Kelas :B
Nama Kelompok :
1. Arum Ariyani 160210102049
2. Dewi Ika Pratiwi 160210102055
3. Ade Shahnaz Ruhil Maulani 160210102065
4. Siti Nur Indahsari 160210102066
5. Laily Ramadhanty 160210102072
H d l J nda
Namun hukum Ampere terkadang tidak dapat digunakan, karena itu perlu
generalisasi yang selalu berlaku. Pandang suatu sirkuit yang terdiri dari suatu
kapasitor pelat sejajar yang kecil diberi arus D konstan I. Jika hukum Ampere
diterapkan pada kontur C dan permukaan S:
Namun jika hukum Ampere diterapkan pada kontur C dan permukaan S2=
Kedua persamaan diatas kontradiktif, karena itu keduanya salah. Persamaan (1)
dianggap benar, karena ia tidak bergantung pada kapasitor, sedangkan persamaan
(2) perlu dimodifikasi karena kehadiran pelat kapasitor. Jika permukaan S2 dan S1
membentuk suatu permukaan tertutup S, maka n di setiap titik dibuat keluar dari
permukaan S, sehingga :
J nda I
S
Dimana tanda minus datang dari perubahan arah normal. Disisi lain, integral
permukaan dari persamaan (1) dan (2) sama dengan integral garis H disekitar
kurva C yang sama. Dengan pendekatan ini, maka :
J nda H d l H d l 0
S C C
x H J
Namun divergensi dari curl sembarang vektor itu nol, sehingga :
xH 0
Disisi lain dari hukum kekekalan muatan (kontinuitas arus listrik ) :
J 0
t
Sehingga ada ketidakkonsistena antara hukum Ampere dengan persamaan
kontinuitas arus listrik, karena :
x H J 0 (Hukum Ampere)
J (Kontinuitas Arus Listrik)
t
Sangatlah sulit untuk memodifikasi agar kedua persamaan diatas konsisten. Cara
untuk memodifikasi adalah dengan mengubah suku sebelah kanan dari hukum
Ampere dengan suatu veDktor yang divergensinya nol. Dengan menggunakan
hukum Gauss :
D
Sehingga persamaan kontinuitas arus listrik menjadi :
J
t
D 0
D
J 0
t
Disini diasumsikan bahwa D adalah fungsi kontinu dari ruang dan waktu dimana
turunannya dapat ditukar. Sehingga hukum Ampere dapat ditulis :
D
x H J
t
B. PERSAMAAN MAXWELL
Persamaan Maxwelll merupakan generalisasi dari keempat hukum dalam listrik dan
medan magnet :
Bentuk Diferensial
Hukum Ampere
Hukum Faraday
𝜕→
→ 𝑥 →= → + 𝐷 𝜕→
𝐵
∇ 𝐻 𝐽 𝜕𝑡 → 𝑥 →= −
∇ 𝐸 𝜕𝑡
∮ → •→ = ∮ →•→ 𝑑𝑎 = 𝐼 … … (1)
𝐻 𝑑ℓ 𝐽 𝑛
𝐶 𝑆1
∮ → •→ = ∮ →•→ 𝑑𝑎 = 0 … … (2)
𝐻 𝑑ℓ 𝐽 𝑛
𝐶 𝑆1
Kedua persamaan diatas kontradiktif, karena itu keduanya salah. Persamaan
(1) dianggap benar, karena ia tidak bergantung pada kapasitor, sedangkan
persamaan (2) perlu dimodifikasi karena kehadiran pelat kapasitor. Jika permukaan
S2 dan S1 membentuk suatu permukaan tertutup S, maka n di setiap titik dibuat
keluar dari keluar permukaan S, sehingga :
∮ →•→ 𝑑𝑎 = −𝐼
𝐽 𝑛
𝑆
Dimana tanda minus tersebut datang dari perubahan arah normal. Di sisi
lain, integral permukaan dari persamaan (1) dan (2) sama dengan integral garis H
di sekitar kurva C yang sama.
∮ →•→ 𝑑𝑎 = ∮ → •→ − ∮ → •→ = 0
𝐽 𝑛 𝐻 𝑑ℓ 𝐻 𝑑ℓ
𝑆 𝐶 𝐶
→ 𝑥 →= →
∇ 𝐻 𝐽
→ • (→ 𝑥 →) = 0
∇ ∇ 𝐻
𝜕𝜌
→•→+ =0
∇ 𝐽 𝜕𝑡
Sehingga bentuk integrasi terhadap volume V yang dilingkupi permukaan S :
𝑑 1
∫ → • (→ 𝑥 →)𝑑𝑣 = − ∫ (→ •→ +→ •→)𝑑𝑣 − ∫ → •→ 𝑑𝑣
∇ 𝐸 𝐻 𝑑𝑡 2 𝐸 𝐷 𝐵 𝐻 𝐽 𝐸
𝑣 𝑣 𝑣
𝑑 1
∮ (→ 𝑥 →) •→ 𝑑𝑎 = − ∫ ( → •→ +→ •→)𝑑𝑣 − ∫ → •→ 𝑑𝑣
𝐸 𝐻 𝑛 𝑑𝑡 2 𝐸 𝐷 𝐵 𝐻 𝐽 𝐸
𝑆 𝑣 𝑣
𝑑 1
− ∫ →•→ 𝑑𝑣 = ∫ (→ •→ +→ •→)𝑑𝑣 + ∮ (→ 𝑥 →) •→ 𝑑𝑎
𝐽 𝐸 𝑑𝑡 2 𝐸 𝐷 𝐵 𝐻 𝐸 𝐻 𝑛
𝑣 𝑣 𝑆
Suku sebelah kiri merupakan daya yang ditransfer ke dalam medan elektromagnetik
melalui gerakan muatan-muatan bebas dengan volume V. Jika tidak ada sumber
emf/ggl dalam V, maka suku sebelah kiri berharga negative dan sama dengan minus
produksi panas Joule persatuan waktu. Namun dalam kasus tertentu bisa berharga
positif.
→ •→ = −𝑞(→ + → 𝑥 →) •→ == −𝑞 → •→
𝐹𝑚 𝑛 𝐸 𝑣 𝐵 𝑣 𝐸 𝑣
→ = ∑ 𝑁𝑖 𝑞𝑖 →
𝐽 𝑣𝑖
𝑖
Maka laju dimana kerja mekanik persatuan volume (rapat daya) ditransfer ke dalam
medan elektromagnetik :
∑ 𝑁𝑖 → •→ = − → •→
𝐹𝑚 𝑣 𝐸 𝐽
𝑖
C. ENERGI ELEKTROMAGNETIK
Energi potensial listrik static dari system muatan yang menghasilkan medan listrik:
1
𝑈𝐸 = 2 ∫𝑉 𝐸⃗ ∙ 𝐷
⃗ 𝑑𝑣 …….. 3.1
Dari hukum Ampere yang diperluas dan bentuk diferensial hukum Faraday:
⃗ ⃗
⃗ ∙ (∇
𝐻 ⃗ × 𝐸⃗ ) − 𝐸⃗ ∙ (∇
⃗ ×𝐻 ⃗ ∙ 𝜕𝐵 − 𝐸⃗ ∙ 𝜕𝐷 − 𝐸⃗ ∙ 𝐽
⃗ ) = −𝐻 …….. 3.3
𝜕𝑡 𝜕𝑡
Jika persamaan di atas diterapkan dalam medium, dimana D(t) sebanding dengan
E(t) dan B(t) sebanding dengan H(t) [konstanta-konstanta perbandingannya tak
bergantung waktu], maka:
⃗
𝜕𝐷 𝜕 1 𝜕 𝜕1
𝐸⃗ ∙ = 𝐸⃗ ∙ 𝜀𝐸⃗ = 𝜀 𝐸⃗ 2 = 𝐸⃗ ∙ 𝐷
⃗
𝜕𝑡 𝜕𝑡 2 𝜕𝑡 𝜕𝑡 2
⃗
𝜕𝐵 𝜕 1 𝜕 2 𝜕1
⃗ ∙
𝐻 ⃗ ∙ 𝜇𝐻
=𝐻 ⃗ = 𝜇 𝐻 ⃗ = ⃗ ∙𝐵
𝐻 ⃗
𝜕𝑡 𝜕𝑡 2 𝜕𝑡 𝜕𝑡 2
Sehingga persamaan 3.5 menjadi:
⃗ ∙ (E
∇ ⃗ ) = − 𝜕 1 (𝐸⃗ ∙ 𝐷
⃗ ×𝐻 ⃗ +𝐵
⃗ ∙𝐻
⃗ ) − 𝐽 ∙ 𝐸⃗ …… 3.6
𝜕𝑡 2
𝑑 1
− ∫ 𝐽 ∙ 𝐸⃗ 𝑑𝑣 = − ∫ (𝐸⃗ ∙ 𝐷
⃗ +𝐵
⃗ ∙𝐻
⃗ )𝑑𝑣 + ∮ (E
⃗ ×𝐻
⃗ ) ∙ 𝑛⃗ 𝑑𝑎
𝑉 𝑑𝑡 𝑉 2 𝑆
Suku sebelah kiri merupakan daya yang ditransfer kedalam medan elektromagnetik
melalui gerakan muatan-muatan bebas dalam volume V. Jika tidak ada sumber
emf/ggl dalam V, maka suku sebelah kiri berharga negatif dan sama dengan minus
produksi panas Joule persatuan waktu. Namun dalam kasus tertentu bisa berharga
positif.
Pandang partikel bermuatan q bergerak dengan kecepatan konstan v di bawah
pengaruh kombinasi gaya mekanis, listrik dan magnet, maka laju dimana kerja
mekanis bekerja pada partikel:
⃗⃗⃗⃗
𝐹𝑚 ∙ 𝑛⃗ = −𝑞(𝐸⃗ + 𝑣 × 𝐵
⃗ ) ∙ 𝑣 = −𝑞𝐸⃗ ∙ 𝑣 ……. 3.9
Rapat arus dapat didefinisikan:
𝐽 = ∑𝑖 𝑁𝑖 𝑞𝑖 𝑣𝑖 ……. 3.10
Maka laju dimana kerja mekanik persatuan volume (rapat daya) ditransfer kedalam
medan elektromagnetik:
∑𝑖 𝑁𝑖 𝐹𝑚 ∙ 𝑣𝑖 = −𝐸⃗ ∙ 𝐽 …….. 3.11
Karena integral permukaan hanya meliputi medan listrik dan medan magnet, ini
memungkinkan untuk mengintrepetasikan bagian ini sebagai laju energy yang
melalui permukaan tertutup. Sehingga persamaan:
𝜕 1
− ∫𝑉 𝐽 ∙ 𝐸⃗ 𝑑𝑣 = 𝜕𝑡 ∫𝑉 (𝐸⃗ ∙ 𝐷
⃗ +𝐵
⃗ ∙𝐻
⃗ )𝑑𝑣 + ⃗∇ ∙ (E
⃗ ×𝐻
⃗ )𝑑𝑣 …….. 3.12
2
Maka:
⃗∇ ∙ 𝑆 + 𝜕𝑢 = −𝐽 ∙ 𝐸⃗ ……. 3.13
𝜕𝑡
Persamaan 3.14 merupakan persamaan kontinuitas untuk muatan, kecuali jika rapat
energy u berperan dalam rapat muatan ρ.
Jika persamaan 3.14 menggambarkan kekekalan energi, maka 𝛁 ∙ 𝑺 merupakan
divergensi dari suatu rapat arus energi atau laju aliran energi persatuan luas.
Umumnya:
𝑆 = 𝐸⃗ × 𝐻
⃗ merupakan aliran energi lokal persatuan waktu dan luas.
Maka:
⃗
⃗ 𝑥∇
∇ ⃗ 𝑥𝐻
⃗ = 𝑔∇ ⃗ 𝑥 𝜕𝐸........................(1)
⃗ 𝑥𝐸⃗ + 𝜀∇
𝜕𝑡
⃗
𝜕𝐻 ⃗
𝜕 2𝐻
⃗∇𝑥∇
⃗ 𝑥𝐻
⃗ = −𝑔𝜇 − 𝜀𝜇 2
𝜕𝑡 𝜕𝑡
⃗
𝜕𝐻 ⃗
𝜕 2𝐻
⃗∇⃗∇ • 𝐻
⃗ − ∇2 𝐻
⃗ = −𝑔𝜇 − 𝜀𝜇 2
𝜕𝑡 𝜕𝑡
𝜕2 𝐻
⃗ ⃗
𝜕𝐻
⃗ − 𝜀𝜇 2 − 𝑔𝜇
∇2 𝐻 = 0........................(2)
𝜕𝑡 𝜕𝑡
Gelombang Monokromatik