Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA ATOM

PERCOBAAN PENGUKURAN CACAH RADIASI NUKLIR


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Fisika Atom
Yang Dibimbing oleh Dra. Hartatiek, M.Si

Oleh :
Nama : Muflikhatul Ibadiyah
NIM : 200321614867

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FEBRUARI 2023
PENGKURAN CACAH RADIASI NUKLIR

A. Tujuan
Percobaan penguukuran cacah radiasi nuklir memiliki beberapa tujuan,
antara lain :
1. Menentukan counting rate ( cacah radiasi ) dari bahan radioaktif.
2. Menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung.

B. Dasar Teori
Energi yang dilepaskan dan ditransmisikan oleh suatu materi dengan
maupun tanpa melalui medium disebut radiasi. Radiasi yang tidak
merambat atau bertransmisi melalui medium sering dikenal sebagai radiasi
elektromagnetik atau energi radiasi (World Nuclear Association, 2010;
DOE, 2020). Radiasi bisa dalam bentuk gelombang elektromagnetik, aliran
partikel, atau gelombang elektromagnetik dan aliran partikel (PWGSC,
2012). Sinar gamma, sinar ultraviolet, dan gelombang radio merupakan
contoh radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Sedangkan,
radiasi dalam bentuk aliran partikel yang sering kita dengar, ada radiasi
partikel alfa dan beta (DOE, 2020). Selain dibedakan menjadi radiasi
gelombang elektromagnetik dan radiasi pratikel, radiasi juga dibedakan
menjadi radiasi pengion dan radiasi non-pengion (DOE, 2020). Radiasi
pengion dihasilkan oleh gelombang dengan panjang gelombang lebih
pendek atau frekuensi lebih tinggi dari sinar ultraviolet. Sedangkan, radiasi
non-pengion dihasilkan oleh sinaru ultraviolet dan gelombang dengan
panjang gelombang yang lebih panjang (World Nuclear Association, 2010).
Radiasi pengion disebut juga sebagai radiasi nuklir merupakan energi
radiasi hasil dari aktivitas nukleus atau inti atom yang memecah atau
meluruh sehingga menjadi inti atom yang baru (World Nuclear Association,
2010). Atom yang bisa mengalami peluruhan adalah atom yang memiliki
inti atom yang tidak stabil. Inti atom yang tidak stabil ini harus memecah
atau mengalami peluruhan untuk mencapai kestabilan (PWGSC, 2012).
Bahan atau materi yang atom-atomnya bisa mengalami peluruhan disebut
sebagai bahan radioaktif (World Nuclear Association, 2010).
Radiasi nuklir banyak bersumber dari materi di alam yang terjadi
secara natural dan sebagian kecil bisa bersumber dari proses yang sengaja
dibuat oleh manusia (PWGSC, 2012).
Aktivitas radiasi atau radioaktivitas bisa diukur dan dinyatakan
dalam satuan becquerel (Bq) atau currie (Ci). Satuan becquerel merupakan
Satuan Internasional yang menyatakan aktivitas radiasi. Satu Bq diartikan
sebagai peluruhan satu nukleus tiap satu detik yang terjadi dalam atom dari
bahan yang bersifat radioaktif (World Nuclear Association, n.d.). Aktivitas
radiasi dari satu gram radium-226 dahulunya diartikan sebagai satu currie
dan bernilai sebesar 3,7 × 1010 dalam satuan becquerel. Saat ini, hubungan
antara satuan Bq dengan satuan Ci bisa dilihat pada persamaan berikut,
1𝐵𝑞 = 2,7 × 10−11 𝐶𝑖 (1)
(World Nuclear Association, 2010).
Perhitungan atau pencacahan radiasi nuklir membutuhkan alat yang
mampu menerima aktivitas radiasi dan mengkonversinya menjadi besaran
yang bisa dihitung oleh manusia. Alat yang murah dan mudah digunakan
adalah Geiger- Muller counter (NRC, 2020). Geiger-Muller counter
memiliki dua bagian utama, yaitu tabung ionisasi dan pencacah radiasi
(NRC, 2020).
Tabung ionisasi ini berisi gas poliatomik
(misalnya gas poliatomik dari helium) yang
bertekanan rendah (Curtiss, 1950). Geiger-
Muller counter bekerja berdasarkan prinsip
ionisasi yang terjadi di dalam tabung ionisasi.
Tabung ionisasi memiliki kawat bertegangan
positif yang berada di tengah tabung (Curtiss,
1950). Secara garis besar, komponen dan
bagian dari Geiger-Muller counter bisa
dilihat pada gambar disamping.
Gambar 1 Komponen dan
bagian dari Geiger-Muller counter
Radiasi nuklir yang berhasil masuk ke dalam tabung ionisasi akan
berinteraksi dengan molekul-molekul gas helium dan menyebabkan
terjadinya ionisasi. Hasil dari pengionan ini adalah ion positif dan elektron
yang dikeluarkan dari molekul gas (NRC, 2020). Elektron ini disebut
sebagai ion primer yang nantinya akan mengionkan molekul gas helium
lainnya yang masih belum berinteraksi dengan energi radiasi. Elektron yang
dihasilkan akibat interaksi molekul gas dengan ion primer disebut sebagai
ion sekunder. Kawat di tengah tabung yang bertegangan positif akan
menyebabkan timbulnya medan listrik yang mempercepat pergerakan
elektron menuju kawat. Setelah elektron-elektron bergerak tersebut
berkumpul di kawat, arus atau pulsa listrik akan diteruskan melalui kabel
yang terhubung dengan counter. Pulsa inilah yang dihitung oleh counter
sebagai cacah radias (NRC, 2020).
Deteksi radiasi dengan intensitas tinggi perlu dikoreksi dengan
adanya dead time counter 𝜏. Dead time atau waktu mati adalah waktu selama
mana detektor benar-benar tidak peka. Sedangkan recovery time atau waktu
pulih kembali adalah waktu selama mana detektor memancarkan pulsa
kurang dari harga penuhnya. Jika counting rate yang diberikan oleh counter
adalah 𝑁, maka counter tersebut mengalami keadaan mati selama waktu 𝑁𝜏.
Dead time 𝜏 paling mudah ditentukan dengan metode tiga sumber
paling mudah ditentukan dengan metode tiga sumber. (Education. 2022).
Dalam metode ini, jika masing-masing sumber memberikan counting rate
teramati sebesar 𝑁1, 𝑁2 dan 𝑁3 dan jika dua sumber radiasi memberikan
𝑁123, maka 𝑛1, 𝑛2 dan 𝑛3 masing-masing adalah counting rate yang
sebenarnya dari ketiga sumber, sehingga untuk dead time 𝜏 dapat dicari
dengan persamaan dibawah ini :
̅1 +𝑁
𝑁 ̅2 +𝑁̅3 −𝑁
̅123
𝜏 = |̅ 2 2
̅1 −𝑁 ̅2 2 −𝑁
̅3 2 )
| (2)
𝑁123 −(𝑁

(TIm Praktikum Atom dan Molekul Fisika UM, 2022).

C. Alat dan Bahan


Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengukuran
cacah radiasi nuklir :
1. Satu set GM Counter beserta counter berfungsi untuk mengukur jumlah
cacah radiasi dari bahan radioaktif.
2. Sumber radioaktif (Amersium, Barium dan kaos lampu) berfungsi
sebagai bahan radioaktif yang diukur nilai cacah radiasi nuklirnya.
3. Kabel penghubung berfungsi menghubungkan counter dengan detektor
radiasi
4. Aluminium foil berfungsi sebagai bahan pelindung
5. Stopwatch berfungsi mengukur waktu cacah radiasi
6. Detecto berfungsi sebagai pendeteksi jumlah cacah radiasi pada bahan
radioaktif

D. Skema Percobaan dan Prosedur Percobaan


- Skema Percobaan
Desain set alat percobaan pengukuran cacah radiasi nuklir
ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 2. Set alat Cacah Radiasi Nuklir


Gambar 3. Set-up Percobaan Pengukuran Cacah Radiasi Nuklir
(UM n.d.)

- Prosedur Percobaan
1. Percobaan 1
Menentukan counting rate (cacah radiasi) bahan radioaktif :
a. Menyiapkan alat-alat yang digunakan dalam percobaan dan
mengatur seperti pada Gambar 3.
b. Menyalakan Geiger Counter dan detektor. Meletakkan bahan
radioaktif (amersium) tanpa pelindung di dekat detektor dan
mengoperasikan alat pencacah radiasi secara bersamaan dengan
timer.
c. Mencatat cacah radiasi setiap satu menit sebanyak 5 data setiap
bahan. Terakhir mengulangi langkah di atas untuk bahan radioaktif
barium dan kaos lampu.
2. Percobaan 2
Menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung :
a. Menyiapkan peralatan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.
b. Membungkus bahan radioaktif amersium dengan aluminium foil.
c. Meletakkan sumber radioaktif amersium yang sudah dibungkus
dan melakukan cacah radiasi dalam satu menit serta mencatat cacah
radiasi selama selang waktu satu menit.
d. Mengulangi langkah di atas dengan menambah lapisan alumunium
foil satu per satu sampai 3 lapisan pada bahan radioaktif
E. Data Pengamatan
Variabel Kontrol : Jarak detektor ke bahan radioaktif dan waktu.
Variabel Bebas : Bahan radioaktif dan bahan pelindung
Variabel Terikat : Nilai cacah radiasi
Nst GM Counter :1N
Nst Stopwach : 0,01 s
Nst Mistar : 0,001 m

Tabel 1. Percobaan 1 Counting Rate

Cacah Radiasi/Menit (N)


No
Amersium Barium Kaos Lampu

1 98 27 14

2 88 22 14

3 85 20 16

4 84 29 11

5 86 19 14

Σ 88,2 23,4 13,8

Tabel 2. Penyerapan Radioaktif dari Bahan Pelindung

No Sumber Radioaktif Bahan Pelindung Cacah Radiasi/menit


1 1 lapis 93
2 Amersium 2 lapis 83
3 3 lapis 75

F. Analisis Data
• Metode Analisis
Rumus Ralat Rambat
Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh dengan
mengukur cacah radiasi nuklir secara berulang, maka untuk
menghitung nilai ratarata cacah radiasi dari masing-masing sumber
radioaktif.
a) Menentukan cacah radiasi rata-rata per detik
➢ Nilai Rata-Rata :
𝛴𝑖 𝑁𝑖
̅3 =
𝑁
𝑛
➢ Deviasi Rata-Rata:

Σ 𝑛 (𝑁𝑖 − 𝑁)2
𝑆𝑁̅3 = √
𝑛(𝑛 − 1)

➢ Relatif Cacah Radiasi :


𝑆𝑁̅
𝑅𝑁̅3 = | 3 | × 100%
𝑁̅3
b) Menentukan dead time
➢ Ketidakpastian pengukuran rata-rata
̅1 + 𝑁
𝑁 ̅2 + 𝑁
̅3
̅123 =
𝑁
𝑛
➢ Nilai Dead Time
̅1 + 𝑁
𝑁 ̅2 + 𝑁̅3 − 𝑁 ̅123
𝜏=| |
̅123 2 − (𝑁
𝑁 ̅1 2 − 𝑁
̅2 2 − 𝑁̅3 2 )
➢ Jumlah rata-rata cacah radiasi
̅123 2 − (𝑁
𝑁 ̅1 2 + 𝑁
̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ) + 2𝑁
̅123 𝑁
̅2
𝜕𝜏 +2𝑁̅123 𝑁
̅3 − 2𝑁̅1 𝑁̅123
=
̅123
𝜕𝑁 2
̅123 2 − (𝑁
(𝑁 ̅1 2 + 𝑁
̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ))

➢ Ralat rambat dari dead time


2 2 2 2
𝜕𝜏 𝜕𝜏 𝜕𝜏 𝜕𝜏
𝑆𝜏 = √| ̅1 | + |
𝑁 ̅2 | + |
𝑁 ̅3 | + |
𝑁 ̅123 |
𝑁
𝜕𝑁̅1 𝜕𝑁̅2 𝜕𝑁̅3 ̅123
𝜕𝑁

➢ Ketidakpastian relatif dari dead time


𝑆𝜏
𝑅𝜏 = | | × 100%
𝜏
c) Menentukan cacah radiasi sebenarnya (n)
➢ Nilai sebenarnya
𝑁3
𝑛3 =
1 − 𝑁3 𝜏
➢ Menentukan standar deviasi
2
𝜕𝑛 𝜕𝑛 2
𝑆𝑛3 = √| 𝑆 | + | 𝑆𝜏̅ |
𝜕𝑁̅3 𝑁̅3 𝜕𝜏̅

➢ Menentukan ralat relatif


𝑆𝑛
𝑅𝑛3 = | 3 | × 100%
𝑛3

Rumus Teori Grafik:


Pada hasil analisis percobaan kedua yaitu penyerapan radioaktif
dari bahan pelindung, analisis yang digunakan adalah analisis grafik
dengan menggunakan metode kuadrat terkecil.
➢ b sebagai kemiringan garis lurus terhadap sumbu x:

𝑛(∑ 𝑥𝑦) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)


𝑏̅ = 2
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)

➢ Rumus yang manyatakan konstanta a dan b

∑𝑥 2
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦√
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2

𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√
𝑛Ʃ𝑥 2 − (Ʃ𝑥)2

➢ Rumus mencari 𝑆𝑦

1 Ʃ𝑥 2 (Ʃ𝑦)2 − 2Ʃ𝑥Ʃ𝑦Ʃ𝑥𝑦 + 𝑛(Ʃ𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √ |Ʃ𝑦 2 − |
𝑛−2 𝑛Ʃ𝑥 2 − (Ʃ𝑥)2

➢ Rumus kesalahan relative (error)


𝑆𝑎
𝑅𝑎 = × 100%
𝑎
𝑆𝑏
𝑅𝑏 = × 100%
𝑏
Hasil Analisis
• PERCOBAAN 1
a) Menentukan cacah radiasi rata-rata per detik
➢ AMERSIUM
Nilai Rata-Rata :
̅1 = 88,2 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 1,47 𝐵𝑞
𝑁
Deviasi Rata-Rata :
𝑆𝑁̅1 = 2,537771551 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,042296193 𝐵𝑞
Relatif Cacah Radiasi :
𝑅𝑁̅1 = 0,02877% (4AP)
̅1 = (1,47 ± 0,04229)𝐵𝑞
Jadi, cacah radiasi amersium adalah 𝑁
dengan ralat relatif sebesar 0,02877% (4AP)
➢ BARIUM
Nilai Rata-Rata :
̅2 = 23,4 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,39 𝐵𝑞
𝑁
Deviasi Rata-Rata :
𝑆𝑁̅2 = 1,964688 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,0327448 𝐵𝑞
Relatif Cacah Radiasi :
𝑅𝑁̅2 = 0,08396% (4AP)
̅2 = (0,39 ± 0,03274)𝐵𝑞
Jadi, cacah radiasi barium adalah 𝑁
dengan ralat relatif sebesar 0,08396% (4AP)
➢ KAOS LAMPU
Nilai Rata-Rata :
̅3 = 13,8 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,23 𝐵𝑞
𝑁
Deviasi Rata-Rata :
𝑆𝑁̅3 = 0,8 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,013333333 𝐵𝑞
Relatif Cacah Radiasi :
𝑅𝑁̅3 = 0,05797% (4AP)
̅3 = (0,23 ± 0,01333)𝐵𝑞
Jadi, cacah radiasi kaos lampu adalah 𝑁
dengan ralat relatif sebesar 0,05797% (4AP)
b) Menentukan dead time
➢ Ketidakpastian pengukuran rata-rata
̅123 = 41,8 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,69667 𝐵𝑞
𝑁
➢ Jumlah rata-rata cacah radiasi
𝜕𝜏
= −0,0002407 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = −0,0144442 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
̅123
𝜕𝑁
➢ Nilai Dead Time
𝜏 = 0,015791462 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,9475487722 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
➢ Ralat rambat dari dead time
𝑆𝜏 = 0,017897316 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 1,073838944 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
➢ Ketidakpastian relatif dari dead time
𝑅𝜏 = 113% (2AP)
Jadi, dead time adalah 𝜏 = (0,95 ± 1,07)𝐵𝑞 dengan ralat relatif
sebesar 113% (2AP)

c) Menentukan cacah radiasi sebenarnya (n)


➢ Amersium
Menentukan cacah radiasi sebenarnya
𝑛1 = −224,5377779 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = −3,742296 𝐵𝑞
Menentukan standar deviasi
𝑆𝑛1 = 902,48267 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 15,041377783 𝐵𝑞
Menentukan ralat relatif
𝑅𝑛1 = −401% (2AP)
Jadi, cacah radiasi bahan radioaktif amersium adalah 𝑛1 =
(−3,742296 ± 15,0)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar −401%
(2AP)
➢ Barium
Menentukan cacah radiasi sebenarnya
𝑛2 = 37,11459182 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,61857653 𝐵𝑞
Menentukan standar deviasi
𝑆𝑛2 = 25,114398999 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,418573316 𝐵𝑞
Menentukan ralat relatif
𝑅𝑛2 = 67%
Jadi, cacah radiasi bahan radioaktif barium adalah 𝑛2 =
(0,61857653 ± 0,0,42)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar 67%
(2AP)
➢ Kaos Lampu
𝑛3 = 17,6453028 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,29408838 𝐵𝑞
Menentukan standar deviasi
𝑆𝑛3 = 5,72388996 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,095398166 𝐵𝑞
Menentukan ralat relatif
𝑅𝑛3 = 32 % (2𝐴𝑃)
Jadi, cacah radiasi bahan radioaktif barium adalah 𝑛3 =
(0,29408838 ± 0,095398166)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar
32% (2AP)

• PERCOBAAN 2

Tabel 3. Analisis Data

No x y x2 y2 xy

1 1 93 1 8649 93

2 2 83 4 6889 166

3 3 75 9 5625 225

Σ 6 251 14 21163 484

Σ2 36 63001 196 447872569 234256

• Nilai 𝑏̅
𝑏̅ = −9
• Nilai 𝑆𝑦
𝑆𝑦 = 0,288675
• Nilai
𝑆𝑏 = 0,204124
• Ralat relatif b
= −2,27% (3 𝐴𝑃)
Jadi nilai 𝑏 = (−9 ± 0,2041) dengan nilai ralat relatif sebesar
2,27 % (3AP)
• Grafik Hubungan antara Lapisan Alumunium Foil dengan Cacah
Radiasi pada Amersium

Grafik Hubungan antara Lapisan Alumunium Foil


dengan Cacah Radiasi pada Amersium
100
90
Cacah Radiasi Amersium

80
70
60
50
40 y = -9x + 101,67
30 R² = 0,9959
20
10
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Lapisan Alumunium Foil

Gambar 4. Hubungan antara Lapisan Alumunium Foil


dengan Cacah Radiasi pada Amersium

G. Pembahasan
Praktikum perngukuran cacah radiasi nuklir menggunakan sistem
detektor dan alat pengukur tambahan, seperti set alat Penghitung GM,
diperlukan untuk menentukan jumlah radiasi ini. Energi nuklir diubah
menjadi bentuk energi yang lebih mudah diolah menggunakan detektor,
seperti energi listrik, sedangkan penunjang lainnya, yaitu berupa rangkaian
alat GM Counter, mengolah sinyal listrik yang dihasilkan detektor menjadi
informasi. Detektor ini bekerja atas dasar tabung kaca, yang di dalamnya
dimasukkan lapisan logam berbentuk silinder yang dilapisi pada dinding
tabung.
Percobaan cacah radiasi nuklir dilakukan sebanyak 2 kali percobaan.
Percobaan pertama yaitu menentuka nilai cacah radiasi dari bahan
radioaktif, dead time dan cacah radiasi sebenarnya dengan menggunakan 3
bahan yakni amersium, barium dan kaos lampu. Dalam menentukan cacah
radiasi pada ketiga bahan radioaktif tersebut dilakukan pengukuran secara
berulang selama satu menit sebanyak lima kali pengulangan pada masing-
masing bahan radioaktif. Diperoleh hasil percobaan sebagai berikut: pada
̅1 = (1,47 ± 0,04229)𝐵𝑞
amersium diperoleh nilai cacah radiasi sebesar 𝑁
dengan ralat relatif sebesar 0,02877% (4AP). Pada barim diperoleh nilai
̅2 = (0,39 ± 0,03274)𝐵𝑞 dengan ralat relatif
cacah radiasi sebesar 𝑁
̅3 = (0,23 ±
sebesar 0,08396% (4AP) dan pada kaos lampu sebesar 𝑁
0,01333)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar 0,05797% (4AP).
Berdasarkan analisis data dari ketiga bahan radioaktif tersebut,
didapatkan nilai yang berbeda untuk masing-masing bahan. Hal ini
menunjukkan bahwa detektor Geiger-Muller memiliki kepekaan yang
berbeda terhadap jenis bahan radioaktif yang berbeda. Ini masuk akal secara
teoretis ketika telah ditentukan bahwa sensitivitas detektor terhadap bahan
peka radiasi bervariasi dan bergantung pada jenis bahan radioaktif.
Untuk mendeteksi radiasi yang memiliki intensitas tinggi
memerlukan koreksi dead time. Nilai dead time yang diperoleh ialah sebesar
𝜏 = (0,95 ± 1,07)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar 113% (2AP). Dengan
nilai cacah radiasi sebenarnya pada masing-masing bahan radioaktif bernilai
𝑛1 = (−3,742296 ± 15,0)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar 401% (2AP)
pada amersium, 𝑛2 = (0,61857653 ± 0,0,42)𝐵𝑞 dengan ralat relatif
sebesar 67% (2AP) pada barium dan 𝑛3 = (0,29408838 ±
0,095398166)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar 32% (2AP) pada kaos lampu.
Percobaan 2 hanya menggunakan bahan radioaktif amersium yang
dilapisi aluminium foil sebanyak 1 lapis, 2 lapis dan 3 lapis. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak bahan penahan radiasi yang
terserap. Pemberian lapisan proteksi akan menyebabkan GM Counter
mencatat penurunan nilai radiasi count. Grafik yang diperoleh dari analisis
data menunjukkan bahwa nilai cacah radiasi pada amerisium semakin
menurun seiring bertambahnya jumlah lapisan. Dengan metode grafik juga
didapatkan nilai 𝑏 = (−9 ± 0,2041) dengan nilai ralat relatif sebesar
2,27 % (3AP).
Dari grafik hubungan antara ketebalan lapisan pelindung dengan
jumlah radiasi per menit, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak lapisan
pelindung, semakin sedikit jumlah radiasi yang dihitung di counter. Hal ini
menunjukkan bahwa ketebalan lapisan pelindung berbanding terbalik
dengan jumlah radiasi. Secara teori, ini sesuai di mana radiasi nuklir dapat
menembus. Penetrasi dipengaruhi oleh material yang ditembusnya. Dengan
demikian, semakin tebal lapisan bahan radioaktif, semakin sedikit energi
yang dapat menembus bahan tersebut.
Dari hasil percobaan diperoleh nilai ralat yang bervariasi dan cukup
besar. Hal ini dikarenakan beberapa kemungkinan yang berpengaruh pada
praktikum. Kurang telitinya praktikan saat mengatur jarak detektor dengan
bahan radioaktif. Kurang tepatnya praktikan saat mengatur nilai cacah
radiasi dan stopwatch secara bersamaan. Dan juga kesalahan relatif dari alat,
atau faktor dari lingkungan. Untuk memperkecil kesalahan maka sebaiknya
percobaan pengukuran cacah radioaktif dan penyerapan bahan pelindung
dilakukan pada tempat yang tertutup dan jauh dari semua benda yang dapat
memancarkan radiasi.

H. Kesimpulan
Dalam menentukan besar radiasi dari bahan radioaktif
menggunakan alat detektor Geiger Muller dengan parameter besaran cacah
radiasi. Cacah radiasi dapat dihitung menggunakan ralat rambat dan deviasi
standart nilai rerata. Pada praktikum diperoleh besar nilai cacah radiasi
̅1 = (1,47 ± 0,04229)𝐵𝑞 dengan ralat
menggunakan bahan amersium 𝑁
relatif sebesar 0,02877% (4AP). Pada barim diperoleh nilai cacah radiasi
̅2 = (0,39 ± 0,03274)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar 0,08396%
sebesar 𝑁
̅3 = (0,23 ± 0,01333)𝐵𝑞 dengan
(4AP) dan pada kaos lampu sebesar 𝑁
ralat relatif sebesar 0,05797% (4AP). Begitupun untuk nilai cacah radiasi
sebenarnya 𝑛1 = (−3,742296 ± 15,0)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar
401% (2AP) pada amersium, 𝑛2 = (0,61857653 ± 0,0,42)𝐵𝑞 dengan
ralat relatif sebesar 67% (2AP) pada barium dan 𝑛3 = (0,29408838 ±
0,095398166)𝐵𝑞 dan ralat relatif sebesar 32% (2AP) pada kaos lampu.
Dari ketiga data hasil percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
detektor Geiger Muller memiliki kepekaan yang berbeda terhadap berbagai
jenis bahan radioaktif.
Pada penyerapan radioaktif dengan menggunakan bahan pelindung
semakin banyak bahan pelindung maka semakin besar radiasi yang diserap
pada pelindung, maka radiasi nuklir yang diterima pada pelindung semakin
sedikit. Hal ini dapat dibuktikan dari grafik analisis hasil praktikum yang
telah dilakukan. Dengan metode grafik juga didapatkan nilai 𝑏 = (−9 ±
0,2041) dengan nilai ralat relatif sebesar 2,27 % (3AP).

I. Daftar Pustaka

Curtiss, L. F., 1950. The Geiger-Muller Counter. Washington D. C.: US


Government Printing Office.
DOE, 2020. Introduction to Radiation.

Education., National Science Foundation nor the US Department of. 2022.


INTRODUCTION TO THE PHYSICS OF ATOMS, MOLECULES
AND PHOTONS (BENEDICT). Amerika Serikat.
NRC, 2020. The Nuclear Regulatory Commission’s Science 101: What is a
Geiger Counter?.

PWGSC, 2012. Introduction to Radiation. Ontario: Canadian Nuclear


Safety Commission (CNSC).

UM, Fisika FMIPA. Modul Praktikum Atom Dan Fisika 2022. Malang.

World Nuclear Association, 2010. Nuclear Radiation and Health Effects.

World Nuclear Association, n.d. Radiation & Radioactivity.


J. Lampiran
• Tugas
1. Percobaan I
a. Hitung rata-rata cacah radiasi N1 dan N2 serta N12 nyatakan
dalam satuan radoiaktivitas (lihat lampiran).
b. Hitung Dead Time  (waktu mati) beserta ralatnya.
c. Tentukan cacah radiasi yang sebenarnya ( n ) dari kedua bahan
radioaktiv, yaitu Barium dan Amersium nyatakan dalam
satuan radoiaktivitas (lihat lampiran yang tersedia di meja
praktikum).
d. Buat kesimpulan percobaan.
2. Percobaan II
a. Buat hubungan antara tebalnya pelindung dengan cacah
radiasi.
b. Buat kesimpulan Percobaan II.
c. Buat laporan Percobaan II dalam buku laporan.

JAWABAN

1. Percobaan I
̅ ̅
a. ̅12 = 𝑁1 +𝑁2
𝑁 𝑛
88,2 + 23,4
̅12 =
𝑁
2
̅12 = 55,8 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,93 𝐵𝑞
𝑁
̅ ̅ ̅
̅123 = 𝑁1 +𝑁2+𝑁3
b. 𝑁 𝑛

88,2 + 23,4 + 13,8


̅123 =
𝑁
3
̅123 = 41,8 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,69667 𝐵𝑞
𝑁

𝑆𝑁̅1 + 𝑆𝑁̅2 + 𝑆𝑁̅3


𝑆𝑁̅123 =
𝑛
2,537771551 + 1,964688 + 0,8
𝑆𝑁̅123 =
3
𝑆𝑁̅123 = 1,767467926 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,029457798 𝐵𝑞
𝜕𝜏
Menghitung 𝜕𝑁̅
1

2
̅1 2 + 𝑁
̅123 − (𝑁
𝑁 ̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ) + 2𝑁
̅1 𝑁
̅2
𝜕𝜏 +2𝑁̅1 𝑁̅3 − 2𝑁 ̅1 𝑁
̅123
=
𝜕𝑁̅1 2
̅123 2 − (𝑁
(𝑁 ̅1 2 + 𝑁
̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ))

41,82 − (88,22 + 23,42 + 13,82 ) + 2(88,2)(23,4)


𝜕𝜏 +2(88,2)(13,8) − 2(88,2)(41,8)
=
̅
𝜕𝑁1 (41,82 − (88,22 + 23,42 + 13,82 ))2
𝜕𝜏 7581,44
=− = −0,000165415
𝜕𝑁̅1 45832900
𝜕𝜏
Menghitung 𝜕𝑁̅
2

̅123 2 − (𝑁
𝑁 ̅1 2 + 𝑁̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ) + 2𝑁
̅1 𝑁
̅2
𝜕𝜏 +2𝑁̅2 𝑁̅3 − 2𝑁 ̅2 𝑁
̅123
=
𝜕𝑁̅2 2
̅123 2 − (𝑁
(𝑁 ̅1 2 + 𝑁
̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ))

41,82 − (88,22 + 23,42 + 13,82 ) + 2(88,2)(23,4)


𝜕𝜏 +2(88,2)(23,4) − 2(23,4)(41,8)
=
𝜕𝑁̅2 (41,82 − (88,22 + 23,42 + 13,82 ))2
𝜕𝜏 3952,64
=− = −0,0000862402
𝜕𝑁̅2 45832900
𝜕𝜏
Menghitung 𝜕𝑁̅
3

2
̅1 2 + 𝑁
̅123 − (𝑁
𝑁 ̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ) + 2𝑁
̅1 𝑁
̅3
𝜕𝜏 +2𝑁̅2 𝑁̅3 − 2𝑁 ̅3 𝑁
̅123
=
𝜕𝑁̅3 2
̅123 2 − (𝑁
(𝑁 ̅1 2 + 𝑁
̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ))

41,82 − (88,22 + 23,42 + 13,82 ) + 2(88,2)(23,4)


𝜕𝜏 +2(23,4)(13,8) − 2(13,8)(41,8)
=
̅
𝜕𝑁3 (41,82 − (88,22 + 23,42 + 13,82 ))2
𝜕𝜏 4843,52
=− = −0,0001057
̅
𝜕𝑁3 45832900
𝜕𝜏
Menghitung 𝜕𝑁̅
123
̅123 2 − (𝑁
𝑁 ̅1 2 + 𝑁
̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ) + 2𝑁
̅123 𝑁
̅2
𝜕𝜏 +2𝑁̅123 𝑁
̅3 − 2𝑁̅1 𝑁̅123
=
𝜕𝑁̅3 2
̅123 2 − (𝑁
(𝑁 ̅1 2 + 𝑁
̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ))

41,82 − (88,22 + 23,42 + 13,82 ) + 2(41,8)(23,4)


𝜕𝜏 +2(41,8)(13,8) − 2(88,2)(41,8)
=
𝜕𝑁̅3 (41,82 − (88,22 + 23,42 + 13,82 ))2
𝜕𝜏 11033,6
=− = −0,0002407
𝜕𝑁̅3 45832900
Menentukan dead time
̅1 + 𝑁
𝑁 ̅2 + 𝑁̅3 − 𝑁 ̅123
𝜏=| |
̅123 2 − (𝑁
𝑁 ̅1 2 − 𝑁
̅2 2 − 𝑁̅3 2 )
88,2 + 23,4 + 13,8 − 41,8
𝜏=| |
(41,8)2 − (88,2 − 23,4 − 13,8)2
𝜏 = 0,015791462 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,9475487722 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Ralat rambat dead time
2 2 2 2
𝜕𝜏 𝜕𝜏 𝜕𝜏 𝜕𝜏
𝑆𝜏 = √| ̅
𝑁 | +| ̅
𝑁 | +| ̅
𝑁 | +| ̅
𝑁 |
𝜕𝑁̅1 1 𝜕𝑁̅2 2 𝜕𝑁̅3 3 ̅123 123
𝜕𝑁

|(0,000165415 )(88,2)|2 + |(0,0000862402)(23,4)|2


𝑆𝜏 = √
+|(0,0001057)(13,8)|2 + |(0,0002407)(41,8)|2

𝑆𝜏 = 0,017897316 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑆𝜏 = 1,073838944 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Ketidakpastian dead time
𝑆𝜏
𝑅𝜏 = | | × 100%
𝜏
1,073838944
𝑅𝜏 = | | × 100%
0,9475
𝑅𝜏 = 113% (2AP)
Jadi, dead time adalah 𝜏 = (0,95 ± 1,07) 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 dengan ralat
relatif sebesar 113% (2AP)
c. Cacah Radiasi Sebenarnya
• Amersium
Menentukan cacah radiasi sebenarnya
𝑁1
𝑛1 =
1 − 𝑁1 𝜏
88,2
𝑛1 =
1 − (88,2)(0,01579)
𝑛1 = −224,5377779 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑛1 = −3,742296 𝐵𝑞
Menentukan standar deviasi
2
𝜕𝑛 𝜕𝑛 2
𝑆𝑛1 = √| 𝑆𝑁̅1 | + | 𝑆𝜏̅ |
𝜕𝑁̅1 𝜕𝜏̅

2 2
1 −𝑁̅1
𝑆𝑛1 = √| 𝑆 | +| 𝑆|
̅1 𝜏)2 𝑁̅1
(1 − 𝑁 ̅1 𝜏)2 𝜏̅
(1 − 𝑁
2
1
| 2
(2,5377)|
𝑆𝑛1 = (1 − (88,2)(0,01579))
2
−88,2
+| 2
(0,01789)|
√ (1 − (88,2)(0,01579)
𝑆𝑛1 = 902,48267 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑆𝑛1 = 15,041377783 𝐵𝑞
Menentukan ralat relatif
𝑆𝑛
𝑅𝑛1 = | 1 | × 100%
𝑛1
−3,742296
𝑅𝑛1 = | | × 100%
15,041377783
𝑅𝑛1 = 401% (4AP)
Jadi, cacah radiasi bahan radioaktif amersium adalah 𝑛1 =
(−3,742296 ± 15,0)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar
401% (2AP)
• Barium
Menentukan cacah radiasi sebenarnya
𝑁2
𝑛2 =
1 − 𝑁2 𝜏
23,4
𝑛2 =
1 − (23,4)(0,01579)
𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛
𝑛2 = 37,11459182
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑛2 = 0,61857653 𝐵𝑞
Menentukan standar deviasi
2
𝜕𝑛 𝜕𝑛 2
𝑆𝑛2 = √| 𝑆 | + | 𝑆𝜏̅ |
𝜕𝑁̅2 𝑁̅2 𝜕𝜏̅

2 2
1 −𝑁̅2
𝑆𝑛2 = √| 𝑆 | +| 𝑆|
̅2 𝜏)2 𝑁̅2
(1 − 𝑁 ̅2 𝜏)2 𝜏̅
(1 − 𝑁
2
1
| 2 1,9646888|
(1 − (23,4)(0,01579))
𝑆𝑛2 = 2
−23,4
+| 2 (0,01789)|
√ (1 − (23,4)(0,01579))
𝑆𝑛2 = 25,114398999 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑆𝑛2 = 0,418573316 𝐵𝑞
Menentukan ralat relatif
𝑆𝑛
𝑅𝑛2 = | 2 | × 100%
𝑛2
0,61857653
𝑅𝑛2 = | | × 100%
0,418573316
𝑅𝑛2 = 67%
Jadi, cacah radiasi bahan radioaktif barium adalah 𝑛2 =
(0,61857653 ± 0,0,42)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar
67% (2AP)
• Kaos Lampu
𝑁3
𝑛3 =
1 − 𝑁3 𝜏
13,8
𝑛3 =
1 − (13,8)(0,01579)
𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛
𝑛3 = 17,6453028
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑛3 = 0,29408838 𝐵𝑞
Menentukan standar deviasi
2
𝜕𝑛 𝜕𝑛 2
𝑆𝑛3 √
= | 𝑆 | + | 𝑆𝜏̅ |
𝜕𝑁̅3 𝑁̅3 𝜕𝜏̅

2
1
| (0,8)| +
̅3 (0,01579))2
(1 − 𝑁
𝑆𝑛3 = 2
−(13,8)
| 2 (0,01789)|
√ (1 − (13,8)(0,01579))
𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛
𝑆𝑛3 = 5,72388996
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑆𝑛3 = 0,095398166 𝐵𝑞
Menentukan ralat relatif
𝑆𝑛
𝑅𝑛3 = | 3 | × 100%
𝑛3
0,29408838
𝑅𝑛3 = | | × 100%
0,095398166
𝑅𝑛3 = 32 % (2𝐴𝑃)
Jadi, cacah radiasi bahan radioaktif barium adalah 𝑛3 =
(0,29408838 ± 0,095398166)𝐵𝑞 dengan ralat relatif
sebesar 32% (2AP)

d. Buat kesimpulan percobaan.


Pada bahan radioaktif memiliki cacah radiasi berbeda
dan diukur dengan GM Counter. Cacah radiasi dapat dihitung
menggunakan ralat rambat dan deviasi standart nilai rerata.
Pada praktikum diperoleh besar nilai cacah radiasi
̅1 = (1,47 ± 0,04229)𝐵𝑞
menggunakan bahan amersium 𝑁
dengan ralat relatif sebesar 0,02877% (4AP). Pada barim
diperoleh nilai cacah radiasi sebesar ̅2 = (0,39 ±
𝑁
0,03274)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar 0,08396% (4AP) dan
̅3 = (0,23 ± 0,01333)𝐵𝑞 dengan
pada kaos lampu sebesar 𝑁
ralat relatif sebesar 0,05797% (4AP). Begitupun untuk nilai
cacah radiasi sebenarnya 𝑛1 = (−3,742296 ± 15,0)𝐵𝑞
dengan ralat relatif sebesar 401% (2AP) pada amersium, 𝑛2 =
(0,61857653 ± 0,0,42)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar 67%
(2AP) pada barium dan 𝑛3 = (0,29408838 ±
0,095398166)𝐵𝑞 dan ralat relatif sebesar 32% (2AP) pada
kaos lampu. Dari ketiga data hasil percobaan yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa detektor Geiger Muller
memiliki kepekaan yang berbeda terhadap berbagai jenis
bahan radioaktif.

2. Percobaan II
a. Grafik Hubungan antara Lapisan Alumunium Foil dengan
Cacah Radiasi pada Amersium

Grafik Hubungan antara Lapisan Alumunium


Foil dengan Cacah Radiasi pada Amersium
100
90
Cacah Radiasi Amersium

80
70
60
50
40 y = -9x + 101,67
30 R² = 0,9959
20
10
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Lapisan Alumunium Foil

Gambar 5. Hubungan antara Lapisan Alumunium Foil dengan


Cacah Radiasi pada Amersium
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa semakin besar
jumlah (tebal) lapisan pelindung yang digunakan, maka semakin
banyak pula radiasi yang diserap oleh aluminium foil tersebut.
Sehingga nilai cacah radiasi yang terdeteksi oleh detektor
Geiger Muller semakin kecil. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa hubungan antara jumlah pancaran radiasi yang
dipancarkan oleh bahan radioaktif berbanding terbalik dengan
banyaknya jumlah lapisan bahan pelindung yang digunakan.

b. Buat kesimpulan Percobaan II.


Pada penyerapan radioaktif dengan menggunakan bahan
pelindung semakin banyak bahan pelindung maka semakin
besar radiasi yang diserap pada pelindung, maka radiasi nuklir
yang diterima pada pelindung semakin sedikit. Dari hasil
praktikum yang telah dilakukan dengan pernyataan yang telah
dijabarkan diatas sudah sesuai dengan menggunakan teori. .
Dengan metode grafik juga didapatkan nilai 𝑏 = (−9 ±
0,2041) dengan nilai ralat relatif sebesar 2,27 % (3AP).

• Proses Analisis Data


Percobaan Pertama
a) Menentukan cacah radiasi rata-rata per detik
➢ AMERSIUM
Nilai Rata-Rata :
𝛴𝑖 𝑁𝑖
̅1 =
𝑁
𝑛
98 + 88 + 85 + 84 + 86
̅1 =
𝑁
5
̅1 = 88,2 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑁
88,2
̅1 =
𝑁 = 1,47 𝐵𝑞
60
Deviasi Rata-Rata :

Σ 𝑛 (𝑁𝑖 − 𝑁)2
𝑆𝑁̅1 = √
𝑛(𝑛 − 1)

(98 − 88,2)2 + (88 − 88,2)2 + (85 − 88,2)2


√ +(84 − 88,2)2 + (86 − 88,2)2
𝑆𝑁̅1 =
5(5 − 1)

𝑆𝑁̅1 = 2,537771551 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡


𝑆𝑁̅1 = 0,042296193 𝐵𝑞
Relatif Cacah Radiasi :
𝑆𝑁̅
𝑅𝑁̅1 = | 1 | × 100%
𝑁̅1
0,042296193
𝑅𝑁̅1 = | | × 100%
1,47
𝑅𝑁̅1 = 0,02877% (3AP)
̅1 = (1,47 ± 0,04229)𝐵𝑞
Jadi, cacah radiasi amersium adalah 𝑁
dengan ralat relatif sebesar 0,02877% (4AP)
➢ BARIUM
Nilai Rata-Rata :
𝛴𝑖 𝑁𝑖
̅2 =
𝑁
𝑛
27 + 22 + 20 + 29 + 19
̅2 =
𝑁
5
̅2 = 23,4 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑁
̅2 = 0,39 𝐵𝑞
𝑁
Deviasi Rata-Rata :

Σ 𝑛 (𝑁𝑖 − 𝑁)2
𝑆𝑁̅2 = √
𝑛(𝑛 − 1)

(27 − 23,4)2 + (22 − 23,4)2 + (20 − 23,4)2


√ +(29 − 23,4)2 + (19 − 23,4)2
𝑆𝑁̅2 =
5(5 − 1)

𝑆𝑁̅2 = 1,964688 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡


𝑆𝑁̅2 = 0,0327448𝐵𝑞
Relatif Cacah Radiasi :
𝑆𝑁̅
𝑅𝑁̅2 = | 2 | × 100%
𝑁̅2
0,0327448
𝑅𝑁̅2 = | | × 100%
0,39
𝑅𝑁̅2 = 0,08396% (3AP)
̅2 = (0,39 ± 0,03274)𝐵𝑞
Jadi, cacah radiasi barium adalah 𝑁
dengan ralat relatif sebesar 0,08396% (4AP)
➢ KAOS LAMPU
Nilai Rata-Rata :
𝛴𝑖 𝑁𝑖
̅3 =
𝑁
𝑛
14 + 14 + 16 + 11 + 14
̅3 =
𝑁
5
̅3 = 13,8 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑁
̅3 = 0,23 𝐵𝑞
𝑁
Deviasi Rata-Rata :

Σ 𝑛 (𝑁𝑖 − 𝑁)2
𝑆𝑁̅3 = √
𝑛(𝑛 − 1)

(14 − 13,8)2 + (14 − 13,8)2 + (16 − 13,8)2


√ +(11 − 13,8)2 + (14 − 13,8)2
𝑆𝑁̅3 =
5(5 − 1)

𝑆𝑁̅3 = 0,8 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡


𝑆𝑁̅3 = 0,013333333 𝐵𝑞
Relatif Cacah Radiasi :
𝑆𝑁̅
𝑅𝑁̅3 = | 3 | × 100%
𝑁̅3
0,013333333
𝑅𝑁̅3 = | | × 100%
0,23
𝑅𝑁̅3 = 0,05797% (2AP)
̅3 = (0,23 ± 0,01333)𝐵𝑞
Jadi, cacah radiasi kaos lampu adalah 𝑁
dengan ralat relatif sebesar 0,05797% (4AP)

b) Menentukan dead time


̅ ̅ ̅
̅123 = 𝑁1+𝑁2+𝑁3
➢ 𝑁 𝑛
88,2 + 23,4 + 13,8
̅123 =
𝑁
3
̅123 = 41,8 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,69667 𝐵𝑞
𝑁
𝑆𝑁
̅ 1 +𝑆𝑁
̅ 2 +𝑆𝑁
̅3
➢ 𝑆𝑁̅123 = 𝑛

2,537771551 + 1,964688 + 0,8


𝑆𝑁̅123 =
3
𝑆𝑁̅123 = 1,767467926 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,029457798 𝐵𝑞
𝜕𝜏
➢ Menghitung 𝜕𝑁̅
1

̅123 2 − (𝑁
𝑁 ̅1 2 + 𝑁̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ) + 2𝑁
̅1 𝑁
̅2
𝜕𝜏 +2𝑁̅1 𝑁̅3 − 2𝑁 ̅1 𝑁
̅123
=
𝜕𝑁̅1 2
̅123 2 − (𝑁
(𝑁 ̅1 2 + 𝑁
̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ))

41,82 − (88,22 + 23,42 + 13,82 ) + 2(88,2)(23,4)


𝜕𝜏 +2(88,2)(13,8) − 2(88,2)(41,8)
=
𝜕𝑁̅1 (41,82 − (88,22 + 23,42 + 13,82 ))2
𝜕𝜏 7581,44
=− = −0,000165415
𝜕𝑁̅1 45832900
𝜕𝜏
➢ Menghitung 𝜕𝑁̅
2

2
̅1 2 + 𝑁
̅123 − (𝑁
𝑁 ̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ) + 2𝑁
̅1 𝑁
̅2
𝜕𝜏 +2𝑁̅2 𝑁̅3 − 2𝑁 ̅2 𝑁
̅123
=
𝜕𝑁̅2 2
̅123 2 − (𝑁
(𝑁 ̅1 2 + 𝑁
̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ))

41,82 − (88,22 + 23,42 + 13,82 ) + 2(88,2)(23,4)


𝜕𝜏 +2(88,2)(23,4) − 2(23,4)(41,8)
=
̅
𝜕𝑁2 (41,82 − (88,22 + 23,42 + 13,82 ))2

𝜕𝜏 3952,64
=− = −0,0000862402
̅
𝜕𝑁2 45832900
𝜕𝜏
➢ Menghitung 𝜕𝑁̅
3

̅123 2 − (𝑁
𝑁 ̅1 2 + 𝑁̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ) + 2𝑁
̅1 𝑁
̅3
𝜕𝜏 +2𝑁̅2 𝑁̅3 − 2𝑁 ̅3 𝑁
̅123
=
𝜕𝑁̅3 2
̅123 2 − (𝑁
(𝑁 ̅1 2 + 𝑁
̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ))

41,82 − (88,22 + 23,42 + 13,82 ) + 2(88,2)(23,4)


𝜕𝜏 +2(23,4)(13,8) − 2(13,8)(41,8)
=
𝜕𝑁̅3 (41,82 − (88,22 + 23,42 + 13,82 ))2
𝜕𝜏 4843,52
=− = −0,0001057
𝜕𝑁̅3 45832900
𝜕𝜏
➢ Menghitung 𝜕𝑁̅
123
̅123 2 − (𝑁
𝑁 ̅1 2 + 𝑁
̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ) + 2𝑁
̅123 𝑁
̅2
𝜕𝜏 +2𝑁̅123 𝑁
̅3 − 2𝑁̅1 𝑁̅123
=
𝜕𝑁̅3 2
̅123 2 − (𝑁
(𝑁 ̅1 2 + 𝑁
̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ))

41,82 − (88,22 + 23,42 + 13,82 ) + 2(41,8)(23,4)


𝜕𝜏 +2(41,8)(13,8) − 2(88,2)(41,8)
=
𝜕𝑁̅3 (41,82 − (88,22 + 23,42 + 13,82 ))2
𝜕𝜏 11033,6
=− = −0,0002407
𝜕𝑁̅3 45832900
̅1 +𝑁
𝑁 ̅2 +𝑁̅3 −𝑁
̅123
➢ 𝜏 = |̅ 2 2
̅1 −𝑁 ̅2 2 −𝑁
̅3 2 )
|
𝑁123 −(𝑁

88,2 + 23,4 + 13,8 − 41,8


𝜏=| |
(41,8)2 − (88,2 − 23,4 − 13,8)2
𝜏 = 0,015791462 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,9475487722 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
➢ Ralat rambat dead time
2 2 2 2
𝜕𝜏 𝜕𝜏 𝜕𝜏 𝜕𝜏

𝑆𝜏 = | ̅
𝑁 | +| ̅
𝑁 | +| ̅
𝑁 | +| ̅
𝑁 |
𝜕𝑁̅1 1 𝜕𝑁̅2 2 𝜕𝑁̅3 3 ̅123 123
𝜕𝑁

|(0,000165415 )(88,2)|2 + |(0,0000862402)(23,4)|2


𝑆𝜏 = √
+|(0,0001057)(13,8)|2 + |(0,0002407)(41,8)|2

𝑆𝜏 = 0,017897316 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑆𝜏 = 1,073838944 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
➢ Ketidakpastian dead time
𝑆𝜏
𝑅𝜏 = | | × 100%
𝜏
1,073838944
𝑅𝜏 = | | × 100%
0,9475
𝑅𝜏 = 113% (2AP)
Jadi, dead time adalah 𝜏 = (0,95 ± 1,07) 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 dengan ralat
relatif sebesar 113% (2AP)

c) Menentukan cacah radiasi sebenarnya (n)


➢ Amersium
Menentukan cacah radiasi sebenarnya
𝑁1
𝑛1 =
1 − 𝑁1 𝜏
88,2
𝑛1 =
1 − (88,2)(0,01579)
𝑛1 = −224,5377779 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑛1 = −3,742296 𝐵𝑞
Menentukan standar deviasi
2
𝜕𝑛 𝜕𝑛 2
𝑆𝑛1 √
= | 𝑆 | + | 𝑆𝜏̅ |
𝜕𝑁̅1 𝑁̅1 𝜕𝜏̅

2 2
1 −𝑁̅1
𝑆𝑛1 = √| 𝑆 | +| 𝑆|
̅1 𝜏)2 𝑁̅1
(1 − 𝑁 ̅1 𝜏)2 𝜏̅
(1 − 𝑁
2
1
| 2
(2,5377)|
𝑆𝑛1 = (1 − (88,2)(0,01579))
2
−88,2
+| 2
(0,01789)|
√ (1 − (88,2)(0,01579)
𝑆𝑛1 = 902,48267 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑆𝑛1 = 15,041377783 𝐵𝑞
Menentukan ralat relatif
𝑆𝑛
𝑅𝑛1 = | 1 | × 100%
𝑛1
−3,742296
𝑅𝑛1 = | | × 100%
15,041377783
𝑅𝑛1 = 401% (4AP)
Jadi, cacah radiasi bahan radioaktif amersium adalah 𝑛1 =
(−3,742296 ± 15,0)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar 401%
(2AP)
➢ Barium
Menentukan cacah radiasi sebenarnya
𝑁2
𝑛2 =
1 − 𝑁2 𝜏
23,4
𝑛2 =
1 − (23,4)(0,01579)
𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛
𝑛2 = 37,11459182
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑛2 = 0,61857653 𝐵𝑞
Menentukan standar deviasi
2
𝜕𝑛 𝜕𝑛 2
𝑆𝑛2 √
= | 𝑆 | + | 𝑆𝜏̅ |
𝜕𝑁̅2 𝑁̅2 𝜕𝜏̅

2 2
1 −𝑁̅2
𝑆𝑛2 = √| 𝑆 | +| 𝑆|
̅2 𝜏)2 𝑁̅2
(1 − 𝑁 ̅2 𝜏)2 𝜏̅
(1 − 𝑁
2
1
| 2 1,9646888|
(1 − (23,4)(0,01579))
𝑆𝑛2 = 2
−23,4
+| 2 (0,01789)|
√ (1 − (23,4)(0,01579))
𝑆𝑛2 = 25,114398999 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑆𝑛2 = 0,418573316 𝐵𝑞
Menentukan ralat relatif
𝑆𝑛
𝑅𝑛2 = | 2 | × 100%
𝑛2
0,61857653
𝑅𝑛2 = | | × 100%
0,418573316
𝑅𝑛2 = 67%
Jadi, cacah radiasi bahan radioaktif barium adalah 𝑛2 =
(0,61857653 ± 0,0,42)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar 67%
(2AP)
➢ Kaos Lampu
𝑁3
𝑛3 =
1 − 𝑁3 𝜏
13,8
𝑛3 =
1 − (13,8)(0,01579)
𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛
𝑛3 = 17,6453028
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑛3 = 0,29408838 𝐵𝑞
Menentukan standar deviasi
2
𝜕𝑛 𝜕𝑛 2
𝑆𝑛3 √
= | 𝑆 | + | 𝑆𝜏̅ |
𝜕𝑁̅3 𝑁̅3 𝜕𝜏̅

2
1
| (0,8)| +
̅3 (0,01579))2
(1 − 𝑁
𝑆𝑛3 = 2
−(13,8)
| 2 (0,01789)|
√ (1 − (13,8)(0,01579))
𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛
𝑆𝑛3 = 5,72388996
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑆𝑛3 = 0,095398166 𝐵𝑞
Menentukan ralat relatif
𝑆𝑛
𝑅𝑛3 = | 3 | × 100%
𝑛3
0,29408838
𝑅𝑛3 = | | × 100%
0,095398166
𝑅𝑛3 = 32 % (2𝐴𝑃)
Jadi, cacah radiasi bahan radioaktif barium adalah 𝑛3 =
(0,29408838 ± 0,095398166)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar
32% (2AP)

Percobaan Kedua

Tabel 1 Analisis Data

No x y x2 y2 xy

1 1 93 1 8649 93

2 2 83 4 6889 166

3 3 75 9 5625 225

Σ 6 251 14 21163 484

Σ2 36 63001 196 447872569 234256


• Nilai 𝑏̅
𝑛(∑ 𝑥𝑦) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
𝑏̅ = 2
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)
3(484) − (6)(251)
𝑏̅ =
3(14) − (36)
1452 − 1506
𝑏̅ =
6
𝑏̅ = −9
• Nilai 𝑆𝑦

1 2
Ʃ𝑥 2 (Ʃ𝑦)2 − 2Ʃ𝑥Ʃ𝑦Ʃ𝑥𝑦 + 𝑛(Ʃ𝑥𝑦)2
𝑆𝑦 = √ |Ʃ𝑦 − |
𝑛−2 𝑛Ʃ𝑥 2 − (Ʃ𝑥)2

1 (14)(63001) − 2(6)(251)(484) + 3(234256)


𝑆𝑦 = √ [(21163) − ]
3−2 3(14) − (36)

𝑆𝑦 = 0,288675
• Nilai 𝑆𝑏

𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√
𝑛Ʃ𝑥 2 − (Ʃ𝑥)2

3
𝑆𝑏 = 0,288675√
3(14) − (36)

𝑆𝑏 = 0,204124
• Ralat relatif b
𝑆𝑏
𝑏= × 100%
𝑏
0,204124
= × 100%
−9
= −2,27% (2 𝐴𝑃)
Jadi nilai 𝑏 = (−9 ± 0,2041) dengan nilai ralat relatif sebesar
2,27 % (3AP)
• Grafik Hubungan antara Lapisan Alumunium Foil dengan Cacah
Radiasi pada Amersium
Grafik Hubungan antara Lapisan Alumunium Foil
dengan Cacah Radiasi pada Amersium
100
90
Cacah Radiasi Amersium 80
70
60
50
40 y = -9x + 101,67
R² = 0,9959
30
20
10
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Lapisan Alumunium Foil

Gambar 6. Grafik Hubungan antara Lapisan Alumunium Foil dengan


Cacah Radiasi pada Amersium
• Laporan Sementara
• Dokumentasi
• Plagiasi

Anda mungkin juga menyukai