Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 2 TUGAS OPTIK

Nama :

Nurisma Siti Yuniar K2318052

Rafidah Aulia H K2318053

Renaldi Candra Kurnia K2318054

Kelas C

Pendidikan Fisika 2018

INTERFERENSI LAPISAN TIPIS

Cahaya dari sumber titik kuasi-monokromatik menimpa pelat lapisan yang tipis.
Karena koefisien refleksi umumnya kecil, kami akan membatasi diskusi pada dua
sinar yang ditunjukkan, yang masing-masing mengalami refleksi tunggal, dan
menghilangkan jauh lebih lemah, sinar yang dipantulkan berlipat ganda.
Gelombang ini, E1r dan E2r memiliki amplitudo yang hampir sama dan dapat
dianggap berasal dari dua sumber titik koheren virtual. Perbedaan panjang jalur
optik (O.P.D. atau Λ ) dari S ke P untuk sinar ini diberikan oleh.

´ B´C ) −n ( AD
Λ=n1 ( AB+ ´ )
´ )=( BC
Karena ( AB ´ ) =d /cosθ , maka

2 nf d
Λ= ´ )
−n ( AD
cos θt

Dari hukum Snell,

nf
´ )=( AC
( AD ´ ) sin θi=( AC
´ ) sin θi
ni

´ ) =2 d tan θ , maka
Karena ( AC t

nf
´ )=2 d tan θt
( AD sin θi
ni

Akibatnya,

2 nf d
Λ=
cos θt
( 1−sin 2 θt )=2 n f d cos θt

Ada pergeseran fase relatif tambahan dari πradian di antara gelombang, karena
yang satu dipantulkan secara internal sedangkan yang lainnya dipantulkan secara
eksternal. Dengan demikian:

4 π n1
δ =k 0 Λ ± π= d cos θ t ± π
λ0

4 π n1 2 2 2 1 /2
¿
λ0
( nf −n sin θi ) ± π

Karena δ konstan untuk semua nilai θi yang sama, maka pinggiran ini dianggap
sebagai pinggiran dengan kemiringan yang sama. Sekali lagi, kira-kira dua bidang
menjadi sama, kita miliki.

δ
I =4 I 0 cos 2
2

Interferensi maksimal terjadi jika δ =2 mπ, maka


λf λ
d cos θt =( 2 m+ 1 ) ; λf= 0
4 nf

Interferensi minimal terjadi jika δ =(2 m+1) π, maka

λf λ0
d cos θt =( 2 m ) ; λf=
4 nf

Secara prinsip interferensi merupakan proses superposisi gelombang/cahaya.


Warna-warni pelangi yang mungkin pernah kita amati menunjukkan bahwa sinar
matahari adalah kasat mata. Di lain pihak warna pada gelombang sabun bukan
disebabkan oleh pembiasan. Hal tersebut terjadi karena interferensi konstruktif
dan destruktif dari sinar yang dipantulkan oleh suatu lapisan tipis. Gejala
interferensi ini lah yang menjadi bukti bahwa cahaya itu adalah gelombang. Pada
kasus warna gelembung menunjukkan bahwa cahaya yang menyinari permukaan
atas dari sebuah film tipis yang mempunyai ketebalan t sebagian direfleksikan di
permukaan bagian atas. Cahaya ditransmisikan melalui permukaan atas dan
sebagian direfleksikan di permukaan bagian bawah. Kedua gelombang tersebut
kemudian akan berkumpul di sebuah titik yang berada di retina mata. Kemudian
kedua gelombang tersebut berinterferensi secara konstruktif maupun destruktif.
Warna gelombang yang berbeda pada pita yang menunjukkan panjang gelombang
yang berbeda.

Peristiwa lain dimana cahaya monokromatik yang direfleksikan dari dua


permukaan yang hampir paralel yang masuk ke dalam arah yang hampir normal.
Peristiwa ini memiliki situasi yang sama seperti interferensi akibat refleksi cahaya
yang menyinari film tipis namun memiliki perbedaan dimana ketebalan film tidak
homogen. Selisih lintasan persis dua kali tebal t. Sehingga 2t adalah kelipatan
bulat dari panjang gelombang, sehingga kita akan melihat interferensi konstruktif
dan sebuah pola terang. Pada 2t dimana kelipatan setengah bilangan bulat dari
panjang gelombang, sehingga akan terlihat interferensi desruktif dan sebuah pola
gelap. Namun jika yang terjadi tidak sesuai teori maka terjadi pergeseran fase
setengah siklus selama refleksinya meski panjang gelombang tetap sama.
Menurut persamaan maxwell

na−nb
Er = E
na +n b t

Hasilnya menunjukkan bahwa amplitudi yang masuk dan di direfleksikan


mempunyai tanda sama bila n alebih besar n bdan berlawanan tanda bila n b lebih
besar darin a.

Dalam kasus n a> n bmaka Er dan Et memiliki tanda sama dan gelombang yang
masuk sama dengan nol. Sehingga tidak ada gelombang yang direfleksikan.

Dalam kasus n a< n b cahaya merambat lebih lambat dalam material kedua daripada
dalam material pertama. Maka Er dan Et memiliki tanda yang berlawanan, dan
pergeseran fasa di refleksikan tersebut relatif terhadap gelombang yang masuk
yaitu π rad (1800 atau setengah siklus).

Dapat disimpulkan secara matematis , jika film mempunyai tebal t , cahaya masuk
dalam arah normal dan dengan panjang gelombang λ . jika tidak ada satupun
gelombang atau jika kedua gelombang direfleksikan dari kedua permukaan
mempunyai pergeseran fasa refleksi sebesar setengah siklus. Maka syarat agar
konstruktif:

2 t=m λ dengan m = 0,1,2,3...... (refleksi destruktif film tipis)

Syarat untuk interferensi destruktif :

1
2 t=(m+ ) λ
2

dengan m = 0,1,2,3...... (refleksi konstruktif film tipis)

Anda mungkin juga menyukai