SIFAT-SIFAT TERMAL
DISUSUN OLEH :
JURUSAN FISIKA
2012
KAJIANPUSTAKA
Kapasitas panas yang biasa kita kenal kapasitas panas pada volume konstan ,
yang lebih mendasar dari kapasitas panas pada tekanan konstan , yang
dimaksudkan pada eksperimen. Kapasitas panas pada volum konstan didefinisikan
𝐶𝑉 = (𝜕𝑈/𝜕𝑇)𝑉 dimana U adalah energi dan T adalah temperatur.
Kontribusi dari fonon terhadap kapasitas panas pada kristal disebut kapasitas
panas kisi dan dilambangkan 𝐶𝑙𝑎𝑡 .
Energi total dari fonon pada temperature τ(= 𝐾𝐵 T) dalam kristal mungkin ditulis
sebagai penjumlahan dari semua mode energi fonon , disini di kumpulkan dengan
vektor gelombang K dan indeks polarisasi p.
Dimana 〈𝑛𝐾𝑝 〉 adalah daerah keseimbangan termal dari panjang vektor fonon K
dan polarisasi P. bentuk 〈𝑛𝐾𝑝 〉 di turunkan dari fungsi distribiusi plank :
1
〈𝑛〉 = (2)
ħ𝜔
exp ( 𝜏 ) − 1
Dimana 〈𝑛〉 menyatakan rata – rata titik keseimbnagn termal . grafik A dari 〈𝑛〉
dijelaskan oleh.
gambar 1. Plot dari fungsi distribusi plank . pada temperatur tinggi keadaannya
mendekati linear pada temperatur . fungsi 〈𝑛〉 + ½ , dimana tidak di plot .
menerima tanda garis sebagai asimtot pada temperatur tinggi . tanda garis adalah
batas dalam tinjauan klasik.
1. Distribusi Plack
𝑛ħω
𝑁𝑛 exp (− 𝜏 )
= (4)
∑∞
𝑠 →0 𝑁𝑠 ∑∞
𝑠ħω
𝑠=0 ( 𝜏 )
Kita tahu bahwa rata-rata bilangan kuantum eksitasi dari sebuah osilator adalah
𝑠ħɷ
∑𝑠 𝑠 exp(− )
〈𝑛〉 = 𝜏 (5)
𝑠ħɷ
∑𝑠 exp(−
𝜏 )
1 𝑑 𝑥
∑ 𝑋𝑠 = ; ∑ 𝑠𝑋 𝑠 = x ∑ 𝑋𝑠 = (6)
1−𝑋 𝑑𝑥 (1 − 𝑥)2
𝑠 𝑠 𝑠
𝑥 1
〈𝑛〉 = = (7)
𝑥−1 𝑠ħɷ
exp(− 𝜏 ) − 1
2. Daftar Mode Normal
ħɷ𝐾,𝑝
U = ∑∑ (8)
ħɷ
𝐾 𝑝 exp ( 𝜏 𝐾 ) − 1
Biasanya untuk menulis penjumlahan dari K bisa digunakan integral .jika kristal
dalam bentuk 𝐷𝑝 (ɷ)𝑑ɷ mengakibatkan polarisasi pdalam rentang frekuensi
sampai + d , energinya adalah
ħɷ
𝑈 = ∑ ∫ 𝑑ɷ 𝐷𝑝 (9)
ħɷ
𝑝 exp ( 𝜏 ) − 1
𝜕𝑈
X = ħ/τ = ħɷ/𝑘𝐵 𝑇 : dengan 𝜕𝑇 dinyatakan :
𝑥 2 exp 𝑥
𝐶𝑙𝑎𝑡 = 𝐾𝐵 ∑ ∫ 𝑑ɷ 𝐷𝑝 (ɷ) (10)
𝑝 (exp 𝑥 − 1)2
Kerapatan dari keadaan . cara paaling mudah untuk menentukan rapat keadaan
adalah menentukan penyebaran terhadap K pada arah kristal yang dipilih
dengan caara penyebaran neutron yang tidak elastik lalu membuat analisa teorinya
untuk meberikan penyebaran hubungan pada arah yang general dari D()
kemungkinan bisa didapatkan.
3. Rapat Keadaan dalam Satu Dimensi
Mempertimbangkan masalah nilai batas untuk getaran dari garis satu dimensi
dengan panjang L membawa N+1 partikel dengan pemisahan a. Kita menganggap
bahwa partikel s = 0 dan s = N di akhir baris tetap. Setiap mode getaran normal
dari polarisasi p memiliki bentuk gelombang berdiri. Dimana 𝑢𝑠 adalah
perpindahan oleh partikel s
𝜋 2𝜋 3𝜋 (𝑁 − 1)𝜋
𝐾= , , ,… , (12)
𝐿 𝐿 𝐿 𝐿
Ada tiga polarisasi p untuk setiap nilai K: pada satu dimensi, dua diantaranya
melintang dan satu yang lainnya membujur. Dalam tiga dimensi, polarisasi yang
sederhana ini hanya untuk vector gelombang arah Kristal tertentu.
Perangkat lain untuk mode operasi perhitungan yang sering digunakan yaitu
sama-sama valid. Kita menganggap medium yang tak terbatas, tetapi memerlukan
solusi periodik yang akan l;ebih besar dari nilai L, sehingga
2𝜋 4𝜋 6𝜋 𝑁𝜋
𝐾 = 0, ± ,± ,± ,…, (14)
𝐿 𝐿 𝐿 𝐿
Metode perhitungan diberikan dalam jumlah mode yang sama yaitu (per satu atom
di berikan dari persamaan (12), tetapi yang kita miliki sekarang nilai keduanya
plus dan minus K, dengan ∆𝑘 = 2𝜋⁄𝐿 interval antara nilai-nilai berturut-turut k.
Untuk kondisi batas periodic nomor mode per kisaran unit k adalah 𝐿⁄2𝜋 untuk
−𝜋⁄𝑎 ≤ 𝐾 ≤ 𝜋⁄𝑎 dan 0 sebaliknya. Situasi dalam kisi dua dimensi digambarkan
dalam gambar 6.
Kita perlu mengetahui 𝐷(𝜔) adalah jumlah modus per kisaran satuan frekuensi.
Jumlah modus 𝐷(𝜔)𝑑𝜔pada 𝑑𝜔di dalam 𝜔 diberikan pada satu dimensi dengan
𝐿 𝑑𝐾 𝐿 𝑑𝜔
𝐷(𝜔)𝑑𝜔 = 𝑑𝜔 = (15)
𝜋 𝑑𝜔 𝜋 𝑑𝜔⁄𝑑𝐾
Kita menerapkan kondisi batas periodic di 𝑁 3 sel primitive dalam sebuah kubus
dengan panjang sisi L sehingga dapat di tentukan oleh kondisi
Dimana
2𝜋 4𝜋 𝑁𝜋
𝐾𝑥 , 𝐾𝑦 , 𝐾𝑧 = 0 ; ± ;± ;….; (17)
𝐿 𝐿 𝐿
Karena itu ada sebuah nilai yang diperbolehkan K per volume (2𝜋⁄𝐿)3 di dalam
ruang K, atau
𝐿 3 𝑉
( ) = (18)
2𝜋 8𝜋 3
Gambar 4
𝑁𝜋 6𝜋 4𝜋 2𝜋 2𝜋 4𝜋 6𝜋 𝑁𝜋
− − − − 0
𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿
ω = ʋ𝐾 (21)
𝐷(ω)
Vω2
= (22)
2𝜋 2 ʋ3
Jika terdapat N sel primitif dalam contoh, total nomor ragam phonon akustiknya
adalah N. Sebuah frekuensi pancung ω𝐷 ditentukan oleh (19) seperti
ω3𝐷
6𝜋 2 ʋ3 𝑁
= (23)
𝑉
Untuk frekuensi ini terdapat koresponden sebuah arus listrik gelombang vektor
dalam K ruang:
Dalam ragaml Debye kita tidak diperbolehkan ragam vektor gelombangnya lebih
besar dari KD. Nomor ragam dengan 𝐾 ≤ 𝐾𝐷 membuang nomor derajat
kebebasan dari kisi monoatomik.
𝜔𝐷
𝑉𝜔2 ħ𝜔
𝑈 = ∫ 𝑑𝜔 𝐷(𝜔)(𝑛(𝜔))ħ𝜔 = ∫ 𝑑𝜔 ( 2 3 ) ( ħ𝜔/𝑟 ) (25)
0 2𝜋 𝜗 𝑒 −1
Untuk masing-masing tipe polarisasi. Untuk singkatnya kita mengasumsikan
bahwa kecepatan phonon adalah kebebasan polarisasi, sehingga kita mengalikan
dengan faktor 3 untuk memperoleh
3𝑉ħ 𝜔𝐷 𝜔3 3𝑉𝑘𝐵4 𝑇 4 𝑥𝐷 𝑥3
𝑈= ∫ 𝑑𝜔 = ∫ 𝑑𝑥 (26)
2𝜋 2 𝜗 3 0 𝑒 ħ𝜔/𝑟 − 1 2𝜋 2 𝜗 3 ħ3 0 𝑒𝑥 − 1
ħ𝜔𝐷 𝜃
𝑥𝐷 = = (27)
𝐾𝑏 𝑇 𝑇
Ketentuan Debye pada suhu 𝜃 dalam kondisi 𝜔𝐷 ditentukan oleh (23). Kita dapat
mengungkapkan 𝜃 seperti
1
ħ𝜗 6𝜋 2 𝑁 3
𝜃= .( ) (28)
𝑘𝐵 𝑉
Germanium
Silikon
𝑇 3 𝑥𝐷 𝑥3
𝑈 = 9𝑁𝑘𝐵 ( ) ∫ 𝑑𝑥 𝑥 (29)
𝜃 0 𝑒 −1
3𝑉ħ2 𝜔𝐷
𝜔4 𝑒 ħ𝜔/𝑟 𝑇 3 𝑥𝐷 𝑥4𝑒 𝑥
𝐶𝑣 = ∫ 𝑑𝜔 = 9𝑁𝑘𝐵 ( ) ∫ 𝑑𝑥 (30)
2𝜋 2 𝜗 3 𝑘𝐵 𝑇 2 0 (𝑒 ħ𝜔/𝑟 − 1)2 𝜃 0 (𝑒 𝑥 − 1)2
Pada suhu sangat rendah kita dapat mendekati (29) dengan membiarkan limit
teratas sampai tidak terbatas. Kita mempunyai
∞ 𝑥3 ∞ 1 𝜋4
∫0 𝑑𝑥 𝑒 𝑥 −1 = ∫0 𝑑𝑥 𝑥 3 ∑∞ ∞
0 𝑒𝑥𝑝 (−𝑠𝑥) = 6 ∑0 84 = 15
(31)
12𝜋 4 𝑇 3 𝑇 3
𝐶𝑣 = 𝑁𝑘𝐵 (𝜃) = 234 𝑁𝑘𝐵 (𝜃) (32)
5
Yang mana adalah pendekatan Debye T3. Hasil penelitian untuk Argon
digambarkan pada gambar 9.
Pada suhu yang cukup rendah pendekatan T3 cukup baik: bahwa ketika hanya
panjang gelombang ragam akustik dimunculkan secara termal. Hanya ada ragam
yang mungkin dihilangkan seperti kontinum elastik dengan konstanta elastik
makroskopik. Energi ragam panjang gelombang pendek (untuk yang pendekatan
pasti ini) adalah terlalu tinggi bagi mereka untuk dipopulasikan secara penting
pada suhu rendah.
Kita mengetahui T3 dihasilkan oleh uraian sederhana (gambar 10). Hanya ragam
kisi memiliki ħω < kBT akan dikeluarkan menjadi beberapa sampai bernilai pada
suhu rendah T. Eksitasi dari ragam ini akan menggunakan pendekatan klasik,
masing-masing dengan sebuah energi sampai kBT, berdasarkan gambar 1.
Dengan diikuti volum dalam ruang K, pecahannya ditempati oleh ragam eksitasi
yaitu dari (ωT/ωD)3 atau (KT/KD)3 , dimana KT adalah vektor gelombang termal
seperti ħʋKT = kBT dan KD adalah vektor gelombang arus listrik Debye. Jadi
pecahan ditempati (T/ θ)3 dari total volum dalam ruang K. Terdapat 3N(T/θ)3
ragam eksitasi, masing-masing memiliki energi kBT. Energinya ~3N kBT (T/θ)3
dan kapasitas panasnya adalah ~12N kB (T/θ)3.
Untuk kristal sesungguhnya suhu pada pendekatan T3 cukup rendah. Itu dapat
diperlukan dibawah T = θ/50 untuk mendapatkan kemurnian sifat T3.
Pemilihan nilai θ diberikan pada tabel 1. Catatan, sebagai contohnya dalam alkali
logam bahwa atom yang lebih berat memiliki θ terendah, karena kecepatan suara
menurun sebagai peningkatan rapat massa.
7. Rapat Keadaan Model Einstein
𝑁ћ𝜔
𝑈 = 𝑁〈𝑛〉ћ𝜔 = ћ𝜔
(33)
𝑒 ⁄𝜏 −1
perbandingan dari volume dalam bola dan volume luar bola. Energinya adalah
𝑈 ≈ 𝑘𝐵 𝑇. 3𝑁(𝑇/𝜃)3dan kapasitas panas adalah 𝐶𝑣 = 𝜕𝑈⁄𝜕𝑇 ≈ 12𝑁𝑘𝐵 (𝑇/𝜃)3
gambar11. Bandingkan hasil dari percobaan kapasitas panas dari intan dengan
hasil perhitungan model kuantum awal Einsten, menggunakan karakteristik
temperatur 𝜃𝐸 = ћ𝜔⁄𝑘𝐵 = 1320𝐾 . Untuk mengubahnya ke satuan J/mol0,
dikalikan dengan 4,186
𝜕𝑈 ћ𝜔 2 𝑒 ћ𝜔⁄𝜏
𝐶𝑣 = ( ) = 𝑁𝑘𝐵 ( ) (34)
𝜕𝑇 𝑉 𝜏 (𝑒 ћ𝜔⁄𝜏 − 1)2
yang digambar pada gambar 11. Ini menunjukan hasil dari einsten untuk
konstribusi dari pergerakan N identik menjadi kapasitas panas zat padat.
Jika dalam 3 dimensi, maka kita sebut dengan 3N. Batas ketinggian suhu Cv
menjadi 3N Kb, dan disebut juga hasil dulog dan petit.
Pada tempertur rendah, kapasitas panas berkurang sebanyak exp(− ћ𝜔⁄𝜏) yang
pada percobaan dari kontribusi ponon disebut juga T3, pada mode Debay diatas.
Model Einsten ini biasanya digunakan untuk menghitung bagian optik ponon dari
spektrum ponon.
8. Hasil Umum Untuk D ()
Kita mau mencari persamaan umum untuk D(). Jumlahnya bagian dari tiap unit
bagian jarak frekuensi, diberikan dispersi relasi ponon ()K. Jumlah yang
diijinkan dari K untuk setiap frekuensi ponon antara + d adalah
𝐿 3
𝐷(𝜔)𝑑𝜔 = ( ) ∫ 𝑑3 𝐾 (35)
2𝜋 𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙
Dimana integral tersebut sampai dengan volume kulit K yang dibatasi oleh 2
frekuensi ponon yang besarnya konstan, 1 permukaan dan 1 nya + d.
gambar12. Elemen dari daerah dS di ruang frekuensi yang konstan pada kulit K.
Jadi volume antara 2 permukaan dari frekuensi yang tetap pada dan +d sama
dengan ∫ 𝑑𝑆𝜔 𝑑𝜔/|∇𝑘 𝜔|. Elemen dari volume antara permukaan frekuensi tetap w
dan +d pada penggambaran sebuah silinder dengan alas dS dan ketinggian
𝑑𝐾⊥ maka
|∇𝐾 𝜔|𝑑𝐾⊥ = 𝑑𝜔
Sehingga
𝑑𝜔 𝑑𝜔
𝑑𝑆𝜔 𝑑𝐾⊥ = 𝑑𝑆𝜔 = 𝑑𝑆𝜔
|∇𝐾 𝜔| 𝑣𝑔
dimana 𝑣𝑔 = |∇𝐾 𝜔| adalah besar dari kecepatan grup ponon. Sekarang kita
mempunyai
𝐿 3 𝑑𝑆𝜔
𝐷(𝜔)𝑑𝜔 = ( ) ∫ 𝑑𝜔
2𝜋 𝑣𝑔
𝑉 𝑑𝑆𝜔
𝐷(𝜔) = 3
∫ (37)
(2𝜋) 𝑣𝑔
Teori getaran Lattice hanya membahas Energi potensial pada bentuk kuadrat
dalam interaksi perpindahan atom, diantara konsekuensinya adalah:
Tidak ada dari pernyataan di atas yang tepat dalam menjelaskan Kristal.
Penyimpangan yang terjadi disandarkan pada neglect of anharmonic. Demonstrasi
effect anharmonic adalah percobaan interaksi dua phonon untuk memproduksi
phonon ketiga pada frekuensi ω3 = ω1 + ω2. Shiren mendeskripsikan sebuah
experiment antara sebuah beam of longitudinal phonon pada frekuensi 9.20 GHz
yang berinteraksi dengan Kristal MgO dengan sebuah parallel beam of
longitudinal phonons dengan nilai 9.18 GHz. Interaksi kedua beam ini
memproduksi beam of longitudinal phonon ketiga dengan nilai 18.38 GHz.
Proses tiga phonon ini disebabkan oleh bentuk ketiga energy potensial Lattice.
Bentuk khas nya mungkin saja berupa 𝑼𝟑 = 𝑨𝒆𝒙𝒙 𝒆𝒚𝒚 𝒆𝒛𝒛 , dimana e adalah
komponen tegangan dan A merupakan konstanta. Gambaran mudah tentang
wujud interaksi phonon yaitu: kehadiran sebuah phonon yang disebabkan sebuah
periodic elastisitas tegangan yang memodulasi konstanta elastisitas Kristal dalam
ruang dan waktu. Phonon kedua merasakan konstanta elastisitas dan menyebar
untuk memproduksi phonon ketiga.
1. Ekspansi Termal
∞
∫− ∞ 𝒅𝒙 𝒙 𝒆𝒙𝒑[− 𝜷𝑼 (𝒙)]
(𝒙) = ∞
∫− ∞ 𝒅𝒙 𝒆𝒙𝒑 [ − 𝜷𝑼 (𝒙)]
Dengan β = 𝟏⁄𝑲 𝑻 . Untuk perpindahan demikian, bahwa bentuk anharmonik
𝒃
dalam energy itu kecil dalam perbandingan dengan KbT . Mungkin kita dapat
memperluasnya dengan integral berikut
3𝜋1⁄2 𝑔
∫ 𝑑𝑥 𝑥 𝑒𝑘𝑠𝑝(−𝛽𝑈) ≅ ∫ 𝑑𝑥[𝑒𝑘𝑠𝑝(−𝛽𝑐𝑥 2 )](𝑥 + (𝛽𝑔𝑥 4 + 𝛽𝑓𝑥 5 ) = ( 4
)(𝑐 5⁄2 )𝛽 −3⁄2 ;
𝜋 1⁄2
∫ 𝑑𝑥 𝑒𝑘𝑠𝑝(−𝛽𝑈) ≅ 1 + 𝛽𝑔𝑥 2 = ( ) (39)
𝛽𝑐
3𝑔
〈𝒙〉 = 𝐾 𝑇 (40)
4𝑐 2 𝑏
C. Konduktivitas Termal
𝒅𝑻
𝑱𝒗 = −𝒌 𝒅𝒙 (41)
Dimana jv adalah flux energy thermal. Implikasi dari persamaan ini adalah proses
transfer energy thermal secara acak. Dari teori kinetic gas kita mendapatkan
sebuah pendekatan bentuk dari konduktivitas thermal:
𝟏
𝒌 = 𝟑 𝑪𝒗𝒍 (42)
Dimana C adalah kapasitas panas per satuan volume, v adalah rata-rata kecepatan
partikel, dan l adalah “mean free path” tabrakan diantara partikel.
Jika c adalah kapasitas panas sebuah partikel, kemudian bergerak dari temperature
T + ΔT ke temperature T, sebuah partikel tersebut akan melepaskan energy c ΔT,
dengan
𝒅𝑻 𝒅𝑻
∆𝑻 = 𝒅𝒙 𝒍𝒙 = 𝒗𝒙 𝒕
𝒅𝒙
𝒅𝑻 𝟏 𝒅𝑻
𝑱𝒗 = −𝒏(𝒗𝟐𝒙 )𝒄𝒕 = − 𝟑 𝒏(𝒗𝟐 )𝒄𝒕 (43)
𝒅𝒙 𝒅𝒙
𝟏 𝒅𝑻
𝒋𝒗 = − 𝟑 𝒄𝒗 𝒍 𝒅𝒙 (44)
𝟏
dengan l = vt dan C = nc. Maka K = 𝟑 Cvl
1. Resistivitas Termal untuk Gas Fonon
Phonon yang berarti “free path l” itu secara prinsip, ditentukan dengan 2 proses,
yaitu penghamburan geometri dan penghamburan oleh phonon lain. Jika gaya –
gaya antar atom harmonic,maka tidak ada tumbukan mekanik diantara ponon –
ponon dan “the mean free path” akan dibatasi oleh tumbukan sebuah ponon
dengan ikatan Kristal dan lattice imperfections.
TIdak cukup hanya dengan membatasi the mean free path, tetapi harus ada
pembangunan sebuah lokasi kesetimbangan thermal dari distribusi phonon.
Tabrakan phonon dengan ikatan Kristal tidak akan membuat kesetimbangan
thermal, karena tumbukan tidak merubah energy phonon secara individual. Ini
dapat ditandai ulang dengan proses tabrakan 3 phonon.
𝑲𝟏 + 𝑲𝟐 = 𝑲𝟑 (45)
Tidak akan menuju kesetimbangan,tapi untuk reaksi halus total momentum gas
phonon tidak akan berubah oleh tumbukan.
Ket gambar 16.a : aliran molekul gas dalam dalam keadaan menuju
kesetimbangan di dalam tabung panjang terbuka dengan dinding tanpa gesekan.
Diantara proses tumbukan elastistas molekul gas tidak merubah momentum atau
energy flux gas karena setiap tumbukan kecepatan pusat massa dan energy yang
menumbuk partikel – partikel tidak berubah.
Ket gambar 16.b : definisi konduktivtas termal di dalm sebuah gas dapat
disamakan dengan sebuah situasi dimana aliran tak bermassa diizinkan. Dengan
sebuah pasangan – pasangan tumbukan gradient suhu dengan “above-average”
kecepatan pusat massa akan mengarah ke kanan. Sedangkan untuk “below-
average” kecepatannya mengarah ke kiri.
𝑱 = ∑ 𝒏𝒌 𝜼𝑲 (46)
𝑲
Ket gambar 16.d: dalam proses U, sebuah net besar merubah momentum dalam
setiap tumbukan. Inisial net flux phonon akan cepat sekali rusak. The ends akan
beraksi sebagai sumber dan sinks. Perpindahan net energi di bawah sebuah
gradient temperature terjadi.
Untuk sebuah distribusi dengan J tidak sama dengan 0 , tumbukan seperti (45)
“incapable” menuju kesetimbangan thermal sempurna karena J tidak berubah. Jika
memulai phonon panas sebuah “rod” turun dengan J tdaksama dengan 0 distribusi
akan “propagate” kebawah rod dengan J tidak berubah. Hal ini bukanlah
merupakan resistansi thermal.
2. Proses Umpklapp
Tiga phonon penting diproses menyebabkan resitivitas panas tidak dalam bentuk
K1 + K2 = K3 dengan K yang konsevatif , tetapi dalam bentuk :
K1+K2 = K3 + G (47)
Dimana G adalah vektor reciprocal lattice . proses ini ditemukan oleh pierls , yang
dikenal dengan umklapp proses. Kita bisa menyebutnya G untuk semua
momentum konservatif dalam kristal.
Kita ambil contoh dari proses interaksi gelombang dalam kristal yang total vektor
gelombangnya berubah sampai mendekati nol .
Vektor. Proses serupa selalu mungkin dalam kisi priodik. Pendapat paling kuat
untuk fonon : hanya berarti fonon palsu K pada daerah brillouin pertama , jadi
tidak ada K yang dihasilkan pada tumbukan harus kembali ke daerah pertama
dengan tambahan G . A tumbukkan dari dua fonon dengan hasil yang negatif dari
Kx dapat dilakukan dengan proses umklapp (G tidak sama dengan 0) membuat
ponon positif Kv . proses umklapp juga disebut U proses.
Efek geometri sangat penting untuk free path. Kita menganggap bahwa bagian
kecil dari kristal dibatasi oleh massa isotopic terdapat dalam elemen kimia alami,
kima pemurnian, ketidaksempurnaan pola-pola geometris dari molekul-molekul,
dan struktur benda tak berbentuk.
Pada temperatur rendah, rata-rata dari free path l menjadi sebanding dengan lebar
spesimen uji, sehingga nilai dari l tersebut dibatasi oleh lebar spesimen uji, dan
konduktivitas termalnya menjadi fungsi dari dimensi spesimen. Efek ini
ditemukan oleh De Haaz dan Biermasz. Penurunan yang tajam pada konduktivitas
termal dari kristal pada temperatur rendah dikarenakan oleh efek ukuran.
𝐾 ≈ 𝐶𝑉 𝐷 (48)
kristal dielektrik memiliki konduktivitas termal yang sama dengan logam. Al2O3
adalah salah satu kristal dielektrik yang mempunyai konduktivitas termal yang
sama tingginya dengan metal (tergantung pada suhunya) yang nantinya akan
dijelaskan pada chapter 6.
Pada kasus yang lain, misalnya kristal sempurna, distribusi dari isotop pada
elemen kimia sering menjadi mekanisme dalam proses bagian-bagian terkecil
pada ponon. Distribusi acak dari massa isotopik akan mengganggu kerapatan
seperti yang terlihat pada gelombang elastis. Bagian-bagian kecil pada substansi-
substansi ponon saling terkait. Hasil Germanium dapat dilihat dari gambar19.
Tingginya konduktivitas termal juga pernah didapatkan untuk Silikon dan Intan.