Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FISIKA INTI CACAH GEIGER-MULLER MENGGUNAKAN Cs-137

Kelompok Rifia Pratiwi Riswanto Ayu fika Agustin Lian Karlina Saputri

: (10306144011) (10306144026) (10306144033) (10306144041)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS YOGYAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini telah dikenal dan diketahui berbagai macam zat yang mengandung radioaktif. Keberadaan zat radioaktif tidak dapat diketahui secara langsung dengan panca indra. Untuk mendeteksi keberadaan zat radioaktif diperlukan alat detektor, salah satunya detektor Geiger-Muller. Zat radioaktif memancarkan sinar tembus yang biasa disebut sinar radioaktif. Pemancaran sinar tembus yang secara spontan oleh inti-inti yang tidak stabil dinamakan radioaktivitas. Radioaktivitas ini bisa dideteksi oleh suatu alat yang bernama Geiger-Muller. Pada percobaan ini, detektor ini digunakan untuk menentukan count dari zat radioaktif. Dari count tersebut akan diketahui waktu peluruhan dari suatu zat radioaktif serta hubungan yang terjadi antara jarak sumber dengan count yang ditetapkan.

B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam percobaan kali in adalah mendeteksi jumlah cacah pada zat radio aktif Cs-137

C. Tujuan Mengetahui rata-rata jumlah cacah per detik pada zat radio aktif Cs-137

D. Langkah Kerja 1. Menyalakan alat pencacah Geiger muller, sambil menunggu sekitar 1 menit 2. Menempatkan zat radioaktif Cs-137 ke tempat yang telah disediakan 3. Mengatur waktu cacah menjadi 10 second 4. Tekan tombol start, tunggu 10 detik kemudian catat hasil yang ditunjukan layar 5. Jika sudah berhenti kemudian tekan reset 6. Ulangi langkah 4 dan lima sebanyak 200 kali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DASAR TEORI Pencacah Geiger, atau disebut juga Pencacah Geiger-Mller adalah sebuah alat pengukur radiasi ionisasi. Pencacah Geiger bisa digunakan untuk mendeteksi radiasi alpha dan beta. Sensornya adalah sebuah tabung Geiger-Mller, sebuah tabung yang diisi oleh gas yang akan bersifat konduktor ketika partikel atau foton radiasi

menyebabkan gas (umumnya Argon) menjadi konduktif. Alat tersebut akan membesarkan sinyal dan menampilkan pada indikatornya yang bisa berupa jarum penunjuk, lampu atau bunyi klik dimana satu bunyi menandakan satu partikel. Pada kondisi tertentu, pencacah Geiger dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi gamma, walaupun tingkat reliabilitasnya kurang. Pencacah Geiger tidak bisa digunakan untuk mendeteksi neutron. Bagian-bagian detektor Geiger Muller : Katoda yaitu dinding tabung logam yang merupakan elektroda negatif. Jika tabung terbuat dari gelas maka dinding tabung harus dilapisi logam tipis. Anoda yaitu kawat tipis atau wolfram yang terbentang di tengah - tengah tabung. Anoda sebagai elektroda positif. Isi tabung yaitu gas bertekanan rendah, biasanya gas beratom tunggal dicampur gas poliatom (gas yang banyak digunakan Ar dan He).

Kelebihan Detektor Geiger Muller : Konstruksi simple dan Sederhana Biaya murah Operasional mudah

Kekurangan Detektor Geiger Muller : Tidak dapat digunakan untuk spektroskopi karena semua tinggi pulsa sama. Efisiensi detektor lebih buruk jika dibandingkan dengan detektor jenis lain. Resolusi detektor lebih rendah. Waktu mati besar, terbatas untuk laju cacah yang rendah. Radioaktivitas adalah Pemancaran sinar tembus (sinar radioaktif) secara spontan oleh inti-inti tidak stabil. Kita dapat mendeteksi aktivitas radioaktif dengan menggunakan pencacah Geiger-Muller. Beberapa berkas radiasi dibelokkan oleh medan magnetic sehingga lintasannya tidak mengenai tabung Geiger. Penbelokan berkas radiasi oleh medan magnet menunjukkan bahwa radiasi tersebut terdiri atas partikel-partikel bermuatan. Prinsip tersebut dapat digunakan oleh berkas radioaktif lain. Pada tahun 1899 Ernest Ruherford melakukan percobaan dalam rangka studinya mengenai radioktif. Ia menempatkan sedikit radium didasar sebuah kotak kecil dari timah hitam (timbal). Dia mendapatkan bahwa berkas sinar terpisah tiga komponen. Dengan memperhatikan arah sinar yang dibelokkan,dapat disimpulkan bahwa komponen sinar yang tidak dibelokkan adalah tidak bermuatan (sinar ),komponen yang dibelokkan ke kanan adalah bermuatan positif (sinar ),dan sinar yang dibelokkan kekiri adalah bermuatan negative (sinar ). Peluruhan inti atom terjadi untuk mempertahankan kekekalan muatan(muatan total sebelum dan sesudah peluruhan adalah sama). Terdapat tiga jenis peluruhan inti yaitu: Peluruhan sinar alfa Telah diketahui sinar alfa merupakan inti atom (He) yang mengandung 4 nukleon,yaitu 2 proton dan 2 neutron. Ketika sebuah inti memancarkan sinar alfa,inti

tersebut akan kehilangan 4 nukleon.Diantaranya adalah proton.sesuai dengan hukum kekekalan nomor massa dan hukum kekekalan nomor atom maka: i. ii. Nomor masssa(A) berkurang 4, dan Nomor atom (Z) berkurang 2

Jadi jika sebuah inti induk X berubah menjadi inti anak yang sambil memancarkan sinar , maka peluruhannya dapat ditulis sebagai + Hukum kekekalan energy juga berlaku pada reaksi inti pemancaran sinar . Jika massa inti induk adalah mx, massa inti anak adalah my, dan massa inti sinar adalah m, semuanya dinyatakan dalam u, maka kita dapat menyatakan energy disintegrasi , Q ( dalam satuan MeV) sebagai Q = (mx my- m ) x 931 MeV/ u Peluruhan sinar Sebuah inti yang meluruh dengan memancarkan sinar beta tidak akan berkurang nomor massanya tetapi nomor atomnya akan bertambah satu. Jadi, jika sebuah inti induk X berubah menjadi inti anak yang sambil memancarkan sinar beta reaksi intinya diberikan oleh : + + v (neutrino) (2.2)

Pada peluruhan sinar ini bukanlah suatu electron orbital (electron yang bergerak mengitari inti atom pada suatu orbit tertentu ) melainkan electron yang diciptakan dalam inti itu sendiri. Pada tahun 1930, Wolfgang Pauli mengusulkan suatu solusi bahwa kemungkinan partikel beta muncul suatu partikel baru yang sangat sukar dideteksi selama peluruhan partikel neutrino . neutrino memiliki muatan nol dan massa diam nol. Peluruhan gamma Sinar gamma adalah foton-foton (kuanta atau paket energy) yang memiliki energy sangat tinggi. Seperti halnya sebuah atom, inti atom itu sendiri dapat berada dalam keadaan tereksitasi. Ketika inti ini melompat ke keadaan yang lebih rendah atau keadaan dasarnya, inti ini memancarkan sebuah foton. Karena sinar tidak memiliki nomor massa dan nomor atom nol, maka pemancaran sinar tidak menyebabkan perubahan nomor massa dan nomor atom pada inti induk. Dengan kata lain, inti anak sama dengan inti induk, atau tidak terjadi inti baru pada pemancaran gamma. Dalam beberapa kasus, inti dapat tinggal dalam keadaan tereksitasi selama beberapa saat sebelum inti ini memancarkan sinar . Inti ini disebut dalam keadaan metastabil, dan inti ini disebut suatu isomer.

Peluruhan Radioaktif Laju peluruhan radioaktif disebut aktivitas (activity lambing A). Semakin besar aktivitasnya , semaikin banyak inti atom yang meluruh per detik. Aktivitas tidak bersangkut paut dengan jenis peluruhan atau radiasi yang dipancarkan cuplikan, atau dengan energy radiasi yang dipancarkan . Aktivitas hnya ditentukan oleh jumlah peluruhan per detik( Kenneth S. Krane. 1992.359-360). Satuan dasar untuk mengukur aktivitas adalah curie. 1 curie = 3,7 x 1010 peluruhan/sekon = 3,7 x 1010 Bq Satu curie didefinisikan sebagai banyaknya peluruhan yang dilakukan oleh satu gram radium dalam waktu satu sekon. Satu curie adalah bilangan yang besar sehingga kita lebih sering bekerja dengan satuan millicurie (mCi) dan mikrocurie (Ci). Dalam SI, satuan aktivitas radiasi dinyatakan dalam Bequerel ( Bq ) . Jika peluang untuk meluruh disebut tetapan paluruhan (lambang ), maka aktivitas bahan bergantung pada banyak inti radioaktif dalam bahan ( N ) dan . Secara matematis ditulis: A=N ; N = N0 e-t = e t Ln Ln = Ln Dengan: = - t =t 1/t

A = aktivitas radioaktif N0 = banyak inti radioaktif saat t= 0 N = banyak inti pada selang waktu t e = bilangan natural = 2,718 = tetapan peluruhan (satuan s-1)

TABULASI DATA HASIL PERCOBAAN TANPA MENGGUNAKAN ZAT RADIOAKTIF data (cacah/detik) 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 Jumlah Frekuensi 20 34 56 38 22 14 4 8 4 200

HASIL PERCOBAAN MENGGUNAKAN ZAT RADIOAKTIF Cs-137 N (cacah/detik) 13.5 13.8 14 14.1 14.2 14.4 14.5 14.6 14.7 14.8 14.9 15.1 15.2 15.3 15.4 15.5 15.6 15.7 15.8 15.9 16 16.1 16.2 16.3 16.4 16.5 16.6 ( frekuensi 1 1 2 1 2 1 3 2 1 2 3 3 3 4 4 4 3 4 11 5 10 7 5 7 4 12 6 ) N (cacah/detik) 16.7 16.8 16.9 17 17.1 17.2 17.3 17.4 17.5 17.6 17.7 17.8 17.9 18 18.1 18.2 18.3 18.4 18.5 18.6 18.7 18.8 19 19.3 19.4 20.5 frekuensi 7 2 9 5 2 2 4 10 6 1 3 6 1 3 7 1 2 3 3 4 1 1 1 3 1 1

BAB III PEMBAHASAN Percobaan ini bertujuan untuk Mengetahui rata-rata jumlah cacah per detik pada zat radio aktif Cs-137. Percobaan dilakukan dengan mendekatkan zat radioaktif pada Geiger tube agar zat radiasi dapat dideteksi Geiger tube. Sehingga peluruhannya dapat terbaca pada detector Geiger Muller. Radioaktivitas terjadi karena pemancaran sinar radioaktif secara spontan oleh inti-inti tidak stabil, pada percobaan ini digunakan Cs-137. Pada percobaan pertama ketika jumlah cacah dalam 10 detik diukur 200 kali. Mengukur 200 kali jumlah cacah dalam 10 detik, dimana telah diketahui bahwa radiasi bersifat random atau acak. Dapat diartikan bahwa jika dalam sebuah pengukuran cacah radiasi yang berulang akan memunculkan data yang berbeda-beda ataupun ada beberapa yang sama, sehingga sifat data seperti inilah yang disebut bersifat acak atau random. Meskipun berbeda tapi nilainya tidak terlalu jauh, dari grafik dapat dilihat bahwa jumlah cacah dengan frekuensi terbanyak adalah 16,5. Grafik dibawah difitting menggunakan distribusi Gaussian.

Grafik dan hasil plot percobaan zat radioaktif Cs-137:

B Gauss fit of Data1_B


12
Data: Data1_B Model: Gauss Chi^2/DoF = 4.74536 R^2 = 0.44277

10

frekuensi cacah

y0 xc w A

1.5621 0.71716 16.42273 0.13405 1.80887 0.42176 11.96215 3.69361

0 13 14 15 16 17 18 19 20 21

jumlah cacah (cacah perdetik)

Dengan : Rumus grafik fitting : Variansi (R^2) Ralat grafik (R) Tinggi sumbu y awal (y0) Chi^2/dof=4.74536 : 0.44277 : 0.66541 : 1.5621 0.71716

Posisi pertengahan grafik pada sumbu X awal (Xc) : 16.42273 0.13405 Lebar grafik Tinggi grafik : 1.8089 : 5.2765

Berdasarkan grafik diatas, grafik mengikuti distribusi Gaussian, peluang ditemukannya atom paling besar adalah pada cacah sekitar 16,42 Reaksi yang terjadi adalah: Cs Ba + e + - Inti Cs berubah menjadi inti Ba, ketika Cs memancarkan elektron - nomor atom Cs bertambah satu dan berubah menjadi inti Ba (Cs dan Ba adalah 2 inti yang berbeda) - nomor massa tetap, artinya (p+n) untuk Cs sama dengan (p+n) untuk Ba - jumlah neutorn Cs (137 - 55 = 82) berkurang menjadi (137 - 56 = 81) untuk Ba jadi pada peluruhan beta negatif terjadi perubahan neutron menjadi proton .......n p + e Karena neutron berkurang satu dan proton bertambah satu, maka (p+n) tetap, alias nomor massa tidak berubah. KESIMPULAN Dari hasil percobaan dan fitting data menggunakan distribusi Gaussian diperoleh rata-rata jumlah cacah per detik pada zat radio aktif Cs-137 adalah 16,42.

DAFTAR PUSTAKA Beisser,Arthur. 1983. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga (http://id.wikipedia.org/wiki/Peluruhan_radioaktif) http://www.adipedia.com/2011/03/pencacah-geiger-alat-pengukur-radiasi.html http://kusnantomukti.blog.uns.ac.id/files/2012/06/spektroskopi-gamma.docx http://www.scribd.com/document_downloads/direct/50250430?extension=docx&ft=1361537 863&lt=1361541473&uahk=OvbPsu8pgEeTR9v3qOEjUyHLWPk

Anda mungkin juga menyukai