Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM EKSPERIMEN FRANCK-HERTZ

Rizqiana Mauliasari Kurniawan1), Siti Fatimah2), Dwi Haryoto3), Winarto3), Trio4)

1) Ketua kelompok
2) Anggota kelompok
3) Dosen pembimbing
4) Proofreader

Abstrak : Telah dilakukan percobaan eksperimen Franck-Hertz.


Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari tingkat energi diskrit
dalam atom. Selain itu, percobaan ini juga bertujuan untuk
menunjukkan tingkat energi eksitasi pada atom. Pada percobaan ini,
dilakukan analisis data dengan motede analisis kuantitatif. Hasil dari
percobaan ini adalah

Kata Kunci : Atom, Eksitasi, Energi Kinetik, Franck-Hertz, Partikel, Tumbukan

A. PENDAHULUAN
1. Motivasi

2. Ringkasan Percobaan
Percobaan Eksperimen Franck-Hertz ini dilakukan menggunakan set alat Franck-
Hertz yang dilengkapi dengan gas bertekanan rendah. Langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mengatur switch power (1) pada posisi off, switch (9) pada posisi
manu, switch (10) pada posisi internal, dan switch (11) pada posisi meter. Putar
semua tombol pada posisi minimum, yaitu dengan cara membuat berlawanan arah
dengan perputaran jarum jam. Selanjutnya menghubungkan input dengan sumber
tegangan 220V, kemudian mengatur jarum amperemeter pada posisi nol dengan
menggunakan tombol zero (7). Kemudian mengatur tombol gain pada posisi garis
penunjuk mengarah ke atas.
Setelah itu memutar tombol G2-K (5) searah jarum jam sampai voltmeter
menunjuk kira-kira 30 volt. Memutar tombol pemanas (2) sampai garis penunjuk
mengarah ke atas dan menunggu kira-kira satu sampai dua menit. Selanjutnya,
memutar tombol G1-K (3) sampai ampermeter menunjukkan adanya arus dan putar
tombol G2-P (4) sampai menunjukkan adanya pengaruh pada jarum ampereeter.
Kemudian mengatur G1-K (3) dan G2-P (4) sedemikian sehingga bila G2-K (5)
diputar ke arah maksimum amperemeter tidak melebihi batas maksimum.
Tombol zero (7) diatur agar menunjuk nol pada saat G2-K minimum (nol). Dari
harga nol memperbesar V dengan memutar G2-K (5) sedikit demi sedikit yang akan
diikuti dengan besarnya arus yang ditunjukkan oleh jarum amperemeter. Pada posisi
harga V tertentu harga I akan turun drastis kemudian bertambah besar lagi. Cari
keadaan penurunan I sebanyak 3-4 kali untuk satu proses perubahan V dari harga nol
sampai maksimum. Apabila keadaan ini sudah didapat, meminimumkan tombol G2-
K (5), kemudian mengubah switch (9) pada posisi auto. Selanjutnya
memaksimumkan tombol G2-K (5), akan terlihat secara otomatis jarum voltmeter
bertambah tetapi jarum amperemeter naik-turun-naik-turun dan seterusnya.

3. Implementasi dalam Teknologi

B. LATAR BELAKANG TEORITIS

C. DESAIN DAN PROSEDUR PERCOBAAN


1. Deskripsi Peralatan
Untuk dapat menentukan cacah radiasi dari bahan radioaktif dan penyerapan
radioaktif bahan pelindung digunakan alat alat seperti satu set GM Counter beserta
counternya, sumber radioaktif (Amersium, Barium, dan kaos lampu), kabel
penghubung, alumunium foil, timah hitam, dan stopwatch. GM Counter atau Geiger-
Muller Counter merupakan sensor radiasi yang digunakan untuk mencacah radiasi
dari bahan radioaktiv. Detektor GM ini terdiri dari suatu tabung gelas atau ebonit atau
logam yang berisi gas mulia dengan tekanan rendah, dan pada biasanya juga berisi
poly atomic (misalnya alcohol) ataupun gas halogen. Gas yang ada pada tabung
disebut sebagai quenching gas dengan tekanan sebesar 1 cm Hg. Ditengah-tengah
tabungnya, dimasukkan suatu lapisan logam silinder yang dilapiskan pada dinding
tabung sepanjang sumbunya.
Bahan radioaktiv yang akan ditentukan cacah radiasinya dalam percobaan ini
adalah Amersium, Barium, dan kaos lampu. Dalam percobaan yang kedua, yaitu
percobaan untuk menentukan penyerapan radioaktiv, bahan radioaktiv yang
digunakan hanya Amersium dan Barium. Hanya saja dalam percobaan penyerapan
radioaktif, digunakan juga alumunium foil sebagai pelindung dari bahan radioaktif.
Untuk menentukan cacah radiasi per menit, dibutuhkan juga stopwatch. Stopwatch
digunakan untuk menandai waktu per satu menit dari cacah radiasi. Jadi, nilai
counting rate atau cacah radiasi ini dicatat tiap satu menit.

2. Deskripsi Percobaan
Gambar Susunan Peralatan Percobaan Cacah Radiasi Nuklir

Praktikum penentuan cacah radiasi terdiri dari dua percobaan. Percobaan yang
pertama adalah percobaan untuk menetukan counting rate (cacah radiasi) dari bahan
radioaktif. Cacah radiasi dari bahan radioaktif dapat ditentukan dengan cara
menyiapkan alat-alat yang digunakan dalam percobaan kemudian men-setnya.
Setelah itu, menyalakan alat Geiger Counter beserta detektornya. Setelah menyala,
bahan radioaktif yang pertama yaitu Barium tanpa pelindung diletakkan di dekat
detektor. Kemudian menyiapkan stopwatch. Setelah semua siap, selanjutnya
mengoperasikan alat pencacah radiasi (memindahkan selektor fungsi ke start)
bersamaan dengan memulai timer pada stopwatch. Timer pada stopwatch diatur
selama satu menit. Setelah satu menit, mencatat cacah radiasi yang tertera pada alat
ke lembar hasil data pengamatan. Kemudian memencet tombol kembali nol pada GM
Counter dan mengulang tahap yang sama hingga didapatkan lima data.
Langkah langkah di atas juga dilakukan untuk bahan radioaktif yang lainnya,
yaitu Amersium dan Kaos lampu. Hal yang perlu diperhatikan adalah jarak dan posisi
antara detektor dengan bahan radioaktif haruslah sama. Apabila berubah dapat
mempengaruhi hasil percobaan.
Percobaan kedua adalah percobaan untuk menentukan penyerapan radioaktif dari
bahan pelindung. Susunan alat dalam percobaan ini sama dengan susuna pada
percobaan pertama. Hal yang berbeda adalah sumber radioaktif yang akan diletakkan
di dekat detektor dilapisi dengan alumunium foil atau timah hitam terlebih dahulu.
Untuk percobaan pertama, bahan radioaktif, misalnya Barium dilapisi dengan satu
lapis alumunium foil. Setelah itu mencacat cacah radiasi sama seperti langkah dalam
percobaan pertama. Setelah mendapatkan nilai cacah radiasi pada saat dilapisi dengan
satu lapis alumunium foil, kemudian lapisan ditambah menjadi dua lapisan dan
mencatat hasil cacah radiasinya. Hal tersebut dilakukan hingga ada lima lapisan yang
melapisi Barium. Hal tersebut juga berlaku sama untuk bahan radioaktif Amersium.
D. ANALISIS
1. Metode Analisis
Dalam menganalisa hasil percobaan cacah radiasi, digunakan metode analisis data
secara kuantitatif. Adapun persamaan yang digunakan adalah
- Cacah radiasi per menit rata-rata:
∑ N1
N 1=
n
- Simpangan Baku


2
∑(N 1−N 1)
∆ N1=
n ( n−1 )
- Ralat Relatif
∆ N1
R N 1= ×100 %
N1

2. Sajian Hasil
Hasil dari percobaan pengukuran cacah radiasi nuklir adalah
Tabel 1. Data Pengamatan Percobaan 1: Menentukan Counting Rate

CACAH RADIASI / MENIT (N)


No
Barium Amersium Kaos lampu
1. 44 273 19
2. 30 252 18
3. 35 233 15
4. 34 228 12
5. 28 204 12

Tabel 2. Data Pengamatan Percobaan 2: Menentukan Penyerapan Radioaktif

SUMBER RADIOAKTIF BAHAN CACAH


NO Barium Amersium PELINDUNG RADIASI/M
ENIT
1 lapis alumunium
1. 22 114 1 menit
foil
2 lapis alumunium
2. 24 101 1 menit
foil
3 lapis alumunium
3. 27 100 1 menit
foil
4 lapis alumunium
4. 23 82 1 menit
foil
5 lapis alumunium
5. 18 89 1 menit
foil
nst :
1) GM Counter detektor =
2) Stopwatch = 1 sekon
3. Pembahasan Hasil

Radiasi merupakan suatu cara perambatan energi dari suatu energi ke


lingkungannya tanpa membutuhkan medium perambatan. Untuk menentukan besar
atau nilai cacah radiasi suatu bahan radioaktif dapat dilakukan dengan menggunakan
alat Geiger-Muller Detektor. Alat GM detector ini bekerja menggunakan prinsip
ionisasi. Dalam peristiwa ionisasi ini akan terbentuk pasangan ion positip dan ion
negatif yang jumlahnya berbanding lurus dengan energi pengionnya.

Pada percobaan ini didapatkan nilai cacah radiasi rata-rata bahan radioaktif.
Pada bahan radioaktif Barium didapatkan nilai rata-rata cacah radiasinya adalah
N B =( 34,2± 2)Bq dengan ralat relatif sebesar 8,08 % (3 AP). Pada Amersium
ditemukan nilai rata-rata cacah radiasinya adalah N A =( 238 ±11 ) Bq dengan ralat
relative sebesar 4,88 % . Sedangkan pada kaos lampu didapatkan hasil N K =(15,2± 1)
Bq dengan ralat relatif sebesar 9,62 % .

Dari hasil analisis di atas masih ditemukan nilai ralat relatif yang relatif cukup
besar. Hal tersebut dapat disebabkan karena adanya faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi bahan radioaktif. Sebagai contohnya adalah jarak yang tidak sama
antara pengambilan data pertama dengan data selanjutnya. Selain itu, dari bahan
radioaktifnya yang sudah tua dan sering terpapar udara menyebabkan hasilnya tidak
sesuai.

Grafik Hubungan antara Tebal


Pelindung dengan Cacah Radiasi
Amersium
120
100
Series2
80
60 Grafik Hubungan antara Tebal
40 Pelindung dengan Barium
30
20
0
25
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
20 Series2

15

10

0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Dari hasil grafik di atas, diketahui bahwa bentuk grafik tidak linear sempurna. Hal
tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak pelindung atau pelapis yang melapisi
bahan radioaktif, maka counting ratenya dapat naik maupun turun. Padahal, pada
kenyataanya, semakin banyak jumlah pelapis yang melapisi bahan radioaktif, maka
akan semakin kecil nilai dari cacah radiasinya. Hal tersebut dapat disebabkan karena
bahan pelapis atau alumunium foil menyerap banyak radiasi. Dari gambar grafik
tersebut diketahui bahwa nilai dari cacah radiasinya tidak stabil atau menurun dengan
konstan. Hal tersebut dapat disebabkan karena adanya kesalahan saat melaksanakan
percobaan, dan juga dapat terjadi akibat lapisan alumunium foil yang tidak melapisi
secara sempurna.
4. Saran Perbaikan
Hasil dari analisis data pada percobaan ini menunjukkan ralat yang lumayan besar
pada percobaan menentukan counting rate. Dengan adanya ralat yang tergolong
cukup besar, maka sebaiknya dalam melakukan percobaan ini lebih teliti lagi dalam
melakukan percobaan. Selain itu, pada saat meletakkan bahan radioaktif di bawah
tabung gas, usahakan letak atau posisi bahan radioaktif tepat pada tengah tengah
tabung selain itu, saat meletakkan bahan radioaktif di bawah tabung gas, sebaiknya
diletakkan dengan jarak yang sama untuk semua percobaan.
Pada saat mengukur atau menentukan cacah radiasi dari kaos lampu sebaiknya,
posisi kaos lampu selalu tetap hingga lima kali percobaan. Hal tersebut dikarenakan,
pada permukaan kaos lampu memiliki jumlah dan jenis muatan yang berbeda-beda.
Saat melakukan percobaan, sebaiknya menekan stopwatch dan tombol start pada GM
Counter secara bersamaan agar didapatkan nilai dan hasil yang sesuai.
Dalam percobaan menetukan penyerapan radioaktif, sebaiknya pada saat melapisi
bahan radioaktif, bahan pelindung yang dilapiskan benar-benar tersusun dan melapisi
dengan baik. Selain itu, usahakan jangan mengubah-ubah posisi dari bahan radioaktif
di bawah tabung.

E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data didapatkan hasil bahwa nilai dari
counting rate atau cacah radiasi dari bahan radioaktif Barium adalah N B =( 34,2± 2)Bq
dengan ralat relatif sebesar 8,08 % (3 AP). Sedangkan, nilai counting rate dari bahan
radioaktif Amersium adalah N A =( 238 ±11 ) Bq dengan ralat relative sebesar 4,88 % .
Untuk kaos lampu didapatkan nilai counting ratenya adalah N K =(15,2± 1) Bq dengan
ralat relatif sebesar 9,62 % .
Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis data diketahui bahwa hubungan
antara jumlah pelapis bahan radioaktif (alumunium foil) dengan cacah radiasi adalah
berbanding terbalik. Semakin besar atau semakin banyak pelapisnya, semakin kecil
counting rate atau cacah radiasinya. Hal tersebut dikarenakan bahan pelindung menyerap
leboih banyak radiasi.
F. DAFTAR RUJUKAN
Alvionita, Denada. 2016. Makalah Instrumenasi Nuklir Sistem Pencacahan pada
Radioimmunoassay. Yogyakarta: Badan Tenaga Nuklir Indonesia.
John, Lilley. 2001. Nuclear Physics, Principles and Application. New York.
Mukhsin, M.W. 2015. Pengembangan Detektor Geiger Muller dengan Isian Gas Alkohol,
Metana dan Argon. Jatinangor: Universitas Padjadjaran.
Sayono, dkk. 2009. Pembuatan Detektor Geiger Muller Tipe Jendela Samping dengan
Isian Gas Argon, Alkohol, dan Bromine. Yogyakarta: Pusat Teknologi
Akselerator dan Proses Bahan.
Tim Praktikum Fisika Modern. 2019. Modul Praktikum Fisika Modern. Malang: Jurusan
Fisika FMIPA UM.

G. LAMPIRAN
1. Analisis Data
2. Tugas
a) Percobaan 1
1) Cacah radiasi rata-rata bahan radioaktif yang didapat dari percobaan ini yaitu
untuk Barium didapatkan hasil rata-rata cacah radiasinya adalah
N B =( 34,2± 2) Bq ralat relatif sebesar 8,08 % . Sedangkan, untuk bahan
radioaktif Amersium didapatkan nilai rata-rata cacah radiasinya adalah
N A =(238 ± 11) Bq dengan ralat relatif sebesar 4,88 % . Pada kaos lampu,
didapatkan nilai rata-rata cacah radiasinya adalah N k =(15,2 ±1) Bq dengan
ralat relatif sebesar 9,62% .
2) Dalam percobaan ini tidak dilakukan proses untuk menghitung nilai dari dead
time pada bahan radioaktif.
3) Cacah radiasi sebenarnya dari percobaan ini tidak dapat diketahui, karena
untuk menghitung nilai cacah radiasi yang sebenarnya dibutuhkan nilai dari
dead time.
4) Berdasarkan hasil percobaan dan analisis data diketahui bahwa nilai dari rata-
rata cacah radiasi bahan radioaktif Amersium paling besar diantara Barium
dan Kaos Lampu. Kaos lampu memiliki nilai rata-rata cacah radiasi diantara
ketiga bahan radioaktif dikarenakan kaos lampu bukan merupakan bahan
radioaktif.
b) Percobaan 2
1) Grafik hubungan antara tebal pelindung dengan cacah radiasi

Grafik Hubungan antara Tebal


Pelindung dengan Cacah Radiasi
Amersium
120
100
Series2
80
60
40
20
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Grafik Hubungan antara Tebal
Pelindung dengan Barium
30

25

20 Series2

15

10

0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5

2) Berdasarkan percobaan yang kedua, didapatkan kesimpulan bahwa semakin


tebal pelindung yang melapisi bahan radioaktif semakin kecil nilai cacah
radiasinya. Karena adanya faktor tertentu yang mempengaruhi bahan
radioaktif, maka grafik yang didapatkan dalam percobaan ini tidak teratur.
Namun, sebagian besar menunjukkan adanya penurunan.

Anda mungkin juga menyukai