Oleh :
Nama : Muflikhatul Ibadiyah
NIM : 200321614867
DEPARTEMEN FISIKA
FEBRUARI 2023
PENGKURAN CACAH RADIASI NUKLIR
A. Tujuan
Percobaan penguukuran cacah radiasi nuklir memiliki beberapa tujuan,
antara lain :
1. Menentukan counting rate ( cacah radiasi ) dari bahan radioaktif.
2. Menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung.
B. Dasar Teori
Energi yang dilepaskan dan ditransmisikan oleh suatu materi dengan
maupun tanpa melalui medium disebut radiasi. Radiasi yang tidak
merambat atau bertransmisi melalui medium sering dikenal sebagai radiasi
elektromagnetik atau energi radiasi (World Nuclear Association, 2010;
DOE, 2020). Radiasi bisa dalam bentuk gelombang elektromagnetik, aliran
partikel, atau gelombang elektromagnetik dan aliran partikel (PWGSC,
2012). Sinar gamma, sinar ultraviolet, dan gelombang radio merupakan
contoh radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Sedangkan,
radiasi dalam bentuk aliran partikel yang sering kita dengar, ada radiasi
partikel alfa dan beta (DOE, 2020). Selain dibedakan menjadi radiasi
gelombang elektromagnetik dan radiasi pratikel, radiasi juga dibedakan
menjadi radiasi pengion dan radiasi non-pengion (DOE, 2020). Radiasi
pengion dihasilkan oleh gelombang dengan panjang gelombang lebih
pendek atau frekuensi lebih tinggi dari sinar ultraviolet. Sedangkan, radiasi
non-pengion dihasilkan oleh sinaru ultraviolet dan gelombang dengan
panjang gelombang yang lebih panjang (World Nuclear Association, 2010).
Radiasi pengion disebut juga sebagai radiasi nuklir merupakan energi
radiasi hasil dari aktivitas nukleus atau inti atom yang memecah atau
meluruh sehingga menjadi inti atom yang baru (World Nuclear Association,
2010). Atom yang bisa mengalami peluruhan adalah atom yang memiliki
inti atom yang tidak stabil. Inti atom yang tidak stabil ini harus memecah
atau mengalami peluruhan untuk mencapai kestabilan (PWGSC, 2012).
Bahan atau materi yang atom-atomnya bisa mengalami peluruhan disebut
sebagai bahan radioaktif (World Nuclear Association, 2010).
Radiasi nuklir banyak bersumber dari materi di alam yang terjadi
secara natural dan sebagian kecil bisa bersumber dari proses yang sengaja
dibuat oleh manusia (PWGSC, 2012).
Aktivitas radiasi atau radioaktivitas bisa diukur dan dinyatakan
dalam satuan becquerel (Bq) atau currie (Ci). Satuan becquerel merupakan
Satuan Internasional yang menyatakan aktivitas radiasi. Satu Bq diartikan
sebagai peluruhan satu nukleus tiap satu detik yang terjadi dalam atom dari
bahan yang bersifat radioaktif (World Nuclear Association, n.d.). Aktivitas
radiasi dari satu gram radium-226 dahulunya diartikan sebagai satu currie
dan bernilai sebesar 3,7 × 1010 dalam satuan becquerel. Saat ini, hubungan
antara satuan Bq dengan satuan Ci bisa dilihat pada persamaan berikut,
1𝐵𝑞 = 2,7 × 10−11 𝐶𝑖 (1)
(World Nuclear Association, 2010).
Perhitungan atau pencacahan radiasi nuklir membutuhkan alat yang
mampu menerima aktivitas radiasi dan mengkonversinya menjadi besaran
yang bisa dihitung oleh manusia. Alat yang murah dan mudah digunakan
adalah Geiger- Muller counter (NRC, 2020). Geiger-Muller counter
memiliki dua bagian utama, yaitu tabung ionisasi dan pencacah radiasi
(NRC, 2020).
Tabung ionisasi ini berisi gas poliatomik
(misalnya gas poliatomik dari helium) yang
bertekanan rendah (Curtiss, 1950). Geiger-
Muller counter bekerja berdasarkan prinsip
ionisasi yang terjadi di dalam tabung ionisasi.
Tabung ionisasi memiliki kawat bertegangan
positif yang berada di tengah tabung (Curtiss,
1950). Secara garis besar, komponen dan
bagian dari Geiger-Muller counter bisa
dilihat pada gambar disamping.
Gambar 1 Komponen dan
bagian dari Geiger-Muller counter
Radiasi nuklir yang berhasil masuk ke dalam tabung ionisasi akan
berinteraksi dengan molekul-molekul gas helium dan menyebabkan
terjadinya ionisasi. Hasil dari pengionan ini adalah ion positif dan elektron
yang dikeluarkan dari molekul gas (NRC, 2020). Elektron ini disebut
sebagai ion primer yang nantinya akan mengionkan molekul gas helium
lainnya yang masih belum berinteraksi dengan energi radiasi. Elektron yang
dihasilkan akibat interaksi molekul gas dengan ion primer disebut sebagai
ion sekunder. Kawat di tengah tabung yang bertegangan positif akan
menyebabkan timbulnya medan listrik yang mempercepat pergerakan
elektron menuju kawat. Setelah elektron-elektron bergerak tersebut
berkumpul di kawat, arus atau pulsa listrik akan diteruskan melalui kabel
yang terhubung dengan counter. Pulsa inilah yang dihitung oleh counter
sebagai cacah radias (NRC, 2020).
Deteksi radiasi dengan intensitas tinggi perlu dikoreksi dengan
adanya dead time counter 𝜏. Dead time atau waktu mati adalah waktu selama
mana detektor benar-benar tidak peka. Sedangkan recovery time atau waktu
pulih kembali adalah waktu selama mana detektor memancarkan pulsa
kurang dari harga penuhnya. Jika counting rate yang diberikan oleh counter
adalah 𝑁, maka counter tersebut mengalami keadaan mati selama waktu 𝑁𝜏.
Dead time 𝜏 paling mudah ditentukan dengan metode tiga sumber
paling mudah ditentukan dengan metode tiga sumber. (Education. 2022).
Dalam metode ini, jika masing-masing sumber memberikan counting rate
teramati sebesar 𝑁1, 𝑁2 dan 𝑁3 dan jika dua sumber radiasi memberikan
𝑁123, maka 𝑛1, 𝑛2 dan 𝑛3 masing-masing adalah counting rate yang
sebenarnya dari ketiga sumber, sehingga untuk dead time 𝜏 dapat dicari
dengan persamaan dibawah ini :
̅1 +𝑁
𝑁 ̅2 +𝑁̅3 −𝑁
̅123
𝜏 = |̅ 2 2
̅1 −𝑁 ̅2 2 −𝑁
̅3 2 )
| (2)
𝑁123 −(𝑁
- Prosedur Percobaan
1. Percobaan 1
Menentukan counting rate (cacah radiasi) bahan radioaktif :
a. Menyiapkan alat-alat yang digunakan dalam percobaan dan
mengatur seperti pada Gambar 3.
b. Menyalakan Geiger Counter dan detektor. Meletakkan bahan
radioaktif (amersium) tanpa pelindung di dekat detektor dan
mengoperasikan alat pencacah radiasi secara bersamaan dengan
timer.
c. Mencatat cacah radiasi setiap satu menit sebanyak 5 data setiap
bahan. Terakhir mengulangi langkah di atas untuk bahan radioaktif
barium dan kaos lampu.
2. Percobaan 2
Menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung :
a. Menyiapkan peralatan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.
b. Membungkus bahan radioaktif amersium dengan aluminium foil.
c. Meletakkan sumber radioaktif amersium yang sudah dibungkus
dan melakukan cacah radiasi dalam satu menit serta mencatat cacah
radiasi selama selang waktu satu menit.
d. Mengulangi langkah di atas dengan menambah lapisan alumunium
foil satu per satu sampai 3 lapisan pada bahan radioaktif
E. Data Pengamatan
Variabel Kontrol : Jarak detektor ke bahan radioaktif dan waktu.
Variabel Bebas : Bahan radioaktif dan bahan pelindung
Variabel Terikat : Nilai cacah radiasi
Nst GM Counter :1N
Nst Stopwach : 0,01 s
Nst Mistar : 0,001 m
1 98 27 14
2 88 22 14
3 85 20 16
4 84 29 11
5 86 19 14
F. Analisis Data
• Metode Analisis
Rumus Ralat Rambat
Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh dengan
mengukur cacah radiasi nuklir secara berulang, maka untuk
menghitung nilai ratarata cacah radiasi dari masing-masing sumber
radioaktif.
a) Menentukan cacah radiasi rata-rata per detik
➢ Nilai Rata-Rata :
𝛴𝑖 𝑁𝑖
̅3 =
𝑁
𝑛
➢ Deviasi Rata-Rata:
Σ 𝑛 (𝑁𝑖 − 𝑁)2
𝑆𝑁̅3 = √
𝑛(𝑛 − 1)
∑𝑥 2
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦√
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√
𝑛Ʃ𝑥 2 − (Ʃ𝑥)2
➢ Rumus mencari 𝑆𝑦
• PERCOBAAN 2
No x y x2 y2 xy
1 1 93 1 8649 93
2 2 83 4 6889 166
3 3 75 9 5625 225
• Nilai 𝑏̅
𝑏̅ = −9
• Nilai 𝑆𝑦
𝑆𝑦 = 0,288675
• Nilai
𝑆𝑏 = 0,204124
• Ralat relatif b
= −2,27% (3 𝐴𝑃)
Jadi nilai 𝑏 = (−9 ± 0,2041) dengan nilai ralat relatif sebesar
2,27 % (3AP)
• Grafik Hubungan antara Lapisan Alumunium Foil dengan Cacah
Radiasi pada Amersium
80
70
60
50
40 y = -9x + 101,67
30 R² = 0,9959
20
10
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Lapisan Alumunium Foil
G. Pembahasan
Praktikum perngukuran cacah radiasi nuklir menggunakan sistem
detektor dan alat pengukur tambahan, seperti set alat Penghitung GM,
diperlukan untuk menentukan jumlah radiasi ini. Energi nuklir diubah
menjadi bentuk energi yang lebih mudah diolah menggunakan detektor,
seperti energi listrik, sedangkan penunjang lainnya, yaitu berupa rangkaian
alat GM Counter, mengolah sinyal listrik yang dihasilkan detektor menjadi
informasi. Detektor ini bekerja atas dasar tabung kaca, yang di dalamnya
dimasukkan lapisan logam berbentuk silinder yang dilapisi pada dinding
tabung.
Percobaan cacah radiasi nuklir dilakukan sebanyak 2 kali percobaan.
Percobaan pertama yaitu menentuka nilai cacah radiasi dari bahan
radioaktif, dead time dan cacah radiasi sebenarnya dengan menggunakan 3
bahan yakni amersium, barium dan kaos lampu. Dalam menentukan cacah
radiasi pada ketiga bahan radioaktif tersebut dilakukan pengukuran secara
berulang selama satu menit sebanyak lima kali pengulangan pada masing-
masing bahan radioaktif. Diperoleh hasil percobaan sebagai berikut: pada
̅1 = (1,47 ± 0,04229)𝐵𝑞
amersium diperoleh nilai cacah radiasi sebesar 𝑁
dengan ralat relatif sebesar 0,02877% (4AP). Pada barim diperoleh nilai
̅2 = (0,39 ± 0,03274)𝐵𝑞 dengan ralat relatif
cacah radiasi sebesar 𝑁
̅3 = (0,23 ±
sebesar 0,08396% (4AP) dan pada kaos lampu sebesar 𝑁
0,01333)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar 0,05797% (4AP).
Berdasarkan analisis data dari ketiga bahan radioaktif tersebut,
didapatkan nilai yang berbeda untuk masing-masing bahan. Hal ini
menunjukkan bahwa detektor Geiger-Muller memiliki kepekaan yang
berbeda terhadap jenis bahan radioaktif yang berbeda. Ini masuk akal secara
teoretis ketika telah ditentukan bahwa sensitivitas detektor terhadap bahan
peka radiasi bervariasi dan bergantung pada jenis bahan radioaktif.
Untuk mendeteksi radiasi yang memiliki intensitas tinggi
memerlukan koreksi dead time. Nilai dead time yang diperoleh ialah sebesar
𝜏 = (0,95 ± 1,07)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar 113% (2AP). Dengan
nilai cacah radiasi sebenarnya pada masing-masing bahan radioaktif bernilai
𝑛1 = (−3,742296 ± 15,0)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar 401% (2AP)
pada amersium, 𝑛2 = (0,61857653 ± 0,0,42)𝐵𝑞 dengan ralat relatif
sebesar 67% (2AP) pada barium dan 𝑛3 = (0,29408838 ±
0,095398166)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar 32% (2AP) pada kaos lampu.
Percobaan 2 hanya menggunakan bahan radioaktif amersium yang
dilapisi aluminium foil sebanyak 1 lapis, 2 lapis dan 3 lapis. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak bahan penahan radiasi yang
terserap. Pemberian lapisan proteksi akan menyebabkan GM Counter
mencatat penurunan nilai radiasi count. Grafik yang diperoleh dari analisis
data menunjukkan bahwa nilai cacah radiasi pada amerisium semakin
menurun seiring bertambahnya jumlah lapisan. Dengan metode grafik juga
didapatkan nilai 𝑏 = (−9 ± 0,2041) dengan nilai ralat relatif sebesar
2,27 % (3AP).
Dari grafik hubungan antara ketebalan lapisan pelindung dengan
jumlah radiasi per menit, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak lapisan
pelindung, semakin sedikit jumlah radiasi yang dihitung di counter. Hal ini
menunjukkan bahwa ketebalan lapisan pelindung berbanding terbalik
dengan jumlah radiasi. Secara teori, ini sesuai di mana radiasi nuklir dapat
menembus. Penetrasi dipengaruhi oleh material yang ditembusnya. Dengan
demikian, semakin tebal lapisan bahan radioaktif, semakin sedikit energi
yang dapat menembus bahan tersebut.
Dari hasil percobaan diperoleh nilai ralat yang bervariasi dan cukup
besar. Hal ini dikarenakan beberapa kemungkinan yang berpengaruh pada
praktikum. Kurang telitinya praktikan saat mengatur jarak detektor dengan
bahan radioaktif. Kurang tepatnya praktikan saat mengatur nilai cacah
radiasi dan stopwatch secara bersamaan. Dan juga kesalahan relatif dari alat,
atau faktor dari lingkungan. Untuk memperkecil kesalahan maka sebaiknya
percobaan pengukuran cacah radioaktif dan penyerapan bahan pelindung
dilakukan pada tempat yang tertutup dan jauh dari semua benda yang dapat
memancarkan radiasi.
H. Kesimpulan
Dalam menentukan besar radiasi dari bahan radioaktif
menggunakan alat detektor Geiger Muller dengan parameter besaran cacah
radiasi. Cacah radiasi dapat dihitung menggunakan ralat rambat dan deviasi
standart nilai rerata. Pada praktikum diperoleh besar nilai cacah radiasi
̅1 = (1,47 ± 0,04229)𝐵𝑞 dengan ralat
menggunakan bahan amersium 𝑁
relatif sebesar 0,02877% (4AP). Pada barim diperoleh nilai cacah radiasi
̅2 = (0,39 ± 0,03274)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar 0,08396%
sebesar 𝑁
̅3 = (0,23 ± 0,01333)𝐵𝑞 dengan
(4AP) dan pada kaos lampu sebesar 𝑁
ralat relatif sebesar 0,05797% (4AP). Begitupun untuk nilai cacah radiasi
sebenarnya 𝑛1 = (−3,742296 ± 15,0)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar
401% (2AP) pada amersium, 𝑛2 = (0,61857653 ± 0,0,42)𝐵𝑞 dengan
ralat relatif sebesar 67% (2AP) pada barium dan 𝑛3 = (0,29408838 ±
0,095398166)𝐵𝑞 dan ralat relatif sebesar 32% (2AP) pada kaos lampu.
Dari ketiga data hasil percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
detektor Geiger Muller memiliki kepekaan yang berbeda terhadap berbagai
jenis bahan radioaktif.
Pada penyerapan radioaktif dengan menggunakan bahan pelindung
semakin banyak bahan pelindung maka semakin besar radiasi yang diserap
pada pelindung, maka radiasi nuklir yang diterima pada pelindung semakin
sedikit. Hal ini dapat dibuktikan dari grafik analisis hasil praktikum yang
telah dilakukan. Dengan metode grafik juga didapatkan nilai 𝑏 = (−9 ±
0,2041) dengan nilai ralat relatif sebesar 2,27 % (3AP).
I. Daftar Pustaka
UM, Fisika FMIPA. Modul Praktikum Atom Dan Fisika 2022. Malang.
JAWABAN
1. Percobaan I
̅ ̅
a. ̅12 = 𝑁1 +𝑁2
𝑁 𝑛
88,2 + 23,4
̅12 =
𝑁
2
̅12 = 55,8 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,93 𝐵𝑞
𝑁
̅ ̅ ̅
̅123 = 𝑁1 +𝑁2+𝑁3
b. 𝑁 𝑛
2
̅1 2 + 𝑁
̅123 − (𝑁
𝑁 ̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ) + 2𝑁
̅1 𝑁
̅2
𝜕𝜏 +2𝑁̅1 𝑁̅3 − 2𝑁 ̅1 𝑁
̅123
=
𝜕𝑁̅1 2
̅123 2 − (𝑁
(𝑁 ̅1 2 + 𝑁
̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ))
̅123 2 − (𝑁
𝑁 ̅1 2 + 𝑁̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ) + 2𝑁
̅1 𝑁
̅2
𝜕𝜏 +2𝑁̅2 𝑁̅3 − 2𝑁 ̅2 𝑁
̅123
=
𝜕𝑁̅2 2
̅123 2 − (𝑁
(𝑁 ̅1 2 + 𝑁
̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ))
2
̅1 2 + 𝑁
̅123 − (𝑁
𝑁 ̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ) + 2𝑁
̅1 𝑁
̅3
𝜕𝜏 +2𝑁̅2 𝑁̅3 − 2𝑁 ̅3 𝑁
̅123
=
𝜕𝑁̅3 2
̅123 2 − (𝑁
(𝑁 ̅1 2 + 𝑁
̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ))
𝑆𝜏 = 0,017897316 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑆𝜏 = 1,073838944 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Ketidakpastian dead time
𝑆𝜏
𝑅𝜏 = | | × 100%
𝜏
1,073838944
𝑅𝜏 = | | × 100%
0,9475
𝑅𝜏 = 113% (2AP)
Jadi, dead time adalah 𝜏 = (0,95 ± 1,07) 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 dengan ralat
relatif sebesar 113% (2AP)
c. Cacah Radiasi Sebenarnya
• Amersium
Menentukan cacah radiasi sebenarnya
𝑁1
𝑛1 =
1 − 𝑁1 𝜏
88,2
𝑛1 =
1 − (88,2)(0,01579)
𝑛1 = −224,5377779 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑛1 = −3,742296 𝐵𝑞
Menentukan standar deviasi
2
𝜕𝑛 𝜕𝑛 2
𝑆𝑛1 = √| 𝑆𝑁̅1 | + | 𝑆𝜏̅ |
𝜕𝑁̅1 𝜕𝜏̅
2 2
1 −𝑁̅1
𝑆𝑛1 = √| 𝑆 | +| 𝑆|
̅1 𝜏)2 𝑁̅1
(1 − 𝑁 ̅1 𝜏)2 𝜏̅
(1 − 𝑁
2
1
| 2
(2,5377)|
𝑆𝑛1 = (1 − (88,2)(0,01579))
2
−88,2
+| 2
(0,01789)|
√ (1 − (88,2)(0,01579)
𝑆𝑛1 = 902,48267 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑆𝑛1 = 15,041377783 𝐵𝑞
Menentukan ralat relatif
𝑆𝑛
𝑅𝑛1 = | 1 | × 100%
𝑛1
−3,742296
𝑅𝑛1 = | | × 100%
15,041377783
𝑅𝑛1 = 401% (4AP)
Jadi, cacah radiasi bahan radioaktif amersium adalah 𝑛1 =
(−3,742296 ± 15,0)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar
401% (2AP)
• Barium
Menentukan cacah radiasi sebenarnya
𝑁2
𝑛2 =
1 − 𝑁2 𝜏
23,4
𝑛2 =
1 − (23,4)(0,01579)
𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛
𝑛2 = 37,11459182
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑛2 = 0,61857653 𝐵𝑞
Menentukan standar deviasi
2
𝜕𝑛 𝜕𝑛 2
𝑆𝑛2 = √| 𝑆 | + | 𝑆𝜏̅ |
𝜕𝑁̅2 𝑁̅2 𝜕𝜏̅
2 2
1 −𝑁̅2
𝑆𝑛2 = √| 𝑆 | +| 𝑆|
̅2 𝜏)2 𝑁̅2
(1 − 𝑁 ̅2 𝜏)2 𝜏̅
(1 − 𝑁
2
1
| 2 1,9646888|
(1 − (23,4)(0,01579))
𝑆𝑛2 = 2
−23,4
+| 2 (0,01789)|
√ (1 − (23,4)(0,01579))
𝑆𝑛2 = 25,114398999 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑆𝑛2 = 0,418573316 𝐵𝑞
Menentukan ralat relatif
𝑆𝑛
𝑅𝑛2 = | 2 | × 100%
𝑛2
0,61857653
𝑅𝑛2 = | | × 100%
0,418573316
𝑅𝑛2 = 67%
Jadi, cacah radiasi bahan radioaktif barium adalah 𝑛2 =
(0,61857653 ± 0,0,42)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar
67% (2AP)
• Kaos Lampu
𝑁3
𝑛3 =
1 − 𝑁3 𝜏
13,8
𝑛3 =
1 − (13,8)(0,01579)
𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛
𝑛3 = 17,6453028
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑛3 = 0,29408838 𝐵𝑞
Menentukan standar deviasi
2
𝜕𝑛 𝜕𝑛 2
𝑆𝑛3 √
= | 𝑆 | + | 𝑆𝜏̅ |
𝜕𝑁̅3 𝑁̅3 𝜕𝜏̅
2
1
| (0,8)| +
̅3 (0,01579))2
(1 − 𝑁
𝑆𝑛3 = 2
−(13,8)
| 2 (0,01789)|
√ (1 − (13,8)(0,01579))
𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛
𝑆𝑛3 = 5,72388996
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑆𝑛3 = 0,095398166 𝐵𝑞
Menentukan ralat relatif
𝑆𝑛
𝑅𝑛3 = | 3 | × 100%
𝑛3
0,29408838
𝑅𝑛3 = | | × 100%
0,095398166
𝑅𝑛3 = 32 % (2𝐴𝑃)
Jadi, cacah radiasi bahan radioaktif barium adalah 𝑛3 =
(0,29408838 ± 0,095398166)𝐵𝑞 dengan ralat relatif
sebesar 32% (2AP)
2. Percobaan II
a. Grafik Hubungan antara Lapisan Alumunium Foil dengan
Cacah Radiasi pada Amersium
80
70
60
50
40 y = -9x + 101,67
30 R² = 0,9959
20
10
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Lapisan Alumunium Foil
Σ 𝑛 (𝑁𝑖 − 𝑁)2
𝑆𝑁̅1 = √
𝑛(𝑛 − 1)
Σ 𝑛 (𝑁𝑖 − 𝑁)2
𝑆𝑁̅2 = √
𝑛(𝑛 − 1)
Σ 𝑛 (𝑁𝑖 − 𝑁)2
𝑆𝑁̅3 = √
𝑛(𝑛 − 1)
̅123 2 − (𝑁
𝑁 ̅1 2 + 𝑁̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ) + 2𝑁
̅1 𝑁
̅2
𝜕𝜏 +2𝑁̅1 𝑁̅3 − 2𝑁 ̅1 𝑁
̅123
=
𝜕𝑁̅1 2
̅123 2 − (𝑁
(𝑁 ̅1 2 + 𝑁
̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ))
2
̅1 2 + 𝑁
̅123 − (𝑁
𝑁 ̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ) + 2𝑁
̅1 𝑁
̅2
𝜕𝜏 +2𝑁̅2 𝑁̅3 − 2𝑁 ̅2 𝑁
̅123
=
𝜕𝑁̅2 2
̅123 2 − (𝑁
(𝑁 ̅1 2 + 𝑁
̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ))
𝜕𝜏 3952,64
=− = −0,0000862402
̅
𝜕𝑁2 45832900
𝜕𝜏
➢ Menghitung 𝜕𝑁̅
3
̅123 2 − (𝑁
𝑁 ̅1 2 + 𝑁̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ) + 2𝑁
̅1 𝑁
̅3
𝜕𝜏 +2𝑁̅2 𝑁̅3 − 2𝑁 ̅3 𝑁
̅123
=
𝜕𝑁̅3 2
̅123 2 − (𝑁
(𝑁 ̅1 2 + 𝑁
̅2 2 + 𝑁
̅3 2 ))
𝑆𝜏 = 0,017897316 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑆𝜏 = 1,073838944 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
➢ Ketidakpastian dead time
𝑆𝜏
𝑅𝜏 = | | × 100%
𝜏
1,073838944
𝑅𝜏 = | | × 100%
0,9475
𝑅𝜏 = 113% (2AP)
Jadi, dead time adalah 𝜏 = (0,95 ± 1,07) 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 dengan ralat
relatif sebesar 113% (2AP)
2 2
1 −𝑁̅1
𝑆𝑛1 = √| 𝑆 | +| 𝑆|
̅1 𝜏)2 𝑁̅1
(1 − 𝑁 ̅1 𝜏)2 𝜏̅
(1 − 𝑁
2
1
| 2
(2,5377)|
𝑆𝑛1 = (1 − (88,2)(0,01579))
2
−88,2
+| 2
(0,01789)|
√ (1 − (88,2)(0,01579)
𝑆𝑛1 = 902,48267 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑆𝑛1 = 15,041377783 𝐵𝑞
Menentukan ralat relatif
𝑆𝑛
𝑅𝑛1 = | 1 | × 100%
𝑛1
−3,742296
𝑅𝑛1 = | | × 100%
15,041377783
𝑅𝑛1 = 401% (4AP)
Jadi, cacah radiasi bahan radioaktif amersium adalah 𝑛1 =
(−3,742296 ± 15,0)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar 401%
(2AP)
➢ Barium
Menentukan cacah radiasi sebenarnya
𝑁2
𝑛2 =
1 − 𝑁2 𝜏
23,4
𝑛2 =
1 − (23,4)(0,01579)
𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛
𝑛2 = 37,11459182
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑛2 = 0,61857653 𝐵𝑞
Menentukan standar deviasi
2
𝜕𝑛 𝜕𝑛 2
𝑆𝑛2 √
= | 𝑆 | + | 𝑆𝜏̅ |
𝜕𝑁̅2 𝑁̅2 𝜕𝜏̅
2 2
1 −𝑁̅2
𝑆𝑛2 = √| 𝑆 | +| 𝑆|
̅2 𝜏)2 𝑁̅2
(1 − 𝑁 ̅2 𝜏)2 𝜏̅
(1 − 𝑁
2
1
| 2 1,9646888|
(1 − (23,4)(0,01579))
𝑆𝑛2 = 2
−23,4
+| 2 (0,01789)|
√ (1 − (23,4)(0,01579))
𝑆𝑛2 = 25,114398999 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑆𝑛2 = 0,418573316 𝐵𝑞
Menentukan ralat relatif
𝑆𝑛
𝑅𝑛2 = | 2 | × 100%
𝑛2
0,61857653
𝑅𝑛2 = | | × 100%
0,418573316
𝑅𝑛2 = 67%
Jadi, cacah radiasi bahan radioaktif barium adalah 𝑛2 =
(0,61857653 ± 0,0,42)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar 67%
(2AP)
➢ Kaos Lampu
𝑁3
𝑛3 =
1 − 𝑁3 𝜏
13,8
𝑛3 =
1 − (13,8)(0,01579)
𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛
𝑛3 = 17,6453028
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑛3 = 0,29408838 𝐵𝑞
Menentukan standar deviasi
2
𝜕𝑛 𝜕𝑛 2
𝑆𝑛3 √
= | 𝑆 | + | 𝑆𝜏̅ |
𝜕𝑁̅3 𝑁̅3 𝜕𝜏̅
2
1
| (0,8)| +
̅3 (0,01579))2
(1 − 𝑁
𝑆𝑛3 = 2
−(13,8)
| 2 (0,01789)|
√ (1 − (13,8)(0,01579))
𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛
𝑆𝑛3 = 5,72388996
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑆𝑛3 = 0,095398166 𝐵𝑞
Menentukan ralat relatif
𝑆𝑛
𝑅𝑛3 = | 3 | × 100%
𝑛3
0,29408838
𝑅𝑛3 = | | × 100%
0,095398166
𝑅𝑛3 = 32 % (2𝐴𝑃)
Jadi, cacah radiasi bahan radioaktif barium adalah 𝑛3 =
(0,29408838 ± 0,095398166)𝐵𝑞 dengan ralat relatif sebesar
32% (2AP)
Percobaan Kedua
No x y x2 y2 xy
1 1 93 1 8649 93
2 2 83 4 6889 166
3 3 75 9 5625 225
1 2
Ʃ𝑥 2 (Ʃ𝑦)2 − 2Ʃ𝑥Ʃ𝑦Ʃ𝑥𝑦 + 𝑛(Ʃ𝑥𝑦)2
𝑆𝑦 = √ |Ʃ𝑦 − |
𝑛−2 𝑛Ʃ𝑥 2 − (Ʃ𝑥)2
𝑆𝑦 = 0,288675
• Nilai 𝑆𝑏
𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√
𝑛Ʃ𝑥 2 − (Ʃ𝑥)2
3
𝑆𝑏 = 0,288675√
3(14) − (36)
𝑆𝑏 = 0,204124
• Ralat relatif b
𝑆𝑏
𝑏= × 100%
𝑏
0,204124
= × 100%
−9
= −2,27% (2 𝐴𝑃)
Jadi nilai 𝑏 = (−9 ± 0,2041) dengan nilai ralat relatif sebesar
2,27 % (3AP)
• Grafik Hubungan antara Lapisan Alumunium Foil dengan Cacah
Radiasi pada Amersium
Grafik Hubungan antara Lapisan Alumunium Foil
dengan Cacah Radiasi pada Amersium
100
90
Cacah Radiasi Amersium 80
70
60
50
40 y = -9x + 101,67
R² = 0,9959
30
20
10
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Lapisan Alumunium Foil