Anda di halaman 1dari 5

Sulistia Ningsih

01111440000013

PANDU GELOMBANG

Pada kali ini materi yang akan saya bahas adalah pandu gelombang atau biasa dikenal
dengan waveguide. Sebelumnya pernahkah Anda mendengarkan nama ini? Pernahkah Anda
melihatnya? Bagaimana wujud, sifat, dan cara kerjanya? Hal-hal seperti itu menjadi pertanyaan
tersendiri bagi saya, sehingga menggugah saya untuk mengkajinya menjadi topik ditulisan kali
ini.

Pandu gelombang merupakan sebuah medium yang digunakan untuk memandu


gelombang. Gelombang yang dipandu ini dapat berupa gelombang elektromagnetik, gelombang
suara maupun gelombang cahaya. Pandu gelombang yang digunakan berbeda-beda sesuai
dengan jenis gelombang yang akan dipandu. Bentuk geometri dari pandu gelombang ini
berbeda-beda agar dapat menahan energi dalam satu dimensi seperti pandu gelombang yang
berbentuk lempeng (slab waveguide) atau dalam dua dimensi seperti dalam fiber atau channel
waveguide. Selain itu, pandu gelombang yang berbeda digunakan untuk memandu gelombang
dengan frekuensi yang berbeda-beda; contohnya fiber optic digunakan untuk memandu cahaya
(frekuensi tinggi) dan tidak memandu gelombang micro yang memiliki frekuensi yang lebih
rendah dibandingkan dengan cahaya tampak.

Jenis-jenis pandu gelombang ini sendiri dapat diklasifikasikan menurut geometri, mode
struktur, distribusi indeks bias, dan material. Secara geometri dapat dibedakan menjadi planar,
strip, atau fiber waveguides), sedangkan secara mode struktur dibedakan menjadi singe-mode
dan multi mode. Untuk klasifikasi berdasarkan distribusi indeks bias berupa step-indeks atau
gradien indeks, serta untuk material berupa kaca,polimer, dan semikonduktor.

Stuktur geometri pandu gelombang dengan indeks bias lapisan kover, film dan substrat
berturut-turut aadalah nc, nf, dan ns. Pemanduan cahaya dalam pandu gelombang hanya terjadi
bila nf > ns nc dan tebal lapisan filmnya harus lebih besar dari tebal terpancungnya. Hal ini
disebabkan karena gelombang optik yang terpandu daam lapisan film merupakan gelombang
optik yang harus mengalami pemantulan internal total setelah menumbuk bidang batas film-
substrat dan film-kover. Pemantulan dalam total tejadi dari medium rapat ke renggang.

Ditinjau dari bahan dan indeks bias substrat dan kovernya, pandu gelombang papak
dibedakan atas struktur semetri yaitu bila lapisan substrat dan konvernya terbuat dari bahan dan
indeks bias yang sama, dan struktur asimetris bila terbuat dari bahan dan indeks bias yang
berbeda. Sebaliknya bila ditinjau dari keseragaman indeks bias lapisan filmnya, maka pandu
gelombang papak dibedakan atas step indek bila indeks bias lapisan filmnya seragam, dan
graded indeks. Bila besar indeks bias lapisan filmnya terdistribusi sepanjang tebal lapisan
filmnya.

Pandu gelombang optik dapat dibedakan pula berdasarkan ketergantungan indeksa bias
penyusun lapisan filmnya terhadap intensitas gelombang optik masukan, yaitu pandu
gelombang optik linier dan tak linier. Pada pandu gelombang optik linier lapisan film sebagai
medium propagansinya terbuat dari bahan yang indeks biasnya tak gayut terhadap intensitas
gelombang optik. Sebaliknya pada pandu gelombang optik tak linier medium propagansinya
terbuat dari bahan yang indeks biasnya gayut terhadap intensitas gelombang optik.
Sulistia Ningsih
01111440000013

Pandu gelombang multimode memandu lebih dari satu moda gelombang optik. Jumlah
moda yang terpandu bergantung antara lain pada ketebalan (h), panjang gelombang optik
tersalur (o), serta kombinasi indeks bias film (nf), substrat (ns) dan kover (nc). Jika telah
ditentukan indeks bias relatif antar layer, maka dapat ditentukan jumlah moda yang bervariasi.
Pada setiap moda mempunyai tetapan propagasi (v) yang spesifik, dengan v = 0, 1, 2, 3(m-1)
dengan m adalah jumlah moda terpandu

Bagaimana gelombang bisa terpandu?

Konsep dasar moda terpandu biasanya dapat dijelaskan dengan model sinar optik. Hal ini
dikarenakan proses pemanduan cahaya dalam pandu gelombang erat kaitannya dengan
fenomena-fenomena sinar optik pada bidang batas antara dua medium. Gelombang optik yang
terpandu ini mengalami pantulan pada tiap sisi atas dan bawah kedua bidang batas substrat-film-
kover. Pada prinsipnya cara kerja pandu gelombang optik didasarkan pada sifat cahaya ketika
mengenai permukaan zat dengan indeks bias yang berbeda seperti yang diberikan oleh hukum
snellius.

Hukum snellius I berbunyi :

Jika suatu cahaya melalui perbatasan dua jenis zat cair, maka garis semula tersebut adalah garis
sesudah sinar itu membias dan garis normal dititik biasnya, ketiga garis tersebut terletak dalam
satu bidang datar1] ;

Hukum snellius II berbunyi :

Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias selalu konstan. Nilai konstanta
dinamakan indeks bias (n)2] .

Gambar 1. Pembiasan cahaya melalui lensa planar

sin i n2
........................................................................ (1)
sin r n1
Sulistia Ningsih
01111440000013

sin i ' n1
atau ............................................................... (2)
sin r ' n2

Jika pada persamaan (2) kita letakan suatu kondisi dimana r= 900, maka i pada saat itu disebut
sebagai sudut kritis, yaitu sudut dimana tidak ada cahaya yang dibiaskan2]. Sehingga apabila
dalam suatu medium yang kontinu dimana sudut datang suatu cahaya lebih kecil dari pada sudut
kritisnya, maka cahaya tersebut bisa terpandu.

Ada 2 syarat utama terjadinya indeks pandu gelombang yaitu :

1. Indeks bias filmnya harus lebih besar dari indeks bias substrat dan kover dimana nf > ns
nc
2. Nilai kns < (konstanta propagasi) harus < knf

Saat semester 5 yang lalu saya pernah melakukan percobaan spin coating yang mana
percobaan ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik lapisan tipis. Lapisan tipis ini dibuat
dengan menggunakan larutan PMMA dan teknik spin coating. Dengan memberikan beberapa
tetes larutan tadi diatas kaca preparat yang telah dipotong dan kemudian diputar dalam alat spin
maka akan terbentuk sebuah lapisan tipis. Lapisan tipis inilah yang kemudian dijadikan sebagai
pandu gelombang. Terbentuknya lapisan tipis ini dikarenakan perputaran yang dialami kaca
preparat yang berisi larutan PMMA mengalami gaya sentrifugal dan sentripetal. Kedua gaya
tersebut mengakibatkan larutan tersebar ke pinggiran kaca preparat dan membentuk sebuah
lapisan tipis. Prinsip dari metode spin coating adalah menumbuhkan suatu lapisan ipis
berindeksa bias tinggi diatas substrat yang berindeks bias rendah. Proses ini akan menghasilkan
lapisan tipis pemandu gelombnag diantara daerah berindeks bias rendah, yaitu substrat dan
udara. Sehingga, cahaya dibatasi oleh pantuan dalam toal pada bidang batas film-substrat dan
film-kover. Pandu gelombang yang paling sederhana struktur geoometrinya adalah pandu
gelombang slab, yaitu terdiri dari film tipis (indeks bias besar) yang terletak diantara substrat
(ns) dan kover (nc) yang berupa udara. Dari percobaan yang telah saya lakukan tersebut dapat
dikatakan bahwa jenis pandu gelombang yang saya buat adalah pandu gelombang slab. Gambar
dari penjelasan diatas dapat dilihat dari gambar dibawah ini.

Gambar 2. Struktur pandu gelombang


Sulistia Ningsih
01111440000013

Untuk dapat melihat wujud gelombang yang terpandu dapat dilihat seperti gambar
dibawah ini.

Gambar 3. Cahaya terpandu dalam serat optik

Sumber : http://alby13.blogspot.co.id/2009/04/fiber-optics-future-of-internet.html : 10-10-2017

Gambar diatas merupakan gambar gelombang cahaya yang dipandu dalam serat optik yang
mana gelombang cahaya yang masuk akan terpantul mengenai sisi yang lain dengan sudut
tertentu hingga gelombang cahaya tersebut tiba diujung dari serat optik itu.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sudah banyak ditemui aplikasi pandu gelombang ini.
Bahan yang paling sering digunakan sebagai bahan pandu adalah fiber optik. Dalam
perkembangannya serat optik tidak hanya digunakan sebagai sarana telekomunikasi melainkan
sebagai sensor. Penggunaan serat optik ini sebagai sensor memiliki beberapa manfaat yang
menguntungkan. Kelebihannya dalam penggunaan sensor adalah tidak terpengaruh radisi EM,
ketelitiannya tinggi (dalam orde mikro), lebih mudah untuk disimpan, dan informasi yang
ditampung dalam satu serat itu banyak. Dalam bidang telekomunikasi, serat optik digunakan
sebagai pengganti kabel-kabel telpon atau kabel-kabel data. Misal dalam satu daerah terdapat
500 sambungan telpon dan separuhnya digunakan untuk akses data (internet), bisa saja kabel
yang digunakan mencapai dua kali lipat dari sambungan yang ada. Jika menggunakan serat
optik untuk jalur telpon, dengan memanfaatkan cahaya dengan berbagai panjang gelombang
dalam satu serat, maka bisa menampung dua hingga lima sambungan (digunakan serat
optik dengan jumlah berkas sinar lima macam panjang gelombang).

Serat optik yang digunakan berbentuk silinder seperti kawat pada umumnya, terdiri dari
dua bagian penting yaitu bagian teras dan kulit (cladding). Penampang lintangnya secara
lengkap dapat kita lihat pada gambar 2.4. Teras terbuat dari bahan silika (SiO2), biasanya
diberi doping dengan GeO2 (germanium dioksida) atau P2O5 (fosfor pentoksida) untuk
menaikkan indeks biasnya. Sedangkan kulit juga terbuat dari silika tanpa atau dengan sedikit
doping, indeks bias kulit sedikit lebih rendah daripada rendah daripada indeks bias teras.
Komposisi teras kulit yang demikian diperlukan agar sinar yang masuk ke dalam dapat
Sulistia Ningsih
01111440000013

terpantul-pantul secara sempurna sepanjang perjalanannya. Pantulan sempurna hanya dapat


terjadi jika sinar datang dari medium yang lebih rapat ke medium yang kurang rapat dan sinar
datang dengan sudut datang yang melebihi sudut kritiknya, peristiwa fisis semacam ini sering
kita lihat di jalanan pada waktu terik matahari sebagai asap (mirage).

Fungsi lain dari kulit yang tak kalah pentingnya adalah :

1. melindungi teras dari kotoran-kotoran


2. menaikkan ketahanan serat terhadap usikan-usikan mekanis
3. mengurangi kerugian akibat hamburan oleh diskontinuitas dielektrik di permukaan teras

Pada peristiwa pantulan sempurna oleh kulit, sebetulnya masih disertai juga oleh
rembesan sinar ke dalam kulit. Hal ini dapat menyebabkan kerugian transmisi dan menyebabkan
sinar yang tak sejajar sumbu serat mencapai ujung seberang lebih dulu, sinar memiliki laju
rambat yang lebih besar di dalam kulit daripada di dalam teras. Sebuah sinar di dalam serat
terdiri dari dua komponen, yaitu komponen sejajar sumbu dan komponen tegak lurus sumbu.
Komponen yang tegak lurus sumbu berarti tegak lurus pula dengan perbatasan teras kulit.
Ternyata hanya sinar yang komponen tegak lurusnya membentuk gelombang diam (stasioner)
yang dapat menjalar sepanjang serat, kibatnya sinar yang merambat dalam serat cacahnya
terbatas (disebut mode). Di dalam serat yang diameter terasnya kecil (1-2mm) hanya satu mode
saja yang dapat merambat, serat ini disebut serat bermode tunggal. Di dalam serat semacam ini
pantulan sempurna tidak akan terjadi jika amplitudo sinar melebihi jari-jari teras. Ukuran serat
mode tunggal yang kecil itu tidak menguntungkan, karena terdapat kesulitan mengumpan sinar
masuk ke dalamnya. Ukurannya dapat diperbesar dengan cara membuat indeks bias terasnya.
Serat bermode tunggal biasanya juga dikaitkan dengan panjang gelombang sinar yang lewat,
serat ini menggunakan diode laser sebagai pengumpan sinarnya, kita tahu bahwa laser memiliki
panjang gelombang tunggal sehingga cocok dengan nama mode tunggal. Penggunaan laser di
sini mengakibatkan serat mampu membawa data dengan laju yang amat cepat dan dengan
distorsi yang minimal.

1. Core
2. Cladding
3. Buffer
4. Jacket

n2 << n1

Gambar 4. Bagian-bagian serat optik

Pada jaringan optik terpadu, cahaya ditransfer ke komponen-komponen oleh pemandu-


gelombang plat dielektrik. Pemandu-gelombang plat mempunyai kesamaan dengan serat optik,
sehingga proses perambatan gelombang dalam plat ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
menganalisa perambatan gelombang pada serat.

Anda mungkin juga menyukai