Anda di halaman 1dari 7

19/9/2014 PERCOBAAN GEIGER MULLER | Geofisika

http://geofisikafmipa.blogspot.com/2011/06/percobaan-geiger-muller.html 1/7
Home Artikel Komputer
Home Unlabelled PERCOBAAN GEIGER MULLER
Minggu, 05 Juni 2011
PERCOBAAN GEIGER MULLER
3 orang menyukai ini. Jadilah yang pertama di
antara teman Anda.
Suka
A. TUJUAN
1. Menentukan tingkat efisiensi dari suatu Detektor Geiger Muller.
2. Mengukur daya serap suatu Detektor Geiger Muller yang melewati suatu
penghalang untuk menentukan koefisien serapan sinar gamma.
B. DASAR TEORI
1. Definisi Detektor
Radiasi merupakan suatu cara perambatan energi dari sumber energi ke
lingkungannya tanpa membutuhkan medium atau bahan penghantar tertentu.
Radiasi nuklir memiliki dua sifat yang khas :
tidak dapat dirasakan secara langsung dan
dapat menembus berbagai jenis bahan.
oleh karena itu untuk menentukan ada atau tidak adanya radiasi nuklir diperlukan
suatu alat, yaitu pengukur radiasi, yang digunakan utuk mengukur kuantitas, energi,
atau dosis radiasi.
Panca indera manusia secara langsung tidak dapat digunakan untuk menangkap
atau melihat ada tidaknya zarah radiasi nuklir, karena manusia memang tidak
mempunyai sensor biologis untuk zarah radiasi nuklir. Walaupun demikian, dengan
bantuan peralatan instrumentasi nuklir maka manusia dapat mendeteksi dan
mengukur radiasi nuklir. Jadi manusia sepenuhnya tergantung pada peralatan
instrumentasi nuklir untuk mengetahui dan memanfaatkan zarah radiasi nuklir
tersebut.
Detektor merupakan suatu bahan yang peka terhadap radiasi, yang bila dikenai
radiasi akan menghasilkan tanggapan mengikuti mekanisme yang telah dibahas
FOLLOWERS
Join this site
with Google Friend Connect
Members (3)
Already a member? Sign in
BLOGGER NEWS
Listrik Magnet 1
ENTRI POPULER
Geologi Struktur
I PRINSIP DASAR 1.1 Pendahuluan
Bumi adalah planet yang sangat
dinamis. Beberapa bukti diantaranya
adalah peristiwa terjadinya gempa
bumi...
PERCOBAAN GEIGER MULLER
A. TUJUAN 1. Menentukan tingkat efisiensi dari suatu
Detektor Geiger Muller. 2. Mengukur daya serap suatu
Detektor Geiger Muller yang m...
Deformasi kerak bumi
Definisi Perubahan volume atau bentuk suatu material
atau batuan Penyebab deformasi Stress adalah gaya
yang bekerja pada satuan ...
MEKANISME PEMBENTUKAN FRACTURE DAN
PATAHAN
Hak Cipta BY permana. Diberdayakan oleh Blogger.
Apakah penilaian anda tentang blog ini?
sangat bagus
bagus
kurang bagus
tidak bagus
Votes so far: 0
Poll closed
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
Blog ku yang laen

tentang komputer
Blog Walking
tokobagus.com
pariadi arhives
Mengenai Saya
sheva
aku seorang mahasiswa S1 fisika blog ini merupakan blog yang sengaja saya buat untuk
menambah wawasan kita terhadap pengetahuan!!
Lihat profil lengkapku
Geofisika
Beranda Cari artikel...
19/9/2014 PERCOBAAN GEIGER MULLER | Geofisika
http://geofisikafmipa.blogspot.com/2011/06/percobaan-geiger-muller.html 2/7
sebelumnya. Perlu diperhatikan bahwa suatu bahan yang sensitif terhadap suatu
jenis radiasi belum tentu sensitif terhadap jenis radiasi yang lain. Sebagai contoh,
detektor radiasi gamma belum tentu dapat mendeteksi radiasi neutron.
2. Tipe Detektor Radiasi
Detektor radiasi bekerja dengan cara mengukur perubahan yang disebabkan oleh
penyerapan energi radiasi oleh medium penyerap. Sebenarnya terdapat banyak
mekanisme yang terjadi di dalam detektor tetapi yang sering digunakan adalah
proses ionisasi dan proses sintilasi.
Apabila dilihat dari segi jenis radiasi yang akan dideteksi dan diukur, diketahui ada
beberapa jenis detektor, seperti detektor untuk radiasi alpha, detektor untuk radiasi
beta, detektor untuk radiasi gamma, detektor untuk radiasi sinar-X, dan detektor
untuk radiasi neutron. Kalau dilihat dari segi pengaruh interaksi radiasinya, dikenal
beberapa macam detektor, yaitu detektor ionisasi, detektor proporsional, detektor
Geiger muller, detektor sintilasi, dan detektor semikonduktor atau detektor zat
padat.
Walaupun jenis peralatan untuk mendeteksi zarah radiasi nuklir banyak macamnya,
akan tetapi prinsip kerja peralatan tersebut pada umumnya didasarkan pada
interaksi zarah radiasi terhadap detektor (sensor) yang sedemikian rupa sehingga
tanggap (respon) dari alat akan sebanding dengan efek radiasi atau sebanding
dengan sifat radiasi yang diukur.
Jadi detektor radiasi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a) Detektor Isian Gas
b) Detektor Sintilasi
c) Detektor Semikonduktor
3. Detektor Geiger Muller
Pencacah Geiger, atau disebut juga Pencacah Geiger-Mller adalah sebuah alat
pengukur radiasi ionisasi. Pencacah Geiger bisa digunakan untuk mendeteksi
radiasi alpha dan beta. Sensornya adalah sebuah tabung Geiger-Mller, sebuah
tabung yang diisi oleh gas yang akan bersifat konduktor ketika partikel atau foton
radiasi menyebabkan gas (umumnya Argon) menjadi konduktif. Alat tersebut akan
membesarkan sinyal dan menampilkan pada indikatornya yang bisa berupa jarum
penunjuk, lampu atau bunyi klik dimana satu bunyi menandakan satu partikel. Pada
kondisi tertentu, pencacah Geiger dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi
gamma, walaupun tingkat reliabilitasnya kurang. Pencacah geiger tidak bisa
digunakan untuk mendeteksi neutron.
Bagian bagian Detektor Geiger Muller :
Katoda yaitu dinding tabung logam yang merupakan elektroda negatif. Jika
tabung terbuat dari gelas maka dinding tabung harus dilapisi logam tipis.
Anoda yaitu kawat tipis atau wolfram yang terbentang di tengah - tengah
tabung. Anoda sebagai elektroda positif.
Isi tabung yaitu gas bertekanan rendah, biasanya gas beratom tunggal
dicampur gas poliatom (gas yang banyak digunakan Ar dan He).
Prinsip kerja Detektor Geiger Muller :
Detektor Geiger Muller meupakan salah satu detektor yang berisi gas. Selain Geiger
muller masih ada detektor lain yang merupakan detektor isiann gas yaitu detektor
ionisasi dann detektor proporsional. Ketiga macam detektor tersebut secara garis
besar prinsip kerjanya sama, yaitu sama-sama menggunakan medium gas.
Perbedaannya hanya terletak pada tegangan yang diberikan pada masing-masing
detektor tersebut.
Apabila ke dalam labung masuk zarah radiasi maka radiasi akan mengionisasi gas
isian. Banyaknya pasangan eleklron-ion yang lerjadi pada deleklor Geiger-Muller
tidak sebanding dengan tenaga zarah radiasi yang datang. Hasil ionisasi ini disebul
elektron primer. Karena antara anode dan katode diberikan beda tegangan maka
akan timbul medan listrik di antara kedua eleklrode tersebut. Ion positif akan
bergerak kearah dinding tabung (katoda) dengan kecepatan yang relative lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geologi
struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang
mempelajari tentang bentuk batuan sebagai has...
hubungan termodinamika dengan proses yang terjadi
pada kerak bumi
## lapisan bumi Berdasarkan penyusunnya lapisan
bumi terbagi atas litosfer, astenosfer, dan mesosfer.
Litosfer adalah lapisan paling luar ...
Metode Geofisika
Metode eksplorasi geofisika yang akan dibahas pada
materi ini yaitu, geolistrik, seismik refraksi, GPR, gravity
dan magnetik. 1. Metode Ge...
Geomorfologi
Geomorfologi adalah merupakan salah satu bagian dari
geografi. Di mana geomorfologi yang merupakan
cabang dari ilmu geografi, mempelajari ...
Radiasi
Apasih radiasi itu? Radiasi adalah pancaran energi
melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas,
partikel ata...
PENGERTIAN GEOFISIKA
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi
yang mempelajari bumi menggunakan
kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di
dalamnya termasuk juga me...
Laporan praktikum oseanografi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kata
oseanografi adalah kombinasi dari dua kata yunani :
oceanus (samudera) dan graphos (uraian/d...
Live Traffic Feed
Real-time view Menu
A visitor from Surakarta, Jawa
Tengah viewed "PERCOBAAN
GEIGER MULLER | Geofisika"
1 min ago
A visitor from Jakarta, Jakarta
Raya viewed "hubungan
termodinamika dengan proses
yang terjadi pada kerak bumi |
Geofisika" 2 hrs 19 mins ago
A visitor from Indonesia viewed
"PERCOBAAN GEIGER
MULLER | Geofisika" 2 hrs 23
mins ago
A visitor from Indonesia viewed
"PERCOBAAN GEIGER
MULLER | Geofisika" 2 hrs 58
mins ago
A visitor from Sleman,
Yogyakarta viewed "Geologi
Struktur | Geofisika" 11 hrs 18
mins ago
A visitor from Karanganyar,
Jawa Tengah viewed
"Deformasi kerak bumi |
Geofisika" 12 hrs 57 mins ago
A visitor from Jakarta, Jakarta
Raya viewed "Geologi Struktur |
Geofisika" 13 hrs 24 mins ago
A visitor from Indonesia viewed
"Geologi Struktur | Geofisika"
14 hrs 53 mins ago
A visitor from Indonesia viewed
"Geologi Struktur | Geofisika"
16 hrs 8 mins ago
A visitor from Pati, Jawa
Tengah viewed "Geologi
Struktur | Geofisika" 23 hrs 29
19/9/2014 PERCOBAAN GEIGER MULLER | Geofisika
http://geofisikafmipa.blogspot.com/2011/06/percobaan-geiger-muller.html 3/7
lambat bila dibandingkan dengan elektron-elektron yang bergerak kea rah anoda (+)
dengan cepat. Kecepatan geraknya tergantung pada besarnya tegangan V.
sedangkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk membentukelektron dan ion
tergantung pada macam gas yang digunakan. Dengan tenaga yang relatif tinggi
maka elektron akan mampu mengionisasi atom-atom sekitarnya. sehingga
menimbulkan pasangan elektron-ion sekunder. Pasangan elektron-ion sekunder
inipun masih dapat menimbulkan pasangan elektron-ion tersier dan seterusnya.
sehingga akan terjadi lucutan yang terus-menerus (avalence).
Kalau tegangan V dinaikkan lebih tinggi lagi maka peristiwa pelucutan elektron
sekunder atau avalanche makin besar dan elektron sekunder yang terbentuk makin
banyak. Akibatnya, anoda diselubungi serta dilindungi oleh muatan negative
elektron, sehingga peristiwa ionisasi akan terhenti. Karena gerak ion positif ke
dinding tabung (katoda) lambat, maka ion-ion ini dapat membentuk semacam
lapisan pelindung positif pada permukaan dinding tabung. Keadaan yang demikian
tersebut dinamakan efek muatan ruang atau space charge effect.
Tegangan yang menimbulkan efek muatan ruang adalah tegangan maksimum yang
membatasi berkumpulnya elektron-elektron pada anoda. Dalam keadaan seperti ini
detektor tidak peka lagi terhadap datangnya zarah radiasi. Oleh karena itu efek
muata ruang harus dihindari dengan menambah tegangan V. penambahan
tegangan V dimaksudkan supaya terjadi pelepasan muatan pada anoda sehingga
detektor dapat bekerja normal kembali. Pelepasan muatan dapat terjadi karena
elektron mendapat tambahan tenaga kinetic akibat penambahan tegangan V.
Apabila tegangan dinaikkan terus menerus, pelucutan alektron yang terjadi semakin
banyak. Pada suatu tegangan tertentu peristiwa avalanche elektron sekunder tidak
bergantung lagi oleh jenis radiasi maupun energi (tenaga) radiasi yang datang.
Maka dari itu pulsa yang dihasilkan mempunyai tinggi yang sama. Sehingga
detektor Geiger muller tidak bisa digunakan untuk mengitung energi dari zarah
radiasi yang datang.
Kalau tegangan V tersebut dinaikkan lebih tinggi lagi dari tegangan kerja Geiger
Muller, maka detektor tersebut akan rusak, karena sususan molekul gas atau
campuran gas tidak pada perbandingan semula atau terjadi peristiwa pelucutan
terus menerusbyang disebut continous discharge. Hubungan antara besar tegangan
yang dipakai dan banyaknya ion yang dapat dikumpulkan dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Pembagian daerah tegangan kerja tersebut berdasarkan jumlah ion yang terbentuk
akibat kenaikan tegangan yang diberikan kepada detektor isian gas. Adapun
pembagian tegangan tersebut dimulai dari tegangan terendah adalah sebagai
berikut:
I. = daerah rekombinasi
II. = daerah ionisasi
III. = daerah proporsional
IV. = daerah proporsioanl terbatas
V. = daerah Geiger Muller
Kurva yang atas adalah ionisasi Alpha, sedangkan kurva bawah adalah ionisasi
oleh Beta. Kedua kurva menunjukkan bahwa pada daerah tegangan kerja tersebut,
detektor ionisasi dan detektor proporsional masih dapat membedakan jenis radiasi
dan energi radiasi yang datang. Dengan demikian, detektor ionisasi dan detektor
proporsional dapat digunaknan pada analisis spectrum energi. Sedangkan detektor
Geiger Muller tidak dapat membedakan jenis radiasi dan energi radiasi.
Tampak dari gambar tersebut bahwa daerah kerja detektor Geiger Muller terletak
pada daerah V. pada tegangan kerja Geiger Muller elektron primer dapat dipercepat
membentuk elektron sekunder dari ionisasi gas dalam tabung Geiger Muller. Dalam
hal ini peristiwa ionisasi tidak tergantung pada jenis radiasi dan besarnya energi
radiasi. Tabung Geiger Muller memanfaatkan ionisasi sekunder sehingga zarah
radiasi yang masuk ke detektor Geiger Muller akan menghasilkan pulsa yang tinggi
pulsanya sama. Atas dasar hal ini, detektor Geiger Muller tidak dapat digunakan
untuk melihat spectrum energi, tetapi hanya dapat digunakan untuk melihat jumlah
BLOG ARCHIVE
2011 (12)
Juni (5)
Deformasi kerak bumi
hubungan termodinamika dengan proses yang
terjadi ...
Laporan praktikum oseanografi
Radiasi
PERCOBAAN GEIGER MULLER
Mei (7)


Music for download
Site URL: http://
Submit


Mypagerank.net Services Monetize your
Website or Blog
19/9/2014 PERCOBAAN GEIGER MULLER | Geofisika
http://geofisikafmipa.blogspot.com/2011/06/percobaan-geiger-muller.html 4/7
cacah radiasi saja. Maka detektor Geiger Muller sering disebut dengan detektor
Gross Beta gamma karena tidak bisa membedakan jenis radiasi yang datang.
Besarnya sudut datang dari sumber radiasi tidak mempengaruhi banyaknya cacah
yang terukur karena prinsip dari detektor Geiger Muller adalah mencacah zarah
radiasi selama radiasi tersebut masih bisa diukur. Berbeda dengan detektor lain
misalnya detektor sintilasi dimana besarnya sudut datang dari sumber radiasi akan
mempengaruhi banyaknya pulsa yang dihasilkan.
Kelebihan Detektor Geiger Muller :
Konstruksi simple dan Sederhana
Biaya murah
Operasional mudah
Kekurangan Detektor Geiger Muller :
Tidak dapat digunakan untuk spektroskopi karena semua tinggi pulsa sama.
Efisiensi detektor lebih buruk jika dibandingkan dengan detektor jenis lain.
Resolusi detektor lebih rendah.
Waktu mati besar, terbatas untuk laju cacah yang rendah.
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Alat dan Bahan
a. Satu set Detektor Geiger Muller dan Counter
b. Mikrometer Skrop
c. Stopwatch
d. Sumber radiasi, 60Co dan 137Cs.
e. Penghalang timbal dan plastik dengan variasi ketebalan
Timbal : 1.4 mm, 1.6 mm, 4.0 mm, 6.0 mm
Plastik : 0.95 mm, 1.50 mm, 4.00 mm, 6.05 mm
2. Cara Kerja
a. Percobaan pertama yaitu menghitung efisiensi Detektor Geiger Muller.
i. Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai.
ii. Merangkai alat yang akan akan dipakai.
iii. Menghubungkan detektor dengan PLN.
iv. Melakukan cacah latar selama 60 detik.
v. Melakukan pencacahan dengan variasi bahan radiasi (137Cs dan 60Co)
masing-masing selama 60 detik.
vi. Memasang salah satu bahan radiasi di depan detektor.
vii. Melakukan pencacahan dengan variasi jarak (5 variasi jarak) selama 60
detik.
b. Percobaan kedua yaitu mengukur daya serap Detektor Geiger Muller.
i. Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai.
ii. Merangkai alat yang akan akan dipakai.
iii. Menghubungkan detektor dengan PLN.
iv. Melakukan pencacahan bahan radiasi dengan variasi penghalang (lead
dan polyethylene) selama 60 detik.
D. DATA PERCOBAAN
1. Percobaan pertama yaitu menghitung efisiensi Detektor Geiger Muller.
a. Sumber radiasi : 60Co
Aktivitas (A0): 85.102.5% kBq
Tanggal acuan : Satu Desember 2010
r = 0.75 cm = 0.0075 m
No R (x 10-2 m) Cacah (Imp)
1 3.5 1393
2 4.5 682
3 5.5 492
4 6.5 437
5 7.5 369
b. Sumber radiasi : 137Cs
Aktivitas (A0): 74.652.5% kBq
Tanggal acuan : Satu Desember 2010
r = 0.75 cm = 0.0075 m
19/9/2014 PERCOBAAN GEIGER MULLER | Geofisika
http://geofisikafmipa.blogspot.com/2011/06/percobaan-geiger-muller.html 5/7
No R (x 10-2 m) Cacah (Imp)
1 3.5 798
2 4.5 334
3 5.5 260
4 6.5 246
5 7.5 180
2. Percobaan kedua yaitu mengukur daya serap Detektor Geiger Muller.
a. Sumber radiasi : 60Co
I0 = 591
Tanggal acuan : Satu Desember 2010
i. Penghalang : Timbal (lead)
No Tebal penghalang (x 10-3 m) Cacah (Imp)
1 1.40 604
2 1.60 580
3 4.00 475
4 6.50 431
ii. Penghalang : Plastik (polyethylene)
No Tebal penghalang (x 10-3 m) Cacah (Imp)
1 0.95 650
2 1.50 633
3 4.00 571
4 6.05 535
b. Sumber radiasi : 137Cs
I0= 283
Tanggal acuan : Satu Desember 2010
i. Penghalang : Timbal (lead)
No Tebal penghalang (x 10-3 m) Cacah (Imp)
1 1.40 123
2 1.60 113
3 4.00 104
4 6.50 95
ii. Penghalang : Plastik (polyethylene)
No Tebal penghalang (x 10-3 m) Cacah (Imp)
1 0.95 201
2 1.50 157
3 4.00 144
4 6.05 132
E. PEMBAHASAN
1. Percobaan pertama yaitu menghitung efisiensi Detektor Geiger Muller.
Pada percobaan pertama ini yaitu menghitung efisiensi Detektor Geiger Muller.
Percobaan ini bertujuan Menentukan tingkat efisiensi dari suatu Detektor Geiger
Muller. Pada percobaan ini menggunakan dua buah sumber radioaktif yaitu 60Co
dan 137Cs. Tiap sumber dicacah dengan Detektor Geiger Muller selama 60 detik
dengan variasi jarak, variasi jaraknya adalah 3.5 cm, 4.5 cm, 5.5 cm, 6.5 cm, dan
7.5 cm. Dari percobaan diketahui bahwa jari-jari detektor sepanjang 0.75 cm dan
tanggal acuan kedua sumber sama yaitu satu Desember 2010 dan percobaan
dilaksanakan pada 23 Maret 2011 sehingga waktu yang terhitung 117 hari =
10.108.800 detik, dan T1/2= 5.054.400 detik. Serta energi aktivasi (A0) 60Co
sebesar 85.10 2.5% kBq sedangkan 137Cs sebesar 74.65 2.5% kBq. Setelah
dilakukan percobaaan dan hasilnya seperti pada data percobaan yang pertama,
dapat diketahui efisiensi dari Detektor Geiger Muller dengan persamaan sebagai
berikut :
Dengan r adalah jari-jari detektor dan R adalah variasi jarak. Cacah yang ditangkap
oleh detektor diperoleh dari percobaan, sedangkan cacah yang dipancarkan (At)
diperoleh dari perhitungan. Perhitungannya menggunakan persamaan sebagai
berikut :
Setelah dihitung cacah yang dipancarkan sebesar 74.650 untuk 60Co dan 85.099
untuk 137Cs. Dan dengan menggunakan persamaan
Diperoleh nilai efisiensi dari detektor. Hasilnya adalah sebagai berikut :
a. Sumber radioaktif 60Co, efisiensi pada jarak :
0.035 m = 10.765%
0.045 m = 2.726%
0.055 m = 1.420%
0.065 m = 0.962%
0.075 m = 0.529%
b. Sumber radioaktif 137Cs efisiensi pada jarak :
19/9/2014 PERCOBAAN GEIGER MULLER | Geofisika
http://geofisikafmipa.blogspot.com/2011/06/percobaan-geiger-muller.html 6/7
0.035 m = 21.422%
0.045 m = 6.345%
0.055 m = 3.064%
0.065 m = 1.949%
0.075 m = 1.236%
2. Percobaan kedua yaitu mengukur daya serap Detektor Geiger Muller.
Pada percobaan kedua ini yaitu mengukur daya serap Detektor Geiger Muller.
Percobaan ini bertujuan Mengukur daya serap suatu Detektor Geiger Muller yang
melewati suatu penghalang untuk menentukan koefisien serapan sinar gamma.
Pada percobaan ini berbeda dengan percobaan pertama karena pada percobaan ini
digunakan penghalang. Dan penghalang yang digunakan adalah plastik
(polyethylene) dan timbal (lead). Namun tak ada variasi jarak. Variasi pada
percobaan ini adalah tebal penghalang. Kemudian dari tiap penghalang dicacah
dengan sumber radioaktif 60Co dan 137Cs. Hasil percobaan ini terlihat pada data
percobaan yang kedua. Dari data tersebut, untuk selanjutnya dengan persamaan
berikut ini :
Dengan x sebagai ketebalan bahan penghalang, I0 sebagai cacah awal tanpa
penghalang dan I sebagai cacah dengan penghalang. Dari ini kemudian dibuat
grafik hubungan antara tebal penghalang (x) vs .
Berikut adalah grafik yang telah dibuat :
a. Sumber radiasi 60Co
Hubungan antara tebal penyerap berupa timbal (lead) vs .
Hubungan antara tebal penyerap berupa plastik (polyethylene) vs .
b. Sumber radiasi 137Cs.
Hubungan antara tebal penyerap berupa timbal (lead) vs .
Hubungan antara tebal penyerap berupa plastik (polyethylene) vs .
Dari grafik yang diperoleh, semua grafik hampir mendekati linier serta intensitas
radiasinya mulai turun ketika diberi penghalang, baik timbal (lead) maupun plastik
(polyethylene). Namun apabila dibandingkan daya serapnya antara timbal (lead)
dengan plastik (polyethylene) maka timbal (lead) lebih baik dari plastik
(polyethylene) sebagai penyerap, hal ini dikarenakan pengaruh nilai isotop pada
sumber radioaktif, daya serap bahan terhadap unsur yang mempunyai nomor
massa yang tinggi akan lebih besar menyerap intensitas bahannya dibandingkan
dengan unsur yang mempunyai nomor massa yang kecil.. Serta dilihat dari
ketebalan penghalang dapat dikatakan bahwa besarnya koefisien serapan terhadap
suatu material, berbanding terbalik dengan tebal dari material tersebut. Sumber
radiaoaktif 60Co adalah 65.83 permeter timbal (lead) dan 38.33 permeter plastik
(polyethylene) dan untuk sumber radioaktif 137Cs adalah 44.25 permeter timbal
(lead) dan 67.11 permeter plastik (polyethylene).
F. KESIMPULAN
1. Besarnya nilai efisiensi :
a. Sumber radioaktif 60Co, efisiensi pada jarak :
0.035 m = 10.765%
0.045 m = 2.726%
0.055 m = 1.420%
0.065 m = 0.962%
0.075 m = 0.529%
b. Sumber radioaktif 137Cs efisiensi pada jarak :
0.035 m = 21.422%
0.045 m = 6.345%
0.055 m = 3.064%
0.065 m = 1.949%
0.075 m = 1.236%
2. Semakin panjang jarak antara detektor dengan sumber radioaktif maka
semakin kecil nilai efisiensi detector.
3. Nilai koefisien serap sinar gamma sumber radiaoaktif 60Co adalah 65.83
permeter timbal (lead) dan 38.33 permeter plastik (polyethylene) dan untuk
Sumber radioaktif 137Cs adalah 44.25 permeter timbal (lead) dan 67.11 permeter
plastik (polyethylene).
4. Semakin tebal penghalangnya maka semakin kecil cacah / intensitasnya.
19/9/2014 PERCOBAAN GEIGER MULLER | Geofisika
http://geofisikafmipa.blogspot.com/2011/06/percobaan-geiger-muller.html 7/7
Lainnya dari
Posting Lebih Baru Posting Lama
G. DAFTAR PUSTAKA
Beiser, A. 1983. Konsep Fisika Modern. Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
Krane, K. 1992. Fisika Modern (terjemahan oleh Hans J. Wospakrik dan Sofia
Niksolihin). Jakarta : Salemba, Universita Indonesia.
Tipler, Paul A. 2001b. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jilid 2. Edisi Ketiga.
Jakarta : Erlangga.
Wardhana, Wisnu Arya. 2007. Teknologi Nuklir Proteksi Radiasi dan
Aplikasinya. Yogyakarta: Andi Offset.
Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi. Diambil pada tanggal 8 April 2011 dari
http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/Pengukuran_Radiasi/Dasar_04.htm
Ditulis Oleh : sheva Hari: 04.30 Kategori:
di 04.30
0 komentar:
Poskan Komentar
Masukkan komentar Anda...
Beri komentar sebagai:
Google Account
Publikasikan

Pratinjau

Beranda
copyright 2013-2014 Teknologikom

Anda mungkin juga menyukai