Anda di halaman 1dari 15

NAMA:

• Divo Kalama 1810505032


• Nur Rizki Citra P 1910505001
• Nur Amalia 1910505003

DETEKTOR
GEIGER MULLER
SEJARAH DETEKTOR GEIGER MULLER
Detektor Geiger muller ditemukan oleh seorang Fisikawan bernama Hans
Geiger bersama seorang ilmuwan bernama Ernest Rutherford pada tahun
1908. Pada awalnya, detektor ini hanya terdiri atas sebuah kawat di dalam
sebuah tabung yang diselubungi oleh logam dengan jendelanya yang berupa
gelas atau mika. Kawat dan tabung logam tersebut terhubung pada sebuah
power supply.

Pada mulanya, detektor ini hanya dapat mendeteksi radiasi alpha, baru
kemudian dikembangkan oleh Walther Muller (murid Geiger) sehingga dapat
digunakan untuk mendeteksi bebrapa jenis radiasi yang lain. Pada tahun
1948, detektor ini disempurnakan oleh Sydney H. Liebson dengan
mengganti gas dalam tabungnya menggunakan gas halogen sehingga dapat
berumur lebih panjang.
2
PENGERTIAN
Detektor Geiger Mueller (GM) merupakan salah satu
detektor radiasi nuklir tipe isian gas. Detektor Geiger-Muller
bekerja berdasarkan prinsip ionisasi, di mana partikel radiasi
yang masuk akan mengionisasi gas isian dalam detektor.
Detektor Geiger bisa digunakan untuk mendeteksi radiasi
alpha dan beta.

3
BAGIAN-BAGIAN DETEKTOR GEIGER MULLER

✘ Katoda yaitu dinding tabung logam yang merupakan


elektroda negatif. Jika tabung terbuat dari gelas maka
dinding tabung harus dilapisi logam tipis.
✘ Anoda yaitu kawat tipis atau wolfram yang terbentang
di tengah - tengah tabung.nAnoda sebagai elektroda
positif.
✘ Isi tabung yaitu gas bertekanan rendah, biasanya gas
beratom tunggal dicampur gas poliatom (gas yang
banyak digunakan Ar dan He).

4
Ket :
R = radiasi                               C = pengolah data
A = detektor radiasi                 D = indikator
B = penguat sinyal

5
PRINSIP KERJA
• Prinsip kerja detektor Geiger-Mueller adalah memanfaatkan adanya proses ionisasi
sekunder yang berasal dari ionisasi primer akibat interaksi zarah radiasi dengan medium
gas isian detektor setelah diberi beda potensial tertentu. Adanya beda potensial pada anode
dan katode akan menimbulkan medan listrik sehingga pasangan ion-elektron mendapat
tambahan energi kinetik yang cukup besar, sehingga gerak ion-elektron dalam
perjalanannya menuju elektrode (ion menuju katode dan elektron ke arah anode) dapat
mengionisasi gas isian sehingga pasangan ion-elektron sekunder dan bila ion-elektron
sekunder masih kelebihan energi akan menumbuk gas isian lagi yang menyebabkan
ionisasi tersier dan seterusnya, dan akhirnya akan terjadi jumlah pasang ion-elektron yang
banyak sekali atau sering disebut peristiwa avalanche. Pengumpulan elektron pada anode
selanjutnya dikeluarkan melewati tahanan sehingga timbul denyut atau pulsa listrik yang
besarnya sebanding dengan intensitas radiasi yang datang
• Hasil interaksi (keluaran) tersebut yang berupa pulsa akan dilipatgandakan
kemudian dibaca oleh sebuah alat dan ditampilkan pada indikator yang berupa
jarum penunjuk, lampu atau bunyi klik dimana satu bunyi menandakan satu
partikel.

6
• Detektor Geiger Muller hanya dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi sinar-x,
radiasi sinar alpha, dan radiasi sinar beta. Pada kondisi tertentu, detektor Geiger
Muller dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi gamma, walaupun tingkat
reliabilitasnya kurang. Detektor Geiger Muller tidak dapat digunakan untuk
mendeteksi radiasi neutron.
✘ Detektor GM dapat menghasilkan pasangan ion dari proses tumbukan dengan
sumber radiasi dengan sangat cepat, biasanya dalam orde mikrosekon. Keluaran
detektor yang berupa pulsa jumlahnya sebanyak proses ionisasi yang terjadi, detektor
Geiger Muller tidak dapat membedakan jenis radiasi yang berbeda. Oleh karena itu,
detektor GM tidak mampu digunakan untuk mendeteksi adanya radiasi neutron.
Detektor GM umumnya digunakan untuk mendeteksi energi radiasi tingkat rendah,
selain itu digunakan untuk mengukur radiasi dengan sensitivitas yang tinggi.

7
✘ Sensitivitas detektor Geiger Muller sangatlah tinggi, namun sangat
tergantung pada banyaknya energi dari radiasi fotonnya. Sedangkan
besarnya energi foton dapat dikendalikan dengan pengaturan tegangan
yang masuk.
✘ Apabila tegangan  masuk/tegangan yang diberikan semakin besar, maka
foton yang terbentuk juga semakin banyak, sehingga energi yang
dihasilkan dari tumbukan antara partikel radiasi dengan detektor juga
akan menjadi semakin besar.
✘ Berikut ini akan saya tampilkan grafik hubungan dari tegangan dengan
banyaknya energi foton (jumlah ion) pada beberapa jenis detektor untuk
dibadingkan dengan detektor Geiger Muller yang dapat ditunjukkan
sebagai berikut

8
✘ Keterangan:
✘ I     = Daerah Rekombinasi
II    = Daerah Ionisasi
III   = Daerah Proporsional
IV   = Daerah GM
V    = Daerah Discharge

✘ Dari grafik hubungan di atas, terlihat


bahwa apabila HV tegangan semakin naik,
maka jumlah pasangan ion yang dihasilkan
pada detektor Geiger Muller akan semakin
meningkat dan detektor ini mampu bekerja
pada HV tinggi karena memang daerha kerja
detektor ini pada HV tinggi.

9
KARAKTERISTIK
Karakteristik detektor Geiger Muller meliputi panjang daerah
tegangan operasi (plateau), kemiringan daerah tegangan
operasi (slope), waktu yang dibutuhkan untuk menanggapi
datangnya radiasi berikutnya (resolving time) dan tegangan
operasi detektor. Daerah tegangan kerja detektor Geiger
Muller disebut plateau yang merupakan daerah dimana pada
kenaikan tegangan detektor dihasilkan kenaikan jumlah cacah
yang kecil sehingga banyaknya pulsa yang tercacah relatif
sama.
10
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN GM
 Kelebihan Detektor Geiger Muller :
1. Konstruksi simple dan Sederhana
2. Biaya murah
3. Operasional mudah

 Kekurangan Detektor Geiger Muller :


1. Tidak dapat digunakan untuk spektroskopi karena semua tinggi pulsa
sama.
2. Efisiensi detektor lebih buruk jika dibandingkan dengan detektor jenis
lain.
3. Resolusi detektor lebih rendah. Waktu mati besar, terbatas untuk laju cacah
yang rendah.

11
DAFTAR
PUSTAKA
Tyas, Miranda W dkk. 2012. Percobaan Geiger Muller. Jember:
Universitas Jember.
Sayono. 2006. Pembuatan Detektor Geiger Muller Tipe Jendela Samping
Dengan Isian Argon-Etanol dan Argon-Brome. Presentasi Ilmiah Peneliti Madya
PTAPB-BATAN, Yogyakarta.
Trikasjono, Toto dkk. Rancang Bangun Penampilan Plato Detektor Geiger
Mueller Berbasis Personal Komputer. Jurnal Forum Nuklir, Vol. 7, No. 2, 2013, 186-
195.

12
LAMPIRAN

13
LAMPIRAN

14
.
thanks!

15

Anda mungkin juga menyukai