Disusun Oleh :
Nama
: Anwar Jundiy
NIM
: 011200306
Jurusan
: Teknokimia Nuklir
Semester
: VI
Tanggal Praktikum
Asisten
B. Dasar Teori
Radiasi
Pemancaran radiasi b adalah proses inti atom atau penyusun inti memancarkan
elektron (b-) atau positron (b+) dan terbentuk inti atau partikel lain, sebagai contoh:
neutron
proton
Cu-64
Na-24
C-11
bb+
bbb+
+
+
+
+
+
proton
neutron
Zn-64
Mg-24
B-11
Selain itu, inti atom dapat menangkap elektron, sehingga proton akan berubah menjadi
neutron. Fenomena ini pertama kali diramalkan oleh KAWA dan SAKATA pada tahun
1935. Peristiwa ini disebut dengan penangkapan elektron dan sejenis dengan radiasi b.
Unsur radioaktif alam yang diketahui pertama kali mempunyai sifat dapat memancarkan
radiasi b adalah Ra dan Th. Sehubungan dengan kemajuan penelitian di bidang
pembelahan inti dan produksi inti buatan diketahui bahwa pada dasarnya semua inti atom
dapat memancarkan radiasi b.
Pada pemancaran radiasi b, jumlah muatan inti atom tidak berubah, tetapi pada
pemancaran radiasi b-, nomor atomnya bertambah 1, sedang pada radiasi b + dan
tangkapan elektron, nomor atomnya berkurang 1.
Energi dari Radiasi b
Berbeda dengan spektrum energi yang dipancarkan oleh partikel a yang bersifat diskrit,
spektrum energi partikel b (elektron dan positron) bersifat kontinu, seperti ditampilkan
pada Gambar 1,
berlangsung terus sampai energi radiasi partikel bermuatan habis terserap. Radiasi
alpha yang mempunyai massa maupun muatan lebih besar mempunyai daya ionisasi
yang lebih besar daripada radiasi yang lain.
Eksitasi
Proses eksitasi adalah peristiwa loncatnya (tidak sampai lepas) elektron dari
orbit yang dalam ke orbit yang lebih luar karena gaya tarik atau gaya tolak radiasi
partikel bermuatan. Atom yang mengalami eksitasi ini disebut dalam keadaan
tereksitasi (excited state) dan akan kembali kekeadaan dasar (ground state) dengan
memancarkan radiasi sinar-X.
Brehmsstrahlung
Proses Brehmsstrahlung
adalah
peristiwa
dibelokkannya
atau
bahkan
dipantulkannya radiasi partikel bermuatan oleh inti atom dari bahan. Ketika radiasi
tersebut dibelokkan atau dipantulkan maka akan timbul perubahan momentum
sehingga terjadi pemancaran energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang
disebut sebagai Brehmsstrahlung.
Reaksi Inti
Dalam peristiwa ini, radiasi partikel bermuatan berhasil masuk dan ditangkap
oleh inti atom bahan, sehingga inti atom bahan akan berubah, mungkin menjadi inti
atom yang tidak stabil. Fenomena ini disebut sebagai proses aktivasi. Akan tetapi ada
juga yang hanya sekedar bereaksi tanpa menghasilkan inti yang tidak stabil seperti
reaksi partikel alpha bila mengenai bahan Berilium akan menghasilkan unsur Lithium
dan radiasi neutron.
+ Be Li + n
Berbeda dengan tiga peristiwa di atas, peristiwa reaksi inti ini tidak terjadi pada
semua jenis materi.
Cara Transmisi
Teknik pengukuran dengan cara transmisi adalah dengan memanfaatkan sifat
atenuasi atau penyerapan radiasi oleh suatu bahan. Perbedaan intensitas radiasi
sebelum melewati suatu bahan dan sesudah melewati suatu bahan digunakan untuk
mengukur bahan tersebut. Oleh karena I0 ; I ; dan bisa diketahui nilainya, maka
harga X ( tebal ) suatu bahan dapat ditentukan.
Cara pengukuran tebal bahan ini yang digunakan dalam industri yang diubah
menjadi proses penetapan tebal bahan secara otomatis. Gambar berikut ini
menunjukan prinsip pengukuran tebal bahan secara otomatis dalam industri, misalkan
yang dijumpai pada pabrik baja yang memproduksi baja lembaran ( roll ). Pelat baja
roll dengan ketebalan tertentu akan terus berputar ke kiri dan akan berhenti secara
otomatis bila ada perubahan tebal bahan. Perubahan tebal bahan akan menyebabkan
intensitas radiasi yang ditangkap oleh detektor berubah dan perubahan ini akan
diteruskan ke alat kontrol.
I = I0 e-x
Dengan:
Sinar-X
Am-241 (gamma)
Cs-137 (gamma)
Co-60 (gamma)
D. Langkah Kerja
1. Perangkat sistem pencacah dinyalakan
2.
3.
4.
5.
6.
diatasnya
7. Hasil dicatat dan dicari koefisien atenuasi () kertas kalender standar.
8. Langkah 5 dilakukan dengan sampel kertas lain namun dengan jarak yang sama.
9. Ketebalan sampel kertas lain dicari.
E. Data Pengamatan
Tegangan
Waktu cacah
: 780 kV
: 100 sekon
Sumber
Cacah background(cacah)
Cacah awal (I0) (cacah)
Ukuran sampel
: 94 cacah
: 10566 ; 10387
: 5,5 x 3,5 cm2
F. Pengolahan Data
Cacah background
= 94 cacah
Cacahan standar sebenarnya = Cacahan Cacahan background
Cacah awal
= 103,825 cps
Efisiensi detector
Dengan Rumus:
Dapat dicari koefisien atenuasi bahan dengan metode grafik. Jumlah cacahan berbanding
lurus dengan intensitas radiasi sehingga dapat digunakan untuk mewakili.
Berdasarkan grafik, dapat diketahui nilai koefisien atenuasi () untuk bahan plastik
adalah 0,35
Menentukan Half Value Thickness (HVT)
Nilai HVT dapat diketahui dari persamaan grafik di atas dengan nilai I adalah setengah
dari I0.
y
= 102.5 e-0.35x
0,5
= e-0.35x
ln 0,5
= -0,35x
= 1,98 cm
= 102.5 e-0.35x
0,742
= e-0.35x
ln 0,742
= -0,35x
x
o
= 0,85 cm
= 102.5 e-0.35x
0,727
= e-0.35x
ln 0,727
= -0,35x
= 0,911 cm
G. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran ketebalan material dengan metode beta
thickness gauging, Prinsip beta thickness gauging adalah pemanfaatan daya tembus
(transmisi) radiasi beta terhadap material, Daya tembus radiasi beta dipengaruhi oleh
koefisien atenuasi () yang nilainya spesifik untuk setiap material, Dengan mengetahui
nilai , maka ketebalan suatu bahan dapat diketahui.
Beta thickness gauging terdiri dari dua komponen dasar, yaitu sumber radiasi
dan detektor radiasi. Material yang akan diukur ditempatkan di antara sumber dan
detektor. Pada industri, ditambahkan perangkat komputer untuk memproses informasi
dari detektor dan mengkonversinya sebagai nilai ketebalan. Secara sederhana, skema beta
thickness gauging adalah sebagai berikut,
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kertas kalender. Untuk
mengetahui nilai diperlukan deret standar dengan variasi ketebalan. Variasi ketebalan
kertas kalender yang digunakan adalah 0,5; 0,75; 0,9; 1,1; dan 1,25 cm. Sumber radiasi
pemancar beta yang digunakan adalah Sr-90 dengan aktivitas 0,1 Ci dan waktu paro
28,8 tahun. Sumber Sr-90 merupakan sumber pemancar beta dengan energi tertinggi yang
umumnya digunakan dalam gauging. Sr-90 sesuai untuk pengukuran pada rentang 1000
sampai 8000 g/m2.
Saat radiasi mengenai material, sebagian akan menembus dan sebagian lagi
akan terhenti. Semakin tebal atau padat suatu material, akan semakin banyak radiasi yang
dihentikan. Dengan mengukur perbandingan radiasi yang melewati material dengan
radiasi tanpa penghalang, ketebalan suatu material dapat ditentukan.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, diperoleh grafik hubungan antara
ketebalan dengan jumlah cacahan sebagai berikut:
Grafik di atas menunjukkan bahwa semakin tebal kertas kalender yang digunakan,
jumlah cacahan semakin sedikit. Persamaan grafik dibuat dalam bentuk eksponen
sehingga sesuai dengan rumus I = I0.e-x. Nilai koefisien plastik berdasarkan grafik adalah
0,35.
Dengan mengetahui nilai , nilai half value thickness kertas kalender dapat
diketahui, yaitu 1,98 cm. hal ini berarti bahwa dengan ketebalan kertas kalender 1,98 cm,
dapat menahan radiasi sampai setengahnya.
Persamaan di atas juga digunakan menetukan ketebalan sampel kertas. Hasil pengukuran
adalah sebagai berikut:
Sampel
Pengukuran
dengan sketmat
(cm)
Pengukuran
dengan radiasi
(cm)
Kertas Karton
0,85
Kertas majalah
0,911
H. Kesimpulan
1. Prinsip Beta thickness gauging adalah pemanfaatan daya tembus (transmisi) radiasi
beta terhadap material.
2. Semakin besar ketebalan bahan maka radiasi beta yang tembus semakin sedikit
sehingga jumlah cacahan semakin kecil.
3. Nilai koefisien atenuasi () kertas kalender adalah 0,35
4. Half value thickness kertas kalender untuk radiasi beta adalah 1,98 cm
5. Ketebalan sampel 1 adalah 0,85 cm, sedangkan ketebalan sampel 2 adalah 0,911 cm.
I. Daftar Pustaka
1. http://www,kashelara,com/2013/08/pemanfaatan-nuklir-dalam-bidang,html
diakses
Praktikan,
Anwar Jundiy