LKM 04
KARAKTERISTIK RUANG KEDAP BUNYI
Oleh:
1. Nuriska Ela Safitri
(12030654057)
2. Muflihatul Abadiyah
(12030654224)
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari ilmu fisika, salah satunya adalah
peistiwa pemantulan bunyi, sebagai contoh saat kita mendengarkan pidato saat ada dalam
sebuah gedung, atau contoh lain yaitu, pada saat kita sedang berteriak di suatu lembah
dan terdengar suara kita secara berulang- ulang. Hal tersebut sebenarnya terjadi karena
adanya pemantulan bunyi.
Pemantulan bunyi terjadi karena gelombang bunyi menabrak bidang pantul
kemudian gelombang bunyi tersebut dipantulkan oleh bidang pantul tesebut. Ketika kita
mendengar suara petir, mungkin kita juga akan mendengar suara susulan yang
merupakan gema suara aslinya. Suara susulan ini terjadi akibat adanya bunyi yang
menumbuk dinding penumbuk, kemudian dipantulkan oleh dinding itu. Tidak semua
bunyi yang mengenai dinding pemantul akan dipantulkan. Ada sebagian bunyi tersebut
yang diserap dinding pemantul. Terjadinya penyerapan bunyi tersebut bergantung pada
dinding suatu ruangan. Oleh karenanya, untuk mengetahui karakteristik ruang kedap
bunyi tersebut dilakukan percobaan kerakteristik ruang kedap bunyi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan antara jarak sumber bunyi terhadap kuat lemahnya pantulan
bunyi yang dihasilkan ?
2. Bagaimana hubungan antara tempat sumber bunyi terhadap pantulan bunyi yang
dihasilkan ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari percobaan yang dilakuakn
adalah:
1. Mengetahui hubungan jarak sumber bunyi terhadap kuat lemahnya pantulan bunyi
yang dihasilkan.
2. Mengetahui pengaruh tempat sumber bunyi terhadap pantulan bunyi yang dihasilkan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Bunyi
Bunyi adalah energi gelombang yang berasal dari sumber bunyi, yaitu benda yang
bergetar. Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik yang dapat merambat
melalui medium, dan medium perambatannya itu seperti : zat cair, zat padat, dan udara
sehingga dapat didengar. Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal.
Bunyi adalah bahan terpenting dalam musik. Bunyi berasal dari sumber bunyi yang
digetarkan oleh tenaga atau energi. Kemudian getaran tersebut diantarkan atau
dipancarkan keluar. Dan bila getaran ini sampai di telinga kita, barulah kita dapat
mendengarkannya.
B. Syarat Terdengarnya Bunyi
Bunyi disebabkan oleh adanya benda yang bergetar. Misalkan : jika kita berteriak
sambil memegang tenggorokan, maka kita rasakan tenggorokan kita bergetar. Dan pada
contoh lain yaitu senar gitar, senar gitar yang tidak kita petik tidak akan menghasilkan
getaran sehingga kita tidak dapat mendengar bunyi. Dan ketika senar gitar kita petik,
senarnya akan bergetar dan kita akan mendengar bunyi.
Syarat-syarat agar bunyi tersebut bisa didengar yaitu dengan adanya hal-hal berikut
dibawah yaitu :
1. Ada sumber bunyi yang bergetar,
2. Ada zat perantara (medium) yang merambatkan gelombang bunyi dari sumber ke
telinga,
3. Getaran mempunyai frekuensi tertentu (20 Hz 20.000 Hz),
4. Adanya pendengar (Indra pendengarnya dalam keadaan baik)
C. Sifat-Sifat Gelombang Bunyi
Sifat-sifat bunyi pada dasarnya sama dengan sifat-sifat gelombang longitudinal,
yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), dipadukan (interferensi),
dilenturkan (difraksi) dan dapat diresonansikan.
Adapun sifat-sifat dari gelombang bunyi yaitu :
1.
3.
4.
siang hari udara lapisan atas lebih dingin daripada dilapisan bawah. Karena cepat
rambat bunyi pada suhu dingin lebih kecil daripada suhu panas makakecepatan
bunyi dilapisan udara atas lebih kecil daripada dilapisan bawah, yang berakibat
medium lapisan atas lebih rapat dari medium lapisan bawah. Hal yang sebaliknya
terjadi pada malam hari. Jadi pada siang hari bunyi petir merambat dari lapisan
udara atas kelapisan udara bawah.
5.
6.
D. Karekteristik bunyi
Adapun karakteristik dari gelombang bunyi itu sendiri, adalah :
1. Nada adalah bunyi yang frekuensinya teratur. Contoh : bunyi alat music
2. Desah adalah bunyi yang frekuensinya tidak teratur. Contoh : bunyi desiran angin
3. Warna bunyi adalah bunyi yang frekuensi-nya sama tetapi terdengar berbeda.
4. Dentum adalah bunyi yang amplitudonya sangat besar dan terdengar mendadak.
Contoh : ledakan bom.
2.
3.
4.
digunakan untuk memantul juga lama. Ketika bunyi asli sudah selesai
diucapkan, bunyi pantul mungkin masih di perjalanan. Akibatnya, bunyi
pantul terdengar jelas setelah bunyi asli. Bunyi pantul yang terdengar jelas setelah
bunyi asli disebut gema. Gema dapat terjadi di lereng-lereng gunung atau di lembahlembah.
H. Manfaat Bunyi Pantul
1. Pengukuran jarak dengan gema
Dalam satu sekon biasanya dapat diucapkan lima suku kata. Berapa waktu
yang diperlukan untuk mengucapkan satu suku kata? Untuk mendapatkan gema dari
satu suku kata, bunyi pantul harus datang secepat-cepatnya setelah 1/5 sekon, yaitu
setelah suku kata tersebut selesai diucapkan. Dengan demikian, selama 1/5 sekon
bunyi telah menempuh jarak dua kali jarak antara sumber bunyi dan dinding
pemantul. Jadi, untuk 1 suku kata, jarak dinding pemantul adalah :
Waktu terdengar gema, artinya bunyi telah menempuh jarak tersebut pergipulang. Jika jarak d dan waktu yang dibutuhkan t maka kecepatan bunyinya adalah :
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan bahan
Tabel 1. Alat dan Bahan
No
Nama
.
1. Ruang aula SD Lab Unesa
2. Ruang Musik C12-02-04
Jumlah
1
1
B. Rancangan Percobaan
C. Variabel percobaan
1. Variabel manipulasi
: Jarak
2. Variabel kontrol
3. Variabel respon
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data
Tabel 3.1. Data hasil percobaan karakteristik ruang kedap suara
Jarak (s1) m
Tembok
Sumber
N
Gaung/
Tempat
dan
dan
o
Gema
Sumber
Pengamat
1
3
Gaung
Ruang musik
1
2
2
Gaung
C12
3
1
Gaung
1
3
Gema
Aula SD Lab
2
2
2
Gema
School Unesa
3
1
Gema
Spesifikasi
+
++
+++
+++
++
+
B. Analisis
Pada percobaan gelombang dan optik yang berjudul karakteristik ruang kedap
suara didapatkan data percobaan pada ruang musik C12 semua suara yang terdengar
merupakan gaung. Pada jarak 1 meter antara tembok dengan sumber dan jarak 3 meter
antara sumber dengan pengamat, suara terdengar lemah. Pada jarak 2 meter antara
tembok dengan sumber dan jarak 2 meter antara sumber dengan pengamat, suara
terdengar sedikit keras. Pada jarak 3 meter antara tembok dengan sumber dan jarak 1
meter antara sumber dengan pengamat, suara terdengar sangat keras.
Pada aula SD Lab School Unesa semua suara yang terdengar merupakan gema.
Pada jarak 1 meter antara tembok dengan sumber dan jarak 3 meter antara sumber
dengan pengamat, suara terdengar keras. Pada jarak 2 meter antara tembok dengan
sumber dan jarak 2 meter antara sumber dengan pengamat, suara terdengar sedikit keras.
Pada jarak 3 meter antara tembok dengan sumber dan jarak 1 meter antara sumber
dengan pengamat, suara terdengar lemah.
C. Diskusi
Pada percobaan karakteristik ruang kedap suara yang dilakukan di ruang musik
C12, suara yang terdengar merupakan gaung. Gaung adalah suara pantul yang hanya
sebagian bersamaan dengan suara asli sehingga menyebabkan suara asli terdengar tidak
jelas. Pada ruang musik C12, tembok ruangan dilapisi bahan peredam suara sehingga
suara terdengar jelas. Semakin jauh jarak tembok dengan sumber suara dan semakin
dekat jarak antara sumber dengan pengamat, suara yang terdengar akan semakin keras
dan sebaliknya semakin dekat jarak tembok dengan sumber suara maka suara yang
terdengar akan semakin lemah.
Sedangkan pada percobaan karakteristik ruang kedap suara yang dilakukan di
aula SD Lab School Unesa, suara yang terdengar merupakan gema. Gema adalah suara
pantul yang terdengar beberapa saat setelah suara asli. dan akan terjadi jika dinding
pemantul saling berjauhan dan suara pantul ini memerlukan waktu untuk bolak-balik.
Semakin jauh jarak tembok dengan sumber suara dan semakin dekat jarak antara sumber
dengan pengamat, suara yang terdengar akan semakin lemah. Dinding aula merupakan
medium padat yang dapat menjadi pemantul buyi. Ketika jarak dinding aula jauh dari
sumber suara maka suara yang dipantulkan akan datang terlambat sampai ke telinga kita.
Akibatnya, suara pantul tersebut akan terdengar jelas setelah suara asli selesai diucapkan.
D. Pertanyaan Lanjutan
1. Buatlah gambar Rancangan Perbaikan pada Aula SD Lab Unesa, sehingga
menghasilkan akustik ruang seperti yang Anda inginkan.
Tembok aula
Ruangan Aula
SD Lab Unesa
Peredam suara
seperti kapas, wool,
dan gabus.
2. Apakah pemantulan bunyi pada ruang harus selalu ditiadakan atau direduksi sekecilkecilnya? Telusuri sumber pustaka dan/atau internet untuk menjawabnya.
Tergantung besar kecilnya ruangan.
Jika pada ruangan besar terdapat jarak antara sumber bunyi dan dinding pemantul
yang berjauhan, hanya sebagian bunyi pantul yang terdengar bersamaan dengan
bunyi asli. Peristiwa ini terjadi karena bunyi pantul harus menempuh jarak yang
lebih jauh sehingga memerlukan waktu yang lebih lama. Adanya selisih waktu antara
bunyi pantul dan bunyi aslinya menimbulkan gaung. Akibatnya, suara asli menjadi
tidak jelas. Bunyi pantulan ini bersifat merugikan karena dapat menggangu kejelasan
bunyi asli. Untuk menghindari peristiwa ini, gedung-gedung yang mempunyai
ruangan besar seperti aula telah dirancang supaya gaung tersebut tidak terjadi. Upaya
ini dapat dilakukan dengan melapisi dinding dengan bahan yang bersifat tidak
memantulkan bunyi atau dilapisi oleh zat kedap (peredam) suara. Contoh bahan
peredam bunyi adalah gabus, kapas, dan wool. Ruangan yang tidak menghasilkan
gaung sering disebut ruangan yang mempunyai akustik bagus. Selain melapisi
dinding dengan zat kedap suara, struktur bangunannya pun dibuat khusus.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada
peristiwa gaung pada ruang musik gedung C12 dan peristiwa gema pada aula SD Lab
School Unesa dipengaruhi oleh jarak sumber terhadap dinding.. Semakin jauh jarak
tembok dengan sumber suara dan semakin dekat jarak antara sumber dengan
pengamat suara yang terdengar akan semakin keras hal tersebut terjadi pada peristiwa
gaung. Sedangkan pada peristiwa gema. Semakin jauh jarak tembok dengan sumber
suara dan semakin dekat jarak antara sumber dengan pengamat, suara yang terdengar
akan semakin lemah. Kedua peristiwa tersebut dipengaruhi oleh bahan penyusun
dinding suatu ruangan tersebut.
Agar suatu ruangan tidak terjadi suatu pantulan bunyi yang tidak diinginkan,
maka dinding ruangan tersebut dilapisi oleh zat kedap (peredam) suara. Contoh bahan
peredam bunyi adalah gabus, kapas, dan wool. Ruangan yang tidak menghasilkan
gaung sering disebut ruangan yang mempunyai akustik bagus. Selain melapisi dinding
dengan zat kedap suara, struktur bangunannya pun dibuat khusus.
B. Saran
Pada percobaan ini, dibutuhkan ketelitian yang tinggi untuk mengamati atau
mendengarkan hasil pantulan bunyi dari sumber. Selain itu, praktikan yang digunakan
sebagai sumber pada percobaan, sebaiknya praktikan yang memiliki suara lantang
agar pantulan bunyi dapat didengarkan dengan jelas.
Daftar Pustaka
Giancoli, D.C. 2001. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Alih bahasa: Yuhilza Hanum. Jakarta:
Erlangga.
Wulansari,
Mulya.
2013.
Bunyi
(Online),
LAMPIRAN FOTO