Anda di halaman 1dari 7

STATISTIK PANCARAN RADIASI

Oleh: Yudha Eka Pratomo Mahasiswa fak. MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta Surak rta M0209057 ABSTRAK Partikel yang melewati bahan akan berinteraksi dengan bahan tersebut dalam sejumlah cara. Partikel tersebut dapat mengionisasi atom, tersebar dari atom, atau terabsorbsi oleh atom, dan lain-lain. lain. Detektor radiasi mengeksploitasi interaksi-interaksi interaksi interaksi tersebut untuk dapat mengukur energi partikel, momentum partikel, atau atau muatan partikel, dan kadang kadang-kadang mengetahui keberadaan partikel itu sendiri. Dalam praktikum ini, digunakan udara sebagai contoh radiasi yang diterima detektor. Pancaran radiasi udara sangat acak dan tidak beraturan. Sehingga tidak dapat diperkirakan besarnya. Keywords: radiasi, detector Geiger-Muller, Geiger Muller, distribusi Gauss, distribui Poisson. A. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Radiasi yang dikeluarkan oleh atom dalam bentuk radiasi elektromagnetik, sangat sulit dideteksi oleh tubuh manusia. Tidak semua radiasi elektromagnetik berdampak baik bagi manusia, radiasi juga akan berdampak buruk bagi manusia. Kerusakan yang diakibatkan oleh radiasi biasanya dikatagorikan ke dalam dua jenis: kerusakan somatik dan kerusakan genetik. Untuk menghindari bahaya radiasi tersebut, maka perlunya diadakan pembelajaran statistik pancaran radiasi ini. Selain itu, perlunya pengetahuan dalam mengaplikasikan likasikan alat detektor radiasi menjadi hal yang penting dalam mengetahui kuantitas radiasi. 2. TUJUAN Mengetahui prinsip kerja Detector Geiger-Muller. Dapat menggambar pola distribusi Gauss dan distribusi Poisson B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Detector Radiasi Partikel yang melewati bahan akan berinteraksi dengan bahan tersebut dalam sejumlah cara. Partikel tersebut dapat mengionisasi atom, tersebar dari atom, atau terabsorbsi oleh atom, dan lain-lain. lain. Detektor radiasi mengeksploitasi interaksi interaksiinteraksi tersebu tersebut untuk dapat mengukur energi partikel, momentum partikel, atau muatan partikel, dan kadang kadang-kadang mengetahui keberadaan partikel itu sendiri. Beragam perangkat telah dikembangkan untuk mendeteksi radiasi. Perangkat Perangkatperangkat ini digunakan untuk bermacam-macam acam keperluan, termasuk dalam diagnosis medis, penentuan umur secara radioaktif, pengukuran radioaktif, pengukuran radiasi latar, serta pengukuran massa, energi, dan momentum partikel yang dihasilkan dalam reaksi nuklir berenergi tinggi. Pada awal abad k ke-20, detektor radiasi masih jauh lebih sederhana bila dibandingkan dengan detektor yang digunakan saat ini. Kita akan membahas detektor yang pertama kali digunakan. Sebuah emulsi fotografik (photographics emulsion) adalah contoh detektor yang paling seder sederhana. Partikel bermuatan akan mengionisasi

atom dalam lapisan emulsi. Jejak partikel akan bersesuaian dengan titik-titik titik emulsi di mana telah terjadi perubahan kimia. Ketika emulsi telah dikembangkan, lintasan partikelnya menjadi tampak. Sebuah kamar kabut (cloud chamber) mengandung gas yang telah didinginkan hingga di bawah titik kondensasi. Partikel berenergi tinggi yang melewati gas akan mengionisasi gas tersebut disepanjang lintasannya. Ion Ion-ionnya bertindak sebagai pusat-pusat pusat kondensasi gas yang didinginkan. Jejak partikel dapat dilihat dengan mata telanjang dan dapat difoto. Medan magnet dapat diterapkan untuk menentukan muatan partikel, begitu juga momentum dan energinya. Sebuah alat yang disebut kamar gelembung (buble chamber), diciptakan pada tahun 1952 oleh D. Gleser, adalah ah alat yang menggunakan cairan (biasanya cairan hdrogen) yang terjaga pada suhu dekat titik didihnya. Ion yang dihasilkan oleh partikel bermuatan akan meninggalkan jejak lintasan gelembung, yang kemudian dapat difoto. Oleh karena kerapatan medium pendeteksi dalam sebuah kamar gelembung lebih tinggi dari kerapatan gas dalam kamar kabut, maka kamar gelembung memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi. Detektor lebih yang baru melibatkan proses-proses proses yang lebih rumit. Dalam sebuah sebu kamar ion atau ion chamber, pasangan elektron-ion elektron dihasilkan ketika radiasi melewati gas dan menghasilkan sinyal listrik. Dua keping dalam ruang dihubungkan pada sebuah sumber tegangan,

terjaga pada potensial listrik yang berbeda berbeda-beda. Keping positif akan an menarik elektron, dan keping negatif akan menarik ion positif, menyebabkan sebuah pulsa arus yang sebanding dengan jumlah elektron elektron-ion yang dihasilkan ketika suatu partikel melewati kamar tersebut. Ketika kamar ion digunakan untuk mendeteksi keberadaan partikel sekaligus mengukur energinya, maka kamar tersebut disebut pencacah proporsional (proportional counter). Pencacah Geiger atau Geiger counter mungkin adalah bentuk yang paling umu dari kamar ion yang digunakan untuk mendeteksi radioaktivitas. Alat ini dianggap sebagai bentuk dasar daru semua alat pencacah yang menggunakan ionisasi dari medium sebagai prosesdeteksi dasarnya. Pencacah 4Geiger terdiri iri atas seutas elektrode kawat tipis yang dihubungkan di sepanjang sumbu pusat sebuah tabung logam berbentuk silinder. Kawat tersebut akanmenjaga potensial positif yang tinggi (sekitar 1000 V) relatif terhadap tabung. Ketika partikel berenergi tinggi dihasilkan, silkan, misalnya dari peluruhan radioaktif, memasuki tabung melalui lubang kecil yang berada di ujung tabung, sebagian gas didalamnya akan terionisasi. Elektron-elektron elektron yang dihilangkan dari atom atom-atom tersebut akan mengalami gaya tarik ke kawat elektrode, dan dalam proses ini elektron akan mengionisasi atom lainnya di sepanjang lintasan yang dilaluinya. Ionisasi yang berurutan akan menghasilkan suatu longsoran elektron yang menghasilkan pulsa arus. Meskipun pencacah Geiger dapat

mendeteksi keberadaan partikel parti dengan mudah, energi partikel yang hilang di dalam alat tidak sebanding dengan pulsa arusyang dihasilkan. Jadi, pencacah 4Geiger tidak dapat digunakan untuk mengukur energi partikel. 2. Distribusi Gauss Pada kasus di mana n cukup besar dan p tidak terlalu terlal kecil (tidak mendekati 0,.,1 dilakukan pendekatan memakai distribusi Normal (Gauss). Ditemukan pertama kali oleh matematikawan asal Prancis, Abraham D (1733), diaplikasikan lebih baik lagi oleh astronom asal Jerman,Friedrich Gauss Gauss. Fungsi padat peluang eluang (pdf) dari peubah acak normal X, dengan rataan dan variansi 2 adalah

kejadian yang luas n >>> maka digunakan distribusi Poisson. Distribusi Poisson dipakai untuk menentukan peluang suatu kejadian yang jarang terjadi, tetapi mengenai populasi yang luas atau area yang luas dan juga berhubungan dengan waktu.

Dimana : = = n.p = E(x) Nilai rata-rata e = konstanta = 2,71828 x = variabel random diskrtit (1,2,3, .,x) Bentuk grafik pada distribusi poisson adalah lebih curam ke atas dibandingkan kurva distribusi Gauss

yang dalam hal ini = 3.14159... dan e = 2.71828... Ciri khas distribusi normal adalah terletak pada bentuk kurva yang landai, simetris, seperti lonceng, titik belok , luas di bawah kurva memiliki probabilitas .

C. METODELOGI 1. ALAT DAN BAHAN Detector Geiger Muller Counter Stopwatch 2. CARA KERJA Merangkai alat seperti pada gambar rangkaian alat. Melakukan pencacahan, yaitu dengan mencatat jumlah radiasi yang diterima oleh detektor setiap selang waktu 15 detik. Mencatat data hing hingga 100 data setiap 15 detik. Membuat grafik dari data yang telah didapat. 3. GAMBAR RANGKAIAN

3. Distribusi Poisson Dalam mempelajari distribusi Binomial kita dihadapkan pada probabilitas variabel random diskrit (bilangan bulat) yang jumlah trial nya kecil (daftar binomial), sedangkan jika dihadapkan pada suatu kejadian dengan p <<< dan menyangkut

D. PEMBAHASAN Praktikum statistika pancaran radiasi bertujuan untuk mengetahui prinsip kerja detector Geiger-Muller Muller serta dapat menggambarkan distribusi Gauss dan Poisson. Data pancaran radiasi menggunakan detektor Geiger-Muller Geiger setiap 15 detik sampai 100 data diberikan pada tabel berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Pn 5 7 6 5 3 6 6 4 0 4 5 3 7 6 2 3 2 3 5 6 5 4 7 4 4 6 5

28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72

3 2 4 5 7 5 5 9 4 2 3 7 1 6 7 2 5 2 6 6 7 3 4 4 4 2 5 4 3 5 1 6 7 6 3 5 4 6 6 2 5 8 6 2 3

73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100

3 6 3 4 5 1 8 8 8 2 4 3 6 2 2 6 3 4 2 1 3 6 4 3 3 1 2 8

yang diatur dalam rangkaian eksternal sebanding dengan energi kinetik partikel radioaktif jika partikelnya berhenti dalam kamar tersebut. sebut. E. KESIMPULAN 1. Prinsip kerja detektor Geiger Muller adalah menangkap radiasi partikel , , dan di udara yang dibatasi dengan batas cacah latar. Banyaknya radiasi yang dipancarkan dihitung oleh counter. 2. Pola distribusi Gauss adalah

Sedangkan pola distribusi Poisson adalah

Dari data-data data diatas dapat dibuat grafik seperti pada lampiran grafik. Data tersebut menunjukkan hasil pancaran radiasi yang diterima detektor GeigerGeiger Muller adalah secara tidak merata. Ini menunjukkan bahwa intensitas pancaran radiasi dari udara yang diterima dite berbeda-beda beda dalam selang waktu 15 detik. Prinsip kerja detektor Geiger Muller adalah menangkap radiasi partikel , , dan di udara yang dibatasi dengan batas cacah latar. Banyaknya radiasi yang dipancarkan dihitung oleh counter. Diagram sederhana dari kamar ion. Sumber radiasi menciptakan elektron dan ion positif yang akan dikumpulkan oleh keping-keping keping bermuatan. Arus

DAFTAR PUSTAKA
Ghalib A.K., 2009. THE TRUE POWER OF ATOM Memahami Segala Misteri Dan Keajaiban Energi Atom. Diva Press. Yogjakarta. Munir, Rinaldi. 2010. Beberapa Distribusi Peluang Kontinu Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik. Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB. Bandung. Purwanto A., 2007. FISIKA STATISTIK. Gava Media. Yogyakarta. Serway R.A., Jawett J.W., 2010. PHYSICS For Scientists and Engineers With Modern Physics Book 3. Salemba teknika. Jakarta. 581-584. 581 Stockley C, Oxlade C, Wertheim J, 2010. KAMUS FISIKA BERGAMBAR. Penerbit Erlangga. Jakarta. 88-89. The American Nuclear Society Chapter. http://rclsgi.eng.ohio-state.edu/nuclear/ state.edu/nuclear/ Geiger-Muller Muller Detector: Operational Directions And Experiments for Students. The e Ohio State University. USA.

LAMPIRAN
Kurva distribusi pancaran radiasi

Anda mungkin juga menyukai