Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA MODERN
“PELURUHAN RADIOAKTIF”

Oleh :
Nama Praktikan : Renaldi Candra Kurnia
NIM/Kelas : K2318054/C
Kelompok :3
Nama Asisten : Inneke Wara Elmeila Purbaning
Hari, Tanggal Praktikum: Minggu, 9 Mei 2020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
A. JUDUL
Peluruhan Radioaktif
B. TUJUAN
1. Mengidentifikasi jenis peluruhan radioaktif yang tak dikenal
2. Menyelidiki sifat penyerapan radioaktif menggunakan bahan
penghalang
3. Menentukan koefisien penyerapan panjang penghalang
C. DASAR TEORI

Radioaktif adalah gejala pemancaran radiasi gelombang


elektromagnetik atau partikel secara spontan yang berasal dari perubahan
inti atom. Bahan yang mempunyai gejala ini disebut bahan radioaktif.
Perubahan dalam inti atom mengakibatkan perubahan suatu unsur ke unsur
lain, peristiwa ini dinamakan dengan peluruhan radioaktif. Dalam
radioaktivitas, aktivitas radioaktif (A) merupakan peluruhan (disintegrasi)
yang dilakukan sejumlah zat radioaktif setiap satuan waktu. Aktivitas juga
menunjukkan laju peluruhan bahan radioaktif. Satuan aktivitas zat
radioaktif untuk tingkat aktivitas rendah yaitu Becquerel (Bq), sedangkan
untuk aktivitas zat radioaktif tingkat aktivitas sangat tinggi satuannya adalah
Curie (Ci). Aktivitas radioaktif hanya menunujukkan jumlah inti radioaktif
yang melakukan peluruhan, tetapi tidak menunjukkan jumlah radiasi yang
dipancarkan karena setiap kali melakukan peluruhan, zat radioaktif dapat
memancarkan lebih dari satu macam radiasi. Semakin besar aktivitas maka
semakin banyak inti yang meluruh per satuan waktu dan aktivitas (A) bahan
radioaktif besarnya tergantung dari banyaknya zat radio aktif (N). (Dita S,
2019)

Peristiwa radioaktivitas berkaitan erat dengan kestabilan inti suatu


atom. Inti atom yang tidak stabil akan menunjukkan gejala radioaktivitas.
Radioaktivitas adalah gejala perubahan inti atom secara spontan yang
disertai radiasi berupa zarah atau gelombang elektromagnetik. Zat radioaktif
akan mengalami peluruhan sehingga terjadi perubahan jumlah inti atom
yang menyebabkan perubahan dari unsur satu ke unsur yang lain. Laju
peluruhan inti radioaktif disebut aktifitas. Semakin besar aktivitas, semakin
besar inti atom yang meluruh per detik. (Lely, 2012)

Gambar 12.11 menunjukkan plot semua inti yang diketahui, dengan


inti yang stabil ditunjukkan oleh bayangan gelap. Untuk inti stabil yang
lebih ringan, bilangan neutron dan proton adalah kira-kira sama. Namun,
untuk inti stabil yang berat, faktor Z (Z - 1) di dalam energi tolakan Coulomb
tumbuh dengan cepat, sehingga neutron tambahan diperlukan untuk
memasok energi ikat tambahan yang dibutuhkan untuk stabilitas. Untuk
alasan ini, semua stabil berat nuklei memiliki N> Z.

Sebagian besar nuklei yang ditunjukkan pada Gambar 12.11 tidak


stabil, yang artinya mereka mengubah diri mereka menjadi inti yang lebih
stabil dengan mengubah Z dan N mereka melalui peluruhan alfa (emisi 4He)
atau peluruhan beta (mengubah neutron menjadi proton atau proton ke
neutron). Nukleus tidak stabil di keadaan tereksitasi, yang dapat beralih ke
kondisi dasar melalui peluruhan gamma (emisi foton). Itu tiga proses
peluruhan (peluruhan alfa, beta, dan gamma) adalah contoh umum subjek
peluruhan radioaktif. Di sisa bagian ini, kami membuat beberapa dari sifat
dasar peluruhan radioaktif, dan di bagian berikut kami memperlakukan
peluruhan alfa, beta, dan gamma secara terpisah.

Tingkat di mana peluruhan inti radioaktif yang tidak stabil dalam


sampel material adalah disebut aktivitas sampel. Semakin besar
aktivitasnya, semakin banyak peluruhan nuklir per detik. (Aktivitas tidak
ada hubungannya dengan jenis peluruhan atau radiasi dipancarkan oleh
sampel, atau dengan energi radiasi yang dipancarkan. Aktivitasnya
ditentukan hanya dengan jumlah peluruhan per detik.)

Unit dasar untuk mengukur aktivitas adalah curie.∗ Awalnya, curie itu
didefinisikan sebagai aktivitas satu gram radium; definisi itu sejak itu
diganti dengan yang lebih nyaman.

Satu curie adalah aktivitas yang cukup besar, jadi kami bekerja lebih
sering dengan unit millicurie (mCi), sama dengan 10 −3 Ci, dan microcurie
(μCi), sama dengan 10−6 Ci.

Pertimbangkan sampel dengan massa beberapa gram, berisi urutan


1023 atom. Jika aktivitasnya sebesar 1 Ci, sekitar 1010 nuklei dalam sampel
akan melakukannya membusuk setiap detik. Kita juga bisa mengatakan
bahwa untuk setiap satu nukleus, probabilitas membusuk selama setiap detik
adalah sekitar 1010/1023 atau 10−13. Kuantitas ini, pembusukan probabilitas
per nukleus per detik, disebut konstanta peluruhan (diwakili oleh simbol λ).
Kami berasumsi bahwa λ adalah angka kecil, dan itu konstan dalam waktu
untuk setiap bahan tertentu — probabilitas salah satu nukleus tidak
membusuk tergantung pada usia sampel. Aktivitas a tergantung pada jumlah
N dari inti radioaktif dalam sampel dan juga pada probabilitas λ untuk
masing-masing inti kerusakan:

Baik a dan N adalah fungsi dari waktu t. Sebagai sampel kami


meluruh, tentu N berkurang — lebih sedikit inti radioaktif yang tersisa. Jika
N menurun dan λ adalah konstan, maka a juga harus berkurang dengan
waktu, dan jumlah peluruhan per kedua menjadi lebih kecil dengan
meningkatnya waktu. Kita dapat menganggap sebagai perubahan jumlah
inti radioaktif per unit waktu — semakin banyak pembusukan inti per detik,
semakin besar a.

Tanda minus harus ada karena dN / dt negatif (N berkurang dengan


waktu), dan kami ingin menjadi bilangan positif.) Menggabungkan
Persamaan. 12.9 dan 12.10 kita memiliki dN / dt = −λN, atau

Persamaan ini dapat diintegrasikan langsung ke hasil

di mana N0 mewakili jumlah inti radioaktif yang awalnya ada pada t


= 0. Persamaan 12.12 adalah hukum eksponensial peluruhan radioaktif,
yang menjelaskan caranya jumlah inti radioaktif dalam sampel berkurang
seiring waktu. Kami tidak bisa dengan mudah mengukur N, tetapi kita dapat
menempatkan persamaan ini dalam bentuk yang lebih bermanfaat dengan
mengalikan kedua sisi oleh λ, yang memberi

di mana a0 adalah aktivitas asli (a0 = λN0).

Misalkan kita menghitung jumlah peluruhan sampel dalam satu detik


(oleh menghitung selama satu detik radiasi yang dihasilkan dari peluruhan).
Mengulangi pengukuran, kita kemudian dapat merencanakan kegiatan
sebagai fungsi waktu, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 12.12. Plot ini
menunjukkan ketergantungan eksponensial yang diharapkan atas dasar dari
Persamaan. 12.13. Seringkali lebih berguna untuk memplot sebagai fungsi t
pada skala semilogaritmik, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 12.13.
Pada plot semacam ini, Persamaan. 12.13 memberikan garis lurus
kemiringan −λ.
(Kenneth, 2011 hal 382-385)

D. SKEMA RANGKAIAN
E. LANGKAH KERJA
1. Cacah Radiasi Latar
a. Simulasi Geiger-Muller Tube dibuka pada website GigaPhysics atau
klik link simulasi : htt ps: //www. gigaphysics.com/gmtube_
lab.html Simulasi ini bisa dibuka menggunakan laptop (PC) atau
handphone.
b. Sebelum melakukan simulasi peluruhan radioaktif, radiasi udara
dihitung, material bangunan dan lain-lain (benda lain dari sumber
radioaktif). Pada simulasi disebut sumber latar.
c. Untuk menghitung radiasi latar, sumber radiasi (Radiation Source)
pada simulasi diatur dengan klik None (sumber latar).
d. Jenis penghalang diatur (Type of Barier) ke None.
e. Dihitung selama 30 detik dengan klik Count Duration
f. Start Count diklik untuk mulai dihitung jumlah partikel pada
sumber latar yang mengenai penghalang dalam 30 detik. Jika inin
menampilkan pencatatan waktu, Show Timer diklik hampri
bersamaan dengan Start Count.
g. Conter akan berhenti menhitung ketika tanda Stop Count kembali
ke Start Count atau setelah 30 detik.
h. Jumblah partikel tersebut dicatat.
2. Peluruhan Radioaktif
a. Peluruhan Alfa
1) Sumber radiasi peluruhan (Radiation Source) diubah ke alpha.
2) Jenis penghalang diatur (Type of Barier) ke None.
3) Dihitung selama 30 detik dengan klik Count Duration
4) Start Count diklik untuk mulai dihitung jumlah partikel pada
sumber radiasi pertikel alfa.
5) Jumlah cacahan dimasukan ke dalam tabel pengamatan.
6) Jenis penghalang divariasikan menjadi kardus (Cardboard),
plastik (Plastic), dan timbal (Lead).
7) Pada ketiga jenis penghalang tersebut, divariasikan jumlah
penghalang yaitu 1,3, dan 5.
8) Cacahan yang ditambilkan pada setiap jumlah penghalang pada
masing-masing jenis penghalang dicatat pada tabel pengamatan.
9) Pada cacahan yang tidak termasuk latar maka dikurangi jumlah
cacahan tersebut dengan jumlah cacahan latar yang telah
diperoleh.
b. Peluruhan Beta
1) Sumber radiasi peluruhan (Radiation Source) diubah ke beta.
2) Jenis penghalang diatur (Type of Barier) ke None.
3) Dihitung selama 30 detik dengan klik Count Duration
4) Start Count diklik untuk mulai dihitung jumlah partikel pada
sumber radiasi pertikel alfa.
5) Jumlah cacahan dimasukan ke dalam tabel pengamatan.
6) Jenis penghalang divariasikan menjadi kardus (Cardboard),
plastik (Plastic), dan timbal (Lead).
7) Pada ketiga jenis penghalang tersebut, divariasikan jumlah
penghalang yaitu 1,3, dan 5.
8) Cacahan yang ditambilkan pada setiap jumlah penghalang pada
masing-masing jenis penghalang dicatat pada tabel pengamatan.
9) Pada cacahan yang tidak termasuk latar maka dikurangi jumlah
cacahan tersebut dengan jumlah cacahan latar yang telah
diperoleh.
c. Peluruhan Gamma
1) Sumber radiasi peluruhan (Radiation Source) diubah ke gamma.
2) Jenis penghalang diatur (Type of Barier) ke None.
3) Dihitung selama 30 detik dengan klik Count Duration
4) Start Count diklik untuk mulai dihitung jumlah partikel pada
sumber radiasi pertikel alfa.
5) Jumlah cacahan dimasukan ke dalam tabel pengamatan.
6) Jenis penghalang divariasikan menjadi kardus (Cardboard),
plastik (Plastic), dan timbal (Lead).
7) Pada ketiga jenis penghalang tersebut, divariasikan jumlah
penghalang yaitu 1,3, dan 5.
8) Cacahan yang ditambilkan pada setiap jumlah penghalang pada
masing-masing jenis penghalang dicatat pada tabel pengamatan.
9) Pada cacahan yang tidak termasuk latar maka dikurangi jumlah
cacahan tersebut dengan jumlah cacahan latar yang telah
diperoleh.
d. Peluruhan Radioaktif sumber yang tak dikenal
1) Sumber radiasi peluruhan (Radiation Source) diubah ke
unknown source.
2) Jenis penghalang diatur (Type of Barier) ke None.
3) Dihitung selama 30 detik dengan klik Count Duration
4) Start Count diklik untuk mulai dihitung jumlah partikel pada
sumber radiasi pertikel alfa.
5) Jumlah cacahan dimasukan ke dalam tabel pengamatan.
6) Jenis penghalang divariasikan menjadi kardus (Cardboard),
plastik (Plastic), dan timbal (Lead).
7) Pada ketiga jenis penghalang tersebut, divariasikan jumlah
penghalang yaitu 1,3, dan 5.
8) Cacahan yang ditambilkan pada setiap jumlah penghalang pada
masing-masing jenis penghalang dicatat pada tabel pengamatan.
9) Pada cacahan yang tidak termasuk latar maka dikurangi jumlah
cacahan tersebut dengan jumlah cacahan latar yang telah
diperoleh.
10) Jenis peluruhan diidentifikasi yang sesuai dengan data
percobaan dengan ketiga peluruhan radioaktif
(alfa/beta/gamma)
F. DATA PENGAMATAN
1. Cacahan latar: 23 jumlah partikel dihitung dalam 30 detik
2. Peluruhan radioaktif
a. Radiasi alfa
Jenis Jumlah Cacahan/30 Cacahan/30 detik
Penghalang Penghalang detik (termasuk (tidak termasuk
latar) latar)
Tanpa
penghalang - 1028 1005
(none)
Kardus 1 339 316
Kardus 3 61 39
Kardus 5 39 16
Plastik 1 172 149
Plastik 3 26 3
Plastik 5 26 3
Timbal 1 26 3
Timbal 3 24 1
Timbal 5 13 0
b. Radiasi beta
Jenis Jumlah Cacahan/30 Cacahan/30 detik
Penghalang Penghalang detik (termasuk (tidak termasuk
latar) latar)
Tanpa
penghalang - 1928 1905
(none)
Kardus 1 1689 1666
Kardus 3 1471 1448
Kardus 5 1162 1139
Plastik 1 807 784
Plastik 3 149 126
Plastik 5 45 22
Timbal 1 111 88
Timbal 3 24 1
Timbal 5 31 8
c. Radiasi gamma
Jenis Jumlah Cacahan/30 Cacahan/30 detik
Penghalang Penghalang detik (termasuk (tidak termasuk
latar) latar)
Tanpa
penghalang - 1679 1656
(none)
Kardus 1 1654 1631
Kardus 3 1646 1623
Kardus 5 1622 1599
Plastik 1 1574 1551
Plastik 3 1460 1437
Plastik 5 1315 1292
Timbal 1 1265 1242
Timbal 3 692 668
Timbal 5 407 384
d. Peluruhan radioaktif sumber yang tak dikenal
Jenis Jumlah Cacahan/30 Cacahan/30 detik
Penghalang Penghalang detik (termasuk (tidak termasuk
latar) latar)
Tanpa
penghalang - 1645 1622
(none)
Kardus 1 1642 1619
Kardus 3 1630 1607
Kardus 5 1621 1598
Plastik 1 1473 1450
Plastik 3 1469 1446
Plastik 5 1265 1242
Timbal 1 1230 1207
Timbal 3 701 678
Timbal 5 412 389

G. ANALISIS DATA
1. Analisis Kuantitatif
a. Peluruhan alfa
1) Penghalang kardus
Tebal
N’ No’ ln N’/No’ -ln N’/No’
bahan (x)
1 336 23 2,681617 -2,681617
3 61 23 0,97538 -0,97538
5 39 23 0,528067 -0,528067
𝑁′
Grafik hubungan antara − ln 𝑁′ terhadap tebal bahan (x)
0

Grafik hubungan antara -ln N’/No’ terhadap x


0
0 1 2 3 4 5 6
-0,5

-1 y = 0,5384x - 3,0102
-ln N’/No’

R² = 0,8977
-1,5

-2

-2,5

-3
tebal bahan (x)
𝑦 = 0,5384𝑥 − 3,0102
𝑚 = 0,5384
Koefisien penyerapan suatu benda (μ)
𝜇 = 𝑚 = 0,5384
2) Penghalang plastik
Tebal
N’ No’ ln N’/No’ -ln N’/No’
bahan (x)
1 176 23 2,03499 -2,03499
3 26 23 0,1226 -0,1226
5 26 23 0,1226 -0,1226
𝑁′
Grafik hubungan antara − ln 𝑁′ terhadap tebal bahan (x)
0

Grafik hubungan antara -ln N’/No’ terhadap x


0,5
y = 0,4781x - 2,1944
0 R² = 0,75
0 1 2 3 4 5 6
-0,5
-ln N’/No’

-1

-1,5

-2

-2,5
tebal bahan (x)

𝑦 = 0,4781𝑥 − 2,1944
𝑚 = 0,4781
Koefisien penyerapan suatu benda (μ)
𝜇 = 𝑚 = 0,4781
3) Penghalang timbal
Tebal
N’ No’ ln N’/No’ -ln N’/No’
bahan (x)
1 26 23 0,1226 -0,1226
3 24 23 0,04256 -0,04256
5 13 23 0 0
𝑁′
Grafik hubungan antara − ln 𝑁′ terhadap tebal bahan (x)
0

Grafik hubungan antara -ln N’/No’ terhadap x


0,02
y = 0,0307x - 0,147
0
R² = 0,9698
0 1 2 3 4 5 6
-0,02

-ln N’/No’
-0,04
-0,06
-0,08
-0,1
-0,12
-0,14
Tebal bahan (x)

𝑦 = 0,0307𝑥 − 0,147
𝑚 = 0,0307
Koefisien penyerapan suatu benda (μ)
𝜇 = 𝑚 = 0,0307
b. Peluruhan beta
1) Penghalang kardus
Tebal
N’ No’ ln N’/No’ -ln N’/No’
bahan (x)
1 1689 23 4,2964 -4,2964
3 1471 23 4,1582 -4,1582
5 1162 23 3,9224 -3,9224
𝑁′
Grafik hubungan antara − ln 𝑁′ terhadap tebal bahan (x)
0
Grafik hubungan antara -ln N’/No’ terhadap x
-3,9
0 1 2 3 4 5 6
-3,95
-4 y = 0,0935x - 4,4062
-4,05 R² = 0,9778

-ln N’/No’
-4,1
-4,15
-4,2
-4,25
-4,3
-4,35
Tebal bahan (x)

𝑦 = 0,0935𝑥 − 4,4062
𝑚 = 0,0935
Koefisien penyerapan suatu benda (μ)
𝜇 = 𝑚 = 0,0935
2) Penghalang plastik
Tebal
N’ No’ ln N’/No’ -ln N’/No’
bahan (x)
1 807 23 3,55783 -3,55783
3 149 23 1,86845 -1,86845
5 45 23 0,67117 -0,67117
𝑁′
Grafik hubungan antara − ln 𝑁′ terhadap tebal bahan (x)
0

Grafik hubungan antara -ln N’/No’ terhadap x


0
0 1 2 y3= 0,7217x4- 4,1975 5 6
-0,5
R² = 0,9904
-1
-ln N’/No’

-1,5
-2
-2,5
-3
-3,5
-4
Tebal bahan (x)

𝑦 = 0,7217𝑥 − 4,1975
𝑚 = 0,7217
Koefisien penyerapan suatu benda (μ)
𝜇 = 𝑚 = 0,7217
3) Penghalang timbal
Tebal
N’ No’ ln N’/No’ -ln N’/No’
bahan (x)
1 111 23 1,57404 -1,57404
3 24 23 0,04256 -0,04256
5 31 23 0,29849 -0,29849
𝑁′
Grafik hubungan antara − ln terhadap tebal bahan (x)
𝑁0′

Grafik hubungan antara -ln N’/No’ terhadap x

0
-0,2 0 1 2 3 4 5 6
-0,4
-0,6
-ln N’/No’

y = 0,3189x - 1,595
-0,8 R² = 0,6044
-1
-1,2
-1,4
-1,6
-1,8
Tebal bahan (x)

𝑦 = 0,3189𝑥 − 1,595
𝑚 = 0,3189
Koefisien penyerapan suatu benda (μ)
𝜇 = 𝑚 = 0,3189
c. Peluruhan gamma
1) Penghalang kardus
Tebal
N’ No’ ln N’/No’ -ln N’/No’
bahan (x)
1 1654 23 4,27546 -4,27546
3 1646 23 4,27061 -4,27061
5 1622 23 4,25592 -4,25592
𝑁′
Grafik hubungan antara − ln 𝑁′ terhadap tebal bahan (x)
0

Grafik hubungan antara -ln N’/No’ terhadap x


-4,25
0 1 2 3 4 5 6
-4,255
y = 0,0049x - 4,282
R² = 0,922
-4,26

-ln N’/No’ -4,265

-4,27

-4,275

-4,28
Tebal bahan (x)

𝑦 = 0,0049𝑥 − 4,282
𝑚 = 0,0049
Koefisien penyerapan suatu benda (μ)
𝜇 = 𝑚 = 0,0049
2) Penghalang plastik
Tebal
N’ No’ ln N’/No’ -ln N’/No’
bahan (x)
1 1574 23 4,22588 -4,22588
3 1460 23 4,1507 -4,1507
5 1315 23 4,0461 -4,0461
𝑁′
Grafik hubungan antara − ln 𝑁′ terhadap tebal bahan (x)
0
Grafik hubungan antara -ln N’/No’ terhadap x
-4
0 1 2 3 4 5 6

-4,05 y = 0,0449x - 4,2757


R² = 0,9912

-ln N’/No’
-4,1

-4,15

-4,2

-4,25
Tebal bahan (x)

𝑦 = 0,0449𝑥 − 4,2757
𝑚 = 0,0449
Koefisien penyerapan suatu benda (μ)
𝜇 = 𝑚 = 0,0449
3) Penghalang timbal
Tebal
N’ No’ ln N’/No’ -ln N’/No’
bahan (x)
1 1265 23 4,00733 -4,00733
3 692 23 3,40409 -3,40409
5 407 23 2,87332 -2,87332
𝑁′
Grafik hubungan antara − ln 𝑁′ terhadap tebal bahan (x)
0

Grafik hubungan antara -ln N’/No’ terhadap x


0
0 1 2 3 4 5 6
-0,5
-1
-1,5
-ln N’/No’

-2
-2,5
y = 0,2835x - 4,2788
-3 R² = 0,9986
-3,5
-4
-4,5
Tebal bahan (x)
𝑦 = 0,2835𝑥 − 4,2788
𝑚 = 0,2835
Koefisien penyerapan suatu benda (μ)
𝜇 = 𝑚 = 0,2835

d. Peluruhan radiasi sumber yang tidak diketahui


1) Penghalang kardus
Tebal
N’ No’ ln N’/No’ -ln N’/No’
bahan (x)
1 1642 23 4,26818 -4,26818
3 1630 23 4,26084 -4,26084
5 1621 23 4,2553 -4,2553
𝑁′
Grafik hubungan antara − ln terhadap tebal bahan (x)
𝑁0′

Grafik hubungan antara -ln N’/No’ terhadap x


-4,254
0 1 2 y 3= 0,0032x 4- 4,2711 5 6
-4,256
R² = 0,9935
-4,258
-ln N’/No’

-4,26
-4,262
-4,264
-4,266
-4,268
-4,27
Tebal bahan (x)

𝑦 = 0,0032𝑥 − 4,2711
𝑚 = 0,0032
Koefisien penyerapan suatu benda (μ)
𝜇 = 𝑚 = 0,0032

2) Penghalang plastik
Tebal
N’ No’ ln N’/No’ -ln N’/No’
bahan (x)
1 1473 23 4,15956 -4,15956
3 1469 23 4,15684 -4,15684
5 1265 23 4,00733 -4,00733
𝑁′
Grafik hubungan antara − ln 𝑁′ terhadap tebal bahan (x)
0

Grafik hubungan antara -ln N’/No’ terhadap x


-3,98
-4 0 1 2 3 4 5 6
-4,02 y = 0,0381x - 4,2221
-4,04 R² = 0,7634
-4,06
-ln N’/No’

-4,08
-4,1
-4,12
-4,14
-4,16
-4,18
-4,2
Tebal bahan (x)

𝑦 = 0,0381𝑥 − 4,2221
𝑚 = 0,0381
Koefisien penyerapan suatu benda (μ)
𝜇 = 𝑚 = 0,0381

3) Penghalang timbal
Tebal
N’ No’ ln N’/No’ -ln N’/No’
bahan (x)
1 1230 23 3,97928 -3,97928
3 701 23 3,41701 -3,41701
5 412 23 2,88553 -2,88553
𝑁′
Grafik hubungan antara − ln 𝑁′ terhadap tebal bahan (x)
0
Grafik hubungan antara -ln N’/No’ terhadap x
0
0 1 2 3 4 5 6
-0,5
-1
-1,5

-ln N’/No’
-2
-2,5
y = 0,2734x - 4,2476
-3 R² = 0,9997
-3,5
-4
-4,5
Tebal bahan (x)

𝑦 = 0,2734𝑥 − 4,2476
𝑚 = 0,2734
Koefisien penyerapan suatu benda (μ)
𝜇 = 𝑚 = 0,2734
2. Analisis Kualitatif
Praktikum ini berjudul “Peluruhan Radioaktif”. Tujuan dari
praktikum ini yaitu 1). Mengidentifikasi jenus peluruhan radioaktif
sumber yang tak dikenal, 2). Menyelidiki sifat penyerapan radioaktif
menggunakan bahan penghalang, dan 3). Menentukan koefisien
penyerapan bahan penghalang.
Dasar teori, Radioaktif adalah gejala pemancaran radiasi
gelombang elektromagnetik atau partikel secara spontan yang berasal
dari perubahan inti atom. Bahan yang mempunyai gejala ini disebut
bahan radioaktif. Perubahan dalam inti atom mengakibatkan perubahan
suatu unsur ke unsur lain, peristiwa ini dinamakan dengan peluruhan
radioaktif. Dalam radioaktivitas, aktivitas radioaktif (A) merupakan
peluruhan (disintegrasi) yang dilakukan sejumlah zat radioaktif setiap
satuan waktu. Aktivitas juga menunjukkan laju peluruhan bahan
radioaktif. Satuan aktivitas zat radioaktif untuk tingkat aktivitas rendah
yaitu Becquerel (Bq), sedangkan untuk aktivitas zat radioaktif tingkat
aktivitas sangat tinggi satuannya adalah Curie (Ci). Aktivitas radioaktif
hanya menunujukkan jumlah inti radioaktif yang melakukan peluruhan,
tetapi tidak menunjukkan jumlah radiasi yang dipancarkan karena setiap
kali melakukan peluruhan, zat radioaktif dapat memancarkan lebih dari
satu macam radiasi. Semakin besar aktivitas maka semakin banyak inti
yang meluruh per satuan waktu dan aktivitas (A) bahan radioaktif
besarnya tergantung dari banyaknya zat radio aktif (N). (Dita
S,2019)Peristiwa radioaktivitas berkaitan erat dengan kestabilan inti
suatu atom. Inti atom yang tidak stabil akan menunjukkan gejala
radioaktivitas. Radioaktivitas adalah gejala perubahan inti atom secara
spontan yang disertai radiasi berupa zarah atau gelombang
elektromagnetik. Zat radioaktif akan mengalami peluruhan sehingga
terjadi perubahan jumlah inti atom yang menyebabkan perubahan dari
unsur satu ke unsur yang lain. Laju peluruhan inti radioaktif disebut
aktifitas. Semakin besar aktivitas, semakin besar inti atom yang meluruh
per detik. (Lely, 2012)
Dalam praktikum ini menggunakan simulasi Geiger-Muller yang
dapat diakses melalui web www.gigaphysics.com. Langkah yang
pertama adalah menentukan cacahan radiasi latar. Pertama membuka
file simulasi Geiger-Muller atau pada link yang sudah tertera pada
modul praktikum. Sebelum melakukan simulasi peluruhan radioaktif,
dihitung radiasi udara, material bangunan dll (benda lain dari sumber
radioaktif) pada simulasi disebut sumber latar. Selanjutnya untuk
menghitung radiasi latar, diatur sumber radiasi (radiation source) pada
simulasi dengan klik none (sumber latar). Kemudian diatur jenis
penghalang (type of barrier) ke none. Dihitung selama 30 detik dengan
klik count duration. Selanjutnya klik start count untuk memulai
menghitung jumlah partikel pada sumber latar yang mengenai
penghalan dalam 30 detik. Jika ingin menampilkan pencatat waktu, klik
show timer hampir bersamaan dengan start count. Setelah itu, counter
aka berhenti menhitung ketika tanda stop count kembali ke start count
atau setelah 30 detik. Terakhir dicatat jumlah partikel tersebut. Langkah
kedua setelah menentukan cacahan radiasi latar adalah menentukan
peluruhan radioaktif pada partikel alfa, beta, gamma dan sumber yang
tidak dikenal atau unknown. Langkah-langkah pada saat menentukan
peluruhan radioaktif pada partikel alfa, beta, gamma dan unknown
sama. Yang pertama dengan mengubah sumber radiasi peluruhan
(radiation source) ke alfa/beta/gamma/unknown. Selanjutnya diatur
jenis penghalang (type of barrier) ke none. Dihitung selama 30 detik
dengan klik count duration. Selanjutnya klik start count untuk mulai
menghitung jumlah partikel pada sumber radiasi partikel
alfa/beta/gamma/unknown. Seteal itu dimasukkan jumlah cacahan ke
dalam tabel pengamatan. Setelah itu divariasikan jenis penghalang
menjadi kardus (cardboard), plastik (plastic) dan timbal (lead). Pada
ketiga jenis penghalang tersebut, variasikan jumlah penghalang yaitu
1,3 dan 5. Terakhir yaitu dicatat pada tabel pengamatan cacahan yang
ditampilkan pada setiap jumlah penghalang pada masing-masing jenis
penghalang.
Dari praktikum ini diperoleh data hasil percobaan kemudian
dibuat grafik hubungan antara − ln 𝑁 ′ /𝑁0 ′ terhadap tebal bahan pada
tiap jenis radiasi dan bahan penghalang. Dari grafik diperoleh gradien
dimana gradien merupakan koefisien penyerapan dari bahan. Pada
peluruhan alfa, besar koefisien penyerapan benda dengan bahan kardus
yaitu 0,5384, besar koefisien penyerapan benda dengan bahan plastik
yaitu 0,4781, dan besar koefisien penyerapan benda dengan bahan
timbal yaitu 0,147. Pada peluruhan beta, besar koefisien penyerapan
benda dengan bahan kardus yaitu 0,0935, besar koefisien penyerapan
benda dengan bahan plastik yaitu 0,7217, dan besar koefisien
penyerapan benda dengan bahan timbal yaitu 0,3189. Pada peluruhan
gamma, besar koefisien penyerapan benda dengan bahan kardus yaitu
0,0049, besar koefisien penyerapan benda dengan bahan plastik yaitu
0,0449, dan besar koefisien penyerapan benda dengan bahan timbal
yaitu 0,2835. Pada peluruhan rasdioaktif sumber tidak dikenal, besar
koefisien penyerapan benda dengan bahan kardus yaitu 0,0032, besar
koefisien penyerapan benda dengan bahan plastik yaitu 0,0381, dan
besar koefisien penyerapan benda dengan bahan timbal yaitu 0,2734.
Dari data yang dihasilkan pada peluruhan alfa diperoleh jenis
penghalang yang paling efektif yaitu timbal, sedangkan jenis
penghalang yang kurang efektif adalah kardus dan plastik. Pada
peluruhan beta diperoleh jenis penghalang yang paling efektif yaitu
timbal, sedangkan jenis penghalang yang kurang efektif adalah kardus
dan plastik. Pada peluruhan gamma diperoleh jenis penghalang yang
paling efektif adalah timbal, sedangkan jenis penghalang yang kurang
efektif adalah kardus dan plastik. Pada peluruhan radioaktif sumber
yang tak dikenal/unknown diperoleh jenis penghalang yang efektif
adalah timbal, sedangkan jenis penghalang yang kurang efektif adalah
kardus dan plastik. Dari keempat peluruhan radioaktif, jenis jumber
radiasi peluruhan yang sesuai adalah peluruhan beta. Karena jumlah
cacahan sumber radiasi yang tidak dikenal mendekati cacahan sumber
radiasi partikel gamma. Penghalang timbal merupakan penghalang
paling efektif daripada penghalang kardus dan plastik.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan disimpulkan bahwa :
1. Jenis radioaktif yang tidak dikenal menunjukan karakteristik dari
sumber radiasi partikel gamma, hal ini karena jumlah cacahan dari
sumber radiasi dari partikel yang tidak dikenal mendekati sumber radiasi
partikel gamma.
2. Penghalang timbal adalah penghalang paling efektif dari pada
penghalang kardus dan plastik.
3. Besarnya koefisien penyerapan pada setiap penghalang untuk sumber
radiasi partikel alfa pada penghalang kardus, plastik, dan timbal secara
berurutan adalah 0,5384, 0,4781, dan 0,147. Untuk sumber radiasi
partikel beta pada penghalang kardus, plastik, dan timbal secara
berurutan adalah 0,0935, 0,7217, dan 0,3189. Untuk sumber radiasi
partikel gamma pada penghalang kardus, plastik, dan timbal secara
berurutan adalah 0,0049, 0,0449, dan 0,2835. Untuk sumber radiasi
partikel yang tidak dikenal pada penghalang kardus, plastik, dan timbal
secara berurutan adalah 0,0032, 0,0381, dan 0,2734.
I. DAFTAR PUSTAKA

Kennet S.Krane . 2012 . Modern Physics third edition. Corvalis-Oregon

Lely, N. 2012. Pengukuran Radioaktivitas Lingkungan Di Sekitar Instalasi


Radiodiagnostik Rumah Sakit di Semarang. Semarang : Unnes Physics
Journal

Safitrianaz, Dita. 2019. Analog Waktu Paruh dan Konstanta Peluruhan


(Disintegrasi) Radioaktif. Jurnal Pendidikan Fisika

J. LAMPIRAN
1. Jurnal Analog Waktu Paruh dan Konstanta Peluruhan (Disintegrasi)
Radioaktif
2. Jurnal Pengukuran Radioaktivitas Lingkungan Di Sekitar Instalasi
Radiodiagnostik Rumah Sakit di Semarang
3. Buku Modern Physics Third Edition
4. Data percobaan
Jenis
No Jenis
penghala Gambar
. partikel
ng
1. alfa kardus 1 lapis

3 lapis

5 lapis
plastik 1 lapis

3 lapis
5 lapis

timbal 1 lapis
3 lapis

5 lapis
2. beta kardus 1 lapis

3 lapis
5 lapis

plastik 1 lapis
3 lapis

5 lapis
timbal 1 lapis

3 lapis
5 lapis

3. gamma kardus 1 lapis


3 lapis

5 lapis
plastik 1 lapis

3 lapis
5 lapis

timbal 1 lapis
3 lapis

5 lapis
4. Sumber kardus 1 lapis
tak
dikenal

3 lapis
5 lapis

plastik 1 lapis
3 lapis

5 lapis
timbal 1 lapis

3 lapis
5 lapis

Anda mungkin juga menyukai