hasil Pengukuran ke i (Yi)  Yi = Yi  Y Keterangan


layar (L) (mm) (mm)
1 8 0,75 N=4
2 9 0,25
3 15 cm 9 0,25 Y = ∑ Yi : N
4 9 0,25 = 35 : 4 = 8,75 mm
 35  Ymax = 0,75 mm
Yi

Y Y max 0,75
KR = X 100 % = X 100 % = 8,75 X 100 % = 8,57 % = 8,6 %
Y Y
Y = ( 8,8 ± 0,75 ) mm

Y1 = 8,8 mm ; n=1 ; L = 15 cm = 150 mm


1 1
d= = = 0,010 mm
 100
n. .L
Yn =
d
Yn d
=
n..L
8,8  0,010
=
1  150
= 0,000587 mm
= 587 × mm

VIII. KESIMPULAN

Kelompok kami menggunakan mistar dengan kemampuan maksimum mengukur sepanjang 30


cm atau 300 mm dan dengan ketelitian mistar yaitu 0,05 cm atau 0,5 mm.Dan dari percobaan praktikum
yang telah kami lakukan dan amati serta telah kami olah datanya kami mendapatkan hasil Y yang tidak
sama untuk setiap percobaan dan itu karena besar nilai N dan jarak L yang dilakukan berbeda.Lalu
kami juga mendapatkan ilmu dari setiap percobaan itu yaitu bahwa semakin besar nilai N dan jarak L
yang digunakan maka semakin besar pula nilai Y yang didapatkan.
Serta pada saat praktikum kami menggunakan laser berwarna merah.Dan menurut literatur yang
telah kami cari di internet,laser berwarna merah memiliki panjang gelombang 620nm - 750 nm atau
620× mm - 750mm.Setelah kami liat hasil pengolahan data kami,ternyata ada beberapa hasil
panjang gelombang yang kami dapatkan masuk dalam kategori panjang gelombang laser berwarna
merah itu seperti kami ada mendapatkan panjang gelombang sebesar 649 × mm.Tetapi walaupun
ada yang masuk kategori,ternyata hasil yang kami dapatkan ada juga yang tidak masuk kategori seperti
kami ada mendapatkan panjang gelombang sebesar 587 × mm.Sebenarnya hasil yang kami
dapatkan walaupun sudah ada yang masuk kategori, sebenarnya masih belum benar karena seharusnya
setiap percobaan yang kami lakukan seharusnya memiliki hasil panjang gelombang yang sama ataupun
minimal relatif sama karena pada saat percobaan itu kami menggunakan laser yang sama sehingga
seharusnya panjang gelombangnya harus masuk kategori panjang gelombang berwarna merah tadi serta
hasil panjang gelombangnya harus relatif sama pada setiap percobaan.
Hasil yang kami dapatkan itu masih memiliki kesalahan karena disebabkan faktor-faktor yaitu
kurangnya keseriusan dalam praktikum,kurangnya fokus melakukan praktikum karena praktikum
dilakukan setelah pulang sekolah sehingga fokus terpecah,kurangnya ketelitian mata dalam membaca
hasil pengukuran ataupun membaca skala ukur, lalu keinginan untuk cepat selesai melakukan
praktikum sehingga menyebabkan kurangnya ketepatan membaca hasil serta ketelitian dalam
melakukan praktikum,serta juga ada kemungkinan kecil disebabkan melemahnya komponen alat ukur.
Setelah melakukan praktikum kisi difraksi ini maka kita tidak akan sia-sia telah melakukannya
karena akan mendapatkan manfaat yang baik. Dalam kehidupan sehari-hari ini,kisi difraksi memiliki
manfaat yaitu sebagai berikut
 Untuk mengukur panjang gelombang dengan lebih teliti yang dihasilkan pola interferensi harus
digunakan penghalang yang memiliki sejumlah besar celah-celah sejajar.Jika cahaya dihalangi
oleh penghalang yang memiliki lebih banyak celah dengan lebar sama dan jarak antarcelah yang
berdekatan juga sama, didapat pola pita-pita terang yang lebih tajam.
 Kisi difraksi digunakan dalam spektroskop.Sebuah kisi difraksi menyebarkan cahaya
polikromatis atas berbagai warna komponennya akibat interferensi cahaya oleh banyak celah
atau goresan.
LAMPIRAN
# Alat dan Bahan :

Tumpakan Berpenjepit Pemegang Kisi


K
isi

Difraksi Kaki Rel

Rel Presesi
Mistar
Ukur

Layar
Penghasil
Sinar Laser
Catu Daya
# Langkah-Langkah :

Pemasangan kaki rel dan tumpakan berpenjepit pada Pemasangan kisi difraksi pada pemegang difraksi
rel presisi lalu pasang pemegang difraksi ke tumpakan
berpenjepit

Pemasangan layar yang telah ditempel penggaris pada Alat praktikum yang telah selesai pemasangan
tumpakan berpenjepit

Lalu sinari laser dari kisi difraksi ke arah layar yang


telah dipasang penggaris kemudian catat hasilnya

Anda mungkin juga menyukai