Disusun oleh :
M.RAMADHAN KASMAN
AFDALUL HIDAYAT
ARIE LISWARDI
HANAFI YAHYA
MUHAMMAD FACHRI
Dosen pembimbing :
Dytchia Septi Kesuma,M.Si
Apa yang membedakan antara bentuk ungkapan ( 1.24 ) dan ( 1.21 ) ? jawabnya ,
secara formal maatematis keduany identik tetapi ruh , spirit dan latar partikel (p) dari suatu
gelombang ( 𝜆 ) , sedangkan pers ( 1.24 ) merupakan sifat gelombang ( 𝜆 ) dari suatu partikel
bermomentum p . hal terpenting , sebelum kedua perumusan ini sifat –sifat gelombang dan
partikel tidak saling terkait atau saling mempengaruhi seperti telah di singgu di depan .
Dengan demikian, secara skematis kaitan antara partikel dan gelombang dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Artinya , gelombang dapat bersifat sebagai partikel dan sebaliknya partikel dapat
bersifat gelombang.
Hipotesis de broglie mampu menjelaskan hasil eksperimen yang di kalkukan oleh
C.J.Davisson dan L.H.Germer satu tahun kemudian . bagan dan hasil eksperimen diberikan
oleh gambar berikut ;
Intesitas elekron terpantul dapat dijelaskan sebagaimana difraksi bragg dengan
memberikan sifat gelombang pada elekron penumbuk . elektron-elektron dengan energi 54
eV dengan 𝜆 = 1,67 𝐴̇ yang mendekati harga 𝜆 difraksi bragg
Contoh 1,5
Neuton termal pada temperatur kamar 270 C digunakan untuk menentukan jarak
antara bidaang kristal NaCI . hitunglah :
a. panjang gelombang de bloglie neuton tersebut.
b. jarak antara bidang kristal NaCI jika difraksi maksimum pertama terdeteksi pada
sudut 14,90
penyelesaian :
a. energy kinetic rata-rata neuton termal identic dengan energi molekul gas ideal pada
temperature yang sama
3
𝐸𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝑘𝑇
2
3
= 1,381 𝑥 10−21 . 300 J
2
= 6,2145 𝑥 10−21 J
𝑝2
Karena 𝐸𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝐸𝑘𝑖𝑛 = 2𝑚 , Maka
𝑁
b. pers. ( 1.25 ) merupakan kasus khusus ( n=1 ) dari persamaan yang lebih umum yaitu :
𝑛λ = 2d sin 𝜃 ( 1.26 )
dengan n= 1,2,3,…..menyatakan puncak ( maksimal ) ke-n pola difraksi. Dari pers. ( 1.26 )
ini diperoleh jarak antara bidang kristal NaCl,
𝑛𝜆
d = 2 sin 𝛳
1 𝑥 1,45
= 2 𝑥 0,257
=2,82 Å
1.2.5 Teori Atom Bohr
Saat itu rutherford telah membuat model atom yg mengambil analogi sistem tata surya
yang mana planet-planet bergerak mengitari matahari. Model planet untuk suatu atom
rutherford bermuara pada kesimpulan :
i) elektron atom hidrogen yg beredar di sekitar inti hanya mempunyai waktu edar sekitar
10−6 detik, kemudian elektron jauh ke dalam inti. Hal ini terjadi karena dalam
pemahaman klasik elektron akan memancarkan energinya selama mengelilingi inti
atom.
ii) spekrum optik dari atom hidrogen ( atau atom yang lain ) adalah spektrum kontinu.
Dua kesimpulan tersebut ternya tidak sesuai dengan hasil eksperimen Balmer yang
berupa spektrum garis ( diskrit ) untuk hidrogen dan spektrum pita gas nitrogen
Untuk mengatasi masalah ini neils bohr mengajuka model atom hidrogen yang berdasar
pada postukat-postulat beri
1. elektron bergerak mengitari proton di dalam atom hidrogen dengan gerak
melingkar serba sama dalam gaya coulomb dan sesuai dengan hukum newton
2. 2. orbit yang di ijin kan hanya orbit yang memungkinkan momentum sudut
elektron adalah kelipatan bulat dari h / 2π yaitu
3. jika elktron berada pada orbit yang diijinkan, elektron tidak memancarkan energi.
4. jikka eklektron melompaat dari lintasan ke-I menuju ke-j, maka foton dengan
frekuensi v
𝐸𝑖 − 𝐸𝑗
v= (1.28)
ℎ
dipancarkan ( untuk 𝐸𝑖 > 𝐸𝑗 ) atau diserap ( untuk 𝐸𝑖 < 𝐸𝑗 ) oleh atom hidrogen
Kuantitas lainnya, energi total elektron tidak lain adalah kinetik dan energi potensial.
𝑚𝑣 2 1 𝑒2
𝐸 = 𝐸𝑘 + 𝐸𝑃 = − 4𝜋𝜀 (1.30)
2 0 𝑟
atau
4𝜋𝜀0 ℎ2
r → 𝑟𝑛 = 𝑛 2 = 𝑎0 𝑛 2 (1.32)
𝑚𝑒 2
dengan
4𝜋𝜀0 ℎ2
𝑎0 = = 0,53Å (1.33)
𝑚𝑒 𝑒 2
dikenal sebgai radius bohr yang bersesuaian dengan hasil eksperimen, hasil diatas
menyaatakan bahwa jari-jari elektron mengintari inti tidak dapat sembarang nilai melainkan
kuadrat yg bilanganny bulat kali radius bohr. Singkatan kata, jari-jari atom juga berkuantitas.
Selanjutnya, subtitusi radius (1.32) ke dalam pers.(1.31) diperoleh ungkapan energi.
𝑚𝑒 4 1
𝐸 = 𝐸𝑛 = − 32𝜋2 𝜀2 ℎ2 (𝑛2 ) (1.34)
0
Hasil ini juga mampu menjelaskan hasil eksperimen atom hidrogen secara
memuaskan . model atom bohr untuk hidrogen memperkenalkan syarat kuantum baru yaitu
momentum sudut merupakan kelipatan bulat ℏ.Bilangan n yang mengidentifikasi keadaan
stasioner ini disebut bilangan kuantum utama (principle quantum number)
Selanjutnya, perhatikan jika bilangan kuantum n sangat besar. Pers. (1.28) dan pers.
(1.34) memberikan
𝑚𝑒 4 1 1
𝑣 = 8ℰ 2 ℎ3 (𝑛2 − 𝑛2 ) (1.35)
0 𝑓 𝑖
yang dapat ditulis menjadi
𝑚𝑒 4 (𝑛𝑖 −𝑛𝑓 )(𝑛𝑖 +𝑛𝑓 )
𝑣 = 8ℰ 2 ℎ3 (1.36)
0 𝑛𝑖2 𝑛𝑓
2
Partikel 𝜇-meson atau lebih dikenal sebagai muon mempunyai massa 210 kali massa elektron
tertangkap proton dan membentuk atom mirip hidrogen (hydrogen-like atom). Hitung:
a. Energi foton yang dipancarkan jika muon jatuh dari keadaan tereksitasi pertama ke
keadaan dasar.
b. Jejari orbit Bohr pertama.
c. Kecepatan muon di dalam orbit Bohr ke-n.
Penyelesaian:
a. Jika partikel yang jatuh adalah elektron, menggunakan ungkapan (1.35) diperoleh energi
foton terpancar:
1 1
𝐸𝜇 = 13,6 ( − 2 )
1 𝑛
= 10,2 𝑒𝑉, untuk n = 2
Dari ungkapan energi (1.34) tampak bahwa sebanding dengan massa partikel. Karena itu,
untuk massa muon 𝑚𝜇 = 210𝑚𝑒 energi foton terpancar:
𝐸𝜇 = 210𝐸𝑒 = 2142 𝑒𝑉
a. Dari ungkapan radius Bohr tampak bahwa 𝑎0 berbanding terbalik terhadap massa. Karena
itu, jejari (radius) Bohr untuk kasus muon:
4𝜋𝜀0 ℏ2 4𝜋𝜀0 ℏ2
𝑎𝜇 = =
𝑚𝜇 𝑒 2 210𝑚𝜇 𝑒 2
𝑎0
=
210
= 0,0023 Å
b. Ungkapan postulat momentum sudut (1.27) dan jari-jari (1.32) memberi hubungan
kecepatan elektron dalam mengitari inti
𝑒2 𝑐𝛼
𝑣 = 𝑣𝑛 = =
4𝜋𝜀0 ℏ𝑛 𝑛
dengan adalah 𝛼 konstanta struktur halus
𝑒2 1
𝛼= =
4𝜋𝜀0 ℏ𝑐 137
Jadi, hanya bergantung bilangan kuantum n dan tidak bergantung massa partikel.
Contoh 1.7:
Hitung tingkat-tingkat energi
a. Osilator harmonik dengan frekuensi v
b. Benda jatuh bebas dan mengalami pemantulan elastis pada lantai.
Penyelesaian :
a. Sistem osilator harmonik diungkapkan oleh :
i. Persamaan gerak
𝑑2 𝑥
𝑚 + 𝑘𝑥 = 0
𝑑𝑡 2
Atau
𝑑2 𝑥
+ 𝜔2 𝑥 = 0, dengan 𝜔 = √𝐾/𝑚
𝑑𝑡 2
𝑝2 𝑥 2
𝐸= +
𝑎2 𝑏 2
Dengan 𝑎 = √2𝑚𝐸 dan 𝑏 = √2𝐸/𝑘
Menurut postulat Wilson-Sommerfeld
= 𝑛ℎ
Dengan demikian,
𝐸 = 𝐸𝑛 = 𝑛ℏ𝜔, ℏ = ℎ/2𝜋
b. Benda jatuh bebas dan mengalami pemantulan elastis, mempunyai persamaan energi dalam
momentum dan posisi
𝑝2
𝐸= + 𝑚𝑔𝑦
2𝑚
atau
𝑝 = ±√2𝑚𝐸 − 2𝑚2 𝑔𝑦
Kurvanya
dengan amplitudo 𝐴𝑅
𝜔1 −𝜔2 𝑘1 −𝑘2
𝐴𝑅 = 𝐴𝑅 2𝐴𝑐𝑜𝑠 [( )𝑡 − ( ) 𝑥] (1.41)
2 2
Grafiknya,
Dari gambar 1.12 tampak bahwa paket gelombano terlokalisasi di daerah sebesar ∆𝑥 dan
lokalisasi ini van diharapkan sebagai posisi partikel klasik.
𝑖𝑎𝑥 𝑖𝑎𝑥
1 𝑒 − 𝑒−
2 2
=
𝑎𝑥 𝑖
𝑎𝑥
2sin( 2 )
=
𝑎𝑥
Grafiknya,
Hubungan antara ∆𝑥 dan ∆𝑘 bergantung dari bentuk paket gelombang dan bergantung
pada Ak, Ax didefinisikan.Perkalian (∆𝑥)(∆𝑘) akan minimum jika paket gelombang
berbentuk fungsi Gaussian yang bertransformasi Fourier juga dalam fungsi Gaussian.Untuk
paket Gaussian,jika ∆𝑥 dan ∆𝑘 diambil deviasi standar dari 𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑘),maka
1
∆𝑥∆𝑘 = 2 (1.43)
2𝑦𝜆
∆𝑥~2𝑦𝑠𝑖𝑛𝜃~ (1.47)
𝑑
Contoh 1.8
a. Bila paket gelombang dalam komponen ruangnya saja 𝑓(𝑥) berbentuk Gaussian
perlihatkan bahwa transformasi fouriernya𝑔(𝑘) ,juga berbentuk Gaussian
b. Bila ∆𝑥 dan ∆𝑘 diambil deviasi standar dari dan perlihatkanbahwa perkalian
1
∆𝑥∆𝑘 = 2 .
Penyelesaian:
a. Misalkan, paket gelombang Gaussian ternormalisasi berbentuk
𝛼 1/2 2 𝑥 2 /2
𝑓(𝑥) = ( 𝜋) 𝑒 −𝛼
√
∞
Dengan ∫−∞|𝑓(𝑥)|2 𝑑𝑥 = 1. maka pasangan tranformasi Fouriernya
∞
1
𝑔(𝑘) = ∫ 𝑓(𝑥)𝑒 −𝑖𝑘𝑥 𝑑𝑥
√2𝜋
−∞
∞
1 𝛼 1/2
2 𝑥 2 /2
= ( ) ∫ 𝑒 −𝛼 𝑒 −𝑖𝑘𝑥 𝑑𝑥
√2𝜋 √𝜋
−∞
∞
1 𝛼 1/2 −𝛼2 𝑖𝑘 2 −𝑘2
(𝑥+ 2 )
= ( ) ∫ 𝑒 2 𝛼 𝑒 2𝛼2 𝑑𝑥
√2𝜋 √𝜋
−∞
1 𝛼 1/2 𝑘2 √2𝜋
−
= ( ) 𝑒 2𝛼2
√2𝜋 √𝜋 𝛼
1/2 𝑘2
1 −
= (𝛼 𝜋) 𝑒 2𝛼2
√
∞
yang tidak lain adalah fungsi Gaussian , dengan ∫−∞|𝑔(𝑘)|2 𝑑𝑘 = 1 .
Sehingga