Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM FISIKA MODERN

PERCOBAAN PENGUKURAN CACAH RADIASI NUKLIR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Fisika Modern


Yang dibimbing oleh Bapak Drs. Agus Suyudi, M.Pd.

Disusun oleh:
1. Meliska Suelsy (190321624020)
2. Mohammad Syaifullah Yusuf (190321624089)
3. Muhammad Muslih Fathoni Mahsuni (190321624048)
4. Nanda Dwi Nugraha (190321624002)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MARET 2021
PERCOBAAN PENGUKURAN CACAH RADIASI NUKLIR

A. TUJUAN
1. Menentukan counting rate (cacah radiasi) dari bahan radioaktif
2. Menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung

B. DASAR TEORI
Radiasi merupakan suatu cara perambatan energi dari sumber energi ke
lingkungannya tanpa melalui medium perantara atau bahan penghantar. Radiasi
nuklir memiliki dua sifat, yaitu tidak dapat dirasakan secara langsung dan dapat
menembus berbagai jenis bahan. Untuk menentukan adanya radiasi nuklir
diperlukan suatu alat pengukur yang dapat digunakan untuk mengukur kuantitas,
energi, atau doses radiasi (Joko dkk, 2013). Radiasi adalah reaksi kimia yang
berbahaya, maka dari itu diperlukan suatu alat untuk mendeteksi keberadaan
ataupun mengetahui seberapa besar radiasi yang ada. Salah satu alat yang
digunakan adalah detektor radiasi nuklir yang berfungsi untuk mengubah gejala
radiasi menjadi gejala listrik sehingga mudah untuk diamati (Sujadmoko, 2010:1).
Salah satu sensor radiasi yang digunakan untuk mencacah radiasi dari bahan
radioaktif adalah Geiger-Muller Counter. Detektor GM terdiri dari tabung gelas
atau ebonit atau logam berisi gas mulai dengan tekanan rendah dan biasanya juga
berisi poly atomik seperti alkohol atau gas halogen. Gas ini disebut quenching
gashes dengan tekanan = 1 cm Hg. Ditengah tabung, sepanjang sumbunya
dimasukan suatu lapisan logam silinder yang dilapiskan pada dinding tabung.
Antara anoda dan katoda diberi tegangan tinggi dengan polaritas positif pada anoda.
Karena itu perlu ionisasi yang baik antara anoda dan katoda.

Gambar 1. Detektor GM
Prinsip kerja detektor ini berdasarkan ionisasi dari atom-atom gas isian sebagai
medium aktifnya karena berinteraksi dengan partikel radiasi yang datang. Peristiwa
ionisasi dalam tabung disebut avalanche. Proses penggandaan ionisasi (avalanche)
tidak hanya terjadi didekat anoda saja bahkan hampir di seluruh ruangan. Selain itu
avalanche juga disebabkan oleh efek fotolistrik akibat eksitasi atom-atom molekul
isian gas (Azam, dkk. 2007). Pencacahan pulsa yang dilakukan oleh pencacah
disebut counter. Apabila sensor GM terkena radiasi nuklir yang intensitasnya tetap,
maka terjadi ketergantungan pada laju pencacah (banyaknya pulsa per satuan
waktu) terhadap tegangan yang merupakan karakteristik dari GM. Recovery time
merupakan waktu selama detektor memberikan pulsa-pulsa dengan ukuran yang
kurang dari harga penuhnya.
Elektron hasil ionisasi disebut elektron-elektron sekunder yang dipercepat
sehingga terjadi arus ion positif dan elektron semakin besar. sehingga ion positif
dan elekton sekunder terjadi secara beranting terkumpul di anoda sejumlah N yang
jauh lebih besar jumlah elektron primer sehingga memenuhi persamaan:
N=Mn (1)
dimana M adalah faktor multifikasi yang besarnya M >> 1.
Deteksi dari radiasi dengan intensitas yang tinggi memerlukan koreksi dengan
adanya dead time counter (τ ), dan counting rate yang diberikan oleh counter ¿ N,
maka selama waktu Nτ counter tersebut mengalami keadaan mati. Dan counting
rate yang sebenarnya ¿ n, maka akan kehilangan counter selama selang waktu Nτ
tersebut adalah N × τ × n. Jadi N=n−Nτ =N (1−Nτ ) atau:
N
n= (2)
1−Nτ
Untuk N yang tinggi, maka koreksi adanya dead time τ (sebesar faktor
1/(1−Nτ )). Koreksi ini hanya bisa dilakukan jika dari counter diketahui. Dead time
(τ ) dapat ditentukan dengan metode dua sumber apabila masing-masing sumber
memberikan counting rate yang teramati sebesar N1 dan N2 dan jika dua sumber
radiasi tersebut memberikan N12, maka n1 dan n2 masing-masing adalah counting
rate yang sebenarnya dari kedua sumber, sehingga persamaan untuk masing-masing
n1 dan n2 serta n1 + n2 adalah:
N1 N2 N 12
n1 = ; n2= ; dan n1+ n2=
1−N 1 τ 1−N 2 τ 1−N 12 τ
dengan pendekatan diperoleh hasil sebagai berikut:
N 1 + N 2−N 12
τ=
| N 122 −N 12−N 22 | (3)

C. ALAT DAN DESAIN


 Alat dan Bahan
1. Satu set GM Counter beserta counter
2. Sumber radioaktif (amersium, barium dan amersium + barium)
3. Kabel penghubung
4. Aluminium foil
5. Timah hitam
6. Stopwatch

 Desain

Gambar 2. Set-up Percobaan I menentukan daerah plateau

D. PROSEDUR PERCOBAAN
 Percobaan 1
Menentukan counting rate (cacah radiasi) dari bahan radioaktif
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan dan
merangkai alat
2. Menyalakan Geiger Counter dan detektor
3. Meletakkan bahan radioaktif (barium) tanpa pelindung didekat detektor
4. Mengoperasikan alat pencacah radiasi bersamaan dengan pencatat waktu
5. Mencatat cacah radiasi selama selang waktu satu menit
6. Melakukan prosedur 1 s.d. 4 dengan mengganti bahan radioaktif dengan
amersium dan amersium + barium secara bergantian

 Percobaan 2
Menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung
1. Melakukan set-up peralatan seperti pada gambar 2
2. Meletakan sumber radioaktif barium, kemudian melakukan cacah radiasi
dalam waktu satu menit
3. Membungkus bahan radioaktif dengan aluminum foil 1 lapis, 2 lapis, 3 lapis,
4 lapis, atau 5 lapis
4. Mencatat cacah radiasi selama selang waktu satu menit

E. DATA PENGAMATAN
 Percobaan 1
Menentukan counting rate (cacah radiasi) dari bahan radioaktif
Cacah Radiasi/Menit (N)
No
Amersium Barium Amersium + Barium
1 153 15 61

 Percobaan 2
Menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung
Cacah
No Bahan Pelindung Radiasi/Menit (N)
Amersium
1 1 lapis 94
2 2 lapis 113
3 3 lapis 99
4 4 lapis 113
5 5 lapis 116

NST counter = 1 N
NST stopwatch = 0,1 s
F. ANALISIS DATA
Percobaan 1
 Menentukan cacah radiasi dari sumber radiasi yang diukur
1. Bahan radioaktif : amersium (N1)
Cacah radiasi per menit
N 1=153 radiasi /menit
Cacah radiasi per detik
N 1 153
N 1= = =2,55radiasi /detik
60 60
Jadi cacah radiasi amersium sebesar N 1=2,55 Bq.

2. Bahan radioaktif : barium (N2)


Cacah radiasi per menit
N 2=15 radiasi /menit
Cacah radiasi per detik
N 2 15
N 2= = =0,25 radiasi/detik
60 60
Jadi cacah radiasi barium sebesar N 2=0,25 Bq.

3. Bahan radioaktif : amersium + barium (N12)


Cacah radiasi per menit
N 12=61 radiasi /menit
Cacah radiasi per detik
N 12 61
N 12= = =1,02 radiasi /detik
60 60
Jadi cacah radiasi amersium + barium sebesar N 12=1,02 Bq.

 Menentukan waktu mati atau dead time ()


N 1 + N 2−N 12
τ=
| N 122 −N 12−N 22 |
2,55+0,25−0,02
τ= |0,0004−6,5025−0,0625 |=0,39006
2 2 2
∆ τ=
√| ∂τ
∂ N1 ||
∆ N1 +
∂τ
∂ N2 ||
∆ N2 +
∂τ 2
∂ N 12 3 |
∆ N 12
2 2 2

√|
N 1 + N 2 + N 12 N 1+ N 2 + N 12 N 1 + N 2 + N 12

∆ τ=

|
N 122−N 12−N 22
∂ N1
| ∆N1 + || ∂
|N 122 −N 12−N 22
∂ N2
| ||
∆ N2 +

|
N 122−N 12−N 22 2
∂ N 12
|
3 |
∆ N 12

∆ τ= ¿ ¿ ¿ ∆ τ=0,00

¿
∆τ
Ralat relatif = × 100 %
τ
0,00
Ralat relatif = ×100 %=0 %
0,39006
Jadi nilai dead time τ =( 0,39± 0,00) s dengan ralat relatif 0%.

 Menentukan cacah radiasi yang sebenarnya (n)


1. Amersium (n1)
N1 2,55
n1 = |1−N 1 τ
= ||
1−2,55(0,39006)
= 476,90294 |
2 2

∆ n1 =
∂ n1
∂ N1 √|
∆ N1 +
∂ n1
∂τ
∆τ || |
2 2

√|
N1 N1

∆ n1=
∂|1−N 1 τ | || ∆ N1 +| ∂
1−N 1 τ | ∆τ |
∂ N1 ∂τ
2 2

∆ n1=

∆ n1=0,00
√|
( 1−N 1 τ )−(−N 1 τ )
( 1−N 1 τ )
2
∆ N1 +
N 12
( 1−N 1 τ )
2
∆τ
|| |
∆ n1 0,00
Ralat relatif = ×100 %= ×100 %=0 %
n1 476,90294
Jadi cacah radiasi yang sebenarnya dari amersium sebesar
n1 =( 476,90± 0,00) Bq dengan ralat relatif 0%.

2. Barium (n2)
N2 0,25
n2 = |1−N 2 τ
= ||
1−0,25(0,39006)
=0,277013 |
2 2

∆ n2=
∂ n2
∂ N2 √| ∂n
∆ N2 + 2 ∆ τ
∂τ || |
2 2

√|
N2 N2

∆ n2=
∂|1−N 2 τ | || |
∆ N2 +

1−N 2 τ | ∆τ |
∂ N2 ∂τ
2 2

∆ n2=

∆ n2=0,00
√|
( 1−N 2 τ ) −(−N 2 τ )
( 1−N 2 τ )
2
∆ N2 +
N 22
( 1−N 2 τ )
2
∆τ
|| |
∆ n2 0,00
Ralat relatif = ×100 %= × 100 %=0 %
n2 0,277013
Jadi cacah radiasi yang sebenarnya dari barium sebesar n2 =(0,28 ± 0,00) Bq
dengan ralat relatif 0%.

3. Amersium + Barium (n12)


N 12 1,02
n12= | 1−N 12 τ
= ||
1−1,02(0,39006)
=1,69396 |
2 2

∆ n12=
∂ n12
√|
∂ N 12
∂n
∆ N 12 + 12 ∆ τ
∂τ ||
2
|
2

|√ |
N 12 N 12

∆ n12=

1−N 12 τ
∂ N 12
|∆ N 12 + | || ∂
1−N 12 τ
∂τ
| ∆τ |
2 2

∆ n12=

∆ n12=0,00
√|
( 1−N 12 τ ) −(−N 12 τ )
( 1−N 12 τ )
2
∆ N 12 +
N 12 2
( 1−N 12 τ )
2
∆τ
|| |
∆ n12 0,00
Ralat relatif = ×100 %= ×100 %=0 %
n12 1,69396
Jadi cacah radiasi yang sebenarnya dari amersium + barium sebesar
n12=(1,69 ±0,00) Bq dengan ralat relatif 0%.

Percobaan 2
G. PEMBAHASAN
Radiasi adalah salah satu bentuk perambatan energi dari suatu sumber
energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium atau bahan penghantar
tertentu. Salah satu bentuk energi yang dipancarkan secara radiasi adalah energi
nuklir. Radiasi ini memiliki dua sifat yang khas, yaitu tidak dapat dirasakan secara
langsung oleh panca indra manusia dan beberapa jenis radiasi dapat menembus jenis
bahan tertentu. Sebagaimana sifatnya yang tidak dapat dirasakan sama sekali oleh
panca indera manusia, maka untuk menentukan ada atau tidak adanya radiasi nuklir
diperlukan suatu alat, yaitu pengukur radiasi yang merupakan suatu susunan
peralatan untuk mendeteksi dan mengukur radiasi baik kuantitas, energi, atau
dosisnya.

Sebuah zat radioaktif memancarkan energi dalam bentuk gelombang atau partikel ke
segala arah dapat diukur melalui suatu detektor yang dapat merubah gejala radiasi
menjadi gejala listrik sehingga mudah di amati. Efisiensi tabung GM-Counter
bergantung pada jarak sumber radiasi ke detektor, semakin dekat sumber radiasi
dengan detektor maka paparan radiasi yang tercacah semakin besar dan mengurangi
kemungkinan adanya sumbangan radiasi yang berasal dari radiasi kosmik dan
lingkungan.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, pada percobaan pertama adalah


menentukan cacah radiasi atau counting rate dari bahan radioaktif. Urutan cacah
radiasi yang paling tinggi adalah Amersium, Amersium + Barium, yang paling
rendah adalah Barium. Untuk mengetahui cacah radiasinya, bahan radioaktif
(Amersium/Barium/Amersium+Barium) ditempatkan dibawah detektor Geiger-
Muller, yang akan terbaca hasilnya sebagai jumlah cacah radiasi per satu menit nya
di detektor Geiger-Muller.

Berdasarkan perhitungan, diperoleh cacah radiasi Amersium sebesar N 1=2,55 Bq.


cacah radiasi Barium sebesar N 2=0,25 Bq, dan cacah radiasi Amersium + Barium
sebesar N 12=1,02 Bq. Ketika counting rate terdapat waktu saat detektor sama sekali
tidak peka yang disebut dengan waktu mati τ (dead time). Waktu mati dead time
sebesar τ =( 0,39± 0,00) s dengan ralat relatif 0%. Dari perhitungan terbentuk,
diperoleh cacah radiasi yang sebenarnya dari amersium sebesar n1 =( 476,90± 0,00)
Bq dengan ralat relatif 0%, cacah radiasi yang sebenarnya dari barium sebesar
n2 =(0,28 ± 0,00) Bq dengan ralat relatif 0%. cacah radiasi yang sebenarnya dari
amersium+barium sebesar n12=(1,69 ±0,00) Bq dengan ralat relatif 0%.

Pada percobaan kedua bertujuan untuk menentukan penyerapan radioaktif dari


bahan pelindung, yaitu aluminium foil. Pada umumnya, aluminium foil diketahui
sebagai penangkal radiasi. Bahan radioaktif (Amersium dan Barium) diberi lapisan
pelindung dengan ketebalan lapisan yang divariasi, yaitu 1 lapis, 2 lapis, 3 lapis, dan
4 lapis. kemudian menggunakan detektor Geiger-Muller dan mengaktifkannya
secara bersamaan dengan menghidupkan stopwatch sampai satu menit untuk
mengetahui apakah terdapat radiasi yang diserap oleh bahan pelidung aluminium
foil per menitnya.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 bahwa
cacah radiasi setelah sumber radiasi dilapisi bahan pelindung lebih kecil dari
sebelum dilapisi bahan pelindung. Menurut teori, semakin banyak bahan pelindung
maka cacah radiasi yang terdeteksi akan semakin sedikit. Namun dapat dilihat dari
percobaan ke 2 pada tabel, 4 data yang didapatkan tidak presisi dan kurang sesuai
dengan teori yang ada. Hal ini membuktikan bahwa, percobaan ini masih tidak
sesuai dengan teori. Kesalahan yang terjadi mungkin disebabkan karena lapisan
pelindung(alumunium foil) tidak berfungsi dengan baik, adanya kerusakan pada alat
praktikum, kurangnya ketelitian dalam membaca counter pada detektor Geiger-
Muller, dan kurang tepat ketika menentukan cacah radiasi dalam satu menit.

H. KESIMPULAN
Counting rate merupakan jumlah cacah radiasi dari suatu bahan radioaktif yang
diukur per satuan waktu. Pada percobaan ini sensor radiasi yang digunakan untuk
mencacah radiasi dari bahan radioaktif adalah Geiger-Muller Counter. Percobaan
pertama dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai counting rate (cacah radiasi)
dari bahan radioaktif. Dari analisis data pada percobaan pertama dapat diketahui
besarnya nilai cacah radiasi dari bahan radioaktif adalah sebagai berikut:
 Cacah radiasi Amersium sebesar N 1=2,55 Bq
 Cacah radiasi Barium sebesar N 2=0,25 Bq
 Cacah radiasi Amersium + Barium sebesar N 12=1,02 Bq
Percobaan kedua dilakukan untuk mengetahui penyerapan radioaktif dari bahan
pelindung. Secara teori, semakin tebal suatu pelindung maka cacah radiasi yang
dipancarkan akan semakin sedikit. Hal ini dikarenakan pelindung tersebut semakin
banyak menyerap radiasi dari bahan radioaktif. Namun dari grafik analisis data
pada percobaan kedua dapat diketahui bahwa semakin tebal suatu pelindung maka
semakin besar cacah radiasi yang dipancarkan. Hal tersebut mungkin dikarenakan
kondisi aluminium foil (bahan pelindung) yang digunakan tidak dalam kondisi
baru.

I. DAFTAR PUSTAKA
Azam, dkk. 2007. Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pad Detektor Geiger
Muller. Jurnal Sains & Matematika (JSM). Vol. 15, No. 2.
Joko, dkk. 2013. Perancangan Bangun sistem Akuisisi data untuk pencarian
Sumber radiasi nuklir menggunakan Robot Hexapod. Jurnal Forum Nuklir, Vol
7 No. 2 Nov 2013. Yogyakarta.
Sujadmoko. 2010. Rancangan Bangun Detektor Geiger Muller. Skripsi FMIPA
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tim Praktikum Fisika Modern. 2016. Modul Praktikum Fisika Modern. Malang:
Jurusan Fisika FMIPA UM.

J. TUGAS
1. Percobaan I
a. Hitung rata-rata cacah radiasi N1 dan N2 serta N12 nyatakan dalam satuan
radoiaktivitas (lihat lampiran)
Jawab:

b. Hitung Dead Time  (waktu mati) beserta ralatnya


Jawab:

c. Tentukan cacah radiasi yang sebenarnya (n) dari kedua bahan radioaktiv,
yaitu Barium dan Amersium nyatakan dalam satuan radoiaktivitas (lihat
lampiran yang tersedia di meja praktikum)
Jawab:

d. Buat kesimpulan Percobaan


Jawab:

2. Percobaan II
a. Buat hubungan antara tebalnya pelindung dengan cacah radiasi
Jawab:

b. Buat kesimpulan Percobaan II


Jawab:

c. Buat laporan Percobaan II dalam buku laporan


Jawab:

K. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai