Hipotesis De Broglie
Louis De Broglie (1924), mengajukan hipotesis dalam disertai doktornya, yaitu “setiap
partikel yang bergerak dapat bersifat sebagai gelombang”. Selain itu, deikatahui bahwa
sebuah foton yang berperilaku seperti partikel dengan momentum p, juga memiliki sifat
sebagai gelombang dengan panjang gelombang (Simamora, 2015) adalah sebagai berikut:
ℎ
𝜆 = 𝑝…………………………….(2.1)
ℎ
𝜆 = 𝑚𝑣…………………………….(2.2)
dengan energy kinetic dapat dinyatakan dalam momentum yaitu: K=𝑝2 /2𝑚, maka
persamaan 2.2 menjadi:
ℎ
𝜆= …………………………….(2.3 )
√2𝑚𝐾
Untuk sampai pada hipotesis diatas, de Broglie didasarkan pada model atom Bohr. Dalam
gambaran de Broglie, elektron mengelilingi inti atom didampingi gelombang pengarah
(pilot wives). Kuantisasi angulermomentum sudut Bohr, sebenarnya merupakan
pemenuhan syarat resonansi gelombang pengarah terhadap panjang lintasan orbit elektron
tersebut didalam atom, artinya: pada orbit pertama, panjang lintasan orbit elektron sama
dengan satu panjang gelombang; panjang lintasan orbit kedua, sama dnegan dua panjang
gelombang, beitu seterusnya. Untuk lebih jelasnya, dari postulat Bohr diatas dengan
ℎ
𝑚𝑣𝑟 = 𝑛 … … … … … … … … … … … … … (2.4)
2𝜋
ℎ
2𝜋𝑟𝑛 = 𝑛 (𝑚𝑣)…………………………….(2.5)
B. Difraksi Elektron
Hipotesis De Broglie banyak mengundang perhatian, karena dikemukakan sebelum
dibuktikan secara eksperimen. Apabila hipotesis de Broglie benar, tentunya berkas-berkas
elektron dapat memperlihatkan gejala interferensi seperti halnya cahaya.
Tahun 1927, Davisson dan Germer di laboratorium bell telepon melakukan eksperimen
untuk membuktikan bahwa partikel mempunyai sifat seperti gelombang seperti yang
diungkapkan de Broglie. Hipotesis de Broglie mampu menjelaskan hasil eksperimen yang
dilakukan Davisson dan Germer satu tahu kemudian (Purwanto, 2016). Skema penyusunan
partikel mempunyai sifat sebagai gelombang seperti Gambar 2.1 .
Gambar
Dalam percobaan ini, seberkas elektron dari suatu kawat pijar panas dipercepat melalu
suatu beda potensial V. Setelah melewati celah kecil, berkas elektron ini menumbukkristal
nikel tunggal. Elektronnya lalu dihamburkan kesegala arah oleh atom Kristal, beberapa
menumbuk detector yang dapat digerakkan sembarang sudut φ relative terhadap arah
berkas dating, yang mengukur itejnsitas berkas elektron yang dihamburkan pada sudut itu.
Dengan menganggap bahwa setiap atom Kristal dapat bertindak sebagai satu penghambur,
maka gelombang elektron yang terhambur dapat berintenferensi, sehingga diperoleh
semacam kisis difraksi Kristal bagi gelombang elektron (Simamora, 2015).
Intensitas elektron terpantul dapat dijelaskan sebagaimana difraksi Bragg dengan
memberikan sifat gelombang pada elektron penumbuk. Elektron-elektron dengan energy
54 eV bersesuaian dengan λ=1,67Å yang mendekati harga λ difraksi Bragg
Λ = 2d sin ϴ= 2 x 0,91 x sin 65° = 1,65Å…… (2.6)
Karena berkas yang digunakan adalah elektron, eksperimen ini lebih dikenal dengan
eksperimen difraksi elektron (Purwanto, 2016).
C. Gelombang De Broglie
Kedudukan sebuah gelombang sinus (atau kosinus) murni sama sekali tidak terbatasi. Ia
meluas dari -∞ hingga +∞. Sebaliknya kedudukan sebuah partikel klasik , terbatasi secara
tegas. Sebuah paket gelombang dapat dipandang sebagai superposisi sejumlah besar
gelombang, yang berinterferensi secara maksimum disekitar partikel, sehingga
menghasilkan sebuah gelombang resultan dengan amplitudo yang lebih besar. Sebaliknya
pada tempat yang jauh dari partikel, mereka berinterferensi secara minimum, sehingga
gelombang resultannya memiliki amplitudo yang lebih kecil pada tempat dimana
partikelnya kita perkirakan tidak ditemukan (Krane,2011).
∆𝑘 𝑘₁+𝑘₂
= 2A cos ( 2 x) cos ( x) (4.10)
2
Suku persaman (4. 10) diatas memberikan perubahan amplitudo gelombang resultan
dalam selubung yang dicirikan oleh suku kosinus yang pertama.
Sekali lagi kita dapat menurunkan pernyataan eksplisit lagi bagi gelombang
resultannya dengan melakukan sedikit maniulasi trigonometri yang memberikan hasil :
∆𝑘 ∆ω 𝑘₁+𝑘₂ ω₁+ω₂
= 2A cos ( 2 x − t)cos( x− t) (4.11)
2 2 2
Superposisi dari hanya dua gelombang saja tampak tidak menyerupai paket
gelombang pada gambar 4.13. Hampiran yang lebih baik dapat kita buat dengan
menjumlahkan lebih banyak gelombang sinus dengan bilangan gelombang ki yang berbeda,
dan amplitude A(ki) yang mungkin pula bebeda:
Jika terdapat banyak bilangan gelombang yang berbeda dan jika mereka sangat
berdekatan, maka jumlah dalam persamaan (4.12) dapat digantikan dengan suatu integral :
1
𝑦(𝑥) = ∫ 𝐴(𝑘) cos 𝑘𝑥𝑑𝑘 (4.13)
2𝐴 ∆𝑘
𝑦(𝑥) = sin ( 𝑥) cos 𝑘0X (4.14)
𝑥 2
Hampiran bentuk paket gelombang yang lebih baik dapat diperole dengan
mengamil A(k) berubah-ubah; sebagai contoh, bentuk fungsi Gauss A(k) =
2 /2(∆𝑘)2
𝑒 −(𝑘−𝑘₀) memberikan
0 )2 /2(∆𝑘)2
Y(x) ∞ 𝑒 −(𝑘−𝑘 cos 𝑘₀x (4.15)
𝑑ω
Vgrup = (4.16)
dk
Jadi, sebuah partikel yang terbatasi kedudukannya pada suatu bagi ruang tertentu
tidak hanya dinya takan oleh satu gelombang de Broglie dengan energy dan frekuensi terten
tu, tetapi oleh sebuah paket gelombang yang merupakan superposisi dari sejumlah besar
gelomban. Selubung gelonbangnya bergerak dengan k ecepatan grup 𝑑𝜔/𝑑𝑘.
Jika kita tidak dapat merumuska n suatu teori memetika yang meramalkan hasil
dari satu kali pengukur an, maka kita dapat berupaya untuk memperoleh suatu teori
matematik yang meramalkan perilaku statistic dari suatu system (tau dari sejum lah besar
h𝜔 begitu pula, momentum dan bilangan gelombang berkaitan melalui hubungan p = hk.
Jadi, kecepatan grup vg =𝑑𝜔/𝑑𝑘dapat pula din yatakan dalam cara berikut :
𝑑𝜔 𝑑𝜔 𝑑𝐸 𝑑𝑝 1 𝑑𝐸
vg = = ( 𝑑𝑘 ) (𝑑𝑝) (𝑑𝑘 ) = (ℎ) (𝑑𝑝) (ℎ) (4.18)
𝑑𝑘
𝑑𝐸
vg =𝑑𝑝
𝑑𝐸 𝑑𝐸
(𝑑𝑝)paket gelombang = (𝑑𝑝)partikel (4.19)
Dalam pernyataan untuk energy sebuah partikel, hanya energy kinetic K yang
bergantung pada momentum, sehingga dE/dp = dK/dp ; karena K =p2/2m bagi sebuah
partikel tidak relativistic, maka dK/dp = p/m, yang tidak lain adalah kecepatan partikel
sedangkan ruas kiri adalah kecepan g rup dari paket gelmbang. Dengan demikian kita telah
memperoleh hasil penting berikut. Kecepatan sebuah partikel materi sama dengan k
ecepatan grup paket gelombang yang bersangkutan.
Jadi bah asan ini dapat dirangkum sebagai berikut. Sebuah partikel yang terbatas
ge raknya dalam suatu bagian ruang dilukiskan sebagai oleh sebuah paket gel ombang,
yang adalah superposisi gelombang-gelombang deBroglie. Peket gelomabang bergerak
dengan laju yang sama dengan laju pertikel.
DAFTAR PUSTAKA