Anda di halaman 1dari 21

PROJECT FISIKA KUANTUM

FILM INTERSTELLAR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah

Fisika Kuantum

yang Dibimbing oleh Dr. Cahyo Aji Hapsoro,M.Si

Disusun Oleh:

Nama : Rizqi Dwi Nurmansyah

NIM : 200321614860

Offering :B

PRODI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

DESEMBER 2022
“ANALISIS FILM INTERSTELLAR”

A. PENDAHULUAN
Penerapan fisika banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari , termasuk
dalam dunia perfilman. Seorang fisikawan bernama Kip Stephen Thorner
menggunakan imajinasinya untuk menerapkan konsep fisika dalam sebuah film. Hal
ini bertujuan untuk memahami fisika tidak hanya melalui analisis matematis, tetapi
juga melalui media sinematografi. Roffi, film sebagai sarana pasar dan hiburan
praktis dapat terlihat dalam semua tuturan dan perilaku para pelaku sehingga lebih
mudah untuk ditiru. Film-film yang diproduksi memiliki pesan yang dikemas
sedemikian rupa dengan tujuan yang berbeda, ada yang menghibur memberikan
informasi, namun ada pula yang mencoba memasukkan keyakinan inti pengajaran
tertentu yang perlahan mengisyaratkan penontonnya.Meski berupa tontonan, film
memiliki pengaruh yang besar dalam bidang pendidikan,hiburan, dan informasi
yaitu sebagai karya seni budaya dipertunjukkan dengan atau tanpa suara. Ini
bermakna bahwa film merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan
berisigagasan-gagasan penting yang disampaikan kepada masyarakat (Trianton,
2013). Seiring berkembangnya dunia perfilman, semakin banyak film yang
diproduksi dengan jenis yang berbeda-beda. Hal ini masuk dalam makna Septiyana
dalam tulisannya yang menegaskan bahwa film fiksi ilmiah tidak hanya bersifat
menghibur tetapi juga mengandung nilai-nilai pendidikan oleh pembuat filmnya.
Salah satu film Christopher Nolan, Interstellar, menjadi film terkenal karena
kajian ilmiahnya. Christopher Nolan dikenal sebagai sutradara yang sangat idealis
yang selalu membuat adegan filmnya sebaik mungkin, seperti dalam film ini di
mana lubang hitam disimulasikan dari rumus gravitasi Einstein oleh Kip Thorne.
Film Interstellar melibatkan seorang profesor matematika dari Institut Teknologi
bernama Kip Thorne. Film ini juga memiliki sebuah buku yang secara khusus
membahas ilmu pengetahuan dalam film tersebut. Buku tersebut ditulis oleh Kip
Thorne berjudul “The Science of Interstellar". Selain itu ada juga review yang
menjelaskan cara membuat simulasi lubang hitam film Interstellar.
Menurut Kip Stephen Thorner dalam bukunya The Science Interstellar menyatakan
bahwa film Interstellar dibuat dengan fenomena ilmiah, tetapi sebenarnya tidak semua sains
diperlakukan sama dalam film tersebut. Film Interstellar sangat mengesankan dengan
kombinasi konsep fisika dengan beberapa penjelasan dari ilmu lain seperti ekologi, pertanian,
dan astronomi. Konsep fisika disajikan dalam film Interstellar dari imajinasi sutradara
Christopher Nolan dibantu oleh Kip Stephen Thorner. Sebagaimana menurut Krauss dalam
buku fisika Star Trek bahwa dalam kehidupan nyata semua paradoks yang terlibat dengan
perjalanan lintas waktu telah keluar dari kaidah fisika yang tidak masuk akal.

B. DASAR TOERI

Fisika kuantum ini mempelajari tentang perilaku atom dan fenomena fisis
dalam skala mikroskopik. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam film
“Interstellar”, diantaranya adalah :
1. Teori Gravitasi

Berdasarkan hukum Newton, gravitasi merupakan aksi pada suatu jarak


yaitu massa pada suatu titik beraksi secara langsung pada massa lain, bahkan
walaupun massa tersebut tidak bersentuhan dengannya. Gravitasi beraksi secara
lokal melalui medan, yaitu suatu massa pada suatu titik menghasilkan suatu
medan, dan medan ini beraksi pada massa apapun yang berhubungan
dengannya. Dalam tinjauan fisika klasik, gravitasi dianggap sebagai interaksi,
selanjutnya disebut teori Newton.

Dalam kinematika Newton, partikel bergerak dalam ruang Euclidean


tiga dimensi. Vektor posisi dengan panjang terbatas dapat berada di mana saja
dalam ruang tergantung pada pilihan referensi. Dalam teori gravitasi ini, waktu
bersifat mutlak, jika seorang pengamat mengamati bahwa dua peristiwa lagi
terjadi secara bersamaan, maka semua pengamat akan mengamati hal yang
sama. Gravitasi dianggap sebagai salah satu bidang alam. Konsep medan gaya
muncul ketika sebuah benda berada di atas benda lain , sehingga mengalami dua
kemungkinan, yaitu: bentuknya atau gerakannya. Massa (m) dalam teori gravitasi
Newton berperan sebagai sumber medan gravitasional,

dengan G adalah konstanta gravitasional Newtonian.

Peninjauan gravitasi sebagai suatu teori medan dapat digambarkan oleh persamaan
gravitasi Newton yang dinyatakan sebagai:

Potensial gravitasi ditentukan dengan persamaan Poisson, yakni


Teori gravitasi Einstein yang dimaksud adalah teori relativitas umum
Einstein merujukpada. Teori gravitasi Einstein dibangun di atas prinsip
kesetaraan, yaitu : prinsip kesetaraan lemah dimana semua benda yang
merasakan medan gravitasi bergerak sama; Prinsip kesetaraan Einstein, yaitu
inersia dan tidak dapat dipisahkan; dan prinsip umum kovarians yang
menurutnya semua hukum fisika adalah kovarian atau tidak berubah dengan
transformasi koordinat.Persamaan medan Einstein yang merupakan persamaan
dinamika medan gravitasi diturunkan melalui prinsip variasional dengan
fungsional berupa aksi Hilbert-Einstein, yakni

dan rapat Lagrangan bagi gravitasi Einstein diberikan oleh

dengan R adalah kelengkungan skalar terkait tensor Ricci, kelengkungan


Riemann,dan tensor metrik ruang waktu.

Dalam relativitas umum, potensial gravitasi dinyatakan dalam tensor Einstein

Sedangkan sumber gravitasi dinyatakan sebagai objek yang lebih umum


yang disebuttensor energi-momentum . Kasus khusus untuk fluida ideal dapat
dinyatakan sebagai

Dengan 𝑔µ𝑣 terkait dengan metrik ruang waktu. Persamaan medan Einstein
dapatdituliskan

Sebagian besar fisikawan memahami bahwa gravitasi Einstein mereduksi


gravitasi menjadi geometri, sehingga geometri ruangwaktu yang terkait adalah
semi-Riemannian. Dalam teori gravitasi Einstein , gravitasi dan inersia
digabungkan menjadi satu kesatuan yang diidentikkan dengan koneksi Lévi-
Civita.
2. Teori Relativitas

Teori relativitas dikembangkan oleh Einstein pada tahun 1905 untuk


relativitas khusus dan relativitas umum. Postulat relativitas khusus menyangkut
struktur ruang dan waktu, sedangkan relativitas umum menyangkut gravitasi.
Einstein memang tidak sepenuhnya memahami hubungan antara ruang dan
waktu ketika dia mengajukan teori relativitas khusus. Einstein menemukan
bahwa ruang dan waktu berada dalam objek raksasa, dan kelengkungan itu ada
dalam sesuatu yang disebut gravitasi. Sulit untuk menggambarkan bagaimana
geometri lengkungan dari relativitas umum, tapi dapat dibayangkan sebagai
sebuah kain yang terbentang dengan beberapa benda ringan. Jika benda berat
diletakkan di atas kain, kain akan bengkok dan benda di sekitarnya tidak lagi
bergerak dalam garis lurus.
Persamaan relativitas umum berhasil memprediksi sejumlah fenomena,
beberapa di antaranya telah dibuktikan, seperti: kelengkungan cahaya pada objek
raksasa, evolusi orbit planet Merkurius, periode percepatan rotasi bintang biner
dan pulsar, gelombang gravitasi akibat ledakan kosmik dan adanya lubang hitam
yang dapat menarik segala sesuatu tanpa bisa keluar, termasuk cahaya dan
warping dari ruang-waktu di sekitar lubang hitam jauh lebih besar daripada
tempat lain mana pun. Menurut Einstein, dua teori relativitas ini adalah teori
dasar. Teori ini dikembangkan melalui sebuah metode yang menunjukkan bahwa
setiap elemen yang bekerja menurut teori adalah bukan sesuatu yang hipotetis,
tetapi berdasarkan hasil empiris.
Albert Einsein mengembangkan Teori Relativitas Khusus yang
menganalisa kerangka acuan universal yang bergerak dengan kecepatan tetap
terhadap kerangka lainnya. Teori relativitas khusus Einstein memberikan 2
postulat, yaitu:
a. Hukum fisika diekspresikan dengan cara yang sama untuk semua kerangka
inersia atau kerangka yang bergerak dengan kecepatan konstan di antaranya.
Postulat ini muncul karena jika hukum fisika berbeda untuk pengamat yang
berbeda ketika dalam keadaan gerak relatif, maka dapat ditentukan yang
mana dalam keadaan “diam” dan yang mana dalam keadaan “bergerak”,
tetapi kenyataannya tidak ada kerangka acuan universal atau dapat dikatakan
tidak ada posisi diam mutlak.
b. Perambatan cahaya dalam ruang hampa memiliki kecepatan yang sama untuk
semua pengamat, terlepas dari pergerakan pengamat. Postulat kedua ini
menyatakan bahwa kecepatan sama untuk semua arah dan kondisi, lebih dari
tidak ada benda yang dapat bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya.
Kedua postulat membawa perubahan besar pada fisika, yaitu bagaimana
memahami fenomena alam makrokosmik dan mikrokosmik . Akibat Postulat
tersebut, maka besaran panjang/ruang, waktu, dan massa bukan sesuatu yang
mutlak tetapi relatif. Misalnya ada roket yang mendekati kecepatan cahaya,
akan tampak lebih pendek bagi pengamat yang diam daripada penumpang di
dalam roket, maka interval waktu untuk 2 peristiwa di roket akan terasa lebih
lama untuk pengamat yang diam dibandingkan dengan penumpang roket dan
massa roket akan tampak lebih besar bagi pengamat dibandingkan dengan
penumpang roket.
Postulat kedua Einstein tentang kelajuan cahaya selain mengakibatkan
penjumlahan kecepatan relativistik, juga menyebabkan perubahan
pemahaman tentang kemutlakan besaran diantaranya besaran waktu dan
panjang dimana waktu dapat mengalami dilatasi atau pemuaian. Dilatasi atau
pemuaian waktu adalah kondisiketika pengamat yang diam akan melihat objek
yang bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya, maka akan
terjadi pemuaian selang waktu suatu peristiwa terhadap selang waktu yang
sama pada objek yang bergerak tersebut. Dalamfisika modern, efek relativistik
pemuaian waktu dikenal sebagai paradoks kembar (twin paradox). Arti
paradoks dalam kamus besar bahasa Indonesia yaitu “pernyataanyang seolah-
olah bertentangan dengan pendapat umum atau kebenaran, tetapi
kenyataannya mengandung kebenaran” (Kurnia, 2021).

a. Space Time Dilatation


Space-time dilation adalah fenomena yang terjadi ketika ruang dan waktu
terdistorsi oleh medan gravitasi atau kecepatan yang tinggi. Ini merupakan salah
satu dari efek relativitas umum, teori yang dikembangkan oleh Einstein yang
menjelaskan bagaimana gravitasi bekerja. Perumusan matematis dari space-time
dilation adalah sebagai berikut:
i. Jika sebuah benda bergerak dengan kecepatan konstan dalam ruang hampa,
maka waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tertentu akan lebih lama
daripada waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak yang sama di tempat
yang tidak memiliki medan gravitasi.
ii. Jika sebuah benda berada di dekat benda yang memiliki massa yang besar,
makawaktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tertentu akan lebih lama
daripadawaktu yang diperlukan untuk menempuh jarak yang sama di tempat
yang tidak memiliki medan gravitasi.
Space-time dilation dapat dihitung dengan menggunakan persamaan-
persamaan relativitas umum. Contohnya, persamaan dari Einstein untuk space-
time dilation adalah sebagai berikut:

dimana T adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tertentu,


T0 adalahwaktu yang diperlukan untuk menempuh jarak yang sama di tempat
yang tidak memiliki medan gravitasi, v adalah kecepatan benda, dan c adalah
kecepatan cahaya dalam ruang hampa.
Space-time dilation adalah salah satu dari efek relativitas umum yang
paling sulit dipahami secara intuitif. Namun, fenomena ini telah diuji secara
eksperimental dan terbuktibenar. Efek space-time dilation dapat dilihat secara
langsung dalam beberapa eksperimen,seperti pengukuran waktu yang diperlukan
untuk menempuh jarak tertentu oleh jam atom atau partikel subatomik yang
bergerak dengan kecepatan yang tinggi.
b. Radiasi Benda Hitam

Radiasi termal adalah radiasi (sinar gelombang elektromagnet)


yang dipancarkan oleh suatu benda akibat temperaturnya. Setiap benda
selalu memancarkan dan menyerap radiasi termal dari lingkungannya. Laju
pemancaran dan penyerapan tersebut tidak harus sama. Jika awalnya temperatur
benda lebih tinggi dibandingkan dengan temperatur lingkungannya, maka laju
pemancaran benda tersebut akan melebihi laju penyerapannya sehingga benda
tersebut akan segera menjadi dingin. Laju pemancaran akan selalu sama dengan
laju penyerapannya jika sudah mencapai kesetimbangan termal dengan
lingkungannya. Radiasi termal pada umumnya terbentang dalam bentuk
spektrum, yang artinya terdiri dari sederetan gelombang dengan berbagai
frekuensi atau panjang gelombang. Spektrum tersebut dapat berupa spektrum
kontinu atau spektrum garis. Radiasi termal benda padat dan cair menghasilkan
spektrum kontinu, sedangkan radiasi termal bendagas mengasilkan spektrum
garis. Pada umumnya, detail spektrum radiasi termal dipengaruhi oleh
temperatur dan bahan penyusun benda. Namun, spektrum yang dihasilkan oleh
benda panas yang disebut benda- hitam (blackbody) hanya dipengaruhi oleh
temperaturnya. Artinya, semua benda- hitam akan memancarkanradiasi termal
pada temperatur yang sama dan juga
dengan spektrum yang sama pula apapun bahan penyusunnya.
Radiasi yang masuk ke dalam rongga melalui lubang tidak dapat ke luar lagi
dengan segera, karena begitu masuk ke dalam rongga, ia dipantulkan berkalikali
oleh dinding rongga sebelum akhirnya menemukan lubang dan lepas ke luar.

Dari gambar di atas, dapat dipahami bahwa semakin kecil ukuran lubang
semakin kecil pula peluang radiasi yang masuk tadi dapat ke luar lagi. Jika rongga
ini dipanaskan ke suhu T, saat suhu meningkat lubang akan memancarkan radiasi
secara sempurna. Dan jika lubang dibuat sedemikian kecil sehingga seluruh
radiasi yang masuk tidak dapat ke luar lagi, maka lubang tadi dikatakan menyerap
seluruh radiasi yang mengenainya. Dengan demikian lubang tersebut berperilaku
sebagai benda- hitam. Jika ada radiasi ke luar melewatinya, asalnya selalu dari
dalam rongga itu sendiri, bukan dari pantulan.

c. Tunneling

Dalam fisika kuantum, peristiwa "hantu" atau "Tunneling" adalah fenomena


dimana partikel dapat melewati tembok energi yang menghalangi jalannya,
seolah-olah mereka "melayang" melalui tembok tersebut. Ini terjadi karena
konsep probabilitas dalam fisika kuantum, yang menyatakan bahwa partikel
memiliki kemungkinan untuk berada di setiap titik di ruang yang tersedia untuk
mereka. Jadi, meskipun sebagian besar partikel akan terhenti oleh tembok energi,
ada kemungkinan kecil bagi sebagian partikel untuk melewati tembok tersebut.
Dalam fisika kuantum, partikel seperti elektron atau foton tidakdapat dianggap
sebagai benda mati yang tersusun secara linear. Mereka dapat dianggap sebagai
gelombang probabilitas, yang menggambarkan kemungkinan untuk menemukan
partikel di suatu titik tertentu dalam ruang. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
persamaan Schrödinger, yang menggambarkan bagaimana gelombang
probabilitas partikel berubah dalam waktu.

Ketika sebuah partikel dihadapkan pada tembok energi yang menghalangi


jalannya,gelombang probabilitasnya akan terpantul dan tersebar di sekitar tembok
tersebut. Namun,karena ada kemungkinan untuk menemukan partikel di setiap
titik dalam ruang yang tersedia baginya, ada kemungkinan kecil bagi sebagian
partikel untuk melewati tembok energi tersebut. Ini disebut "Tunneling".
Peristiwa Tunneling ini memiliki banyak implikasi dalam fisika, termasuk dalam
proses fisi nuklir, reaksi kimia, dan teknologi elektronik. Meskipun peristiwa
Tunneling ini tampak sangat aneh dan tidak masuk akal dari sudut pandang
klasik, ia merupakan salah satu contoh bagaimana fisika kuantum dapat
memprediksi perilaku partikel yang tidak dapat dijelaskan oleh teori fisika klasik.

d. Jumming

Jamming (Tunneling Effect) adalah teknik yang digunakan untuk


mengganggu atau menghambat komunikasi radio. Ini dapat dilakukan dengan
menghasilkan interferensi pada frekuensi yang sama dengan sinyal yang
diinginkan, sehingga menghambat penerimaan sinyal yang tepat. Jamming sering
digunakan dalam situasi perang untuk menghambat komunikasi musuh, atau
dalam situasi darurat untuk menghentikan penggunaan radio yangtidak diizinkan.
Jamming juga dapat digunakan oleh penjahat untuk menghambat sistem
komunikasi yang digunakan oleh polisi atau aparat keamanan lainnya.
Jamming dalam fisika kuantum tidak benar-benar merujuk pada jamming
yang biasa kita ketahui seperti yang terjadi dalam komunikasi radio. Dalam fisika
kuantum, jamming merujuk pada fenomena dimana partikel kuantum dapat
"melalui" penghalang yang tidak dapat dilewati secara klasik. Ini disebut efek
tunneling dan merupakan salah satu sifat unik dari mekanika kuantum. Efek ini
memiliki aplikasi dalam berbagai cabang fisika modern, termasuk fisika partikel
dan nuklir, serta perangkat semi-konduktor.
c. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

a. GPS (Global Positioning System)

Global Positioning System adalah alat atau sistem yang dapat digunakan
untuk menentukan posisi seseorang di atas permukaan bumi pada satelit. Data
dikirim dari satelit sebagai sinyal radio dengan data digital. GPS ini mempunyai
tiga komponen utama, yaitu satelit, pengontrol, dan penerima. Satelit berfungsi
untuk menerima dan menyimpan data yang ditransmisikan oleh stasiun- stasiun
pengontrol, menyimpan dan menjaga informasi waktu yang ketelitiannya tinggi ,
serta memancarkan sinyal dan informasi secara kontinu ke pesawat penerima dari
pengguna. Pengontrol berfungsi untuk mengendalikan dan mengontrol satelit
dari bumi baik untuk mengecek kesehatan satelit, penentuan dan prediksi orbit
waktu, sinkronisasi waktu antar satelit, dan mengirim data ke satelit. Sedangkan
fungsi penerima adalah menerima data dari satelit dan mengolahnya untuk
menentukan posisi, arah, jarak dan waktu yang dibutuhkan oleh pengguna.

GPS ini juga merupakan contoh perangkat elektronik yang menganut


teori relativitas. GPS yang banyak digunakan dalam bidang militer memiliki
fungsi mengetahui secara akurat jalur navigasi pada mobil dan pesawat, sistem
geografis dan pemantauan gempa. Satelit sebagai pusat informasi GPS
menggunakan relativitas sebagai landasan teori. Meskipun satelit tidak bisa
mengikuti kecepatan cahaya, namun satelit sangat cepat dalam teknologi yang
diciptakan manusia untuk memberikan sinyal ke stasiun di bumi.

Berdasarkan teori relativitas, pergerakan detik di Bumi lebih lambat


daripada di satelit karena pengaruh gravitasi. Teori ini juga mengatakan bahwa
jam yang bergerak ternyata lebih lambat daripada jam yang diam. Hal tersebut
mengakibatkan terjadinya dilatasi waktu relativistik pada jam sekitar empat μs
setiap harinya. Ditambah dengan efek gravitasi menjadi sekitar tujuh μs atau 7000
ns. Jumlah kecil ini dapat membuat perbedaan besar dalam mekanisme GPS
hingga beberapa kilometer. Teori relativitas ini sangat berperan dalam teknologi
GPS untuk meningkatkan akurasi pengukuran posisi objek di permukaan bumi.
Tanpa peran relativitas dan teori umum, teknologi GPS kemungkinan besar tidak
dapat digunakan.

b. Hantu (Tunneling)

Efek tunelling adalah fenomena di mana sebuah partikel dapat


melintasi dinding atau penghalang pemblokiran, meskipun secara klasik
partikel tidak memiliki cukup energi untuk melakukannya. Hal ini disebabkan
oleh sifat probabilistik partikel fisika kuantum , yang memungkinkan mereka
untuk "tunell" melalui penghalang dengan probabilitas bukan nol. Hantu
umumnya merujuk pada sifat partikel yang tidak dapat diamati atau diketahui
untuk kepastian keberadaannya sebelum diukur. Dalam kasus peristiwa
tunelling ini berarti bahwa sebelum tunelling partikel, lokasinya tidak dapat
dipastikan. Setelah partikel tersebut ditembus, keberadaannya mungkin berada
di sisi lain penghalang, tetapi sebelum itu, tidak dapat diketahui dengan pasti.

c. Wormhole (Lubang Cacing)

Lubang cacing artinya jalan untuk menuju ke tempat yang sangat jauh
melalui dimensi yang lebih tinggi. Lubang cacing merupakan jalan pintas
teoritis yang menghubungkan dua daerah pada alam semesta. Dianggap
lubang cacing sebab diibaratkanseperti semut yg dunianya artinya bagian atas
buah apel serta ada lubang cacing cacing yang menghubungkan dua titik
permukaanya sebagai jalan pintas. Wormhole memiliki ciri-ciri yaitu tidak
memiliki cakrawala peristiwa , tidak memiliki singularitas, dan memiliki
jembatan yang dapat dilalui. Jembatan tersebut menghubungkan dua alam
semesta atau dua wilayah berbeda dalam ruang-waktu yang sama. Wormhole
dapat menghubungkan dua wilayah di alam semesta yang berada pada jarak
yang sangat jauh. Studi tentang wormhole memiliki sejarah yang panjang dan
berbeda. Solusi persamaan medan gravitasi Einstein pada wormhole pertama
kali ditemukan oleh Albert Einstein dan Nathan Rosen pada tahun 1935.
Solusi yang disajikan oleh Einstein dan Rosen menghasilkan worm yang
tidak dapat dilalui karena selalu ada singularitas akibat ketidakstabilan
Einstein-Rosen dalam model.

Lubang cacing dan lubang hiam itu berbeda. Perbedaan pertama


adalah bahwa lubang hitam berdasarkan lintasan peristiwa, tetapi ini bukan
lubang cacing. Meskipun beberapa jenis lubang cacing memiliki lintasan, ini
terutama karena gaya pasang surut di mulut daripada singularitas di tengah.
Perbedaan lain antara lubang cacing dan lubang hitam adalah bahwa lubang
cacing memiliki 2 mulut dihubungkan dengan leher, sementara lubang hitam
hanya memiliki satu dan tidak ada leher, jadi semuanya berakhir di
singularitas sentral. Penting untuk diketahui bahwa ada lebih dari satu
wormhole.

Hal pertama yang membedakan satu lubang cacing dari yang lain
adalah apakah leher cukup stabil, atau tidak stabil, yaitu membuka dan
menutup secara terus menerus. Masalah utama kedua adalah jumlah material
untuk menciptakan medan gravitasi lubang cacing; itu bisa "hanya" massa
planet seperti lubang cacing Visser, atau bisa juga seperti matahari seperti
lubang cacing Schwarzschild. Juga, gaya pasang surut adalah faktor besar
dalam mengklasifikasikan lubang cacing, karena besarnya mereka dan
tempat mereka terjadi bervariasi dari lubang cacing ke wormhole .

c. Blackhole / Gargantua (Lubang Hitam)


Teori black hole atau lubang hitam pertama kali dikemukakan pada abad
ke-18 oleh John Michell dan Pierre-Simon Laplace, dan dikembangkan oleh
astronom Jerman bernama Karl Schwarzschild pada tahun 1916. Kemudian,
mengandalkan teori umum Albert Einstein, semakin banyak yang dipopulerkan
oleh Stephen Hawking. Istilah “lubang hitam” sendiri pertama kali dipopulerkan
pada tahun 1969 oleh fisikawan Amerika John Wheeler. Lubang hitam adalah
bintang yang sangat padat sehingga memiliki massa yang sangat besar dan lubang
hitam ini adalah saat bintang tidak dapat bertahan dari tekanan gaya gravitasinya
sendiri. Lubang hitam ini juga merupakan titik hitam yang tidak memancarkan
radiasi, tetapi menyerap semua radiasi di atasnya sehingga tidak dapat terlihat
oleh pengamat.

Teori gravitasi menjelaskan bahwa lubang dapat menarik atau menelan


materi atau benda apa pun yang ada di dekatnya. Ini bisa terjadi karena black
hole memiliki massa yang sangat tinggi. Jadi, materi atau benda langit bahkan
cahaya disekitar sebuah bintang yang sangat padat dan memiliki massa yang
sangat besar akan ditarik atau ditelan ke dalamnya. Namun, ketika bintang telah
kehabisan bahan bakar nuklirnya, tidak ada yang tersisa untuk mempertahankan
tekanan luar dan mulai runtuh karena gravitasinya sendiri. Setelah itu, cahaya
apapun yang dipancarkan oleh bintang tidak dapat lepas dari ketidakterbatasan
karena tersedot oleh gaya gravitasi. Peristiwa ini disebut black hole, yang
merupakan salah satu ruang dan waktu yang hanya memungkinkan interior lepas
dari ketidakterbatasan. Lubang hitam itu sendiri memiliki batas yang disebut
horizon peristiwa. Cakrawala peristiwa ini dapat dibandingkan dengan cahaya
depan bintang yang gagal lepas hingga tak terhingga, tetapi tetap mengambang
pada radius Schwarzschild.

d. Jamming
Efek terowongan dapat digunakan di radio untuk mengirim data suara atau
audio ke perangkat radio. Ini dapat digunakan untuk mengirimkan audio dari
laptop ke radio, misalnya, atau untuk mengirimkan data audio dari komputer ke
radio melalui Internet. Efek terowongan dapat berguna dalam situasi di mana
koneksi Internet tidak stabil, atau jika kita mengirimkan suara dari satu perangkat
ke perangkat lain, yang jaraknya jauh. Namun, perlu diingat bahwa teknik ini
tidak efektif dalam radio jamming karena kualitasnya mungkin tidak sebaik yang
diharapkan.

e. Gravitasi

Teori yang digunakan untuk secara akurat memprediksi dan menghitung


gerak planet, bulan, satelit dan lainnya di alam semesta adalah Hukum Gerak dan
Gravitasi Newton . Newton menjelaskan bahwa hukum yang menentukan
gravitasi adalah "Gaya tarik gravitasi antara dua benda di mana pun berbanding
lurus dengan produk massa mereka dan sebanding dengan kuadrat jarak antara
mereka.” Jika salah satu massa berada di titik asal dan massa lainnya berada pada
jarak radial tertentu r. Gaya gravitasi termasuk dalam gaya pusat, yaitu gaya
yang bergantung pada jarak radial yang bekerja sepanjang arah radial.

Berdasarkan hukum Newton, gravitasi merupakan aksi pada suatu jarak


yaitu massa pada suatu titik beraksi secara langsung pada massa lain, bahkan
walaupun massa tersebut tidak bersentuhan dengannya. Gravitasi bekerja secara
lokal melalui medan, yaitu massa pada titik menghasilkan medan, dan ini bekerja
pada massa apa pun yang terhubung dengannya. Medan gravitasi dilihat sebagai
pembawa dari interaksi seperti gaya per satuan massa.

f. Anomali Gravitasi

Pada awalnya, Cooper tidak mempedulikan anomali gravitasi yang terjadi hingga
anomali tersebut menghasilkan debu jatuh yang membentuk koordinat. Lalu dia mencoba
mencari letak koordinat awal yang sebenarnya menuju ke fasilitas misterius NASA.
Sebelumnya, terdapat pula hal aneh serupa seperti itu namun Cooper hanya menganggap
bahwa itu hanyalah hantu. Di akhir film, Cooper memahami bahwa dia sedang mencoba
untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Anomali berarti penyimpangan asal
sebenarnya. Dapat disimpulkan bahwa anomaly gravitasi adalah keanehan atau
penyimpangan dari gravitasi. Gravitasi kuantum adalah upaya untuk menggabungkan
relativitas umum kuantum dan menjadi satu teori yang dapat menjelaskan fenomena
gravitasi pada skala subatomik. Saat ini, tidak ada teori yang tepat yang diterima oleh
komunitas ilmiah. Oleh karena itu, istilah "gravitasi kuantum" mengacu pada masalah
daripada teori tertentu. Beberapa jalur penelitian menawarkan solusi sementara untuk
masalah ini, tetapi teori gravitasi kuantum masih dalam tahap awal dan belum dapat diuji
secara langsung. Salah satu tantangan utama dari teori ini adalah untuk memodifikasi
konsep ruang dan waktu agar sesuai dengan kedua teori tersebut.

g. Transmisi Data dan Bilangan Biner


Transmisi data dibagi menjadi dua cara, yaitu transmisi data analog dan
transmisi data digital. Dalam sistem analog, terdapat amplifier di sepanjang jalur
transmisi. Masing-masing amplifier ini menghasilkan penguatan , yang
memperkuat sinyal pesan dan noise apa pun yang menyertainya di sepanjang
jalur transmisi. Dalam sistem digital , penguat diganti dengan regeneratif.
Repeater ini berfungsi untuk memperkuat sinyal dan juga membersihkan sinyal
dari noise. Pada sinyal unipolar baseband, sinyal input hanya memiliki dua nilai
yaitu 0 atau 1. Jadi, pengulang ini harus memutuskan mana dari dua
kemungkinan pada interval waktu tertentu yang menjadi nilai di sisi penerima.
i. Transmisi Data Analog

Sinyal analog adalah aplikasi dari gelombang elektromagnetik.


Proses pengiriman suara, misalnya di telepon, melewati gelombang
elektromagnetik ini. Sinyal analog adalah suatu bentuk komunikasi
elektronik yaitu proses pengiriman informasi melalui gelombang
elektromagnetik, yang bersifat variabel dan kontinyu. Satu gelombang
dimulai dari voltase nol kemudian menuju voltase tertinggi dan turun hingga
voltase terendah dan kembali ke voltase nol lagi.
Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang kontinu
yang membawa informasi dengan memodifikasi karakteristik gelombang.
Dua karakteristik paling penting dari sinyal analog adalah amplitudo dan
frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus. Ini
didasarkan pada fakta bahwa pada analisis Fourier, sinyal analog dapat
dibuat dari kombinasi sejumlah gelombang sinus. Dengan menggunakan
sinyal analog, jangkauan transmisi data dapat mencapai jarak yang jauh,
namun sinyal ini mudah terpengaruh oleh noise.
ii. Transmisi Data Digital

Sinyal digital adalah sinyal data berupa pulsa yang dapat mengalami
perubahan mendadak pada amplitudo 0 dan 1. Sinyal digital hanya memiliki
dua keadaan yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh noise.
Namun, transmisi data menggunakan sinyal digital hanya dapat mencapai
jarak transmisi data yang dekat . Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini
biasa disebut dengan bit.Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1).
Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah 2 buah (21). Kemungkinan nilai
untuk 2 bit adalah sebanyak 4 (22), berupa 00, 01, 10, dan11
h. Teori Relativitas

Albert Einsein mengembangkan Teori Relativitas Khusus yang


menganalisa kerangka acuan universal yang bergerak dengan kecepatan tetap
terhadap kerangka lainnya (Kurnia, 2021). Teori Relativitas Khusus oleh Einstein
ini memunculkan 2 postulat, yaitu :
a. Hukum fisika diekspresikan dengan cara yang sama untuk semua
kerangka inersia atau kerangka yang bergerak dengan kecepatan konstan
di antaranya. Postulat ini muncul karena jika hukum fisika berbeda
untuk pengamat yang berbeda ketika mereka berada dalam keadaan
gerak relatif, maka dapat ditentukan berada dalam keadaan "diam" dan
yang merupakan negara "bergerak", tetapi pada kenyataannya tidak ada
kerangka acuan universal atau dapat dikatakan tidak ada posisi stasioner
absolut.
b. Perambatan cahaya dalam ruang hampa memiliki kecepatan yang sama
untuk semua pengamat, terlepas dari gerak pengamat. Postulat kedua
menyatakan bahwa kecepatan cahaya adalah sama untuk semua arah dan
kondisi, apalagi tidak ada benda yang dapat bergerak lebih cepat dari
kecepatan cahaya.
Kedua postulat tersebut telah membawa perubahan besar pada fisika,
yaitu bagaimana memahami fenomena alam baik makrokosmik maupun
mikrokosmik. Akibat Postulat tersebut, maka besaran panjang/ruang, waktu,
dan massa bukan sesuatu yang mutlak tetapi relatif . Postulat kedua Einstein
tentang kecepatan selain menyebabkan jumlah kecepatan relativistik, juga
perubahan dalam pemahaman tentang kuantitas absolut, termasuk termasuk
besarnya waktu dan waktu di mana waktu dapat mengalami dilatasi atau
ekspansi.
Dilatasi atau pemuaian waktu adalah kondisi pengamat yang diam
akan melihat suatu benda bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan
cahaya, akan terjadi pemuaian selang waktu waktu kejadian terhadap interval
waktu yang sama untuk objek. Teori relativitas menjelaskan bahwa ruang dan
waktu tidak akan sama di mana-mana dan waktu itu relatif berdasarkan
referensi pengamatan dan satu-satunya kecepatan pengamatan yang konstan
adalah kecepatan cahaya. Seperti di film ini, ada adegan yang menunjukkan
perbedaan waktu sangat jauh, bahwa satu jam di ruang angkasa sama dengan
tujuh tahun di bumi. Dalam fisika modern, efek relativistik dari perluasan
waktu dikenal sebagai paradoks kembar. Pengertian paradoks dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia “pernyataan yang tampak bertentangan dengan
pendapat umum atau tetapi sebenarnya mengandung kebenaran”.
i. Magnet

Magnet adalah benda yang dapat memancarkan magnet, yang merupakan


gabungan medan magnet utama dari medan magnet tertentu yang disebabkan
oleh putaran electron. Putaran elektronik adalah properti kuantum elektron yang
memungkinkan mereka memiliki momen magnet, yang dapat berinteraksi
dengan medan magnet. Putaran elektronik dapat dianggap sebagai bidang yang
terkait dengan elektron, yang dapat berinteraksi dengan magnet lainnya.
Fenomena ini memungkinkan terjadinya interaksi antara elektron dan magnet,
sehingga dapat terjadi pengaruh antara keduanya. Secara umum, spin elektron
dapat dijelaskan dengan menggunakan teori mekanika kuantum dan teori spin
kuantum. Kedua teori ini menyatakan bahwa spin elektron adalah properti
kuantum yang tidak dapat dijelaskan secara klasik dan harus dipahami dari sudut
pandang mekanika kuantum. Fenomena ini memungkinkan interaksi antara
elektron dan magnet, yang menyebabkan magnet memancarkan magnet.
j. Space Time Dilatation

Pelebaran ruang-waktu adalah salah satu implikasi teori relativitas waktu yang telah
terbukti akurat. Efek ini telah diamati dalam berbagai eksperimen, dalam pengukuran waktu
yang dilakukan pada satelit yang bergerak dengan kecepatan tinggi di orbit Bumi. Efek ini
juga dapat diamati dalam fenomena seperti redshift dalam astronomi, di mana panjang
gelombang cahaya yang diterima dari bintang bergerak cepat menuju Bumi tampak merah
lebih panjang sebagai gelombang cahaya diterima dari bintang bergerak. Pelebaran ruang-
waktu merupakan salah satu implikasi dari teori relativitas waktu yang dikembangkan oleh
Albert Einstein. Teori ini menyatakan bahwa waktu akan terasa berbeda bagi orang yang
bergerak dengan kecepatan berbeda dan lebih lambat bagi orang yang bergerak pada
kecepatan yang lebih tinggi. Pelebaran ruang-waktu menunjukkan bahwa ruang dan waktu
yang lebih lama bagi orang yang bergerak dengan kecepatan lebih tinggi, sehingga waktu
yang dibutuhkan untuk menempuh jarak yang sama akan terasa lebih lama.
k. Dimensi Ruang dan Waktu (Tesseract)
Tesseract adalah konsep fiksi ilmiah yang muncul dalam film Interstellar.
Ini merujuk pada dimensi tak terbatas yang dapat menjadi tempat untuk sebuah
objek atau benda. Tesseract dapat dianggap sebagai versi nyata dari hiperkubus
dalam geometri, di mana sisi-sisinya tidak memiliki ukuran atau panjang yang
terbatas. Cooper, menggunakan Tesseract untuk berkomunikasi dengan masa
depannya sendiri mendapatkan informasi yang dibutuhkannya untuk
menyelamatkan umat manusia dari kepunahan. Dalam ilmu fisika, Tesseract
dapat dianggap sebagai ekstensi konsep ruang-waktu empat dimensi. Tesseract
dapat dianggap sebagai dimensi ruangwaktu, di mana terdapat dimensi tambahan
yang tidak dapat dilihat atau dirasakan manusia.

Menurut Einstein, ruang dan waktu bersifat relatif. Ruang merupakan


semacam hubungan antara benda-benda yang diukur dengan cara-cara tertentu dan
bergantung pada pengamatnya. Dengan demikian apabila pengukurannya
dilakukan dengan cara yang berbeda, maka hasilnya pun akan berbeda. Waktu juga
bersifat relatif sebab hasil pengukuran terhadap hubungan-hubungan yang
menyangkut waktu tergantung pada spontanitas, karena apabila sesuatu terjadi
misalnya ledakan, maka kuatnya bunyi ledakan akan berbeda di berbagai tempat.
Sesungguhnya tidak ada waktu yang bersifat mandiri/mutlak, tidak ada ruang
yang terpisah dari waktu.

d. KESIMPULAN

Hasil analisis dari film interstellar ini yaitu konsep relativitas serta gravitasi
dimana kedua hal tersebut dikaitkan menggunakan fenomena dilatasi waktu ketika
berada di dekat lubang hitam. Kedua hal tersebut berhubungan dengan teori relativitas
umum yangdikemukakan oleh Albert Einstein. Teori relativitas umum menyebutkan
bahwa ruang dan waktu tidak akan sama pada setiap tempat. Seperti pada film ini,
terdapat scene yang menunjukan bahwa perbedaan waktu yang terpaut sangat jauhyaitu
satu jam di luar angkasa sama dengan tujuh tahun di bumi. Selain konsep teori
relativitas, film ini juga menyebutkan mengenai lubang cacing (wormhole) atau lubang
hitam (blackhole).Secara tidak langsung, film ini mengingatkan umat manusia untuk
lebih merawat bumimemakai baik sebab pada waktu ini pun faktanya bumi semakin
tidak sehat. Film ini juga menyampaikan bahwa bepergian ke masa depan lebih
memungkinkan daripada perjalanan ke masa lalu.
DAFTAR PUSTAKA

Beiser, Arthur. 1987. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga


Hartini, Sri. (2019). Revolusi Ilmiah: Global Positioning System (GPS) Sebagai Bukti
Empiris Teori Relativitas. Jurnal Filsafat Indonesia, Vol. 2, No. 1, halaman
27-32. Universitas Pendidikan Indonesia
Kurnia, Ahmad. (2021). KONSEP PEMAHAMAN
TEORI RELATIVITAS KHUSUS EINSTEIN
TENTANG PEMUAIAN WAKTU. Jurnal Konsep Pemahaman Teori
Relativitas, Vol. 15, No. 2, halaman 173-179. Teknik Elektro, Politeknik
TEDC Bandung
Safhira, V. E. (2022). Sinopsis Film Interstellar: Petualangan Mencari Planet
Pengganti Bumi. Online, diakses pada 31 Oktober 2022 pukul 19.34.
Sari, Dwi Indah. (2019). PENAFSIRAN ZAGHLUL AL-NAJJAR TENTANG
BLACK HOLE DALAM QS. AT-TAKWīR AYAT 15-16 (Kajian Atas Kitab
Tafsīr al-Āyāt al-Kauniyahfī al-Qur’ān al-Karīm). Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang
Thorner, Kip. 2014. The Science Of Interstellar. London:W.W. Norton &Company
Yusri (2020) ‘Tinjauan Fisika Terhadap Film Interstellar’. UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai