Anda di halaman 1dari 4

Persamaan Gelombang pada VLF

Metode VLF menggunakan teori perambatan gelombang elektromagnetik dari


persamaan Maxwell dalam bentuk hubungan antara vektor medan listrik dan vektor
medan magnet

𝜕𝑩 (1)
∇𝑥𝑬 = −
𝜕𝑡
𝜕𝑫 (2)
∇𝑥𝑯 = 𝑱 +
𝜕𝑡
Dimana 𝑬 merupakan medan listrik (V/m), 𝑩 merupakan densitas flux magnet (Wb/m2
atau tesla), 𝑯 merupakan intensitas medan magnet (A/m), 𝑱 merupakan rapat arus
(A/m2) dan 𝑫 merupakan pergeseran listrik (C/m2).

Persamaan satu merupakan bentuk diferensial dari hukum Faraday, yang


menyatakan bahwa medan listrik timbul akibat perubahan fluks medan magnet
terhadap waktu. Sedangkan persamaan dua merupakan bentuk diferensial dari hukum
Ampere yang menyatakan bahwa medan magnet yang terbentuk dalam suatu ruang,
dihasilkan oleh aliran arus serta berbanding lurus dengan arus total di daerah tersebut
(Telford., 1990).

Dengan menerapkan identitas vektor ∇. ∇𝑥𝑨 = 0 pada persamaan (1) dan (2) maka
akan diperoleh persamaan (3) dan (4)

𝜕𝑩 ∂(∇. 𝑩) (3)
∇. ∇𝑥𝑬 = −∇. =− =0
𝜕𝑡 𝜕𝑡
Oleh karena itu maka ∇. 𝑩 = 𝟎

Dengan cara yang sama, diperoleh

𝜕𝑫 ∂(∇. 𝑫) = 𝟎 (4)
∇. ∇𝑥𝑯 = ∇. 𝑱 + ∇ = ∇. 𝑱 +
𝜕𝑡 𝜕𝑡
∇. 𝑱 bernilai 0, karena divergensi arus sama dengan laju akumulasi rapat
𝜕𝑸
muatan, sehingga ∇. 𝑱=− 𝜕𝑡
Pada daerah yang memilki nilai konduktivitas tertentu, selama ada aliran arus
muatan tidak akan terakumulasi pada daerah tersebut. Akibatnya Q=0, sehingga
∇. 𝑱 diabaikan. Divergensi dari D adalah

∇. 𝑫 = 𝜀(∇. 𝑬) = 0 (5)
Pada medium homogen isotrop, maka berlaku 𝑩 = 𝜇𝑯, D=𝑩 = 𝜀𝑬, dan J=𝜎𝑬,
sehingga persamaan 1 dan 2 menjadi:

𝜕𝑯 (6)
∇𝑥𝑬 = −𝝁 ( )
𝜕𝑡
𝜕𝑬 (7)
∇𝑥𝑯 = 𝜎𝑬 + 𝜀 ( )
𝜕𝑡
Berdasarakan persamaan (6) dan (7) 𝜇 meupakan permeabilitas magnetik
(𝐻⁄𝑚), 𝜎 merupakan konduktivitas (Ω𝑚)−1 𝜀 merupakan permitivitas (𝐹⁄𝑚).

Langkah selanjutnya adalah dengan menerapkan operasi curl pada persamaan


(6)) serta dengan menggunakan identitas vektor

∇𝑥∇𝑥𝑨 = ∇(∇. 𝐀) − ∇. ∇𝐀 = ∇(∇. 𝐀) − ∇𝟐 𝑨 (8)


Dapat diturunkan

∇𝑥∇𝑥𝑬 = ∇(𝛻. 𝑬) − ∇𝟐 𝑬

𝜕𝑯
∇𝑥 (−𝜇 ) = ∇(𝛻. 𝑬) − ∇𝟐 𝑬
𝜕𝑡

𝜕
−𝜇 𝛻𝑥𝑯 = ∇(𝛻. 𝑬) − ∇𝟐 𝑬
𝜕𝑡

𝜕 𝜕𝑬
−𝜇 (𝜎𝑬 + 𝜀 ( )) = 0 − ∇𝟐 𝑬
𝜕𝑡 𝜕𝑡

∇(𝛻. 𝑬) bernilai nol, karena 𝛻. 𝑬 dianggap konstan, akibat distribusi muatan tetap. Commented [A1]: Cari teori yang membahasn distribusi
muatan tetap, mengaibatkan 𝛻. 𝑬 bernilai tetap
Maka diperoleh
𝜕 𝜕𝑬 𝜕 𝟐𝑬 (9)
∇2 𝑬 = 𝜇 𝛻𝑥𝑯 = 𝜇𝜎 ( ) + 𝜇𝜀 ( 2 )
𝜕𝑡 𝜕𝑡 𝜕𝑡

Selanjutanya dengan cara yang sama, meerapkan operasi curl pada persamaaan
(7), serta dengan menggunakan identitas vector menjadi:

∇𝑥∇𝑥𝑯 = ∇(∇. 𝐇) − ∇2 𝑯 Commented [A2]: Karena distribusi muatan tetap maka


∇. 𝐇 bernilai nol
𝜕𝑬
∇𝑥 (𝜎𝑬 + 𝜀 ) = −∇2 𝑯
𝜕𝑡

𝜕
𝜎(∇𝑥𝑬) + 𝜀 (∇𝑥𝑬)=−∇2 𝑯
𝜕𝑡

𝜕 𝜕𝑯 𝜕2 𝑯 (10)
∇2 𝑯=−𝜎(∇𝑥𝑬) − 𝜀 𝜕𝑡 (∇𝑥𝑬)= 𝜎 𝝁 ( 𝜕𝑡 )+ 𝜀𝜇 ( 𝜕𝑡 2 )

Apabila fungsi waktu dibawa ke bentuk sinusoidal, maka

𝑬(𝑡) = 𝑬𝒐 𝑒 𝒊𝝎𝒕 , 𝑯(𝑡) = 𝑯𝑒 𝒊𝝎𝒕 ,

dimana

𝜕𝑬
( ) = 𝑖𝜔𝑬
𝜕𝑡

𝜕𝑯
( ) = 𝑖𝜔𝑯
𝜕𝑡

𝜔 merupakan frekuensi sudut medan (Hz), bernilai 2𝜋𝑓, maka persamaan (9) dan
(10) menjadi

∇2 𝑬 = 𝑖𝜇𝜎𝜔𝑬- 𝜔2 𝜇𝜀𝑬 (11)


2 2
∇ 𝑯 = 𝑖𝜇𝜔𝜎𝑯- 𝜔 𝜇𝜀𝑬 (12)
Persamaan 11 dan 12 merupakan persamaan gelombang elektromagnetik untuk
perambatan vektor medan listrik dan medan magnet di dalam medium homogen isotrop
yang memiliki konduktivitas (𝜎), permeabilitas (permeabilitas (𝜇) dan permitivitas (𝜀).

Anda mungkin juga menyukai