Anda di halaman 1dari 16

Nama : Wanda Hesti Kurnia

NIM : 4201412104
Fisika Zat Padat Rombel 3

DINAMIKA KEKISI
Gelombang Elastik
Materi struktur kristal pada tiga bab terdahulu menganggap bahwa atom-atom yang
menduduki titik kekisi dalam keadaan diam. Akan tetapi pada suhu di atas 0 oK atom-atom
tersebut berosilasi di sepanjang kedudukan setimbangnya. Vibrasi kekisi dari zat padat
yang mempunyai susunan atom-atom secara diskrit dengan jumlah sangat besar bahkan
dapat dikatakan tak terbatas jangkauannya, dapat diperhitungkan dengan asumsi bahwa zat
padat merupakan medium kontinu. Dengan demikian vibrasinya akan berupa gelombang
elastik dengan panjang gelombang sangat besar.
Solusi yang tepat untuk penjalaran gelombang di atas adalah:
u Ae i ( kx t )
k
dengan

(1)

, adalah frekuensi gelombang dan A adalah amplitude gelombang.

Hubungan antara frekuensi dan bilangan gelombang dapat dirunut dari fase gelombang
persamaan (1) menghasilkan

vs k
(2)
vs
dapat juga dijadikan dalam bentuk

seperti definisi yang sering digunakan dalam

teori gelombang dengan vs adalah kecepatan.


Kuantisasi energi gelombang elastik dari vibrasi kekisi ternyata merupakan energi
elastik dari gelombang bunyi. Ini merupakan analogi foton sebagai kuantum energi dari
gelombang elektromagetik. Kuantum energi di dalam vibrasi kekisi disebut sebagai fonon.
Sehingga dapat dikatakan pula bahwa gelombang bunyi dalam kristal adalah tersusun dari
fonon-fonon. Energi fonon besarnya :

(3)

Di dalam kristal atom-atom tersusun sedemikian teraturnya dalam arah 3 dimensi,


sehingga gerakan atom pada kedudukan setimbangnya tidak sukar untuk disebut sebagai
vibrasi kekisi yang sangat berperan dalam pembentukan energi pada kristal. Ragam
(modus) getarannya akan sangat menentukan sifat termal zat padat.
Modus Getaran Kekisi
Konsep fonon sebagai gelombang vibrasi kekisi merupakan getaran kolektif dalam
suatu bahan. Gejala tersebut dapat digambarkan secara sederhana dalam kristal satu
dimensi dengan syarat batas pada gambar 1.

us-1

us

us+1

a
Gambar 1

Kristal 1-D dengan syarat batas biasa

Kristal dengan atom identik sebanyak N+1 buah membentuk rantai lurus dimana
kedua ujungnya tetap. Panjang rantai dapat pula digantikan dengan

L Na

, dengan a

adalah jarak dua atom atau disebut vektor translasi. Agar didapatkan penyelesaian yang
eksak, maka digunakan pula pendekatan harmonik dalam merumuskan persamaanpersamaan geraknya.
Dalam pendekatan harmonik didefinisikan sebagai konstanta kakas antar atom
dan us sebagai notasi pergeseran dari atom ke-s, sehingga kakas total pada atom ke-s
berasal dari atom s+1 adalah

Fs {( u s 1 - u s ) (u s-1 - u s )}
(4)
Persamaan gerak dari atom s menurut hukum Newton:
m

d 2u s
(u s 1 u s 1 2u s )
dt 2

(5)

dengan m adalah massa atom.


Persamaan (5) merupakan bentuk persamaan gerak untuk semua atom. Untuk
mencari penyelesaian us, kita ambil bentuk umum gelombang dengan frekuensi dan
vektor gelombang k = 2/ yang berjalan pada arah-x dengan syarat batas kedua ujung
tetap uo = 0 dan uN = 0 adalah sebagai:
u s ( x s ) Ae i ( kxs t )

(6)
u s Ae i ( ksat ) u s 1 Ae i[ k ( s 1) a t ]
u s 1 Ae i[ k ( s 1) a t ]
Sehingga pergeseran
,
, dan
. Setelah

disulihkan ke persamaan (5) didapatkan

m 2 [e ika e ika 2]
(7)
Dengan identitas 2cos ka = eika + e-ika, maka didapatkan hubungan dispersi k) dari

2
(1 cos ka)
m

4
ka
sin( )
m
2

atau

(8)
k)

m 2 m

k
-/a
Gambar 2

/a
Relasi dispersi vibrasi kekisi 1-D

Ini menunjukkan bahwa setiap k memberikan harga tertentu. Dapat pula dilukiskan
dalam bentuk grafik seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.
Dengan adanya syarat batas uo = 0 dan uN = 0, maka harga k yang diperkenankan
berubah secara diskrit. Nilai-nilai k yang memenuhi (ragam getaran vibrasi kekisi) disebut

nilai eigen kn, sedangkan frekuensi yang diperbolehkan disebut frekuensi eigen.
Kemungkinan nilai eigen dan panjang gelombangnya ditentukan berdasarkan:
Syarat batas:

uo = 0 dan uN = 0, sehingga untuk s = N


u N Ae i ( kNa t ) 0

Solusinya menjadi :
Ini akan dipenuhi jika kNa = n, dengan n = 0, 1, 2.. bilangan kuantum.
Sehingga
kn

n n

Na
L

dengan L = Na

Sedangkan panjang gelombang ditentukan dari hubungan:

2 2 L

kn
n

(9)
untuk n = 0,

k1
n = 1,

maka

k2
n = 2,

maka

2
L

dan o = 2L

dan o = L

kN
n = N,

dan o = tak terdefinisi

maka ko = 0

maka

2a

dan N=2a

Jadi untuk sejumlah N+1 atom ada N-1 ragam vibrasi kekisi yang mungkin terjadi.
Pada n=0 jelas tak terdefinisi panjang gelombangnya, sedangkan pada n=N panjang
gelombang N = 2a merupakan panjang gelombang terpendek yang dapat terjadi namun
pada ragam ini semua atom berada pada keadaan diam hingga tak dapat disebut terjadi
gelombang.
Spektrum Vibrasi Kristal Monoatom 1-D dengan Syarat Batas Periodik
Susunan kristal yang teratur dengan periodik, sebagai dasar untuk menggunakan
syarat batas periodik dalam pendekatan perhitungan agihan frekuensi vibrasi kekisi.
Gambaran kristal idealnya dapat dilihat pada gambar 3. Kristal sejarak L disambungkan
hingga tersusun tak terhingga.

L=Na

L=Na

Gambar 3

Syarat batas periodik

Ternyata solusi agihan frekueni relasi dispersinya sama dengan persamaan (8).
Buktikan! Bedanya hanya pada pemakaian syarat batas saja, yaitu:
u ( sa L ) u sa

(10)
Sehingga nilai eigen k ditentukan dari hubungan:
kL n(2 )

e ikL 1
dengan n=0,

1,

2,

atau

(11)

3 Disini n dengan tanda (-) disertakan dengan makna fisis

bahwa gelombang dapat berjalan dalam arah yang berlawanan. Ini yang membedakan dari
syarat batas biasa. Jadi :
kn n

2
L

(12)

Nilai eigen kn yang mungkin atau ragam getaran yang diperbolehkan ditentukan oleh n
dengan tidak melupakan batas daerah Brillouin :
n max

L
a

nmax
karena L=Na, maka didapat :

N
a

(13)

. Sehingga nila n dapat ditentukan sebagai

berikut :

ada
n

N
2

N
2

ada

n0

N
2
n

N
2

k 0

L Na

Gambar 4

Ragam vibrasi yang diperkenankan

n
Dari gambar 4. pada keadaan

2a

N
2

n
dan

N
2

akan memberikan panjang gelombang

yang menggambarkan gelombang stasioner, sedangkan pada keadaan

n0

0
memberikan

yang berarti tidak ada getaran.

Jadi jumlah nilai eigen kn yang menggambarkan adanya ragam getaran gelombang

(2 x
stasioner menjadi:

N
) 1 N 1
2

1, 2,.......
macam, yaitu

N
2

. Dan fonon yang

dinyatakan sebagai gelombang kekisi mempunyai ragam getaran sesuai dengan kn yang
merupakan gelombang kekisi terkuantisasi.
Vibrasi Kristal Dwiatom 1-D

us-1

us

vs

us+1

vs+1

vs-1
a
Gambar 5

Rantai kristal dwiatom

Persamaan gerak kristal 1-D dari berbagai macam partikel diformulasikan dengan
membentuk suatu kelompok yang berisi p buah atom. Kristal dengan N kelompok memiliki
Np jumlah atom. Akan ada sejumlah p persamaan gerak untuk mencari solusi relasi
dispersinya.
Persamaan-persamaan gerak suatu kelompok yang terdiri dari 2 jenis atom dengan
massa berbeda ( m1 dan m2) dengan m1>m2 dapat dinyatakan sebagai:
m1 (d2 us /dt2 ) = (vs + v s-1 - 2 us)
dan

m2 (d vs /dt ) = (us+1 + us - 2 vs)


2

(14)

dengan us, vs, masing-masing merupakan simpangan zarah bermassa m1 dan m2. Dan
dengan mengambil penyelesaian umum gelombang yang berbentuk:
u(x) = A ei(tkx),
dan

(15)

(tkx)

v(x) = B ei

maka didapatkan harga-harga us1 dan vs1 setelah disulihkan ke persamaan (14) dalam
persamaan-persamaan berikut:

2m1u = - v[1 + e-ika + 2u],


dan

m2v = - u[1 + e
2

-ika

(16)

+ 2v].

Kemudian persamaan (16) dapat disederhanakan menjadi


[2m1 - 2] u + [1 + e-ika] v = 0,
dan

(17)

[1 + e ] u + [ m2 - 2] v = 0
-ika

yang merupakan dua persamaan serbasama dengan dua peubah dan akan mempunyai
penyelesaian non trivial apabila:

2 m1 2

[1 e ika ]

[1 e ika ] 2 m2 2
=0

(18)

Sehingga melalui ekspansi sederhana diperoleh


m1m24 -2 (m1 + m2)2 + 22(1-cos ka) = 0.

(19)

Untuk mendapatkan hasil yang eksak, diambil harga-harga istimewa dari ka dalam
syarat batas periodik. Pada ka yang relatif kecil berlaku cos ka 1- k2a2/2 + ...... , sehingga
kedua akarnya berharga

2 2 [1/m1 + 1/m2]

(cabang optik)

(20)

2 / [2 (m1 + m2)] k2 a2

(cabang akustik)

(21)

sedangkan untuk ka = kedua akarnya berharga

2 = 2/m1;

2 = 2/m2

(22)

Bentuk grafik relasinya diperlihatkan pada gambar 6:


Terlihat adaya dua lengkungan dispersi atau adanya dua cabang yaitu cabang optik

k
dan cabang akustik. Daerah frekuensi pada

2a

2
m1

2
m2
antara

dan

disebut gap

atau daerah larangan yang artinya dalam keadaan demikian kekisi tidak dapat meneruskan
gelombang (gelombang terpadamkan). Perbedaan cabang optik dan cabang akustik dapat
dijelaskan pada daerak k0 atau >>.

1
1

2
m1 m2

1
2

(k)
optik

2
m2
frekuensi

terlarang

2
m1
akustik

2a

Gambar 6

2a

Grafik Relasi Dispersi Kekisi Dwiatom

Generalisasi untuk Kristal 3-D


Perluasan persamaan gerak untuk koordinat umum 3-D menjadi lebih kompleks.
Kita bahas detailnya secara kualitatif dengan mengabaikan penyelesaian secara matematis.
Logikanya kita kembangkan dari solusi dalam kasus 1 dimensi.
Persamaan gerak kekisi bravais monoatomik yang setiap sel satuannya hanya terdiri
dari satu atom dapat dirumuskan seperti halnya pada persamaan (5). Dengan bentuk
penyelesaian umum persamaan gelombang 3-D untuk gelombang datar:
u s (rs ) Ae i ( k..rs t )

(23)
dengan k merupakan arah penjalaran gelombang dan rs adalah posisi vektor atom ke-s.
Vektor A merupakan amplitudo yang mempunyai arah sama dengan arah vibrasi
atom. Sehingga vektor ini bila dipolarisasikan akan menjadi gelombang longitudinal untuk

A sejajar dengan k, atau gelombang transversal untuk A tegak lurus k. Jadi akan ada 1
gelombang longitudinal dan 2 gelombang transversal dalam vibrasi kekisi 3-D.
Bila mensubstitusikan persamaan 23 dalam persamaan geraknya, maka akan
didapatkan 3 persamaan simultan yang melibatkan Ax, Ay dan Az sebagai komponen A.
Persamaan-persamaan tersebut dapat ditulikan dalam persamaan sekuler dalam bentuk
matriks yang analog seperti persamaan (18) dengan matriks 3x3. Akar-akar persamaan ini
menghasilkan tiga relasi dispersi yang berbeda seperti gambar 7. Ketiga cabang dimulai
dari titik asal nol, yang mengindikasikan bahwa semuanya merupakan cabang akustik.
Sehingga dalam vibrasi kekisi monoatom 3-D akan ada 1 cabang longitudinal akustik
(LA) dan 2 cabang transversal akustik (TA) relasi dispersi.
(k)

LA
TA
TA

k
Gambar 7

Cabang relasi dispersi kristal monoatom 3-D

Kapasitas Termal
Atom-atom pada bahan zat padat tidaklah diam akan tetapi bergetar pada
kedudukan setimbangnya. Energi yang ditimbulkan akibat getaran tersebut sangat berperan
dalam menentukan sifat termal zat padat khususnya untuk bahan yang bersifat isolator non
magnetik. Sedangkan kontribusi lainnya berupa konduksi elektron terjadi pada bahan
logam, dan keberaturan magnetik terjadi pada bahan magnet.
Dalam perumusannya energi dalam U zat padat merupakan fungsi temperatur T,
sedangkan kapasitas termal pada volume tetap didefinisikan sebagai:
Cv

U
T

(24)

Menurut hasil eksperimen Dulong-Petit Cv tidak tetap terhadap perubahan temperatur. Cv


untuk kebanyakan zat padat pada suhu tinggi (suhu kamar dan diatasnya) mendekati
3R 5.97 kkal

kmol 0 K

Secara fisika klasik vibrasi ini dapat dipahami dengan memperhitungkan tiga
derajat kebebasan terhadap sumbu-sumbu koordinat x, y, dan z. Energi tiap derajat

kebebasan adalah kT yang merupakan total energi potensial

1
kT
2

dan energi kinetis

1
kT
2

Sedangkan total energi dalam untuk 1 mol zat padat pada suhu T yang mengandung NA
atom adalah:

U 3N A kT 3RT

(25)

C v 3R
Sehingga

. Teori klasik ini mempunyai kelemahan yaitu beberapa zat padat ringan
C v 3.34 kal

C v 3R
ternyata

, seperti: Boron (
C v 1.46 kal

) dan karbon (

mol 0 K

mol 0 K

C v 3.85 kal
), Berelium (

mol 0 K

).

Hukum Dulong-Petit pada Perhitungan Rata-rata Energi


Menurut hukum Dulong-Petit (1920), panas spesifik padatan unsur adalah hampir
sama untuk semua unsur, yaitu sekitar 6 cal/mole oK. Boltzmann, setengah abad kemudian,
menunjukkan bahwa angka yang dihasilkan oleh Dulong-Petit dapat ditelusuri melalui
pandangan bahwa energi dalam padatan tersimpan dalam atom-atomnya yang bervibrasi.
Energi atom-atom ini diturunkan dari teori kinetik gas.

Molekul gas ideal memiliki tiga derajat kebebasan dengan energi kinetik rata-rata per
1
k T
2 b

derajat kebebasan adalah

adalah

sehingga energi kinetik rata-rata dalam tiga dimensi

3
k T
. Energi per mole adalah
2 b

3
3
Ek /mole = N k b T = RT
2
2

(N bilangan Avogadro)

yang merupakan energi internal gas ideal.


Dalam padatan, atom-atom saling terikat sehingga selain energi kinetik terdapat pula

energi potensial sehingga energi rata-rata per derajat kebebasan bukan


kb T
E

1
k T
2 b

melainkan

. Energi per mole padatan menjadi

k
mole padat

=3 RT

cal/mole

Panas spesifik pada volume konstan


C v=

dE
=3 R=5,96
cal/mole oK
dT v

Angka inilah yang diperoleh oleh Dulong-Petit. Pada umumnya hukum Dulong-Petit
cukup teliti untuk temperatur di atas temperatur kamar. Namun beberapa unsur memiliki
panas spesifik pada temperatur kamar yang lebih rendah dari angka Dulong-Petit, misalnya
B, Be, C, Si. Pada temperatur yang sangat rendah panas spesifik semua unsur menuju nol.
Model Einstein tentang CV Zat Padat
Einstein merumuskan Cv secara kuantum dengan asumsi bahwa atom-atom kristal
sebagai vibrator yang bergetar bebas satu sama lain di sekitar kedudukan setimbangnya.
Seakan-akan di dalam 1 mol terdapat NA buah atau yang bebas dan hanya terikat pada titik
setimbang tersebut.
Energi rata-rata tiap vibrator adalah:

hf
e

hf / kT

(26)

Sehingga total energi dalam untuk 1mol zat padat adalah:


U 3N A E

3 N A hf
e hf / kT 1

sedangkan besarnya kapasitas termal atau kalor jenis:


U
hf
Cv
3R

T
kT

e hf / kT
hf / kT

(27)

hf kT
Pada suhu tinggi

:
e hf / kT 1

ex 1 x

(karena

x 2 x3

...
2! 3!

hf
kT

).

Dan bila disubstitusikan ke persamaan (26) akan menghasilkan

E kT

Untuk

C v 3R
pendekatan ini kita akan mendapatkan

sebagaimana yang dihasilkan oleh Dulong-

Petit.
hf kT

Pada suhu rendah

e hf / kT 1
Sehingga
E hfe hf / kT

dan
hf hf / kT
e
kT

U 3 N A E 3RT

sehingga
2

Cv

U
hf hf / kT
3R
e
T
kT

Oleh karena itu Cv akan mendekati nol pada suhu-suhu rendah. Dan apabila

T 0

maka

Cv mendekati nol secara eksponensial.


Teori Einstein diuji secara eksperimen oleh Nernst. Dalam eksperimen pada suhusuhu rendah, Nernst mendapatkan Cv tidak mendekati nol secara eksponensial melainkan
sebanding dengan pangkat tiga suhu mutlaknya (Cv ~ T3). Disinilah letak kelemahan teori
Einstein.
Cv

3R
Eksp
Einstein
T
Gambar 4.8

Grafik Cv terhadap perubahan temperatur model Einstein dan eksperimen

Kesimpulan yang dapat ditarik dari model Einstein adalah sebagai berikut.
a. Pada suhu tinggi, osilator tereksitasi sempurna, yang memerlukan energi
rata- rata sebesar koT, sehingga CV 3 R.
b. Pada suhu rendah, osilator membeku (tidak berosilasi) dalam tingkat
energi dasar sehingga CV=0.

Model Debye tentang CV Zat Padat


Untuk menerangkan kebergantungan CV terhadap T, Debye memodelkan getaran
kisi dengan mengambil anggapan sebagai berikut.
a. Atom kristal merupakan osilator yang berkait erat satu sama lain, dengan
daerah frekuensi =0 sampai suatu frekuensi maksimum D yang
ditentukan oleh jumlah moda getar yang diperkenankan. Dengan demikian
pada Kristal terjadi gerakan kisi secara keseluruhan sehingga terdapat moda
kisi bersama. Kristal merupakan medium elastik kontinu.
b. Gelombang suara dalam padatan merupakan contoh moda bersama. Oleh
karena itu moda kisi mempunyai hubungan dispersi linier kontinu dan

rapat keadaan yang sama dengan bahasan gelombang elastik yang lalu.
Terhadap kelemahan teori Einstein, Debye berusaha memperbaiki dengan asumsi bahwa
antara titik-titik kesetimbangan atom kristal seolah-olah dihubungkan oleh pegas, sehingga
getarannya terikat oleh pegas sebagaimana yang telah dibahas dalam vibrasi kekisi. Jadi
suatu gangguan dalam arah A akan menyebabkan keseluruhan sistem bola atom bergetar,
aspek inilah yang terlewatkan perhatiannya oleh Einstein. Disini Debye merumuskan panas
jenis dengan memandang vibrator benar-benar bergetar di dalam suatu rangkaian.
Rangkaian tersebut dapat bergetar secara transversal maupun secara longitudinal.
Dan dengan menganggap zat padat sebagai benda elastik kontinu, maka energinya dapat
dipandang berada di dalam gelombang elastik homogen, analog dengan gelombang
elektromagnetik dalam kotak yang mempunyai energi kuantum. Kuantum energi vibrasi
dalam zat padat ini disebut fonon dan bergerak dengan kecepatan suara.
Bila kristal mengandung sejumlah N atom, dalam koordinat 3-D maka sistem
tersebut mempunyai 3N derajat kebebasan. Osilasinya akan mempunyai 3N ragam vibrasi
yang masing-masing vibrator mempunyai frekuensi tertentu. Sehingga energi totalnya
sistem tersebut:
3N

3N

E
n

n 1

n 1

hf
e

hf / kT

(28)

Bentuk tersebut oleh Debye disederhanakan dengan pendekatan dari bentuk diskrit ke
dalam bentuk kontinu pada tahun 1912 sehingga menjadi bentuk integral:

hf
hf / kT

g ( f )df
(29)

dengan g(f) adalah rapat keadaan. Pemikiran ini didasarkan atas kenyataan bahwa ragam
frekuensi di dalam kristal sesuai dengan rambatan gelombang bunyi yang merupakan
gelombang elastik berfrekuensi rendah. Dalam hal ini panjang gelombang bunyi sangat

besar dibandingkan dengan jarak atom

. Sehingga kediskritan susunan atom dalam

kristal dapat diabaikan dan menggantikannya menjadi medium elastik yang homogen.
Untuk volume V:
g ( f ) 4f 2 (

1
VL

1
VT

)
(30)

fD

g ( f )df 3N
0

ditentuan oleh Debye bahwa:

, dengan fD adalah frekuensi Debye.

Sehingga diperoleh:
4 3 1
1
f D ( 3 3 ) 3N
3
V L VT
(31)
Bila persamaan (30) dan (31) disubstitusikan ke persamaan (29), maka energi totalnya
menjadi:
T4
U 9N Ak 3

x3
dx
ex 1
(32)

x
dengan

hf
kT

dan

hf D
k

. disini juga bermakna sebagai temperatur Debye.

Rumusan kalor jenis Debye diturunkan dari persamaan (32) terhadap fungsi
temperatur pada volume konstan. Besarnya:
T
C v 9 R 4( ) 3

x3

1
dx ( ) T
x
T e 1
e 1

(33)

Pada T tinggi maka


e T 1

ex 1 x

x
sangat kecil dan karena

( ) T
( )
T e 1 T

maka x juga kecil, sehingga:

1
1

1 1
T

x3
x3

x2
x
e 1 1 x 1

dan

hf
kT

x3
dx
ex 1

x dx 3 (T )
2

T 1
4
C v 9 R 4( ) 3 ( ) 3 1] 9 R( 1) 3R
3 T
3

didapatkan

yang berharga sama dengan hasil perhitungan Dulong-Petit.

Pada suhu rendah


T

, sehingga

x3
dx
ex 1

1
( ) T
T e 1

dapat ditiadakan dan

x3
4
dx
15
ex 1

T
4 2 4 R 3
C v 9 R 4( ) 3
]
T

15
5 3

diperoleh

Dengan demikian teori Debye dapat membuktikan bahwa Cv sebanding dengan T


suhu rendah. Hasil ini sesuai dengan hasil eksperimen.
Cv

3R
Debye
Einstein
T
Gambar 9

Perbandingan model Einstein dan Debye

pada

Anda mungkin juga menyukai