Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA ATOM DAN MOLEKUL

PENGUKURAN CACAH RADIASI NUKLIR

Yang dibimbing oleh Dr. Robi Kurniawan, M.Si.

Disusun oleh:
Rizqi Dwi
Nurmansyah
200321614860

S1 PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
APRIL 2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
A. TUJUAN...................................................................................................... 1
B. DASAR TEORI........................................................................................... 1
C. ALAT DAN BAHAN .................................................................................. 4
D. GAMBAR SET ALAT PERCOBAAN ...................................................... 6
E. PROSEDUR ................................................................................................ 7
F. LEMBAR DATA ........................................................................................ 8
G. ANALISIS DATA ...................................................................................... 8
H. PEMBAHASAN DAN TUGAS................................................................ 20
I. KESIMPULAN ......................................................................................... 29
J. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 29
K. LAMPIRAN ............................................................................................. 30

i
PERCOBAAN 4
PENGUKURAN CACAH RADIASI NUKLIR
A. TUJUAN
Tujuan dari diadakannya praktikum Pengukuran Cacah Radiasi Nuklir,
yaitu dapat menghitung counting rate (cacah radiasi) dari bahan radioaktif
dan menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung.
B. DASAR TEORI
Secara harfiah, radiasi merupakan suatu cara perambatan energi dari
sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium atau bahan
penghantar tertentu. Panca indera tidak dapat menangkap adanya radiasi
dikarenakan manusi tidak mempunyai sensor biologis untuk radiasi. Oleh
karena itu digunakan detektor, Detektor adalah alat yang peka
terhadapradiasi, apabila dikenai radiasi akan menghasilkan tanggapan men
gikuti mek anisme tertentu.[1]
Salah satu detektor yang digunakan untuk pengukuran cachradiasi nuklir
aalah detektor Geiger Muller. Detektor ini beri gas, selai detektor geiger
muller terdapat juga detektor ionisasi dan detektor proporsional yang berisi
gas. Ketiga macam detektor ini memiliki prinsip kerja yang sama yaitu
menggunakan medium gas dan perbedaannya hanya terletak pada tegangan
yang diberikan oleh masing-masing detektor (Krane, 1982).
Tegangan yang menimbulkan efek muatan ruang adalah tegangan
maksimum yangmembatasi berkumpulnya elektron-elektron pada anoda.
Dalam keadaan seperti ini detektor tidak peka lagi terhadap datangnya zarah
radiasi. Oleh karena itu efek muata ruang harus dihindaridengan menambah
tegangan V. penambahan tegangan V dimaksudkan supaya terjadi pelepasan
muatan pada anoda sehingga detektor dapat bekerja normal kembali.
Pelepasan muatan dapatterjadi karena elektron mendapat tambahan tenaga
kinetic akibat penambahan tegangan V (Mukti,2011).
Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi energi radiasinya bergantung kepada
tegangan anoda (kV). Dosis radiasi menggambarkan suatu tingkat perubahan
atau suatu kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh radiasi. Nilai dosis ini
sangat sangatlah ditentukan oleh kuantitas radiasi, jenis radiasi dan jenis

1
bahan penyerap. Dalam proteksi radiasi pengertian untuk dosis adalah jumlah
radiasi yang terdapat dalam medan radiasi atau jumlah energi radiasi yang
diserap atau diterima oleh materi (Debertin, 1988).

Gambar 1. Detektor GM

Jika partikel gamma membentuk katoda , elektron dilepaskan oleh efek


fotolistrik atau efek Compton, juga memungkinkan produksi pasangan. Bila
peristiwa yang ditimbulkan oleh partikel gamma yang menumbuk katoda
masuk ke dalam tabung yang menimbulkan ionisasi pada gas mulia. Pada
peristiwa ionisasi ini, terbentuk pasangan ion positif dan negatif yang
bilangan berbanding lurus dengan energi pengion. (ion terbentuk disebut ion
primer).
Adanya tegangan yang tinggi dalam tabung antara katoda dan anoda ini,
menyebabkan elektron yang terbentuk dari peristiwa ionisasi bergerak ke
anoda dengan cepat, sedangkan ion positip terhanyut ke katoda dengan gerak
yang lebih lambat. Elektron saat bergerak menuju anoda menerima medan
listrik yang ada antara anoda dan katoda. Dalam perjalanan elektron menuju
juga mengionisasi atom-atom lain dengan jalan tumbukan. Elektron yang
dihasilkan dari ionisasi disebut elektron dan sekunder dipercepat lagi,
menghasilkan arus positif dan elektron bertambah besar. Jadi ion positip dan
elektron sekunder terjadi secara beranting terkumpul di anoda sejumlah N
jauh lebih besar dari pada jumlah elektron primer sebagai berikut:
𝑁 = 𝑀𝑛 (1)

2
dimana M faktor multifikasi yang besarnya M >> 1. Peristiwa ionisasi dalam
tabung disebut Avalanche. Pulsa yang timbul di anoda tiap kali ada partikel
pengion masuknya beberapa volt, sehingga dapat dideteksi secara langsung,
tanpa memperbesar secara elektronik. Pencacahan pulsa ini dilakukan oleh
pencacahan yang disebut counter.
Pulsa pulsa ini tingginya tetap waktu terdeteksi, karena karakteristik dari
counter dan kondisi-kondisi alat ketika sedang bekerja. Bila geger muller
terkena radiasi nuklir yang intensitasnya tetap, maka terjadi ketergantungan
laju pencacah (banyaknya pulsa persatuan waktu) terhadap tegangan yang
merupakan karakteristik dari geiger muller. Tegangan dimana geiger muller
mulai mencacah disebut tegangan mulai (start), kemudian pencacahannya
naik dengan cepat bila tegangan diperbesar sampai tegangan ambang.
Jika terbentuknya pulsa sebagai masuknya zarah-zarah pengion, sewaktu
ion positip bergerak menuju katoda, kuat medan listrik disekitar kawat anoda
naik dari harga rendah (karena adanya selubung ion). Sedikit demi sedikit
sampai mencapai harga minimum yang diperlukan untuk bisa menimbulkan
avelanche yang baru. Sampai ini dicapai detektor dalam keadaan tak peka.
Sesudah medanya kembali lagi keharga starting operation, detektor menjadi
peka lagi dan siap untuk menerima pulsa-pulsa. Waktu selama mana detektor
sama sekali tak peka disebut waktu mati 𝑟 (dead time). Waktu selama mana
detektor memberikan pulsa-pulsa dengan ukuran yang kurang dari harga
penuhnya disebut recovery time (waktu pulih kembali).
Deteksi dari radiasi dengan intensitas yang tinggi memerlukan koreksi
dengan adanya dead time counter 𝑟 , maka bila counting rate yang diberikan
oleh counter = N, maka selama waktu 𝑁𝑟 Counter tersebut mengalami
keadaan mati. Andaikan counting rate yang sebenarnya = n, maka kehilangan
count selama selang waktu 𝑁𝑟 tersebut adalah 𝑁 × 𝑟 × 𝑛. Jadi 𝑁 = 𝑛 −
𝑁𝑟 = 𝑛(1 − 𝑁𝑟),
𝑁
atau 𝑛= (2)
1−𝑁𝑐

Untuk N yang tinggi, maka koreksi adanya dead time (sebesar faktor
1/(1 − 𝑁𝑟)) penting untuk diperhitungkan. Koreksi ini hanya bisa
dilaksanakan bila dari counter diketahui.

3
Dead time  dapat ditentukan paling mudah dengan metode dua sumber.
Di dalam metode ini bila masing-masing sumber memberikan counting rate
teramati sebesar N1 dan N2 dan bila dua sumber radiasi tersebut memberikan
N12 maka n1 dan n2 masing-masing adalah counting rate yang sebenarnya
dari kedua sumber tersebut, sehingga peramaan untuk masing-masing n1 dan
n2 serta serta n1 + n2 adalah sebagai berikut:
𝑁1 𝑁2 𝑁12
𝑛 = ;𝑛 = dan 𝑛 + 𝑛 = dengan pendekatan diperoleh
1 1−𝑁1𝑐 2 1−𝑁2𝑐 1 2 1−𝑁12𝑐

hasil:
𝑁1+𝑁 2−𝑁 12
𝑟 = |𝑁 2−𝑁 2−𝑁 2 | (3)
12 1 2

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengukuran cacah radiasi
nuklir ini adalah sebagai berikut:
1. Alat
a. Set alat Geiger Muller Counter beserta counter

Fungsi: untuk mengukur jumlah cacah radiasi dari bahan-bahan


radioaktif yang diukur.
b. Kabel Penghubung

4
Fungsi: untuk menghubungkan detektor radiasi dengan counter.
c. Stopwatch

Fungsi: untuk mengukur waktu


2. Bahan
a. Amersium

Fungsi: sebagai bahan radioaktif.


b. Barium

5
Fungsi: sebagai bahan radioaktif.
c. Kaos lampu

Fungsi: sebagai bahan radioaktif.


d. Alumunium Foil

Fungsi: sebagai bahan pelindung.


D. GAMBAR SET ALAT PERCOBAAN

6
Gambar 2. Set alat percobaan

Gambar 3. Ilustrasi alat percobaan

E. PROSEDUR
Percobaan I (Menentukan counting rate (cacah radiasi) dari bahan
radioaktif)
1. Menyiapkan alat yang digunakan dalam percobaan dan di-set seperti
dalam Gambar 3.
2. Menyalakan Geiger Counter dan detektor.
3. Meletakkan bahan radioaktif (amersium) tanpa pelindung di dekat
detektor.
4. Mengoperasikan alat pencacah radiasi bersamaan dengan pencatat waktu.
5. Mencatat cacah radiasi selama selang waktu satu menit.
6. Melakukan prosedur 1 s.d. 4. dengan mengganti bahan radioaktif dengan
barium dan kaos lampu.

7
Percobaan II (Menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung)
1. Merangkai peralatan seperti pada Gambar 4.
2. Meletakkan sumber radioaktif amersium, kemudian melakukan
pengukuran cacah radiasi dalam waktu satu menit.
3. Membungkus bahan radioaktif dengan alumunium foil atau timah hitam.
4. Mencatat cacah radiasi selama selang waktu satu menit.

F. LEMBAR DATA
Nst Geiger-Muller counter : 2 Volt
Nst stopwatch : 2 µA
Percobaan I (Menentukan counting rate dari bahan radioaktif)
Variabel kontrol : Waktu
Variabel bebas : Jenis bahan radioaktif
Variabel terikat : cacah radia/menit (N)
Tabel 1. Data Pengamatan Percobaan I
Cacah Radia/Menit (N)
No.
Amersium Barium Kaos Lampu
1 73 20 16
2 99 14 20
3 90 19 14
4 78 21 13
5 69 20 21
6 76 23 15
7 83 14 16
8 85 19 9
9 81 17 16
10 87 18 17

Percobaan II (Menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung)


Sumber radioaktif: Amersium
Bahan pelindung : Alumunium foil
Variabel kontrol : Waktu, jarak detektor

8
Variabel bebas : Banyak lapisan bahan pelindung (alumunium foil)
Variabel terikat : Cacah radiasi/menit (N)
Tabel 2. Data Pengamatan Percobaan II
Bahan Pelindung Cacah
No. Sumber Radioaktif
(Lapisan) Radiasi/Menit
1 Amersium 1 83
2 Amersium 2 78
3 Amersium 3 68
4 Amersium 4 64

G. ANALISIS DATA
Metode Analisis
Percobaan I : Menentukan Cacah Radiasi dari Bahan Radioaktif
a. Cacah Radiasi Rata-Rata pada Tiap Bahan radioaktif
Berdasarkan data pengamatan yang telah didapatkan dalam pengukuran
berulang cacah radiasi, maka untuk menghitung nilai rata-rata cacah
radiasi masing-masing sumber radioaktif adalah sebagai berikut:
∑i𝑛 𝑁i
̅ =
𝑁
𝑛
Menentukan standar deviasi rata-rata dari masing-masing sumber
radioaktif adalah sebagai berikut
∑𝑛(𝑁 ̅)2
−𝑁
i i
𝑆𝑁̅= √
𝑛(𝑛 − 1)

Menghitung ketidakpastian relatif dari cacah radiasi:


𝑆𝑁̅
𝑅𝑁̅= | ̅ × 100%|
𝑁

Jadi, nilai cacah radiasi dari amersium adalah 𝑁1 = (1,37 ± 0,0462)


Bq dengan ralat relatif sebesar 3,4% (2 AP).

b. Dead Time (Waktu Mati)


Dalam praktikum ini, menentukan nilai dead time menggunakan
persamaan sebagai berikut:

9
̅1 + 𝑁
̅2 + 𝑁 ̅3 − 𝑁 ̅123
𝑟 = | ̅ 2𝑁
𝑁 −𝑁 ̅ −𝑁
2 ̅ −𝑁
2 ̅2|
123 1 2 3

Menentukan rata-rata jumlah cacah radiasi:


̅1 + 𝑁
𝑁 ̅2 + 𝑁 ̅3
̅𝑁
123 =
𝑛
Menentukan ketidakpastian pengukuran rata-rata jumlah cacah radiasi:
∆𝑁̅1 + ∆𝑁 ̅2 + ∆𝑁̅3
̅123 =
∆𝑁
𝑛
Menentukan ralat rambat dari dead time menggunakan persamaan
berikut:

∂𝑟 2 2 2 2
∆𝑟 = √| ∂𝑁 ̅1 | + | ∂𝑟
̅ ∆𝑁 ̅ ̅
∆𝑁 2 | + | ∂𝑟 ∆𝑁
̅ ̅ 3 +|
| ∂𝑟 ∆𝑁
̅ ̅123 |
1 ∂𝑁2 ∂𝑁3 ∂𝑁123

Menentukan ketidakpastian relatif dari dead time:


∆𝑐
𝑅𝑐 = | × 100%|
𝑟
c. Cacah Radiasi yang Sebenarnya
Dalam menganalisis nilai cacah radiasi yang sebenarnya menggunakan
persamaan sebagai berikut:
̅1
𝑁
𝑛1 =
1−𝑁 ̅ 1𝑟
Ralat rambat dari cacah radiasi yang sebenarnya

∂𝑛1 2
∂𝑛1 2

𝑆𝑛1 = | ̅ 𝑁̅1 + | ∂𝑟 𝑆𝑐 |
√ 𝑆 |
∂𝑁
1
2
1
2 ̅2
−𝑁
𝑆 = √| 𝑆̅ | + | 1
𝑆|
𝑛1 ̅1 𝑟)2 𝑁1 ̅1 𝑟)2
(1 − 𝑁 (1 − 𝑁 𝑐

Ketidakpastian relatif
𝑆𝑛1
𝑅𝑛1 = | | × 100%
𝑛1

Percobaan II (Menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung)


Berdasarkan hasil percobaan kedua yaitu penyerapan radioaktif dari bahan
pelindung, analisis yang digunakan adalah analisis grafik dengan

10
menggunakan metode kuadrat terkecil karena bentuk grafik yang dihasilkan
mendekati linier. Berikut adalah persamaan yang digunakan:
- Nilai 𝑎̅
(∑x2∑y) − (∑x ∑xy)
𝑎=
𝑛(∑x2) − (∑x)2
- Nilai 𝑏̅
𝑛(∑xy) − ∑x ∑y
𝑏=
𝑛(∑x2) − (∑x)2
- Fungsi grafik
𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎
- Nilai 𝑆𝑦

1 Z𝑥2(Z𝑦)2 − 2Z𝑥Z𝑦Z𝑥𝑦 + 𝑛(Z𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √ (Z𝑦2 − )
𝑛−2 𝑛(Z𝑥2) − (Z𝑥 )2

- Nilai 𝑆𝑎

Z𝑥2
𝑆 𝑎 = 𝑆 𝑦√
𝑛(Z𝑥2) − (Z𝑥)2

- Nilai 𝑆𝑏

𝑛
𝑆 𝑏 = 𝑆 𝑦√
𝑛(Z𝑥2) − (Z𝑥)2

- Ralat relatif 𝑎
𝑆𝑎
𝑅𝑎 = | | × 100%
𝑎
- Ralat relatif 𝑏
𝑆𝑏
𝑅𝑏 = | | × 100%
𝑏

Sajian Hasil
Percobaan I (Menentukan counting rate dari bahan radioaktif)
1. Cacah radiasi rata-rata pada tiap bahan radioaktif
a) Amersium
No N ̅
𝑁i − 𝑁 ̅ )2
(𝑁i − 𝑁
1 73 -9,1 82,81

11
2 99 16,9 285,61
3 90 7,9 62,41
4 78 -4,1 16,81
5 69 -13,1 171,61
6 76 -6,1 37,21
7 83 0,9 0,81
8 85 2,9 8,41
9 81 -1,1 1,21
10 87 4,9 24,01
∑ 821 5,68434 × 10−14 690,9

- Rata-rata cacah radiasi per menit


∑i𝑛 𝑁i
̅ =
𝑁
𝑛
𝑁̅ = 82,1 radiasi/menit
- Rata-rata cacah radiasi per detik
82,1
̅=
𝑁
60
̅𝑁= 1,37 Bq
- Standar deviasi rata-rata (simpangan baku)
∑𝑛(𝑁 ̅)2
−𝑁
i i
𝑆𝑁̅= √
𝑛(𝑛 − 1)

𝑆𝑁̅= 0,046178 = 0,0462 Bq


- Ketidakpastian relatif
𝑆𝑁̅
𝑅𝑁̅= | ̅ × 100%|
𝑁
𝑅𝑁̅= 3,4% (2 AP)

Jadi, nilai cacah radiasi dari amersium adalah 𝑁1 = (1,37 ± 0,0462)


Bq dengan ralat relatif sebesar 3,4% (2 AP).

b) Barium

12
No N ̅
𝑁i − 𝑁 ̅ )2
(𝑁i − 𝑁

1 20 1,5 2,25
2 14 -4,5 20,25
3 19 0,5 0,25
4 21 2,5 6,25
5 20 1,5 2,25
6 23 4,5 20,25
7 14 -4,5 20,25
8 19 0,5 0,25
9 17 -1,5 2,25
10 18 -0,5 0,25
∑ 185 0 74,5

- Rata-rata cacah radiasi per menit


𝑛
̅= ∑ i 𝑁i
𝑁
𝑛
̅ = 18,5 radiasi/menit
𝑁
- Rata-rata cacah radiasi per detik
18,5
̅=
𝑁
60
̅ = 0,308 Bq
𝑁
- Standar deviasi rata-rata (simpangan baku)
̅)2
∑𝑛(𝑁i − 𝑁
i
𝑆𝑁̅= √
𝑛(𝑛 − 1)
𝑆𝑁̅= 0,015164 = 0,0152 Bq
- Ketidakpastian relatif
𝑆𝑁̅
𝑅𝑁̅= | ̅ × 100%|
𝑁
𝑅𝑁̅= 4,9% (2 AP)

13
Jadi, nilai cacah radiasi dari barium adalah 𝑁2 = (0,308 ± 0,0152)
Bq dengan ralat relatif sebesar 4,9% (2 AP).

c) Kaos Lampu
No N ̅
𝑁i − 𝑁 ̅ )2
(𝑁i − 𝑁
1 16 0,3 0,09
2 20 4,3 18,49
3 14 -1,7 289
4 13 -2,7 7,29
5 21 5,3 28,09
6 15 -0,7 0,49
7 16 0,3 0,09
8 9 -6,7 44,89
9 16 0,3 0,09
10 17 1,3 1,69
∑ 157 7,10543 × 10−15 104,1

- Rata-rata cacah radiasi per menit


𝑛
̅ = ∑i 𝑁i
𝑁
𝑛
𝑁̅ = 15,7 radiasi/menit
- Rata-rata cacah radiasi per detik
̅ = 0,261667 Bq = 0,262 Bq
𝑁
- Standar deviasi rata-rata (simpangan baku)
̅)2
∑𝑛(𝑁 − 𝑁
ii
𝑆𝑁̅= √
𝑛(𝑛 − 1)

𝑆𝑁̅= 0,0179 Bq
- Ketidakpastian relatif
𝑆𝑁̅
𝑅𝑁̅= | ̅ × 100%|
𝑁
𝑅𝑁̅= 6,8% (2 AP)

14
Jadi, nilai cacah radiasi dari barium adalah 𝑁3 = (0,262 ± 0,0179)
Bq dengan ralat relatif sebesar 6,8% (2 AP).

2. Dead Time (Waktu Mati)


- ̅123
Menghitung rata-rata jumlah cacah radiasi 𝑁
̅1 + 𝑁
𝑁 ̅2 + 𝑁
̅3
̅123 =
𝑁
𝑛
̅123 = 38,8 radiasi/menit
𝑁
̅123 = 0,647 Bq
𝑁
- Menghitung nilai dead time (𝑟)
̅1 + 𝑁
̅2 + 𝑁 ̅3 − 𝑁 ̅123
𝑟 = | 2𝑁 |
𝑁̅ −𝑁 ̅ −𝑁
2 ̅ −𝑁
2 ̅2
123 1 2 3
77,5
𝑟=| |
−5823,71
𝑟 = 0,01330767 menit
𝑟 = 0,798 s
- Menghitung ∆𝑁 ̅123
∆𝑁̅1 + ∆𝑁 ̅2 + ∆𝑁
̅3
∆𝑁̅123 =
𝑛
̅123 = 1,58 radiasi/menit
∆𝑁
̅123 = 0,0263 Bq
∆𝑁
- Ralat rambat dead time
2 2 2 2
∆𝑟 = √| ∂𝑟 ̅1 | + | ∂𝑟
̅ ∆𝑁 ̅2 | + | ∂𝑟
̅ ∆𝑁 ̅3 | + | ∂𝑟
̅ ∆𝑁 ̅ ̅123 |
∆𝑁
∂𝑁1 ∂𝑁2 ∂𝑁3 ∂𝑁123

∆𝑟 = 0,000632812 menit
∆𝑟 = 0,038 s
- Ralat relatif dari dead time
∆𝑐
𝑅𝑐 = | × 100%|
𝑟
𝑅𝑐 = 4,8% (2 AP)

Jadi, nilai dead time (waktu mati) adalah 𝑟 = (0,798 ± 0,0379) s dengan
ralat relatif sebesar 4,8% (2 AP).

15
3. Cacah Radiasi yang Sebenarnya
1) Amersium
- Nilai cacah radiasi yang sebenarnya
̅1
𝑁
𝑛1 =
1−𝑁 ̅𝑟
1

𝑛1 = −14,6901 Bq
- Ralat rambat dari cacah radiasi yang sebenarnya

∂𝑛1 2
∂𝑛 2
𝑆𝑛1 = √| ̅ 𝑆𝑁̅1 | + | 1 𝑆𝑐 |
∂𝑁1 ∂𝑟

2
1 2 ̅2
−𝑁
𝑆 = √| 𝑆̅ | + | 1
𝑆|
𝑛1 ̅1 𝑟)2 𝑁1 ̅1 𝑟)2
(1 − 𝑁 (1 − 𝑁 𝑐

𝑆𝑛1 = 9,752394 Bq
- Ketidakpastian relatif
𝑆𝑛1 | × 100%
𝑅
𝑛1 =|
𝑛1
𝑅𝑛1 = 66,387%
Jadi, nilai cacah radiasi yang sebenarnya dari amersium adalah
𝑛1 = (−14,6901 ± 9,752394) Bq dengan ketidakpastian relatif
sebesar 66,4% (1 AP).

2) Barium
- Nilai cacah radiasi yang sebenarnya
𝑁̅2
𝑛2 =
1−𝑁 ̅𝑟
2

𝑛2 = 0,408371 Bq
- Ralat rambat dari cacah radiasi yang sebenarnya

∂𝑛2 2
∂𝑛 2
𝑆𝑛2 = √| ̅ 𝑆𝑁̅2 | + | 2 𝑆 𝑐|
∂𝑁2 ∂𝑟

2
1 2 ̅2
−𝑁
𝑆 = √| 𝑆̅ | + | 2
𝑆|
𝑛2 ̅1 𝑟)2 𝑁2 ̅2 𝑟)2
(1 − 𝑁 (1 − 𝑁 𝑐

16
𝑆𝑛2 = 0,027458 Bq
- Ketidakpastian relatif
𝑆𝑛2 | × 100%
𝑅
𝑛2 = |
𝑛2
𝑅𝑛2 = 6,7239%
Jadi, nilai cacah radiasi yang sebenarnya dari barium adalah 𝑛2 =
(0,408371 ± 0,027458 ) Bq dengan ketidakpastian relatif sebesar
6,7% (2 AP).

3) Kaos Lampu
- Nilai cacah radiasi yang sebenarnya
𝑁̅3
𝑛3 =
1−𝑁 ̅ 𝑟3
𝑛3 = 0,331258 Bq
- Ralat rambat dari cacah radiasi yang sebenarnya

𝑆𝑛3 = √| ∂𝑛̅ 3𝑆𝑁̅3 | + | ∂𝑛𝑆3𝑐 |


2 2
∂𝑁3 ∂𝑟

𝑆𝑛3 = 0,028915 Bq
- Ketidakpastian relatif
𝑆𝑛3 | × 100%
𝑅
𝑛3 =|
𝑛3
𝑅𝑛3 = 2,8915%
Jadi, nilai cacah radiasi yang sebenarnya dari kaos lampu adalah
𝑛3 = (0,331258 ± 0,028915 ) Bq dengan ketidakpastian relatif
sebesar 2,9% (2 AP).

Percobaan II (Menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung)

𝗑 𝑦
No. (banyak (Cacah 𝗑2 𝑦2 𝗑𝑦
Lapisan) Radiasi/Detik)
1 1 1,383333 1 1,913611 1,383333
2 2 1,3 4 1,69 2,6

17
3 3 1,133333 9 1,284444 3,4
4 4 1,066667 16 1,137778 4,266667
Σ 10 4,883333 30 6,025833 11,65
∑2 100 23,84694 900 36,31067 135,7225

Analisis data menggunakan metode kuadrat terkecil, mendapatkan hasil


sebagai berikut:
- Nilai 𝑎̅
(∑x2∑y) − (∑x ∑xy)
𝑎=
𝑛(∑x2) − (∑x)2
𝑎 = 1,5
- Nilai 𝑏̅
𝑛(∑xy) − ∑x ∑y
𝑏=
𝑛(∑x2) − (∑x)2
𝑏 = −0,11167

- Fungsi grafik
𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎
𝑦 = −0,11167𝑥 + 1,5

- Nilai 𝑆𝑦

1 Z𝑥2(Z𝑦)2 − 2Z𝑥Z𝑦Z𝑥𝑦 + 𝑛(Z𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √ (Z𝑦2 − )
𝑛−2 𝑛(Z𝑥2) − (Z𝑥 )2

𝑆𝑦 = 0,02958

- Nilai 𝑆𝑎

Z𝑥2
𝑆 𝑎 = 𝑆 𝑦√
𝑛(Z𝑥2) − (Z𝑥)2

𝑆𝑎 = 0,036228

- Nilai 𝑆𝑏

18
𝑛
𝑆 𝑏 = 𝑆 𝑦√
𝑛(Z𝑥 2) − (Z𝑥) 2

𝑆𝑏 = 0,01329

- Ralat relatif 𝑎
𝑆𝑎
𝑅𝑎 = | | × 100%
𝑎
𝑅𝑎 = 2,42% (3 AP)

- Ralat relatif 𝑏
𝑆𝑏
𝑅𝑏 = | | × 100%
𝑏
𝑅𝑏 = 11,84% (2 AP)

Sehingga didapatkan bentuk grafik hubungan antara banyaknya lapisan


dan cacah radiasi per detik sebagai berikut:

Grafik Hubungan antara Banyak Lapisan


dan Cacah Radiasi per Detik

1,42
Cacah radiasi per detik (N)

1,35

1,28

1,21

1,14

1,07
y = -0,1117x + 1,5
1
0 1 2 3 4 5
Banyak Lapisan

Grafik 1. Hubungan antara Banyak Lapisan dan Cacah Radiasi per Detik

19
Jadi, diperoleh nilai 𝑎 = (1,5 ± 0,036228) dengan ralat relatif
sebesar 2,42% (3 AP) dan nilai gradien garis adalah 𝑏 = (−0,11167 ±
0,01329) dengan ralat relatif sebesar 11,84% (2 AP).

H. PEMBAHASAN DAN TUGAS


a. Pembahasan

Pada percobaan pengukuran cacah radiasi nuklir ini terdapat dua


percobaan yang dilakukan dengan menggunakan detektor Geiger Muller.
Percobaan pertama, yaitu menentukan atau menghitung cacah radiasi
dari sejumlah bahan radioaktif yang terdiri dari amersium, barium, dan
kaos lampu. Pengukuran cacah radiasi ketiga bahan radioaktif tersebut
diukur setiap selang waktu satu menit dan berulang sebanyak sepuluh
kali untuk setiap bahan radioaktif. Percobaan kedua, yaitu menentukan
penyerapan radioaktif dari bahan pelindung. Pada percobaan kedua
digunakan alumunium foil untuk melapisi bahan radioaktif yang
kemudian diukur cacah radiasinya setiap selang waktu satu menit.
Alumunium foil berfungsi sebagai bahan pelindung dan jumlah lapisan
yang digunakan nantinya akan divariasikan. Sementara itu, bahan
radioaktif yang dipakai dalam percobaan kedua ini adalah amersium.
Pada percobaan pertama, yaitu menentukan atau menghitung cacah
radiasi dari sejumlah bahan radioaktif yang terdiri dari amersium,
barium, dan kaos lampu diperoleh hasil nilai cacah radiasi dari amersium
adalah 𝑁1 = (1,37 ± 0,0462) Bq dengan ketidakpastian relatif sebesar
3,4% (2 AP). Kemudian juga didapatkan nilai cacah radiasi dari barium
adalah 𝑁2 = (0,308 ± 0,0152) Bq dengan ketidakpastian relatif sebesar
4,9% (2 AP). Selain itu juga didapatkan nilai cacah radiasi dari kaos
lampu adalah 𝑁3 = (0,262 ± 0,0179) Bq dengan ketidakpastian relatif
sebesar 6,8% (2AP). Dari ketiga data tersebut, dapat diketahui bahwa
nilai cacah radiasi yang paling besar adalah pada bahan radioaktif
amersium. Sementara itu, nilai cacah radiasi yang paling kecil dihasilkan
oleh bahan radioaktif kaos lampu.

20
Berdasarkan hasil analisis data dari ketiga bahan radioaktif tersebut
memperoleh nilai yang berbeda-beda setiap bahannya. Hal tersebut
menunjukkan bahwa detektor Geiger-Muller memiliki kepekaan yang
berbeda terhadap berbagai jenis bahan radioaktif Secara teoritis, hal
tersebut telah sesuai dimana telah dinyatakan bahwa kepekaan yang
dimiliki oleh detektor terhadap bahan yang peka terhadap radiasi
beragam dan tergantung dari jenis bahan radioaktif.
Deteksi dari radiasi yang memiliki intesitas tinggi memerlukan
koreksi dead time. Pada percobaan ini telah memperoleh nilai dead time
sebesar 𝑟 = (0,798 ± 0,0379) s dengan ketidakpastian relatif sebesar
4,8% (2 AP). Dengan adanya koreksi tersebut, maka besar cacah radiasi
sebenarnya dari ketiga bahan radioaktif masing-masing dapat
ditentukan. Untuk nilai cacah radiasi amersium sebenarnya adalah
𝑛1 = (−14,6901 ± 9,752394) Bq dengan ketidakpastian relatif sebesar
66,4% (1 AP). Selanjutnya, nilai cacah radiasi barium yang sebenarnya
adalah 𝑛2 = (0,408371 ± 0,027458 ) Bq dengan ketidakpastian relatif
sebesar 6,7% (2 AP). Dan nilai cacah radiasi kaos lampu yang
sebenarnya adalah 𝑛3 = (0,331258 ± 0,028915 ) Bq dengan
ketidakpastian relatif sebesar 2,9% (2 AP).
Pada percobaan kedua, yaitu menentukan penyerapan radioaktif dari
bahan pelindung telah dilaksankan dengan melapisi bahan radioaktif
menggunakan alumunium foil. Jumlah pelapisan atau ketebalan untuk
bahan pelindung divariasi mulai dari 1 lapisan hingga 4 lapisan secara
bertahap. Sehingga pada analisis yang diperoleh kali ini menggunakan
metode grafik. Diantaranya telah memperoleh nilai 𝑎 = (1,5 ±
0,036228) dengan ralat relatif sebesar 2,42% (3 AP) dan nilai gradien
garis adalah 𝑏 = (−0,11167 ± 0,01329) dengan ralat relatif sebesar
11,84% (2 AP).
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode grafik,
diperoleh grafik hubungan antara cacah radiasi per menit terhadap tebal
lapisan pelindung. Pada grafik tersebut dapat terlihat bahwa semakin
banyak lapisan pelindung, maka cacah radiasi yang terhitung di counter

21
semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa ketebalan pelindung
berbanding terbalik dengan cacah radiasi. Apabila bahan radioaktif
diberikan lapisan pelindung, maka pelindung tersebut akan menyerap
radiasi dan radiasi yang terpancar akan semakin sedikit. Peristiwa
tersebut secara teoritis sudah sesuai yakni dimana radiasi nuklir
memiliki kemampuan daya tembus. Daya tembus tersebut juga
dipengaruhi oleh material yang dilaluinya. Sehingga semakin tebal
lapisan dari bahan radioaktif, maka energi yang dapat menembut materi
tersebut akan semakin kecil.
Pada percobaan pengukuran cacah radiasi nuklir ini masih terdapat
sejumlah nilai ketidakpastian relatif disetiap bahan radioaktif. Presentase
kesalahan relatifnya pun juga bermacam-macam. Di sisi lain, terdapat
pula data cacah radiasi yang bernilai negatif yaitu pada nilai cacah
radiasi yang sebenarnya untuk bahan amersium. Sementara itu, nilai
ralat terbesar juga diperoleh pada bagian data cacah radiasi yang
sebenarnya untuk bahan amersium. Hal tersebut dapat terjadi karena
beberapa keselahan pada saat proses pengambilan data, seperti jarak atau
posisi bahan radioaktif terhadap detektor yang kurang tepat serta
teradapat benda-benda sekitar dimana detektor juga mampu
memancarkan radiasi sehingga dapat mempengaruhi hasil data
pengamatan. Untuk menghindari kesalahan tersebut, sebaiknya pada saat
melakukan percobaan pengukuran cacah radiasi nuklir dilakukan pada
tempat yang tertutup dan jauh (terhindar) dari semua benda yang dapat
memancarkan radiasi.
b. Tugas
Percobaan I
1. Hitunglah rata-rata cacah radiasi 𝑁1, 𝑁2, dan 𝑁12 lalu nyatakan
dalam satuan radioaktivitas.
Jawab:
̅1 + 𝑁
𝑁 ̅2
̅12 =
𝑁
𝑛
1,37 + 0,308
𝑁̅12 =
2

22
1,678
̅12 =
𝑁
2
̅12 = 0,839
𝑁
2. Hitunglah dead time 𝑟 (waktu mati) beserta ralatnya
Jawab:
̅123
Menghitung rata-rata jumlah cacah radiasi 𝑁
̅1 + 𝑁
𝑁 ̅2 + 𝑁
̅3
̅123 =
𝑁
𝑛
82,1 + 18,5 + 15,7
𝑁̅123 =
3
̅123 = 38,76666667 radiasi/menit
𝑁
̅123 = 38,8 radiasi/menit
𝑁
̅123 = 0,647 Bq
𝑁
Menghitung nilai dead time (𝑟)
̅1 + 𝑁
̅2 + 𝑁 ̅3 − 𝑁 ̅123
𝑟=|𝑁 |
̅
𝑁 2
−𝑁 ̅ −𝑁
2 ̅ −𝑁
2 ̅2
123 1 2 3
82,1 + 18,5 + 15,7 − 38,8
𝑟=| |
(38,8)2 − (82,1)2 − (18,5)2 − (15,7)2
77,5
𝑟=| |
−5823,71
𝑟 = 0,01330767 menit
𝑟 = 0,79846009 s = 0,798 s
Menghitung ∆𝑁 ̅123
∆𝑁̅1 + ∆𝑁 ̅2 + ∆𝑁
̅3
∆𝑁̅123 =
𝑛
2,77 + 0,909 + 1,06
∆𝑁 ̅123 =
3
̅123 = 1,5796666667 radiasi/menit
∆𝑁
̅123 = 0,0263277778 Bq = 0,0263 Bq
∆𝑁
Menghitung 6𝑐
̅1
6𝑁

∂𝑟 ̅2 − 𝑁
𝑁 ̅2 − 𝑁
̅2 + 𝑁 ̅2 + 2𝑁 ̅1 𝑁
̅2 + 2𝑁 ̅1 𝑁
̅3 − 2𝑁
̅1 𝑁
̅123
1 2 3 123
∂𝑁̅1 = ̅
(𝑁 2 ̅ −𝑁
−𝑁2 ̅ −𝑁
2 ̅ )2
2
123 1 2 3
∂𝑟 (82,1)2 − (18,5)2 − (15,7)2 + (38,8)2 + 2(82,1)(18,5) + 2(82,1)(15,7) − 2(82,1)(38,8)
=
∂𝑁̅ ((38,8)2 − (82,1)2 − (18,5)2 − (15,7)2)2
1

23
∂𝑟 6901,79
=
∂𝑁̅1 33915598,16
∂𝑟
∂𝑁̅1 = 0,000203499
Menghitung 6𝑐
6𝑁 ̅2

∂𝑟 ̅̅2 − 𝑁
−𝑁 +2𝑁2 ̅2 + 𝑁 ̅2 + 2𝑁̅1 𝑁
̅2 + 2𝑁 ̅1 𝑁
̅3 − 2𝑁
̅1 𝑁
̅123
1 3 123
∂𝑁̅2 = ̅
(𝑁 2
−𝑁̅ −𝑁
2 ̅ −𝑁
2 ̅ )
2 2
123 1 2 3
∂𝑟 −(82,1)2 + (18,5)2 − (15,7)2 + (38,8)2 + 2(82,1)(18,5) + 2(82,1)(15,7) − 2(82,1)(38,8)
=
̅2
∂𝑁 ((38,8)2 − (82,1)2 − (18,5)2 − (15,7)2)2

∂𝑟 −5894,53
=
∂𝑁̅2 33915598,16
∂𝑟
∂𝑁̅2 = −0,0001738
Menghitung 6𝑐
6𝑁 ̅ 3

∂𝑟 ̅̅2 + 𝑁
−𝑁 −2𝑁2 ̅2 + 𝑁 ̅2 + 2𝑁 ̅1 𝑁
̅2 + 2𝑁 ̅1 𝑁
̅3 − 2𝑁
̅1 𝑁
̅123
1 3 123
∂𝑁̅3 = ̅ 2 ̅ 2
(𝑁 − 𝑁 − 𝑁 − 𝑁) ̅ 2 ̅ 2 2
123 1 2 3
∂𝑟 −(82,1)2 − (18,5)2 + (15,7)2 + (38,8)2 + 2(82,1)(18,5) + 2(82,1)(15,7) − 2(82,1)(38,8)
=
̅3
∂𝑁 ((38,8)2 − (82,1)2 − (18,5)2 − (15,7)2)2

∂𝑟 −6086,05
=
∂𝑁̅3 33915598,16
∂𝑟
∂𝑁̅3 = −0,00017945
Menghitung 6𝑐
̅123
6𝑁

∂𝑟 ̅2 + 𝑁
𝑁 ̅2 + 𝑁
̅2 + 𝑁 ̅2 − 2𝑁 ̅1 𝑁
̅2 − 2𝑁 ̅1 𝑁
̅3 − 2𝑁
̅1 𝑁
̅123
1 2 3 123
∂𝑁̅123 = ̅ 2 ̅ 2
(𝑁 − 𝑁 − 𝑁 − 𝑁) ̅ 2 ̅ 2 2
123 1 2 3
∂𝑟 (82,1)2 + (18,5)2 + (15,7)2 + (38,8)2 − 2(82,1)(18,5) − 2(82,1)(15,7) − 2(82,1)(38,8)
=
̅123
∂𝑁 ((38,8)2 − (82,1)2 − (18,5)2 − (15,7)2)2
∂𝑟 −3152,01
∂𝑁̅ = 33915598,16
123

∂𝑟
= −9,2937 × 10−5
∂𝑁̅ 123
Ralat rambat dead time
2 2 2 2
∆𝑟 = √| ∂𝑟 ̅1 | + | ∂𝑟
̅ ∆𝑁 ̅2 | + | ∂𝑟
̅ ∆𝑁 ̅3 | + | ∂𝑟
̅ ∆𝑁 ̅ ̅123 |
∆𝑁
∂𝑁1 ∂𝑁2 ∂𝑁3 ∂𝑁123

24
|(0,000203499)(2,77)|2 + |(−0,0001738)(0,909)|2
∆𝑟 = √
+|(−0,00017945)(1,06)|2 + |(−9,2937 × 10−5)(1,58)|2

∆𝑟 = √4,00451 × 10−7
∆𝑟 = 0,000632812 menit
∆𝑟 = 0,03796873 s = 0,0379 s
Ralat relatif dari dead time
∆𝑐
𝑅𝑐 = | × 100%|
𝑟
0,0379
𝑅𝑐 = | × 100%|
0,798
𝑅𝑐 = 4,7493734% = 4,8% (2 AP)
Jadi, nilai dead time (waktu mati) adalah 𝑟 = (0,798 ± 0,0379) s
dengan ralat relatif sebesar 4,8% (2 AP).

3. Hitunglah cacah radiasi yang sebenarnya (n) dari kedua bahan


radioaktif, yaitu Barium dan Amersium lalu nyatakan dalam satuan
radioaktivitas.
Jawab:
Amersium
Nilai cacah radiasi yang sebenarnya
𝑁̅1
𝑛1 =
1−𝑁 ̅𝑟
1
1,37
𝑛1 =
1 − (1,37)(0,798)
1,37
𝑛1 =
1 − 1,09326
1,37
𝑛1 =
−0,09326
𝑛1 = −14,6901 Bq
Ralat rambat dari cacah radiasi yang sebenarnya

∂𝑛1 2
∂𝑛 2
𝑆𝑛1 = √| ̅ 𝑆𝑁̅1 | + | 1 𝑆𝑐 |
∂𝑁1 ∂𝑟

25
2 2
1 ̅2
−𝑁
𝑆 = √| 𝑆̅ | + | 1
𝑆|
𝑛1 ̅1 𝑟)2 𝑁1 ̅1 𝑟)2
(1 − 𝑁 (1 − 𝑁 𝑐

2
1 2 −1,372
𝑆𝑛1 = √| (0,0462)| + | 𝑆𝑐 |
[1 − (1,37)(0,798)]2 [1 − (1,37)(0,798)] 2

2
𝑆𝑛1 = √| 1 (0,0462)| + | −1,8769 (0,0379)|2
2 2
[−0,09326] [−0,09326]

𝑆𝑛 1 = √|(114,9765)(0,0462)|2 + |(−215,799)(0,0379)|2

𝑆𝑛 1 = √(5,311915)2 + (8,1788)2

𝑆𝑛1 = √28,21645 + 66,89275


𝑆𝑛1 = √95,10919
𝑆𝑛1 = 9,752394 Bq
Ketidakpastian relatif
𝑆𝑛1 | × 100%
𝑅
𝑛1 =|
𝑛1
9,752394
𝑅 𝑛1 = | | × 100%
−14,6901
𝑅𝑛1 = 0,66387 × 100%
𝑅𝑛1 = 66,387%
Jadi, nilai cacah radiasi yang sebenarnya dari amersium adalah
𝑛1 = (−14,6901 ± 9,752394) Bq dengan ketidakpastian relatif
sebesar 66,4% (1 AP).
Barium
Nilai cacah radiasi yang sebenarnya
𝑁̅2
𝑛2 =
1−𝑁 ̅𝑟
2
0,308
𝑛2 =
1 − (0,308)(0,798)
0,308
𝑛2 =
1 − 0,245784
0,308
𝑛2 =
0,754216

26
𝑛2 = 0,408371 Bq
Ralat rambat dari cacah radiasi yang sebenarnya

∂𝑛2 2
∂𝑛 2
𝑆𝑛2 = √| ̅ 𝑆𝑁̅2 | + | 2 𝑆 𝑐|
∂𝑁2 ∂𝑟

2
1 2 ̅2
−𝑁
𝑆 = √| 𝑆̅ | + | 2
𝑆|
𝑛2 ̅1 𝑟)2 𝑁2 ̅2 𝑟)2
(1 − 𝑁 (1 − 𝑁 𝑐

1 2 −0,3082 2
𝑆𝑛2 = √| (0,0152)| + | 𝑆 |
[1 − (0,308)(0,798)]2 [1 − (0,308)(0,798)] 2 𝑐

1 2 −0,094864 2

𝑆𝑛2 = √| (0,0152)| + | (0,0379)|


[0,754216]2 [0,754216]2

𝑆𝑛 2 = √|(1,757958)(0,0152)|2 + |(−0,16677)(0,0379)|2

𝑆𝑛 2 = √(0,026721)2 + (−0,00632)2
𝑆𝑛2 = √0,000754
𝑆𝑛2 = 0,027458 Bq
Ketidakpastian relatif
𝑆𝑛2 | × 100%
𝑅
𝑛2 =|
𝑛2
0,027458
𝑅 𝑛2 = | | × 100%
0,408371
𝑅𝑛2 = 0,067239 × 100%
𝑅𝑛2 = 6,7239%
Jadi, nilai cacah radiasi yang sebenarnya dari barium adalah 𝑛2 =
(0,408371 ± 0,027458 ) Bq dengan ketidakpastian relatif sebesar
6,7% (2 AP).

Percobaan II
1. Buatlah grafik hubungan antara tebalnya pelindung dengan cacah
radiasi!
Jawab:

27
Grafik Hubungan antara Banyak Lapisan
dan Cacah Radiasi per Detik

1,42

Cacah radiasi per detik (N)


1,35

1,28

1,21

1,14

1,07
y = -0,1117x + 1,5
1
0 1 2 3 4 5
Banyak Lapisan

Grafik 1. Grafik hubungan antara banyak lapisan dan cacah radiasi


per detik Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa hubungan
antara jumlah pancaran radiasi dari bahan radioaktif berbanding
terbalik dengan jumlah lapisan bahan pelindung yang digunakan.
Semakin banyak lapisan pelindung yang digunakan, maka semakin
banyak radiasi yang diserap oleh lapisan pelindung (alumunium foil)
sehingga semakin kecil nilai cacah radiasi yang dapat terdeteksi oleh
detektor Geiger Muller.
2. Buat kesimpulan percobaan II!
Jawab:
Berdasarkan percobaan kedua yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa jumlah pancaran radiasi dari bahan radioaktif
berbanding terbalik dengan jumlah lapisan bahan pelindung yang
digunakan. Hal tersebut terlihat dari hasil analisis serta bentuk grafik
yang didapatkan seperti grafik 1. Nilai cacah radiasi per menit yang
terbaca di layar counter detektor Geiger Muller akan semakin kecil
jika lapisan dari bahan pelindung semakin banyak atau semakin tebal.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa alumunium foil yang berperan
sebagai bahan pelindung menyerap sebagian pancaran radiasi nuklir
dan penyerapan radiasi bahan radioaktif dari suatu pelindung
bergantung pada tebal lapisan alumunium yang digunakan. Semakin

28
tebal lapisan pelindung yang digunakan, semakin banyak radiasi yang
diserap oleh aluminium foil.
3. Buat laporan percobaan II dalam buku laporan!
Jawab:
Terlampir.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan pengukuran cacah radiasi nuklir yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa detektor Geiger-Muller digunakan untuk
menentukan besar radiasi bahan radioaktif dengan parameter besaran cacah
radiasi. Pada percobaan pertama, diperoleh hasil nilai cacah radiasi dari
amersium adalah 𝑁1 = (1,37 ± 0,0462) Bq dengan ketidakpastian relatif
sebesar 3,4% (2 AP). Kemudian juga didapatkan nilai cacah radiasi dari
barium adalah 𝑁2 = (0,308 ± 0,0152) Bq dengan ketidakpastian relatif
sebesar 4,9% (2 AP). Selain itu juga didapatkan nilai cacah radiasi dari kaos
lampu adalah 𝑁3 = (0,262 ± 0,0179) Bq dengan ketidakpastian relatif
sebesar 6,8% (2AP). Dari ketiga data tersebut menunjukkan bahwa detektor
Geiger-Muller memiliki kepekaan yang berbeda terhadap berbagai jenis
bahan radioaktif.

Pada percobaan kedua, kami menemukan bahwa jumlah bahan radioaktif


yang dipancarkan berbanding terbalik dengan jumlah bahan pelindung. Hal
ini sesuai dengan grafik 1 dimana semakin kecil lapisan bahan pelindung
semakin kecil jumlah radiasi per menit yang ditampilkan pada penghitung
detektor Geiger-Muller. Jadi, aluminium foil , yang berfungsi sebagai lapisan
pelindung untuk percobaan kedua , menyerap sebagian dari emisi nuklir.
Selain itu, semakin tebal lapisan pelindung yang digunakan, maka radiasi
nuklir yang diserap oleh aluminium foil semakin besar.
J. DAFTAR PUSTAKA

[1] Triple, Paul. 2001. Fisika untuk sains dan Tehnik. Jakarta: Erlangga.
[2] Krane, Kenneth. S, 1982. Fisika Modern, Terjemahan: Hans, J.
Wospakrik dan Sofia Nikhsolihin, Jakarta.

29
[3] Mukti, Kurnanto. 2011. Statistik Pencacahan Radiasi. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
[4] Debertin and R.G Helmer. 1988. Gamma and X-ray spectrometry with
Semiconductor Detectors. North-Holland: Amtersdam.
[5] Tim Praktikum Atom dan Molekul. (2023). Modul Praktikum Atom dan
Molekul Malang. Malang: Departemen Fisika FMIPA Universitas Negeri
Malang.

30
K. LAMPIRAN
Lampiran 1. Proses Analisis Data
Percobaan I (Menentukan counting rate dari bahan radioaktif)
1. Cacah radiasi rata-rata pada tiap bahan radioaktif
a) Amersium
No N ̅
𝑁i − 𝑁 ̅ )2
(𝑁i − 𝑁
1 73 -9,1 82,81
2 99 16,9 285,61
3 90 7,9 62,41
4 78 -4,1 16,81
5 69 -13,1 171,61
6 76 -6,1 37,21
7 83 0,9 0,81
8 85 2,9 8,41
9 81 -1,1 1,21
10 87 4,9 24,01
∑ 821 5,68434 × 10−14 690,9

- Rata-rata cacah radiasi per menit


𝑛
̅ = ∑i 𝑁i
𝑁
𝑛
821
𝑁̅=
10
𝑁̅ = 82,1 radiasi/menit
- Rata-rata cacah radiasi per detik
82,1
̅=
𝑁
60
̅ = 1,368333 Bq = 1,37 Bq
𝑁
- Standar deviasi rata-rata (simpangan baku)
̅)2
∑𝑛(𝑁 − 𝑁
ii
𝑆𝑁̅= √
𝑛(𝑛 − 1)

31
690,9
𝑆𝑁̅= √
10(10 − 1)

𝑆𝑁̅= √7,676667
𝑆𝑁̅= 2,770688 radiasi menit
𝑆𝑁̅= 0,046178 = 0,0462 Bq
- Ketidakpastian relatif
𝑆𝑁̅
𝑅𝑁̅= | ̅ × 100%|
𝑁
0,0462
𝑅𝑁̅= | × 100%|
1,37
𝑅𝑁̅= 3,3722% = 3,4% (2 AP)

Jadi, nilai cacah radiasi dari amersium adalah 𝑁1 = (1,37 ± 0,0462)


Bq dengan ralat relatif sebesar 3,4% (2 AP).

b) Barium
No N ̅
𝑁i − 𝑁 ̅ )2
(𝑁i − 𝑁

1 20 1,5 2,25
2 14 -4,5 20,25
3 19 0,5 0,25
4 21 2,5 6,25
5 20 1,5 2,25
6 23 4,5 20,25
7 14 -4,5 20,25
8 19 0,5 0,25
9 17 -1,5 2,25
10 18 -0,5 0,25
∑ 185 0 74,5
- Rata-rata cacah radiasi per menit
𝑛
̅ = ∑i 𝑁i
𝑁
𝑛

32
185
̅=
𝑁
10
̅ = 18,5 radiasi/menit
𝑁
- Rata-rata cacah radiasi per detik
18,5
̅=
𝑁
60
̅ = 0,308333 Bq = 0,308 Bq
𝑁
- Standar deviasi rata-rata (simpangan baku)
∑𝑛(𝑁 ̅)2
−𝑁
i i
𝑆𝑁̅= √
𝑛(𝑛 − 1)

74,5
𝑆𝑁̅= √
10(10 − 1)

𝑆𝑁̅= √0,827778
𝑆𝑁̅= 0,909823 radiasi menit
𝑆𝑁̅= 0,015164 = 0,0152 Bq
- Ketidakpastian relatif
𝑆𝑁̅
𝑅𝑁̅= | ̅ × 100%|
𝑁
0,0152
𝑅𝑁̅= | × 100%|
0,308
𝑅𝑁̅= 4,9305064% = 4,9% (2 AP)

Jadi, nilai cacah radiasi dari barium adalah 𝑁2 = (0,308 ± 0,0152)


Bq dengan ralat relatif sebesar 4,9% (2 AP).

c) Kaos Lampu
No N ̅
𝑁i − 𝑁 ̅ )2
(𝑁i − 𝑁
1 16 0,3 0,09
2 20 4,3 18,49
3 14 -1,7 289
4 13 -2,7 7,29
5 21 5,3 28,09
6 15 -0,7 0,49

33
7 16 0,3 0,09
8 9 -6,7 44,89
9 16 0,3 0,09
10 17 1,3 1,69
∑ 157 7,10543 × 10−15 104,1

- Rata-rata cacah radiasi per menit


∑i𝑛 𝑁i
̅ =
𝑁
𝑛
157
𝑁̅=
10
𝑁̅ = 15,7 radiasi/menit
- Rata-rata cacah radiasi per detik
15,7
̅=
𝑁
60
̅ = 0,261667 Bq = 0,262 Bq
𝑁
- Standar deviasi rata-rata (simpangan baku)
∑𝑛(𝑁 ̅)2
−𝑁
i i
𝑆𝑁̅= √
𝑛(𝑛 − 1)

104,1
𝑆𝑁̅= √
10(10 − 1)

𝑆𝑁̅= √1,156667
𝑆𝑁̅= 1,075484 radiasi menit
𝑆𝑁̅= 0,017925 = 0,0179 Bq
- Ketidakpastian relatif
𝑆𝑁̅
𝑅𝑁̅= | ̅ × 100%|
𝑁
0,0179
𝑅𝑁̅= | × 100%|
0,262
𝑅𝑁̅= 6,83206% = 6,8% (2 AP)

Jadi, nilai cacah radiasi dari barium adalah 𝑁3 = (0,262 ± 0,0179)


Bq dengan ralat relatif sebesar 6,8% (2 AP).

34
2. Dead Time (Waktu Mati)
- ̅123
Menghitung rata-rata jumlah cacah radiasi 𝑁
̅1 + 𝑁
𝑁 ̅2 + 𝑁
̅3
̅123 =
𝑁
𝑛
82,1 + 18,5 + 15,7
𝑁̅123 =
3
̅123 = 38,76666667 radiasi/menit
𝑁
̅123 = 38,8 radiasi/menit
𝑁
̅123 = 0,647 Bq
𝑁
- Menghitung nilai dead time (𝑟)
̅1 + 𝑁
̅2 + 𝑁 ̅3 − 𝑁 ̅123
𝑟 = | ̅ 2𝑁
𝑁 −𝑁 ̅ −𝑁
2 ̅ −𝑁
2 ̅2|
123 1 2 3
82,1 + 18,5 + 15,7 − 38,8
𝑟=| |
(38,8)2 − (82,1)2 − (18,5)2 − (15,7)2
77,5
𝑟=| |
−5823,71
𝑟 = 0,01330767 menit
𝑟 = 0,79846009 s = 0,798 s
- Menghitung ∆𝑁 ̅123
∆𝑁̅1 + ∆𝑁 ̅2 + ∆𝑁
̅3
∆𝑁̅123 =
𝑛
2,77 + 0,909 + 1,06
∆𝑁 ̅123 =
3
̅123 = 1,5796666667 radiasi/menit
∆𝑁
̅123 = 0,0263277778 Bq = 0,0263 Bq
∆𝑁
- Menghitung 6𝑐
̅1
6𝑁

∂𝑟 ̅2 − 𝑁
𝑁 ̅2 − 𝑁
̅2 + 𝑁̅2 + 2𝑁̅1 𝑁
̅2 + 2𝑁 ̅1 𝑁
̅3 − 2𝑁
̅1 𝑁
̅123
1 2 3 123
∂𝑁̅1 = ̅2
(𝑁 ̅2 − 𝑁
−𝑁 ̅2 − 𝑁 ̅ 2 )2
123 1 2 3
∂𝑟 (82,1)2 − (18,5)2 − (15,7)2 + (38,8)2 + 2(82,1)(18,5) + 2(82,1)(15,7) − 2(82,1)(38,8)
=
∂𝑁̅ ((38,8)2 − (82,1)2 − (18,5)2 − (15,7)2)2
1

∂𝑟 6901,79
=
∂𝑁̅1 33915598,16
∂𝑟
∂𝑁̅1 = 0,000203499

35
- Menghitung 6𝑐
6𝑁 ̅ 2

∂𝑟 ̅̅2 − 𝑁
−𝑁 +2𝑁2 ̅2 + 𝑁 ̅2 + 2𝑁 ̅1 𝑁
̅2 + 2𝑁 ̅1 𝑁
̅3 − 2𝑁
̅1 𝑁
̅123
1 3 123
∂𝑁̅2 = ̅ 2 ̅ 2
(𝑁 − 𝑁 − 𝑁 − 𝑁) ̅ 2 ̅ 2 2
123 1 2 3
∂𝑟 −(82,1)2 + (18,5)2 − (15,7)2 + (38,8)2 + 2(82,1)(18,5) + 2(82,1)(15,7) − 2(82,1)(38,8)
=
̅2
∂𝑁 ((38,8)2 − (82,1)2 − (18,5)2 − (15,7)2)2

∂𝑟 −5894,53
=
∂𝑁̅2 33915598,16
∂𝑟
∂𝑁̅2 = −0,0001738
- Menghitung 6𝑐
6𝑁 ̅3
̅2̅2 ̅2 + 𝑁 ̅2 ̅1 𝑁
̅2 + 2𝑁̅1 𝑁
̅3 − 2𝑁
̅1 𝑁
̅123
∂𝑟 1−𝑁 −2𝑁 + 𝑁
3 123 + 2𝑁
∂𝑁̅3 = ̅
(𝑁 2
− 𝑁− 𝑁̅2
̅ −𝑁
2 ̅ )2
2
123 1 2 3
∂𝑟 −(82,1)2 − (18,5)2 + (15,7)2 + (38,8)2 + 2(82,1)(18,5) + 2(82,1)(15,7) − 2(82,1)(38,8)
=
̅3
∂𝑁 ((38,8)2 − (82,1)2 − (18,5)2 − (15,7)2)2

∂𝑟 −6086,05
=
∂𝑁̅3 33915598,16
∂𝑟
∂𝑁̅3 = −0,00017945
- Menghitung 6𝑐
̅123
6𝑁

∂𝑟 ̅2 + 𝑁
𝑁 ̅2 + 𝑁
̅2 + 𝑁 ̅2 − 2𝑁 ̅1 𝑁
̅2 − 2𝑁 ̅1 𝑁
̅3 − 2𝑁
̅1 𝑁
̅123
1 2 3 123
∂𝑁̅123 = ̅
(𝑁 2 ̅ −𝑁
−𝑁2 ̅ −𝑁
2 ̅ )2
2
123 1 2 3
∂𝑟 (82,1)2 + (18,5)2 + (15,7)2 + (38,8)2 − 2(82,1)(18,5) − 2(82,1)(15,7) − 2(82,1)(38,8)
=
̅123
∂𝑁 ((38,8)2 − (82,1)2 − (18,5)2 − (15,7)2)2
∂𝑟 −3152,01
∂𝑁̅ = 33915598,16
123

∂𝑟
= −9,2937 × 10−5
∂𝑁̅123
- Ralat rambat dead time
2 2 2 2
∆𝑟 = √| ∂𝑟 ̅1 | + | ∂𝑟
̅ ∆𝑁 ̅2 | + | ∂𝑟
̅ ∆𝑁 ̅3 | + | ∂𝑟
̅ ∆𝑁 ̅ ̅123 |
∆𝑁
∂𝑁1 ∂𝑁2 ∂𝑁3 ∂𝑁 123

|(0,000203499)(2,77)|2 + |(−0,0001738)(0,909)|2
∆𝑟 = √
+|(−0,00017945)(1,06)|2 + |(−9,2937 × 10−5)(1,58)|2

∆𝑟 = √4,00451 × 10−7
∆𝑟 = 0,000632812 menit

36
∆𝑟 = 0,03796873 s = 0,0379 s
- Ralat relatif dari dead time
∆𝑐
𝑅𝑐 = | × 100%|
𝑟
0,0379
𝑅𝑐 = | × 100%|
0,798
𝑅𝑐 = 4,7493734% = 4,8% (2 AP)

Jadi, nilai dead time (waktu mati) adalah 𝑟 = (0,798 ± 0,0379) s dengan
ralat relatif sebesar 4,8% (2 AP).

3. Cacah Radiasi yang Sebenarnya


a) Amersium
- Nilai cacah radiasi yang sebenarnya
𝑁̅1
𝑛1 =
1−𝑁 ̅ 𝑟1
1,37
𝑛1 =
1 − (1,37)(0,798)
1,37
𝑛1 =
1 − 1,09326
1,37
𝑛1 =
−0,09326
𝑛1 = −14,6901 Bq
- Ralat rambat dari cacah radiasi yang sebenarnya

∂𝑛1 2
∂𝑛 2
𝑆𝑛1 = √| ̅ 𝑆𝑁̅1 | + | 1 𝑆𝑐 |
∂𝑁1 ∂𝑟

2
1 2 ̅2
−𝑁
𝑆 = √| 𝑆̅ | + | 1
𝑆|
𝑛1 ̅ 𝑟)2 𝑁1 ̅ 𝑟)2
(1 − 𝑁
1 (1 − 𝑁
1
𝑐

2
1 2 −1,372
𝑆𝑛1 = √| (0,0462)| + | 𝑆𝑐 |
[1 − (1,37)(0,798)]2 [1 − (1,37)(0,798)] 2

2
𝑆𝑛1 = √| 1 (0,0462)| + | −1,8769 (0,0379)|2
2 2
[−0,09326] [−0,09326]

𝑆𝑛1 = √|(114,9765)(0,0462)|2 + |(−215,799)(0,0379)|2

37
𝑆𝑛 1 = √(5,311915)2 + (8,1788)2

𝑆𝑛1 = √28,21645 + 66,89275


𝑆𝑛1 = √95,10919
𝑆𝑛1 = 9,752394 Bq
- Ketidakpastian relatif
𝑆𝑛1 | × 100%
𝑅
𝑛1 =|
𝑛1
9,752394
𝑅 𝑛1 = | | × 100%
−14,6901
𝑅𝑛1 = 0,66387 × 100%
𝑅𝑛1 = 66,387%
Jadi, nilai cacah radiasi yang sebenarnya dari amersium adalah
𝑛1 = (−14,6901 ± 9,752394) Bq dengan ketidakpastian relatif
sebesar 66,4% (1 AP).

b) Barium
- Nilai cacah radiasi yang sebenarnya
𝑁̅2
𝑛2 =
1−𝑁 ̅ 𝑟2
0,308
𝑛2 =
1 − (0,308)(0,798)
0,308
𝑛2 =
1 − 0,245784
0,308
𝑛2 =
0,754216
𝑛2 = 0,408371 Bq
- Ralat rambat dari cacah radiasi yang sebenarnya

∂𝑛2 2
∂𝑛 2
𝑆𝑛2 = √| ̅ 𝑆𝑁̅2 | + | 2 𝑆 𝑐|
∂𝑁2 ∂𝑟

2
1 2 ̅2
−𝑁
𝑆 = √| 𝑆̅ | + | 2
𝑆|
𝑛2 𝑁2 𝑐
̅1 𝑟)2
(1 − 𝑁 ̅2 𝑟)2
(1 − 𝑁

38
1 2 −0,3082 2
𝑆𝑛2 = √| (0,0152)| + | 𝑆 |
[1 − (0,308)(0,798)]2 [1 − (0,308)(0,798)] 2 𝑐

1 2 −0,094864 2

𝑆𝑛2 = √| +|
[0,754216] 2 (0,0152)| [0,754216]2
(0,0379)|

𝑆𝑛 2 = √|(1,757958)(0,0152)|2 + |(−0,16677)(0,0379)|2

𝑆𝑛 2 = √(0,026721)2 + (−0,00632)2
𝑆𝑛2 = √0,000754
𝑆𝑛2 = 0,027458 Bq
- Ketidakpastian relatif
𝑆𝑛2 | × 100%
𝑅
𝑛2 =|
𝑛2
0,027458
𝑅 𝑛2 = | | × 100%
0,408371
𝑅𝑛2 = 0,067239 × 100%
𝑅𝑛2 = 6,7239%
Jadi, nilai cacah radiasi yang sebenarnya dari barium adalah 𝑛2 =
(0,408371 ± 0,027458 ) Bq dengan ketidakpastian relatif sebesar
6,7% (2 AP).

c) Kaos Lampu
- Nilai cacah radiasi yang sebenarnya
𝑁̅3
𝑛3 =
1−𝑁 ̅ 𝑟3
0,262
𝑛3 =
1 − (0,262)(0,798)
0,262
𝑛3 =
1 − 0,209076
0,262
𝑛3 =
0,790924
𝑛3 = 0,331258 Bq
- Ralat rambat dari cacah radiasi yang sebenarnya

39
∂𝑛3 2
∂𝑛 2
𝑆𝑛3 = √| ̅ 𝑆𝑁̅3 | + | 3 𝑆 𝑐|
∂𝑁3 ∂𝑟

2
1 2 ̅2
−𝑁
𝑆 = √| 𝑆̅ | + | 3
𝑆|
𝑛3 ̅3 𝑟)2 𝑁3 ̅3 𝑟)2
(1 − 𝑁 (1 − 𝑁 𝑐

1 2 −0,2622 2
𝑆𝑛3 = √| (0,0179)| + |[1−(0,262)(0,798)]2 (0,0379)|
[1−(0,262)(0,798)]2

1 2 −0,068644 2

𝑆𝑛3 = √| +|
[0,790924] 2 (0,0179)| [0,790924]2
(0,0379)|

𝑆𝑛 3 = √|(1,598566)(0,0179)|2 + |(−0,10973)(0,0379)|2

𝑆𝑛 3 = √(0,027458)2 + (−0,00416)2
𝑆𝑛3 = √0,000836
𝑆𝑛3 = 0,028915 Bq
- Ketidakpastian relatif
𝑆𝑛3 | × 100%
𝑅
𝑛3 =|
𝑛3
0,028915
𝑅 𝑛3 = | | × 100%
0,331258
𝑅𝑛3 = 0,028915 × 100%
𝑅𝑛3 = 2,8915%
Jadi, nilai cacah radiasi yang sebenarnya dari kaos lampu adalah
𝑛3 = (0,331258 ± 0,028915 ) Bq dengan ketidakpastian relatif
sebesar 2,9% (2 AP).

Percobaan II (Menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung)

𝗑 𝑦
No. (banyak (Cacah 𝗑2 𝑦2 𝗑𝑦
Lapisan) Radiasi/Detik)
1 1 1,383333 1 1,913611 1,383333
2 2 1,3 4 1,69 2,6
3 3 1,133333 9 1,284444 3,4

40
4 4 1,066667 16 1,137778 4,266667
Σ 10 4,883333 30 6,025833 11,65
∑2 100 23,84694 900 36,31067 135,7225

Analisis data menggunakan metode kuadrat terkecil, mendapatkan hasil


sebagai berikut:
- Nilai 𝑎̅
(∑x2∑y) − (∑x ∑xy)
𝑎=
𝑛(∑x2) − (∑x)2
(30)(4,88333) − (10)(11,65)
𝑎=
4(30) − (10)2
146,5 − 116,5
𝑎=
120 − 100
30
𝑎=
20
𝑎 = 1,5
- Nilai 𝑏̅
𝑛(∑xy) − ∑x ∑y
𝑏=
𝑛(∑x2) − (∑x)2
(4)(11,65) − (10)(4,88333)
𝑏=
4(30) − (10)2
46,6 − 48,8333
𝑏=
120 − 100
−2,2333
𝑏=
20
𝑏 = −0,11167

- Fungsi grafik
𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎
𝑦 = −0,11167𝑥 + 1,5

- Nilai 𝑆𝑦

1 Z𝑥2(Z𝑦)2 − 2Z𝑥Z𝑦Z𝑥𝑦 + 𝑛(Z𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √ (Z𝑦2 − )
𝑛−2 𝑛(Z𝑥2) − (Z𝑥 )2

41
1 (30)(23,847) − 2(10)(4,8833)(11,65) + 4(135,7225)
𝑆𝑦 = √ (6,026 − )
4−2 4(30) − (10)2

1 (30)(23,847) − 2(10)(4,8833)(11,65) + 4(135,7225)


𝑆𝑦 = √ (6,026 − )
2 4(30) − (10)2

1 (715,4083) − (1137,817) + (542,89)


𝑆𝑦 = √ (6,026 − )
2 120 − 100
1 120,4817
𝑆 = √ (6,026 − )
𝑦 2 20

1
𝑆𝑦 = √ (6,026 − 6,024)
2

1
𝑆𝑦 = √ (0,00175)
2

𝑆𝑦 = √(0,000875)
𝑆𝑦 = 0,02958

- Nilai 𝑆𝑎

Z𝑥2
𝑆 𝑎 = 𝑆 𝑦√
𝑛(Z𝑥2) − (Z𝑥)2

30
𝑆𝑎 = 0,02958√
4(30) − (10)2

30
𝑆𝑎 = 0,02958√
20

𝑆𝑎 = 0,02958(1,224745)
𝑆𝑎 = 0,036228

- Nilai 𝑆𝑏
𝑛
𝑆 𝑏 = 𝑆 𝑦√
𝑛(Z𝑥 2) − (Z𝑥) 2

42
𝑆𝑏 = 0,02958√ 4
4 30 − (10 )2
( )

𝑆𝑏 = 0,02958(0,447214)
𝑆𝑏 = 0,01329

- Ralat relatif 𝑎
𝑆𝑎
𝑅𝑎 = | | × 100%
𝑎
0,036228
𝑅𝑎 = | | × 100%
1,5
𝑅𝑎 = |0,024152 | × 100%
𝑅𝑎 = 2,42% (3 AP)

- Ralat relatif 𝑏
𝑆𝑏
𝑅𝑏 = | | × 100%
𝑏
0,01329
𝑅𝑏 = | | × 100%
−0,11167
0,01329
𝑅𝑏 = | | × 100%
−0,11167
𝑅𝑏 = 0,11847 × 100%
𝑅𝑏 = 11,84% (2 AP)

Sehingga didapatkan bentuk grafik hubungan antara banyaknya lapisan


dan cacah radiasi per detik sebagai berikut:

43
Grafik Hubungan antara Banyak Lapisan
dan Cacah Radiasi per Detik

1,42
Cacah radiasi per detik (N)
1,35

1,28

1,21

1,14

1,07
y = -0,1117x + 1,5
1
0 1 2 3 4 5
Banyak Lapisan

Grafik 2. Hubungan antara Banyak Lapisan dan Cacah Radiasi per Detik

Jadi, diperoleh nilai 𝑎 = (1,5 ± 0,036228) dengan ralat relatif


sebesar 2,42% (3 AP) dan nilai gradien garis adalah 𝑏 = (−0,11167 ±
0,01329) dengan ralat relatif sebesar 11,84% (2 AP).

44
Lampiran 2. Laporan Sementara

45
46
Lampiran 3. Dokumentasi

Link video praktikum:


https://drive.google.com/drive/folders/1PZ2gy-
gJ1_eTutOr6HyqkDWHudpKlGaa

47
Lampiran 4. Cek Plagiasi

48

Anda mungkin juga menyukai