Anda di halaman 1dari 27

FISIKA KUANTUM

SIFAT GELOMBANG DARI PARTIKEL

KELOMPOK II
PUTRI WINDA SIRAIT
HERLINA LANTO
URANTI AMBA LEMBANG
Pendidikan Fisika (A)/5

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA

2019
2.1. PENDAHULUAN
Keberhasilan yang luar biasa dari teori Bohr dalam memberikan interpretasi
spektrum hidrogen merangsang imajinasi fisikawan untuk memperluas ide-idenya
dengan beberapa modifikasi untuk menjelaskan rincian halus dari spektrum kompleks
atom multi-elektron. Teori Sommerfeld, misalnya, merupakan salah satu contoh.
Meskipun teori Sommerfeld dengan koreksi relativistik, memberikan penjelasan untuk
keberadaan struktur halus garis H dalam spektrum hidrogen, tetapi tidak dapat
melanjutkan interpretasi spektrum atom multi-elektron. Menggunakan instrumen
dengan daya penyelesaian yang lebih tinggi dan lebih tinggi, banyak fitur
membingungkan dari spektrum atom yang direkam. Perilaku atom dalam medan listrik
dan magnet — fenomena elektro-optik dan magneto-optik menimbulkan tantangan
serius bagi para ahli teori. Pada hari-hari awal pengembangan dari fisika atom, metode
yang biasa digunakan untuk memahami fitur kompleks spektrum atom ini adalah untuk
memperkenalkan aturan empiris dengan beberapa jenis bilangan kuantum tanpa dasar
teoretis.. Hipotesis elektron berputar, yang diajukan oleh Uhlenbeck dan Goudsmit
(1925), merupakan salah satu upaya. Selama periode tersebut, disadari bahwa hal
tersebut hanya bagian kecil-kecilan belaka pada prinsip-prinsip klasik dan tidak lagi
memadai dalam memahami fenomena atom. Urusa negara adalah mengindikasikan
perlunya perubahan drastis dalam konsep sistem mikroskopis kita. Pada tahun 1924,
seorang lulusan muda Prancis Louis de Broglie dalam tesis doktoralnya menyarankan
perubahan radikal dalam konsep sistem mikro kita.

2.2. HIPOTESIS de BROGLIE

Alasan yang mendorong de Broglie mengemukakan hipotesis revolusionernya


adalah sebagai berikut. Seluruh alam semesta fisik terdiri dari materi dan radiasi.
Dalam teori kuantum radiasi, sebuah fragmen atau kuantum energi diberi frekuensi,
𝜔 = 2𝜋𝜈 maka 𝜀 = ℏ𝜔 . Meskipun tidak ada frekuensi fisik, teori yang didasarkan
pada asumsi ini bekerja dengan baik. Dari pengertian ini de Broglie berspekulasi bahwa
partikel-partikel material, yang juga merupakan fragmen energi (𝜀 = 𝑚𝑐 2 ) mungkin
menentukan beberapa karekteristik frekuensi. Partikel material yang bermassa diam
𝑚0 setara dengan energi 𝑚0 𝐶 2 oleh karena itu, menurut ide de Broglie kita dapat
menulis

𝑚0 𝐶 2 = ℏ𝜔 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . 2.2. 1
di mana itu adalah frekuensi dari beberapa proses periodik intrinsik yang terkait
dengan partikel material. Mari kita lihat apa yang muncul dalam proses periodik ini
bagi seorang pengamat sehubungan dengan prosesnya.

Mari kita perhatikan kerangka S ', yang bergerak dengan partikel. Frekuensi dari
proses internal yang terkait dengan partikel adalah 𝜔 = 𝑚0 𝑐 2 /ℏ

Getaran dari gerakan yang terkait dengan proses internal periodik ini dapat ditunjukkan
dengan:

𝑚 𝑐2
′ (𝑥 ′ ′) −𝑖𝜔𝑡 ′ −𝑖 0 𝑡 ′
Ψ ,𝑡 =𝑒 = 𝑒 ℏ

Biarkan S menjadi kerangka pengamat dimana partikel bergerak sepanjang sumbu x


dengan kecepatan v. Dengan menggunakan transformasi Lorentz untuk waktu,
persamaan proses periodik yang terkait dengan transformasi partikel pada transisi dari S
'ke S sebagai

𝑚 𝑐2 𝑡−𝑣𝑥/𝑐2
{−𝑖 0 ( )}

′( ′ ′) √1−𝛽2
Ψ 𝑥 ,𝑡 =𝑒 𝛽 = 𝑣/𝑐

Persamaan di atas merupakan gelombang progresif dengan konstanta propagasi k yang


dinyatakan dengan:

𝑚0 𝑐 2 𝑣/𝑐 2
𝑘=
ℏ √1 − 𝛽 2
1 𝑣/𝑐 2
=
ℏ √1 − 𝛽 2

𝑝
= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . … … … … … (2.2.4)

𝑝 = ℏ𝑘 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . … … … … (2.2.5)


𝜆= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . (2.2.6)
√2𝑚𝑇

di mana T = energi kinetik partikel.

Persamaan (2.2.4-2.2.6) menentukan panjang gelombang dari gelombang de Broglie


untuk partikel.

2.3. VERIFIKASI EKSPERIMENTAL DARI HYPOTHESIS de BROGLIE


Meskipun de Broglie berspekulasi tentang sifat gelombang dari partikel material,
namun tidak ada fisikawan teoretis pada masa itu yang dapat memikirkan cara untuk
membangun keberadaan fisik gelombang tersebut. Adalah Elasser yang pada tahun
1925 menunjukkan bahwa keberadaan gelombang semacam itu dapat ditunjukkan oleh
difraksi mereka dengan kisi yang tepat. Dua fisikawan Amerika C.J. Davisson dan L.H.
Germer melakukan percobaan, yang jelas menunjukkan keberadaan gelombang de
Broglie dan memverifikasi hubungan antara panjang gelombang dan momentum.
Susunan skema eksperimen mereka ditunjukkan pada Gambar 2.3.1. Sinar elektron
dipercepat melalui perbedaan potensial dan kemudian dibiarkan jatuh pada target nikel.
Detektor D menerima elektron yang tersebar. Seluruh pengaturan ditempatkan di ruang
yang dievakuasi. Untuk elektron, nikel bukanlah permukaan yang halus dan karenanya
mereka akan tersebar ke segala arah. Dari sudut pandang fisika klasik, intensitas berkas
yang tersebar harus independen dari arah pengamatan dan energi elektron primer.
Prediksi ini diverifikasi dalam percobaan.
Namun, di tengah percobaan, udara bocor ke dalam ruangan secara tidak sengaja
dan permukaan nikel teroksidasi. Untuk mengurangi lapisan oksida target, nikel
diambil dan dipanaskan dengan kuat dalam oven suhu tinggi. Setelah selesai target
ditempatkan lagi di dalam peralatan dan percobaan diulang. Hasil eksperimen
mengejutkan. Pada sudut
tertentu intensitas elektron
yang tersebar menunjukkan
maxima dan minima.
Selanjutnya posisi sudut
maxima dan minima
bergantung pada energi
elektron primer.

Variasi sudut dari intensitas


elektron yang tersebar
untuk berbagai potensi
percepatan adalah
ditunjukkan pada gambar
2.3.2. Intensitas pada sudut mana pun sebanding dengan jarak kurva pada sudut tersebut
dari titik hamburan.

Hasil eksperimen dapat diartikan sebagai berikut. Awalnya, target nikel adalah bahan
polikristalin, yang setelah pemanasan menjadi kristal tunggal karena susunan atom
dalam kisi biasa. Menurut hipotesis de Broglie, gelombang elektron terdifraksi oleh
bidang atom dengan cara yang sama dengan sinar-X yang terdifraksi dari bidang kristal.

Dalam satu pengaturan tertentu, seberkas 54 elektron eV diizinkan untuk terjadi pada
satu target nikel dan balok yang difraksi diamati memiliki intensitas maksimum dalam
arah 𝜓 = 50 ° dari sinar datang. Sinar difraksi ini muncul dari bidang kristal yang
ditunjukkan pada Gambar 2.3.1. Terbukti sudut kejadian relatif terhadap bidang kristal
adalah = 65 °. Dari pengukuran sinar-X jarak bidang-bidangn ini ditemukan menjadi d
= 0,91 Å. Persamaan Bragg untuk maksimum dalam pola difraksi adalah

2𝑑 sin 𝜃 = 𝑚𝜆 m= 1,2,...
Panjang gelombang gelombang elektron yang dihitung dari persamaan ini (untuk m =
1) menjadi :

𝜆 = 2𝑑 sin 𝜃 = 2 × (0,91 Å) sin 65 = 1,65 Å

Di sisi lain, panjang gelombang berkas elektron dari hipotesis de Broglie menjadi 𝜆 =
ℎ ℎ 6,625 ×10−34 𝐽𝑠
= =
𝑝 √2𝑚𝑒 𝑉 √2×9,1×10−31 𝑘𝑔 ×1,6×10−19 𝐶 ×54 𝑉

= 1,66 × 10−10 𝑚 = 1,66 Å

Kecocokan antara nilai yang diperoleh dari percobaan difraksi dan bahwa dari
hubungan de Broglie memberikan bukti eksperimental untuk validitas sifat gelombang
elektron.

Eksperimen G. P. Thomson: Verifikasi lain dari hipotesis de Broglie berasal dari G.P.
Eksperimen Thomson (1927). Dalam percobaan ini berkas elektron sempit diizinkan
melewati film tipis dari bahan polikristalin. Sinar yang ditransmisikan diterima pada
film fotografi.

Pola difraksi diperoleh dari


balok elektron itu mirip
dengan pola difraksi bubuk
sinar-X. Eksperimen ini
mengkonfirmasi hipotesis de
Broglie secara independen.

Tidak hanya elektron, tetapi


semua benda material
menunjukkan sifat gelombang dalam kondisi yang sesuai. Faktanya teknik difraksi
neutron banyak digunakan dalam penentuan struktur kristal.

2.4. PERILAKU GELOMBANG PARTIKEL MACROSCOPIC


Ini adalah fakta yang diketahui bahwa efek difraksi gelombang lebih jelas jika
dimensi objek difraksi adalah urutan panjang gelombang dari gelombang. Sebagai
contoh, jika gelombang cahaya terjadi pada celah , efek difraksi menjadi lebih dan lebih
dapat diamati ketika celah berkurang secara progresif. Dalam kasus gelombang
elektromagnetik, ketika kita bergerak dari daerah dengan panjang gelombang yang
lebih tinggi (gelombang radio) ke daerah dengan panjang gelombang yang lebih rendah
(sinar gamma), manifestasi dari sifat gelombang secara bertahap dikurangi dan sifat
partikel menjadi semakin jelas. Untuk sinar gamma, sifat partikel menjadi sangat
dominan sehingga sangat sulit untuk menunjukkan perilaku seperti gelombang. Selain
itu, kesulitan juga muncul karena tidak tersedianya elemen difraksi dari dimensi yang
sebanding dengan panjang gelombang sinar gamma.

Panjang gelombang de Broglie dari objek makroskopik bergerak dengan


kecepatan umum sangat kecil sehingga properti partikelnya mendominasi perilaku
gelombang dan sehingga yang terakhir tidak dapat diamati. (Panjang gelombang suatu

benda bermassa 100 g bergerak dengan kecepatan 1000 m / s adalah 𝜆 = 𝑚𝑣 = 6,6 ×

10−36 𝑚). Di sisi lain, panjang gelombang partikel mikroskopis seperti elektron,
proton, neutron, dll., adalah urutan jarak atom dan molekul dalam zat padat dan oleh
karena itu zat padat sendiri merupakan kisi difraksi alami. Memang verifikasi
eksperimental pertama dari sifat gelombang partikel dilakukan dengan menggunakan
kristal sebagai elemen difraksi.

2.5. PERSPEKTIF SEJARAH

Penting untuk diingat bahwa sifat partikel radiasi ditemukan pada tahun 1905,
dan sebaliknya, sifat gelombang partikel dipahami pada tahun 1924 yaitu, dua dekade
kemudian. Untuk mendapatkan beberapa wawasan tentang urutan kronologis dari
penemuan ini, kita dapat bertanya mengapa fisikawan tidak berspekulasi dengan
gagasan sebaliknya pada tahun 1905? Harus dicatat bahwa Einstein mengusulkan
gagasan revolusionernya tentang sifat kuantum radiasi untuk menjelaskan fenomena
tertentu yang diamati secara eksperimental, yang tidak dapat dijelaskan sebaliknya. Di
sisi lain, orang harus mengagumi keberanian Louis de Broglie dari fakta bahwa ia
mengusulkan idenya tanpa adanya pengamatan eksperimental yang sugestif. Suasana
intelektual pada masa de Broglie lebih mudah menerima ide-ide baru daripada saat
Einstein menerbitkan makalahnya yang terkenal tentang efek fotolistrik, yang mendapat
sambutan dingin. Namun, gagasan de Broglie mendapat perhatian segera dan penuh
hormat setidaknya di benak minoritas yang berpengaruh. Penerimaan konsep de Broglie
difasilitasi sebagai Einstein yang berada di puncak ketenarannya, menjadi penasihat
kuatnya.

Ketika makalah de Broglie untuk tesis doktoral dikirim ke Einstein, ia


berkomentar, "de Broglie mengangkat sudut tabir besar". Publikasi ide de Broglie
merangsang banyak diskusi di antara fisikawan teoritis. Di Zurich, ahli kimia terkenal
Peter Debye menyarankan seorang fisikawan muda Jerman Erwin Schrodinger untuk
melakukan penelitian yang cermat terhadap teori de Broglie. Dalam perjalanan studi ini
Schrodinger menyajikan persamaan gelombang yang ketika diterapkan pada masalah
atom dan molekul, terbukti merupakan upaya yang berhasil dalam memahami perilaku
sistem mikroskopis.

Verifikasi eksperimental dari konsep de Broglie dilaksanakan setelah satu tahun


ketika Schrodinger mempresentasikan sistem mekanika barunya, mekanika gelombang.
Eksperimen difraksi elektron dari Davisson dan Germer berawal pada suatu gugatan
yang terkenal; pihak-pihak dalam gugatan tersebut adalah General Electric Company
dan Perusahaan Listrik Barat. Pekerjaan pada hamburan elektron berlanjut selama
beberapa tahun (1919–1927). Hingga 1926 Davisson dan Germer tidak mengetahui
gagasan de Broglie. Ketika Davisson datang ke Oxford, di sana ia mendengar teori baru
dan menyadari bahwa hasil pemboman elektron dalam eksperimennya mirip dengan
difraksi sinar-X. Dengan demikian hipotesis de Broglie mendapat verifikasi
eksperimental kebetulan.

Lebih menarik untuk memperhatikan fakta bahwa J.J. Thomson, yang pada tahun
1897 menemukan elektron dan menunjukkan bahwa itu adalah partikel bermuatan
negatif, menerima Hadiah Nobel pada tahun 1906 dan putranya G. P. Thomson, yang
pada tahun 1927 menemukan bahwa elektron adalah gelombang, menerima Hadiah
Nobel (dengan Davisson dan Germer). Pada tahun 1937, Max Jammer mengatakan,
"Sang ayah dianugerahi Hadiah Nobel karena telah menunjukkan bahwa elektron
adalah sebuah partikel, dan putranya telah menunjukkan bahwa elektron adalah sebuah
gelombang."

2.6. PAKET GELOMBANG


Dari apa yang telah dibahas dalam bagian sebelumnya kita sampai pada
kesimpulan bahwa ketika panjang gelombang radiasi elektromagnetik semakin
berkurang, sifat partikelnya menjadi semakin dominan. Di sisi lain, ketika massa benda
berkurang, sifat gelombangnya terwujud. Oleh karena itu, jelas bahwa sifat gelombang
dan sifat partikel adalah dua aspek dari realitas fisik yang sama. Walaupun tampaknya
kedua aspek itu sangat berbeda sehingga sulit untuk merekonsiliasi. Perbedaan yang
paling jelas antara partikel dan gelombang adalah bahwa partikel terlokalisasi
sedangkan gelombang meluas dalam ruang dan waktu. Akibatnya satu-satunya cara di
mana kita dapat menyesuaikan dua konsep adalah untuk melokalisasi gelombang.
Konsep paket gelombang memiliki karakteristik ini.

Konsep paket gelombang sangat penting dalam mekanika kuantum karena ia


menyediakan sarana untuk merekonsiliasi aspek gelombang dan partikel yang
tampaknya tidak sesuai dari perilaku materi dan radiasi. Bahkan, paket gelombang
adalah gelombang, yang meluas di wilayah terbatas. Ini dibentuk oleh superposisi
sejumlah besar gelombang dengan jumlah gelombang dan amplitudo yang berbeda.
Karena ekstensi terbatasnya itu menyerupai partikel dan perilaku gelombang tersirat
dalam strukturnya sendiri. Dengan demikian representasi partikel oleh paket gelombang
adalah logis.

Mari kita perhatikan superposisi dari dua gelombang

Ψ1 = 𝐴 cos 𝜔1 𝑡 − 𝑘1 𝑥

Ψ2 = 𝐴 cos 𝜔2 𝑡 − 𝑘2 𝑥

Kecepatan fase dari gelombang pertama adalah 𝑣1 = 𝜔1 /𝑘1 dan gelombang kedua
adalah 𝑣2 = 𝜔2 /𝑘2 . Gelombang yang dihasilkan diberikan oleh

Ψ = Ψ1 + Ψ2

= A cos( 𝜔1 𝑡 − 𝑘1 𝑥) + 𝐴 cos(𝜔2 𝑡 − 𝑘2 𝑥)
𝜔1 − 𝜔2 𝑘1 − 𝑘2 𝜔1 + 𝜔2 𝑘1 + 𝑘2
= 2A cos {( )𝑡 − ( ) 𝑥} cos {( )𝑡 − ( ) 𝑥}
2 2 2 2

Δ𝜔 Δ𝑘
̅𝑡 − 𝑘̅𝑥 )} … … … … … … … … … … … ( 2.6.1)
= 2A cos {( ) 𝑡 − ( ) 𝑥} cos{(𝜔
2 2

Dimana

𝜔1 + 𝜔2 𝑘1 + 𝑘2
∆𝜔 = 𝜔1 − 𝜔2 , ∆𝑘 = 𝑘1 − 𝑘2, , 𝜔
̅= , 𝑘̅ =
2 2

Perubahan teori dari teori pertama pada persamaan. (2.6.1) merupakan gelombang
termodulasi amplitudo yang bergerak dengan kecepatan

𝑣𝑔 = ∆𝜔/∆𝑘

Kurva bertitik pada Gambar. (2.6.1) mewakili gelombang termodulasi. Jelas bahwa
gelombang yang dihasilkan dibagi dalam kelompok-kelompok. Kecepatan perjalanan
kelompok-kelompok ini disebut kecepatan kelompok 𝑣𝑔 . Jika sejumlah besar
gelombang, berbeda dalam frekuensi dan konstanta propagasi dengan jumlah yang
sangat kecil, disuperposisi, gelombang modulasi yang dihasilkan bergerak dengan
kecepatan kelompok yang diberikan oleh

𝑑𝜔
𝑣𝑔 = ( ) … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . ( 2.6.2)
𝑑𝑘 𝑘𝑜

di mana turunannya akan dievaluasi pada nilai pusat dari 𝑘0 . Jika gelombang komponen
bergerak dengan kecepatan yang sama, kelompok juga bergerak dengan kecepatan yang
sama. Jika gelombang komponen memiliki kecepatan yang berbeda, kecepatan
kelompok berbeda dari gelombang komponen.
Agar sekelompok gelombang dapat muncul sebagai partikel, perlu bahwa hanya satu
kelompok yang dibentuk. Untuk mendapatkan kelompok tunggal seperti itu, diperlukan
sejumlah gelombang tanpa batas, yang frekuensi dan konstanta propagasinya berbeda
satu sama lain, sangat diperlukan. Yang lebih umum superposisi beberapa gelombang
sinusoidal dinyatakan dengan

Ψ(𝑥, 𝑡) = ∑ 𝐴𝑛 𝑒 𝑖(𝑘𝑛𝑥−𝜔𝑛𝑡) … … … … … … … … … … … … … . . ( 2. 6.3)


𝑛

Jika komponen gelombang memiliki distribusi frekuensi dan konstanta transmisi terus
menerus, jumlah di atas menjadi integral yaitu :

Ψ(𝑥, 𝑡) = ∫ 𝐴(𝑘)𝑒 𝑖(𝑘𝑥−𝜔𝑡) 𝑑𝑘 … … … … … … … … … … … … … … … . . (2.6.4)

Representasi fungsi sebagai superposisi dari fungsi sinusoidal disebut deret


Fourier. Persamaan (2.6.3) mewakili deret fungsi Fourier Ψ(𝑥, 𝑡) dan persamaan (2.6.4)
mewakili integral Fourier dari fungsi Ψ(𝑥, 𝑡). Fungsi amplitudo 𝐴(𝑘) mewakili
amplitudo gelombang yang memiliki konstanta transmisi 𝑘. Dengan pilihan yang sesuai
dari fungsi amplitudo 𝐴(𝑘), suatu kelompok gelombang dari bentuk yang di inginkan
dapat dikonstruksi. Pada gambar (2.6.2) beberapa paket gelombang bersama dengan
fungsi amplitudo 𝐴(𝑘) ditampilkan. Fungsi amplitudo 𝐴(𝑘) disebut transformasi
Fourier dari paket gelombang. Perhatikan bahwa paket gelombang yang memiliki
eksitensi lebih besar dalam ruang berhubungan dengan fungsi amplitudo dan
sebaliknya. Jika ∆𝑥 adalah perpanjangan paket gelombang dan 𝐴(𝑘) adalah rentang
konstanta transmisi dimana amplitudo didistribusikan, maka dapat ditunjukkan bahwa:

∆𝑥 . ∆𝑘 = 1 … … … … … … … … … … … … … … … … … . . (2.6.5)

Jelas bahwa ketika ∆𝑘 adalah besar, ∆𝑥 yang sesuai adalah kecil dan sebaliknya.
Hubungan timbal balik ini sangat penting dan membut dasar dari prinsip ketidakpastian
Hensenberg
Gambar 2.6.2 Beberapa bentuk gelombang dan Transformasi Founternya

2.7 Kecepatan Partikel dan Kecepatan Kelompok

Hipotesis de Broglie, momentum 𝑝 dari suatu partikel terkait dengan panjang


gelombang 𝜆(𝑘 = 2𝜋⁄𝜆) karena

𝑝 = ℏ𝑘

Dan menurut Einstein, energy E dari suatu partikel berkaitan dengan massa dan
frekuensi intristiknya.

𝐸 = 𝑚𝑐 2 = ℏ𝜔

Kecepatan fase dari gelombang de Broglie yang mewakili partikel adalah:

2
𝜔 𝑚𝑐 ⁄ℏ 𝑚𝑐 2 𝑚𝑐 2 𝑐 2
𝑢= = 𝑝 = = = … … … … … … … … … (2.7.1)
𝑘 ⁄ℏ 𝑝 𝑚𝑣 𝑣

Karena kecepatan partikel 𝑣 kurang dari percepatan cahaya 𝑐, kecepatan fase 𝑢 lebih
besar dari kecepatan cahaya 𝑐 . Dengan demikian partikel dan gelombang fasa tidak
akan bersama. Meskipun kecepatan fasa lebih besar dari kecepatan cahaya,tidak
bertentangan dengan relativitas khusus karena gelombang fase tidak membawa energy.

Sekarang kita akan menunjukan bahwa kecepatan partikel sama dengan kecepatan
kelompok paket gelombang yang sesuai.

Kecepatan partikel adalah :

𝑝 𝑝𝑐 2 𝑝𝑐 2
𝑣= = = … … … … … … … … … … . . . … . . (2.7.2)
𝑚 𝑚𝑐 2 𝐸

Memanfaatkan hubungan 𝑝 = ℏ𝑘 dan 𝐸 = ℏ𝜔 kita punya 𝑑𝑝 = ℏ𝑑𝑘 dan 𝑑𝐸 = ℏ𝑑𝜔.


Oleh karena itu (𝑑𝐸/𝑑𝑝) = (𝑑𝜔/𝑑𝑘)

Kecepatan paket gelombang adalah :


𝑑𝜔 𝑑𝐸
𝑣𝑔 = = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . (2.7.3)
𝑑𝑘 𝑑𝑝

Energi relativitas dari sebuah partikel adalah:

𝐸 2 = (𝑝𝑐)2 + (𝑚0 𝑐 2 )2

𝑑𝐸 𝑝𝑐 2
= … … . … … … … … … … … … … … … . … … … . (2.7.4)
𝑑𝑝 𝐸

Untuk persamaan (2.7.2), (2.7.3) dan (2.7.4)

𝑝𝑐 2
𝑣𝑔 = = 𝑣 … … … … … … … … … … … … … … . … . . … … … (2.7.5)
𝐸

Dengan demikian keadaan suatu partikel oleh paket gelombang mendapat dukungan
yang logis.

2.8 PRINSIP KETIDAKPASTIAN HEINSEBREG ATAU PRINSIP


INDENTERMINASI

Sifat ganda materi dan radiasi membutuhkan perubahan besar dalam konsep
yang dibangun atas dasar logika dan pengalaman sehari-hari. Perumusan mekanika
klasik menunjukan bahwa posisi dan momentum suatu partikel di asumsikan memiliki
nilai yang terdefinisi dengan baik dan dapat ditentukan secara bersamaan dengan
akurasi sempurna. Pada tahun 1927 Werner Heinseberg seorang ahli fisika Jerman,
menyatakan bahwa tidak mungkin untuk menentukan posisi dan momentum secara
bersamaan dengan akurasi sempurna. Jika ∆𝑥 dalah ketidakpastian dalam posisi dan
∆𝑝𝑥 adalah Ketidakpastian dalam momentum yang sesuai maka

∆𝑝𝑥 ∆𝑥 ≥ ℏ … … … … … … … … … … … … … … . (2.8.1)

Demikian pula jika ∆𝐸 adalah ketidakpastian dalam energy dan ∆𝑡 adalah


ketidakpastian dalam waktu maka :

∆𝐸 . ∆𝑡 ≥ ℏ … … … … … … . . … … … … … … … (2.8.2)
Untuk persamaan (2.8.1) terbukti jika kita mencoba mengukur posisi partikel dengan
akuransi tertinggi yaitu ∆𝑥 → 0, ketidakpastian momentum yang sesuai menjadi sangat
besar yaitu, ∆𝑝𝑥 → ∞ dan sebaliknya.

Mari kita ilustrasikan pernyataan diatas. Pertimbangkan partikel yang memiliki


momentum 𝑝 yang terdefinisi dengan baik 𝑝𝑥 (= ℏ𝑘). Partikel seperti itu telah
didefinisikan dengan baik 𝑘 atau 𝜆 dan diwakili dengan sinusoidal ( gelombang
monokromatik). Gelombang monokromatik tidak memiliki awal dan akhir yaitu
panjangnya tidak terhingga; amplitudonya konstan untuk semua nilai koordinat 𝑥 dan
karenanya partikel dapat berada diantara 𝑥 = −∞ ke −∞. Sehingga posisi partikel
sama sekali tidak pasti ∆𝑥 → ∞.

Sekarang perhatikan sebuah partikel memiliki posisi yang terdefinisi dengan baik ∆𝑥 →
0. Paket gelombang yang memiliki ekstensi yang sangat kecil diangkasa menjelasaskan
partikel seperti itu. Transformasi Fourier dari paket gelombang ini menunjukan bahwa
itu terbentuk oleh superposisi dari sejumlah besar gelombang yang memiliki distribusi
dari 𝑘 atau 𝜆 yang kontinu atau dalam kisaran besar ∆𝑘 Dengan demikian
ketidakpastian dalam 𝑘 atau 𝑝 sangat besar ∆𝑘 → ∞.

Gambar 2.8.1 Sebuah partikel dengan momentum 𝑝 yang terdefinisi dengan baik
dijelaskan oleh gelombang sinusoidal yang memanjang dari 𝑥 = −∞ ke −∞ disini
∆𝑝 =→ 0 tetapi ∆𝑥 → ∞

Dengan demikian, partikel dengan ketidakpastian momentum yang relative kecil


memiliki posisi ketidakpastian yang besar. Gelombang sinusoidal memiliki frekuensi
yang jelas dan dan demikian pula energinya (𝐸 = ℏ𝜔). Sebuah partikel yang
digambarkan gelombang ini memiliki energy 𝐸 yang terdefinisi dengan baik dan
karenanya ∆𝐸 = 0. Untuk melihat konstanta amplitudo dari gelombang sinusoidal,
yang ada dari 𝑡 = −∞ ke +∞, kita harus mencari waktu yang sangat lama. Oleh karena
itu, ketidakpastian dalam waktu tidak terbatas (∆𝑥 → ∞
Gambar 2.8.2 beberapa paket gelombang dan transformasi Fourier ,∆𝑥 ∆𝑘 = 1

Meninjau partikel, yang dijelaskan oleh paket gelombang seperti yang ditunjukan
pada gambar (2.8.2) Transformasi Fourier dari paket gelombang juga ditunjukan
berdekatan dengannya. Melepaskan ∆𝑥 penyebaran paket gelombang diruang hampa
dan ∆𝑘 penyebaranya dalam konstanta propagasi. Hal ini dapat ditunjukan oleh teknik
matematika.

∆𝑥 ∆𝑘 ≥ 1 … … … … … … … … … … … … … (2.8.3)

Karena 𝑝 = ℏ𝑘 dan ∆𝑝 = ℏ ∆𝑘

∆𝑝𝑥 ∆𝑥 ≥ ℏ … … … … … … … … . . (2.8.4)

Yang merupakan hubungan ketidakpastian

Yang harus diperhatikan bahwa ketidakpastian dalam pengukuran posisi dan


momentum bukan karena tidak memadai alat pengukurannya. Bahkan dengan
instrument yang ideal pada prinsipnya kita tidak pernah dapat melakukannya dengan
baik. Prinsip ini adalah hukum alam. Ketidakpastian itu melekat dalam struktur materi.
Momentum dan posisi tidak mengasumsikan nilai-nilai yang terdefinisi dengan baik
secara bersamaan.

Yang perluh diperhatikan bahwa konstanta planck yang membuat prinsip


ketidakpastian tidak signifikan dalam makroskopik. Dalam makroskopis konsekuensi
dari prinsip ketidakpastian dapat diabaikan.
CONTOH SOAL

Contoh 1.

Tunjukan bahwa panjang gelombang electron dipercepat melalui beda potensial 𝑉 yang
diberikan oleh

ℎ 12.3
𝜆= = 𝐴̇
√2𝑚 𝑒𝑉 √𝑉(𝑣𝑜𝑙𝑡)

𝑝2
Solusi Energi kinetic electron 𝑇 = 2𝑚 = 𝑒𝑉

Dan 𝑝 = √2𝑚𝑇 = √2𝑚 𝑒𝑉

ℎ ℎ ℎ
Karena itu 𝜆 = 𝑝 = =
√2𝑚𝑇 √2𝑚 𝑒𝑉

Subtitusikan 𝑚 = 9.1 𝑥 10−31 𝑘𝑔, 𝑒 = 1,6 𝑥 10−19 𝐶, ℎ = 6,6 𝑥 10−34 𝑗𝑠,

12.3 12.3
𝜆= 𝑥10−10 𝑚 = 𝐴̇
√𝑉 √𝑉

Untuk partikel yang bermuatan lain, nilai 𝑚 dan muatan 𝑞 harus diganti dengan
bersamaan diatas.

Contoh 2.

Dapatkan pernyataan untuk panjang gelombang partikel yang bergerak yang bergerak
dengan kecepatan relativistic

Solusi Momentum relativistic suatu pertikel :

𝑚0 𝑣
𝑝=
√1 − 𝑣 2 /𝑐 2

1⁄ 1⁄
ℎ ℎ(1 − 𝑣 2 /𝑐 2 ) 2 ℎ (1 − 𝑣 2 /𝑐 2 ) 2
𝜆= = =
𝑝 𝑚0 𝑣 𝑚0 𝑐 (𝑣⁄𝑐 )

Momentum 𝑝 dari suatu partikel relativistic kuga dapat menyatakan sebagai berikut :

𝐸 2 = 𝑝2 𝑐 2 + (𝑚0 𝑐 2 )2 = (𝑇 + 𝑚0 𝑐 2 )2
√𝑇(𝑇 + 2𝑚0 𝑐 2 )2
𝑝=
𝑐

Karena 𝜆 = ℎ/𝑝

ℎ𝑐 ℎ 1
= =
√𝑇(𝑇 + 2𝑚0 𝑐 2 )2 √2𝑚0 𝑇 √1 + 𝑇/2𝑚0 𝑐 2

ℎ 𝑇
= (1 + )−1/2
√2𝑚0 𝑇 2𝑚0 𝑐 2

Jika partikel yang dihitung adalah electron yang dipercepat melalui beda potensial dari
V volt, panjang gelombang de Broglie diberikan oleh:

ℎ 𝑒𝑉 −1/2
𝜆= (1 + )
√2𝑚0 𝑒𝑉 2𝑚0 𝑐 2

Contoh 3. Temukan panjang gelombang de Broglie dari (i) electron yang bergerak
dengan kecepatan 1000 𝑚/𝑠 (ii) benda dengan massa 100 gram yang bergerak dengan
kecepatan sama

Solusi (i) panjang gelombang dari electron de Broglie

ℎ 6.63 𝑥 10−34 𝐽𝑠
𝜆= = = 7285 𝑥10−10 𝑚
𝑚𝑣 (9.1 𝑥 10−31 𝑘𝑔)(1000 𝑚⁄𝑠

= 7285 𝐴̇

(ii) Panjang gelombang de Broglie pada benda

ℎ 6.63 𝑥 10−34 𝐽𝑠
𝜆= = = 8.63 𝑥10−36 𝑚
𝑚𝑣 (0.1 𝑘𝑔)(1000 𝑚⁄𝑠

Karena panjang gelombang yang sangat pendek dari benda gerakan gelombangnya
tidak dapat di tunjukkan.

Contoh 4

Tentukan panjang gelombang de Broglie dari elktron, proton dan 𝛼 − 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 yang
semuanya memiliki energy kinetic dari 100 𝑒𝑉
Solusi untuk Elektron:

ℎ 6.63 𝑥10−34 𝐽𝑠
𝜆= =
√2𝑚𝑇 √2(9.1𝑥10−31 𝑘𝑔)(100𝑥1.6𝑥10−19 𝐽)

= 1.23𝑥10−10 𝑚 = 1.23 𝐴̇

Untuk proton 𝑚 = 1.67 𝑥 10−27 𝑘𝑔

∴ 𝜆 = 0.028 𝐴̇

Untuk 𝛼 − 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑚 = 4 𝑥1.67𝑥10−27 𝑘𝑔

∴ 𝜆 = 0.014 𝐴̇

Contoh 5

Berapa energy kinetic suatu electron yang memiliki panjang gelombang yang sama
dengan garis sepktrum garis dari natrium ,𝜆 = 5896 𝐴̇

Solusi, karena


𝜆=
√2𝑚𝑇

ℎ2
𝑇=
2𝑚𝜆2

Substitusi, ℎ = 6,63𝑥10−34 𝐽𝑠, 𝑚 = 9,1𝑥10−31 𝑘𝑔, 𝜆 = 5896𝑥10−10 𝑚,

𝑇 = 6,93𝑥10−25 𝐽 = 4,3𝑥10−6 𝑒𝑉

Contoh 6:

Berapa panjang gelombang neutron termal pada 300 k?

3 3𝑥1,38𝑥10−23 𝐽/𝐾𝑥300𝐾
Solusi: Energi kinetic dari neutron termal: 𝐸 = 2 𝐾𝑇 = =
2

6,2𝑥10−21 𝐽

ℎ 6,63𝑋10−34 𝐽𝑠
𝜆= = = 1,45
√2𝑚𝐸 √2𝑥1,67𝑥10−27 𝑘𝑔𝑥6,2𝑥10−21 𝑗

Contoh 7.
Temukan panjang gelombang molekul hydrogen de Broglie,yang sesuai dengan
kecepatannya yang mungkin pada suhu kamar 270 𝑐.

Solusi: Kecepatan molekul hydrogen yang paling memungkinkan pada suhu T adalah

2𝐾𝑇
𝑣=√
𝑚

Momentum molekul: 𝑝 = 𝑚𝑣 = √2𝑚𝐾𝑇

ℎ ℎ
𝜆= =
𝑝 √2𝑚𝐾𝑇

6,63𝑋10−10 𝐽𝑠
=
−23 𝑗
√2𝑥(3,34𝑥10−27 𝑘𝑔)(1,38𝑥10 )(300 𝐾)
𝑘

= 1,26 𝑥10−10 𝑚 = 1,26 𝐴

Contoh 8.

Pada nilai berapa energy kinetic adalah panjang gelombang de Broglie dari sebuah
electron sama dengan panjang gelombang Compton?

Solusi:energy dari electron 𝐸 = 𝑇 + 𝑚0 𝑐 2 = √(𝑝𝑐)2 + (𝑚ₒ𝑐 2 )²

𝑇 2 + 2𝑚ₒ𝑐²𝑇
𝑝=√
𝐶

Panjang gelombang electron de Broglie:

ℎ ℎ𝑐
𝜆= =
𝑝 √𝑇 2 + 2𝑚ₒ𝑐²𝑇


Mengingat bahwa: 𝜆 = 𝜆𝑐 = 𝑚ₒ𝑐

ℎ ℎ𝑐
=
𝑚ₒ𝑐 √𝑇 2 + 2𝑚ₒ𝑐²𝑇

𝑇 = 𝑚0 𝑐 2 ± √2𝑚ₒ𝑐²
𝑇 = 𝑚0 𝑐 2 (√2 − 1) = (0,51 𝑀𝑒)(0,414) = 0,21 𝑀𝑒𝑉

Contoh 9.

Temukan panjang gelombang de Broglie dari electron relativistic yang mencapai


antichode tabung sinar−𝑥 jika batas panjang gelombang pendek spectrum sinar −𝑥
kontinu sama dengan 0,1 Å.

Solusi: Batas panjang gelombang pendek dari spectrum sinar-x .

ℎ𝑐 ℎ𝑐
𝜆ₒ = , 𝑒𝑉 =
𝑒𝑉 𝜆ₒ

Enegi kinetic electron : 𝑇 = 𝑒𝑉 = ℎ𝑐 ⁄𝜆ₒ

√𝑇(𝑇+2𝑚ₒ𝑐 2 )
Momentum dari electron: 𝑝 = 𝑐

Panjang gelombang de Broglie

ℎ ℎ𝑐
𝜆= =
𝑝 √𝑇(𝑇 + 2𝑚ₒ𝑐 2 )

ℎ𝑐 𝜆ₒ
𝜆= =
ℎ𝑐
√1+(2𝑚ₒ𝑐²)𝜆ₒ
√ ℎ𝑐+2𝑚ₒ𝑐²) ℎ𝑐
𝜆ₒ(
𝜆ₒ

Untuk electron 𝑚0 𝑐 2 = 0,51 𝑀𝑒𝑉, ℎ𝑐 = 0,0124 𝑀𝑒𝑉 𝐴

0,10 Å
𝜆=
1,02 + 0,10
√1 +
0,0124

Contoh 10.

Tentukan panjang gelombang electron de Broglie yag berjalan disepanjang orbit bohr
pertama dalam hydrogen atom.

Solusi:Momentum sudut electron dalam orbit bohr yang pertama:

𝑛ℎ
𝑚𝑣𝑟 =
2𝜋

𝑚𝑣 =
2𝜋𝑟

Panjang gelombang electron de Broglie


𝜆= − 2𝜋𝑟 = 2 × 3,14 × 0,53 Å = 3,3 Å
𝑚𝑣

Contoh 11.jelaskan kondisi kuantum bohr dalam hal gelombang de Broglie.

Solusi: Orbit bohr stasioner harus mengakomodasi seluruh panjang gelombang de


Broglie.jika r adalah jari-jari orbit electron maka,

2𝜋𝑟 = 𝑛𝜆 … … … … … … … … … … … … … … … … … … (1)

Menurut hipotesis de Broglie


𝜆= … … … … … … … … … … … … . . … … … … … … . (2)
𝑚𝑣

Kita menghilangkan 𝜆 dari persamaan berikut

𝑛ℎ
2𝜋𝑟 =
𝑚𝑣

Atau
𝑛ℎ
𝑚𝑣𝑟 =
2𝜋

Merupakan kondisi kuantum bohr

Contoh 12.

Suatu objek memiliki kecepatan 10.000 m/s akurat hingga 0,01 .dengan akurasi apa
yang dapat kita temukan posisinya jika objeknya adalah (a) sebutir peluru sebesao 0,05
kg.(b)sebuah electron?

Solusi: momentum peluru 𝑝 = 𝑚𝑣 = (0,05 𝑘𝑔)(1000 𝑚⁄𝑠) = 50 𝑘𝑔 𝑚⁄𝑠


ketidakpastian dalam momentum adalah Δ𝑝 = 50 × 0,0001 = 5 × 10−3 𝑘𝑔 𝑚/𝑠

Ketidakpastian minimum dalam positif adalah

ℎ 1.054 × 10−34 𝐽𝑠
Δ𝑥 = = = 2,1 × 10−31 𝑚
Δ𝑝 5 × 10−3 𝑘𝑔 𝑚/𝑠
Momentum pada electron

𝑝 = 𝑚𝑣 = (9.1 𝑥 10−31 𝑘𝑔)(1000 𝑚⁄𝑠) = 9.1 𝑥10−31 𝑚

Ketidakpastian dalam momentum:

Δ𝑝 = 9,1 × 10−28 × 0,0001 = 9,1 × 10−32 𝑘𝑔 𝑚/𝑠

Ketidakpastian dalam posisi:

ℎ 1.054×10−34 𝐽𝑠
Δ𝑥 = Δ𝑝= = 0,115 𝑚
9,1 ×10−32

Ketidakpastian dalam posisi peluru sangat kecil sehingga jauh melampaui kemungkinan
pengukuran.Dengan demikian, kita melihat bahwa untuk objek makroskopik seperti
peluru,prinsip ketidakpastian praktis tidak menetapkan batas untuk pengukuran posisi
variable dinamis dan momentum.untuk electron,ketidakpastian dalam posisinya sangat
besar ,hamper 107 kali dimensi atom.jadi untuk electron mikroskopik seperti
electron,ketidakpatiannya dalam posisi mereka signifikan dan tidak dapat diabaikan.

Contoh 13.

Posisi dan momentum 1 elektron ke V diukur secarabersamaan.jika posisinya terletak


di dalam 1 A, berapakah presentase ketidakpastian dalam momentumnya?apakah ini
konsisten dengan enegi pengikatan electron dalam atom?

Solusi:ketidakpastian dalam posisi electron

ℎ 1.054 × 10−34𝐽𝑠
Δ𝑝 ≥ = −10
= 1.054 𝑥 10−24 𝑘𝑔 𝑚/𝑠
Δ𝑥 10 𝑚

Momentuk electron di dalam atom setidaknya sama dengan 𝑝 = 1.054 𝑥10−24 𝑘𝑔 𝑚/


𝑠.energi kinetic yang sesuai adalah

𝑝2 (1.054 × 10−24𝑘𝑔 𝑚/𝑠)²


𝑇= = = 0,061 𝑥10−17 𝐽 = 3,8 𝑒𝑉
2𝑚 2 × 9,1 × 10−31 𝑘𝑔

Potensi ionisasi atom adalah dari urutan ini dan karenanya ketidakpastian dalam
momentum adalah konsisten dengan energy ikatan electron dalam atom.

Contoh 14.
Bayangkan sebuah electron pada suatu atom di dalam nucleus dimensinya 10−14 𝑚.
Apa ketidakpastian dalam momentum?apakah ini konsisten dengan energy yang
mengikat konstituen nuklir?

Solusi: Jika sebuah electron berada didalam nucleus,momentumnya akan tidak pasti
dengan jumlah Δ𝑝 yang diberikan oleh:

ℎ 1.054 × 10−34 𝐽𝑠
Δ𝑝 ≥ = = 1.054 𝑥 10−20 𝑘𝑔 𝑚/𝑠
Δ𝑥 10−14 𝑚

Momentum itu sendiri setidaknya harus sama dengan 𝑝 = 1,54 𝑥 10−20 𝑘𝑔 𝑚/𝑠. Energi
kinetic dari suatu electron jauh lebih besar daripada energy sisa 𝑚0 𝑐 2 dari electron dan
karenanya energy kinetic dari electron dapat diambil sama dengan 𝑝𝑐

𝑇 = 𝑝𝑐 = (1,054 𝑥 10−20 𝑘𝑔 𝑚/𝑠)(3 × 108 𝑚/𝑠) = 3,3 × 10−12 𝐽 = 20 𝑀𝑒𝑉

Eksperiment menunjukkan bahwa energy electron disintegrasi nuklir (peluruhan)


sangat kurang dari 20 𝑀𝑒𝑉.Oleh karena itu, prinsip ketidakpastian mengesampingkan
kemungkinan electron menjadi konstituen nuklir.

Contoh 15.

Pertimbangkan proton dan neutron di dalam nucleus.apa ketidakpastian di dalam


electron?apakah ini konsisten dengan electron yang mengikat konstituen listrik?

Solusi: Jika proton atau neutron di dalam nucleus,ketidakpastian momentum akan


terjadi

ℎ 1.054 × 10−34𝐽𝑠
Δ𝑝 ≥ = = 1.054 𝑥 10−20 𝑘𝑔 𝑚/𝑠
Δ𝑥 10−14 𝑚

Energi kinetic yang sesuai 𝑇 ≪ 𝑚0 𝑐 2 , karena

𝑝² (1.054 × 10−34
𝑇= = = 3,6 𝑥10−14 𝐽 = 0,23 𝑀𝑒𝑉
2𝑚 2 × 1,67 × 10−27 𝑘𝑔

Energy pengikat inti adalah dari urutan ini.

Contoh 16.

Enegi dari osilator harmonic diberikan oleh

𝑝² 1
𝐸= + 𝑘𝑥
2𝑚 2
Dimana 𝑝 adalah momentum dan 𝑘 adalah gaya konstan.dengan menggunakan prinsip
ketidakpastian,tunjukkan bahwa energy dalam osilator adalah ℏ𝜔ₒ, dimana 𝜔ₒ =
√𝑘⁄𝑚

Tidak sama dengan 𝑝 = ℎ⁄𝑥 . Energi osilator dapat ditulis sebagai

ℏ 1
𝐸= + … … … … … … … … … … … … … (1)
2𝑚𝑥² 2

𝜕𝐸 ℏ2 ℏ
Untuk energy minimum : = 0 = − 𝑚𝑥ᶾ + 𝑘𝑥 = 𝑥 2 =
𝜕𝑥 √𝑚𝑘

Substitusi nilai 𝑥 2 ke dalam persamaan (1),kita peroleh:

𝐸 = ℏ√𝑘⁄𝑚 = ℏ𝜔ₒ

Contoh 17.

Nukleus ada dalam keadaan tereksitasi sekitar 10−12 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘. Apa ketidakpastian energy
foton sinar gamma yang dipancarkan oleh nucleus?

Solusi: Ketidakpastian dalam energy tidak sama dengan Δ𝐸,dimana Δ𝐸. Δ𝑡 = ℏ,karena
itu

ℏ 1.054×1034𝐽𝑠
∆𝐸 = ∆𝑡 = 1,054 𝑥 10−22 𝐽.
10−12 𝑠

Contoh 18.

Rata-rata atom teriksitasi memiliki waktu hidup 10−8 detik, selama periode ini
memancarkan foton. Apa ketidakpastian minimum dalam frekuensi foton?

Solusi:Menurut prinsip ketidakpastian

∆𝐸∆𝑡 ≥ ℏ

ℏ∆𝜔Δ𝑡 ≥ ℏ

1
ketidakpastian minimum dalam frekuensi foton ∆𝜔 = ∆𝑡 = 108 𝑟𝑎𝑑/𝑠

Contoh 19.
Memanfaatkan prinsip ketidakpastian memberikan perkiraan radius dan energy ikat
electron dalam atom hydrogen di keadaan dasar.

𝑝2 −𝑒 2
Solusi: Energi electron:𝐸 = 2𝑚 + 4𝜋𝜀ₒ𝑟 … … … … … … … … … (1)

Dengan asumsi bahwa ketidakpastian dalam momentum dan energy sama dengan
momentum dan energy itu sendiri,kita dapat menuliskan prinsip ketidakpastian sebagai
berikut:

𝑝𝑟 = ℏ … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … ….(2)

Eliminasi p dari persamaan ini,kita dapatkan

ℏ² 𝑒2
𝐸= − … … … … … … … … … … … … … . … … . . (3)
2𝑚𝑟² 4𝜋𝜀ₒ𝑟

Dalam kondisi dasar,energy adalah minimum,oleh karna itu

𝜕𝐸 2ℏ2 𝑒2
=− − =0
𝜕𝑟 2𝑚𝑟ᶾ 4𝜋𝜀ₒ𝑟 2

ℏ²
Memberi 𝑟 = 4𝜋𝜀ₒ 𝑚𝑒² = 0,529 𝑥 10−10 𝑚 … … … … … … … … … … … … (4)

Nilai r ini,yaitu jari-jari keadaan dasar atom hydrogen ,disebut jari-jari bohr (𝛼ₒ)
substitusi 𝑟 kedalam persamaan (3), kita menemukan keadaan dasar atom

1 1 𝑚𝑒 4
= ( ) … … … … … … … … … … … … … … … … … . (5)
2 4𝜋𝜀ₒ ℏ2
PERTANYAAN DAN MASALAH

1. Berikan alasan yang membuat de Broglie berspekulasi tentang sifat


gelombang partikel material.Turunkan hubungan de Broglie.

2. Tunjukkan bahwa panjang gelombang sinar electron di percepat a melalui


beda potensial dari v volt.

12,3
𝜆= Å
√𝑉(𝑣𝑜𝑙𝑡)

3. Jelaskan percobaan Davisson-Germer dan interpretasikan hasilnya.

4. Nyatakan dan jelaskan prinsip ketidakpastian heinserbegh.gunakan prinsip ini


untuk menunjukkan bahwa (i) electron tidak dapat berada di dalam nucleus (ii)jari-jari
ℏ2
orbit pertama adalah 𝑟 = 4𝜋𝜀ₒ 𝑚𝑒 2

5. Tunjukkan bahwa prinsip ketidakpastian dapat dinyatakan sebagai ∆𝑙_∆𝜃 ≥ ℏ


dimana ∆𝑙 adalah ketidakpastian dalam angular momentum dan ketidakpastian dalam
psisi sudut partikel yang sedang diselidiki.

6. (a) Suatu electron berenergi 100 eV dilewatkan melalui lubang melingkar


dengan jari-jari 𝑟 = 5 𝑥10−4 𝑐𝑚.

Apa ketidakpastian yang muncul pada energy angular?.

(b) Bola timah bermassa 200 gram dilewatkan melalui jari-jari 25 cm, Hitunglah
ketidakpastian besar sudut yang muncul?jika kecepatan bola 20 𝑚⁄𝑠.

7. Menurut prinsip ketidakpastian .partikel momentum 𝑝 tidak dapat dibatasi


oleh gaya pusat ke lingkaran jari-jari 𝑟 kurang dari ℏ⁄𝑝. Asumsikan bahwa 𝑝𝑟 =
ℏ²
ℏ,menunjukkan bahwa energy total electron dalam atom hydrogen adalah 𝐸 = −
2𝑚𝑟²
𝑒² 4𝜋𝜀ₒℏ²
,tunjukkan nilai minimum 𝐸,𝑟 memiliki nilai 𝑟0 = = 0,53 Å jari-jari bohr.
4𝜋𝜀ₒ 𝑚𝑒²

8. Keakuratan dalam pengukuran panjang gelombang foton adalah satu bagian


Δ𝜆
per juta yaitu 𝜆=10−8 . Berapakah ketidakpastian minimum 𝑥 dalam pengukuran simultan

posisi foton dalam hal (a) foton dengan 𝜆 = 6000 Å dan (b) foton x-ray dengan 𝜆 =
5Å
9. Atom-atom dalam padatan memiliki energy titik 0 𝑘. Menggunakan prinsip
ketidakpastian, jelaskan pernyataan ini!

Anda mungkin juga menyukai