Anda di halaman 1dari 14

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 11%

Date: Thursday, October 24, 2019


Statistics: 304 words Plagiarized / 2888 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

PERCOBAAN 6 PENGUKURAN CACAH RADIASI NUKLIR LAPORAN PRAKTIKUM


UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Praktikum Fisika Modern Yang dibina oleh
Bapak Dr. Siti Zulaikha, S.Pd, M.Si Oleh: Sholihatul Mardliyah 170322613010
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM PROGRAM STUDI FISIKA SEPTEMBER 2019 PERCOBAAN 6 PENGUKURAN
CACAH RADIASI NUKLIR Tujuan Eksperimen pengukuran cacah radiasi nuklir
dilakukan agar praktikan mampu untuk menentukan couting rate (cacah radiasi) dari
bahan radioaktif.

Serta dapat menentukan serapan radioaktif dari bahan yang bersifat radioaktif Teori
Dasar Bahan radiokatif meruakan bahan yang dapat memancarkan atau memiliki
sumber radiasi, ada banyak jenis bahan radiokatif diantaranya adalah uranium,
plutonium, radon, dan lain-lain. Akan tetapi pada setiap bahan radioktif memiliki
parameter yang berbeda-beda, ada yang menggunakan parameter tenaga radiasi
ataupu cacah radiasi, sehingga ada beberapa cara untuk membuat sensor radiasi
pada jenis bahan tersebut.

Detektor radiasi bekerja dengan cara mengukur perubahan yang disebabkan oleh
penyerapan energy radiasi oleh medium penyerap. Walaupun jenis peralatan untuk
mendeteksi zarah radiasi nuklir banyak macamnya, akan tetapi prinsip kerja peralatan
tersebut pada umumnya didasarkan pada interaksi zarah radiasi terhadap detektor
(sensor) yang sedemikian rupa sehingga tanggap efek radiasi atau sebanding
dengan sifat radiasi yang diukur.

Detektor radiasi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu detektor isian gas, detektor
sintilasi, detektor semikonduktor. Pada eksperimen kali ini pencacah radiasi yang
digunakan adalah Pencacah Geiger, atau disebut juga Pencacah Geiger-Müller
adalah sebuah alat
PERCOBAAN 6
PENGUKURAN CACAH RADIASI NUKLIR

LAPORAN PRAKTIKUM

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


Praktikum Fisika Modern
Yang dibina oleh Bapak Dr. Siti Zulaikha, S.Pd, M.Si

Oleh:
Sholihatul Mardliyah
170322613010

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI FISIKA
SEPTEMBER 2019
PERCOBAAN 6
PENGUKURAN CACAH RADIASI NUKLIR

A. Tujuan
Eksperimen pengukuran cacah radiasi nuklir dilakukan agar praktikan mampu untuk
menentukan couting rate (cacah radiasi) dari bahan radioaktif. Serta dapat menentukan
serapan radioaktif dari bahan yang bersifat radioaktif

B. Teori Dasar
Bahan radiokatif meruakan bahan yang dapat memancarkan atau memiliki sumber
radiasi, ada banyak jenis bahan radiokatif diantaranya adalah uranium, plutonium, radon, dan
lain-lain. Akan tetapi pada setiap bahan radioktif memiliki parameter yang berbeda-beda, ada
yang menggunakan parameter tenaga radiasi ataupu cacah radiasi, sehingga ada beberapa
cara untuk membuat sensor radiasi pada jenis bahan tersebut.
Detektor radiasi bekerja dengan cara mengukur perubahan yang disebabkan oleh penyerapan
energy radiasi oleh medium penyerap. Walaupun jenis peralatan untuk mendeteksi zarah
radiasi nuklir banyak macamnya, akan tetapi prinsip kerja peralatan tersebut pada umumnya
didasarkan pada interaksi zarah radiasi terhadap detektor (sensor) yang sedemikian rupa
sehingga tanggap efek radiasi atau sebanding dengan sifat radiasi yang diukur. Detektor
radiasi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu detektor isian gas, detektor sintilasi, detektor
semikonduktor.
Pada eksperimen kali ini pencacah radiasi yang digunakan adalah Pencacah Geiger,
atau disebut juga Pencacah Geiger-Müller adalah sebuah alat pengukur radiasi ionisasi.
Pencacah Geiger bisa digunakan untuk mendeteksi radiasi alpha dan beta. Sensornya adalah
sebuah, sebuah tabung yang diisi oleh gas yang akan bersifat konduktor ketika partikel
atau foton radiasi menyebabkan gasmnya menjadi konduktif. Alat tersebut akan
membesarkan sinyal dan menampilkan pada indikatornya yang bisa berupa jarum penunjuk,
lampu atau bunyi klik dimana satu bunyi menandakan satu partikel. Pada kondisi tertentu,
pencacah Geiger dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi gamma, walaupun tingkat
reliabilitasnya kurang. Pencacah geiger tidak bisa digunakan untuk mendeteksi neutron.
Detektor GM terdiri dari suatu tanbung gelas/logam berisi gas mulia dengan tekanan rendah
dan pada umumnya juga berisi polyatomik atau gas halogen.
Adanya tegangan tinggi dalam tabung antara katoda dan anoda menyebabkan elektron
yang terbentuk bergerak ke anoda dengan cepat sendangkan ion positif bergerak dengan
lambat. Elektron mendapat percepatan dari medan listrik yang ada diantara anoda dan katoda.
Dalam perjalanan elektron juga mengionisasi atom-atom dengan jalan tumbukan. Elektron
hasil ionisasi disebut eletkron sekunder dan dipercepat lagi sehingga arus ion positif dan
elektron semakin besar. Jadi, ion postif dan elektron sekunder terjadi secara beranting
terkumpul di anoda sejumlah N jauh lebih besar dari jumlah elektron primer sebagai berikut :
N=M.n (1)
M = faktor multifikasi yang besarnya M>>1 Peristiwa ionisasi ini disebut Avalanche.
Deteksi dari radiasi dengan intensitas yang tinggi memerlukan koreksi dengan adanya
τ, maka bila counting rate yang diberikan oleh counter = N maka selama waktu Nτ Counter
mengalami keadaan mati. Andaikan counting rate yang sebenarnya dalah = n maka
kehilangan count selama selang waktu Nτ adalah N x τ x n. Jadi N = n – Nτ =n (1-Nτ) atau
N
n= (2)
1−N τ

Untuk N tinggi maka koreksi adanya dead time (sebebsar faktor 1/(1-Nτ)) penting untuk
diperhitungkan. Koreksi ini hanya bisa dilaksanakan bila dari counter diketahui. Dead time
dapat ditentukan paling mudah dengan metode dua sumber. Didalam metode ini bila masing-
masing sumber memberikan counting rate teramati sebesar N1 dan N2 dan bila dua sumber
radiasi tersebut memberikan N2 makan n1 dan n2 masing masing adalah counting rate yang
sebenarnya dari kedua sumber tersebut, sehingga persamaan untuk masing-masing n1 dan n2
serta n1+ n2 adalah sebagai berikut :

N1 N2 N 12
n1 = ; n2 = dan n1 +n 2=
1−N 1 τ 1−N 2 τ 1−N 12 τ

dengan pendekatan diperoleh hasil :

N 1 + N 2−N 12
τ=
| N 212−N 21−N 22 |
(Team Pembina Mata Kuliah Praktikum Fisika Modern,2015)

C. Alat dan Desain


1. Set alat Gigger Muller Counter beserta counter
2. Bahan sumber radioaktif (Amersium, Barium, dan Kaos Lampu)
3. Kabel Penghubung
4. Alumunium Foil
5. Timah (hitam)
6. Stopwatch

Cara kerja dari set alat Gigger muller adalah dengan menyalakan power terlebih dahulu
pada counter dengan memainkan tombol start dan stop serta reset untuk mengulanginya pada
cacah berikutnya. Serta terdapat detektor sebagai sarana pendeteksi sumber radioaktif,
dimana sumber radioaktif yang digunakan pada eksperimen kali ini adalah armesium, barium
dan kaos lampu. Eksperimen cacah radiasi pada sumber radioaktif dilakukan pada saat timer
dijalankan dengan waktu setiap cacahan adalah 1 menit (60 detik) dengan menggunakan
stopwatch, sehingga nilai cacahan dapat dilihat pada counter.
D. Prosedur Percobaan
1. Percobaan I
Bertujuan untuk menentukan counting Rate
 Menset-up alat peralatan seperti pada point C
 Menyalakn alat Geiger Muller counter detektorsecara bersamaan
 Meletakkan bahan radioaktif (Barium, armesium, dan kaos lampu) tanpa adanya
pelindung
 Menyalakan secara bersamaan antara alat pencacah radiasi dan stopwatch
 Mencatat nilai hasil cacat radiasi pada counter pada selang waktu 60 detik
 Mengulangi eksperimen dengan setiap bahan sebanyak 10 kali.
2. Percobaan II
Bertujuan untuk menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung
 Menset-up alat peralatan seperti pada point C
 Menyalakn alat Geiger Muller counter detektorsecara bersamaan
 Meletakkan sumber radioaktif (Barium, armesium, dan kaos lampu) dan
melakukan cacah radiasi dengan selang waktu 60 detik
 Membungkus sumber radioaktif dengan alumunium foil (1 -4 lapis)
 Mencatat nilai hasil cacat radiasi pada

E. Data Pengamatan
Tabel 1. Data Pengamatan Percobaan 1 (Menentukan Counting Rate)
Cacah Radiasi / Menit (N)
No
Kaos Lampu Barium Armesium
17 14 89 1
15 24 98 2
17 28 101 3
12 21 99 4
17 16 102 5
14 19 94 6
9 19 128 7
16 27 107 8
14 22 102 9
14 25 97 10

Tabel 2. Data Pengamatan Percobaan 1 (Menentukan Penyerapan Radioaktif)


No Sumber Radioaktif Bahan Pelindung Cacah Radiasi / Menit
1 Lapis Alumunium 30
2 Lapis Alumunium 28
1 Barium
3 Lapis Alumunium 25
4 Lapis Alumunium 23
2 Armesium 1 Lapis Alumunium 123
2 Lapis Alumunium 120
3 Lapis Alumunium 103
4 Lapis Alumunium 99
3 Barium + Armesium 81

F. Analisis Data

Percobaan 1 (Menentukan Counting Rate)


Cacah Radiasi / Menit (N)
No
Kaos Lampu Barium Armesium
17 14 89 1
15 24 98 2
17 28 101 3
12 21 99 4
17 16 102 5
14 19 94 6
9 19 128 7
16 27 107 8
14 22 102 9
14 25 97 10

1. Bahan Radioaktif : Barium


 Cacah Radiasi Rata-Rata per Menit

∑ N 1 89+ 98+101+99+102+94 +128+107+102+97 1017


Ń= = =
n 10 10
radiasi
¿ 101.7
menit

 Cacah Radiasi per Detik


N´ 1 101.7
N 1= =
t 60
radiasi
¿ 1.695
detik

 Simpangan Baku
∑( N 1− N´ 1)2
∆ N 1=

n (n−1)
2 2 2 2 2 2 2
( 89−101.7 ) + ( 98−101.7 ) + ( 101−101.7 ) + ( 99−101.7 ) + ( 102−101.7 ) +¿ ( 94−101.7 ) + (128−101.7 )
¿
√ 161.29+13.69+ 0.49+ 7.29+ 0.9+59.29+691.69+28.09+0.09+ 22.09
10 (10−1)


¿

¿ √ 10.94
90

radiasi radiasi
¿ 3.308 → 0.055
menit detik
 Ralat Relatif
∆N1
R N 1= x 100 %
N1
0.055
¿ x 100 %
1.695
¿ 0.0295( 4 AP)
radiasi
Jadi cacah radiasi barium adalah sebesar N1 = (1.695± 0.055) dengan ralat relatif
detik
sebesar 0.0295 (4 AP)

2. Bahan Radioaktif : Armesium


 Cacah Radiasi Rata-Rata per Menit

∑ N 2 14 +24+ 28+21+16+19+19+27+ 22+ 25 215


Ń= = =
n 10 10
radiasi
¿ 21.5
menit

 Cacah Radiasi per Detik


N´ 2 21.5
N 2= =
t 60
radiasi
¿ 0.3583
detik

 Simpangan Baku
∑( N 2− N´ 2)2
∆ N 2=
√ n(n−1)
2 2 2 2 2 2 2 2
( 14−21.5 ) + ( 24−21.5 ) + ( 28−21.5 ) + ( 21−21.5 ) + ( 16−21.5 ) + ¿ (19−21.5 ) + ( 19−21.5 ) + (27−21.5 )
¿
√ 10(10−1)
56.25+6.25+ 42.25+0.25+30.25+ 6,25+ 6.25+30.25+0.52+12.25

¿

¿ √ 2.1196
90

radiasi radiasi
¿ 1.4559 → 0.0243
menit detik

 Ralat Relatif
∆N2
R N 2= x 100 %
N2
0.0243
¿ x 100 %
0.3583
¿ 0.0678( 4 AP)
radiasi
Jadi cacah radiasi barium adalah sebesar N2 = (0.3583± 0.0243) dengan ralat relatif
detik
sebesar 0.0678 (4 AP)
3. Bahan Radioaktif : Kaos Lampu
 Cacah Radiasi Rata-Rata per Menit

∑ N 3 17+15+17+12+17+ 14+9+16 +14+14 145


Ń= = =
n 10 10
radiasi
¿ 14.5
menit

 Cacah Radiasi per Detik


N´ 3 14.5
N 3= =
t 60
radiasi
¿ 0.242
detik

 Simpangan Baku
∑( N 3− N´ 3)2
∆ N 3=
√ n(n−1)
2 2 2 2 2 2 2 2
( 17−14.5 ) + ( 15−14.5 ) + ( 17−14.5 ) (12−14.5 ) + ( 17−14.5 ) +¿ ( 14−14.5 ) + ( 9−14.5 ) + ( 16−14.5 ) + ( 1
¿
√ 10 (10−1)
6.25+ 0.25+6.25+6.25+6.25+0.25+ 30.25+ 2.25+0.25+0.25
¿

¿ √ 0.65
√ 90

radiasi radiasi
¿ 0.8062 → 0.0134
menit detik

 Ralat Relatif
∆N3
R N 3= x 100 %
N3
0.0134
¿ x 100 %
0.2420
¿ 0.05552( 4 AP)
radiasi
Jadi cacah radiasi barium adalah sebesar N3 = (0.2420± 0.0134) dengan ralat relatif
detik
sebesar 0.05552 (4 AP)

Menentukan dead time menggunakan bahan campuran Barium + Amersium

 r =¿

=¿

= -0.596
2 2 2
 Δr =
√| ∂г
∂N1
∆ N1 +
∂г
∂N2
∆ N2 +
||∂г
∂ N 12
∆ N 12
|| |
¿ √¿ ¿¿
2 2 2
¿ √|0.1138| +|0.0279| +|0.0468|
¿ 0.126

 Ralat Relatif
∆r
Rf = x 100 %
r
0.126
= x 100 % =0.2114 (4 AP)
0.596
Jadi, nilai dead time ã adalah (0,596±0,126) s dengan ralat relatif sebesar 0.2114
(4 AP)

Menentukan cacah radiasi yang sebenarnya (n)


N
n=
1−Nr
1.695
1. Barium (n1) = n1 = = -165.85 Bq
1−(1.695 x 0.596)
2 2
An1=
√| ∂ n1
∂N1
∂n 2
||
∆ N1 + 1 ∆ r
∂ r1 3 |
2 2

√|
N1 N1
=

1−N 1 r [ ] |[
| +

1−N 1 ã ]|
∂N1 ∂ã
2 2

=
√| 1 ( 1−N 1 r ) −(−r N 1 )
( 1−N 1 r )
2
∆ N1 +
||
2
2
( 1−N 1 r ) 3
2
∆r
N 21
|
√| N 21
2
¿
1
1−( N 1 r )2
∆ N1 + 2
||
( 1−N 1 r ) 3
2
∆r
|
2 2

¿
√| 1
1−( 1.695(0.596) )
¿ √|1.019| +|0.494|

2
0.055 +
1.6952
2
( 1−1.695(0.596) ) 3

2
||
0.126
|
= 1.2300 Bq

 Ralat Relatif
An 1
R(n1) = x 100 %
¿
1.2300
¿ x 100 %
165.85
¿ 0.0074 (4 AP)
Jadi besar cacah radiasi yang sebenarnya pada barium adalah n1 ( 165.8±1.230) Bq dengan
ralat relatif sebesar 0.0074 (4 AP)

0.3583
2. Amersium(n2) = n2 = = 0.4556 Bq
1−( 0.3583 x 0.596)
2 2
An2=
√| ∂ n2
∂N2 || ∂n 2
∆ N2 + 2 ∆ r
2 3 |
2

√| N 22
2
¿
1
1−( N 2 r ) 2
∆ N2 +
|| 2
( 1−N 2 r ) 3
2
∆r
|
2 2

¿
√| 1
1−( 0.3583(0.596) )
¿ √|0,00154+ 0,000304|
2
0.0243 +
|| 0.35832
2
( 1−0.3583(0.596) ) 3
2
0.126
|
= 0.001844 Bq

 Ralat Relatif
An 2
R(n2) = x 100 %
n2
0.001844
¿ x 100 % = 0.0074 (4 AP)
0.4556
Jadi besar cacah radiasi yang sebenarnya pada amersium adalah n2 ( 0.4556±0.0018) Bq
dengan ralat relatif sebesar 0.0074 (4 AP)

0.242
3. Kaos Lampu(n3) = n3 = =0.2828 Bq
1−( 0.242 x 0.596)
2 2
An3=
√| ∂ n3
∂N3 || ∂n 2
∆ N2 + 3 ∆ r
2 3 |
2

√| N 23
2
¿
1
1−( N 3 r )2
∆ N2 +
|| 2
( 1−N 3 r ) 3
2
∆r
|
2 2

¿
√| 1
1−( 0.242(0.596) )
¿ √|0.0003348+0.000045|
2
0.0134 +
|| 0.2422
2
( 1−0.242(0.596)) 3
2
|
0.126

= 0.0195 Bq

 Ralat Relatif
An 3
R(n3) = x 100 %
n3
0.0195
¿ x 100 % = 0.0689 (4 AP)
0.2828

Jadi besar cacah radiasi yang sebenarnya pada kaos lampu adalah n3 ( 0.2828±0.0195) Bq
dengan ralat relatif sebesar 0.0689 (4 AP)

Percobaan 2 Menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung


Bahan Radioaktif : Barium

Y (cacah
No X (pelindung) X2 Y2 xy
radiasi/m)
1 1 30 1 900 900
2 2 28 4 784 3136
3 3 25 9 625 5625
4 4 23 16 529 8464
∑ 10 106 30 2838 18125
∑2 100 11236 900 8 x 106 3 x 108

m =¿ ∑ x 2 ∑ y−∑ x ∑ xy
5 ( 18125 )−(106)(10)
n =
=
| 4 ( 30 )−100 | =
n ∑ x 2−¿ ¿
( 30 )( 106 )−(10)(18125)

= |71440
20 |
=
−178070
4 ( 30 )−100

= -8903.5
= 3572 20

1 2
Sy =
n√n ∑ y +¿ ¿ ¿ ¿

1 4(2838)−11236
¿
4 √
1 22588
3

¿
4 √
¿ 12.524
3

n Sm
Sm = Sy
√ n ∑ x 2−¿¿
4
¿ Rm =
m
×100 %

= 12.524

4 30 )−100
(
= 12.524 (0.4472)
=
5.6011
3572
×100 %

= 5.6011 = 0.0016 (4 AP)

Jadi, nilai m sebesar m ( 3572 ± 5.601) dengan ralat sebesar 0.0016 (4 AP)
Sn
∑ x2 ¿
Sn = Sy
√ 2
n ∑ x −¿¿
30
Rm =
n
×100 %

15.339
= 12.524

4 ( 30 )−100
= 12.524 (1.2247)
=
8903.5
×100 %

= 15.339 = 0.0017 (4 AP)

Jadi, nilai n sebesar n = (8903.5 ± 15.339) dengan ralat sebesar 0.0017. Jadi total cacah
radiasi dapat digunakan dengan y = mx + n sehingga persamaannya menjadi y= 3572 x +
( -8903.5).
Bahan Radioaktif : Amersium

Y (cacah
No X (pelindung) X2 Y2 xy
radiasi/m)
1 1 123 1 15129 15129
2 2 120 4 14400 57600
3 3 103 9 10609 95481
4 4 99 16 9801 156816
∑ 10 445 30 49939 325026
∑2 100 198025 900 2,49 x 109 1,06 x 1011

m =¿ ∑ x 2 ∑ y−∑ x ∑ xy
5 ( 325026 )−(445)(10)
n =
=
| 4 ( 30 ) −100 | =
n ∑ x 2−¿ ¿
( 30 )( 445 )−(10)(325026)
1 x 10 5
4 ( 30 ) −100
= | |
20
=
−3 x 106
= -161846
= 64783 20

1 2
Sy =
n√n ∑ y +¿ ¿ ¿ ¿

1 4( 49939)−198025
¿
4 √
1 3977818
3

¿
4 √
¿ 52.558
3

n Sm
Sm = Sy
√ n ∑ x 2−¿¿
4
¿ Rm =
m
×100 %

= 52.558

4 ( 30 )−100
= 52.558 (0.4472)
=
23.505
64783
×100 %

= 23.505
= 0.0004 (4 AP)
Jadi, nilai m sebesar m ( 64783 ± 23.505) dengan ralat sebesar 0.0004 (4 AP)

Sn
∑ x2 ¿
Sn = Sy
√ n ∑ x 2−¿¿
30
Rm =
n
×100 %

64.37
= 52.558

4 ( 30 )−100
= 52.558(1.2247)
=
−161846
×100 %

= 64.37 = −0.0004 (4 AP)

Jadi, nilai n sebesar n = (-161846 ± 64.37) dengan ralat sebesar 0.0004 (4 AP). Jadi total
cacah radiasi dapat digunakan dengan y = mx + n sehingga persamaannya menjadi y= 64783
x + (−161846 ¿.

G. Pembahasan
Pada pengukuran cacah radiasi ini diperlukan sebuah sistem detektor dan alat penunjang
lainnya. Detektor berfungsi sebagai pengubah energi nuklir menjadi energi lain yang lebih
mudah diolah, seperti energi listrik, sedang penunjang lainnya berfungsi untuk mengolah
sinyal listrik yang dihasilkan oleh detektor menjadi informasi.
Detektor merupakan suatu alat yang peka terhadap radiasi, yang apabila terkena pancaran
radiasi akan menghasilkan suatu tanggapan tertentu, sedangkan peralatan penunjang
merupakan suatu peralatan elektronik yang berfungsi untuk mengubah tanggapan yang
dihasilkan detektor menjadi suatu informasi yang dapat diamati oleh panca indera manusia
atau dapat diolah lebih lanjut menjadi informasi yang berarti. (nugroho,2008).
Prinsip dari detektor ini menggunakan tabung gelas, sepanjang sumbunya dimasukkan
suatu lapisan logam silinder yang dilapiskan pada dinding tabung. Antara anoda dan katoda
diberi tegangan tinggi dengan polaritas positif pada anoda. Adanya tegangan tinggi dalam
tabung antara katoda dan anoda ini, menyebabkan elektron (ion positif) yang terbentuk dari
peristiwa ionisasi bergerak ke anoda dengan cepat, sedangkan ion positif terhanyut ke
katoda dengan lambat.
Tujuan dari praktikum ini menentukan cacah radiasi dari bahan radioaktif dan
penyerapan dari bahan pelindung. Dari tujuan tersebut di peroleh hasil praktikum sebagai
berikut:
1. nilai cacah radiasi Barium adalah n1 (165.8±1.230) Bq dengan ralat relatif sebesar
0.0074 (4 AP)
2. nilai cacah radiasi Amersium adalah n2 (0.4556±0.0018) Bq dengan ralat relatif
sebesar 0.0074 (4 AP)
3. nilai cacah radiasi Kaos Lampu adalah n3 (0.2828±0.0195) Bq dengan ralat relatif
sebesar 0.0689 (4 AP)
4. nilai dead time ã adalah (0,596±0,126) s dengan ralat relatif sebesar 0.2114 (4 AP).

H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat diketahui bahwa cacah radiasi kaos lampu
memiliki ralat relatif yang lebih besar dari pada barium dan amersium. Pada kaos lampu
sebenarnya tidak ada radiasi tapi karena terkontaminasi dari bahan radioaktif maka kaos
lampu memiliki radiasi namun tak stabil. Pengaruh alumunium pada bahan radioaktif sangat
jelas sebagai bahan penyerap radiasi. Dari praktikum tersebut dapat dilihat semakin banyak
lapisan yang digunakan maka semakin banyak pula radiasi yang diserap.

I. Daftar Rujukan
Muttaqin, Afdhal. 2011. Pedoman Fisika Eksperimen I. Padang : Penerbit UNAND
Nugroho Trisanyoto, Joko Sunardi. 2008. Rancangbangun Simulasi Sistem Pencacah Radiasi.
Seminar Nasional Iv. Yogyakarta
Raymond A, Serway, John W. Jewett, Jr. 2010. Fisika Untuk sains dan Teknik. Jakarta:
Salemba Teknika.
Tim Pembina Mata Kuliah Praktikum Fisika Modern. 2015. Petunjuk Eksperimen Fisika
Modern. Malang : Jurusan Fisika FMIPA UM.

Anda mungkin juga menyukai