𝜕𝑩 (1)
∇𝑥𝑬 = −
𝜕𝑡
𝜕𝑫 (2)
∇𝑥𝑯 = 𝑱 +
𝜕𝑡
Dimana 𝑬 merupakan medan listrik (V/m), 𝑩 merupakan densitas flux magnet (Wb/m2
atau tesla), 𝑯 merupakan intensitas medan magnet (A/m), 𝑱 merupakan rapat arus
(A/m2) dan 𝑫 merupakan pergeseran listrik (C/m2).
Dengan menerapkan identitas vektor ∇. ∇𝑥𝑨 = 0 pada persamaan (1) dan (2) maka
akan diperoleh persamaan (3) dan (4)
𝜕𝑩 ∂(∇. 𝑩) (3)
∇. ∇𝑥𝑬 = −∇. =− =0
𝜕𝑡 𝜕𝑡
Oleh karena itu maka ∇. 𝑩 = 𝟎
𝜕𝑫 ∂(∇. 𝑫) = 𝟎 (4)
∇. ∇𝑥𝑯 = ∇. 𝑱 + ∇ = ∇. 𝑱 +
𝜕𝑡 𝜕𝑡
∇. 𝑱 bernilai 0, karena divergensi arus sama dengan laju akumulasi rapat
𝜕𝑸
muatan, sehingga ∇. 𝑱=− 𝜕𝑡
Pada daerah yang memilki nilai konduktivitas tertentu, selama ada aliran arus
muatan tidak akan terakumulasi pada daerah tersebut. Akibatnya Q=0, sehingga
∇. 𝑱 diabaikan. Divergensi dari D adalah
∇. 𝑫 = 𝜀(∇. 𝑬) = 0 (5)
Pada medium homogen isotrop, maka berlaku 𝑩 = 𝜇𝑯, D=𝑩 = 𝜀𝑬, dan J=𝜎𝑬,
sehingga persamaan 1 dan 2 menjadi:
𝜕𝑯 (6)
∇𝑥𝑬 = −𝝁 ( )
𝜕𝑡
𝜕𝑬 (7)
∇𝑥𝑯 = 𝜎𝑬 + 𝜀 ( )
𝜕𝑡
Berdasarakan persamaan (6) dan (7) 𝜇 meupakan permeabilitas magnetik
(𝐻⁄𝑚), 𝜎 merupakan konduktivitas (Ω𝑚)−1 𝜀 merupakan permitivitas (𝐹⁄𝑚).
∇𝑥∇𝑥𝑬 = ∇(𝛻. 𝑬) − ∇𝟐 𝑬
𝜕𝑯
∇𝑥 (−𝜇 ) = ∇(𝛻. 𝑬) − ∇𝟐 𝑬
𝜕𝑡
𝜕
−𝜇 𝛻𝑥𝑯 = ∇(𝛻. 𝑬) − ∇𝟐 𝑬
𝜕𝑡
𝜕 𝜕𝑬
−𝜇 (𝜎𝑬 + 𝜀 ( )) = 0 − ∇𝟐 𝑬
𝜕𝑡 𝜕𝑡
∇(𝛻. 𝑬) bernilai nol, karena 𝛻. 𝑬 dianggap konstan, akibat distribusi muatan tetap. Commented [A1]: Cari teori yang membahasn distribusi
muatan tetap, mengaibatkan 𝛻. 𝑬 bernilai tetap
Maka diperoleh
𝜕 𝜕𝑬 𝜕 𝟐𝑬 (9)
∇2 𝑬 = 𝜇 𝛻𝑥𝑯 = 𝜇𝜎 ( ) + 𝜇𝜀 ( 2 )
𝜕𝑡 𝜕𝑡 𝜕𝑡
Selanjutanya dengan cara yang sama, meerapkan operasi curl pada persamaaan
(7), serta dengan menggunakan identitas vector menjadi:
𝜕
𝜎(∇𝑥𝑬) + 𝜀 (∇𝑥𝑬)=−∇2 𝑯
𝜕𝑡
𝜕 𝜕𝑯 𝜕2 𝑯 (10)
∇2 𝑯=−𝜎(∇𝑥𝑬) − 𝜀 𝜕𝑡 (∇𝑥𝑬)= 𝜎 𝝁 ( 𝜕𝑡 )+ 𝜀𝜇 ( 𝜕𝑡 2 )
dimana
𝜕𝑬
( ) = 𝑖𝜔𝑬
𝜕𝑡
𝜕𝑯
( ) = 𝑖𝜔𝑯
𝜕𝑡
𝜔 merupakan frekuensi sudut medan (Hz), bernilai 2𝜋𝑓, maka persamaan (9) dan
(10) menjadi