Anda di halaman 1dari 13

POTENSIAL LISTRIK, DIPOL LISTRIK, MULTIPOL LISTRIK, ENERGI

LISTRIK, KERAPATAN ENERGI LISTRIK

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali fenomena yang yang berkaiatan dengan
teori potensial listrik, jika seseorang melepaskan jaket atau sweater ketika bekerja di depan
komputer, komputer dapat rusak. Jika seseorang anak meluncur turun pada seluncuran plastik
dan kemudian berpegangan padda orang lain, maka anak tersebut dapat merasakan sakit yang
mendadak. Jika seorang anastesiologi tidak memakai sepatu degan jenis yang tepat selama
pembedahan, maka pasien dapat mengalami luka yang fatal. Jika seorang pelanggan mengisi
bahan bakar sendiri kemudian masuk kembali kedalam mobil sementara tangki sedang diisi,
maka api dapat keluar dari nosel ketika pelanggan menarik nosel dari mobil.

Semua penomena tersebut berkaitan dengan erat dengan potensial listrik, dimana
adanya muatan yang terdapat pada suatu benda yang mengalir dari satu titik ke titik yang
lainnya. Setiap interaksi dari satu benda dengan benda yang lain menimbulkan efek fenomena
tersebut, dikarenakan adanya beda potensial listrik muatan yang dimiliki oleh benda yang
berinteraksi tersebut. Sebagai contoh dari fenomena rusaknya layar komputer akibat
melepaskan sweater di depan komputer. Hal ini dikarenakan sweater yang telah kita lepas dari
tubuh yang bersentuhan dengan kulit kita memiliki muatan listrik, sehingga ketika kita
mendekatkannya ke layar komputer maka layar komputer kita bisa rusak yang diakibatkan oleh
beda potensial listrik antara sweater dengan layar komputer. Demikian halnya dengan jika
sebuah layar televisi yang didekatkan dengan mangnet maka layar televisi kita dapat rusak.
Adanya beda potensial antara sweater dengan layar komputer menyebabkan kerusakan pada
layar komputer. Hal ini dikarenakan adanya aliran muatan negatif dari layar komputer ke
sweater. Sehingga dalam jangka waktu yang lama layar komputer dapat rusak. Untuk lebih
memahami fenomena ini, maka kita akan membahas materi terkait dengan potensial listrik
yakni potensial listrik, dipol listrik, multipol listrik, energi listrik, kerapatan energi listrik

1. Potensial Listrik
Potensial listrik merupakan besaran skalar yang berkaitan dengan kerja dan energi
potensial pada medan listrik. Potensial listrik dapat didefinisikan sebagai energi potensial per
satuan muatan. Potensial listrik dinyatakan dengan simbol , dan secara matematis dirumuskan
adalah sebagai berikut:
() (1)
() =

1
Secara dimensi satuan energi potensial () mempunyai satuan joule () dan muatan
mempunyai satuan coulomb (), maka satuan potensial listrik adalah 1 atau juga
disebut volt. Bila sebuah benda bermuatan berada pada posisi , energi potensial benda ini
adalah:

B q0
q0E

Gambar 1. Sebuah muatan uji positif q0 digerakan dari A ke B di dalam medan.

Berdasarkan Gambar 1, A dan B adalah dua titik di dalam sebuah medan listrik tak
homogen E. Diasumsikan sebuah muatan uji 0 di gerakan oleh suatu pengaruh luar dari A ke
B sepanjang lintasan yang menghubungkan A dan B. Medan listrik mengarahkan sebuah gaya
E pada muatan uji tersebut. Untuk mempertahankan supaya muatan uji tersebut tidak
dipercepat, di mana terdapat suatu keadaan seimbang (resultan gaya adalah nol), sehingga:

= + = 0

2 = 0 (2)

Oleh karena itu, sebuah pengaruh luar harus memberikan sebuah gaya = 0E, yaitu 2
untuk semua kedudukan benda uji tersebut.

Jika pengaruh gaya menyebabkan benda uji bergerak melalui pergeseran sepanjang
lintasan dari A ke B, maka elemen kerja yang dilakukan oleh gaya = . Untuk
menentukan kerja total , yaitu:


= . = 0 . (3)

Karena muatan di setiap titik adalah sama, maka minus dapat dikeluarkan dari faktor integral,

maka persamaannya menjadi:



= . (4)

2
Hubungan antara potensial dan medan listrik di tinjau dari persamaan dasar medan listrik:

1 ( )
() = (5)
40 | |3
=1

Dengan:


= =
| |

1

Dari hubungan ( ) = 2 , maka dapat ditulis:


1 (6)
() = ( ) =
40 40
=1 =1

Jika didefinisikan :


1
() = (7)
40
=1

maka dapat kita tulis:

() = () (8)

Dengan demikian dari analisis vektor akan dapat ditulis:

() = () (9)

di mana = 0, sehingga diperoleh:

() = 0 (10)

Medan skalar inilah yang disebut potensial skalar atau potensial elektrostatika. Karena
curl dari medan elektrostatik adalah nol, maka dari teorema Stokes akan diperoleh:

. = 1. ( () )

. = 1 . (0)

(11)
. = 0

3
Persamaan . = 0, menunjukkan bahwa medan listrik tersebut adalah medan
konservatif, artinya usaha yang dilakukan tidak bergantung pada lintasan.

1.1. Potensial Listrik Oleh Distribusi Muatan Kontinu


Jika sumber muatan mempunyai distribusi kontinu, maka persamaan:

1 (12)
=
40 1
=1

dapat dinyatakan dengan bentuk integral, sehingga potensial listrik yang disebabkan oleh
distribusi muatan kontinu (Suyoso, 2003) adalah :

1
() = (13)
40

Dalam hal ini dq dapat dinyatakan sebagai = pada rapat volume, = , pada
rapat luas, dan dq = ' dl pada rapat panjang, sehingga persamaan
1
() = 4 dapat ditulis ke dalam bentuk-bentuk:
0

1 dV
V(r)
4 0
V
R
(14)

1 dA
V(r)
4 0 R
S (15)
1 dl
V(r)
4 0 R
L (16)

Di mana masing-masing integral meliputi seluruh volume, permukaan dan garis yang
berisi muatan. Akhirnya potensial listrik total disuatu titik merupakan jumlah aljabar dari
semua sumbangan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka medan listrik total E pada suatu
ttik dapat ditentukan sebagai negarif gradient dari potensial listrik total.

Manfaat lain dari hubungan E dan V disamping yang telah dibahas diatas. Untuk dapat
ditinjau misalnya integral garis dari E antar titik awal P1 pada r1 dan titk akhir P2 pada r2 seperti
gambar dibawah ini.

4
Gambar 2. Hubungan Integral Garis dari Medan E
2 2 2
. = . = = (2 1 ) =
1 1 1
2
= (2 1 ) = . (17)
1

2. Dipol Listrik
Dipol listrik adalah sepasang muatan listrik yang besarnya sama yaitu q, tetapi tandanya
berlawanan, yang terpisah sejauh . Momen dipol listrik didefinisikan mempunyai besar
= . Arah adalah dari muatan negatif menuju positif (Sutrisno dan Gie, 1979).

Misalnya, dua muatan sama besar tapi berlawanan yang terpisah sejauh 2 akan
membentuk dipol listrik. Momen dipolnya p menunjuk dari muatan negatif ke positif dan
mempunyai besar 2. Potensial akibat dipol adalah:
1 cos
(, ) = ( 2) (18)
40 2
Dipol listrik dapat juga dikatakan sistem muatan yang terdiri dari dua buah kumpulan muatan
yang besarnya sama tapi berbeda jenis.

Momen dipol suatu atom atau molekul non-polar di dalam medan listrik luar disebut
momen dipol induksi. Momen dipol induksi P mempunyai arah sama dengan arah medan listrik
E. Jika medan listriknya homogen, tidak ada gaya total dipol sebab gaya pada muatan positif

5
maupun negatif sama besar dan berlawanan arah. Besarnya momen dipol induksi untuk medan
listrik uniform adalah

= .

= (4 0 3 )

= 3 0 (19)

Konstanta disebut sebagai polarisabilitas atom. Nilainya bergantung pada struktur atom.
Masing-masing atom memiliki nilai polarisabilitas yang berbda-beda sedangkan v adalah
volume atom yang besarnya 10-30 m3.

Karakteristik suatu dipol dinyatakan dengan momen dipol (P). Banyak molekul
mempunyai momen dipol intrinsik, misalnya sel biologis. Dua muatan sama besar tapi
berlawanan tanda (+ q dan q ) yang terpisah sejauh dengan jari-jari atom akan membentuk
dipol listrik. Momen dipol P menunjuk dari muatan negatif ke positif. Pada Gambar (2) dapat
dikatakan bahwa keseimbangan atom terjadi ketika inti mengalami pergeseran sejauh L dari
pusat massa atom. Saat pusat medan listrik eksternal mendorong inti kekanan medan
internalnya menarik kekiri sampai terjadi kesimbangan yaitu E = Ee, dimana Ee medan yang
dihasilkan oleh elektron. Medan listrik sejauh L dari pusat masa inti atom besarnya:

1
= . (20)
40 3
Dengan cara yang sama didapatkan,
1
= . (21)
40 3
Karena P = . E, maka
1
= (40 3 ) . (22)
40 3
Sehingga, P = q . L

Momen dipol dapat disebabkan oleh adanya imbas dari medan listrik eksternal. Ketika
dipol berada dalam ruang yang bermedan listrik, maka dipol akan mengalami momen gaya.

3. Multipol Listrik
Salah satu cara dalam menghitung potensial energi listrik adalah metode ekspansi
multipol yakni suatu muatan non titik pada jarak yang sangat jauh sehingga bias dianggap titik.

6
Jika terdiri dari banyak muatan titik, maka untuk mengurangi jumlah koordinat titik digunakan
suatu distribusi muatan. Pandang suatu titik sembarang di dalam distribusi muatan yang
berjarak r dengan rapat muatan pada titik tersebut (r) dan suatu titik tinjau r yang berada jauh
dari distribusi muatan tadi. (John David Jackson, 1991).

Potensial di titik r:

1 ( )
)=
( (23)
4 | |

Karena

1
| |1 = ( 2 2. + 2 )2

2
1 1 1 1 3
= {1 2 [2. 2 + 2 ] 2 2 2 [2. 2 + 2 ] + }

maka:
2
1 1 . 1 3(. )2
()
= { + 3 + [ 3 ] + } ( , ) (24)
4 2 5

Karena r tidak terlibat dalam integrasi, maka variabel r dapat disimpan di luar

1 1
)=
( { ( ) + 3 + ( )
4

3 3
1 (25)
+ (3 2 )( )}
2 5
=1 =1

, adalah komponen katersian dari r dan , adalah komponen kartesian dari

0,
{ }
1 =

7
1 1
)=
( { ( ) + 3 + ( )
4

3 3
1
+ (3 2 )( )} (26)
2 5
=1 =1

Dari persamaan yang telah kita dapat sebelumnya maka dapat kita pilah bahwa persamaan
tersebut merupakan penambahan dari beberapa persamaan

a. Potensial dari muatan total

1 1
{ ( )} (27)
4

b. Potensial dari momen dipol distribusik muatan


{ + ( )} (28)
3

c. Potensial dari momen tensor kuadropol


3 3
1
{ 5
(3 2 )( )} (29)
2
=1 =1

Dan jika posisi r berada jauh dari distribusi muatan di mana berada, maka:

1 . (30)
)=
( [ + 3 +]
4

Dimana

Q = muatan total didalam distibusi muatan

p = mement dipol dari distribusi muatan

= ( )

4. Energi Listrik
Pada prinsipnya, hukum Coulomb mempresentasikan semua yang ada dalam
elektrostatika. Melalui gaya coulomb dan vektor posisi muatan kita dapat menemukan
semua gaya listrik. Dengan muatan bebas bergerak di bawah pengaruh gaya oleh muatan
lain, kita dapat menemukan keseimbangan, di mana distribusi muatan akan tetap diam.

8
Dalam arti yang sama, hukum Newton dapat menjelaskan semua tentang gerak mekanik.
Tapi dalam dua pandangan mekanik dan elektromagnetik kita dapat mengkaji lebih dalam
pengetahuan dan wawasan dengan memperkenalkan konsep-konsep lain, terutama yang
dari konsep energi. Reitz (1993) menyatakan energi listrik statis merupakan energi
potensial yang timbul dari interaksi muatan.

4.1. Energi Elektrostatika


Energi adalah konsep yang berguna di sini karena energi listrik yang konservatif.
Ketika diberikan usaha sekitar di bidang listrik, tidak ada energi yang hilang. Semuanya
sempurna reversibel. Pertimbangkan pertama, usaha yang harus dilakukan pada sistem
untuk membawa beberapa muatan dibebankan ke pengaturan tertentu. Jika kita tinjau dua
muatan atau partikel sangat jauh terpisah dari satu sama lain, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar (3) membawa muatan q1 dan q2. Berapa banyak usaha yang dibutuhkan?

Gambar 3. Dua Muatan

Kasus ini tidak akan ada bedanya apakah kita membawa q1 menuju q2 atau sebaliknya.
Dalam kedua kasus usaha yang dilakukan adalah integral dari produk, yakni gaya kali
perpindahan di arah gaya. Gaya yang harus diterapkan untuk bergerak satu tuduhan
terhadap yang lain adalah sama dengan dan berlawanan gaya Coulomb.

=
1 1 () 1 2 (31)
= = =
= 2 12

Karena r berubah dari ke 12 maka diintegralkan terhadap . Kita tahu


bahwa usaha yang dilakukan pada sistem harus positif.

4.2. Usaha untuk Memindahkan Muatan


Misalkan kita memiliki konfigurasi muatan sumber stasioner, dan kita ingin
memindahkan muatan uji Q dari sebuah titik a ke titik b (Gambar.4). Pada setiap titik
sepanjang jalan, gaya listrik pada Q adalah F = QE, gaya ini harus mengerahkan,
berlawanan dengan energi listrik ini, adalah -QE.

9
Gambar 4. Perpindahan Muatan Q

Usaha pada kasus ini adalah:


= = = [() ()] (32)

Persamaan di atas menunjukkan bahwa jawabannya adalah independen dari jalan yang diambil
dari a ke b, dalam mekanika, maka, kita akan menyebutnya gaya elektrostatika "konservatif."
Melalui membaginya dengan Q, maka diperoleh:

(33)
() () =

Dengan kata lain, perbedaan potensial antara titik a dan b sama dengan usaha per satuan
muatan yang dibutuhkan untuk membawa partikel dari a ke b. Secara khusus, jika kita ingin
membawa muatan Q di dari jauh dan menempatkannya pada titik r, usaha yang harus lakukan
adalah:

= [() ()] (34)

Jadi, jika titik referensi telah ditetapkan di tak hingga

= () (35)

Esensi potensial merupakan potensial energi (usaha yang diperlukan untuk membuat sistem)
per satuan muatan.

4.3.Energi Sistem Muatan


Banyak Usaha yang dibutuhkan untuk memindahkan muatan titik dalam jumlah
banyak, seperti gambar Gambar (5). Usaha untuk memindahkan muatan satu per satu dari jauh
tak berhingga. Muatan pertama, 1 , tidak melakukan usaha, karena tidak ada perpindahan.

10
Sekarang untuk membawa 2 . Berdasarkan persamaan 4.5 ini akan bernilai = 1 1 (12 ),
di mana 1 potensi oleh 1 dan 2 adalah tempat kita menempatkan 2 .
1 2 (36)
2 = 1
40 12

Gambar 5. Sistem Muatan


Di mana 12 adalah jarak antara muatan 1 dan 2 pada posisinya setelah berpindah. Sekarang
untuk memindahkan 3 membutuhkan usaha = 1 1,2 (13 ). Di mana 1,2 adalah potensial
karena 1 dan 2 (Griffiths,1999). Sehingga:
1 1 2 (37)
3 = 3 ( + )
40 13 23
Dengan cara yang sama diperoleh:
1 1 2 3
4 = 4 ( + + ) (38)
40 14 24 34
Usaha total yang dibutuhkan untuk memindahkan keempat muatan adalah:
1 1 2 1 3 1 4 2 3 2 4 3 4 (39)
= ( + + + + + )
40 12 13 14 23 24 34
Sehingga secara umum usaha pada sistem partikel dapat dirumuskan sebagai berikut:

1
= (40)
40
=1 =1 ,>

Batas > menunjukkan agar setiap pasangan muatan tidak dihitung dua kali, namun jika
setiap pasangan dihitung dua kali maka persamaan akan menjadi:

1
= (41)
80
=1 =1 ,

Dengan mengeluarkan komponen , maka diperoleh persamaan sebagai berikut:



1 1 1
= ( ) = ( ) (42)
20 40 2
=1 =1 , 1

11
Persamaan ini merupakan persamaan energi yang tersimpan dan merupakan energi potensial.
4.4. Energi dari Distribusi Muatan Kontinu
Jika terdapat muatan identik yang tersebar secara kontinu dalam ruang dengan rapat
muatannya adalah , maka dapat digunakan persamaan usaha dalam bentuk integral.
1
= (43)
2

Untuk muatan dalam distribusi garis atau bidang, masing-masing pengintegralannya adalah:

1 (44)
=
2
1 (45)
=
2
Untuk memudahkan dalam melakukan perhitungan pada persamaan di atas, maka dapat
digunakan teorema divergensi. Di mana dan disederhanakan menjadi bentuk (Reitz,
1993). Berdasarkan hukum Gauss memberikan hubungan dan dalam sebagai berikut:
= (46)
0

Sehingga diperoleh:
1 (47)
= ( )
20
Dengan menggunakan teorema:
() = ( ) + () dan = (48)
maka diperoleh:
0 (49)
= [ () + 2 ]
2
Dengan teorema divergensi pada suku pertama persamaan di atas, maka diperoleh energi
distribusi muatan kontinu menjadi:

0 (50)
= [ () + 2 ]
2

Implementasi:
Implementasi konsep potensial listrik dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak. Salah
satunya contohnya adalah baterai. Baterai dibuat sedemikian rupa sehingga kedua kutub baterai
memiliki jenis muatan yang berbeda, yakni muatan positif dan muatan negatif. Ketika baterai
digunakan, maka kedua kutub yang berbeda muatan dihubungkan dengan hambatan tertentu.
Misalnya digunakan untuk menyalakan lampu kecil, maka lampu berperan sebagai hambatan
dan penghantar. Saat itu pula akan ada aliran muatan dari kutub negatif ke kutub positif
12
sehingga lampu dapat menyala. Beda potensial antara kutub baterai biasanya sudah diatur saat
pembuatan. Umunya beda potensial baterai adalah 1,5V, 6V, dan 9V. Semakin besar beda
potensial baterai maka semakin tinggi kemampuannya dalam penggunaan. Sebab kemampuan
baterai itu melakukan usaha semakin tinggi jika potensialnya semakin besar. Setelah baterai
digunakan, maka lamban laun baterai tersebut akan mati. Hal ini dikarenakan muatan di antara
kedua kutub sudah hampir setimbang. Ketika tidak ada lagi muatan yang mampu untuk
dipindahkan maka usahanya menjadi nol. Dalam kehidupan sehari-hari sering disebut baterai
sudah mati.

13

Anda mungkin juga menyukai