Anda di halaman 1dari 35

FONON II

SIFAT-SIFAT TERMAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Pendahuluan Fisika Zat Padat

DISUSUN OLEH :

Abdul Rohim (3215096545)

Benedictus Ryandi Novada (3215096550)

Ian Arif Rahman (3215096535)

Indah Novitasari (3215096526)

Dinar Wahyu Febrianita (3215097723)

PENDIDIKAN FISIKA NON REGULER 2009

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2012
KAJIANPUSTAKA

A. Kapasitansi Panas Fonon

Kapasitas panas yang biasa kita kenal kapasitas panas pada volume konstan ,
yang lebih mendasar dari kapasitas panas pada tekanan konstan , yang
dimaksudkan pada eksperimen. Kapasitas panas pada volum konstan didefinisikan
𝐶𝑉 = (𝜕𝑈/𝜕𝑇)𝑉 dimana U adalah energi dan T adalah temperatur.

Kontribusi dari fonon terhadap kapasitas panas pada kristal disebut kapasitas
panas kisi dan dilambangkan 𝐶𝑙𝑎𝑡 .

Energi total dari fonon pada temperature τ(= 𝐾𝐵 T) dalam kristal mungkin ditulis
sebagai penjumlahan dari semua mode energi fonon , disini di kumpulkan dengan
vektor gelombang K dan indeks polarisasi p.

𝑈 = ∑𝐾 ∑𝑃 𝑈𝐾,𝑝 = ∑𝐾 ∑𝑃〈𝑛𝐾,𝑝 〉 ħ𝜔𝐾,𝑃 (1)

Dimana 〈𝑛𝐾𝑝 〉 adalah daerah keseimbangan termal dari panjang vektor fonon K
dan polarisasi P. bentuk 〈𝑛𝐾𝑝 〉 di turunkan dari fungsi distribiusi plank :

1
〈𝑛〉 = (2)
ħ𝜔
exp ( 𝜏 ) − 1

Dimana 〈𝑛〉 menyatakan rata – rata titik keseimbnagn termal . grafik A dari 〈𝑛〉
dijelaskan oleh.
gambar 1. Plot dari fungsi distribusi plank . pada temperatur tinggi keadaannya
mendekati linear pada temperatur . fungsi 〈𝑛〉 + ½ , dimana tidak di plot .
menerima tanda garis sebagai asimtot pada temperatur tinggi . tanda garis adalah
batas dalam tinjauan klasik.
1. Distribusi Plack

Mengacu pada osilator harmonik identik pada titik keseimbangan termal.


Perbandingan dari bilangan osilasi pada urutan keadaan kuantum eksitasi ke (n +
1) ke bilangan osilasi pada urutan keadaan kuantum ke n adalah

𝑁𝑛+1 ⁄𝑁𝑛 = 𝑒𝑥𝑝(−ħ⁄𝜏), 𝜏 = 𝐾𝑏 𝑇 (3)

Dengan menggunakan faktor boltzman. Sehingga solusi dari bilangan osilator


total pada keadaan kuantum ke n adalah

𝑛ħω
𝑁𝑛 exp (− 𝜏 )
= (4)
∑∞
𝑠 →0 𝑁𝑠 ∑∞
𝑠ħω
𝑠=0 ( 𝜏 )

Kita tahu bahwa rata-rata bilangan kuantum eksitasi dari sebuah osilator adalah

𝑠ħɷ
∑𝑠 𝑠 exp(− )
〈𝑛〉 = 𝜏 (5)
𝑠ħɷ
∑𝑠 exp(−
𝜏 )

Jumlah dipersamaan (5) adalah

1 𝑑 𝑥
∑ 𝑋𝑠 = ; ∑ 𝑠𝑋 𝑠 = x ∑ 𝑋𝑠 = (6)
1−𝑋 𝑑𝑥 (1 − 𝑥)2
𝑠 𝑠 𝑠

Dengan 𝑥 = exp(−ħ𝜔⁄𝜏 ) kita bisa menuliskan kembali persamaan (5) sebagai


distribusi planck :

𝑥 1
〈𝑛〉 = = (7)
𝑥−1 𝑠ħɷ
exp(− 𝜏 ) − 1
2. Daftar Mode Normal

Energi dari pengumpulan osilator yang berfrekuensi ɷ𝐾,𝑃 pada kesetimbangan


termal didapatkan dari persamaan (1) dan (2) :

ħɷ𝐾,𝑝
U = ∑∑ (8)
ħɷ
𝐾 𝑝 exp ( 𝜏 𝐾 ) − 1

Biasanya untuk menulis penjumlahan dari K bisa digunakan integral .jika kristal
dalam bentuk 𝐷𝑝 (ɷ)𝑑ɷ mengakibatkan polarisasi pdalam rentang frekuensi 
sampai  + d , energinya adalah

ħɷ
𝑈 = ∑ ∫ 𝑑ɷ 𝐷𝑝 (9)
ħɷ
𝑝 exp ( 𝜏 ) − 1

Kapasitas panas bisa dicari dengan mendeferensiakan terhadap temperatur.


Dengan memasukan

𝜕𝑈
X = ħ/τ = ħɷ/𝑘𝐵 𝑇 : dengan 𝜕𝑇 dinyatakan :

𝑥 2 exp 𝑥
𝐶𝑙𝑎𝑡 = 𝐾𝐵 ∑ ∫ 𝑑ɷ 𝐷𝑝 (ɷ) (10)
𝑝 (exp 𝑥 − 1)2

Masalah utamanya adalah menemukan D() , bilangan mode tiap jangkauan


frekuensi. Funsi ini disebut kerapatan dari r kurang lebih jarang

Gambar 2. Garis elastis of N + 1 atom, dengan N = 10 , untuk kondisi ikatan .


bahwa atom terakhir s = 0 dan s = 10 tidak berubah. Partikel yang bergeser di
keadaan normal dari longitudinal atau tranversal pergeseran berbentuk 𝑢𝑠 ᾱ sin
sKa. Bentuk ini secara otomatis memberikan nilai nol pada saat s = 0dan kita
dapat memilih K untuk tiap pergeseran di akhir s = 10.

Gambar 3. Kondisi di ikatan sin sKa = 0 untuk s = 10 tidak terpenuhi jika


memasukan K = π/10a , 2π/10a,… 9π/10a , dimana 10a adalah panjang garis L.
mengacu gambar di ruang K. titik bukanlah atom melainkan hasil yang memenuhi
K. dari N+1 partikel digaris , hanya N-1 yang diperbolehkan bergerak , dan
pergerakan totalnya dapat dinyatakan dalam suku N-1 yang memenuhi nilai K .
kuantisasi dari K tidak dapat dicari dengan mekanika kuantum tetapi dari
pendekatan klasik kondisi ikatan dapat diselesaikan.

Kerapatan dari keadaan . cara paaling mudah untuk menentukan rapat keadaan
adalah menentukan penyebaran  terhadap K pada arah kristal yang dipilih
dengan caara penyebaran neutron yang tidak elastik lalu membuat analisa teorinya
untuk meberikan penyebaran hubungan pada arah yang general dari D()
kemungkinan bisa didapatkan.
3. Rapat Keadaan dalam Satu Dimensi

Mempertimbangkan masalah nilai batas untuk getaran dari garis satu dimensi
dengan panjang L membawa N+1 partikel dengan pemisahan a. Kita menganggap
bahwa partikel s = 0 dan s = N di akhir baris tetap. Setiap mode getaran normal
dari polarisasi p memiliki bentuk gelombang berdiri. Dimana 𝑢𝑠 adalah
perpindahan oleh partikel s

𝑢𝑠 = 𝑢(0) exp(−𝑖𝜔𝑘,𝑝 𝑡) sin 𝑠𝐾𝑎 (11)

Dimana 𝜔𝑘,𝑝 memiliki hubungan dengan K mendekati dispersi relasi.

Dari gambar 3 vektor gelombang K dibatasi oleh beberapa kondisi

𝜋 2𝜋 3𝜋 (𝑁 − 1)𝜋
𝐾= , , ,… , (12)
𝐿 𝐿 𝐿 𝐿

Solusi dari 𝐾 = 𝜋⁄𝐿 memiliki

𝑢𝑠 ∝ sin(𝑠𝜋 𝑎⁄𝐿) (13)

Solusi untuk 𝐾 = 𝑁𝜋⁄𝐿 = 𝜋⁄𝑎 = 𝐾𝑚𝑎𝑥 memiliki 𝑢𝑠 ∝ sin(𝑠𝜋 𝑎⁄𝐿). Ini


memungkinkan tidak ada gerak atom, karena sin(𝑠𝜋) hilang pada setiap atom,
sehingga ada N-1 nilai bebas memungkinkan K pada persamaan 12. Jumlah ini
sama dengan jumlah partikel diperbolehkan untuk bergerak. Setiap nilai
memungkinkan K berhubungan dengan gelombang berdiri. Untuk satu baris
dimensi ada satu modus untuk masing-masing interval, sehingga beberapa mode
per rentang unit K adalah 𝐿⁄𝜋 untuk 𝐾 ≤ 𝜋⁄𝑎 dan 0 untuk 𝐾 > 𝜋⁄𝑎 .

Ada tiga polarisasi p untuk setiap nilai K: pada satu dimensi, dua diantaranya
melintang dan satu yang lainnya membujur. Dalam tiga dimensi, polarisasi yang
sederhana ini hanya untuk vector gelombang arah Kristal tertentu.

Perangkat lain untuk mode operasi perhitungan yang sering digunakan yaitu
sama-sama valid. Kita menganggap medium yang tak terbatas, tetapi memerlukan
solusi periodik yang akan l;ebih besar dari nilai L, sehingga
2𝜋 4𝜋 6𝜋 𝑁𝜋
𝐾 = 0, ± ,± ,± ,…, (14)
𝐿 𝐿 𝐿 𝐿

Metode perhitungan diberikan dalam jumlah mode yang sama yaitu (per satu atom
di berikan dari persamaan (12), tetapi yang kita miliki sekarang nilai keduanya
plus dan minus K, dengan ∆𝑘 = 2𝜋⁄𝐿 interval antara nilai-nilai berturut-turut k.
Untuk kondisi batas periodic nomor mode per kisaran unit k adalah 𝐿⁄2𝜋 untuk
−𝜋⁄𝑎 ≤ 𝐾 ≤ 𝜋⁄𝑎 dan 0 sebaliknya. Situasi dalam kisi dua dimensi digambarkan
dalam gambar 6.

Kita perlu mengetahui 𝐷(𝜔) adalah jumlah modus per kisaran satuan frekuensi.
Jumlah modus 𝐷(𝜔)𝑑𝜔pada 𝑑𝜔di dalam 𝜔 diberikan pada satu dimensi dengan

𝐿 𝑑𝐾 𝐿 𝑑𝜔
𝐷(𝜔)𝑑𝜔 = 𝑑𝜔 = (15)
𝜋 𝑑𝜔 𝜋 𝑑𝜔⁄𝑑𝐾

Kita bisa memperoleh kecepatan group 𝑑𝜔⁄𝑑𝐾 dari hubungan dispersi 𝜔


terhadap K. Terdapat keanehan di 𝑑𝜔 setiap kali hubungan dispersi 𝜔(𝑘) adalah
horizontal yaitu setiap kali kecepatan kelompok adalah nol.
4. Rapat Kedaan dalam Tiga Dimensi

Kita menerapkan kondisi batas periodic di 𝑁 3 sel primitive dalam sebuah kubus
dengan panjang sisi L sehingga dapat di tentukan oleh kondisi

exp[𝑖(𝐾𝑥 𝑥 + 𝐾𝑦 𝑦 + 𝐾𝑧 𝑧)] ≡ exp{𝑖[𝐾𝑥 (𝑥 + 𝐿) + 𝐾𝑦 (𝑦 + 𝐿) + 𝐾𝑧 (𝑧 + 𝐿)]} (16)

Dimana

2𝜋 4𝜋 𝑁𝜋
𝐾𝑥 , 𝐾𝑦 , 𝐾𝑧 = 0 ; ± ;± ;….; (17)
𝐿 𝐿 𝐿

Karena itu ada sebuah nilai yang diperbolehkan K per volume (2𝜋⁄𝐿)3 di dalam
ruang K, atau

𝐿 3 𝑉
( ) = (18)
2𝜋 8𝜋 3

Gambar 4

Mempertimbangkan N buah partikel


dibatasi untuk meluncur pada cincin
melingkar. Partikel dapat berosilasi
jika dihubungkan dengan pegas elastic.
Dalam modus normal 𝑢𝑠 untuk
perpindahan atom s akan menjadi
bentuk sin 𝑠𝐾𝑎atau cos 𝑠𝐾𝑎. Ini adalah mode independen. Periodisasi geometris
dari cincin tersebut memiliki syarat batas bahwa 𝑢𝑁+𝑠 = 𝑢𝑠 untuk semua s,
sehingga NKa harus dikalikan intergral 2. Untuk N= 8 nilai K yang
diperbolehkan adalah 0, 2⁄8𝑎 , 4⁄8𝑎 , 6⁄8𝑎 dan 8⁄8𝑎 . Nilai K= 0 tidak
berlaku untuk bentuk sin karena sin s0a = 0. Nilai 8⁄8𝑎 memiliki arti dalam
bentuk cosinus karena sin s8a⁄8𝑎 = sin  = 0. Tiga nilai lain dari K
diperbolehkan untuk bentuk keduanya yaitu sin dan cos, memberikan total
delapan mode yang memungkinkan untuk 8 partikel sehingga kondisi batas
periodic mengarah ke salah satu modus yang diperbolehkan per partikel, persis
seperti kondisi batas tetap akhir pada gambar 3. Jika kita mengambil bentuk
kompleks dari exp(𝑖𝑠𝐾𝑎), kondisi batas periodic akan mengarah pada 8 mode
yaitu 𝐾 = 0, ± 2𝜋⁄𝑁𝑎 , ± 4𝜋⁄𝑁𝑎 , ± 6𝜋⁄𝑁𝑎 , 𝑑𝑎𝑛 ± 8𝜋⁄𝑁𝑎, seperti pada
persamaan 14.

𝑁𝜋 6𝜋 4𝜋 2𝜋 2𝜋 4𝜋 6𝜋 𝑁𝜋
− − − − 0
𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿

Gambar 5 Nilai yang memungkinkan untuk gelombang vektor K pada kondisi


batas periodic di terapkan pada kisi linear periodisasi N= 8 atom dengan panjang
L. K= 0 adalah solusi untuk bentuk mode yang seragam. Point special ± 𝑁𝜋⁄𝐿
hanya mewakili satu persamaan karena exp(𝑖𝜋𝑠) identik dengan exp(−𝑖𝜋𝑠)
.sehingga dipebolehkan 8 mode dengan perpindahan s atom sebanding dengan 1,
exp (±𝑖𝜋𝑠)⁄4, exp (±𝑖𝜋𝑠)⁄2, exp (±𝑖3𝜋𝑠)⁄4, exp(±𝑖𝜋𝑠).
Gambar 6 Nilai yang diperbolehkan dalam ruang Forier dari gelombang fonon
vektor K untuk kisi-kisi persegi adalah konstan, dengan kondisi batas periodic
diterapkan selama persegi memiliki sisi L= 10a. Modus seragam di tandai dengan
cross. Ada satu nilai yang di perbolehkan untuk K per luas (2𝜋⁄10𝑎 )2 =
(2𝜋⁄𝐿)2 sehingga dalam luas lingkaran 𝜋𝐾 2 jumlah titik yang di izinkan adalah
𝜋𝐾 2 (𝐿⁄2𝜋)2.

Memungkinkan nilai K per satuan volume ruang K. untuk polarisasi masing-


masing dan untuk setiap cabang. Volume specimen adalah 𝑉 = 𝐿3 . Jumlah mode
𝐿 3
dengan vector gelombang kurang dari K ditemukan dari persamaan (18) menjadi ( )
2𝜋

kalinya volume sebuah bola yang berjari-jari K. sehingga

𝑁 = (𝐿⁄2𝜋)3 (4𝜋𝐾 3 ⁄3) (19)


untuk setiap jenis polarisasi. Rapat keadaan untuk setiap polarisasi adalah

𝐷(𝜔) = 𝑑𝑁⁄𝑑𝜔 = (𝑉𝐾 2 ⁄2𝜋 2 )(𝑑𝐾 ⁄𝑑𝜔) (20)


5. Rapat Keadaan Model Debye

Dalam pendekatan Debye kecepatan bunyi diambil sebagai konstanta untuk


masing-masing tipe polarisasi, sebagaimana itu mungkin untuk kontinum elastik
klasik. Hubungan dispersinya dapat ditulis seperti

ω = ʋ𝐾 (21)

dengan ʋ adalah konstanta kecepatan bunyi.

Kerapatan keadaan (20) menjadi

𝐷(ω)
Vω2
= (22)
2𝜋 2 ʋ3

Jika terdapat N sel primitif dalam contoh, total nomor ragam phonon akustiknya
adalah N. Sebuah frekuensi pancung ω𝐷 ditentukan oleh (19) seperti

ω3𝐷
6𝜋 2 ʋ3 𝑁
= (23)
𝑉

Untuk frekuensi ini terdapat koresponden sebuah arus listrik gelombang vektor
dalam K ruang:

(6𝜋 2 𝑁/𝑉)1/3 (24)

Dalam ragaml Debye kita tidak diperbolehkan ragam vektor gelombangnya lebih
besar dari KD. Nomor ragam dengan 𝐾 ≤ 𝐾𝐷 membuang nomor derajat
kebebasan dari kisi monoatomik.

Energi termalnya (9) diberikan oleh

𝜔𝐷
𝑉𝜔2 ħ𝜔
𝑈 = ∫ 𝑑𝜔 𝐷(𝜔)(𝑛(𝜔))ħ𝜔 = ∫ 𝑑𝜔 ( 2 3 ) ( ħ𝜔/𝑟 ) (25)
0 2𝜋 𝜗 𝑒 −1
Untuk masing-masing tipe polarisasi. Untuk singkatnya kita mengasumsikan
bahwa kecepatan phonon adalah kebebasan polarisasi, sehingga kita mengalikan
dengan faktor 3 untuk memperoleh

3𝑉ħ 𝜔𝐷 𝜔3 3𝑉𝑘𝐵4 𝑇 4 𝑥𝐷 𝑥3
𝑈= ∫ 𝑑𝜔 = ∫ 𝑑𝑥 (26)
2𝜋 2 𝜗 3 0 𝑒 ħ𝜔/𝑟 − 1 2𝜋 2 𝜗 3 ħ3 0 𝑒𝑥 − 1

Dimana 𝑥 = ħ𝜔/𝑟 = ħ𝜔/𝑘𝐵 𝑇 and

ħ𝜔𝐷 𝜃
𝑥𝐷 = = (27)
𝐾𝑏 𝑇 𝑇

Ketentuan Debye pada suhu 𝜃 dalam kondisi 𝜔𝐷 ditentukan oleh (23). Kita dapat
mengungkapkan 𝜃 seperti

1
ħ𝜗 6𝜋 2 𝑁 3
𝜃= .( ) (28)
𝑘𝐵 𝑉
Germanium

Silikon

Sehingga total energi phononnya adalah

𝑇 3 𝑥𝐷 𝑥3
𝑈 = 9𝑁𝑘𝐵 ( ) ∫ 𝑑𝑥 𝑥 (29)
𝜃 0 𝑒 −1

Dimana N adalah nomor atom dalam sampel dan 𝑥𝐷 = 𝜃/𝑇.

Kapasitas panas ditemukan paling sering dengan mudah dengan membedakan


pertengahan persamaan (26) dengan ketidakpastian suhu. Kemudian

3𝑉ħ2 𝜔𝐷
𝜔4 𝑒 ħ𝜔/𝑟 𝑇 3 𝑥𝐷 𝑥4𝑒 𝑥
𝐶𝑣 = ∫ 𝑑𝜔 = 9𝑁𝑘𝐵 ( ) ∫ 𝑑𝑥 (30)
2𝜋 2 𝜗 3 𝑘𝐵 𝑇 2 0 (𝑒 ħ𝜔/𝑟 − 1)2 𝜃 0 (𝑒 𝑥 − 1)2

Kapasitas panas Debye digambarkan pada gambar 7. Pada 𝑇 ≫ 𝜃 kapasitas


panasnya mendekati nilai klasik 3𝑁𝑘𝐵 . Pengukuran nilai silikon dan germanium
digambarkan pada gambar 8.
6. Hukum T3 Debye

Pada suhu sangat rendah kita dapat mendekati (29) dengan membiarkan limit
teratas sampai tidak terbatas. Kita mempunyai

∞ 𝑥3 ∞ 1 𝜋4
∫0 𝑑𝑥 𝑒 𝑥 −1 = ∫0 𝑑𝑥 𝑥 3 ∑∞ ∞
0 𝑒𝑥𝑝 (−𝑠𝑥) = 6 ∑0 84 = 15
(31)

Dimana jumlah melebihi 𝑠 −4 ditemukan dalam tabel standar. Jadi 𝑈 =


3𝜋 4 𝑁𝑘𝐵 𝑇 4 /5𝜃 3 untuk 𝑇 ≪ 𝜃 , dan

12𝜋 4 𝑇 3 𝑇 3
𝐶𝑣 = 𝑁𝑘𝐵 (𝜃) = 234 𝑁𝑘𝐵 (𝜃) (32)
5

Yang mana adalah pendekatan Debye T3. Hasil penelitian untuk Argon
digambarkan pada gambar 9.

Pada suhu yang cukup rendah pendekatan T3 cukup baik: bahwa ketika hanya
panjang gelombang ragam akustik dimunculkan secara termal. Hanya ada ragam
yang mungkin dihilangkan seperti kontinum elastik dengan konstanta elastik
makroskopik. Energi ragam panjang gelombang pendek (untuk yang pendekatan
pasti ini) adalah terlalu tinggi bagi mereka untuk dipopulasikan secara penting
pada suhu rendah.

Kita mengetahui T3 dihasilkan oleh uraian sederhana (gambar 10). Hanya ragam
kisi memiliki ħω < kBT akan dikeluarkan menjadi beberapa sampai bernilai pada
suhu rendah T. Eksitasi dari ragam ini akan menggunakan pendekatan klasik,
masing-masing dengan sebuah energi sampai kBT, berdasarkan gambar 1.

Dengan diikuti volum dalam ruang K, pecahannya ditempati oleh ragam eksitasi
yaitu dari (ωT/ωD)3 atau (KT/KD)3 , dimana KT adalah vektor gelombang termal
seperti ħʋKT = kBT dan KD adalah vektor gelombang arus listrik Debye. Jadi
pecahan ditempati (T/ θ)3 dari total volum dalam ruang K. Terdapat 3N(T/θ)3
ragam eksitasi, masing-masing memiliki energi kBT. Energinya ~3N kBT (T/θ)3
dan kapasitas panasnya adalah ~12N kB (T/θ)3.
Untuk kristal sesungguhnya suhu pada pendekatan T3 cukup rendah. Itu dapat
diperlukan dibawah T = θ/50 untuk mendapatkan kemurnian sifat T3.

Pemilihan nilai θ diberikan pada tabel 1. Catatan, sebagai contohnya dalam alkali
logam bahwa atom yang lebih berat memiliki θ terendah, karena kecepatan suara
menurun sebagai peningkatan rapat massa.
7. Rapat Keadaan Model Einstein

Dengan menganggap bahwa pergerakan sejumlah N yang memiliki frekuensi


sama (0)dan dalam 1 dimensi. Kerapatan keadaan model Einsten adalah 𝐷(𝜔) =
𝑁𝛿(𝜔 − 𝜔0 ), dimana fungsi deltanya berpusat pada 0. Energi termal sistem
adalah

𝑁ћ𝜔
𝑈 = 𝑁〈𝑛〉ћ𝜔 = ћ𝜔
(33)
𝑒 ⁄𝜏 −1

gambar 9. Temperatur rendah kapasitas panas argon padatan terhadap


Temperatur3. Dalam grafik tersebut menggambarkan bahwa hasil eksperimen
tersebut dapat dikatakan dengan Hukum Debye3 dengan θ= 92 K
gambar 10. Untuk mendapatkan sebuah penjelasan dari hukum debye3, kita dapat
menganggap bahwa semua model ponon dari gelombang vektor yang kurang dari
Kr memiliki energi termal klasik KbT dan jarak antara Kr dan debye tidak ada.
𝐾 3 𝑇 3
Dari 3N kemungkinan mode, memiliki sejumlah (𝐾𝑇 ) = (𝜃) karena ini adalah
𝐷

perbandingan dari volume dalam bola dan volume luar bola. Energinya adalah
𝑈 ≈ 𝑘𝐵 𝑇. 3𝑁(𝑇/𝜃)3dan kapasitas panas adalah 𝐶𝑣 = 𝜕𝑈⁄𝜕𝑇 ≈ 12𝑁𝑘𝐵 (𝑇/𝜃)3
gambar11. Bandingkan hasil dari percobaan kapasitas panas dari intan dengan
hasil perhitungan model kuantum awal Einsten, menggunakan karakteristik
temperatur 𝜃𝐸 = ћ𝜔⁄𝑘𝐵 = 1320𝐾 . Untuk mengubahnya ke satuan J/mol0,
dikalikan dengan 4,186

Jadi kapasitas panas dari pergerakan tersebut adalah

𝜕𝑈 ћ𝜔 2 𝑒 ћ𝜔⁄𝜏
𝐶𝑣 = ( ) = 𝑁𝑘𝐵 ( ) (34)
𝜕𝑇 𝑉 𝜏 (𝑒 ћ𝜔⁄𝜏 − 1)2

yang digambar pada gambar 11. Ini menunjukan hasil dari einsten untuk
konstribusi dari pergerakan N identik menjadi kapasitas panas zat padat.

Jika dalam 3 dimensi, maka kita sebut dengan 3N. Batas ketinggian suhu Cv
menjadi 3N Kb, dan disebut juga hasil dulog dan petit.

Pada tempertur rendah, kapasitas panas berkurang sebanyak exp(− ћ𝜔⁄𝜏) yang
pada percobaan dari kontribusi ponon disebut juga T3, pada mode Debay diatas.
Model Einsten ini biasanya digunakan untuk menghitung bagian optik ponon dari
spektrum ponon.
8. Hasil Umum Untuk D ()

Kita mau mencari persamaan umum untuk D(). Jumlahnya bagian dari tiap unit
bagian jarak frekuensi, diberikan dispersi relasi ponon ()K. Jumlah yang
diijinkan dari K untuk setiap frekuensi ponon antara  + d adalah

𝐿 3
𝐷(𝜔)𝑑𝜔 = ( ) ∫ 𝑑3 𝐾 (35)
2𝜋 𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙

Dimana integral tersebut sampai dengan volume kulit K yang dibatasi oleh 2
frekuensi ponon yang besarnya konstan, 1 permukaan  dan 1 nya  + d.

gambar12. Elemen dari daerah dS di ruang frekuensi yang konstan pada kulit K.

Jadi volume antara 2 permukaan dari frekuensi yang tetap pada  dan +d sama
dengan ∫ 𝑑𝑆𝜔 𝑑𝜔/|∇𝑘 𝜔|. Elemen dari volume antara permukaan frekuensi tetap w
dan +d pada penggambaran sebuah silinder dengan alas dS dan ketinggian
𝑑𝐾⊥ maka

∫ 𝑑3 𝐾 = ∫ 𝑑𝑆𝜔 𝑑𝐾⊥ (36)


𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙
dan besar

|∇𝐾 𝜔|𝑑𝐾⊥ = 𝑑𝜔

Sehingga

𝑑𝜔 𝑑𝜔
𝑑𝑆𝜔 𝑑𝐾⊥ = 𝑑𝑆𝜔 = 𝑑𝑆𝜔
|∇𝐾 𝜔| 𝑣𝑔

dimana 𝑣𝑔 = |∇𝐾 𝜔| adalah besar dari kecepatan grup ponon. Sekarang kita
mempunyai

𝐿 3 𝑑𝑆𝜔
𝐷(𝜔)𝑑𝜔 = ( ) ∫ 𝑑𝜔
2𝜋 𝑣𝑔

dan L3 adalah Volume kristal. Sehingga kerapatan D() adalah

𝑉 𝑑𝑆𝜔
𝐷(𝜔) = 3
∫ (37)
(2𝜋) 𝑣𝑔

gambar13. Besar 𝑑𝐾⊥ yang antara permukaan  dan +d


gambar14. kerapatan menurut fungsi frekuensi dari (a) Debye padatan dan (b)
Struktur kristal

Persamaan sebelumnya tersebut dapat menghitung besar ruang K. Hasilnya akan


sama dengan teori ikat elektron. Ini sangat membantu untuk menghitung D()
dari suatu titik dimana kecepatan grup ponon adalah nol.
B. Interaksi Kristal Anharmonik

Teori getaran Lattice hanya membahas Energi potensial pada bentuk kuadrat
dalam interaksi perpindahan atom, diantara konsekuensinya adalah:

 2 gelombang Lattice tidak berinteraksi


 Tidak ada expansi thermal
 Konstanta elastic adiabatic dan isothermal sama
 Konstanta elastisitas nya adalah tekanan bebas dan temperature
 Kapasitas panas menjadi konstan ketika berada pada temperature yang
tinggi

Tidak ada dari pernyataan di atas yang tepat dalam menjelaskan Kristal.
Penyimpangan yang terjadi disandarkan pada neglect of anharmonic. Demonstrasi
effect anharmonic adalah percobaan interaksi dua phonon untuk memproduksi
phonon ketiga pada frekuensi ω3 = ω1 + ω2. Shiren mendeskripsikan sebuah
experiment antara sebuah beam of longitudinal phonon pada frekuensi 9.20 GHz
yang berinteraksi dengan Kristal MgO dengan sebuah parallel beam of
longitudinal phonons dengan nilai 9.18 GHz. Interaksi kedua beam ini
memproduksi beam of longitudinal phonon ketiga dengan nilai 18.38 GHz.

Proses tiga phonon ini disebabkan oleh bentuk ketiga energy potensial Lattice.
Bentuk khas nya mungkin saja berupa 𝑼𝟑 = 𝑨𝒆𝒙𝒙 𝒆𝒚𝒚 𝒆𝒛𝒛 , dimana e adalah
komponen tegangan dan A merupakan konstanta. Gambaran mudah tentang
wujud interaksi phonon yaitu: kehadiran sebuah phonon yang disebabkan sebuah
periodic elastisitas tegangan yang memodulasi konstanta elastisitas Kristal dalam
ruang dan waktu. Phonon kedua merasakan konstanta elastisitas dan menyebar
untuk memproduksi phonon ketiga.
1. Ekspansi Termal

Energi potensial atom dengan perpindahan x dari posisi kesetimbangannya dapat


dipresentasikan:

𝑼(𝒙) = 𝒄𝒙𝟐 − 𝒈𝒙𝟑 − 𝒇𝒙𝟒 (38)

Dengan c,g,dan f bernilai positif. Bentuk x3 dipresentasikan sebagai asimetri


mutual repulsion atom dan bentuk x4 sebagai pelembut getaran dengan amplitude
yang besar.

Dengan merata – ratakan perpindahan menggunakan fungsi distribusi Boltzmann,


akan memungkinkan kita untuk menemukan nilai x menurut probabilitas
thermodinamika:


∫− ∞ 𝒅𝒙 𝒙 𝒆𝒙𝒑[− 𝜷𝑼 (𝒙)]
(𝒙) = ∞
∫− ∞ 𝒅𝒙 𝒆𝒙𝒑 [ − 𝜷𝑼 (𝒙)]
Dengan β = 𝟏⁄𝑲 𝑻 . Untuk perpindahan demikian, bahwa bentuk anharmonik
𝒃

dalam energy itu kecil dalam perbandingan dengan KbT . Mungkin kita dapat
memperluasnya dengan integral berikut

3𝜋1⁄2 𝑔
∫ 𝑑𝑥 𝑥 𝑒𝑘𝑠𝑝(−𝛽𝑈) ≅ ∫ 𝑑𝑥[𝑒𝑘𝑠𝑝(−𝛽𝑐𝑥 2 )](𝑥 + (𝛽𝑔𝑥 4 + 𝛽𝑓𝑥 5 ) = ( 4
)(𝑐 5⁄2 )𝛽 −3⁄2 ;

𝜋 1⁄2
∫ 𝑑𝑥 𝑒𝑘𝑠𝑝(−𝛽𝑈) ≅ 1 + 𝛽𝑔𝑥 2 = ( ) (39)
𝛽𝑐

Maka expansi thermalnya adalah

3𝑔
〈𝒙〉 = 𝐾 𝑇 (40)
4𝑐 2 𝑏
C. Konduktivitas Termal

Koefisien K konductivitas termal padat didefinisikan dengan hubungan aliran


keadaan mantap dari panas sebuah batang panjang dengan gradient suhu dT/dx;

𝒅𝑻
𝑱𝒗 = −𝒌 𝒅𝒙 (41)

Dimana jv adalah flux energy thermal. Implikasi dari persamaan ini adalah proses
transfer energy thermal secara acak. Dari teori kinetic gas kita mendapatkan
sebuah pendekatan bentuk dari konduktivitas thermal:

𝟏
𝒌 = 𝟑 𝑪𝒗𝒍 (42)

Dimana C adalah kapasitas panas per satuan volume, v adalah rata-rata kecepatan
partikel, dan l adalah “mean free path” tabrakan diantara partikel.

Jika c adalah kapasitas panas sebuah partikel, kemudian bergerak dari temperature
T + ΔT ke temperature T, sebuah partikel tersebut akan melepaskan energy c ΔT,
dengan

𝒅𝑻 𝒅𝑻
∆𝑻 = 𝒅𝒙 𝒍𝒙 = 𝒗𝒙 𝒕
𝒅𝒙

Dimana t adalah waktu rata – rata diantara tumbukan

Energi net flux

𝒅𝑻 𝟏 𝒅𝑻
𝑱𝒗 = −𝒏(𝒗𝟐𝒙 )𝒄𝒕 = − 𝟑 𝒏(𝒗𝟐 )𝒄𝒕 (43)
𝒅𝒙 𝒅𝒙

untuk phonon dengan v konstan :

𝟏 𝒅𝑻
𝒋𝒗 = − 𝟑 𝒄𝒗 𝒍 𝒅𝒙 (44)

𝟏
dengan l = vt dan C = nc. Maka K = 𝟑 Cvl
1. Resistivitas Termal untuk Gas Fonon

Phonon yang berarti “free path l” itu secara prinsip, ditentukan dengan 2 proses,
yaitu penghamburan geometri dan penghamburan oleh phonon lain. Jika gaya –
gaya antar atom harmonic,maka tidak ada tumbukan mekanik diantara ponon –
ponon dan “the mean free path” akan dibatasi oleh tumbukan sebuah ponon
dengan ikatan Kristal dan lattice imperfections.

Dengan interaksi anharmonik Lattice, pasangan antara 2 phonon yang berbeda


yang memiliki harga mean free path yang terbatas. Keadaan exact system
anharmonik tidak terlalu lama seperti phonon.

Teori pasangan efek anharmonik thermal resistivity memprediksi bahwa l


proposional dengan 1/T pada temperature tinggi. Untuk mendefinisikan sebuah
konduktivitas thermal, harus ada mekanisme dalam Kristal dimana distribusi
phonon memungkinkan mencapai titik kesetimbangan thermal. Tanpa mekanika
kita mungkin tidak dapat berbicara ponon di “one end of crystal” di titik
keseimbangan termal di sebuah temperature T2 dan berakhir di temperature T1.

TIdak cukup hanya dengan membatasi the mean free path, tetapi harus ada
pembangunan sebuah lokasi kesetimbangan thermal dari distribusi phonon.
Tabrakan phonon dengan ikatan Kristal tidak akan membuat kesetimbangan
thermal, karena tumbukan tidak merubah energy phonon secara individual. Ini
dapat ditandai ulang dengan proses tabrakan 3 phonon.

𝑲𝟏 + 𝑲𝟐 = 𝑲𝟑 (45)

Tidak akan menuju kesetimbangan,tapi untuk reaksi halus total momentum gas
phonon tidak akan berubah oleh tumbukan.
Ket gambar 16.a : aliran molekul gas dalam dalam keadaan menuju
kesetimbangan di dalam tabung panjang terbuka dengan dinding tanpa gesekan.
Diantara proses tumbukan elastistas molekul gas tidak merubah momentum atau
energy flux gas karena setiap tumbukan kecepatan pusat massa dan energy yang
menumbuk partikel – partikel tidak berubah.

Ket gambar 16.b : definisi konduktivtas termal di dalm sebuah gas dapat
disamakan dengan sebuah situasi dimana aliran tak bermassa diizinkan. Dengan
sebuah pasangan – pasangan tumbukan gradient suhu dengan “above-average”
kecepatan pusat massa akan mengarah ke kanan. Sedangkan untuk “below-
average” kecepatannya mengarah ke kiri.

Sebuah kesetimbangan distribusi phonon pada temperature T bias menggerakkan


Kristal dengan kecepatan yang tidak terdistribusi oleh persamaan di atas. Untuk
setiap tabrakan phonon

𝑱 = ∑ 𝒏𝒌 𝜼𝑲 (46)
𝑲

Dikoservasikan. Karena tumbukan J berubah dengan K1 – K2 – K3 = 0. Nk adalah


banyaknya ponon yang memiliki gelombang vektor K.
Ket gambar 16.c: dalam sebuah Kristal kita mungkin dapat mengatur phonon –
phonon memimpin di one end. Di sini akan menjadi sebuah net flux phonon
mengarah right end Kristal. Jika hanya proses N terjadi, momentum tumbukan
flux phonon tidak berubah.

Ket gambar 16.d: dalam proses U, sebuah net besar merubah momentum dalam
setiap tumbukan. Inisial net flux phonon akan cepat sekali rusak. The ends akan
beraksi sebagai sumber dan sinks. Perpindahan net energi di bawah sebuah
gradient temperature terjadi.

Untuk sebuah distribusi dengan J tidak sama dengan 0 , tumbukan seperti (45)
“incapable” menuju kesetimbangan thermal sempurna karena J tidak berubah. Jika
memulai phonon panas sebuah “rod” turun dengan J tdaksama dengan 0 distribusi
akan “propagate” kebawah rod dengan J tidak berubah. Hal ini bukanlah
merupakan resistansi thermal.
2. Proses Umpklapp

Tiga phonon penting diproses menyebabkan resitivitas panas tidak dalam bentuk
K1 + K2 = K3 dengan K yang konsevatif , tetapi dalam bentuk :

K1+K2 = K3 + G (47)

Dimana G adalah vektor reciprocal lattice . proses ini ditemukan oleh pierls , yang
dikenal dengan umklapp proses. Kita bisa menyebutnya G untuk semua
momentum konservatif dalam kristal.

Kita ambil contoh dari proses interaksi gelombang dalam kristal yang total vektor
gelombangnya berubah sampai mendekati nol .

Gambar 17 (a) normal K1 + K2 = K3 dan (b) umklapp K1+K2=K3+G proses


tumbukan fonon pada kisi persegi dua dimesi . kisi persegi pada tiap gambar
mengacu pada daerah blillouin di ruang fonon K , daerah ini memuat semua
kemungkinan nilai tidak tetap dari vektor gelombang fonon. Vektor K dengan
arah tepat di tengah daerah yang direpresentasikan menyerap fonon pada proses
tumbukan. Seperti kita tau di (b) bahwa arah proses umklapp dari komponen – x
fluks fonon cadangan. Vektor kisi balik G dinyatakan dengan panjang 2π/a ,
dimana a adalah konstanta kisi dari kisi kristal , dan sejajar dengan sumbu Kx.
Untuk semua proses , N atau U , energi harus kembali , jadi ɷ1 + ɷ2 = ɷ3.

Vektor. Proses serupa selalu mungkin dalam kisi priodik. Pendapat paling kuat
untuk fonon : hanya berarti fonon palsu K pada daerah brillouin pertama , jadi
tidak ada K yang dihasilkan pada tumbukan harus kembali ke daerah pertama
dengan tambahan G . A tumbukkan dari dua fonon dengan hasil yang negatif dari
Kx dapat dilakukan dengan proses umklapp (G tidak sama dengan 0) membuat
ponon positif Kv . proses umklapp juga disebut U proses.

Proses tumbukkan dengan G = 0 disebut normal proses atau N proses . pada


temperatur tinggi T > θ semua fonon sedang tereksitasi karena 𝐾𝑏 T > ħɷ𝑚𝑎𝑘𝑠 ,
semua tumbukan lenting sempurna akan mengalami proses U dengan bantuan
momentum tinggi yang terjadi dalam tumbukan. Dalam keadaan ini kita dapat
memperkirakan resistivitas termal tanpa perbedaan secara tinjauan partikel antara
proses N dan U , dengan anggapan awal tentang efect non linear kita dapat
memperkirakannya untuk mendapatkan hambatan termal kisi sebanding dengan T
pada temperatur tinggi.

Energi dari fonon K1 , K2 cocok untuk terjadinya umklapp jika saat ½ 𝐾𝑏 θ ,


karena baik fonon 1 ataupun 2 harus mempunyai gelombang vektor kisaran 1/2G
sehingga tumbukkan (47) bisa mungkin terjadi. Jika kedua fonon mempunyai K
rendah , sehingga energinyapun rendah , tidak mungkin tumbukan antara mereka
gelombang vektornya keluar dari daerah pertama. Proses umklapp yang energinya
konservatif , hanya cukup untuk proses normal. Pada temperature rendah
bilangan fonon yang memenuhi dari energi tinggi 1/2𝐾𝑏 θ memerlukan harga
expetasi extrem sebagai exp(-θ/2T) , menurut faktor boltzman. bentuk
eksponensial cocok dengan hasil eksperimen. Kesimpulannya , fonon bebas pada
saat memasuki (42) itu adalah saat bebas untuk tumbukkan umklapp diantara
fonon dan tidak untuk semua fonon
Gambar 18 : konduktivitas termal pada bahan kristal murni dari sodium flurida .
setelah H. E jackton , C walker , dan T . F McNelly.
3. Ketidaksempurnaan

Efek geometri sangat penting untuk free path. Kita menganggap bahwa bagian
kecil dari kristal dibatasi oleh massa isotopic terdapat dalam elemen kimia alami,
kima pemurnian, ketidaksempurnaan pola-pola geometris dari molekul-molekul,
dan struktur benda tak berbentuk.

Pada temperatur rendah, rata-rata dari free path l menjadi sebanding dengan lebar
spesimen uji, sehingga nilai dari l tersebut dibatasi oleh lebar spesimen uji, dan
konduktivitas termalnya menjadi fungsi dari dimensi spesimen. Efek ini
ditemukan oleh De Haaz dan Biermasz. Penurunan yang tajam pada konduktivitas
termal dari kristal pada temperatur rendah dikarenakan oleh efek ukuran.

Di temperatur rendah, proses umklapp menjadi tidak efektif dalam membatasi


konduktifitas termal, dan efek ukurannya menjadi dominan seperti yang
ditunjukkan pada gambar18. Dapat kita perkirakan free path ponon akan menjadi
konstan, dengan diameter D spesimen, dapat kita lihat

𝐾 ≈ 𝐶𝑉 𝐷 (48)

C merupakan konduktivitas panas dimana T nya harus temperatur rendah. Efek


ukuran akan mempengaruhi jika rata-rata free path dari ponon menjadi sebanding
dengan diameter dari spesimen.
gambar19.

kristal dielektrik memiliki konduktivitas termal yang sama dengan logam. Al2O3
adalah salah satu kristal dielektrik yang mempunyai konduktivitas termal yang
sama tingginya dengan metal (tergantung pada suhunya) yang nantinya akan
dijelaskan pada chapter 6.

Pada kasus yang lain, misalnya kristal sempurna, distribusi dari isotop pada
elemen kimia sering menjadi mekanisme dalam proses bagian-bagian terkecil
pada ponon. Distribusi acak dari massa isotopik akan mengganggu kerapatan
seperti yang terlihat pada gelombang elastis. Bagian-bagian kecil pada substansi-
substansi ponon saling terkait. Hasil Germanium dapat dilihat dari gambar19.
Tingginya konduktivitas termal juga pernah didapatkan untuk Silikon dan Intan.

Anda mungkin juga menyukai