Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“DINAMIKA KISI KRISTAL”

Mata Kuliah Fisika Zat Padat

Dosen Pengampu :
Dr. Muslimin, M. Si.

Disusun Oleh :

RIO SETIAWAN SYAM (A24121007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulisan makalah ini dapat dikerjakan dan diselesaikan. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr Muslimin M.Si. Selaku dosen
pengampu mata kuliah Fisika Zat Padat yang telah membimbing kami.
Makalah ini berjudul Dinamika Kisi Kristal. Penulisannya bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Fisika Zat Padat dan meningkatkan pemahaman
pembaca tentang dinamika kisi kristal.
Mungkin, makalah ini tidak luput dari kekurangannya. Oleh karena itu,
saran konstruktif yang berguna untuk penyempurnaan isi makalah ini, akan
disambut dengan senang hati.
Akhir kata, penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah berjasa
memberi motivasi dan bantuan kepada penulis sehingga penulisan makalah ini
dapat dirampungkan.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i


DAFTAR ISI ..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................1
1.3 Tujuan ........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................2
2.1 Getaran Elastic dan Rapat Moda Getar......................................................4
2.2 Kuantisasi Energi Getaran dalam Zat Padat...............................................5
2.3 Model Einstein tentang Cv Zat Padat

BAB III PENUTUP ........................................................................................14


A. Kesimpulan ...............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dari beberapa jenis zat diantaranya zat padat, cair, dan gas ternyata ada
keunikan tersendiri dari susunan zat-zat ini. Disini kita mmembahas tentang zat
padat, dimana zat padat ini terdiri dari atom-atom, ion atau molekul yang sangat
berdekatan dan menempati kedudukan tertentu disekitar posisi keseimbangannya.
Secara umum zat padat itu memilki sifat bentuk dan volume yang sukar berubah.
Zat padat yang akan kita bahas kali ini adalah berhubungan dengan Kristal,
dimana dalam Kristal ini ada beberapa hal yang dapat kita analisis dan harus kita
pahami. Salah satunya adalah mengenai dinamika kisi kristal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil beberapa rumusan masalah
yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana getaran elastic dan moda getar dalam zat padat?
2. Bagaimana kuantisasi energi getaran dalam zat padat

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah yaitu
sebagai berikut :
1. Mengetahui getaran elastic dan moda getar dalam zat padat
2. Mengetahui kuantisasi energi getaran dalam zat padat

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Getaran Elastik Dan Rapat Moda Getar


Padatan terdiri dari atom diskrit. Atom tidaklah diam, tetapi berosilasi di
sekitar titik setimbangnya sebagai akibat adanya energi termal. Namun, saat
gelombang yang merambat mempunyai panjang gelombang yang jauh lebih
besar dari pada jarak antar atom. Sifat atomic dapat diabaikan dan padatan dapat
dianggap sebagai medium kontinyu. Dengan demikian persoalan fisisnya
menyangkut lingkup makro. Gelombang yang demikian disebut gelombang
elastik.
Misalnya, gelombang suara elastic longitudinal merambat dalam suatu
batang isotropic, yang mempunyai penampang A, massa jenis ρ dan modulus
Young Y, antara x dan (x+dx) menurut hukum Newton mempunyai persamaan
gerak
2
d u
𝜌𝐴𝑑𝑥 2 =[𝑆(𝑥+𝑑𝑥)−𝑆(𝑥)]𝐴 (1)
dt
Dimana u adalah simpangan terhadap titik setimbang dan S adalah tekanan.
du
Regangan 𝑒¿ dan tekanan S dihubungkan oleh hukum Hooke.
dx
S=Y u (2)
Untuk bagian yang kecil sesungguhnya
∂S
Δ𝑆=𝑆(𝑥+𝑑𝑥)−𝑆(𝑥)=( )𝑑𝑥
∂x

Sehingga persamaan gerak gelombang (1) di atas menjadi


2 2
d u ρ∂ u
2
= (3)
dt Y dt 2
Diambil solusi berbentuk propagasi gelombang bidang, yaitu
i (kx−ωt)
U =A 0 e (4)

2
Dimana A0, k dan ω adalah amplitudo, bilangan gelombang dan frekuensi radiasi
gelombang. Substitusi persamaan (4) kedalam persamaan gelombang (3) sehingga
menghasilkan
ω=v s k (5)
dengan

( )
1
Y
v s= 2
(6)
P

Adalah kecepatan fasa gelombang. Hubungan (5) antara frekuensi dan bilangan
gelombang disebut hubungan dispersi. Dalam hal ini hubungan tersebut adalah
linear. Dengan kemiringan kecepatan fasa, seperti disajikan pada Gambar 1
berikut

Gambar 1. Kurva disperse gelombang elastic

Apabila gelombang elastic satu dimensi di atas hanya diperhatikan solusi domain
ruangnya saja, yakni

ikx
U =A 0 e (7)

Dan dikenai syarat batas periodik, yakni

𝑈(𝑥=0)=𝑈(𝑥=𝐿) (8)

Dengan L adalah panjang batang, maka substitusi persamaan (7) kedalam


persamaan (8) menghasilkan

3
ikL
e =1 (9)

Sehingga

k n= ( 2Lπ ) n , dimana n=0 , ± 1 ,± 2 (10)

Setiap nilai n di atas memberikan satu harga k sebagai representasi sebuah moda
getar.

Jika L besar sekali, maka kn hampir kontinu (pandangan makro). Dalam

domain k, jarak antar titik adalah



L ( )
, sehingga jumlah moda getar antara k dan

(k+dk) sebesar

dn= ( 2Lπ ) dk (11)

Dalam domain frekuensi, dn diatas terletak diantara ω dan (ω +dω ). Rapat


keadaan 𝑔(𝜔) didefinisikan sedemikian sehingga bentuk 𝑔(𝜔)𝑑𝜔 memberikan
jumlah moda getar yang mempunyai frekuensi antara ω dan (ω +dω ) seperti di
atas. Oleh karena itu didapatkan

L 1
g ( ω )=
2 π dω /dk

Ungkapan ini hanya berlaku untuk gerakan dalam satu arah positif saja. Dengan
demikian 𝑔(𝜔) yang mencakup gelombang ke kiri dank e kanan adalah

L 1
g ( ω )= (12)
π dω /dk

Terlihat bahwa rapat keadaan 𝑔(𝜔) bergantung pada hubungan disperse. Untuk

hubungan linear (5), dimana = v , maka didapatkan
dk s

L 1
g ( ω )= (13)
π vs

Yang konstan tidak bergantung pada ω

Bahasan tiga dimensi kubik dengan rusuk L memberikan syarat bahwa

4
i(k x l +k y l +k z l )
e =1

Sehingga


[ ( ) ( ) ( )]
2π 2π
( k x , k y , k z )= n L , m L , l L (14)

Dimana

Dimana 𝑛,𝑚,𝑙 = 0,±1,±2… representasi dalam ruang k menunjukkan bahwa

( ) dan mempresentasikan satu moda getar,


3

sebuah titik mempunyai volume
L
seperti Gambar 2 berikut

Gambar 2. Nilai diskrit k untuk gelombang yang merambat tiga dimensi

Semua moda getar dengan k tertentu direpresentasikan oleh satu titik yang terletak
pada permukaan bola dalam ruang k, dengan jari-jari k dan berpusat di (kx,ky,kz)
= (0,0,0).

Semua moda getar dengan vektor gelombang antara k dan (k+dk) terletak dalam
elemen volume 4 πk 2 dk yang dibataskan oleh bola berjari-jari k dan (k+dk).
Dengan demikian, jumlah moda getar dalam selang vektor gelombang di atas

2 2
4 πk dk k
dN = =V dk
( )
3 2
2π 2π (15)
L

5
Dimana V=L3 adalah volume sampel. Rapat keadaan 𝑔(𝜔) diperoleh dengan
menggunakan hubungan dispersi ω (k).

Apabila digunakan hubungan dispersi linear (5), maka didapatkan

2
V ω
g ( ω )= 2 3 (16)
2 π vs

Ternyata bahwa bertambahnya 𝑔(𝜔) berbanding lurus dengan ω 2. Hal ini terjadi
karena kenaikan elemen volume permukaan bola yang berbanding lurus dengan
k2.
Ungkapan 𝑔(𝜔) di atas bersesuaian dengan moda tunggal untuk setiap nilai k⃗ .
Sebenarnya, dalam tiga dimensi untuk setiap nilai k⃗ mengandung tiga moda
berbeda, yaitu satu moda longitudinal dan dua moda transversal. Hubungan
dispersinya juga berbeda. Dengan demikian rapat keadaan persamaan (16)
menjadi

g ( ω )=
V
(
2
1
3
2 π vL vT
1
+ 3
) (17)

Dimana vL dan vT, masing-masing merupakan kecepatan gelombang longitudinal


dan transversal.
2
3V ω
g ( ω )= 2 3 (18)
2 π vs

2.2 Kuantisasi Energi Getaran Dalam Zat Padat


Teori klasik kinetik gas menganggap bahwa energi dalam untuk suatu gas
tersimpan sebagai energi kinetik atom tersebut. Hukum ekipartisi menyatakan
bahwa besaran fisis energi yang besarnyaberbanding lurus dengan kuadrat jarak
atau momentum, maka untuk setiap derajat kebebasan pada suhu T memiliki
energi sama, yaitu (½)k0T, dengan k0 adalah konstanta Boltzmann. Hal ini berarti
energi kinetik setiap atom gas memiliki energi (½)k0T. Gas monoatomik memiliki

6
tiga derajat kebebasan, sehingga pada suhu T, energi dalam untuk gas sebanyak 1
kilomol.

U =N A ( 32 ) k T =( 32 ) RT
0 (19)

Dengan demikian kapasitas panas pada volume konstan

C v= ( ∂u∂t ) =( 32 ) R
v
(20)

Dalam hal ini, NA adalah bilangan Avogadro dan R adalah tetapan gas. Menurut
persamaan (20) teori ini menghasilkan nilai C v = 12,47 J/° K kmol. Harga ini
sesuai untuk gas He dan Ar pada suhu kamar.
Setiap atom dalam Kristal, selain memiliki tiga derajat kebebasanuntuk
geraknya disekitar kedudukan setimbangnya (energi kinetik), juga memmiliki
energi potensial atom dalam gerak harmoniknya. Pada gerak selaras sederhana,
energi kinetik rata-rata sama dengan energi potensial rata-rata, sehingga energi
total sistem atom dalam Kristal menurut hukum ekipartisi

U =N A ( 32 k T + 32 k T )=3 RT
0 0 (21)

Ungkapan ini menunjukkan bahwa kapasitas panas Kristal pada volume konstan
adalah

C v= ( ∂U
∂T )
=3 R
v
(22)

Harga persamaan (22) sesuai dengan penemuan empiric Dulong-Petit (1819),


yang berlaku untuk hampir semua zat padat pada suhu ruang atau yang lebih
tinggi.
Selanjutnya, hasil eksperimen menunjukkan bahwa nilai C v menurun apabila T
menurun, dan mendekati nol apabila T menuju 0 K. Disamping itu terdapat
indikasi yang sangat kuat bahwa pada suhu yang sangat rendah mendekati nol
mutlak
C v~ T 3

7
Penyempurnaan bahasan kapasitas panas ini, selanjutnya menggunakan teori
mekanika kuantum.

2.3. Model Einstein tentang Cv Zat Padat


Diilhami oleh keberhasilan Planck dalam menerangkan radiasi benda
hitam, maka konsep kuantisasi energi itu juga diterapkan Einstein dalam
teorinya tentang Cv zat padat. Model Einstein tentang getaran kisi mengambil
andaian sebagai berikut:

a. Atom Kristal merupakan osilator independen, yang masing-masing


memiliki frekuensi sama dan energi diskrit
𝜀𝑛 = 𝑛ℎω , 𝑛 = 0, 1, 2, … (23)

Dengan ω adalah frekuensi osilator. Jarak antartingkat energi ini sebesar hω .

b. Sebaran energi osilator pada harga energi yang diperbolehkan mengikuti


distribusi Boltzman
¿ε n
f ( ε n )= (24)
e k oT

Substitusikan persamaan (23) dan (24) ke persamaan di atas, menghasilkan



𝜀̅ = ρhω (25)
−1
kOT
Gambar 4.4 berikut menyajikan perbandingan energi kuantum rata-rata

osilator dan energi klasik Kristal untuk satu derajat kebebasan

8
𝜀

Gambar 2.3 Energi kuantum rata-rata dan energi klasik rata-rata Kristal

Tampak pada suhu tinggi, sehingga k 0T hω , osilator berada dalam


keadaan kuantum tereksitasi tinggi. Pada keadaan demikian sifat kuantum
spectrum dapat diabaikan, sehingga dihasilkan energi klasik rata-rata 𝜀̅ = 𝑘0𝑇.
Pada suhu rendah, k0T << hω , dan energi k0T tidak cukup untuk
mengeksitasikan osilator ke tingkat eksitasi pertama. Dalam hal ini, energi
osilator jauh lebih kecil daripada k0T. Oleh karena itu, pada suhu rendah ini,
sifat kuantum gerakan lebih dominan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Saat gelombang yang merambat mempunyai panjang gelombang yang jauh
lebih besar dari pada jarak antar atom. Sifat atomic dapat diabaikan dan
padatan dapat dianggap sebagai medium kontinyu. Dengan demikian

9
persoalan fisisnya menyangkut lingkup makro. Gelombang yang demikian
disebut gelombang elastik.
2. Teori klasik kinetik gas menganggap bahwa energi dalam untuk suatu gas
tersimpan sebagai energi kinetik atom tersebut. Hukum ekipartisi menyatakan
bahwa besaran fisis energi yang besarnyaberbanding lurus dengan kuadrat
jarak atau momentum, maka untuk setiap derajat kebebasan pada suhu T
memiliki energi sama, yaitu (½)k0T, dengan k0 adalah konstanta Boltzmann.
Hal ini berarti energi kinetik setiap atom gas memiliki energi (½)k 0T. Gas
monoatomik memiliki tiga derajat kebebasan, sehingga pada suhu T, energi
dalam untuk gas sebanyak 1 kilomol
3. Konsep kuantisasi energi itu juga diterapkan Einstein dalam teorinya tentang
Cv zat padat. Model Einstein tentang getaran kisi mengambil andaian sebagai
berikut:
a. Atom Kristal merupakan osilator independen, yang masing-masing

memiliki frekuensi sama dan energi diskrit 𝜀𝑛 = 𝑛ℎω , 𝑛 = 0, 1, 2, …

Dengan ω adalah frekuensi osilator. Jarak antartingkat energi ini sebesar


hω .
b. Sebaran energi osilator pada harga energi yang diperbolehkan mengikuti
¿ε n
distribusi Boltzman f ( ε n )=
e k oT

B. Saran
Penulisan makalah bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika
Zat Padat dan meningkatkan pemahaman pembaca tentang dinamika kisi kristal.
Mungkin, makalah ini tidak luput dari kekurangannya. Oleh karena itu, saran
konstruktif yang berguna untuk penyempurnaan isi makalah ini, akan disambut
dengan senang hati.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hena Dian Ayu dan Akhmad Jufriadi. 2014. Pendahuluan Fisika Zat Padat.
Malang: Universitas Kanjuruhan.

11
12

Anda mungkin juga menyukai