Dosen Pengampu :
Dr. Muslimin, M. Si.
Disusun Oleh :
Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulisan makalah ini dapat dikerjakan dan diselesaikan. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr Muslimin M.Si. Selaku dosen
pengampu mata kuliah Fisika Zat Padat yang telah membimbing kami.
Makalah ini berjudul Dinamika Kisi Kristal. Penulisannya bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Fisika Zat Padat dan meningkatkan pemahaman
pembaca tentang dinamika kisi kristal.
Mungkin, makalah ini tidak luput dari kekurangannya. Oleh karena itu,
saran konstruktif yang berguna untuk penyempurnaan isi makalah ini, akan
disambut dengan senang hati.
Akhir kata, penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah berjasa
memberi motivasi dan bantuan kepada penulis sehingga penulisan makalah ini
dapat dirampungkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah yaitu
sebagai berikut :
1. Mengetahui getaran elastic dan moda getar dalam zat padat
2. Mengetahui kuantisasi energi getaran dalam zat padat
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Dimana A0, k dan ω adalah amplitudo, bilangan gelombang dan frekuensi radiasi
gelombang. Substitusi persamaan (4) kedalam persamaan gelombang (3) sehingga
menghasilkan
ω=v s k (5)
dengan
( )
1
Y
v s= 2
(6)
P
Adalah kecepatan fasa gelombang. Hubungan (5) antara frekuensi dan bilangan
gelombang disebut hubungan dispersi. Dalam hal ini hubungan tersebut adalah
linear. Dengan kemiringan kecepatan fasa, seperti disajikan pada Gambar 1
berikut
Apabila gelombang elastic satu dimensi di atas hanya diperhatikan solusi domain
ruangnya saja, yakni
ikx
U =A 0 e (7)
𝑈(𝑥=0)=𝑈(𝑥=𝐿) (8)
3
ikL
e =1 (9)
Sehingga
Setiap nilai n di atas memberikan satu harga k sebagai representasi sebuah moda
getar.
(k+dk) sebesar
L 1
g ( ω )=
2 π dω /dk
Ungkapan ini hanya berlaku untuk gerakan dalam satu arah positif saja. Dengan
demikian 𝑔(𝜔) yang mencakup gelombang ke kiri dank e kanan adalah
L 1
g ( ω )= (12)
π dω /dk
Terlihat bahwa rapat keadaan 𝑔(𝜔) bergantung pada hubungan disperse. Untuk
dω
hubungan linear (5), dimana = v , maka didapatkan
dk s
L 1
g ( ω )= (13)
π vs
4
i(k x l +k y l +k z l )
e =1
Sehingga
2π
[ ( ) ( ) ( )]
2π 2π
( k x , k y , k z )= n L , m L , l L (14)
Dimana
Semua moda getar dengan k tertentu direpresentasikan oleh satu titik yang terletak
pada permukaan bola dalam ruang k, dengan jari-jari k dan berpusat di (kx,ky,kz)
= (0,0,0).
Semua moda getar dengan vektor gelombang antara k dan (k+dk) terletak dalam
elemen volume 4 πk 2 dk yang dibataskan oleh bola berjari-jari k dan (k+dk).
Dengan demikian, jumlah moda getar dalam selang vektor gelombang di atas
2 2
4 πk dk k
dN = =V dk
( )
3 2
2π 2π (15)
L
5
Dimana V=L3 adalah volume sampel. Rapat keadaan 𝑔(𝜔) diperoleh dengan
menggunakan hubungan dispersi ω (k).
2
V ω
g ( ω )= 2 3 (16)
2 π vs
Ternyata bahwa bertambahnya 𝑔(𝜔) berbanding lurus dengan ω 2. Hal ini terjadi
karena kenaikan elemen volume permukaan bola yang berbanding lurus dengan
k2.
Ungkapan 𝑔(𝜔) di atas bersesuaian dengan moda tunggal untuk setiap nilai k⃗ .
Sebenarnya, dalam tiga dimensi untuk setiap nilai k⃗ mengandung tiga moda
berbeda, yaitu satu moda longitudinal dan dua moda transversal. Hubungan
dispersinya juga berbeda. Dengan demikian rapat keadaan persamaan (16)
menjadi
g ( ω )=
V
(
2
1
3
2 π vL vT
1
+ 3
) (17)
6
tiga derajat kebebasan, sehingga pada suhu T, energi dalam untuk gas sebanyak 1
kilomol.
U =N A ( 32 ) k T =( 32 ) RT
0 (19)
C v= ( ∂u∂t ) =( 32 ) R
v
(20)
Dalam hal ini, NA adalah bilangan Avogadro dan R adalah tetapan gas. Menurut
persamaan (20) teori ini menghasilkan nilai C v = 12,47 J/° K kmol. Harga ini
sesuai untuk gas He dan Ar pada suhu kamar.
Setiap atom dalam Kristal, selain memiliki tiga derajat kebebasanuntuk
geraknya disekitar kedudukan setimbangnya (energi kinetik), juga memmiliki
energi potensial atom dalam gerak harmoniknya. Pada gerak selaras sederhana,
energi kinetik rata-rata sama dengan energi potensial rata-rata, sehingga energi
total sistem atom dalam Kristal menurut hukum ekipartisi
U =N A ( 32 k T + 32 k T )=3 RT
0 0 (21)
Ungkapan ini menunjukkan bahwa kapasitas panas Kristal pada volume konstan
adalah
C v= ( ∂U
∂T )
=3 R
v
(22)
7
Penyempurnaan bahasan kapasitas panas ini, selanjutnya menggunakan teori
mekanika kuantum.
8
𝜀
Gambar 2.3 Energi kuantum rata-rata dan energi klasik rata-rata Kristal
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Saat gelombang yang merambat mempunyai panjang gelombang yang jauh
lebih besar dari pada jarak antar atom. Sifat atomic dapat diabaikan dan
padatan dapat dianggap sebagai medium kontinyu. Dengan demikian
9
persoalan fisisnya menyangkut lingkup makro. Gelombang yang demikian
disebut gelombang elastik.
2. Teori klasik kinetik gas menganggap bahwa energi dalam untuk suatu gas
tersimpan sebagai energi kinetik atom tersebut. Hukum ekipartisi menyatakan
bahwa besaran fisis energi yang besarnyaberbanding lurus dengan kuadrat
jarak atau momentum, maka untuk setiap derajat kebebasan pada suhu T
memiliki energi sama, yaitu (½)k0T, dengan k0 adalah konstanta Boltzmann.
Hal ini berarti energi kinetik setiap atom gas memiliki energi (½)k 0T. Gas
monoatomik memiliki tiga derajat kebebasan, sehingga pada suhu T, energi
dalam untuk gas sebanyak 1 kilomol
3. Konsep kuantisasi energi itu juga diterapkan Einstein dalam teorinya tentang
Cv zat padat. Model Einstein tentang getaran kisi mengambil andaian sebagai
berikut:
a. Atom Kristal merupakan osilator independen, yang masing-masing
B. Saran
Penulisan makalah bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika
Zat Padat dan meningkatkan pemahaman pembaca tentang dinamika kisi kristal.
Mungkin, makalah ini tidak luput dari kekurangannya. Oleh karena itu, saran
konstruktif yang berguna untuk penyempurnaan isi makalah ini, akan disambut
dengan senang hati.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hena Dian Ayu dan Akhmad Jufriadi. 2014. Pendahuluan Fisika Zat Padat.
Malang: Universitas Kanjuruhan.
11
12