Anda di halaman 1dari 5

JPII 2 (1) (2013) 18-22

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii

IMLEMENTASI SIMULASI PhET DAN KIT SEDERHANA UNTUK


MENGAJARKAN KETERAMPILAN PSIKOMOTOR SISWA PADA POKOK
BAHASAN ALAT OPTIK

S. Prihatiningtyas1*, T. Prastowo2, B. Jatmiko2

Mahasiswa Prodi Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya


1

2
Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Surabaya

Diterima: 24 Januari 2013. Disetujui: 3 April 2013. Dipublikasikan: April 2013

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menuntaskan hasil belajar psikomotor fisika siswa dengan penerapan simulasi
PhET dan KIT sederhana pada siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran berja-
lan dengan baik sesuai dengan RPP, hasil psikomotor kelas eksperimen 1 dengan menggunakan simulasi PhET
dan kelas eksperimen 2 dengan menggunakan KIT sederhana dapat menuntaskan hasil belajar siswa, serta respon
siswa terhadap pembelajaran positif. Berdasarkan hasil temuan di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi
simulasi PhET dan KIT sederhana untuk mengajarkan keterampilan psikomotor siswa pada pokok bahasan alat
optik dapat menuntaskan hasil belajar psimotor siswa.

ABSTRACT

This study aims to resolve learning outcomes physics psychomotor of students with the application of PhET
simulations and simple KIT on students. The results showed that implementation of learning going well accord-
ing to the lesson plan, student who are in the experimental class 1 using PhET simulation and the experimental
class 2 using a simple KIT could complete the learning outcomes, and student respond to learning was positive.
According to the finding above it could be conclude that the implementation PhET simulation and simple KIT
to teach psychomotor skills of students on the subject of optical can to complete psychomotor learning outcomes
of students.

2013 Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNNES Semarang

Keywords: PhET simulations; simple KIT; optical instruments; psychomotor skills

PENDAHULUAN guru-guru tentang proses belajar-mengajar, serti-


fikasi guru, dan penyempurnaan kurikulum 1994
Pendidikan mempunyai peran penting da- menjadi kurikulum 2006 yaitu kurikulum tingkat
lam kemajuan suatu negara. Maju tidaknya pem- satuan pendidikan (KTSP) (Adiarta, 2004).
bangunan suatu negara pada masa yang akan Dalam KTSP untuk pendidikan dasar dan
datang dapat dilihat dari mutu pendidikan yang menengah disebutkan bahwa sains berfungsi
ada di negara tersebut. Oleh karena itu, pengem- untuk mengembangkan keterampilan wawasan
bangan IPTEK dan kebutuhan masyarakat yang dan kesadaran teknologi dalam kaitan dengan
semakin meningkat, perlu diimbangi dengan pe- pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. Hal
ningkatan mutu pendidikan. Berbagai upaya te- ini berarti, melalui pembelajaran sains di seko-
lah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan lah, semestinya dapat digunakan untuk memben-
mutu pendidikan, misalnya melalui penataran tuk kemampuan manusia yang utuh, dalam arti
*Alamat korespondensi: mempunyai sikap, kemampuan kognitif, dan ke-
E-mail: tea_ask_physics@yahoo.com
S. Prihatiningtyas dkk. / JPII 2 (1) (2013) 18 - 22 19

terampilan memecahkan permasalahan yang di- dianggap tepat untuk mengajarkan keterampilan
hadapi. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No- psikomotor adalah model pembelajaran koopera-
mor 19 tahun 2005 Pasal 25 (4) tentang Standar tif (MPK). Pendekatan pembelajaran kooperatif
Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa kompe- pada dasarnya adalah mengoptimalkan potensi
tensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan tutor teman sebaya, dengan membentuk kelom-
keterampilan. Ini berarti bahwa pembelajaran pok kecil yang heterogen kemampuannya, saling
dan penilaian harus mengembangkan kompeten- mengisi dan saling melengkapi. Kelompok terse-
si siswa yang berhubungan dengan ranah afektif but terdiri dari empat sampai lima siswa. Dengan
(sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor kelompok kecil tersebut menjadikan aktivitas
(keterampilan). siswa semakin efektif saling menunjang dan sa-
Fisika merupakan salah satu cabang dari ling melengkapi. Dengan demikian kegairahan
ilmu sains. Fisika merupakan hasil kegiatan ma- belajar semakin meningkat, pemahaman dengan
nusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep diskusi interen dalam kelompok semakin meng-
yang terorganisasi tentang alam sekitar yang di- gairahkan belajar dan kesetiakawanan sosial ter-
peroleh dari serangkaian pengalaman melalui bentuk (Soegino, 2004).
proses ilmiah. Pelajaran fisika tidak cukup hanya Selain penggunaan model pembelajaran
mempelajari produk tetapi menekankan bagai- yang bervariasi, pemilihan media pembelajaran
mana produk itu diperoleh, baik sebagai proses il- juga diperhatikan. Dalam penelitian ini media
miah maupun pengembangan sikap ilmiah siswa. yang digunakan berupa simulasi virtual dan
Untuk itu hasil belajar tidak hanya terbatas pada KIT sederhana. Salah satu contoh simulasi vir-
ranah kognitif, tetapi juga ranah psikomotor dan tual adalah simulasi Physics Education Technology
ranah afektif. Keterampilan psikomotor sangat (PhET). PhET adalah simulasi yang dibuat oleh
penting untuk diajarkan karena dari keterampi- University of Colorado yang berisi simulasi pem-
lan ini, siswa akan lebih mengetahui dan mema- belajaran fisika, biologi, dan kimia untuk kepen-
hami apa yang telah mereka pelajari. tingan pengajaran di kelas atau belajar individu.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Simulasi PhET menekankan hubungan antara
peneliti dari angket yang diisi oleh siswa di MTs fenomena kehidupan nyata dengan ilmu yang
Kanjeng Sepuh Sidayu Gresik khususnya kelas mendasari, mendukung pendekatan interaktif
VIII bahwa sebanyak 64% siswa mengatakan dan konstruktivis, memberikan umpan balik, dan
guru tidak memanfaatkan laboratorium dalam menyediakan tempat kerja kreatif (Finkelstein,
rangka proses belajar mengajar dan 62% siswa 2006). Simulasi PhET yang akan peneliti gu-
mengatakan dalam satu semester guru mengajak nakan adalah Geometric Optics. Kelebihan simu-
melakukan praktikum kurang dari 2 kali. Hal ini lasi PhET dapat mengetahui jalannya sinar pada
mengakibatkan keterampilan psikomotor siswa lensa hanya dengan menggeser-geser letak benda
rendah karena jarang dilatihkan. Guru lebih me- dan mengukur panjang lintasan letak benda se-
nitikberatkan pada pemberian materi tanpa ada hingga dapat langsung mengetahui jarak bayan-
praktikum sama sekali. gan dan sifat bayangan.
Kondisi seperti ini harus segera diper- Pengetahuan fisika terdiri atas banyak
baiki. Salah satu diantaranya melalui perbaikan konsep dan prinsip yang pada umumnya bersi-
kegiatan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran fat abstrak. Oleh karena itu, untuk memberi pe-
ini meliputi perbaikan model pembelajaran dan mahaman siswa selain menggunakan simulasi
tersedianya perangkat pembelajaran yang sesuai PhET juga dilatihkan dengan menggunakan KIT
dengan model pembelajaran yang diterapkan se- sederhana. KIT sederhana adalah box yang be-
hingga diharapkan dapat mengajarkan keteram- risi peralatan yang digunakan dalam praktikum
pilan psikomotor. Arsyad (2011) mengemukakan tentang alat optik yang terdiri atas lensa positif
dua unsur yang amat penting dalam proses pem- bertangkai, rel presisi, pemegang slide diafragma
belajaran di kelas yaitu model atau strategi dan dan diafragma anak panah, tumpukan berpenje-
media pembelajaran. pit serta layar. KIT sederhana merupakan media
Pada pokok bahasan alat optik, materi untuk menanamkan dan memantapkan pemaha-
pembiasan lensa positif sebagai prinsip utama man konsep-konsep fisika, menunjukkan hubu-
untuk menjelaskan pembentukan bayangan pada ngan antara konsep fisika dengan dunia sekitar
alat optik seperti mata, kamera, lup, mikroskop, serta aplikasi konsep dalam kehidupan nyata.
teropong, dan periskop. Untuk menjembatani Banyak dijumpai pembelajaran yang ber-
dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmi- basis simulasi dan KIT sederhana dengan meng-
ah pada diri siswa maka diperlukan model pem- gunakan model pembelajaran langsung dan
belajaran yang tepat. Model pembelajaran yang kooperatif memberikan manfaat yang cukup be-
20 S. Prihatiningtyas dkk. / JPII 2 (1) (2013) 18 - 22

sar bagi siswa. Penelitian terkait dengan pengem- vasi (pengamatan), angket, dan tes hasil belajar
bangan perangkat pembelajaraan dengan media psikomotor. Hasil pengamatan keterlaksanaan
simulasi PhET dan KIT sederhana sudah pernah pembelajaran dianalisis dengan cara menghitung
dilakukan sebelumnya yaitu penelitian mengenai: hasil pengamatan (diamati oleh pengamat) ber-
(1) Pengembangan perangkat pembelajaran ber- dasarkan nilai rata-rata tiap bagian untuk tiap-
basis media simulasi PhET dan KIT sederhana tiap RPP. Teknik analisis hasil belajar psikomotor
pada materi listrik dinamis oleh Samsuri (2010); dinilai dengan menggunakan pendekatan belajar
(2) Pengembangan perangkat pembelajaran ber- tuntas dengan acuan kriteria. Acuan ketuntasan
bantuan multimedia PhET dan KIT sederhana belajar yang ditetapkan di MTs Kanjeng Sepuh
pada pembelajaran fisika pokok bahasan alat-alat Sidayu Gresik sebesar 72%.
optik oleh Sugiono (2011). Kedua penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengembangan perang- HASIL DAN PEMBAHASAN
kat pembelajaran dengan menggunakan simulasi
PhET dan KIT sederhana efektif diterapkan pada Hasil analisis keterlaksanaan RPP untuk
siswa SMA. kelas eksperiman 1 dan eksperimen 2 dapat dili-
hat pada Gambar 1.
METODE

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII


MTs Kanjeng Sepuh Sidayu Gresik pada semes-
ter Genap tahun 2012. Penelitian ini termasuk
penelitian eksperimen, karena dalam penelitian
ini memberikan perlakuan pada dua kelompok
eksperimen yaitu kelompok eksperimen 1 dengan
menggunakan simulasi PhET dan kelompok eks-
perimen 2 dengan KIT sederhana. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII B dankelas
VIII D MTs Kanjeng Sepuh Sidayu Gresik yang
berjumlah 35 orang untuk kelas VIIIB dan 33
Gambar 1. Keterlaksanaan RPP
orang untuk kelas VIIID.
Rancangan penelitian yang digunakan da-
Keterlaksanaan rencana pelaksanaan pem-
lam penelitian ini adalah rancangan Posttest-On-
belajaran didasarkan atas pengelolaan Kegiatan
ly Control Design. Dalam rancangan ini, kelom-
Belajar Mengajar (KBM) meliputi pendahuluan,
pok I dikenakan perlakuan dengan menggunakan
kegiatan inti, penutup, pengelolaan kelas (suasa-
simulasi PhET dan kelompok II dengan menggu-
na kelas/antusias guru dan siswa), dan penge-
nakan KIT sederhana kemudian dilakukan pe-
lolaan waktu (kesesuaian KBM dengan alokasi
ngukuran terhadap variabel.
waktu). Untuk mendapatkan hasil yang efektif,
persiapan merupakan hal yang paling penting,
Tabel 1. Rancangan Penelitian
persiapan bagaimana materi dikemas, bagaimana
setting pembelajaran dan media apa yang diperlu-
Perlakuan Postes kan (Sholikhakh, 2012).
Kelompok (Variabel (Variabel Menurut Arikunto (2001), nilai kriteria ke-
bebas) terikat) terlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran
Eksperimen 1 X1 Y dikatakan baik jika bernilai antara 3,50 - 4,00.
Eksperimen 2 X2 Y Kegiatan pendahuluan sangat penting untuk me-
narik perhatian siswa. Pada kegiatan pendahulu-
(Sugiyono, 2008)
Keterangan : an untuk kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2
X1 = Perlakuan dengan menggunakan simulasi PhET termasuk kategori baik dengan nilai rata-rata dari
X2 = Perlakuan dengan menggunakan KIT sederhana pengamat sebesar 3,93 dan 3,87. Hal ini berarti
Y = Skor tes hasil belajar keterampilan psikomotor. guru sudah mampu membuka kegiatan pembela-
jaran dengan baik, guru mampu memotivasi sis-
Instrumen penelitian yang digunakan yai- wa, mengaitkan pengetahuan awal yang dimiliki
tu lembar keterlaksanaan RPP, tes hasil belajar siswa, dan menyampaikan tujuan pembelajaran
psikomotor, dan lembar angket respon. Teknik sehingga siswa mengerti dan memahami dengan
pengumpulan data dengan menggunakan obser- apa yang akan mereka pelajari.
S. Prihatiningtyas dkk. / JPII 2 (1) (2013) 18 - 22 21

Pada kegiatan inti, pada kedua kelas eks- laksanakan dalam penelitian ini ternyata membe-
perimen kemampuan guru dalam menyajikan rikan hasil belajar yang sangat memuaskan.
informasi dan mendemonstrasikan pengetahuan
atau keterampilan, mengorganisasikan siswa da- Tabel 2. Ketuntasan Psikomotor
lam kelompok-kelompok belajar, dan memberi
latihan terbimbing pada siswa termasuk kategori X1 X2
baik karena nilai rata-rata pengamat untuk kelas
eksperimen 1 sebesar 3,59 dan kelas eksperimen 2 Jumlah siswa 35 33
sebesar 3,51. Untuk kegiatan penutup, termasuk Siswa tuntas 35 28
kategori baik karena nilai rata-rata pengamat un- Individu 100% 85%
tuk kedua kelas sebesar 3,73. Guru sudah mam-
pu membimbing siswa dalam membuat kesimpu- Pembelajaran dengan menggunakan simu-
lan dan guru memberikan penghargaan kepada lasi PhET membuat siswa tertarik dan semangat
kelompok yang hasil kerjanya baik, sehingga hal melakukan praktikum sehingga menuntaskan ha-
ini dapat memotivasi siswa untuk pembelajaran sil belajar siswa. Menurut Taufiq (2008), simulasi
selanjutnya. PhET memberikan kesan yang positif, menarik,
Selanjutnya berkaitan dengan pengelolaan dan menghibur serta membantu penjelasan seca-
waktu, pada setiap pertemuan dikategorikan cu- ra mendalam tentang suatu fenomena alam. Oleh
kup baik dengan nilai rata-rata untuk kelas eks- karena itu, siswa yang berlatih simulasi PhET me-
perimen 1 sebesar 2,95 dan kelas eksperimen 2 rasa senang dan mudah untuk mempelajarinya.
sebesar 2,85. Hal ini berarti KBM menggunakan Menurut Malik (2010), strategi Pembelajaran in-
simulasi PhET untuk kelas eksperiman 1 dan teraktif model simulasi merupakan strategi yang
KIT sederhana untuk kelas eksperimen 2 menga- efektif, karena efektif dalam penggunaan waktu
lami kesulitan sehingga alokasi waktu tidak sesu- dan efektif dalam meningkatkan prestasi belajar
ai dengan yang telah direncanakan. Waktu yang mahasiswa. Lailiyah (2009) mengemukakan bah-
dibutuhkan oleh kelas eksperimen 2 lebih banyak wa pembelajaran dengan menggunakan simulasi
karena siswa masih merasa kesulitan dalam me- lebih efektif dibandingkan pembelajaran dengan
rangkai KIT sederhana meskipun sudah menda- demonstrasi dan ceramah. Hal ini menunjukkan
pat bantuan dari guru. bahwa pembelajaran dengan menggunakan simu-
Nilai rata-rata untuk suasana kelas untuk lasi dapat membantu siswa untuk lebih memaha-
kelas eksperimen 1 sebesar 3,75 termasuk kate- mi persoalan yang dipelajari. Selain mengajarkan
gori baik karena pembelajaran terpusat pada sis- keterampilan psikomotor ternyata penggunaan
wa dan siswa antusias. Untuk kelas eksperimen 2 KIT juga dapat meningkatkan keterampilan ilmi-
nilai rata-rata suasana kelas sebesar 3,53 terma- ah dan sikap ilmiah. Hal ini didukung penelitian
suk kategori baik untuk pembelajaran yang ter- yang dilakukan oleh Widayanto (2009) yang me-
pusat pada siswa dan antusias guru tetapi untuk nemukan bahwa keterampilan proses dan pema-
antusias siswa termasuk kategori baik. Hal ini haman siswa kelas X SMAN N 3 Sragen dapat
menunjukkan bahwa selama KBM, guru mam- ditingkatkan melalui pemanfaatan KIT optik.
pu melibatkan siswa secara aktif dan mencipta- Faktor penting dalam peningkatan keterampilan
kan suasana kelas yang menyenangkan sehingga proses dan pemahaman siswa adalah keterliba-
membuat siswa bersemangat belajar (pembelaja- tan siswa dalam kegiatan praktikum. Semakin
ran berpusat pada siswa). tinggi keterlibatan siswa dalam praktikum maka
Hasil ketuntasan hasil belajar psikomotor semakin tinggi pencapaian pemahaman dan kete-
dapat dilihat pada Tabel 2. rampilan proses siswa. Hasil penelitian Wahyudi
Ketuntasan individu untuk kelas ekspe- (2009) yang menemukan bahwa peningkatan
rimen 1 semua siswa tuntas dengan ketuntasan sikap ilmiah dapat dilakukan dengan mengem-
individu sebesar 100%. Dengan demikian pem- bangkan perangkat kegiatan pemanfaatan KIT
belajaran dengan menggunakan simulasi PhET Optik dalam pembelajaran, meliputi: rencana pe-
dapat menuntaskan hasil belajar seluruh siswa. laksanaan pembelajaran (RPP) yang berorientasi
Ketuntasan individu untuk kelas eksperimen 2 pada aktivitas belajar siswa, berupa pembiasaan
siswa yang tuntas sebanyak 28 siswa dengan ke- bersikap ilmiah dengan melakukan kerja ilmiah,
tuntasan individu sebesar 85%. Dengan demikian lembar kerja siswa (LKS) yang dirancang dengan
pembelajaran dengan menggunakan KIT dapat pendekatan inquiry yang menjadi arah serta pan-
menuntaskan hasil belajar siswa.Pembelajaran duan bagi siswa dalam bekerja ilmiah. Sikap il-
keterampilan psikomotor dengan penerapan si- miah yang dapat dikembangkan dalam penelitian
mulasi PhET dan KIT sederhana yang telah di- ini adalah objektif, kritis, ulet, rendah hati, dapat
22 S. Prihatiningtyas dkk. / JPII 2 (1) (2013) 18 - 22

bekerjasama dengan orang lain dan pandangan konsep dalam pengubahan konseptual pada
positif terhadap kegagalan. pembelajaran fisika. Jurnal Pendidikan dan Pen-
Persentase respons siswa untuk kelas eks- gajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXX-
perimen 1 sebesar 86% dan kelas eksperimen 2 VII Juli 2004.
Arikunto, S. 2001. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Ja-
sebesar 85% yang menunjukkan kategori san-
karta: Bumi Aksara.
gat baik. Penggunaan simulasi PhET dan KIT Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Ra-
mempunyai pengaruh besar pada keterampilan jagrafindo Persada.
psikomotor siswa, siswa cenderung lebih termoti- Finkelstein, N. 2006. Hightech Tools For Teaching
vasi jika mereka belajar dengan mengaplikasikan Physics:The Physics Education Technology
langsung ilmu yang mereka peroleh dengan me- Project. Merlot journal of online learning and
manfaatkan simulasi PhET dan KIT sederhana. teaching. Vol. 2 (3): 110-121.
Secara keseluruhan, siswa memberikan respons Lailiyah, E. 2009. Perbandingan efektivitas metode
positif terhadap pembelajaran. Respons positif simulasi javascript terhadap demonstrasi dan
ceramah dalam meningkatkan kemampuan
ini menunjukkan bahwa siswa antusias dengan
siswa untuk materi pemuaian dan wujud zat.
pembelajaran yang disajikan. Hal ini dapat me- Jurnal pembelajaran fisika sekolah menengah. Vol
motivasi siswa untuk meningkatkan perhatian 1 (1): 9-13.
dan membuat mereka terlibat dalam pengalaman Malik, N. 2010. Pengaruh Strategi Pembelajaran Inter-
pembelajaran yang menyenangkan dan bermak- aktif Model Simulasi Mata Kuliah Rangkaian
na. Motivasi ini yang mendorong siswa untuk Listrik Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa
melakukan aktivitas pembelajaran seperti yang Program Studi Pendidikan Teknik Elektro FT-
teramati oleh pengamat, dengan intensitas yang UNM. Jurnal MEDTEK. Vol 2 (1), April 2010.
cukup tinggi. Tingginya respons siswa secara ti- Samsuri. 2010. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berbasis Media Simulasi PhET dan KIT Sederhana
dak langsung dapat membantu siswa mendapat-
Pada Pembelajaran Fisika SMA Pokok Bahasan
kan pemahaman konsep yang utuh. Listrik Dinamis. (Tesis). Surabaya: Pascasarjana
Berdasarkan hasil analisis data dan pem- Universitas Negeri Surabaya.
bahasan pada penelitian keterampilan psikomo- Sholikhakh. 2012. Pengembangan Perangkat Pembe-
tor dengan penerapan simulasi PhET dan KIT lajaran Beracuan Konstruktivisme Dalam Ke-
sederhana pada siswa kelas VIIIB dan VIIID masan CD Interaktif Kelas VIII materi Geome-
MTs Kanjeng Sepuh Sidayu Gresik pada pokok tri dan Pengukuran. Unnes Journal Of Research
bahasan alat optik, maka dapat diperoleh temuan Mathematics Education. Juni 2012. 13-19.
sebagai berikut: (1) Keterlaksanaan pembelaja- Soegino. 2004. Peningkatan Kualitas Sajian Pembela-
jaran Konsep IPA Di SLTP Melalui Compo-
ran yang menggunakan simulasi virtual dan KIT
nent Display Theory (CDT) Dan Kooperatif.
sederhana dengan model pembelajaran langsung Jurnal Pendidikan Dasar. Vol. 5 (1): 3442.
dan kooperatif telah berjalan dengan baik sesu- Sugiono, N. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
ai dengan RPP yang dikembangkan; (2) Hasil Berbantuan Multimedia PhET dan KIT Sederhana
psikomotor kelas eksperimen 1 dengan meng- Pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Alat-alat
gunakan simulasi PhET dan kelas eksperimen 2 Optik. (Tesis). Surabaya: Pascasarjana Universi-
dengan menggunakan KIT sederhana dapat me- tas Negeri Surabaya.
nuntaskan hasil belajar siswa; (3) Respon siswa Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
terhadap pembelajaran positif. dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Taufiq, M. 2008. Pembuatan Media Pembelajaran Ber-
basis Compact Disc Untuk Menampilkan Sim-
PENUTUP ulasi Dan Virtual Labs Besaran-Besaran Fisika.
J. Pijar MIPA. Vol. 3 (3): 6872.
Berdasarkan hasil temuan di atas dapat di- Wahyudi dan Khanafiyah. 2009. Pemanfaatan Kit Op-
simpulkan bahwa implementasi simulasi PhET tik Sebagai Wahana Dalam Peningkatan Sikap
dan KIT sederhana untuk mengajarkan keteram- Ilmiah Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.
pilan psikomotor siswa pada pokok bahasan alat Vol 5: 113-118.
optik dapat menuntaskan hasil belajar psikomo- Widayanto. 2009. Pengembangan keterampilan pros-
tor siswa. es dan pemahaman siswa kelas X melalui KIT
optik. Jurnal pend. Fis. Ind. Vol 5 (1): 19.
DAFTAR PUSTAKA

Adiarta, A dan Rapi, N.K. 2004. Implementasi strate-


gi siklus belajar hipotesis-deduktif dengan peta

Anda mungkin juga menyukai