FISIKA MODERN
“PELURUHAN RADIOAKTIF”
Oleh :
Peluruhan Radioaktif
B. TUJUAN :
C. DASAR TEORI :
Peristiwa radioaktivitas berkaitan erat dengan kestabilan inti suatu atom. Inti
atom yang tidak stabil akan menunjukkan gejala radioaktivitas. Radioaktivitas adalah
gejala perubahan inti atom secara spontan yang disertai radiasi berupa zarah atau
gelombang elektromagnetik. Zat radioaktif akan mengalami peluruhan sehingga
terjadi perubahan jumlah inti atom yang menyebabkan perubahan dari unsur satu ke
unsur yang lain. Laju peluruhan inti radioaktif disebut aktifitas. Semakin besar
aktivitas, semakin besar inti atom yang meluruh per detik. (Lely, 2012)
Gambar 12.11 menunjukkan plot semua inti yang diketahui, dengan inti yang
stabil ditunjukkan oleh bayangan gelap. Untuk inti stabil yang lebih ringan, bilangan
neutron dan proton adalah kira-kira sama. Namun, untuk inti stabil yang berat, faktor
Z (Z - 1) di dalam energi tolakan Coulomb tumbuh dengan cepat, sehingga neutron
tambahan diperlukan untuk memasok energi ikat tambahan yang dibutuhkan untuk
stabilitas. Untuk alasan ini, semua stabil berat nuklei memiliki N> Z.
Sebagian besar nuklei yang ditunjukkan pada Gambar 12.11 tidak stabil, yang
artinya mereka mengubah diri mereka menjadi inti yang lebih stabil dengan
mengubah Z dan N mereka melalui peluruhan alfa (emisi 4He) atau peluruhan beta
(mengubah neutron menjadi proton atau proton ke neutron). Nukleus tidak stabil di
keadaan tereksitasi, yang dapat beralih ke kondisi dasar melalui peluruhan gamma
(emisi foton). Itu tiga proses peluruhan (peluruhan alfa, beta, dan gamma) adalah
contoh umum subjek peluruhan radioaktif. Di sisa bagian ini, kami membuat
beberapa dari sifat dasar peluruhan radioaktif, dan di bagian berikut kami
memperlakukan peluruhan alfa, beta, dan gamma secara terpisah.
Tingkat di mana peluruhan inti radioaktif yang tidak stabil dalam sampel
material adalah disebut aktivitas sampel. Semakin besar aktivitasnya, semakin
banyak peluruhan nuklir per detik. (Aktivitas tidak ada hubungannya dengan jenis
peluruhan atau radiasi dipancarkan oleh sampel, atau dengan energi radiasi yang
dipancarkan. Aktivitasnya ditentukan hanya dengan jumlah peluruhan per detik.)
Unit dasar untuk mengukur aktivitas adalah curie.∗ Awalnya, curie itu
didefinisikan sebagai aktivitas satu gram radium; definisi itu sejak itu diganti dengan
yang lebih nyaman.
Satu curie adalah aktivitas yang cukup besar, jadi kami bekerja lebih sering
dengan unit millicurie (mCi), sama dengan 10 −3 Ci, dan microcurie (μCi), sama
dengan 10−6 Ci.
Baik a dan N adalah fungsi dari waktu t. Sebagai sampel kami meluruh, tentu N
berkurang — lebih sedikit inti radioaktif yang tersisa. Jika N menurun dan λ adalah
konstan, maka a juga harus berkurang dengan waktu, dan jumlah peluruhan per
kedua menjadi lebih kecil dengan meningkatnya waktu. Kita dapat menganggap
sebagai perubahan jumlah inti radioaktif per unit waktu — semakin banyak
pembusukan inti per detik, semakin besar a.
Misalkan kita menghitung jumlah peluruhan sampel dalam satu detik (oleh
menghitung selama satu detik radiasi yang dihasilkan dari peluruhan). Mengulangi
pengukuran, kita kemudian dapat merencanakan kegiatan sebagai fungsi waktu,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 12.12. Plot ini menunjukkan ketergantungan
eksponensial yang diharapkan atas dasar dari Persamaan. 12.13. Seringkali lebih
berguna untuk memplot sebagai fungsi t pada skala semilogaritmik, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 12.13. Pada plot semacam ini, Persamaan. 12.13
memberikan garis lurus kemiringan −λ.
(Kenneth, 2011 hal 382-385)
D. SKEMA SIMULASI
E. LANGKAH KERJA
A. CACAHAN RADIASI LATAR
1. Dibuka simulasi Geiger-Muller pada website GigaPhysics atau klik link
simulasi https://www.gigaphysics.com/gmtube_lab.html simulasi ini
bisa dibuka menggunakan laptop (PC) atau handphone
2. Sebelum dilakukan simulasi peluruhan radioaktif, hitung radiasi udara,
material bangunan dll (benda lain dari sumber radioaktif). Pada
simulasi disebut sumber latar.
3. Untuk menghitung radiasi latar, diatur sumber radiasi (Radiation
Source) pada simulasi dengan klik None (sumber latar)
B. PELURUHAN RADIOAKTIF
a) PELURUHAN ALFA
1. Diubah sumber radiasi peluruhan (Radiation Source) ke alpha
2. Diatur jenis penghalang (Type og barrier) ke none
3. Dihitung selama 30 detik dengan klik Count Duration
4. Diklik Start Count untuk mulai menghitung jumlah partikel pada
sumber radiasi partikel alfa
5. Dimasukkan jumlah cacahan ke dalam tebel pengamatan
6. Divariasikan jumlah penghalang menjadi kardus (cardboard),
plastik (plastic), dan timbal (lead)
7. Pada ketiga jenis penghalang tersebut, divariasikan jumlah
penghalang yaitu 1,3 dan 5
8. Dicatat pada tabel pengamatan cacahan yang ditampilkan pada
setiap jumlah penghalang pada masing-masing jenis penghalang
9. Pada cacahan yang tidak termasuk latar maka dikurangi jumlah
cacahan tersebut dengan jumlah cacahan latar yang telah
diperoleh
b) PELURUHAN BETA
1. Diubah sumber radiasi peluruhan (Radiation Source) ke beta
2. Diatur jenis penghalang (Type og barrier) ke none
3. Dihitung selama 30 detik dengan klik Count Duration
4. Diklik Start Count untuk mulai menghitung jumlah partikel pada
sumber radiasi partikel beta
5. Dimasukkan jumlah cacahan ke dalam tebel pengamatan
6. Divariasikan jumlah penghalang menjadi kardus (cardboard),
plastik (plastic), dan timbal (lead)
7. Pada ketiga jenis penghalang tersebut, divariasikan jumlah
penghalang yaitu 1,3 dan 5
8. Dicatat pada tabel pengamatan cacahan yang ditampilkan pada
setiap jumlah penghalang pada masing-masing jenis penghalang
9. Pada cacahan yang tidak termasuk latar maka dikurangi jumlah
cacahan tersebut dengan jumlah cacahan latar yang telah
diperoleh
c) PELURUHAN GAMMA
1. Diubah sumber radiasi peluruhan (Radiation Source) ke gamma
2. Diatur jenis penghalang (Type og barrier) ke none
3. Dihitung selama 30 detik dengan klik Count Duration
4. Diklik Start Count untuk mulai menghitung jumlah partikel pada
sumber radiasi partikel gamma
5. Dimasukkan jumlah cacahan ke dalam tebel pengamatan
6. Divariasikan jumlah penghalang menjadi kardus (cardboard),
plastik (plastic), dan timbal (lead)
7. Pada ketiga jenis penghalang tersebut, divariasikan jumlah
penghalang yaitu 1,3 dan 5
8. Dicatat pada tabel pengamatan cacahan yang ditampilkan pada
setiap jumlah penghalang pada masing-masing jenis penghalang
9. Pada cacahan yang tidak termasuk latar maka dikurangi jumlah
cacahan tersebut dengan jumlah cacahan latar yang telah
diperoleh
F. DATA PERCOBAAN
A. Cacahan latar : 23 jumlah partikel dihitung dalam 30 detik
B. Peluruhan Radioaktif
a) Radiasi Alfa
Jenis Jumlah Cacahan / 30 detik Cacahan / 30 detik
penghalang penghalang (termasuk latar (tidak termasuk
latar)
Tanpa
penghalahang - 1507 1484
(none)
Kardus 1 560 537
Kardus 3 108 85
Kardus 5 47 24
Plastik 1 221 198
Plastik 3 32 9
Plastic 5 30 7
Timbal 1 25 2
Timbal 3 24 1
Timbal 5 21 0
b) Radiasi Beta
Jenis penghalang Jumlah Cacahan / 30 Cacahan / 30 detik
penghalang detik (termasuk (tidak termasuk
latar latar)
Tanpa penghalahang
- 752 729
(none)
Kardus 1 742 719
Kardus 3 582 559
Kardus 5 471 448
Plastik 1 285 262
Plastik 3 81 58
Plastic 5 39 16
Timbal 1 59 36
Timbal 3 28 5
Timbal 5 36 13
c) Radiasi Gamma
G. ANALISIS DATA
1. ANALISIS KUANTITATIF
Menentukan koefisien serapan bahan penghalang
a. Peluruhan Alfa
Bahan : Kardus (Cardboard)
-1.500
-2.000
-2.500
-3.000
-3.500
Tebal Bahan (x)
-1.000
-1.500
-2.000
-2.500
Tebal Bahan (x)
0.100
-Ln N'/No'
0.000
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
-0.050
-0.100
Tebal Bahan (x)
b. Peluruhan Beta
Bahan : Kardus (cardboard)
TEBAL BAHAN (X) N' No' Ln N'/No' -Ln N'/No'
1 742 23 3,474 -3,474
3 582 23 3,231 -3,231
5 471 23 3,019 -3,019
-1.500
-2.000
-2.500
-3.000
Tebal bahan (x)
c. Peluruhan Gamma
Bahan : Kardus (cardboard)
TEBAL BAHAN (X) N' No' Ln N'/No' -Ln N'/No'
1 1429 23 4,129 -4,129
3 1390 23 4,102 -4,102
5 1414 23 4,119 -4,119
-4.105
-4.110
-4.115 f(x) = 0 x − 4.12
-4.120
-4.125
-4.130
-4.135
Tebal bahan (x)
-4.000
-Ln N'/No'
-4.300
-4.400
Tebal bahan (x)
-2.000
-2.500
-3.000
f(x) = 0.28 x − 4.27
-3.500
-4.000
-4.500
Tebal bahan (x)
-1.000
-Ln N'/No'
-1.500
-2.000
-2.500
-3.000
-3.500
Tebal bahan (x)
-1.000
-Ln N'/No'
-1.500
-2.000
-2.500
-3.000
Tebal bahan (x)
0.200
0.100
-Ln N'/No'
-0.200
-0.300
Tebal bahan (x)
2. ANALISIS KUALITATIF
Praktikum kali ini berjudul “Peluruhan Radioaktif”. Praktikum ini memiliki
tiga tujuan yaitu mengidentifikasi jenis peluruhan radioaktif sumber yang tak
dikenal, menyelidiki sifat penyerapan radioaktif menggunakan bahan penghalang,
menentukan koefisien penyerapan bahan penghalang.
Radioaktif adalah gejala pemancaran radiasi gelombang elektromagnetik atau
partikel secara spontan yang berasal dari perubahan inti atom. Bahan yang
mempunyai gejala ini disebut bahan radioaktif. Perubahan dalam inti atom
mengakibatkan perubahan suatu unsur ke unsur lain, peristiwa ini dinamakan
dengan peluruhan radioaktif. Dalam radioaktivitas, aktivitas radioaktif (A)
merupakan peluruhan (disintegrasi) yang dilakukan sejumlah zat radioaktif setiap
satuan waktu. Aktivitas juga menunjukkan laju peluruhan bahan radioaktif. Satuan
aktivitas zat radioaktif untuk tingkat aktivitas rendah yaitu Becquerel (Bq),
sedangkan untuk aktivitas zat radioaktif tingkat aktivitas sangat tinggi satuannya
adalah Curie (Ci). Aktivitas radioaktif hanya menunujukkan jumlah inti radioaktif
yang melakukan peluruhan, tetapi tidak menunjukkan jumlah radiasi yang
dipancarkan karena setiap kali melakukan peluruhan, zat radioaktif dapat
memancarkan lebih dari satu macam radiasi. Semakin besar aktivitas maka semakin
banyak inti yang meluruh per satuan waktu dan aktivitas (A) bahan radioaktif
besarnya tergantung dari banyaknya zat radio aktif (N). (Dita S,2019)
Peristiwa radioaktivitas berkaitan erat dengan kestabilan inti suatu atom. Inti
atom yang tidak stabil akan menunjukkan gejala radioaktivitas. Radioaktivitas adalah
gejala perubahan inti atom secara spontan yang disertai radiasi berupa zarah atau
gelombang elektromagnetik. Zat radioaktif akan mengalami peluruhan sehingga
terjadi perubahan jumlah inti atom yang menyebabkan perubahan dari unsur satu ke
unsur yang lain. Laju peluruhan inti radioaktif disebut aktifitas. Semakin besar
aktivitas, semakin besar inti atom yang meluruh per detik. (Lely, 2012)
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah laptop, file
simulasi Geiger-Muller dan alat tulis. Langkah yang pertama adalah menentukan
cacahan radiasi latar. Pertama membuka file simulasi Geiger-Muller atau pada link
yang sudah tertera pada modul praktikum. Sebelum melakukan simulasi peluruhan
radioaktif, dihitung radiasi udara, material bangunan dll (benda lain dari sumber
radioaktif) pada simulasi disebut sumber latar. Selanjutnya untuk menghitung
radiasi latar, diatur sumber radiasi (radiation source) pada simulasi dengan klik
none (sumber latar). Kemudian diatur jenis penghalang (type of barrier) ke none.
Dihitung selama 30 detik dengan klik count duration. Selanjutnya klik start count
untuk memulai menghitung jumlah partikel pada sumber latar yang mengenai
penghalan dalam 30 detik. Jika ingin menampilkan pencatat waktu, klik show timer
hampir bersamaan dengan start count. Setelah itu, counter aka berhenti menhitung
ketika tanda stop count kembali ke start count atau setelah 30 detik. Terakhir dicatat
jumlah partikel tersebut.
Langkah kedua setelah menentukan cacahan radiasi latar adalah menentukan
peluruhan radioaktif pada partikel alfa, beta, gamma dan sumber yang tidak dikenal
atau unknown. Langkah langkah pada saat menentukan peluruhan radioaktif pada
partikel alfa, beta, gamma dan unknown sama. Yang pertama dengan mengubah
sumber radiasi peluruhan (radiation source) ke alfa/beta/gamma/unknown.
Selanjutnya diatur jenis penghalang (type of barrier) ke none. Dihitung selama 30
detik dengan klik count duration. Selanjutnya klik start count untuk mulai
menghitung jumlah partikel pada sumber radiasi partikel
alfa/beta/gamma/unknown. Seteal itu dimasukkan jumlah cacahan ke dalam tabel
pengamatan. Setelah itu divariasikan jenis penghalang menjadi kardus (cardboard),
plastik (plastic) dan timbal (lead). Pada ketiga jenis penghalang tersebut, variasikan
jumlah penghalang yaitu 1,3 dan 5. Terakhir yaitu dicatat pada tabel pengamatan
cacahan yang ditampilkan pada setiap jumlah penghalang pada masing-masing jenis
penghalang.
Dari data yang dihasilkan pada peluruhan alfa diperoleh jenis penghalang
yang paling efektif yaitu timbal, sedangkan jenis penghalang yang kurang efektif
adalah kardus dan plastik. Pada peluruhan beta diperoleh jenis penghalang yang
paling efektif yaitu plastik, sedangkan jenis penghalang yang kurang efektif adalah
kardus dan timbal. Pada peluruhan gamma diperoleh jenis penghalang yang paling
efektif adalah timbal, sedangkan jenis penghalang yang kurang efektif adalah kardus
dan plastik. Pada peluruhan radioaktif sumber yang tak dikenal/unknown diperoleh
jenis penghalang yang efektif adalah timbal, sedangkan jenis penghalang yang kurang
efektif adalah kardus dan plastik. Dari keempat peluruhan radioaktif, jenis jumber
radiasi peluruhan yang sesuai adalah peluruhan partikel alfa. Karena jumlah cacahan
sumber radiasi yang tidak dikenal mendekati cacahan sumber radiasi partikel alfa.
Penghalang timbal merupakan penghalang paling efektif daripada penghalang
kardus dan plastik. Jumlah partikel tersebut berkurang karena mengalami peluruhan
sesuai dengan peluruhan partikel alfa.
H. KESIMPULAN
Dari keempat peluruhan radioaktif, jenis jumber radiasi peluruhan yang
sesuai adalah peluruhan partikel alfa. Karena jumlah cacahan sumber radiasi yang
tidak dikenal mendekati cacahan sumber radiasi partikel alfa. Penghalang timbal
merupakan penghalang paling efektif daripada penghalang kardus dan plastik.
Jumlah partikel tersebut berkurang karena mengalami peluruhan sesuai dengan
peluruhan partikel alfa.
I. DAFTAR PUSTAKA
Safitrianaz, Dita. 2019. Analog Waktu Paruh dan Konstanta Peluruhan
(Disintegrasi) Radioaktif. Jurnal Pendidikan Fisika
Lely, N. 2012. Pengukuran Radioaktivitas Lingkungan Di Sekitar Instalasi
Radiodiagnostik Rumah Sakit di Semarang. Semarang : Unnes Physics Journal
Kennet S.Krane . 2012 . Modern Physics third edition. Corvalis-Oregon
J. LAMPIRAN
Safitrianaz, Dita. 2019
Lely, N. 2012
Kennet S.Krane . 2012