OLEH :
KELOMPOK I
NURDIANSYAH
FADLI
MOH.ASRI
RUDI DARMAWAN
RISKAYANI
RAHMAWATY
NI KOMANG MARIANTINI
EFI
HIKMAH BASONGGO
Atom hidrogen merupakan atom paling sederhana yang terdiri dari satu proton sebagai
nukleus dan satu elektron yang mengitarinya. Pada pembahasan ini akan diuraikan solusi dari
persamaan Schrodinger untuk sistem fisis real atom hidrogen dan mengkaji berbagai
konsekwensinya. Merujuk kebahasan perkenalan kita dengan persamaan Schrodinger persoalan
tiga dimensi memerlukan tiga bilangan kuantum untuk mencirikan semua pemecahannya.
Massa proton mp jauh lebih besar daripada massa elektron me , mp =1836 me . Di dalam
pembahasan ini dilakukan penyederhanaan berupa asumsi proton diam di pusat koordinat dan
elektron bergerak mengelilinginya di bawah pengaruh medan atau gaya coloumb.
Pendekatan yang lebih baik dilakukan dengan memandang kedua partikel proton dan
elektron berotasi di sekitar pusat massa bersama yang berada (sedikit) di dekat pusat proton.
Tetapi sekali lagi untuk penyederhanaan, efek ini diabaikan disini. Karena proton dianggap diam,
maka kontribusi energi sistem hanya diberikan oleh elektron yaitu energi kinetik.
mengingat sistem atom hidrogen memiliki simetri bola, analisis menjadi lebih sederhana bila
oprator ∇2 diungkapkan θ ϕ dalam koordinat bola. Di dalam koordinat bola (r,θ,ϕ) , persamaan
1.4 menjadi
selanjutnya, untuk mendapatkan solusi bagi persamaan 1.5, dilakukan pemisahan variabel (r) = r
ψ (r,θ,ϕ) sebagai berikut
subtitusikan ungkapan (1.6) ke dalam persamaan (1.5) kemudian dikalikan dan dibagi
ungkapan 1.6 didapatkan
Dari persamaan 1.7 tampak bahwa suku pertama dan keempat hanya bergantung jari-jari
r, suku kedua dan ketiga hanya bergantung sudut θ dan ϕ .
Penjumlahan suku-suku yang hanya bergantung pada jari-jari dan dua sudut ini akan
selalu sama dengan nol untuk sembarang nilai r, θ dan ϕ jika masing-masing suku sama dengan
konstanta. Konstanta (c) berharga ± l(l + 1) . Suku yang hanya bergantung jari-jari menjadi
atau
tampak bahwa persamaan (1.9b) juga terpisah menjadi dua bagian yaitu bagian yang hanya
bergantung pada sudut azimut ϕ dan bagian yang bergantung pada θ . Selanjutnya tetapkan
masing-masing bagian sama dengan konstanta -m2 dan m2 . Dengan alasan yang akan menjadi
jelas kemudian pilih
Atau
sehingga
demikian, persamaan (1.5) dapat dipisah menjadi tiga persamaan deferensial biasa, selanjutnya
kita tentukan solusi masing-masing persamaan tersebut.
Kita mulai dari persamaan paling sederhana (1.10a) yakni persamaan azimuth yang
menggambarkan rotasi disekitar sumbu z. Sudut rotasi disekitar sumbu-z ini adalah 0 sampai 2 π
, dan periodesitasnya. Itulah sebabnya konstanta (4.11a) dipilih negatif (= − m2 ) agar memberi
solusi berupa fungsi sinusoidal dan periodik. Bila dipilih positif akan memberi solusi fungsi
exponensial, sehingga untuk satu posisi yang sama akan diberi nilai yang berbeda
persamaan diferensial (1.11b) dengan konstanta l (l +1) dan m2 dikenal sebagai persamaan
diferensial Legendre terasosiasi. Solusi dari persamaan ini dapat diperoleh menggunakan metode
Frobenius dan diberikan oleh deret berhingga yang dikenal sebagai polinom Legendre
terasosiasi. Inilah alasan penagmbilan tetapan ± l(l + 1) ketika menguraikan persamaan (1.7)
menjadi persamaan (1.8a) dan (1.9a). bila konstantanya bukan ± l(l + 1) maka solusinya adalah
deret takberhingga.
Didapatkan
sehingga
dari hubungan (1.19) ini tampak bahwa untuk harga l tertentu maka m maksimum terjadi jika m=
ldan Plm
sedangkan m minimum terjadi pada m= - l
jika dikaitkan dengan ungkapan (4.14), maka untuk l tertentu m dapat berharga
tampak pada persamaan radial ini terdapat nilai atau energi eigen E. Pada pembahasan paper ini
penulis batasi pada keadaan terikat yaitu keadaan dengan energi negatif E = −⎟ E⎟
Perubahan variabel
( 1.22)
( 1.23)
𝑒² 𝑚𝑒
Dengan λ= { }½ (1. 24)
2𝛱ƹħ² 8 |𝐸 |
Untuk menentukan solusi persamaan (1.23) kita selidiki terlebih dahulu perilaku persamaan
tersebut pada dua daerah extrim yaitu daerah jauh sekali dan daerah pusat koordinat. Sebelumnya
tuliskan terlebih dahulu persamaan (1.23) dalam bentuk
Solusi yang memenuhi persamaan suku dominan ini dan kondisi fisis keberhinggaan ρ → 0
adalah
karena itu solusi untuk daerah asal (koordinat) menggunakan hasil (1.31) dan hubungan (1.28)
diberikan oleh
dari sini kita dapat menggunakan berbagai cara untuk menyelesaikannya, menggunakan
polinomial Laguerre atau dengan deret polinomial.murni. dengan menggunakan polinomial
Laguerre dengan menggunakan persamaan (1.29) didapatkan persamaan untuk L, yaitu
tampak bahwa deret akan berhingga jika λ adalah bilangan bulat, misalkan
λ=n (1.36)
s = n − l −1 (1.37)
persamaan (1.39) ini tidak lain adalah persamaan differensial laguerre terasosiasi, yang
mempunyai bentuk umum
solusinya disebut polinom Laguerre teasosiasi Lpqdapat diperoleh dari rumus rodrigues
kemudian koefisien p dan q dihubungkan denganbilangan kuantum orbital l dan bilangan bulat n
yang nantinya disebut bilangan kuantum utama menurut
p = 2 l +1
q=n+l (1.42)
p≤q (1.48a)
l ≤ n-1 (1.48b)
l = 0,1,2,3,...,n-1 (1.48c )
Contoh soal!