Anda di halaman 1dari 56

PAP 217 / 3 SKS (2 SKS Teori + 1 SKS Praktikum)

Elektronika I
Pokok Bahasan UTS:

1. Pendahuluan
- Pengertian elektronika
- Jenis-jenis komponen elektronika

2. Rangkaian-rangkaian elektronika diskrit dasar


- Pengertian arus listrik, tegangan, kuat arus, dan resistansi
- Sumber tegangan dan sumber arus
- Rangkaian setara Thevenin dan rangkaian setara Norton

3. Semikonduktor
- Pengertian semikonduktor
- Semikonduktor instrinsik
- Semikonduktor ekstrinsik
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 1
4. Dioda Semikonduktor
- Dioda sambungan pn
- Kurva karakteristik dioda sambungan pn
- Garis beban pada dioda

5. Rangkaian Dioda
- Dioda sebagai penyearah (rectifier)
- Prinsip kerja dan jenis transformator (trafo)
- Rangkaian pengganda tegangan
- Rangkaian penjepit dc
- Rangkaian penggunting
- Rangkaian detektor puncak

6. Diode-diode khusus
- Diode Zener
- LED
- Seven-segment
- Photodiode
- Optocoupler
- Diode Schottky
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 2
Referensi :

1. Malvino, A.P., Electronic Principles, International


Editions, McGraw-Hill Book Co., Singapore, 1993.
2. Sutrisno, Teori dan praktek Elektronika 1 dan 2, Penerbit
ITB, Bandung, 1986.
3. Horowitz, P., dan Hill, W., The Art of Electronics, 2nd
edition, Cambridge University Press, Cambridge, 1989.
4. Kaplan, D.M., White, C.G., Hands-On Electronics,
Cambridge University Press, Cambridge, 2003.

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 3


Elektronika 1
Arus Searah
(Bagian Pertama)

Drs. Wildian , M.Si.


wildian_unand@yahoo.com

Program Studi Fisika


Universitas Andalas
2012
4
Definisi
• Menurut Collins English Dictionary – Complete and Unabridged ©
HarperCollins Publishers (2003):
“Electronics (functioning as singular) is the science and technology
concerned with the behavior, development, and applications of electronic
devices and circuits.”

“Elektronika adalah ilmu dan teknologi (iptek) yang


terkait dengan perilaku, pengembangan, dan aplikasi
piranti serta rangkaian elektronik.”

• Piranti elektronik (electronic device) = material yang dapat mengubah/


mengendalikan perilaku aliran elektron yang melaluinya.
Contoh:
- Resistor  memperkecil arus listrik.
- Dioda  menghantarkan arus dalam arah tertentu, dan menyekatnya dalam
arah sebaliknya.
- Transistor  mengendalikan arus dengan menggunakan arus (pada
transistor bipolar) atau tegangan (pada FET). 5
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas
Elektron & Elektronika
• Elektronika (electronics) berasal dari kata “elektron” (electron), yaitu salah
satu partikel pembangun atom.

• Partikel-partikel pembangun atau penyusun sebuah atom disebut partikel-


partikel sub-atomik. Semua zat terdiri dari atom-atom, dan setiap atom
dibangun oleh 3 macam partikel sub-atomik, yaitu elektron, proton dan
neutron (kecuali atom hidrogen; atom ini tidak memiliki neutron).
• Proton dan neutron membentuk inti atom
(nucleus), sedangkan elektron mengorbit
(mengelilingi) inti atom pada lintasan-
lintasan tertentu yang disebut kulit-kulit
atom. Partikel-partikel penyusun inti atom
disebut nukleon.

• Elektron bermuatan listrik negatif (-),


proton bermuatan listrik positif (+) dan
neutron tak bermuatan listrik (netral).

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 6


Partikel Sub-atomik
Nama Partikel Jenis Muatan Besar Muatan Massa

Elektron Negatif (-) 1,6 x 10-19 C 9,11 x 10-31 kg

Proton Positif (+) 1,6 x 10-19 C 1,67 x 10-27 kg

Neutron Netral (Tak- 0 1,67 x 10-27 kg


bermuatan)
• Muatan elektron merupakan muatan terkecil sehingga disebut muatan
elementer.

• Karakter dan identitas suatu unsur ditentukan oleh jumlah proton dalam
inti atomnya. Jumlah proton dalam inti atom dinyatakan sebagai nomor
atom dari atom tersebut.

• Massa neutron hampir sama dengan massa proton. 7


Pengikat Antar-partikel Sub-atomik

• Proton-proton dan neutron-neutron


terikat sangat kuat di inti atom, padahal
proton cenderung menolak proton lainnya
(seperti halnya kecenderungan elektron
menolak elektron lainnya).

• Fenomena terikat-eratnya proton dengan


proton lainnya di dalam inti atom
disebabkan adanya gaya inti kuat (the
strong nuclear force ) yang terjadi hanya
pada jarak yang sangat dekat.

• Lain halnya dengan elektron. Elektron-elektron “terikat” ke inti karena


adanya gaya Coulomb antara elektron (-) dan proton (+). Namun,
karena jaraknya yang sangat jauh dari inti (dibandingkan jarak antar-
proton) maka ikatan tersebut tidak terlalu kuat sehingga memungkinkan
elektron bergerak mengelilingi inti. (Bayangkan gerak dan “keterikatan”
Bumi terhadap Matahari).
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 8
Elektron Bebas

• Elektron-elektron pada atom-atom yang berbeda memiliki derajat


kebebasan (degrees of freedom) yang berbeda-beda untuk
bergerak bebas.

• Pada material logam, elektron-elektron di kulit terluar memiliki


ikatan yang sangat lemah terhadap inti atomnya masing-masing.
Akibatnya, elektron-elektron ini dapat dengan mudah bergerak
secara acak di antara dua atom yang bersebelahan di dalam
material logam tersebut hanya dengan mendapatkan pasokan
energi kalor dari lingkungannya pada temperatur kamar.

• Oleh karena elektron-elektron di kulit terluar tersebut bebas untuk


meninggalkan atom-atomnya dan bergerak mengambang (float) di
dalam ruang di antara dua atom yang bersebelahan, maka elektron-
elektron ini disebut elektron bebas (free electrons).

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 9


Konduktor & Isolator
• Pada material logam, elektron-elektron di kulit terluarnya memiliki derajat
kebebasan gerak yang besar alias mudah bergerak, sementara pada beberapa
material lain seperti kaca atau karet, misalnya, derajat kebebasan gerak
elektron-elektron di kulit terluarnya kecil alias sulit bergerak.

• Mobilitas relatif elektron di dalam suatu material dikenal sebagai


konduktivitas listrik (electric conductivity).

• Konduktivitas suatu material ditentukan oleh:


1. Jenis atom-atom di dalam material tersebut (Jumlah proton dalam tiap
inti atom, yang menentukan identitas kimianya).
2. Cara atom-atom tersebut berikatan antara satu dengan yang lainnya.

• Material-material dengan mobilitas elektron yang


tinggi (memiliki banyak elektron bebas) disebut
konduktor, sementara material-material dengan
mobilitas elektron yang rendah (memiliki sedikit
atau tanpa elektron bebas) disebut isolator.

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 10


Beberapa Contoh Konduktor dan Isolator
Konduktor Isolator
Perak Kaca
Tembaga Karet
Emas Minyak
Aluminium Aspal
Besi Fiberglass
Baja Porselin, Keramik
Kuningan Plastik
Perunggu Kuarsa
Air raksa Kain, Kertas, Kayu (kering)
Grafit Udara
Beton Berlian
Air keruh/kotor Air murni (aquades)
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 11
Arus Listrik
• Arus listrik (electric current) adalah muatan listrik (electric charge) yang
mengalir di dalam suatu medium/material.
Ingat: “Mengalir” berarti berpindah dari atom yang satu ke atom yang lain.

• Muatan listrik dibawa oleh pembawa muatan listrik. Pembawa muatan listrik
ini dapat berupa:
1. Elektron bebas di dalam zat padat (konduktor dan semikonduktor)
2. Ion di dalam zat cair (larutan elektrolit)
3. Gabungan keduanya (elektron dan ion) di dalam plasma.

• Ion adalah atom atau gugus atom yang bermuatan listrik (positif atau negatif).
Contoh:
Atom Na memiliki jumlah elektron yang sama banyak dengan jumlah
protonnya, yaitu 11 , dengan konfigurasi elektron pada kulit atomnya: 2, 8,
dan 1. Jika elektron di kulit terluarnya keluar meninggalkan atom Na, maka
atom Na itu kini disebut ion Na, dan dilambangkan dengan Na+.

• Di dalam konduktor terdapat banyak elektron bebas, namun belum mengalir.


12
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas
Agar Ia Mengalir…
• Udara mengalir dari tempat yang tekanan
udaranya lebih tinggi ke tempat yang
tekanan udaranya lebih rendah. Jadi, agar
udara mengalir, maka harus ada beda
tekanan udara.

• Air mengalir dari tempat yang posisinya


lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah.
Dengan kata lain, air mengalir dari tempat
yang energi potensial gravitasinya lebih
tinggi ke tempat yang energi potensial
gravitasinya lebih rendah. Jadi, harus ada
beda energi potensial gravitasi.
Arah arus
listrik
• Muatan listrik positif mengalir dari + + + + +
potensial listrik yang lebih tinggi (muatan +
positifnya lebih banyak) ke potensial + + +
+ +
listrik yang lebih rendah (muatan + + +
positifnya lebih sedikit). Jadi, agar muatan Arah gerak
listrik dapat mengalir, maka harus ada A elektron B
beda potensial listrik, DV. VA > VB
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 13
Tegangan dan Medan Listrik
• Jika kedua ujung kawat logam diberi
tegangan (beda potensial listrik DV),
misalnya dengan menghubungkan
ujung-ujung kawat itu dengan kutub
positif dan kutub negatif baterai,
maka di dalam logam tersebut
muncul medan listrik E.

DV  lE
• Medan listrik E ini mengerjakan gaya F pada elektron bebas.

F  eE
• Elektron bebas tersebut bergerak dalam arah yang berlawanan dengan
arah E dan F. [Ingat: Muatan uji (test charge) dalam hubungan F dan E
adalah muatan positif]. Tapi, apakah yang dimaksud dengan “muatan
positif” pada pernyataan ini? Apakah “muatan positif” adalah proton?
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 14
“Muatan Positif” yang dimaksud adalah “lubang” (hole)

• Akibat perpindahan elektron dari


atom yang satu ke atom yang lain, Tanpa medan listrik
maka tempat yang F
ditinggalkannya kini kosong dan Ketika diberi medan listrik
disebut lubang elektron (electron
hole) atau disingkat: lubang
(hole).

• Dalam hal ini, lubang dapat


dipandangkan sebagai partikel
bermuatan positif (sebagai lawan
elektron yang bermuatan Arah gerak lubang
negatif), sebab arah Arah gerak elektron
perpindahannya berlawanan © 2012_Wildian_Unand
dengan arah perpindahan
elektron bebas di dalam
konduktor.

• Perlu diingat, lubang bukanlah proton atau pun positron (elektron yang
bermuatan positif)! Lubang hanyalah lawan elektron secara konseptual dan
matematis, bukan partikel dalam
Wildian,arti yang
Jurusan sesungguhnya!
Fisika Universitas Andalas 15
• Kuat arus listrik dapat dianalogikan
dengan debit air. Kuat Arus Listrik
• Debit air, D, adalah besarnya volume air - -
yang mengalir per satuan waktu: D = V/t -
A
(dalam m3/s). - -

• Kuat arus listrik = banyaknya muatan Elektron


listrik positif (DQ) yang mengalir tegak
lurus melalui suatu permukaan seluas A
dalam selang waktu tertentu (Dt).

• Jika laju perubahan aliran muatannya


tidak konstan, maka kita gunakan definisi
kuat arus rata-rata (average current):
Kuat arus (I) per satuan luas (A)
DQ
I rerata  Satuannya: ampere (A) dikenal sebagai rapat arus (J):
Dt
• Jika laju perubahan aliran muatannya I
tidak konstan, maka arusnya juga berubah J
A
terhadap waktu. Oleh sebab itu kita dQ
definisikan kuat arus sesaat I sesaat 
(instantaneous current): dt
16
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas
Hukum Ohm
elektron
lubang
• Pada waktu bergerak di dalam logam,
pembawa muatan tidaklah bergerak
dalam satu garis lurus, melainkan
selalu bertumbukan dengan atom-
atom logam tersebut. George Simon Ohm

f ges
• Pengaruh tumbukan terhadap gerak
pembawa muatan itu dapat
dipandang sebagai gaya gesekan yang
bekerja pada pembawa muatan
tersebut; seperti gerak jatuh kelereng w
di dalam gliserin atau oli.
• Dari analogi di atas, kecepatan rata-rata akhir pembawa muatan haruslah
konstan dan sebanding dengan kuat medan listrik E. Akibatnya, rapat arus juga
sebanding dengan kuat medan listrik E.
dengan konstanta pembanding s
JJ =ssE E  Hukum Ohm
yang disebut konduktivitas listrik.
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 17
Hukum Ohm (yang populer)
• Suatu kawat berpenampang serba
sama (A) dialiri arus I.
• Misalkan beda potensial antara I
titik P dan titik Q adalah V, yaitu:
V = VP – VQ.
• Bila kuat medan listrik di dalam
logam dapat dianggap serba sama,
maka Hubungan V = IR merupakan Hukum Ohm
E=V/l dalam bentuk paling populer, dengan:
• Dari hukum Ohm:
J = s E = s (V / l ) 1 l l
R R
sehingga arus listrik: s A A
I = J A = (s V / l ) A R = resistansi (ohm, W)
• Bila s A / l kita tulis sebagai 1/R
maka I = V / R , atau:  = resistivitas atau hambat-jenis
(ohm.meter, W.m):
1
V  IR 
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas s 18
Resistivitas Beberapa Bahan

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 19


Resistor & Resistansi
• Resistor adalah piranti elektronik yang berfungsi untuk memperkecil arus
listrik dengan cara menghambat arus tersebut.

• Kemampuan resistor menghambat arus listrik disebut resistansi atau


hambatan (simbol: R), dan besarnya dinyatakan dalam ohm (simbol: W).

• Resistor dapat dibedakan atas dua macam:


1. Resistor tetap  nilai resistansinya sudah tetap (fixed).
2. Resistor variabel  nilai resistansinya dapat diubah-ubah atau berubah-
ubah (dalam rentang nilai tertentu).

• Resistor variabel dapat dibedakan atas:


1. Potensiometer (disingkat: potensio atau pot)
2. Trimmer potensiometer (disingkat: trimpot)
3. Resistor Non-linier (sensor)

LDR Trimpot Potensio


20
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas
Ragam Bentuk Resistor

Simbol Potensio

Resistor tetap Trimpot


21
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas
Ragam Bentuk Resistor (Lanjutan)
Resistor Non-linier (Sensor resistif)

NTC Termistor
PTC

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas


LDR 22
Kode Warna Resistor

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 23


Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 24
Bahan Ohmik & Non-ohmik
• Tidak semua bahan dan piranti elektronik mematuhi Hukum Ohm;
yang mematuhi Hukum Ohm disebut bahan ohmik (ohmic
material), contohnya resistor; sedangkan yang tidak mematuhi
Hukum Ohm disebut bahan non-ohmik, contohnya dioda.
• Pada bahan ohmik, hubungan kuat arus I dan beda potensial DV
adalah linier dalam rentang beda potensial yang lebar (Gambar a);
sedangkan pada bahan non-ohmik, hubungan tersebut tidak linier
(Gambar b).
Kenapa?

D D

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 25


…karena Resistivitas dipengaruhi Temperatur
(a) Pada logam, seperti tembaga (Cu), (b) Pada semikonduktor
koefisien temperatur a = positif (+). murni, seperti silikon (Si) dan
germanium (Ge), koefisien
temperatur a = negatif (-).
Grafik -T adalah linier
pada rentang
temperatur yang lebar…

…dan menjadi tak linier pada


temperatur mendekati nol.
Resistivitas bahan
Pada temperatur nol mutlak,
menurun dengan naiknya
resistivitasnya tetap (0).
temperatur.

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 26


Hubungan Resistivitas dan Temperatur
• Pada rentang temperatur tertentu, resistivitas (hambat jenis) suatu logam
berubah hampir linier terhadap temperatur:

 = resistivitas (hambat jenis) pada temperatur T


0 = resistivitas pada temperatur acuan T0 (biasanya 20°C)
a = koefisien temperatur resistivitas.
Artinya, jika temperatur naik, maka resistivitas bahan (material) logam
tersebut juga bertambah besar.

• Oleh karena resistansi (hambatan) berbanding lurus dengan resistivitas,


maka berlaku:

27
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas
Bukan Sekadar Ada Beda Potensial…

• Sebagaimana telah diterangkan, muatan listrik mengalir


pada suatu kawat logam jika ada beda potensial (alias
tegangan) di antara kedua ujung kawat itu.

• Tapi, aliran muatan listrik ini dapat terhenti akibat


adanya medan listrik induksi di dalam kawat.

• Medan listrik induksi itu apa, ya?

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 28


Medan Listrik Induksi
• Sebatang logam panjang diletakkan dalam medan listrik Eo.

- + Eo
- +
- +
+Q - +
- + -Q
Ei E i
Elektron Lubang
Eo

• Adanya medan listrik Eo menyebabkan elektron bebas di dalam logam itu


mendapat gaya F dan bergerak ke kiri.
• Akibatnya ujung kiri akan lebih negatif (karena elektron bebas akan terkumpul
di ujung kiri) dan ujung kanan akan lebih positif (karena terbentuk lubang
akibat ditinggalkan elektron bebas).
• Polarisasi muatan listrik ini menimbulkan medan listrik induksi, Ei , yang
arahnya berlawanan dengan arah Eo.
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 29
Agar Arus Tetap Mengalir, Perlu GGL
• Makin banyak muatan induksi terkumpul pada ujung-ujung logam tersebut,
makin besar pula kuat medan induksinya (Ei makin besar), hingga akhirnya nilai
Ei = Eo (tapi dengan arah yang berlawanan).

• Pada saat Ei = Eo , kuat medan total di dalam logam itu menjadi nol. Itu berarti,
potensial listrik kedua ujung logam itu menjadi sama besar. Akibatnya, aliran
elektron terhenti.

• Agar elektron bebas ini dapat terus mengalir, maka muatan induksi pada kedua
ujung logam itu harus terus diambil, sehingga di dalam logam tidak timbul
medan listrik induksi. Dengan kata lain, beda potensial antara kedua ujung
logam itu harus terus dipertahankan.

• Kemampuan untuk mempertahankan beda potensial antara kedua ujung


logam agar tetap nilainya disebut gaya gerak listrik (GGL), terjemahan dari
electro-motive force, emf .

• GGL—disimbolkan dengan e (dibaca: epsilon)—adalah beda potensial antara


kedua kutub sumber GGL ketika tak ada arus. Dengan kata lain, sumber GGL itu
tidak terhubung di dalam suatu rangkaian
Wildian, Jurusan tertutup.
Fisika Universitas Andalas 30
Sumber GGL
• Alat yang dapat mempertahankan beda potensial
listrik antara kedua ujung konduktor disebut sumber
gaya gerak listrik.
• Berikut ini adalah beberapa contoh sumber GGL: Baterai dan
akumulator
No. Sumber GGL Energi Asal merupakan sumber
GGL arus searah.
1 Baterai, Energi kimia
akumulator
(accu, aki)
2 PLTA (air) Energi potensial gravitasi air
3 PLTU (uap) Energi panas uap
4 PLTD (diesel) Energi pembakaran minyak solar
Generator
5 PLTN (nuklir) Energi dari reaksi nuklir (inti) pembangkit GGL
arus bolak-balik.
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 31
Beberapa Contoh Sumber GGL

Baterai PLTA

PLTN

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 32


Simbol Sumber Tegangan (GGL)

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 33


Sumber GGL & Pompa Air
Sumber GGL dapat dianalogikan dengan
pompa air yang memompakan air dari
reservoir rendah ke reservoir tinggi.

Pompa
air

34
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas
Rangkaian Listrik
Arus listrik terjadi ketika
Syarat agar suatu rangkaian listrik dapat
berfungsi: sumber GGL terhubung
dalam suatu rangkaian
1. Sumber GGL (beda potensial atau tertutup.
tegangan).
Contoh: baterai.

2. Saluran konduktif untuk pengaliran


muatan listrik.
Contoh: kawat tembaga.

3. Resistansi listrik (resistor), yaitu obyek


yang menggunakan listrik agar dapat
bekerja/berfungsi. Contoh: bola lampu,
motor listrik, elemen pemanas, speaker,
dsb.

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 35


Jenis Rangkaian Listrik
• Rangkaian listrik dapat dibedakan atas:
1. Rangkaian arus searah (direct current, DC), yaitu rangkaian listrik
yang menggunakan sumber tegangan arus searah.

2. Rangkaian arus bolak-balik (alternating current, AC), yaitu


rangkaian listrik yang menggunakan sumber tegangan arus bolak-
balik.

Rangkaian
arus searah

Rangkaian
arus bolak-balik Generator AC

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 36


Energi Listrik
• Bayangkan muatan positif Q sedang bergerak searah
jarum jam dari titik a melalui baterai dan resistor, lalu
kembali ke titik a. (lihat gambar).

• Titik-titik a dan d ditanahkan (grounded); jadi,


potensial listrik di kedua titik ini adalah nol.

• Saat muatan tsb bergerak dari a ke b melalui baterai,


energi potensial listriknya U bertambah sebesar
DU = Vba Q
(Vba = beda potensial antara b dan a), sementara energi
potensial kimia di dalam baterai itu berkurang
sebanyak penambahan DU itu.

• Namun, ketika muatan itu bergerak dari c ke d melalui


resistor, muatan tersebut kehilangan energi potensial
listriknya karena bertumbukan dengan atom-atom di
dalam resistor, sehingga menghasilkan energi-dalam
(internal energy).
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 37
Daya Listrik
• Jika resistansi kawat-kawat penghubung pada rangkaian
itu dapat diabaikan, maka pada lintasan-lintasan bc dan
da tidak ada kehilangan energi.

• Ketika tiba di titik a, muatan tersebut haruslah


mempunyai energi potensial listrik yang sama seperti saat
ia mulai bergerak, yaitu nol.

• Laju di mana muatan Q itu kehilangan energi potensial


dalam perjalanannya melalui resistor adalah:
DU DQ
 Vcd  I Vcd
Dt Dt
• Oleh karena laju kehilangan energi (= disipasi daya) yang dialami muatan itu
sama dengan daya yang diberikan ke resistor (yang muncul sebagai energi-
dalam), maka kita peroleh:
P  I Vcd
2
V
• Namun, oleh karena Vcd = I R, maka: P  I 2 R  cd
R
38
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas
Hubungan I, V, R, dan P melalui Hk. Ohm

Kuat Arus, I Tegangan, V


(ampere, A) (volt, V)

I
P

Daya, P Resistansi, R
(watt, W) (ohm, W)

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 39


Ragam Rangkaian Komponen Listrik (1)
• Komponen-komponen elektronik (resistor, kapasitor, induktor, dioda, dan
lain-lain) dapat saling dihubungkan satu sama lain secara seri (berderet),
paralel (berjajar), atau gabungan keduanya.

• Ciri susunan seri adalah tidak ada cabang dalam rangkaian; sedangkan
susunan paralel ditandai dengan adanya rangkaian cabang dalam
rangkaian tersebut.

• Susunan Resistor Seri


R1 R2 R3
a b c d

Rseri  R1  R2  R3

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 40


Ragam Rangkaian Komponen Listrik (2)

• Susunan Resistor Paralel


R1

1 1 1 1
a
R2
b
  
R par R1 R2 R3
R3

• Susunan Resistor Gabungan

?
Coba buat rumusnya!

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 41


Pada Rangkaian Seri, Kuat Arusnya Sama

• Rangkaian Resistor Seri


R1 R2 R3
a b c d

I1 I2 I3
I I

e
I1  I 2  I 3  I
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 42
Pada Rangkaian Paralel, Tegangannya Sama

• Rangkaian Resistor Paralel


V1  Tegangan di R1
R1

V2  Tegangan di R2
R2
a b

V3  Tegangan di R3
R3

I
maka berlaku:

e
V1  V2  V3  Vab  e
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 43
Hukum-hukum Kirchhoff
“Jumlah arus yang masuk ke suatu titik cabang sama dengan
1 jumlah arus yang keluar dari titik cabang itu.”

I masuk   I keluar
• Hukum ini merupakan penerapan prinsip konversi
muatan (Hukum Kekekalan Muatan).

2 “Jumlah beda potensial pada semua


elemen rangkaian di sepanjang loop
rangkaian tertutup haruslah nol.”

Beda potensial di sini mencakup GGL


sumber tegangan (= ± ε) dan beda
potensial pada masing-masing resistor
(= ± I.R).

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 44


Bentuk lain Hukum II Kirchhoff
• Persamaan S DV = 0 dapat dipandang sebagai beda potensial pada satu
titik (Jadi, beda potensial antara titik a terhadap titik a itu sendiri,
misalnya.) Secara umum, beda potensial antara titik a terhadap titik b
(misalnya) dapat ditulis sebagai:

 DV   ( I  R)   e dengan
 DV  V ab  Va  Vb

• Oleh karena S DV = 0 (untuk loop tertutup), maka bentuk umum di atas


dapat ditulis menjadi:

0   ( I  R)   e  e   ( I  R)
(merupakan bentuk nyata
hukum II Kirchhoff.)
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 45
Contoh Soal 1 (untuk 1 Loop)
e R3 = 1 W
a e d

30 V
R1
e
6W
10 V

b c
R2 = 3 W

(a) Tentukanlah besar dan arah arus (dengan titik acuan e) yang
mengalir di dalam rangkaian di atas.
(b) Tentukanlah beda potensial di antara titik a dan titik d
(disimbolkan dengan Vad).

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 46


Langkah-langkah Penyelesaian …

• Lukiskanlah terlebih dahulu arah GGL pada masing-masing sumber


tegangan, yaitu dari kutub (-) ke kutub (+).

• Lukiskanlah pemisalan arah loop dan arah arus di dalam rangkaian itu.
Pemisalan ini boleh sembarang, tetapi sebaiknya searah dengan GGL yang
lebih besar (agar anda tidak direpotkan dengan urusan mengubah arah
arus ketika kemudian ternyata arus yang didapatkan itu bernilai negatif).
Perhatikan gambar pada Contoh Soal itu: e 1  e. 2

Jadi, arah loop dan arah arus (hanya ada satu arus, karena tidak ada titik
cabang) pada rangkaian tersebut dilukiskan searah dengan arah GGL e 1 .

• Gunakan aturan berikut: GGL ataupun arus yang searah dengan arah loop
(atau arah beda potensial yang dicari) diberi tanda positif (+), dan yang
berlawanan diberi tanda negatif (-) .

Jangan lupa: satuan!


Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 47
a-e-d
… dan Solusinya e
e
R3 = 1 W
a d

a. Lukisan arah GGL, arah 30 V 


arus, dan arah loop R1  e = 10 V
tersebut adalah seperti  loop
6W
pada gambar di 
samping. Berdasarkan b c
Hukum II Kirchhoff: R2 = 3 W
a-b-c-d

Jika ditinjau dari lintasan a-e-d, maka:

b. Beda potensial di antara


titik a dan titik d dihitung Dan jika ditinjau dari lintasan a-b-c-d,
dengan: maka:

 V   ( I  R)   e
48
Contoh Soal 2 (untuk 2 Loop)

Jika ε1 = 15 V, ε2 = 5 V, R1 = 1 Ω, R2 = 8 Ω, R3 = 4 Ω, R4 = 20 Ω, dan R5
= 18 Ω, tentukanlah:
(a) Arus-arus yang melalui R1 (yaitu I1) dan arahnya terhadap titik a,
melalui R3 (yaitu I2) dan arahnya terhadap titik d, serta melalui R5
(yaitu I3) dan arahnya terhadap titik d.
(b) Beda potensial Vba.
(c) Beda potensial Vcd.

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 49


Solusinya…
a. Misalkan arah arus dan arah loop
dibuat seperti pada gambar di samping.
Hukum I Kirchhoff pada titik d:
I1 + I2 = I3 …(1)

Hukum II Kirchhoff pada Loop I: Subsitusi Pers. (1) ke Pers.(3):


5 = 24 I2 + 18 (I1 + I2 )
5 = 18 I1 + 42 I2 ….(4)

Dari (2) dan (4) diperoleh:


I 2   16 A
Hukum II Kirchhoff pada Loop II: (Berarti arah I2 yang sebenarnya
adalah ke kiri/ keluar dari titik d).

Bersambung…..

50
• Lalu, subsitusikan nilai I2 ke (2): c. Beda potensial Vcd
10 = 9 I1 – 24 (- 1/6 )  I1 = 2/3 A
(Berarti arah I1 sudah sesuai dengan  V   ( I  R)   e
pemisalan, yaitu ke kanan titik a).
Berdasarkan lintasan R3 dan R4:
• Lalu, subsitusikan nilai-nilai I1 dan I2 ini
ke (1) untuk mendapatkan arus I3: Vcd  Vc  Vd  I 2  ( R3  R4 )  (e 2 )
I1 + I2 = I3  (2/3) + (- 1/3) = I3
Vcd   16  (4  20)  (15)
I3 = 1/2 A
(Berarti arah I3 sudah sesuai dengan Vcd  9 V
pemisalan, yaitu ke bawah/ keluar
dari titik d). Berdasarkan lintasan R5 :
b. Beda potensial Vba Vcd  Vc  Vd   I 3  R5
 V   ( I  R)   e Vcd   12 18
Vba  Vb  Va   I 1  R1  (e 1 )
Vcd  9 V
Vba   23  1  (15) Berdasarkan lintasan R1 dan R2:
Vba  14 13 V Vcd  ? (Coba hitung sendiri !!!)

51
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas
Latihan 1
1

• Jika diketahui R1 = 2 kW, R2 = 17 kW, R3 = 23 kW,


R4 = 6 kW, R5 = 5 kW, dan R6 = 20 kW, berapakah
hambatan total rangkaian tersebut?
Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 52
Latihan 2
2

• Diketahui e = 5 V, R1 = 3 kW, R2 = R3 = R4 = 6 kW, dan R5 = 5 kW. Hitunglah:


a. Hambatan total rangkaian tersebut.
b. Kuat arus yang mengalir melalui R5.
c. Beda potensial antara a dan d.
d. Kuat arus yang mengalir melalui R3.
e. Disipasi daya di R4.

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 53


Latihan 3
3
a. Hitunglah arus yang
mengalir di dalam
rangkaian di samping.

b. Hitunglah Vbd melalui:


i. R1 (lintasan b-a-d)
ii. R2 (lintasan b-c-d)

c. Hitunglah disipasi daya :


i. pada R1
ii. pada e2

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 54


Latihan 4
4
a. Hitunglah arus-arus I1 ,
I2 , dan I3 pada
rangkaian di samping.

b. Hitunglah tegangan Vbc


melalui:
i. lintasan b-e-f-c
ii. lintasan b-c
iii. lintasan b-a-d-c

Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 55


Wildian, Jurusan Fisika Universitas Andalas 56

Anda mungkin juga menyukai