Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah : Listrik Magnet

Kelas :B
Nama Kelompok :
1. Arum Ariyani 160210102049
2. Dewi Ika Pratiwi 160210102055
3. Ade Shahnaz Ruhil Maulani 160210102065
4. Siti Nur Indahsari 160210102066
5. Laily Ramadhanty 160210102072

A. GENERALISASI HUKUM AMPERE


Medan magnet akibat distribusi arus memenuhi hukum Ampere :

 H  d l   J  nda
Namun hukum Ampere terkadang tidak dapat digunakan, karena itu perlu
generalisasi yang selalu berlaku. Pandang suatu sirkuit yang terdiri dari suatu
kapasitor pelat sejajar yang kecil diberi arus D konstan I. Jika hukum Ampere
diterapkan pada kontur C dan permukaan S:

 H  d l   J  nda  I .......( Persamaan1)


C S1

Namun jika hukum Ampere diterapkan pada kontur C dan permukaan S2=

 H  d l   J  nda  0.......( Persamaan2)


C S2

Kedua persamaan diatas kontradiktif, karena itu keduanya salah. Persamaan (1)
dianggap benar, karena ia tidak bergantung pada kapasitor, sedangkan persamaan
(2) perlu dimodifikasi karena kehadiran pelat kapasitor. Jika permukaan S2 dan S1
membentuk suatu permukaan tertutup S, maka n di setiap titik dibuat keluar dari
permukaan S, sehingga :

 J  nda   I
S

Dimana tanda minus datang dari perubahan arah normal. Disisi lain, integral
permukaan dari persamaan (1) dan (2) sama dengan integral garis H disekitar
kurva C yang sama. Dengan pendekatan ini, maka :

 J  nda   H  d l   H  d l  0
S C C

Tanda minus timbul dari perubahan C dalam kasus permukaan S1 . Sekarang


kontradiksi timbul dari bentuk arus I yang diasumsikan mengalir kedalam volume
yang dilingkupi permukaan S menjadi nol. Inilah ketidakkonsistenan dengan
hukum Ampere. Arus yang mengalir kedalam volume kenyataannya tidak sama
dengan nol, namun sama dengan laju perubahan muatan pada keping kapasitor
(hukum kekekalan muatan). Ketidakkonsistenan ini dapat diselesaikan dalam
formulasi hukum Ampere yang lain :

x H  J
Namun divergensi dari curl sembarang vektor itu nol, sehingga :


  xH  0
Disisi lain dari hukum kekekalan muatan (kontinuitas arus listrik ) :

 J  0
t
Sehingga ada ketidakkonsistena antara hukum Ampere dengan persamaan
kontinuitas arus listrik, karena :

 
   x H    J  0 (Hukum Ampere)

J   (Kontinuitas Arus Listrik)
t
Sangatlah sulit untuk memodifikasi agar kedua persamaan diatas konsisten. Cara
untuk memodifikasi adalah dengan mengubah suku sebelah kanan dari hukum
Ampere dengan suatu veDktor yang divergensinya nol. Dengan menggunakan
hukum Gauss :

 D  
Sehingga persamaan kontinuitas arus listrik menjadi :

 J  

t

D  0 
  D 
J  0
 t 

Disini diasumsikan bahwa D adalah fungsi kontinu dari ruang dan waktu dimana
turunannya dapat ditukar. Sehingga hukum Ampere dapat ditulis :
D
x H  J 
t

Dimana D  pergeseran arus

B. PERSAMAAN MAXWELL

Persamaan Maxwelll merupakan generalisasi dari keempat hukum dalam listrik dan
medan magnet :

Bentuk Diferensial
Hukum Ampere
Hukum Faraday
𝜕→
→ 𝑥 →= → + 𝐷 𝜕→
𝐵
∇ 𝐻 𝐽 𝜕𝑡 → 𝑥 →= −
∇ 𝐸 𝜕𝑡

Medan Magnet Bersifat


Hukum Gauss Dipol
→ •→= 𝜌 → •→= 0
∇ 𝐷
∇ 𝐵

Jika hukum Ampere diterapkan pada kontur C dan permukaan S1 :

∮ → •→ = ∮ →•→ 𝑑𝑎 = 𝐼 … … (1)
𝐻 𝑑ℓ 𝐽 𝑛
𝐶 𝑆1

Namun jika hukum Ampere diterapkan pada kontur C dan permukaan S2 :

∮ → •→ = ∮ →•→ 𝑑𝑎 = 0 … … (2)
𝐻 𝑑ℓ 𝐽 𝑛
𝐶 𝑆1
Kedua persamaan diatas kontradiktif, karena itu keduanya salah. Persamaan
(1) dianggap benar, karena ia tidak bergantung pada kapasitor, sedangkan
persamaan (2) perlu dimodifikasi karena kehadiran pelat kapasitor. Jika permukaan
S2 dan S1 membentuk suatu permukaan tertutup S, maka n di setiap titik dibuat
keluar dari keluar permukaan S, sehingga :

∮ →•→ 𝑑𝑎 = −𝐼
𝐽 𝑛
𝑆

Dimana tanda minus tersebut datang dari perubahan arah normal. Di sisi
lain, integral permukaan dari persamaan (1) dan (2) sama dengan integral garis H
di sekitar kurva C yang sama.

∮ →•→ 𝑑𝑎 = ∮ → •→ − ∮ → •→ = 0
𝐽 𝑛 𝐻 𝑑ℓ 𝐻 𝑑ℓ
𝑆 𝐶 𝐶

Tanda minus timbul dari perubahan c dalam kasus permukaan S1.Namun


sekarang diasumsikan jika arus megalir ke dalam volume yang dilingkupi
permukaan S menjadi nol. Inilah ketidakkonsistenan dengan hukum Ampere. Arus
yang mengalir ke dalam volume nyatanya tidak sama dengan nol, namun sama
dengan laju perubahan muatan pada keeping kapasitor (Hukum Kekekalan
Muatan).

Ketidakkonsistenan ini dapat diselesaikan dalam formulasi hukum Ampere


yang lain, yaitu :

→ 𝑥 →= →
∇ 𝐻 𝐽

Namun divergensi dari curl sembarang vektori itu nol, sehingga :

→ • (→ 𝑥 →) = 0
∇ ∇ 𝐻

Disisi lain dari hukum kekelana muatan (kontinuitas arus listrik) :

𝜕𝜌
→•→+ =0
∇ 𝐽 𝜕𝑡
Sehingga bentuk integrasi terhadap volume V yang dilingkupi permukaan S :

𝑑 1
∫ → • (→ 𝑥 →)𝑑𝑣 = − ∫ (→ •→ +→ •→)𝑑𝑣 − ∫ → •→ 𝑑𝑣
∇ 𝐸 𝐻 𝑑𝑡 2 𝐸 𝐷 𝐵 𝐻 𝐽 𝐸
𝑣 𝑣 𝑣

Dengan menerapkan teorem divergensi pada suku sebelah kiri, maka :

𝑑 1
∮ (→ 𝑥 →) •→ 𝑑𝑎 = − ∫ ( → •→ +→ •→)𝑑𝑣 − ∫ → •→ 𝑑𝑣
𝐸 𝐻 𝑛 𝑑𝑡 2 𝐸 𝐷 𝐵 𝐻 𝐽 𝐸
𝑆 𝑣 𝑣

𝑑 1
− ∫ →•→ 𝑑𝑣 = ∫ (→ •→ +→ •→)𝑑𝑣 + ∮ (→ 𝑥 →) •→ 𝑑𝑎
𝐽 𝐸 𝑑𝑡 2 𝐸 𝐷 𝐵 𝐻 𝐸 𝐻 𝑛
𝑣 𝑣 𝑆

Sehingga jelas bahwa bagian J•E terdiri dari dua bagian :

1. Laju perubahan energy elektromagnetik yang disimpan dalam volume V


2. Integral permukaan

Suku sebelah kiri merupakan daya yang ditransfer ke dalam medan elektromagnetik
melalui gerakan muatan-muatan bebas dengan volume V. Jika tidak ada sumber
emf/ggl dalam V, maka suku sebelah kiri berharga negative dan sama dengan minus
produksi panas Joule persatuan waktu. Namun dalam kasus tertentu bisa berharga
positif.

Anggap partikel bermuatan q bergerak dengan kecepatan konstan v di bawah


pengaruh kombinasi gaya mekanis, listrik dan magnet, maka laju dimana kerja
mekanis bekerja pada partikel :

→ •→ = −𝑞(→ + → 𝑥 →) •→ == −𝑞 → •→
𝐹𝑚 𝑛 𝐸 𝑣 𝐵 𝑣 𝐸 𝑣

Rapat arus dapat didefinisikan :

→ = ∑ 𝑁𝑖 𝑞𝑖 →
𝐽 𝑣𝑖
𝑖
Maka laju dimana kerja mekanik persatuan volume (rapat daya) ditransfer ke dalam
medan elektromagnetik :

∑ 𝑁𝑖 → •→ = − → •→
𝐹𝑚 𝑣 𝐸 𝐽
𝑖

C. ENERGI ELEKTROMAGNETIK
Energi potensial listrik static dari system muatan yang menghasilkan medan listrik:
1
𝑈𝐸 = 2 ∫𝑉 𝐸⃗ ∙ 𝐷
⃗ 𝑑𝑣 …….. 3.1

Energi yang disimpan dalam medan magnet:


1
⃗ ∙𝐵
𝑈𝑀 = 2 ∫𝑉 𝐻 ⃗ 𝑑𝑣 …….. 3.2

Dari hukum Ampere yang diperluas dan bentuk diferensial hukum Faraday:
⃗ ⃗
⃗ ∙ (∇
𝐻 ⃗ × 𝐸⃗ ) − 𝐸⃗ ∙ (∇
⃗ ×𝐻 ⃗ ∙ 𝜕𝐵 − 𝐸⃗ ∙ 𝜕𝐷 − 𝐸⃗ ∙ 𝐽
⃗ ) = −𝐻 …….. 3.3
𝜕𝑡 𝜕𝑡

Dengan bantuan persamaan identitas, suku kiri dapat dikonversi menjadi:


⃗∇ ∙ (F
⃗ × 𝐺 ) = 𝐺 ∙ (∇
⃗ × 𝐹 ) − 𝐹 ∙ (∇
⃗ × 𝐺) …….. 3.4
Sehingga menghasilkan:
⃗ ⃗
⃗∇ ∙ (E
⃗ ×𝐻 ⃗ ∙ 𝜕𝐵 − 𝐸⃗ ∙ 𝜕𝐷 − 𝐸⃗ ∙ 𝐽
⃗ ) = −𝐻 ……. 3.5
𝜕𝑡 𝜕𝑡

Jika persamaan di atas diterapkan dalam medium, dimana D(t) sebanding dengan
E(t) dan B(t) sebanding dengan H(t) [konstanta-konstanta perbandingannya tak
bergantung waktu], maka:

𝜕𝐷 𝜕 1 𝜕 𝜕1
𝐸⃗ ∙ = 𝐸⃗ ∙ 𝜀𝐸⃗ = 𝜀 𝐸⃗ 2 = 𝐸⃗ ∙ 𝐷

𝜕𝑡 𝜕𝑡 2 𝜕𝑡 𝜕𝑡 2

𝜕𝐵 𝜕 1 𝜕 2 𝜕1
⃗ ∙
𝐻 ⃗ ∙ 𝜇𝐻
=𝐻 ⃗ = 𝜇 𝐻 ⃗ = ⃗ ∙𝐵
𝐻 ⃗
𝜕𝑡 𝜕𝑡 2 𝜕𝑡 𝜕𝑡 2
Sehingga persamaan 3.5 menjadi:
⃗ ∙ (E
∇ ⃗ ) = − 𝜕 1 (𝐸⃗ ∙ 𝐷
⃗ ×𝐻 ⃗ +𝐵
⃗ ∙𝐻
⃗ ) − 𝐽 ∙ 𝐸⃗ …… 3.6
𝜕𝑡 2

Turunan waktu dari jumlah rapat


energi listrik dan magnet
Dalam beberapa kasus J=gE adalah negatif laju pemanasan persatuan volume ( g
adalah konduktivitas listrik).
Bentuk integrasi terhadap volume V yang dilingkupi permukaan S:
⃗ ∙ (E
∫𝑉 ∇ ⃗ )𝑑𝑣 = − 𝑑 ∫
⃗ ×𝐻 1
(𝐸⃗ ∙ 𝐷
⃗ +𝐵
⃗ ∙𝐻
⃗ )𝑑𝑣 − ∫ 𝐽 ∙ 𝐸⃗ 𝑑𝑣 ……. 3.7
𝑑𝑡 𝑉 2 𝑉

Dengan menerapkan teorema divergensi pada suku sebelah kiri, maka:


𝑑 1
⃗ ×𝐻
∮ (E ⃗ ) ∙ 𝑛⃗ 𝑑𝑎 = − ∫ (𝐸⃗ ∙ 𝐷
⃗ +𝐵
⃗ ∙𝐻
⃗ )𝑑𝑣 − ∫ 𝐽 ∙ 𝐸⃗ 𝑑𝑣
𝑆 𝑑𝑡 𝑉 2 𝑉

𝑑 1
− ∫ 𝐽 ∙ 𝐸⃗ 𝑑𝑣 = − ∫ (𝐸⃗ ∙ 𝐷
⃗ +𝐵
⃗ ∙𝐻
⃗ )𝑑𝑣 + ∮ (E
⃗ ×𝐻
⃗ ) ∙ 𝑛⃗ 𝑑𝑎
𝑉 𝑑𝑡 𝑉 2 𝑆

Sehingga jelas bahwa bagian J.E terdiri dari dua bagian:


1. Laju perubahan energi elektromagnetik yang disimpan dalam volume V
2. Integral permukaan
𝑑 1
− ∫𝑉 𝐽 ∙ 𝐸⃗ 𝑑𝑣 = 𝑑𝑡 ∫𝑉 (𝐸⃗ ∙ 𝐷
⃗ +𝐵
⃗ ∙𝐻
⃗ )𝑑𝑣 + ∮ (E
𝑆
⃗ ×𝐻
⃗ ) ∙ 𝑛⃗ 𝑑𝑎 ……. 3.8
2

Suku sebelah kiri merupakan daya yang ditransfer kedalam medan elektromagnetik
melalui gerakan muatan-muatan bebas dalam volume V. Jika tidak ada sumber
emf/ggl dalam V, maka suku sebelah kiri berharga negatif dan sama dengan minus
produksi panas Joule persatuan waktu. Namun dalam kasus tertentu bisa berharga
positif.
Pandang partikel bermuatan q bergerak dengan kecepatan konstan v di bawah
pengaruh kombinasi gaya mekanis, listrik dan magnet, maka laju dimana kerja
mekanis bekerja pada partikel:
⃗⃗⃗⃗
𝐹𝑚 ∙ 𝑛⃗ = −𝑞(𝐸⃗ + 𝑣 × 𝐵
⃗ ) ∙ 𝑣 = −𝑞𝐸⃗ ∙ 𝑣 ……. 3.9
Rapat arus dapat didefinisikan:
𝐽 = ∑𝑖 𝑁𝑖 𝑞𝑖 𝑣𝑖 ……. 3.10
Maka laju dimana kerja mekanik persatuan volume (rapat daya) ditransfer kedalam
medan elektromagnetik:
∑𝑖 𝑁𝑖 𝐹𝑚 ∙ 𝑣𝑖 = −𝐸⃗ ∙ 𝐽 …….. 3.11
Karena integral permukaan hanya meliputi medan listrik dan medan magnet, ini
memungkinkan untuk mengintrepetasikan bagian ini sebagai laju energy yang
melalui permukaan tertutup. Sehingga persamaan:
𝜕 1
− ∫𝑉 𝐽 ∙ 𝐸⃗ 𝑑𝑣 = 𝜕𝑡 ∫𝑉 (𝐸⃗ ∙ 𝐷
⃗ +𝐵
⃗ ∙𝐻
⃗ )𝑑𝑣 + ⃗∇ ∙ (E
⃗ ×𝐻
⃗ )𝑑𝑣 …….. 3.12
2

Menggambarkan kekekalan energi dalam volume tertentu V.


Jika didefinisikan:
𝑆 = 𝐸⃗ × 𝐻
⃗ = vektor poynting
1
𝑢 = 2 (𝐸⃗ ∙ 𝐷
⃗ +𝐵
⃗ ∙𝐻
⃗ ) = rapat energi listrik dan magnetic

Maka:
⃗∇ ∙ 𝑆 + 𝜕𝑢 = −𝐽 ∙ 𝐸⃗ ……. 3.13
𝜕𝑡

Jelas 𝑱 ∙ 𝑬 = kerja yang dilakukan pleh medan lokal pada partikel-partikel


bermuatan persatuan volume.
Jika 𝛁 ∙ 𝑺 = 0 merupakan hukum kekekalan energi lokal: laju perubahan energi
medan sama dengan disipasi daya persatuan volume persatuan waktu di setiap titik.
Jika 𝛁 ∙ 𝑺 ≠ 0 tetapi 𝑱 ∙ 𝑬 = 0, maka:
⃗ ∙ 𝑆 + 𝜕𝑢 = 0
∇ …….. 3.14
𝜕𝑡

Persamaan 3.14 merupakan persamaan kontinuitas untuk muatan, kecuali jika rapat
energy u berperan dalam rapat muatan ρ.
Jika persamaan 3.14 menggambarkan kekekalan energi, maka 𝛁 ∙ 𝑺 merupakan
divergensi dari suatu rapat arus energi atau laju aliran energi persatuan luas.
Umumnya:
𝑆 = 𝐸⃗ × 𝐻
⃗ merupakan aliran energi lokal persatuan waktu dan luas.

D. PERSAMAAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK


(PERSAMAAN GEM)

Persamaan propagasi gelombang elektromagnetik untuk H dalam medium linier


adalah sebagai berikut:

𝜕𝐷
⃗⃗⃗ 𝑥𝐻
∇ ⃗ =𝐽+
𝜕𝑡

𝜕𝐷
⃗ 𝑥∇
∇ ⃗ 𝑥𝐻
⃗ =∇
⃗ 𝑥𝐽 + ∇
⃗𝑥
𝜕𝑡
Dengan bantuan:
⃗⃗⃗ = 𝜀𝐸⃗
D
⃗J = 𝑔𝐸⃗

Maka:

⃗ 𝑥∇
∇ ⃗ 𝑥𝐻
⃗ = 𝑔∇ ⃗ 𝑥 𝜕𝐸........................(1)
⃗ 𝑥𝐸⃗ + 𝜀∇
𝜕𝑡

Gunakan bantuan dari persamaan Maxwell yaitu 𝐵 = 𝜇𝐻 maka:



𝜕𝐵 ⃗
𝜕𝐻
⃗⃗⃗
∇ 𝑥𝐸⃗ = − = −𝜇
𝜕𝑡 𝜕𝑡
Sehingga persamaan 1 menjadi:


𝜕𝐻 ⃗
𝜕 2𝐻
⃗∇𝑥∇
⃗ 𝑥𝐻
⃗ = −𝑔𝜇 − 𝜀𝜇 2
𝜕𝑡 𝜕𝑡

𝜕𝐻 ⃗
𝜕 2𝐻
⃗∇⃗∇ • 𝐻
⃗ − ∇2 𝐻
⃗ = −𝑔𝜇 − 𝜀𝜇 2
𝜕𝑡 𝜕𝑡
𝜕2 𝐻
⃗ ⃗
𝜕𝐻
⃗ − 𝜀𝜇 2 − 𝑔𝜇
∇2 𝐻 = 0........................(2)
𝜕𝑡 𝜕𝑡

Hal ini juga berlaku untuk medan E:



𝜕𝐵 ⃗
𝜕𝐷
⃗∇𝑥∇
⃗ 𝑥𝐸⃗ = −∇
⃗⃗⃗ 𝑥 ⃗ 𝑥𝐽 − ⃗⃗⃗
= −∇ ∇𝑥
𝜕𝑡 𝜕𝑡
𝜕𝐸⃗ 𝜕 2 𝐸⃗
= −𝑔𝜇 − 𝜀𝜇 2
𝜕𝑡 𝜕𝑡
𝜕2 𝐸⃗ 𝜕𝐸⃗
∇2 𝐸⃗ − 𝜀𝜇 𝜕𝑡 2 − 𝑔𝜇 𝜕𝑡 = 0........................(3)

Persamaan (2) dan (3) di atas telah memenuhi Persamaan Maxwell

Gelombang Monokromatik

Gelombang monokromatik adalah gelombang yang medan-medannya dicirikan


dengan frekuensi tunggal:

𝐸⃗ (𝑟, 𝑡) = 𝐸⃗ (𝑟)𝑒 −𝑖𝜔𝑡 = 𝐸⃗ (𝑟)cos(𝜔𝑡 + 𝜑) ........................(4)

Substitusi persamaan 4 ke dalam persamaan 3:


𝜕 2 𝐸⃗ 𝜕𝐸⃗
∇2 𝐸⃗ − 𝜀𝜇 − 𝑔𝜇 =0
𝜕𝑡 2 𝜕𝑡

𝑒 −𝑖𝜔𝑡 {∇2 𝐸⃗ + 𝜔2 𝜀𝜇𝐸⃗ + 𝑖𝜔𝑔𝜇𝐸⃗ } = 0

1. Dalam ruang hampa (vakum)


Dalam ruang vakum, g = 0, 𝜀 = 𝜀0 , dan 𝜇 = 𝜇0 . Apabila medan E(r)
berubah hanya dalam 1 dimensi (misalnya arah z), maka persamaan
gelombang menjadi:
𝑑 2 𝐸⃗ (𝑧) 𝜔 2
+ ( ) 𝐸⃗ = 0
𝑑𝑧 2 𝑐
𝜀0 𝜇0 = 1⁄𝐶 2

Persamaan di atas disebut dengan persamaan Helmholtz. Persamaan


tersebut secara matematis sama dengan persamaan osilator harmonik yang
solusinya yaitu:
𝐸⃗ (𝑧) = ⃗⃗⃗⃗
𝐸0 exp(±𝑖ҡ𝑧)
⃗⃗⃗⃗
𝐸0 = vektor konstan
ҡ = 𝜔⁄𝑐
Secara lengkap persamaan tersebut menjadi:
𝐸⃗ (𝑟, 𝑡) = ⃗⃗⃗⃗
𝐸0 exp{−i(ωt ± ҡ𝑧)}
𝐸⃗ (𝑟, 𝑡) = ⃗⃗⃗⃗
𝐸0 cos(ωt ± ҡ𝑧)
𝐸0 cos ω(t ± 𝑧⁄𝑐 )
𝐸⃗ (𝑟, 𝑡) = ⃗⃗⃗⃗
Kecepatan propagasi gelombang adalah c. Persamaan Maxwell
memperkirakan bahwa kecepatan cahaya dalam vakum yaitu:
1
𝑐= = 2,9979𝑥108 𝑚⁄𝑠
√𝜀0 𝜇0
Frekuensi gelombang dan panjang gelombang didefinisikan:
𝜔 2𝜋
𝑓= ; 𝜆=
2𝜋 ҡ
2. Dalam medium dielektrik non-magnetik dan non-kondukting Dalam
medium ini, g = 0, 𝜇 = 𝜇0 dan 𝜀 = 𝐾𝜀0 , maka persamaan gelombangnya
sama dengan saat di medium vakum kecuali:
𝜔
ҡ = √𝐾
𝑐
Jika 𝑛 = √𝐾 maka persamaan gelombang E sama dengan vakum kecuali
propagasi gelombangnya menjadi c/n. n disebut dengan indeks bias dari
medium dielektrik (untuk vakum n=1).
3. Dalam medium kondukting
∇2 𝐸⃗ + 𝜔2 𝜀𝜇𝐸⃗ + 𝑖𝜔𝑔𝜇𝐸⃗ = 0
Pada medium ini, g>0 sehingga suku ketiga dari persamaan di atas eksis.
Namun, jika g nya kecil, maka gelombang dikatakan teredam. Saat nilai g
kecil, maka suku ketiga lebih kecil dibanding suku kedua, maka:
𝜔𝑔𝜇 ≪ 𝜔2 𝜀𝜇; 𝑔 ≪ 𝜔𝜀
Apabila nilai 𝑔 ≫ 𝜔𝜀 maka suku kedua diabaikan.
Untuk kasus satu-dimensi:
𝑑 2 𝐸⃗ (𝑧)
+ 𝑖𝜔𝑔𝜇𝐸⃗ = 0
𝑑𝑧 2
Jika koefisien E real maka ∝= 𝑖𝜔 juga real, dan frekuensinya imajiner. Jika
ҡ = √𝛼𝑔𝜇 maka fungsi ruang dari E(r) juga sama seperti dalam vakum
hanya saja sekarang bergantung pada waktu yang berbeda
𝐸⃗ (𝑟, 𝑡) = ⃗⃗⃗⃗
𝐸0 (𝑟)exp(−∝ t)
Merupakan medan yang meluruh eksponensial terhadap waktu. Transisi
perilaku meluruh dan gelombang terjadi jika:
𝑔 1
|𝜔| = |𝛼| ≅ | | =
𝜀 𝑡𝑐
𝑡𝑐 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙
Dari tracing penurunan persamaan:
∇2 𝐸⃗ + 𝜔2 𝜀𝜇𝐸⃗ + 𝑖𝜔𝑔𝜇𝐸⃗ = 0
Berdasarkan persamaan Maxwell,
2
Suku kedua atau 𝜕 𝐸⁄𝜕𝑡 2 diturunkan dari pergesaran arus 𝜕𝐷⁄𝜕𝑡

Suku ketiga 𝜕𝐸⁄𝜕𝑡 diturunkan dari arus transport J. Maka, eksistensi


propagasi gelombang elektromagnetik bergantung pada pergeseran arus
dalam Persamaan Maxwell. Tanpa pergeseran arus, hanya akan ada medan
yang meuluruh secara eksponensial.

Anda mungkin juga menyukai