Persamaan Schrodinger
1
Figure 1.1: Perilaku gelombang pada bidang batas
dapat berpindah dari medium satu ke medium yang lain yang mempunyai
karakteristik berbeda. Sebutkan contohnya!
Kita dapat mengidentifikasi 5 gelombang pada 3 daerah seperti yang ter-
lihat pada gambar 1.1.
2
Figure 1.2: Syarat batas
3
Figure 1.3: Desain rangkaian dan grafik energi potensial
Partikel bebas secara definisi merupakan partikel yang tidak ada batasan-
nya, dapat berada di lokasi manapun. Partikel bebas mempunyai panjang
gelombang, momentum, dan energi tertentu. Sebaliknya dengan partikel
terbatas. Partikel terbatas direpresentasikan oleh paket gelombang. Partikel
4
kemungkinan dijumpai pada daerah dengan ukuran ∆x.
Kali ini, kita akan membahas partikel yang terbatas pada sistem listrik.
Misalkan, elektron bergerak 1 dimensi dan dibatasi bergerak oleh serangka-
ian medan listrik. Gambar 1.3 menunjukkan skema desain rangkaian listrik.
Bagian tengah dihubungkan dengan ground sehingga tegangannya nol. Ke-
dua bagian di kiri dan kanannya dihubungkan dengan baterei sehingga tegan-
gannya −V0 relatif terhadap bagian tengah. Kita mengasumsikan, celah an-
tara bagian tidak besar sehingga kita bisa menganalisis perubahan energi
potensial secara cepat. Hal ini ditunjukkan dengan grafik energi potensial.
Susunan seperti ini dikenal sebagai Sumur Energi Potensial.
Unutk membatasi gerak elektron, elektron bergerak di bagian tengah den-
gan energi kinetik Ek yang lebih kecil daripada U0 . Sehingga, elektron tidak
punya cukup energi untuk memanjat bukit energi potensial yang ada diantara
bagian tengah dan bagian tepi. Sehingga, elektron terbatasi geraknya hanya
di bagian tengah.
Sekarang kita anggap energi potensialnya sangat tinggi pada posisi A
dan B. Pada kasus ini, penetrasi elektron ke daerah terlarang tidak ter-
jadi. Probabilitas menemukan elektron di kedua bagian tepi menjadi nol.
Sehingga, kita mempunyai amplitudo gelombang yang nol di semua tempat
di daerah tersebut, termasuk di bidang batas. Untuk memenuhi syarat batas,
maka fungsi gelombang untuk daerah tengah di posisi batas A dan B HARUS
mempunyai nilai nol.
Beda dengan partikel bebas yang bisa memiliki sembarang panjang gelom-
5
Figure 1.4: Panjang gelombang partikel terbatas pada daerah dengan pan-
jang L.
2L
λn = (1.1)
n
dengan n = 1, 2, 3.
Dari persamaan panjang gelombang de Broglie, maka dapat dirumuskan
momentum
h
pn = n (1.2)
2L
Energi yang dimiliki oleh partikel di bagian tengah hanya Energi Kinetik
sehingga,
h2
En = n2 (1.3)
8mL2
Ingat, inilah ENERGI yang HANYA boleh dimiliki oleh elektron, dan terkuan-
6
tisasi (diskrit).
d2 ψ 2m
2
=− (E − U )ψ(x) (1.4)
dx h̄
h̄2 d2 ψ
− + U (x)ψ(x) = Eψ(x) (1.5)
2m dx2
Kita asumsikan mengetahui bentuk fungsi energi potensial U (x) dan men-
7
coba mendapatkan fungsi gelombang ψ(x) dan tentunya energi E berkaitan
dengan energi potensial tadi. Ini yang disebut sebagai problem eigenvalue.
Maka, sebenarnya penghitungan nilai E tidak lain adalah penghitungan men-
cari eigenvalue. Sehingga, energinya disebut sebagai nilai-nilai eigenvalue
energi.
Prosedur dalam menyelesaikan persamaan Schrodinger
1. Mulai dengan menuliskan persamaan 1.5 dengan U (x) yang sesuai den-
gan problem.
Apa makna dari adanya amplitudo pada persamaan gelombang ψ(x)? Am-
plitudo ini bukan simpangan seperti halnya simpangan pada gelombang air
atau gelombang suara. Gelombang ini berbeda dengan gelombang lainnya.
Amplitudo kuadratnya memberikan informasi probabilitas menemukan par-
tikel dalam suatu daerah.
8
Jika kita mendefinisikan P (x) sebagai rapat atau densitas probabilitas
(probabilitas per satuan panjang),
Z x2 Z x2
P (x1 : x2 ) = P (x)dx = |ψ(x)|2 dx (1.10)
x1 x1
9
Nah, karena kita bekerja dengan probabilitas, maka untuk mendapatkan
pengukuran, kita menggunakan expectation value atau nilai yang diharap-
kan.
Z +∞ Z +∞
[f (x)]av = P (x)f (x)dx = |ψ(x)|2 f (x)dx (1.11)
−∞ −∞
Kita akan menguji solusi persamaan Schrodinger untuk kasus khusus yaitu
energi potensial yang konstan, kita sebut U0 . Sehingga, persamaan 1.5 men-
jadi
h̄2 d2 ψ
− + U0 ψ(x) = Eψ(x) (1.12)
2m dx2
d2 ψ
= −k 2 ψ(x) (1.13)
dx2
dengan r
2m(E − U0 )
k= (1.14)
h̄2
tentu dengan mengasumsikan bahwa energi yang dimiliki oleh partikel lebih
besar daripada energi potensial.
10
Solusi dari persamaan diferensial tersebut, yaitu berbentuk periodik
r
0 2m(U0 − E)
k = (1.16)
h̄2
d2 ψ
= k 02 ψ(x) (1.17)
dx2
0 0
ψ(x) = Aek x + Be−k x (1.18)
11
1.4.2 Partikel bebas
Untuk partikel bebas, gaya bernilai nol. Sehingga, energi potensialnya kon-
stan. Nilai konstan ini bisa bernilai sembarang, namun bisa juga kita memilih
U0 = 0. Solusi yang digunakan adalah persamaan 1.15 dan energinya adalah
h̄2 k 2
E= (1.19)
2m
Nilai k bisa bernilai apa saja, tiada batasan. Sehingga, kita menyebutnya
bahwa energinya TIDAK terkuantisasi.
Selanjutnya, kita akan menghitung konstanta A dan B, namun perlu
menggunakan trik matematika. Kita tuliskan persamaan 1.15 menjadi
dengan A0 = A/2i + B/2 dan B 0 = −A/2i + B/2. Dan untuk fungsi waktu,
maka
12
Figure 1.5: Sumur Energi Potensial
Kita sekarang menganalisis untuk partikel di dalam kotak atau sumur seperti
yang terlihat pada gambar 1.5. Energi potensial dapat dituliskan menjadi
U (x) = 0 untuk 0 ≤ x ≤ L
ψ(x) = 0 (1.23)
13
Figure 1.6: Energi partikel dalam sumur
adalah r
2m(E)
k= (1.24)
h̄2
kL = nπ (1.25)
dengan n = 1, 2, 3, ...
14
Figure 1.7: Persamaan gelombang dan rapat probabilitas
h̄2 k 2 h2 n2
En = = (1.26)
2m 8mL2
Energi terendah disebut sebagai energi keadaan dasar atau ground state.
Selebihnya merupakan keadaan eksitasi.
Untuk melengkapi pembahasan, gunakan normalisasi untuk menghitung
p
nilai A. Buktikan bahwa A = 2/L. Maka solusi lengkapnya adalah
r
2 nπx
ψn (x) = sin (1.27)
L L
15
state, kemungkinan terbesar menemukan partikel yaitu di sekitar daerah ten-
gah sumur (x = L/2). Probabilitas akan menurun menuju nol dari daerah
tengah menuju ke tepi sumur. Hal ini berbeda dengan perilaku partikel
secara klasik. Partikel yang bergerak dengan kecepatan tetap akan bisa
ditemukan dengan probabilitas yang sama untuk semua daerah atau lokasi
di sumur. Partikel kuantum masih mempunyai kecepatan yang tetap, na-
mun probabilitas ditemukannya berbeda untuk tiap tempat di dalam sumur.
Sekali lagi inilah sifat gelombang pada partikel.
16