Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM BAHAN, KONDUKTIVITAS LISTRIK.

2016

Mengenal Sifat Konduktivitas Listrik


CaCO3 dan
Arang Kayu dengan Metode Four Point Probe
Sulistia Ningsih, Gilang Baswara A.P, Nimatul Awwalin, dan Mochamad Zainuri
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: physics.gilang@gmail.com
AbstrakTelah dilakukan percobaan Mengenal Sifat
Konduktivitas Listrik CaCO3 dan Arang Kayu dengan Metode
Four Point Probe. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
memahami prinsip kerja teknik pengukuran konduktivitas
listrik material dengan 4-point probe,
mengetahui
konduktivitas listrik material dari padatan arang dan kapur,
serta mengetahui pengaruh molaritas NaCl sebagai perendam
padatan terhadap konduktivitas listrik material. Percobaan ini
menggunakan prinsip four point probe, konduktivitas listrik dan
resistivitas listrik. Metodologi percobaan ini diawali dengan
menyiapkan sampel CaCO3 dan arang dibentuk kepingan
dengan ketebalan maksimal 1,5mm sebanyak 3 sampel (3
CaCO3 dan 3 arang). Kemudian membuat larutan NaCl 3 dan
5 molar. Selanjutnya alat dirangkai seperti pada skema alat.
Tegangan masuk diatur dan diukur nilainya serta arus keluar
(pengulangan 5 kali) untuk ke 6 sampel. Ketiga sampel
dicelupkan pada larutan NaCl 5 molar selama 15 menit, diukur
arus keluar dan tegangan masuknya serta diulangi sebanyak 5
kali. Kemudian sampel satunya dicelupkan pada larutan NaCl 3
molar dan dilakukan hal yang sama. Dari percobaan yang telah
dilakukan telah didapatkan kesimpulan bahwa nilai

konduktivitas listrik arang lebih besar dari konduktivitas


listrik CaCO3. Selain itu semakin besar molaritas suatu
larutan maka akan membuat konduktivitas listrik suatu
bahan juga akn semakin besar. Hubungan antara
konduktivitas dan resistivitas adalah berbanding terbalik.
Kata Kunci Four Point Probe, Konduktivitas, Resistivitas.

S
S

I.

PENDAHULUAN

etiap material atau bahan memiliki karakteristik


yang berbeda-beda. Setiap bahan memiliki sifat yang
berbeda- beda mulai dari sifat fisis, sifat mekanis
dan sifat kimiawi. Sifat fisis yaitu sifat yang dimiliki
suatu bahan yang dapat kita amati
secara
langsung,
sedangkan untuk mengetahui sifat mekanik dan kimiawinya
itu tidak bisa dilihat secara langsung, maka haruslah dilakukan
percobaan untuk mengetahui sifat mekanik dan kimiawinya.
Untuk mengetahui seberapa cepat dan seberapa besar suhu
yang dapat berubah pada sebuah benda dapat menghantarkan
panas seberapa besar suhu y a n g dapat berubah pada bahan
itu maka kita harus mengetahui konduktivitas listrik dan
resistivitas bahan tersebut.
Konduktivitas listrik () adalah ukuran dari kemampuan
suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Jika suatu beda
potensial listrik ditempatkan pada ujung-ujung sebuah
konduktor, muatan-muatan akan bergerak berpindah dan
kemudian menghasilkan arus listrik. Konduktivitas listrik
didefinisikan sebagai rasio dari rapat arus terhadap kuat

medan listrik. Konduktivitas suatu bahan adalah kemampuan


suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Sedangkan
Resistivitas adalah kebalikan dari konduktivitas, yakni
kemampuan suatu bahan untuk menahan arus listrik.
Resistansi (R) adalah kemampuan bahan listrik menghambat
arus listrik. Resistivitas () adalah nilai resistansi bahan listrik
pada satuan panjang ( l ) dan luas penampang (A). Molaritas
adalah salah satu ukuran konsentrasi larutan. Molaritas suatu
larutan menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan.
Umumnya konsentrasi larutan berair encer dinyatakan dalam
satuan molar. Keuntungan menggunakan satuan molar adalah
kemudahan perhitungan dalam stoikiometri, karena
konsentrasi dinyatakan dalam jumlah mol (sebanding dengan
jumlah partikel yang sebenarnya). Kerugian dari penggunaan
satuan ini adalah ketidaktepatan dalam pengukuran volum.
Selain itu, volum suatu cairan berubah sesuai temperatur,
sehingga molaritas larutan dapat berubah tanpa menambahkan
atau mengurangi zat apapun. Selain itu, pada larutan yang
tidak begitu encer, volume molar dari zat itu sendiri
merupakan fungsi dari konsentrasi[1].
Sejak penemuan struktur elektronik atom-atom, ahli
kimia dan fisika mampu menyelidiki bagaimana cara-cara
atom dari jenis yang satu bergabung dengan jenis yang lain
membentuk senyawa dengan ikatan kimia. Ikatan kimia adalah
gaya tarik menarik antara atom-atom sehingga atom-atom
tersebut tetap berada bersama-sama dan terkombinasi dalam
senyawaan. Gagasan tentang pembentukan ikatan kimia
dikemukakan oleh Lewis. Suatu atom yang bergabung dengan
atom lain membentuk suatu senyawa mungkin mengalami
perubahan
dalam
konfigurasi
elektronnya
yang
mengakibatkan atom- atom tersebut lebih menyerupai gas
mulia. Ikatan ion terbentuk jika elektron-elektron pindah
dari atom yang satu ke atom yang lain. Atom yang kehilangan
elektronnya akan menjadi ion positif, sedangkan atom yang
menerima elektron akan menjadi ion negative. Kedua atom
tarik menarik dengan gaya elektrostatik yang kuat karena ada
beda muatan. Ikatan ion umumnya terjadi antara unsure logam
(yang akan berubah menjadi ion positif) dengan unsure
nonlogam ( yang akan berubah menjadi ion negative). Ikatan
kovalen terjadi bila terdapat pemakaian bersama sepasang atau
lebih elektron yang menyebabkan atom-atom yang berikatan
memperoleh susunan octet. Ikatan kovalen umumnya terjadi
antara unsur-unsur non logam. Unsur nonlogam disebut juga
elektronegatif[2].
Alat ukur four-point probe (probe 4 titik disingkat FPP)
adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk
mengukur nilai kerintangan suatu lapisan bahan elektronika
yaitu bahan semikonduktor seperti Silikon (Si), Germanium

PRAKTIKUM BAHAN, KONDUKTIVITAS LISTRIK. 2016


(Ge), Gallium Arsenide (GaAs), juga bahan logam dalam
bentuk thin film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam
pembuatan piranti elektronika. Thin film adalah suatu lapisan
yang sangat tipis dari suatu bahan (organik, inorganik, logam
maupun campuran logam-organik / organometallic) yang
memiliki
sifat-sifat
konduktor,semikonduktor,
superkonduktor maupun insulator dengan ketebalan dari
orde Angstrom hingga mikrometer. Seperti namanya, alat ukur
ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe berfungsi
untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain
untuk mengukur tegangan listrik sewaktu probe-probe
tersebut dikenakan pada bahan. Keempat titik kontak (probe)
itu dibuat berderet dalam satu garis lurus dengan jarak antar
probe diatur sedemikian rupa sehingga satu sama lain
mempunyai jarak yang sama. Arus listrik yang konstan
dialirkan sepanjang permukaan sampel melalui dua probe
terluar. Jika sampel mempunyai resistansi, maka akan ada
penurunan tegangan ketika arus mengalir sepanjang
sampel tersebut. Perubahan tegangan tersebut diukur melalui
dua probe bagian dalam. Besaran listrik yang menunjukkan
kualitas konduktivitas bahan, seperti tegangan output dan arus
output dapat ditentukan secara teliti dengan metode four
point probe. Prinsip kerja foint point probe yaitu sebelum
arus dialirkan melalui probe, keempat probe diturunkan
sehingga menyentuh permukaan sampel. Setelah itu arus I
dialirkan melalui probe 1 dan 4. Dengan cara seperti ini arus
akan dialirkan / didistribusikan secara laminer melalui sampel
dari probe yang satu menuju probe yang satunya. Pada daerah
dimana probe 2 dan 3 bersentuhan dengan sampel tegangan
'drop' diukur dengan voltmeter. Dari variasi perubahan arus
yang diberikan, akan diperoleh perubahan tegangan yang
diukur. Aliran arus pada probe 2 dan 3 sangat kecil dan dapat
diabaikan sebab tegangan diukur dengan menggunakan
voltmeter rintangan tinggi. Dari perubahan ini akan diperoleh
nilai kerintangan (resistivitas) thin film[3].

2
pengukur arus (I output) dan pengukur tegangan (V input).
Kabel jumper berfungsi sebagai penghubung rangkaian. Gelas
beker berfungsi sebagai tempat untuk melarutkan NaCl dan
sebagai tempat untuk mencelupkan CaCO3 dan arang kayu.
NaCl adalah larutan garam berfungsi sebagai cairan yang
digunakan untuk mengetahui kemolaran CaCO3 dan arang
kayu. CaCO3 dan arang kayu adalah bahan yang akan diuji
konduktivitas listriknya. Air berfungsi sebagai zat fluida
pelarut NaCl.
B. Skema Alat
Pada percobaan ini semua peralatan disusun dan
dirangkai seperti pada gambar dibawah ini.

Power supply

multimeter

Four point probe

kabel

C. Langkah Kerja
Untuk melakukan percobaan ini hal pertama yang
dilakukan adalah dibuatnya padatan kapur dan arang
berukuran panjang 20 mm, lebar 15 mm, dan ketebalan
maksimum 1.5 mm sebanyak 6 buah. Kemudian alat dirangkai
seperti pada gambar skema alat diatas. Setelah itu dilakukan
pengukuran tegangan masuk (V) dan arus keluar (I) serta
diulangi sebanyak 5 kali. Selanjutnya padatan direndam pada
larutan NaCl 5 molar selama 15 menit dan kemudian
dilakukan pengukuran tegangan masuk dan arus keluar
sebanyak 5 kali pengulangan. Selanjutnya padatan lain
direndam pada larutan NaCl 3 molar selama 15 menit dan
dilakukan pengukuran tegangan masuk (V) dan arus keluar (I)
sebanyak 5 kali pengulangan.
D. Flowchart
Agar praktikan lebih mudah memahami langkah kerja
Start
pada praktikum ini, maka
dibuatlah dalam bentuk flowchart.

Gambar 1. Four Point Probe

Untuk
sampel berbentuk thick sheet mempunyai
ketentuan bahwa ketebalan
sampel (t) harus lebih kecil
dibandingkan dengan jarak antar probe (s). Karena pada dua
ujung probe paling luar merupakan superposisi dari arus
maka R = V/2I.

t V
=
ln 2 I

( )

..................................... (1)

dengan konduktivitasnya diberikan oleh

Tegangan input dan arus keluar diukur

Tidak

Sudahkah 5 kali pengulangan ?


ya

Padatan direndam pada larutan NaCl selama 15

Tegangan input dan arus keluar diukur

................................................. (2)

Larutan NaCl 3 mol


Tidak

II.
METODOLOGI
A. Alat dan bahan
Dari percobaan ini dibutuhkan power supply, 2 buah
multimeter, kabel jumper/buaya, larutan NaCl, gelas
beker,gelas ukur dan air. Power supply berfungsi sebagai
sumber tegangan (V input). Multimeter berfungsi sebagai

Sudahkah 5 kali pengulangan ?


ya

Adakah variasi larutan?


Tidak

Finish

ya

PRAKTIKUM BAHAN, KONDUKTIVITAS LISTRIK. 2016

Gambar 2. Flowchart percobaan

III.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data
sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil pengukuran V dan I material keadaan kering
No
.
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5

Bahan

Arang

Kapur

V1
(V)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

I1
(mA)
0.52
0.45
0.51
0.6
0.55
0.25
0.26
0.26
0.24
0.23

V2
(V)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

I2
(mA)
0.19
0.2
0.18
0.19
0.18
0.16
0.14
0.17
0.16
0.17

V3
(V)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

I3
(mA)
0.19
0.18
0.18
0.19
0.19
0.27
0.26
0.27
0.28
0.25

Tabel 2. Hasil pengukuran V dan I material setelah direndam pada


larutan NaCl 5 mol
No
.
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5

Bahan

Arang

Kapur

V1
(V)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

I1
(mA)
0.17
0.19
0.16
0.17
0.16
0.01
0.02
0.02
0.01
0.01

V2
(V)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

I2
(mA)
0.10
0.09
0.10
0.11
0.26
0.08
0.07
0.07
0.06
0.07

V3
(V)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

I3
(mA)
0.20
0.22
0.34
0.22
0.21
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01

Tabel 3.Hasil pengukuran V dan I material setelah terendam


larutan NaCl 3 mol
No
.
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5

Bahan

Arang

Kapur

V1
(V)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

I1
(mA)
0.35
0.15
0.14
0.35
0.13
0.07
0.07
0.07
0.05
0.05

V2
(V)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

I2
(mA)
0.15
0.16
0.20
0.19
0.20
0.11
0.11
0.11
0.11
0.11

V3
(V)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

I3
(mA)
0.13
0.37
0.12
0.37
0.19
0.18
0.18
0.18
0.19
0.19

Pada percobaan mengenal sifat konduktivitas listrik


CaCO3 arang kayu dengan metode four point probe
bertujuan untuk memahami prinsip kerja teknik pengukuran
konduktivitas listrik material dengan 4-point probe,
mengetahui konduktivitas listrik material dari padatan arang
dan kapur, serta mengetahui pengaruh molaritas NaCl sebagai
perendam padatan terhadap konduktivitas listrik material. Dari
tabel 1,2 dan 3 dapat dilihat bahwa data yang diperoleh berupa
nilai tegangan yang masuk dan arus yang keluar. Besar
tegangan masukan yang pertama (V 1) adalah 20.07 V, V2
adalah 16.16 V dan V3 adalah 5 V. Pada tabel data V1, V2, dan
V3 bernilai 0 dikarenakan pada alat pengukurannya memang
tidak terdeteksi tegangan. Dari hasil itu kita dapat melihat
bahwa nilai arus keluaran yang dihasilkan semakin besar
apabila tegangan masukan yang diberikan semakin besar pula.

3
Ada perbedaan kemolaran cairan yang digunakan pada
percobaan ini, yaitu sampel pertama diukur tegangan masukan
dan arus keluarannya dalam keadaan kering, kemudian sampel
2 diukur V dan Inya setelah direndam pada larutan NaCl 5
molar dan terakhir direndam pada larutan NaCl 3 molar. Dari
hasil ketiga jenis sampel tersebut didapatkan bahwa nilai I
yang didapatkan paling besar pada sampel dengan keadaan
kering.
Dari data yang didapatkan, diketahui bahwa nilai arus
output semakin bertambah dengan bertambahnya tegangan
input dan molaritas larutan NaCl. Semakin tinggi konsentrasi
larutan, maka akan semakin besar nilai tegangan dan arus
output setelah direndam.
Dari hasil perkiraan dengan berpatokan rumus 1
didapatkan bahwa nilai resistivitas yang didapatkan pada saat
digunakan bahan CaCO3 dengan larutan 3 M lebih kecil dari
pada saat digunakan larutan 5 M. Hal ini karena pada saat
percobaan terjadi kesalahan dimana batang CaCO3 yang
digunakan tersebut patah. Karena menurut teori, semakin
besar molaritas larutan NaCl yang digunakan maka nilai
konduktivitas material yang dicelupkan akan semakin besar
dan resistivitasnya semakin kecil. hal ini dikarenakan arus
listrik dilewatkan melalui ion-ion larutan yang terserap oleh
material CaCO3 ataupun arang.
Hambatan atau resistansi adalah kemampuan suatu benda
untuk menahan aliran arus listrik. Sedangkan resistivitas
merupakan nilai resistansi bahan listrik pada satuan panjang (
l ) dan luas penampang (A). Selain resistansi dan resistivitas
terdapat konduktivitas listrik yang merupakan kemampuan
suatu bahan untuk menghantarkan listrik. Hubungan antara
konduktivitas dan resistivitas adalah berbanding terbalik.
Dimana semakin besar resistivitas suatu bahan maka
konduktivitasnya juga akan semakin mengecil. Selain itu
semakin tinggi konsentrasi larutan, maka akan semakin besar
nilai tegangan dan arus output setelah direndam.
Percobaan sifat listrik ini menggunakan metode four point
probe atau probe empat titik. Empat titik ini adalah empat kaki
tang harus menempel dan tegak lurus ke bahan yang akan
diuji. Agar voltmeter dapat terbaca, maka disambungkan
dengan titik probe ke 2 dan 3. Sementara titik 1 dan 4
disambungkan dengan amperemeter dan juga power supply.
Pada grafik, diketahui hubungan antara V input dan I output
adalah sebanding . karena semakin besar tegangan input yang
diberikan, maka juga akan semakin besar arus inputnya.
Semakin besar arus input, maka arus uotputnya pun akan
semakin sesar. Diperoleh kesimpulan bahwa sifat listrik bahan
berbeda-beda, ditinjau dari nilai resistivitasnya.
IV.
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan, didapatkan
kesimpulan bahwa nilai konduktivitas listrik arang lebih besar
dari konduktivitas listrik CaCO3. Selain itu semakin besar
molaritas suatu larutan maka akan membuat konduktivitas
listrik suatu bahan juga akn semakin besar. Hubungan antara
konduktivitas dan resistivitas adalah berbanding terbalik.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada kelompok praktikum ini karena
dengan kerjasamanya prAktikum ini bisa berjalan dengan baik.
Tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih kepada asisten
laboratorium praktikum ini, mba Nima Awwalin dan mas
Gilang Baswara A.P atas ketersediaannya membantu kelompok

PRAKTIKUM BAHAN, KONDUKTIVITAS LISTRIK. 2016


praktikum kami ketika melakukan percobaan ini serta
membimbing saya dan teman-teman lainnya dalam
menyelesaikan laporan praktikum ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat sebagaimana mestinya dan mendapatkan nilai yang
bagus agar nilai mata kuliah fisika laboratorium saya bisa bagus
juga.
DAFTAR PUSTAKA

4
[1]
[2]
[3]

Callister, W.D., Jr., 2001, Fundamental of Materials Science and


Engoneering , Departement of Metallurgical Engineering, John Wiley
& Sons, inc, New York
Crankovic , G.M., 1986. Materials Characterization, ASM
International, USA.
Hartnagel, H.L., Dawar, A.L., Jain, A.K., dan Jagadish, C., 1995.
Semiconducting Transparent Thin Film, Institute of Physics, London.

Anda mungkin juga menyukai