KRISTAL
F du x du x
S Ye Y (1a) ; e
A dx dx
2u S 2u 2u
Adx 2 A dx 0 (1) Persamaan Differensial
t x x 2
Y t 2
Gelombang 1D
2u 2u
Penyelesaian Pers.(1): 0
x 2 Y t 2
u x Be i kx t 2u 2 i kx t 2
2 i kx t
u
(2a) ; 2 Bk e ;
2
B e
x t
Phonon eksitasi termal muncul karena adanya energi termal yang menggerakan
atom-atom dalam kisi kristal.
Pada tahun 1990, Max Planck mempostulatkan bahwa energi eksitasi atom
sebanding dengan frekuensi gelombang elektromagnet yang dipancarkan oleh
rongga benda hitam dan bersifat diskrit (terkuantisasi). Energi eksitasinya
merupakan kelipatan bulat dari hf yang dapat ditulis:
En nhf
dengan h dan n adalah tetapan Planck dan tingkat-tingkat energi
Ada beberapa gejala yang menunjukkan bahwa energi gelombang
elastis bersifat diskrit (terkuantisasi), misalnya
a) Nilai kapasitas panas zat padat selalu menuju nol,
b) Terhamburnya sinar-X dan berkas netron secara elastis oleh kisi
kristal yang berkaitan dengan terserapnya atau munculnya satu atau
lebih phonon.
Hukum kekelam momentum phonon
berinteraksi dengan partikel lain sehingga
Phonon dengan vektor gelombang K
phonon seakan-akan memiliki momentum sebesar K
Secara fisis, phonon tidak memiliki momentum, tetapi untuk keperluan praktis,
phonon tetap dianggap memiliki momentum K
Dalam difraksi sinar-X suatu material, difraksi maksimum terjadi jika memenuhi:
k ' k G
Jika timbul phonon dalam hamburan elastik photon oleh kristal tersebut,
berlaku hubungan:
k ' K k G k ' k K G (6)
Momentum foton: k
Dalam kristal, photon dapat memancarkan atau menyerap phonon. Photon akan
terhambur dan vektor gelombangnya berubah dari k k'
Hamburan cahaya oleh phonon pada zat cair dan zat padat disebut hamburan
Brillouin. Hamburan cahaya oleh photon pada zat gas disebut hamburan Raman.
Hamburan cahaya oleh phonon pada debu atau partikel yang tidak terlalu halus
disebut hamburan Mie
Vibrasi Kisi satu dimensi monoatomik
Sebuah kisi kristal dapat dianggap sebagai susuanan atom yang teratur yang
dihubungan satu dengan yang lain oleh pegas (Gambar 3). Keadaan atom
yang saling terhubung ini disebut keadaan terkopel.
a a
n n+1 n+2
n-2 n-1
x
u n- 2 u n-1 un u n+ 1 u n+ 2
Gambar 3 Vibrasi monoatomik pada kisi dua dimensi
Dalam vibrasi atom ini, panjang gelombang kisi kristal seorde dengan
tetapan kisi (a) atau jarak bidang-bidang kisi kristal.
Vibrasi atom-atom pada kisi kristal akibat gaya mekanik akan menghasilkan
informasi tentang sifat-sifat termal zat padat seperti panas jenis dan konduktivitas
termal.
Vibrasi atom pada kisi kristal akibat gaya elektromagnet memberikan informasi
tentang sifat-sifat akustik dan optik zat padat.
F u
Gaya total dapat ditulis
F u n1 u n u n1 u n u n1 u n1 2u n (8)
m 2 e iKa 2 e iKa e iKa / 2 e iKa / 2
2
(16)
;
e i
e
i 2
4 sin
2
Pers.(16) menjadi:
Ka
m 2 4 sin 2 (17)
2
Berdasarkan Pers.(17), frekuensi sudut akibat vibrasi atom, yaitu
2
Ka (18) Jika
sin c a dan m/ a , Pers.(18) menjadi:
m 2
ω0
K
-K3 -2π/a -K2 -π/a -K1 0 K1 π/a K2 2π/a K3 3π/a
Brillouin I
Brill.III Brill.II Brill.II Brill.III
Pada frekuensi 2 m
mewakili frekuensi sudut maksimum
dan 2a
Pers.(19) memberikan K
a
Vibrasi kisi diatomik
M m
Keadaan setimbang a a
2a
Keadaan bergerak
u2n-3 u2n-2 u2n-1 u2n u2n+1 u2n+2
u2n+3
Gambar 6 Kisi diatomik satu dimensi pada
keadaan setimbang dan terganggu
Pada vibrasi satu dimensi kisi diatomik, jarak antar dua atom yang
berbeda adalah a dengan massa yang berbeda masing-masing m dan M
(m < M) yang diletakan saling bergantian sepanjang sumbu–X. Jarak
antara dua atom yang sama adalah 2a
Simpangan yang terjadi ketika atom-atom bervibrasi adalah u2n
d 2 u 2n2
F2 n 2 M u 2 n 3 u 2 n 2 2u 2 n 2 (22d)
dt 2
Misalkan penyelesaian Pers.(22) adalah
m 2 A B e iKa e iKa 2A (24a)
m 2 B Ae iKa
e iKa 2 B (24b)
2 2 m 2 cos Ka
0
2 cos Ka 2 M
2
2 m2 M 4
2 2 2
cos2 Ka 0
2 m M 2 4 sin 2 Ka
4
0 (26)
mM mM
2 m M 2 4 sin 2 Ka
4
0 (26)
mM mM
2
2
1 1 1 1 4 sin Ka
2 (27)
m M m M mM
Pers.(27) merupakan Persamaan relasi dispersi untuk kisi diatomik.
Untuk kisi monoatomik, Pers.(27) menjadi
Ka Ka
2 sin (28) 2 sin (18)
m 2 m 2
2
2
1 1 1 1 4 sin Ka
2 (29b)
m M m M nM
Ketika K →π/2a, nilai sin(Ka) = 1 sehingga Pers.(29a) menjadi
2
1 1 1 1 4
2
m M m M mM
1 1 1 1
2
m M m M
2
(30)
m
Ketika K→0, nilai sin(Ka) →Ka sehingga Pers.(29b) menjadi
2
1 1 1 1 4 Ka
2
m M m M nM
1 1 1 1 4K 2 a 2 mM
2
2
1
2
2 K 2a2
m M m M mM mM mM
(31)
4 K a 2
2
1 1 mM
2 2
2 1 1 Ka
m M mM mM mM
1 1 mM
2 1 1 2 K 2 a 2 ...
m M m M 2
ketika K→ π/2a dan m = M, Pers.(31) menjadi
2
(32)
m
ω 1 1
2
m M
2 Cabang optik 2
m m
Pita terlarang
2 2
M M
Cabang akustik mM
2 A B 2 A B A M
2 (33)
mA MA B m
K 2a2 K 2a2
2 m A 2 1
2
B 0 m A 2 A 2 B1
2
2 2
K 2a2 K 2a2
2 1
A 2 M B 0 M A 2 1
2 2
A 2 B
2 2
2
mA MB K a A B
2 2 2 ; Ka
mM
2
K 2a2 mA MB K 2 a 2 A B
mM
2mA MB m M A B 1 (34)
A
B
Pers.(4.54): Dua atom yang berbeda
massa bergerak dalam arah yang sama
dengan besar amplitudo yang sama dan Arah gerak atom untuk
pergerakan pusat massa mereka sama cabang akustik
Teori Klasik kapasitas panas zat padat
Kapasiats panas suatu material didefinisikan sebagai banyaknya panas yang
diperlukan untuk menaikkan suhu material sebesar satu derajat Celsius.
dQ
C
dT
dengan dQ adalah jumlah panas yang ditambahkan ke dalam sistem untuk
menaikkan suhu benda dari T menjadi T + dT.
Kalor jenis (c) suatu zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan persatuan
massa per satauan perubahan suhu.
C dQ
c
m mdT
Kalor jenis ada dua, yaitu kalor jenis pada volume konstan (cv) dan kalor jenis pada
tekanan konstan (cp). Pada tekanan konstan, kalor jenisnya merupakan
penjumlahan kalor jenis pada volume konstan dengan tetapan umum gas ideal (R):
c p cv R
Perbandingan antara kalor jenis pada tekanan konstan (cp) dan volume konstan
(cv) disebut tetapan laplace (γ).
cp dQ dE dQ dE
; cv c
; p
cv dT v dT v dT p dT p
Panas jenis zat padat merupakan penjumlahan panas jenis kisi yang
diakibtakan oleh gerakan vibrasi atom dalam kisi kristal dan panas jenis
elektronik
Kontribusi kapasitas panas yang ditimbulkan oleh vibrasi atom dalam kisi
kristal lebih besar daripada kapasitas panas jenis elektronik. Dengan
demikian, kapasitas panas yang ditinjau di sini adalah kapasitas panas yang
ditimbulkan oleh kisi kristal
Fakta eksperimen: Kapasitas panas zat padat
• Beberapa fakta eksperimen yang berkaitan dengan
kapasitas panas beberapa zat padat inorganik, yaitu
– Kapasitas panas kebanyakan zat padat pada suhu kamar
nilainya mendekati 3NkB. Untuk satu mol atom, kapasitas
panasnya adalah 3NakB dengan Na adalah bilangan
Avogadro.
– Pada duhu rendah (T → 0 K), kapasitas panas mengecil
dengan tajam dan untuk material isolator sebagai fungsi T3
dan disebut memenuhi hukum-T3. Sedangkan pada material
logam, kapasitas panas sebagai fungsi linear suhu (T) dan
memenuhi hukum – T. Pada bahan superkonduktor,
penurunan kapasitas panas sebagai fungsi suhu lebih cepat
dibandingkan pada isolator dan logam.
– Dalam bahan zat padat magnetik, kapasitas panas meningkat
mendekati suhu Curie ketika momen magnetik menjadi
teratur.
Teori Klasik kapasitas panas zat padat
• Secara klasik: kapasitas panas (CV) zat padat pada suhu kamar
adalah Cv 3Nk B
Sebuah kristal tersusun atas atom-atom yang tersusun secara teratur dan
terikat oleh sebuah gaya ikat yang kuat. Setiap atom bebas untuk bervibrasi
di sekitar titik kesetimbangan dalam ruang tiga dimensi. Pengaruh energi
dalam terhadap sebuah zat padat adalah untuk meningkatkan energi
dalamnya dalam bentuk energi vibrasi atom-atomnya.
Dalam teori klasik, setiap atom dalam sebuah kristal berkelakuan sebagai osilator
harmonik tiga dimensi dan seluruh atom-atom bervibrasi saling bebas dengan
yang lain.
Energi vibrasi didistribusikan secara merata di antara seluruh tiga derajat
kebebasan. Selain itu, vibrasi setiap derajat kebebasan dapat dianggap
sebagai osilator harmonik satu dimensi.
Untuk menentukan kapasitas panas zat padat, perlu ditentukan terlebih dahulu
energi rata-rata osilator harmonik satu dimensi. Energi total osilator harmonik
bermassa m dan frekuensi ω0 , yaitu
p2 p2 1
V x m 02 x 2
2m 2m 2
Energi rata-rata osilator harmonik
Pada perhitungan energi rata-rata, atom-atom bervibrasi memenuhi distribusi
distribusi Maxwell-Boltzmann.
exp k BT d
p2 p2 1
; V x m 02 x 2
2m 2m 2
exp k BT d
p2 1 2 2 p2 m 02 x 2
p x 2m 2 m0 x exp 2mk BT exp 2k BT dpdx
p2 m 02 x 2
p x exp 2mk BT exp 2k BT dpdx
p2 p2 m 02 x 2
p x 2m exp 2mk BT exp 2k BT dpdx
+
p2 m 02 x 2
p x exp 2mk BT exp 2k BT dpdx
1 2 2 p2 m 02 x 2
p x 2 m 0 x exp 2mk BT exp 2k BT dpdx
p2 m 02 x 2
p x exp 2mk BT exp 2k BT dpdx
p2 p2 1 2 2 m 02 x 2
p 2m exp 2mk BT dp x 2 m 0 x exp 2k BT dx
+
p2 p2 m 02 x 2
p exp 2mk BT dp x exp 2mk BT exp 2k BT dx
1
x 2
exp
ax 2
dx
4 a3
; exp ax 2 dx 1
0
0
2 a
3 1/ 2
1 2 k BT
1
2mk BT 3 1/ 2
2
4 m0
m0
1 4 1
2
2m 1 2mk T 1/ 2 2 1 2 k BT
1/ 2
2
B
2
2 m0
1 1
k BT k BT k BT Untuk 1D
2 2
E 3 N 3 Nk B T
1 3 5
0 e x / 2 e 3 x / 2 e 5 x / 2 ...
2 2 2
e x / 2 e 3 x / 2 e 5 x / 2 ...
1 3 5
0 e x / 2 e 3 x / 2 e 5 x / 2 ...
2 2 2
e x / 2 e 3 x / 2 e 5 x / 2 ...
ae ax bebx
d
dx
Ln e e
ax bx
ax
e e
1
bx
ae be ax
ax bx
e e bx
0
d
dx
Ln e x / 2 e 3 x / 2 e 5 x / 2 ...
0
d
dx
Ln e x / 2 1 e x e 2 x ...
0
d x
dx 2
x
Ln 1 e
1 ex 1 ex 1 1
0 0 x 0
2 1 ex
2 e 1 2
e B 1
0
k T
1 0
0
2 0
e k BT 1
Energi dalam :
3 3N
U 3N N 0 0
2
e k BT 1
Hasil yang diperoleh dari kajian Einstein:
3 3N
Energi dalam: U 3N N 0 0
2
e 1
k BT
0
2
U 0 e k BT
e 1
T
0
E
kB
Ketika: T E k BT 0
E E 0
e 1 e
T T
e k BT
Energi rata-rata :
0 energi vibrasi rata-rata menurun
1
0 0 e k BT secara eksponensial dengan
penurunan suhu
2
Kapasitas Panas:
E
E
2
CV 3Nk B e T
T
E
T
Pada suhu rendah, kapasitas panas sebanding dengan e
Secara eksperimen, kapasitas panas zat padat sebanding dengan T3.
Ketika suhu tinggi: T E k BT 0
E
0 0
e T
1 1 ... 1
k BT k BT
1
Energi rata-rata: 0 0 k B T
2
Pada suhu tinggi, energi vibrasi rata-rata sesuai dengan hasil teori klasik
Kapasitas Panas:
0
2 1
E k BT 0
CV 3Nk B 3Nk B 1
T 0
2
k BT
k BT
0
CV 3Nk B 3R 0 Suhu >> 0
k BT
Pada suhu tinggi, kapasitas panas sebanding suhu. Hasil ini sesuai
dengan yang diperoleh oleh Dulong dan Petit dari teori klasik.
• Dengan demikian model Einstein
memberikan hasil yang sesuai dengan hasil
eksperimen dan teori klasik pada suhu
tinggi. Sedangkan pada suhu rendah, hasil
kajian Einstein tidak sesuai dengan teori
klasik.
• Kegagalan model Einstein ini disebabkan oleh asumsi
bahwa atom-atom bervibrasi saling bebas dengan
frekuensi natural yang sama. Dalam kenyataannya,
atom-atom yang berprilaku sebagai osilator-osilator
atomik ini tidak saling bebas, saling terkopel satu sama
lain. Kekurangan model Einstein ini diperbaiki oleh
Debye yang terkenal dengan nama Model Debye
kapasitas panas zat padat.
Contoh soal
Tentukanlah harga kapasitas panas dari sistem osilator Einstein untuk a)
T = 0,05 θε, b) T = θε, c) T = θε
Penyelesaian
1
Untuk T = 0,05 θε → 20
T 0,05
exp exp20 1
T
2
Cv 3R exp 3R20 2 exp 20 2,47 10 7 R
T T
Untuk T = θε → 1
T
exp
exp1
2
T R1
2,718
Cv R R 0,92 R
2
2
exp1 12
2,718 12
T
exp 1
T
1
Untuk T = 50 θε → 0,02 1
T 50
exp exp0,02 1
T
Cv 3R
Teori Debye: kapasitas panas zat padat
• Debye menganggap bahwa gerakan vibrasi atom-atom
dalam kisi kristal secara keseluruhan ditinjau ekivalen
dengan gerakan vibrasi sistem kopel osilator harmonik
yang dapat merambat pada sebuah jangkauan frekuensi
dari pada frekuesi tunggal. Debye mengusulkan bahwa
kristal-kristal dapat merambat gelombang elastis yang
panjang gelombangnya dari frekuensi rendah
(gelombang bunyi) sampai dengan frekuensi tinggi (
serapan inframerah). Ini berarti bahwa kristal dapat
mempunyai sejumlah mode vibrasi. Jumlah mode vibrasi
persatuan jangkauan frekuensi disebut rapat mode
(density of modes).
• Debye menganggap bahwa atom-atom bervibrasi
dengan frekuensi alamiah yang berbeda.
Hasil-hasil Debye:
Pada suhu Tinggi: T >> θD x 1
Energi dalam:
3 /T
T D
x3 hvD hvD D
E 9 Nk B T
hv
dx ; x k T ; xm ; D
D 0 ex 1 B k BT kB kB
3 /T 3 /T
T D
x3
T D
E 9 Nk B dx 9 Nk B dx 3Nk BT
2
x
D 0 x D 0
2
x
Kapasitas panas: e x 1 x ...
2
E
CV 3 Nk B CV 3R, N N a
T V
Pada suhu tinggi: Teori Debye sesuai dengan teori klasik (hukum Dulong
dan Petit, dan juga teori Einstein.)
D
Pada suhu rendah: T D , xm
T
Energi dalamnya:
3 3
T x3
T 4 3 4 T4
E 9 Nk B T
D
0 e x 1dx 9 Nk BT D Nk B 3
15 5 D
Energi vibrasi sebanding dengan T4 yang juga sesuai dengan hukum
Stefen pada radiasi benda hitam
Kapasitas panasnya :
3 4 T 4
Nk B
5
12 4 Nk T 3 12 4 R T
3
3
E
CV
D
T T T
B 3 3
5 D 5 D
Juga pada suhu rendah, kapasitas panas sebanding dengan T3. ini
disebut hukum T3 Debye.
Contoh soal
Intan mempunyai suhu Debye 1860 K. Tentukanlah panas jenis intan pada suhu
50 K!
Penyelesaian
Diketahui:
Suhu Debye θD = 1860 K, T = 50 K.
Ditanya : Cv = …?
T 50
0,027 1
D 1860
123,14
3
12 T4
4
CV R R0,027 4,6 10 3 R
3
5 D 5
Contoh soal
Tentukanlah besarnya panas jenis suatu material pada suhu 300K jika diketahui
rot 2,09 K dan
vib 810 K
Penyelesaian
Ditanya : Cv = …?
Untuk menghitung kapasitas panas akibat gerak rotasi dan vibrasi digunakan
perumusan kapasitas panas oleh gerak translasi dengan mengganti suhu
karakteristik dengan suhu rotasi atau suhu vibrasi.
2,09
exp rot 2 exp
2
T 2,09 300
CVrot R rot R
T rot 300 2,09
2 2
14,88
CVrot 7,29 R 0,56 R
14,88 12