Anda di halaman 1dari 3

Radioaktivitas Proses peluruhan zat radioaktif sebenarnya adalah proses alami dari suatu zat radioaktif atau radioisotop

dalam rangka keseimbangan menuju kepada energi dasarnya (ground state energy). Proses peluruhan zat radioaktif yang terjadi berkaitan erat dengan jenis radiasi nuklir dari suatu radioisotop. Untuk itu, perlu diketahui beberapa jenis radiasi yang mengikuti terjadinya proses peluruhan tersebut. Jenis radiasi yeng dimaksud sebenarnya ada 8 macam, namun yang akan dijelaskan hanya yang dalam proses peluruhannya menghasilkan elektron atau yang dapat menyebabkan ionisasi langsung saja, yaitu radiasi yang dipancarkan oleh radioisotop yang digunakan dalam baterai nuklirberbagai bidang.

PENCACAH GEIGER Sinar radioaktif berbahaya dan tidak dapat kita lihat sehingga kita harus memiliki alat untuk mendeteksi adanya sinar radioaktif. Alat detektor sinar radioaktif disebut detektor radiasi. Pencacah Geiger, atau disebut juga Pencacah Geiger-Mller adalah sebuah alat pengukur radiasi ionisasi. Pencacah Geiger bisa digunakan untuk mendeteksi radiasi alpha dan beta. Sensornya adalah sebuah tabung Geiger-Mller, sebuah tabung yang diisi oleh gas yang akan bersifat konduktor ketika partikel atau foton radiasi menyebabkan gas (umumnya Argon) menjadi konduktif. Alat tersebut akan membesarkan sinyal dan menampilkan pada indikatornya yang bisa berupa pengeras suara (loudspeaker) sehingga dapat terdengar suara klik setiap kali suatu sinar radioaktif melewati tabung. Pada kondisi tertentu, pencacah Geiger dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi gamma, walaupun tingkat reliabilitasnya kurang. Pencacah Geiger tidak bisa digunakan untuk mendeteksi neutron. Prinsip kerja detector Geiger-Muller (GM) Detektor GM adalah salah satu detector yang digunakan untuk mengukur cacah radiasi nuklir. Detektor ini berbentuk tabung dari gelas yang bagian dalamnya dilapis logam. Lapisan ini berfungsi sebagai katoda. Sepanjang sumbu tabung ini diberi kawat logam yang berfungsi sebagai anoda. Antara anoda dan katoda dipasang tegangan tinggi. Tabung ini berisi gas mulia (Argon) dan gas quenching (Halogen).

Gambar 3. Skema sistem pencacah Geiger-Muller

Gambar 4. Rangkaian alat detector Geiger-Muller Jika ada radiasi pengion masuk ke dalam tabung maka akan terbentuk sejumlah pasangan ion positif dan elektron akibat proses eksitasi ataupun ionisasi primer atom gas. Pulsa timbul akibat elektron lebih cepat sampai ke anoda daripada ion positif ke katoda dan juga menentukan tinggi pulsa. Avalance atau proses ionisasi berantai adalah regenerasi pasangan ion tadi akibat kelebihan tenaga setelah bertumbukan dengan atom-atom gas dalam tabung. Ada kalanya Avalance terjadi karena radiasi dari luar sehingga diperlukan sejumlah gas yang dapat meredam radiasi luar ini sehingga halogen dipakai. Resolving Time (Waktu Pisah) Keadaan dimana detektor tidak dapat mendeteksi radiasi yang masuk disebut keadaan mati. Selang waktu dimana detektor tidak dapat membentuk pulsa disebut waktu mati, tm (dead time).

Ketika ion positif sudah terkumpul pada katoda, kuat medan listrik telah pulih kembali seperti semula dan tinggi pulsa kembali. Selang waktu antara akhir waktu mati (dead time) sampai dengan pulihnya kembali disebut waktu pemulihan, tp (recovery-time). Waktu pisah, (resolving time) yaitu selisih waktu minimum yang diperlukan oleh radiasi yang berurutan agar radiasi dapat tercacah. Akibat adanya dead time dan recovery time, maka partikel-partikel radiasi yang masuk kedalam tabung GM, selama dead time dan recovery time tidak akan tercatat, sehingga menimbulkan hilangnya cacahan. Untuk mendapatkan laju cacahan seharusnya perlu ditentuakn terlebih dahulu resolving time kemudian digunakan untuk mengoreksi laju cacahan yang terbaca. Koreksi ini menjadi penting terutama pada laju cacahan yang cukup tinggi. Resolving time merupakan ciri yang karateristik dari system pencacahan, karena makin kecil resolving time system pencacah makin baik untuk mencacah pada laju cacahan yang tinggi. Rumus yang digunakan untuk mencari resolving time adalah

Detektor Geiger-Mueller memiliki beberapa parameter yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam pembuatannya, yaitu : 1. Geometri Bentuk geometri detektor akan sangat mempengaruhi kerja dari detektor itu sendiri. Detektor Geiger-Mueller biasanya menggunakan geometri silinder dengan syarat beberapa hal yaitu: a. Diameter silinder katoda minimum 3 s.d 4 mm dan maksimum 70 s.d 80 mm. b. Diameter kawat anoda sebesar 0,03 s.d 0,2 mm. Pada pemakaian gas halogen (diatomik) sebagai gas quenching maka diameter anoda dapat sebesar 1 mm. - See more at: http://mahendra-dwi-s.tumblr.com/post/34277215717/siklotron-geiger-mullercounter-dan-alat-cacah-kelip#sthash.sPxIY39w.dpuf
http://mahendra-dwi-s.tumblr.com/post/34277215717/siklotron-geiger-muller-counter-dan-alat-cacahkelip http://web.unair.ac.id/admin/file/f_12412_R1-GEIGER-MULLER.pdf

Anda mungkin juga menyukai