Anda di halaman 1dari 147

Pertemuan ke – 1 & 2

1. ELEKTRON DAN ATOM

Sejak Elektronik berkaitan dengan Kontrol Gerak Elektron, satu harus diingat bahwa
Elektron, yang bermuatan Negatif, tertarik untuk muatan Positif dan ditolak oleh
muatan Negatif lainnya. Dengan demikian, elektron dalam ruang hampa cenderung
mnyendirri terpisah dari satu sama lain. Arus Listrik yang dihasilkan dari gerakan
ELEKTRON.

TEORI ELEKTRON
Teori Elektron dikemukakan oleh Democretos, yang mengatakan:
     "Jika suatu benda / Zat (padat, cair, gas) dibagi-bagi menjadi bagian
yang terkecil dan bagian tersebut masih memiliki sifat asalnya
disebut Molekul. Kemudian jika Molekul tersebut terus dibagi-bagi menjadi
bagian yang sangat kecil dan bagian tersebut tidak memiliki sifat asalnya,
disebut Atom."

Adalah Partikel Subatomik, simbol e atau ß-, dengan muatan listrik dasar
NEGATIF. Elektron milik generasi pertama dari keluarga Lepton Partikel,
dan umumnya dianggap partikel dasar.

TEORI ATOM
Berasal dari kata Yunani yang berarti tidak dapat dibagi-bagi lagi. A = Tidak
sedangkan Tomos = dibagi-bagi. Atom adalah bagian yang terkecil dari suatu
molekul yang tidak dapat dibagi-bagi lagi menurut reaksi kimia biasa.

Atom terdiri dari sebuah inti atom (Nukleus) yang disusun oleh Proton dan
Netron, dan dikelilingi oleh Elektron-Elektron.

Proton ---- Partikel penyusun atom yang bermuatan Positip

1
Elektron -- Partikel penyusun atom yang bermuatan Negatip
Neutron -- Partikel penyusun atom yang tidak bermuatan (Netral)

NETRAL
Sebuah atom dikatakan Netral apabila Jumlah Proton dalam Inti sama dengan
Jumlah Elektron yang mengelilingi Inti Atom tersebut. (Jumlah Proton = Jumlah
Elektron)

ION POSITIF
Jika diambil/dikurangi satu atau lebih Elektronnya, maka atom tersebut tidak
berkesetimbang (Tidak Netral) lagi, karena kekurangan elektron. Atom yang
kekurangan elektron akan bermuatan Positip.

ION NEGATIF
Jika ditambahkan satu atau lebih elektronnya, maka atom tersebut tidak
berkesetimbang (Netral) lagi, karena kelebihan elektron. Atom yang kelebihan
elektron akan bermuatan Negatip.

[ Cara Membaca Tabel Periodik ]

PERTEMUAN 2
SIFAT ATOM
  a.  Nomor Atom - Suatu unsur menyatakan jumlah Proton 

       atau Elektron dalam sebuah Atom Netral.


  b.  Suatu Unsur dalam (Tabel Periodik) dinyatakan dengan :

2
Atom Silicon                                  Atom Germanium
28 Elektron 14 Proton 14 Neutron    72 Elektron, 32 Proton dan 41 Neutron

LINGKARAN VALENSI
Karena Elektron ini berputar di orbit, memiliki terlalu banyak elektron dalam
orbit tertentu dapat menyebabkan mereka menabrak satu sama lain. Jadi
dasar utama alam menempatkan mereka di orbit yang berbeda pada tingkat
yang berbeda. Menyebutnya Lapisan atau Cincin.

3
Masing Cincin memiliki jumlah maksimum Elektron yang dapat menahan,
tanpa harus membentuk Cincin lain.
(Germanium) memiliki 32 elektron. Menampung
  -  2 elektron dalam Cincin pertama,
  -  8 elektron dalam Cincin kedua
  -  18 elektron dalam Cincin ketiga
  -  4 elektron dalam Cincin keempat

Ini dikatakan ada di luar ring, VALENCE RING.


[ Cincin Valensi Germanium ]

TINGKAT ENERGI

Sebuah sistem Kuantum Mekanik atau Partikel yang terikat-yaitu, terbatas


spasial-bisa hanya mengambil nilai-nilai diskrit energi tertentu. Ini berbeda
dengan partikel klasik, yang dapat memiliki Energi. Nilai-nilai diskrit disebut
Tingkat Energi.
Istilah ini umumnya digunakan untuk tingkat Energi Elektron dalam Atom,
Ion, atau Molekul yang terikat oleh medan listrik inti, tetapi juga dapat
merujuk pada tingkat energi inti atau tingkat energi vibrasi atau rotasi dalam
molekul. Tingkat Energy yang menjadikan Elektron mengalir saat
terjadi KETIDAKSTABILAN.

4
HUKUM MUATAN ELEKTROMAGNETIK

Jika ada dua benda bermuatan sejenis Saling berdekatan :

 -  ( Positip dengan Positip atau Negatip dengan Negatip) Maka akan


terjadi Tolak Menolak.

Jika ada dua benda bermuatan tak sejenis


 -  ( Positip dengan Negatip atau Negatip denganPositip ) Saling didekatkan
akan terjadiTarik Menarik.

Pertemuan ke – 3
2. SEMIKONDUKTOR
Pengertian Semikonduktor adalah suatu benda yang tidak bisa menghantarkan arus
listrik pada suhu yang rendah, semikonduktor hanya bisa menghantar listrik pada suhu
yang tinggi.
Definisi semikonduktor adalah suatu bahan yang mempunyai sifat hantaran listrik
diantara isolator dan konduktor. Contoh semikonduktor adalah silicon, germanium dan
gallium
Pengertian semikonduktor intrinsic adalah jenis semikonduktor murni karena belum
diberi pengotoran atau campuran sehingga jumlah hole dan electron bebeasnyaadalah
sama. Sifat semikonduktor intrinsik ini konduktivitasnya sangat rendah karena jumlah
pembawa muatan electron bebas dan holenya sangat terbatas. Contoh semikonduktor
intrinsikyakni Germanium (Ge) & Silikon (Si)
Pengertian semikonduktor extrinsic adalah semikonduktor murni yang telah dikotori
atau mengalami penyisipan atom dari atom lain. Semikonduktor ekstrinsik terbagi
menjadi 2 jenis yaknisemikonduktor ekstrinsik type-p dan type-n.
Pengertian semikonduktor type-p adalah semikonduktor yang sifatnya positive dan
dikotori oleh atom akseptor. Sedangkan pengertian semikonduktor type-n adalah
semikonduktor negative yang dikotori oleh atom donor.
Tahuka kalian kenapa pegangan panci atau wajan terbuat dari bahan plastic atau kayu?
Atau mengapa kita menggunakan kain sebagai pelapis ketika memegang panciyang
masih panas? Ya, benar sekali karena bahan-bahan tersebut tidak dapat atau kurang

5
baik dalam menghantarkan panas sehingga panas dipanci atau wajan yang
sedang digunakan tidak sampai atau terasa oleh tangan kita.

Bahan-bahan seperti plastic dan kayu disebu tbahan isolator sebaliknya panci
atau wajan dibuat dari bahan-bahan yang mudah menghantarkan panas
seperti baja dan besi agar panas dari kompor sampai kepanci sehingga
makanan menjadi matang. Bahan-bahan seperti baja dan besi disebut bahan
konduktor.

Diantara kegua jenis bahan ini ada bahan atau benda yang kemampuannya
menghantarkan panas berada diantara konduktor dan isolator yang disebut
dengan semikonduktor. Tidak seperti isolator, bahan semikonduktor mampu
menghantarkan panas namun tidak sebaik konduktor. Kita dapat menjadikan
sebuah bahan semikonduktor berfungsi layaknya konduktor dengan cara
memberikan arus tertentu, suhu tertentu, serta tatacara dan persyaratan
tertentu,

Contoh bahan semikonduktor adalah Cermanium, Silikon Dan gallium


arsenide. Bahan semikonduktor yang popular dan banyak digunakan saat ini
adalah silicon karena banyak tersedia dan dapat diekstrak dari alam sehingga
bisa didapatkan dengan harga murah.

Dibalik canggihnya berbagai gadget seperti handphone, laptop, televisi dan


kamera ada peran teknologi semikonduktor yang mendukungnya. Berbagai
komponen elektronika yang terdapat pada sebuah perangkat elektronik
dibuat dari bahan semikonduktor. Contohnya seperti diode, transistor dan IC
(Integrated Circuit)

Pemilihan bahan ini karena sifat elektroniknya dapat diatur atau diubah
dengan cara menambahkan sejumlah kecil ketidak murnian atau yang
disebut dopan, Proses penambahan ini disebut dengan doping. Beberapa
contoh dopan yang dapat digunakan untuk merubah sifat elektronik
semikonduktor seprti arsenic, antimony serta indium. Semikonduktor murni
yang telah melalui proses doping dan siap menjadi komponen elektronika
disebut dengan doping dan siap menjadi komponen elektronika disebut
dengan semikonduktor ekstrinsik.

Pada proses doping kita menggunakan sejumlah dopan dengan susunan


electron sendiri yang akan mempengaruhi susunan electron semikonduktor
ekstrinsik yang terbentuk. Oleh karena itu Semikonduktor yang terbentuk
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu semikonduktor typr-p dan
semikonduktor type-n yang memiliki kelebihan electron sehingga bermuatan
negative.

PERBEDAAN SEMIKONDUKTOR EKSTRINSIK Type=P DAN Type=N

Type – N

Misalnya pada bahan silicon diberi doping phosphorus arsenic yang


pantavalen yaitu bahan kristal dengan inti atom memiliki 5 elektron valensi.
Dengan doping. Silikon yang tidak lagi murni ini (impurity semiconductor)
akan memiliki kelebihan elektron.

6
Kelebihan elrktron membentuk semikonduktor type-N. Semikonduktor type-
N disebut juga donor yang siap melepaskan electron.

Semikonduktor jenis-n, jika bertemu pengotor dari golongan VA, electron


sebagai pembawa mayoritas. Ada elektron donor yang dekat dengan pita
konduksi (dibawah sedikit)

Type-P

JIka silicon diberi doping Boron, Gallium atau Indium, maka akan didapat
semikonduktor type-p, Untuk mendapatkan silicon type-p, bahan dopingnya
adalah bahan trivalent yaitu unsur dengan ion yang memiliki 3 elektron pada
pita valensi. Karen ion silicon memiliki 4 elektron, dengan demikian ada
ikatan kovalen yang bolong (hole). Hole ini digambarkan sebagai akseptor
yang siap menerima electron. Dengan demikian , kekurangan electron
menyebab kan semikonduktor inimenjadi type-p.

Semikonduktor type-p, jika ketemu pengotor dari golongan IIIA, lubang


sebagai pembawa mayoritas. Ada lubang akseptor yang dekat (diatas sedikit)
dari pita valensi.

Soal,

1. Pengertian semikonduktor dan berikan contohnya?


2. Apa itu semikonduktor dan ap aarti kata semikonduktor?
3. Apa yang dimaksud dengan semikonduktor intrinsic?
4. Apa perbedaan semikonduktor type-p dan type-n?
5. Berikan contoh semikonduktor intrinsic dan ekstrinsik?

Pertemuan ke – 4
Ringkasan Efek Fotolistrik
A. Pengertian
Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan
logam ketika logam dikenai cahaya. Gejala tersebut dapat dijelaskan oleh
Einstein.

B. Susunan Alat

foton

C. Hasil

7
Tidak semua frekuensi sinar dapat menyebabkan efek fotolistrik. Jika
energi foton yang datang lebih besar dari energi ikat atom logam maka
elektron baru terlepas.

Frekuensi terkecil foton yang mampu membuat elektron


lepas dari permukaan logam disebut frekuensi ambang f0.
Saat hf > W0 maka galvanometer mendeteksi adanya arus listrik,
tetapi EKmaks tidak tergantung dari intensitas sinar yang diberikan.
EKmaks hanya bergantung pada frekuensi sinar yang datang.
Hubungan antara arus listrik yang dihasilkan sebagai fungsi tegangan
diberikan oleh :

Intensitas tinggi

V
V5 Intensitas rendah

Pada waktu tegangan yang diberikan nol, ternyata tetap ada arus yang
mengalir. Jika keping katoda diberi tegangan minus dan anoda diberi
tegangan positif maka arus yang mengalir bertambah besar. Jika tegangan
pada anoda dan katoda dibalik, ternyata arus yang mengalir makin kecil
hingga pada tegangan tertentu (Vs = tegangan penghenti atau potensial
henti) tidak ada arus. Tegangan penghenti Vs memiliki nilai yang sama
untuk intensitas yang berbeda-beda. Nilai Vs hanya dipengaruhi oleh energi
kinetic maksimumnya. Hubungan antara Vs dan energi kinetiknya
dirumuskan :
½ mv 2 = e Vs
Dimana : m = massa elektron, v=kecepatan, e = muatan elektron, V s =
potensial henti

D. Analisis
 Energi terkecil yang harus diberikan agar elektron lepas disebut energi
ambang E0 = hf0. Besarnya energi ambang harus sama dengan energi
ikat atom yang disebut fungsi kerja W0. (h= konstanta Planck= 6,62 x
10 – 34 J.s)

 Jika elektron mendapat energi foton lebih besar dari energi


ambangnya, maka kelebihan energi ini digunakan untuk menambah
energi kinetiknya.
 Selisih energi foton dan energi ambangnya disebut sebagai energi
kinetic maksimum EKmaks.

8
 Semua foton memiliki energi yang sama yaitu hf, sehingga menaikkan
intensitasnya sama dengan menambah jumlah foton, tetapi tidak
menambah energi tiap foton selama frekuensinya tetap.
 Hubungan : hf = W0 + EKmaks atau EKmaks = hf – W0  y = mx – c

EK

α
α
f

W0

E. Hal yang perlu dicermati

 Jika frekuensi foton lebih kecil dari frekuensi ambang maka tidak ada
elektron yang lepas dari permukaan logam meskipun intensitas cahaya
diperbesar.
 Kenaikan intensitas cahaya menyebabkan bertambahnya jumlah foton,
tetapi energi foton tidak berubah, energi kinetic maksimum elektron
foto juga tidak berubah karena energi tiap foton akan berinteraksi
dengan tiap elektron.
F. Kegagalan teori gelombang dalam menjelaskan efek fotolistrik
 Menurut teori gelombang, energi kinetic maksimum elektron semakin
besar apabila intensitas cahaya dinaikkan. Namun, pada kenyataanya
energi kinetic tidak bergantung pada intensitas cahaya
 Menurut teori gelombang, efek fotolistrik bisa terjadi pada sembarang
frekuensi. Namun, pada kenyataannya efek fotolistrik terjadi untuk
frekuensi di atas frekuensi ambang.
 Menurut teori gelombang, transfer energi dari foton ke elektron butuh
waktu yang lama untuk bisa melepaskan elektron dari permukaan
logam. Namun pada kenyataanya, transfer energinya sangat singkat.
 Teori gelombang tidak dapat menjelaskan mengapa energi kinetic
elektron bertambah jika frekuensi gelombang diperbesar.

3. SYMBOL ELECTRICAL & ELECTRONICS


Maupun Simbol Elektrik diperlukan disaat kita membuat gambar sistem
rangkaian elektrik ataupun rangkaian elektronik. Penggunaan Simbol-Simbol
ini tentunya akan mempermudah pembangunan Skematik Rangkaian serta
juga mempermudah pemahaman disaat proses perakitan dilakukan.

Seorang "ELECTRICIAN"

9
 Akan memperhatikan Standar Simbol dalam merangkai suatu Sirkuit.
 Akan terlebih dahulu membaca Skematik dari Rangkaian Elektrik
sebelum melalukan proses Pemasangan atau Perbaikan.

Manfaat penggunaan Simbol tidak hanya saat proses Pembangunan/Perakitan


saja, tapi pada saat melakukan Penelusuran/Trouble Shooting untuk Service
dan Maintenance / Perawatan yang diperlukan.

Pemakaian Simbol yang ada tidak hanya pad Teknik Listrik dan Elektronika
akan tetapi pada bidang lain seperti Arsitek, yang berkaitan dengan bidang
teknik untuk mempermudah pembacaan dan pengertian setelah di Rancang.

Terdapat beberapa Standard Nasional dan Internasional untuk Simbol


dalam Diagram Sirkuit,

Secara khusus :
-  IEC 60617 (also known as British Standard BS 3939).
-  ANSI standard Y32.2 (also known as IEE Std 315).
-  IEEE Std 91/91a: graphic symbols for logic functions (used in digital
electronics).
-  Australian Standard AS 1102.

Perbedaan pemakaian Simbol


Juga berbeda dari beberapa Disiplin Ilmu. Sebagai Contoh : Simbol Lampu
dan Listrik dalam ilmu ARSITEKTUR akan berbeda dengan yang di
pergunakan di gambar ELECTRONIK

10
SIMBOL-SIMBOL DASAR
1. Analog Dan Digital

02.  Basic Electrical

11
03.  Electrical

04.  Transistor dan Dioda

05.  Switch

12
06. Switches and Relays

07.  Miscellaneous

08. Qualifying

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

13
Dalam Fisika dan Teknik, Pengukuran merupakan aktivitas yang
membandingkan kuantitas Fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Adalah
alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. 

Seluruh alat pengukur dapat terkena kesalahan peralatan yang bervariasi.


Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan Metrologi.
Fisikawan menggunakan banyak alat untuk melakukan pengukuran mereka. 

Dimulai dari alat yang sederhana seperti :


  -  Penggaris
  -  Stopwatch
  -  Mikroskop Elektron
  -  Pemercepat Partikel
  -  Kecepatan dan Arah Angin ... dll
Instrumen virtual digunakan luas dalam pengembangan alat pengukur
modern.

PENGUKURAN
ALAT UKUR adalah perangkat untuk menentu kan Nilai atau Besaran dari
Kuantitas atau Variabel. Ada beberapa istilah dan definisi pengukuran listrik
yang harus dipahami.
Akurasi
Kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari variabel yang
diukur. 
Presisi
Hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran, atau derajat untuk
membedakan satu pengukuran dengan lainnya.   
Kepekaan

14
Ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input atau
variabel yang diukur,
Resolusi
Perubahan terkecil dari nilai Pengukuran yang mampu ditanggapi alat ukur. 
Kesalahan
Angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur. 
Terkalibrasi
Dengan suatu STANDAR yang telah ditetapkan (Ketentuan SI)
Ini semua untuk menguragi kesalahan yang akan terjadi.
Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan Metrologi.

STANDAR (Ketentuan SI)


Dalam pengukuran sangat penting, karena sebagai acuan dalam peneraan
alat ukur yang diakui oleh komunitas Internasional.  Ada enam besaran yang
berhubungan dengan kelistrikan yang dibuat sebagai standart, yaitu 

  1.  AMPERE 
Menurut ketentuan Standar Internasional (SI) adalah arus konstan yang
dialirkan pada dua konduktor didalam ruang hampa udara dengan jarak 1
meter, diantara kedua penghantar menimbulkan gaya = 2 x 10-7 newton/m
panjang.
  2.  RESISTANSI 
Adalah kawat alloy manganin resistansi 1ȍ yang memiliki tahanan listrik
tinggi dan koefisien temperatur rendah, ditempatkan dalam tabung terisolasi
yang menjaga dari perubahan temperatur atmospher. 
  3.  TEGANGAN 
Adalah tabung gelas Weston mirip huruf H memiliki dua elektrode, tabung
elektrode positip berisi elektrolit mercury dan tabung elektrode negatip diisi
elektrolit cadmium, ditempatkan dalam suhu ruangan. Tegangan elektrode
Weston pada suhu 200C sebesar 1.01858 V. 
  4.  KAPASITANSI 
Diturunkan dari standart Resistansi SI dan standar Tegangan SI, dengan
menggunakan sistem jembatan Maxwell, dengan diketahui resistansi dan
frekuensi secara teliti akan diperoleh standar kapasitansi (Farad).
  5.  INDUKTANSI 

15
Diturunkan dari standar resistansi dan standar kapasitansi, dengan metode
geometris, standar induktor akan diperoleh. 
  6.  TEMPERATURE  
Diukur dengan derajat Kelvin besaran derajat kelvin didasarkan pada tiga
titik acuan air saat kondisi menjadi es, menjadi air dan saat air mendidih. Air
menjadi es sama dengan 00Celsius = 273,160Kelvin, air mendidih 1000C. 

  7.  LUMINASI CAHAYA
Armatur Pengujian dilakukan untuk memeriksa, mengamati dan mengukur
tingkat pencahayaan (Lux) dan indeks kesilauan.

ALAT UKUR ELEKTRONIK

Alat ukur elektronik (listrik) merupakan perkakas/alat yang digunakan untuk


mengukur besaran-besaran listrik seperti :

  -  Hambatan (R)
  -  Kuat Arus (I)
  -  Potensial (V)
  -  Daya listrik (P)
  -  Frequensi (F) ... Dan lainnya. 

Terdapat dua jenis alat ukur.

16
Awalnya dipakai alat-alat ukur analog dengan penunjukan menggunakan
jarum dan membaca dari skala. Kini banyak dipakai alat ukur listrik digital
yang praktis dan hasilnya tinggal membaca pada layar display 
  -  Alat ukur ANALOG
  -  Alat ukur DIGITAL

MACAM DAN JENIS


01.  OHM METER
Alat untuk mengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan
mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya satuan hambatan
yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. 

Meter ini menggunakan GALVANOMETER untuk mengukur besarnya arus


listrik yang lewat pada suatu Hambatan listrik (R), yang kemudian
dikalibrasikan ke satuan ohm.

02.  AMPERE METER


Alat untuk mengukur kuat arus listrik baik untuk listrik DC maupun AC yang
ada dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang berderet
dengan elemen listrik. Cara menggunakannya adalah dengan menyisipkan
amperemeter secara langsung ke rangkaian.

03.  VOLT METER


Alat untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik.
Voltmeter disusun secara paralel terhadap letak komponen yang diukur
dalam rangkaian. Alat ini terdiri dari tiga buah lempengan tembaga yang
terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca
atau plastik.

17
Lempengan luar berperan sebagai anode sedangkan yang di tengah sebagai
katode. Umumnya tabung tersebut berukuran 15 x 10cm (tinggi x diameter).

04. MULTI METER

Alat untuk mngukur listrik yang sering dikenal sebagai VOAM (VolT, Ohm,
Ampere meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan
(ohm-meter), maupun arus (amper-meter). 

Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-
meter) (untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan
multimeter analog. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC,
maupun listrik DC.

05. OSCILOSCOPE 

Alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk Sinyal Listrik


agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan Tabung Sinar
Katode. 

18
Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung
sinar katode. Sorotan elektron membekas pada layar.  Suatu rangkaian
khusus dalam osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari
kiri ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga
dapatdipelajari.
06.  SIGNAL ANALIZER

Adalah Instrumen yang mengukur besarnya dan Fase dari sinyal input pada
frekuensi tunggal dalam IF bandwidth instrumen. Ini mempekerjakan teknik
digital untuk mengekstrak informasi yang berguna yang dilakukan oleh sinyal
listrik. 

Dalam penggunaan umum istilah ini terkait dengan kedua Analisis Spektrum
dan Analisa Sinyal Vektor.  Sementara analisa spektrum mengukur amplitudo
atau besarnya sinyal, sebuah analisa sinyal dengan software atau program

19
yang tepat dapat mengukur aspek dari sinyal seperti modulasi. analisa sinyal
frekuensi tinggi. ... Dan Masih Banyak lagi.
ALAT UKUR BANTU PENGUKURAN
01.  POWER SUPPLY
Sebuah piranti elektronika yang berguna sebagai SumberDdaya untuk piranti
lain, terutama daya listrik. 

Pada dasarnya pencatu daya bukanlah sebuah alat yang menghasilkan energi
listrik saja, namun ada beberapa pencatu daya yang menghasilkan Energi
Mekanik, dan Energi yang lain.

02.  GENERATOR FUNGSI


Alat yang digunakan sebagai sumber pemicu yang diperlukan, merupakan
bagian dari peralatan (software) uji coba elektronik yang digunakan untuk
menciptakan gelombang listrik. Gelombang ini bisa berulang-ulang atau satu
kali.

Generator Fungsi analog umumnya menghasilkan gelombang segitiga


sebagai dasar dari semua outputnya.  Segitiga ini dihasilkan oleh kapasitor
yang dimuat dan dilepas secara berulang-ulang dari sumber arus konstan.

Tipe lain dari generator fungsi adalah sub-sistem yang menyediakan output
sebanding terhadap beberapa input. Contohnya, Output berbentuk
kesebandingan dengan akar kuadrat dari input. Alat seperti itu digunakan
dalam sistem pengendali umpan dan komputer analog. .... Dan masih banyak
lagi

20
KOMPONEN ELEKTRONIKA
Benda yang menjadi bagian pendukung suatu Rangkaian Elektronik yang
dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Mulai dari yang menempel langsung
pada Papan Rangkaian baik berupa PCB, CCB, Protoboard maupun Veroboard
dengan cara disolder atau tidak menempel langsung pada Papan Rangkaian.
(Dengan alat penghubung lain, misalnya Kabel).

Komponen Elektronika terdiri dari satu atau lebih Bahan Elektronika, dan jika
disatukan, untuk desain Rangkaian yang diinginkan.

Berfungsi.
  *-  Mengatur Arus
  *-  Mengatur Tegangan
  *-  Meratakan Arus
  *-  Pembatas Arus
  *-  Pembagi Tegangan
  *-  Menyekat Arus
  *-  Penurun Tegangan
Dan masih banyak fungsi lainnya.

KOMPONEN PASIF
Komponen yang tidak bisa hanya sendirian untuk membangkitkan Arus atau

21
Tegangan. Yang merupakan bagian dari Rangkaian Elektronika baru dapat
berfungsi bila ada Catu Daya.

[  RESISTOR  ]

A. Fixed Resistor
  *-  Carbon Composition Resistor
  *-  Carbon Film Resistor
  *-  Metal Film Resistor

B. Variable Resistor
  *-  Potensiometer
  *-  Rheostat
  *-  Preset Resistor (Trimpot)

C. Thermistor 
     (Thermal Resistor)

D. LDR (Light Dependent Resistor)

[  KAPASITOR  ]

A. Fixed Capasitor
  *-  Kapasitor Keramik
  *-  Kapasitor Polyester
  *-  Kapasitor Kertas
  *-  Kapasitor Mika
  *-  Kapasitor Elektrolit

22
  *-  Kapasitor Tantalum

B. Variable Capasitor
1. VARCO (Variable Condensator)
2. Trimmer

[  INDUKTOR  ]

  *-  Air Core
  *-  Iron Core
  *-  Ferrite Core
  *-  Torroidal Core
  *-  Laminated Core Induction
  *-  Variable

[  TRANSFORMATOR  ]

  *-  Step-Up
  *-  Step-Down
  *-  Autotransformator
  *-  Autotransformator variabel
  *-  Transformator isolasi
  *-  Transformator pulsa
  *-  Transformator tiga fase

23
KOMPONEN AKTIF

Komponen dari suatu Rangkaian Elektorik yang hanya bisa Berfungsi dan
Bekerja dengan baik bila mendapatkan tegangan dasi sumber Catu Daya.

[  DIODA  ]
  *-  Light Emitting Diode
  *-  Dioda Foto
  *-  Dioda Laser
  *-  Dioda Zener
  *-  Dioda Bridge
  *-  Dioda Schottky

[  TRANSISTOR  ]
  *-  Transistor Efek Medan
  *-  Transistor Bipolar
  *-  Transistor IGBT
  *-  Transistor Darlington
  *-  Transistor Foto
  *-  Transistor UJT,  BJT,  JFET

24
  *-  Transistor IGFET (MOSFET)
  *-  Transistor HBT, MISFET
  *-  Transistor VMOSFET, MESFET
  *-  Transistor HEMT, SCR

[ INTEGRATED CIRCUIT ]

  *-  SIP ( Single In Line Package )


  *-  DIP ( Dual In Line Package )
  *-  BGA ( Ball Grid Arrays )
  *-  SOP ( Small Outline Package )
Dan Masih banyak lagi

KOMPONEN PENDUKUNG
Komponen yang melengkapi suatu Rangkaian Elektronika yang biasanya
tidak mesti harus ada didalamnya seperti :

  *-  Konektor
  *-  Saklar
  *-  Termistor
  *-  Kristal
  *-  Dan lain-lain.
Selain itu terdapat pula Sensor dan Aktuator Elektromekanik
  *-  Mikrofon
  *-  Speaker

25
  *-  Strain Gauge
  *-  MEMS (Micro Electro Mechanical Systems)
   *-  Dan lain-lain.

Tiga Jenis Komponen yang mesti sudah dikenal bila ingin belajar Ilmu
Elektronika Dasar. Memang tidak semua komponen bisa disebut karena
jumlahnya sangat banyak. Disini kita bedakan menjadi tiga agar lebih mudah
mengetahui Fungsi masing-masing komponen.

Pertemuan ke -5

SEMIKONDUKTOR

26
Pengertian Semikonduktor adalah suatu benda yang tidak bisa
menghantarkan arus listrik pada suhu yang rendah, semikonduktor hanya
bisa menghantar listrik pada suhu yang tinggi.

Definisi semikonduktor adalah suatu bahan yang mempunyai sifat


hantaran listrik diantara isolator dan konduktor. Contoh semikonduktor
adalah silicon, germanium dan gallium

Pengertian semikonduktor intrinsic adalah jenis semikonduktor murni


karena belum diberi pengotoran atau campuran sehingga jumlah hole dan
electron bebeasnyaadalah sama. Sifat semikonduktor intrinsik ini
konduktivitasnya sangat rendah karena jumlah pembawa muatan electron
bebas dan holenya sangat terbatas. Contoh semikonduktor intrinsikyakni
Germanium (Ge) & Silikon (Si)

Pengertian semikonduktor extrinsic adalah semikonduktor murni yang


telah dikotori atau mengalami penyisipan atom dari atom lain.
Semikonduktor ekstrinsik terbagi menjadi 2 jenis yaknisemikonduktor
ekstrinsik type-p dan type-n.

Pengertian semikonduktor type-p adalah semikonduktor yang sifatnya


positive dan dikotori oleh atom akseptor. Sedangkan pengertian

semikonduktor type-n adalah semikonduktor negative yang dikotori oleh


atom donor.

Tahuka kalian kenapa pegangan panci atau wajan terbuat dari bahan plastic
atau kayu? Atau mengapa kita menggunakan kain sebagai pelapis ketika
memegang panciyang masih panas? Ya, benar sekali karena bahan-bahan
tersebut tidak dapat atau kurang baik dalam menghantarkan panas sehingga
panas dipanci atau wajan yang sedang digunakan tidak sampai atau terasa
oleh tangan kita.

Bahan-bahan seperti plastic dan kayu disebu tbahan isolator sebaliknya panci
atau wajan dibuat dari bahan-bahan yang mudah menghantarkan panas
seperti baja dan besi agar panas dari kompor sampai kepanci sehingga
makanan menjadi matang. Bahan-bahan seperti baja dan besi disebut bahan
konduktor.

Diantara kegua jenis bahan ini ada bahan atau benda yang kemampuannya
menghantarkan panas berada diantara konduktor dan isolator yang disebut
dengan semikonduktor. Tidak seperti isolator, bahan semikonduktor mampu
menghantarkan panas namun tidak sebaik konduktor. Kita dapat menjadikan
sebuah bahan semikonduktor berfungsi layaknya konduktor dengan cara
memberikan arus tertentu, suhu tertentu, serta tatacara dan persyaratan
tertentu,

Contoh bahan semikonduktor adalah Cermanium, Silikon Dan gallium


arsenide. Bahan semikonduktor yang popular dan banyak digunakan saat ini
adalah silicon karena banyak tersedia dan dapat diekstrak dari alam sehingga
bisa didapatkan dengan harga murah.

27
Dibalik canggihnya berbagai gadget seperti handphone, laptop, televisi dan
kamera ada peran teknologi semikonduktor yang mendukungnya. Berbagai
komponen elektronika yang terdapat pada sebuah perangkat elektronik
dibuat dari bahan semikonduktor. Contohnya seperti diode, transistor dan IC
(Integrated Circuit)

Pemilihan bahan ini karena sifat elektroniknya dapat diatur atau diubah
dengan cara menambahkan sejumlah kecil ketidak murnian atau yang
disebut dopan, Proses penambahan ini disebut dengan doping. Beberapa
contoh dopan yang dapat digunakan untuk merubah sifat elektronik
semikonduktor seprti arsenic, antimony serta indium. Semikonduktor murni
yang telah melalui proses doping dan siap menjadi komponen elektronika
disebut dengan doping dan siap menjadi komponen elektronika disebut
dengan semikonduktor ekstrinsik.

Pada proses doping kita menggunakan sejumlah dopan dengan susunan


electron sendiri yang akan mempengaruhi susunan electron semikonduktor
ekstrinsik yang terbentuk. Oleh karena itu Semikonduktor yang terbentuk
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu semikonduktor typr-p dan
semikonduktor type-n yang memiliki kelebihan electron sehingga bermuatan
negative.

PERBEDAAN SEMIKONDUKTOR EKSTRINSIK Type=P DAN Type=N

Type – N

Misalnya pada bahan silicon diberi doping phosphorus arsenic yang


pantavalen yaitu bahan kristal dengan inti atom memiliki 5 elektron valensi.
Dengan doping. Silikon yang tidak lagi murni ini (impurity semiconductor)
akan memiliki kelebihan elektron.

Kelebihan elrktron membentuk semikonduktor type-N. Semikonduktor type-N


disebut juga donor yang siap melepaskan electron.

Semikonduktor jenis-n, jika bertemu pengotor dari golongan VA, electron


sebagai pembawa mayoritas. Ada elektron donor yang dekat dengan pita
konduksi (dibawah sedikit)

28
Struktur Kristal Semikonduktor (Silikon) Tipe N

Type-P

JIka silicon diberi doping Boron, Gallium atau Indium, maka akan didapat
semikonduktor type-p, Untuk mendapatkan silicon type-p, bahan dopingnya
adalah bahan trivalent yaitu unsur dengan ion yang memiliki 3 elektron pada
pita valensi. Karen ion silicon memiliki 4 elektron, dengan demikian ada
ikatan kovalen yang bolong (hole). Hole ini digambarkan sebagai akseptor
yang siap menerima electron. Dengan demikian , kekurangan
elektronmenyebabkan semikonduktor inimenjadi type-p.

Semikonduktor type-p, jika ketemu pengotor dari golongan IIIA, lubang


sebagai pembawa mayoritas. Ada lubang akseptor yang dekat (diatas sedikit)
dari pita valensi.

Struktur Kristal Semikonduktor (Silikon) Tipe P

DIODA

Dioda adalah bentuk sederhana dari semikonduktor. Semikonduktor


digunakan untuk mengendali-kan arah elektron. Dioda memiliki fungsi yang
unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda tidak
lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah
semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N.
Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju
sisi N.

29
o Dioda adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan
semikonduktor.

o Dioda memiliki fungsi hanya mengalirkan arus satu arah saja.

o Struktur diode adalah sambungan semikonduktor P dan N.

o Dioda biasanya terbuat dari bahan semikonduktor jenis Germanium


dan silicon

o Simbol dan struktur dioda

Fungsi Dioda dan Cara Mengukurnya. Fungsi Dioda dan Cara


mengukurnya –Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang
terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk
menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari
arah sebaliknya.

Fungsi Dioda and Jenis-jenisnya


Berdasarkan Fungsi Dioda, Dioda dapat dibagi menjadi beberapa Jenis,
diantaranya adalah:
 Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi
sebagai penyearah arus AC ke arus DC.
 Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga
sebagai penstabil tegangan.
 Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu
penerangan
 Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya
 Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali

Dioda penyearah
Dioda penyearah adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan
semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke
satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.

30
Dioda Zener.
Tidak semua dioda difungsikan dengan diberi tegangan maju, yaitu tegangan
dengan polaritas yang membuat dioda menjadi menghantar ke satu arah.
Contohnya adalah anoda yang diberi tegangan positif, maka dioda akan
menghantarkan tegangan positif tersebut dan akan muncul di katoda. Atau
katoda yang diberi tegangan negatif. Dioda zener justeru difungsikan dengan
cara diberi tegangan terbalik. Katodanya diberi tegangan positif. Efek dari
pemberian tegangan terbalik ini adalah stabilnya tegangan di antara katoda
dan anodanya. Besarnya tegangan stabil yang dihasilkan oleh diode zener
bermacam-macam, tergantung karakteristik dari tipe diode zener tersebut.
Dioda zener banyak digunakan pada rangkaian-rangkaian stabilisasi
tegangan DC.
Contoh diode zener : 1N748A (3,9V), 1N823 (6,2V), 1N963 (12V) dan lain-
lain.

Dioda Veractor.
Dioda veractor atau dioda varicap adalah juga dioda yang difungsikan dengan
diberi tegangan terbalik sebagaimana dioda zener. Akan tetapi efek yang
terjadi ketika dioda veractor diberi tegangan terbalik adalah terbentuknya
sebuah kapasitas kecil di antara katoda dan anodanya seolah ia adalah
sebuah kondensator. Besar kapasitas itu tergantung kepada tinggi tegangan
terbalik yang diberikan kepadanya. Semakin tinggi tegangan yang diberikan
akan semakin besar kapasitas yang terbentuk. Dioda veractor banyak
digunakan sebagai pengganti varco (variable-condensator) pada rangkaian-
rangkaian tuning radio dan TV digital. Contoh dioda veractor : MV2109,
BB122, ZC805, ITT210 dan lain-lain.

Dioda Photo.
Adalah dioda yang menghantarkan tegangan ke satu arah apabila pada
badan (body) nya terkena cahaya. Dioda photo dilengkapi sensor cahaya.
Seberapa kuat hantaran dioda ditentukan oleh intensitas cahaya yang jatuh
kepadanya. Dioda ini banyak digunakan pada rangkaian-rangkaian yang
berhubungan dengan cahaya, seperti pengatur cahaya otomatis, saklar peka
cahaya dan lain-lain. Contoh dioda photo : BPX41, C30802, OAP12, dan lain-
lain.

Dioda poin kontak.


Dioda ini umumnya dibuat dari bahan germanium. Dioda poin kontak (point-
contact diode) biasa digunakan sebagai penyearah sinyal-sinyal kecil untuk
frekwensi audio ataupun frekwensi radio. Disebut poin kontak karena badan
dioda ini terbuat dari kaca yang tembus pandang sehingga titik sambungan
di dalamnya bisa terlihat. Dioda poin kontak banyak digunakan pada bagian
detektor di dalam rangkaian penerima AM.
Di dalam rangkaian-rangkaian penerima FM dioda ini juga digunakan pada
bagian diskriminator fasa (detektor FM). Di dalam rangkaian-rangkaian
audio, dioda ini sering digunakan pada rangkaian kompresor dinamika.
Contoh dioda poin kontak : 1N60, AA119, AAY11, OA91 dan lain-lain.
Dioda Tunnel.
Disebut juga dioda terobosan atau dioda terowongan. Dioda ini hanya
menghantar tegangan satu arah pada tinggi tegangan tertentu. Dioda tunnel

31
mempunyai karakteristik menghantarkan tegangan pada tinggi tegangan
yang bermacam-macam, tergantung tipenya. Ia digunakan pada rangkaian-
rangkaian proteksi tegangan lebih, switch peka tegangan dan lain-lain.
Dioda ini adalah dioda yang paling langka dan paling sulit didapatkan di
pasaran umum.

Dioda Schottky.
Sebenarnya dioda schottky adalah dioda penyearah sebagaimana diode
power rectifier. Namun ia mempunyai kelebihan karena mempunyai
tegangan jatuh maju (VFD) yang sangat kecil. Umumnya dioda power
rectifier silikon mempunyai VFD antara 0,65 sampai 1,2V. Dioda schottky
mempunyai VFD yang sangat kecil bahkan nyaris nol. Karena itu ia sangat
ideal diterapkan pada rangkaian-rangkaian dengan suplai tegangan rendah (3
sampai 5V) karena tegangan “hilang” yang menjadi VFD dioda sangat
diminimalisir. Pada rangkaian dengan suplai tegangan rendah (misalnya 3V)
kehilangan tegangan sebesar 1V saja sudah sangat berarti dan bisa sangat
mempengaruhi kinerja rangkaian.
Contoh dioda schottky : 18TQ045, 1N5818, 20L15T dan lain-lain.

LED.
LED adalah singkatan dari Light Emitting Diode. Ketika LED diberi tegangan
maju, arus yang mengalir padanya menyebabkan terjadinya emisi cahaya.
LED masih termasuk keluarga dioda, karena itu ia juga bisa digunakan
sebagai penyearah dari AC ke DC (dalam taraf rendah). Tetapi LED lebih
difungsikan sebagai penghasil cahaya daripada sebagai dioda penyearah.
Cahaya yang dihasilkan LED bisa bermacam-macam warna, tergantung
bahan pembuatannya dan intensitas cahaya yang dihasilkan LED tergantung
seberapa besar tegangan yang diberikan kepadanya. Setiap LED mempunyai
tegangan jatuh maju yang bervariasi dan tidak boleh dilampaui. LED untuk
indikator (warna merah, kuning, hijau) mempunyai tegangan jatuh maju
antara 1,2 sampai 1,7V. LED yang mengeluarkan cahaya infra merah (LED
untuk remote-control) mempunyai tegangan jatuh maju sekitar 3V.
Sedangkan LED untuk penerangan (lampu) mempunyai tegangan jatuh maju
antara 3 sampai 4V. LED lampu tertentu bahkan mempunyai tegangan jatuh
maju hingga 12V atau lebih. Contoh LED : CQY26 (LED merah), CQY28 (LED
hijau), CQY29 (LED kuning), CQY50, GAL10 (LED infra merah).

SCR.
SCR adalah singkatan dari Silicon Controlled Rectifier. SCR atau sering
disebut juga dengan thyristor adalah penyearah dari bahan silikon yang
mempunyai pintu kontrol yang disebut dengan “gate” (G). Meskipun
(misalnya) anodanya diberi tegangan maju, tegangan itu tidak akan
dihantarkan oleh SCR sehingga muncul di katodanya, kecuali jika pada gate-
nya diberikan tegangan. Seberapa besar tegangan yang dihantarkan oleh
SCR tergantung level tegangan yang diberikan kepada gate. SCR sering
digunakan pada rangkaian-rangkaian konversi daya (inverter daya tinggi),
pengisi baterai otomatis, bagian akhir output vertikal pada rangkaian TV
lama dan lain-lain. Contoh SCR : BT109, FOR3G, TIC106, 2N1595 dan lain-
lain.

Simbol Dioda

32
Gambar dibawah ini menunjukan bahwa Dioda merupakan komponen
Elektronika aktif yang terdiri dari 2 tipe bahan yaitu bahan tipe-p dan tipe-n :

Prinsip Kerja Dioda


Untuk dapat memperjelas prinsip kerja Dioda dalam menghantarkan dan
menghambat aliran arus listrik, dibawah ini adalah rangkaian dasar contoh
pemasangan dan penggunaan Dioda dalam sebuah rangkaian Elektronika

JENIS-JENIS DIODA

33
Ringkasan
Area PN Junction dari Dioda Junction memiliki karakteristik penting sebagai
berikut:

 Semikonduktor mengandung dua jenis pembawa muatan cepat,


"Holes" dan "Elektron".
 Holes/Lubang bermuatan positif sementara elektron bermuatan negatif.
 Semikonduktor dapat didoping dengan kotoran pemberi seperti Antimony
(doping tipe-N), sehingga mengandung muatan cepat yang terutama
elektron.
 Semikonduktor dapat didoping dengan zat pengotor akseptor seperti
Boron (doping tipe-P), sehingga mengandung muatan cepat yang
terutama berlubang.
 Daerah Junction itu sendiri tidak memiliki muatan pembawa dan dikenal
sebagai daerah penipisan.
 Daerah Junction (penipisan) memiliki ketebalan fisik yang bervariasi
dengan tegangan yang diberikan.
 Bila dioda adalah Nol Bias tidak ada sumber energi eksternal yang
diterapkan dan Penghalang Potensial alami dikembangkan melintasi
lapisan penipisan yang kira-kira 0.5 sampai 0.7v untuk dioda silikon dan
sekitar 0.3 volt untuk dioda germanium.
 Ketika dioda Junction Bias Maju (Forward Biased) ketebalan daerah
penipisan berkurang dan dioda bertindak seperti short circuit yang
memungkinkan arus penuh mengalir.
 Ketika dioda Junction adalah Bias Mundur (Reverse Biased) ketebalan
daerah penipisan meningkat dan dioda bertindak seperti open circuit yang
menghalangi arus apapun, (hanya arus bocor yang sangat kecil).

Kita juga telah melihat di atas bahwa dioda adalah dua perangkat terminal
non linier yang karakteristik intinya adalah polaritas tergantung pada
polaritas tegangan yang diberikan, VD dioda adalah Bias Maju(Forward
Biased), VD > 0 atau Bias Mundur (Reverse Biased), VD < 0.

Karakteristik Junction Diode Ideal dan Real

34
Pada tutorial selanjutnya tentang Dioda, kita akan melihat dioda sinyal kecil
yang terkadang disebut dioda switching yang biasa digunakan pada
rangkaian elektronik umum.

Sesuai namanya, dioda sinyal dirancang untuk aplikasi sinyal frekuensi


rendah atau sinyal frekuensi tinggi seperti di rangkaian switching radio atau
digital. Dioda sinyal, seperti 1N4148 hanya melewati arus listrik yang sangat
kecil dibandingkan dengan dioda rotor utama arus tinggi di mana dioda
silikon biasanya digunakan.

Juga pada tutorial selanjutnya kita akan melihat kurva karakteristik dan
parameter arus statis Signal Diode.

Prinsip Kerja Dioda

Dioda ditemukan oleh J.A Fleming pada tahun 1904, seorang ilmuwan dari
inggris (1849-1945). Mungkin bagi anda seorang yang hobby dengan
elektronika atau seorang sarjana elektro, mungkin anda sudah sangat
familiar dengan komponen elektronika yang namanya dioda. Bahkan untuk
memahami cara kerjanya mungkin sangat mudah sekali bagi anda. Dioda
adalah salah satu komponen yang sangat sering digunakan seperti halnya
resistor dan kapasitor. Secara sederhana sebuah dioda bisa kita asumsikan
sebuah katup, dimana katup tersebut akan terbuka manakala air yang
mengalir dari belakang katup menuju kedepan, sedangkan katup akan
menutup oleh dorongan aliran air dari depan katup. Atau untuk bisa lebih
mengetahui prinsip kerja dioda, berikut saya kan membahasnya.

I. Simbol Umum Dioda

Dua Kutub Dioda (P dan N)

35
Gambar simbol dioda

Dioda disimbolkan dengan gambar anak panah yang pada ujungnya terdapat
garis yang melintang. Simbol tersebut sebenarnya adalah sebagai perwakilan
dari cara kerja dioda itu sendiri. Pada pangkal anak panah disebut juga
sebagai anoda (kaki positif = P) dan pada ujung anak panah disebut sebagai
katoda (kaki negative = N).

II. Struktur Dioda Untuk Pertama Kalinya

stuktur diode

Gambar Struktur dioda

Di atas merupakan gambar dari struktur dioda untuk pertama kalinya. Plate
dirancang mengelilingi katoda, didalam katoda ditanam sebuah heater,
dimana pada saat katoda dipanaskan maka, electron yang ada pada katoda
akan bergerak menuju plate.

III. Bias Maju Dioda

36
Gambar dioda bias maju

Gambar di atas merupakan gambar karakteristik dioda pada saat diberi bias
maju. Lapisan yang melintang antara sisi P dan sisi N diatas disebut sebagai
lapisan deplesi (depletion layer), pada lapisan ini terjadi proses
keseimbangan hole dan electron. Secara sederhana cara kerja dioda pada
saat diberi bias maju adalah sebagai berikut, pada saat dioda diberi bias
maju, maka electron akan bergerak dari terminal negative batere menuju
terminal positif batere (berkebalikan dengan arah arus listrik). Elektron yang
mencapai bagian katoda (sisi N dioda) akan membuat electron yang ada
pada katoda akan bergerak menuju anoda dan membuat depletion layer akan
terisi penuh oleh electron, sehingga pada kondisi ini dioda bekerja bagai
kawat yang tersambung.

IV. Bias Mundur Dioda

Gambar dioda bias mundur

Berkebalikan dengan bias maju, pada bias mundur electron akan bergerak
dari terminal negative batere menuju anoda dari dioda (sisi P). Pada kondisi
ini potensial positif yang terhubung dengan katoda akan membuat electron
pada katoda tertarik menjauhi depletion layer, sehingga akan terjadi
pengosongan pada depletion layer dan membuat kedua sisi terpisah. Pada
bias mundur ini dioda bekerja bagaikan kawat yang terputus dan membuat
tegangan yang jatuh pada dioda akan sama dengan tegangan supply.

Berikut adalah beberapa macam dioda yang sering ditemukan :

1. Dioda Bridge (4 buah dioda penyearah)


2. Dioda Zener (Sebagai penstabil tegangan)
3. LED (Light Emiting Dioda)
4. 7 - Segment
5. dll

Pada umunya dioda dibuat dari bahan semikonduktor sbb :

1. Silicon, tegangan yang jatuh pada saat bias maju adalah 0,7 volt.
2. Germanium, tegangan yang jatuh pada saat bias maju adalah 0,3 volt

37
Pertemuan ke -6

Thyristor

Pengertian Thyristor adalah komponen elektronika berbahan


semikonduktor yang memiliki fungsi utama sebagai saklar. Ada beberapa
jenis komponen yang masuk ke dalam kategori thyristor, yakni SCR, DIAC,
dan juga TRIAC. Selain itu ada pula UJT (Uni-Junction Transistor), PUT
(Programmable Uni-junction Transistor), serta GTO (Gate Turn Off switch).

Definisi Thyristor adalah komponen aktif elektronika yang dapat digunakan


seperti halnya pintu yaitu untuk menahan arus AC atau melewatkan arus AC
menggunakan sumber input yang kecil. Penggunaan thyristor pada
rangkaian elektronika pada umumnya digunakan sebagai saklar (switch)

Thyristor adalah komponen aktif elektronika yang dapat digunakan seperti


halnya pintu yaitu untuk menahan arus AC atau melewatkan arus AC
menggunakan sumber input yang kecil. Penggunaan thyristor pada rangkaian
elektronika pada umumnya digunakan sebagai saklar (switch).
Thyristor merupakan komponen semikonduktor yang bibuat dari jenis silicon.

Karakteristik Thyristor

Karakteristik Thyristor dapat dilihat pada Gambar 5. Karaktristik tegangan


versus arus ini diperlihatkan bahwa thyristor mempunyai 3 keadaan atau
daerah, yaitu :

1. Keadaan pada saat tegangan balik (daerah I)


2. Keadaan pada saat tegangan maju (daerah II)
3. Keadaan pada saat thyristor konduksi (daerah III)

Gambar 5  Karakterisitik Thyristor

Pada daerah I, thyristor sama seperti diode, dimana pada keadaan ini tidak
ada arus yang mengalir sampai dicapainya batas tegangan tembus (Vr). Pada
daerah II terlihat bahwa arus tetap tidak akan mengalir sampai dicapainya

38
batas tegangan penyalaan (Vbo). Apabila tegangan mencapai tegangan
penyalaan, maka tiba – tiba tegangan akan jatuh menjadi kecil dan ada arus
mengalir. Pada saat ini thyristor mulai konduksi dan ini adalah merupakan
daerah III. Arus yang terjadi pada saat thyristor konduksi, dapat disebut
sebagai arus genggam (IH = Holding Current). Arus IH ini cukup kecil yaitu
dalam orde miliampere.  Untuk membuat thyristor kembali off, dapat
dilakukan dengan menurunkan arus thyristor tersebut dibawah arus
genggamnya (IH) dan selanjutnya diberikan tegangan penyalaan.

Secara umum, aplikasi Thyristor adalah  :

• Mengontrol kecepatan dan frekuensi


• Penyearahan
• Pengubahan daya
• Manipulasi robot
• Kontrol temperatur
• Kontrol cahaya

Konstruksi Thyristor
Pada thyristor konstruksi P-N junction yang dimilikinya lebih kompleks
dibanding transistor bipolar atau MOS. Komponen thyristor lebih digunakan
sebagai saklar (switch) ketimbang sebagai penguat arus atau tegangan
seperti halnya transistor.

Konstruksi Thyristor

Konstruksi dasar thyristor adalah konstruksi 4 layer PNPN seperti yang


ditunjukkan pada gambar-1a. Jika dipilah, konstruksi ini dapat dilihat sebagai
dua buah konstruksi junction PNP dan NPN yang tersambung di tengah
seperti pada gambar-1b. Ini tidak lain adalah dua buah transistor PNP dan

39
NPN yang tersambung pada masingmasing kolektor dan base. Jika
divisualisasikan sebagai transistor Q1 dan Q2, maka konstruksi thyristor ini
dapat diperlihatkan seperti pada gambar berikut.

Visualisasi Thyristor Dengan Transistor

Terlihat di sini kolektor transistor Q1 tersambung pada base transistor Q2


dan sebaliknya kolektor transistor Q2 tersambung pada base transistor Q1.
Rangkaian transistor yang demikian menunjukk adanya loop penguatan arus
di bagian tengah. Dimana diketahui bahwa I c = β Ib, yaitu arus kolektor
adalah penguatan dari arus base.

Jika misalnya ada arus sebesar Ib yang mengalir pada base transistor Q2,
maka akan ada arus Ic yang mengalir pada kolektor Q2. Arus kolektor ini
merupakan arus base Ib pada transistor Q1, sehingga akan muncul
penguatan pada pada arus kolektor transistor Q1. Arus kolektor transistor Q1
tdak lain adalah arus base bagi transistor Q2. Demikian seterusnya sehingga
makin lama sambungan PN dari thyristor ini di bagian tengah akan mengecil
dan hilang. Tertinggal hanyalah lapisan P dan N dibagian luar.

Jika keadaan ini tercapai, maka konstruksi yang demikian todak lain adalah
konstruksi dioda PN (anoda-katoda) yang sudah dikenal. Pada saat yang
demikian, disebut bahwa thyristor dalam keadaan ON dan dapat mengalirkan
arus dari anoda menuju katoda seperti layaknya sebuah dioda.

40
Pemberian Tegangan Pada Thyristor

Bagaimana kalau pada thyristor ini kita beri beban lampu dc dan diberi suplai
tegangan dari nol sampai tegangan tertentu seperti pada gambar diatas. Apa
yang terjadi pada lampu ketika tegangan dinaikkan dari nol. Ya betul, tentu
saja lampu akan tetap padam karena lapisan N-P yang ada ditengah akan
mendapatkan reversebias (teori dioda). Pada saat ini disebut thyristor dalam
keadaan OFF karena tidak ada arus yang bisa mengalir atau sangat kecil
sekali. Arus tidak dapat mengalir sampai pada suatu tegangan reverse-bias
tertentu yang menyebabkan sambungan NP ini jenuh dan hilang. Tegangan
ini disebut tegangan breakdown dan pada saat itu arus mulai dapat mengalir
melewati thyristor sebagaimana dioda umumnya. Pada thyristor tegangan ini
disebut tegangan breakover Vbo thyristor.
Jenis-Jenis Thyristor

Ada beberapa komponen yang termasuk thyristor antara lain :


 PUT (programmable uni-junction transistor)
 UJT (uni-junction transistor )
 GTO (gate turn off switch)
 SCR (silicon controlled rectifier)
 TRIAC
 DIAC
 Photo SCR

Namun yang paling banyak dijumpai pada rangkaian elektronika


adalah thyristor jenis SCR, TRIAC dan DIAC.

Secara umum, thyristor dibagi menjadi tiga, yaitu SCR, DIAC, dan TRIAC.


SCR merupakan singkatan dari Silicon Controlled Rectifiers, yang merupakan
alat semikonduktor empat lapis, terdiri dari dua transistor dan menggunakan
tiga kaki, anoda, katoda, dan gerbang (gate).
Thyristor termasuk jenis semikonduktor. Kata Thyristor diambil dari bahasa
yunani yang berarti pintu. Fungsi utama Thyristor adalah sebagai saklar.
Thyristor yang sering dipakai ada tiga, yaitu SCR, DIAC, dan TRIAC

41
SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai
fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga
semikonduktor dengan karateristik yang serupa dengan tabung thiratron.
Sebagai pengendalinya adalah gate (G).
TRIAC, atau Triode for Alternating Current (Trioda untuk arus bolak-balik)
adalah sebuah komponen elektronik yang kira-kira ekivalen dengan dua SCR
yang disambungkan antiparalel dan kaki gerbangnya disambungkan
bersama. Nama resmi untuk TRIAC adalah Bidirectional Triode Thyristor.

Pengertian Dan Prinsip Cara Kerja TRIAC. TRIAC (Triode for Alternating Current)


sebenarnya merupakan dengan dua buah SCR dengan arah yang secara back to back
digabung secara pararel. Jika SCR merupakan komponen yang searah,
makaTRIAC merupakan komponen untuk arus bolak-balik (AC).

Pertemuan ke -7

Integerated Circuit (IC)


Pengertian IC (Integrated Circuit) dan Aplikasinya –Integrated Circuit
atau disingkat dengan IC adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari
gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaan Transistor, Dioda, Resistor dan
Kapasitor yang diintegrasikan menjadi suatu Rangkaian Elektronika dalam
sebuah kemasan kecil.

Ada banyaksekali fungsi IC berdasarkan rangkaian yang digunakan dan


tujuan pembuatan rangkaian tersebut, secara umum dan ringkasnya dapat
dilihat seperti dalam penjabaran dibawah ini:

IC analog atau IC linier, memiliki banyak fungsi dan kegunaan, simak


penjelasan berikut:

1. Penguat Sinyal (Signal Amplifier)


2. Penguat Daya (Power Amplifier)
3. Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op Amp
4. Penerima Frekuensi Radio (Radio Receiver)
5. Regulator Tegangan (Voltage Regulator)
6. Penguat RF dan IF (RF and IF Amplifier)
7. Voltage Comparator
8. Multiplier
9. Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)

Sdangkan IC digital layaknya sebuah saklar hanya memiliki tegangan output


tinggi dan rendah, atau dalam Bahasa biner 0 dan 1. Fungsinya adalah sbb:

1. Flip-flop
2. Gerbang Logika (Logic Gate)
3. Timer
4. Counter
5. Multiplexer

42
6. Clculator
7. Memory
8. Clock
9. Microprocessor
10. Microcontroller

Contoh penggunaan IC ada banyak sekali seperti yang sudah dijelaskan


diatas, misalnya pada calculator sebagai mesin hitung, computer, Jam
tangan, rangkaian lampu berjalan, atau running LED, timer, amplifier, dan
masih banyak lagi yang selebihnyadapat kita temukan secara langsung dalam
perangkat elektronika sehari-hari disekitar kita. Mungkin perlu melihat secara
langsung bentuk fisik IC sehingga tidak ada kebingungan mengenai hl
tersebut dan apa yang disampaikan dalam teori dapat kita pahami
sepenuhnya.

Jenis-jenis Pengelompokan IC (Integrated Circuit)

Jenis-jenis Pengelompokan IC (Integrated Circuit)– Integrated Circuit


atau sering disingkat dengan IC adalah komponen yang sering dijumpai
dalam rangkaian elektronika modern dan canggih. Hampir semua perangkat
Elektronik yang kita pergunakan saat ini memakainya. Kepopuleran IC ini
dikarenakan kemampuannya yang dapat meng-integrasikan ratusan bahkan
jutaan Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor ke dalam suatu kemasan
yang cukup kecil. Dalam bahasa Indonesia, Integrated Circuit atau IC ini
sering disebut dengan Sirkuit Terpadu.
Jenis-jenis Pengelompokan IC
Pada dasarnya, ada banyak jenis pengklasifikasian pada IC.  Ada yang
mengelompokan IC berdasarkan aplikasinya, ada yang mengelompokannya
berdasarkan jumlah komponen yang digunakan, ada yang
mengelompokannya berdasarkan bentuk kemasannya, ada yang
mengelompokannya berdasarkan fungsinya dan juga ada yang
mengelompokkannya berdasarkan Teknik Pembuatannya.

Berikut ini adalah Jenis-jenis IC (Integrated Circuit) yang dikelompokkan


berdasarkan kriteria-kriteria yang disebut diatas.

A. Pengelompokan IC berdasarkan Aplikasinya


Berdasarkan Aplikasinya, IC dapat dibagikan menjadi 3 jenis, yaitu IC
Analog, IC Digital dan IC Campuran (Mixed Integrated Circuit).

IC Analog
IC Analog adalah IC yang beroperasi pada sinyal yang berbentuk gelombang
kontinyu. Contoh IC jenis Analog ini seperti IC Penguat daya, IC Penguat
sinyal, IC Regulator Tegangan, IC Multiplier dan IC Op-Amp.

IC Digital
IC Digital adalah IC yang beroperasi pada sinyal digital yaitu sinyal yang
hanya memiliki 2 level yakni “Tinggi” dan “Rendah” atau dilambangkan

43
dengan kode Binary “1” dan “0”. Contoh IC Digital seperti IC Mikroprosesor,
IC Flip-flip, IC Counter, IC Memory, IC Multiplexer dan IC Mikrocontroller.

IC Campuran (Mixed IC)


Yang dimaksud dengan IC Campuran atau Mixed IC adalah IC yang
mengkombinasikan fungsi IC Analog dan IC Digital ke dalam kemasan satu
IC. Pada umumnya, IC jenis Kombinasi Digital dan Analog ini digunakan
sebagai IC yang mengkonversikan sinyal Digital menjadi Analog (D/A
Converter) ataupun sinyal Analog menjadi sinyal Digital (A/D Converter).
Seiring dengan perkembangan Teknologi IC, IC jenis Campuran ini
memungkinkan untuk mengintegrasikan Sinyal Digital dengan fungsi RF
kedalam satu kemasan IC.

 B. Pengelompokan IC berdasarkan Jumlah Komponennya


Dibawah ini adalah pengelompokan jenis-jenis IC berdasarkan jumlah
komponennya terutama pada jumlah Komponen Transistor yang terdapat
dalam satu kemasan IC.

Small-scale integration (SSI)

Small-scale integration atau IC SSI adalah IC yang berskala kecil yaitu hanya
terdiri dari beberapa Transistor didalamnya.

Medium-scale integration (MSI)

Medium-scale integration (MSI) ini terdiri dari ratusan Transistor dalam sebuah
kemasan IC. IC yang berskala Menengah ini dikembangkan pada tahun 1960-an
dan lebih ekonomis jika dibanding dengan IC Small-scale integration (SSI).

Large-scale integration (LSI)

Large-scale integration atau LSI adalah IC yang terdiri dari ribuan Transistor
didalamnya. IC Mikroprosesor pertama yang dikembangkan untuk Kalkulator
dikembangkan pada tahun 1970-an memiliki kurang dari 4000 buah Transistor.

Very large-scale integration (VLSI)

Very large-scale integration atau disingkat dengan IC VLSI adalah IC yang terdiri
dari puluhan ribu hingga ratusan ribu transistor didalam kemasannya. IC yang
berskala sangat besar ini dikembangkan mulai tahun 1980-an.

Ultra large-scale integration (ULSI)

Ultra large-scale integration (ULSI) adalah IC yang terdiri dari lebih dari 1 juta
Transistor didalammnya.

 C. Pengelompokan IC berdasarkan Teknik Pembuatannya

Berdasarkan Teknik Pembuatannya atau cara Manufakturingnya, IC dapat dibagi


menjadi 3 macam yaitu IC Thin and Thick Film, IC Monolitik dan IC Hybrid atau
IC Multichip

44
IC Monolitik (Monolithic IC)

IC Monolitik merupakan IC yang mengintegrasikan Komponen Pasif dan


Komponen Aktif pada satu chip tunggal Silikon sebagai bahan semikonduktornya.
Konsep Manufaktur IC Monolitik ini dapat menghasilkan IC yang memiliki
keandalan yang tinggi dengan biaya produksi yang rendah. IC jenis ini banyak
ditemui di rangkaian Televisi, Amplifier, Regulator Tegangan dan Penerima
AM/FM.

Thin and Thick Film IC

Thin Film IC dan Thick Film IC relatif lebih besar dari IC Monolitik. Hal ini
dikarenakan hanya komponen pasif (resistor dan kapasitor) yang dapat
diintegrasikan pada wafer IC sedangkan komponen aktif seperti Transistor dan
Dioda tidak dapat diintegrasikan dan harus dihubungkan secara terpisah yang
membentuk rangkaian tersendiri di dalam kemasan IC.

Thin Film IC dan Thick Film IC memiliki karakteristik dan bentuk yang hampir
sama, perbedaannya hanya terletak pada proses pembentukan komponen
pasifnya. Thin Film IC menggunakan teknik penguapan atau teknik katoda-
sputtering sedangkan Thick Film IC menggunak teknik Sablon.

IC Hybrid atau IC Multi-chip

Seperti namanya, IC Hybrid atau IC Multi-chip ini terbuat dari sejumlah chip
yang dihubungkan menjadi satu sirkuit terintegrasi. IC jenis ini biasanya
digunakan dalam rangkaian Penguat (Amplifier) yang berdaya tinggi mulai 5W
hingga lebih dari 50W. Kinerja IC Hybrid ini lebih baik dibanding dengan IC
Monolitik.

D. Pengelompokan IC berdasarkan Kemasan (Package)

Berdasarkan Kemasannya, IC dapat dibedakan menjadi :

 SIP (Single In-line Packages)


 DIP (Dual In-line Packages)
 SOP (Small Outline Packages)
 QFP (Quad Flat Packages)
 BGA (Ball Grid Arrays)

45
E. Pengelompokan IC berdasarkan Fungsi umumnya

Selain pengelompokan-pengelompokan diatas, ada yang mengelompokkan IC


berdasarkan Fungsi umumnya, yaitu :

 IC Logic Gates, yaitu IC yang berfungsi sebagai Gerbang Logika.


 IC Comparator, yaitu IC yang berfungsi sebagai Komparator
(Pembanding)
 IC Timer, yaitu IC yang berfungsi sebagai penghitung waktu (timer)
 IC Switching, yaitu IC yang berfungsi sebagai Switch (sakelar)
 IC Audio Amplifier, yaitu IC yang berfungsi sebagai penguat Audio.

Pertemuan ke -8
MID TEST

Pertemuan ke -9
 menjelaskan secara singkat fungsi dari tipe IC berikut ini:
- Transistor Transistor Logic (TTL)
- Emitter Coupled Logic (ECL)
- Complementary Metal-Oxide Semiconductor (CMOS)
- Erasable Programmable Read-Only Memory (EP-ROM)
- Random Access Memory (RAM)
- Central Processing UNIT (CPU)
Pertemuan ke - 10

Pengertian Relay dan Fungsinya  – Relay adalah Saklar (Switch) yang


dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical
(Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet
(Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay
menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar
sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan

46
listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang
menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature
Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V
2A.

Dibawah ini adalah gambar bentuk Relay dan Simbol Relay yang sering
ditemukan di Rangkaian Elektronika.

Prinsip Kerja Relay


Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar  yaitu :

1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring

47
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :

Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :

 Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi CLOSE (tertutup)
 Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi OPEN (terbuka)

Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah
kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila
Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet
yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya
(NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat
menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature
tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak
terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke
posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin
ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif
kecil.

Arti Pole dan Throw pada Relay


Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan
Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah
penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and Throw :

48
 Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay
 Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak
(Contact)

Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka


relay dapat digolongkan menjadi :

 Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4


Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
 Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5
Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
 Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6
Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal
Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat
dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
 Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki
Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang
merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single)
Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.

Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan
Throw-nya melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw)
ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.

Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole dan
Throw, silakan lihat gambar dibawah ini :

49
Fungsi-fungsi dan Aplikasi Relay

Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan


Elektronika diantaranya adalah :

1. Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)


2. Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time
Delay Function)
3. Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan
bantuan dari Signal Tegangan rendah.
4. Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun
komponen lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat
(Short).

Kontrol Sekuensial

Memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk


keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC
menjaga agar semua step / langkah dalam proses sekuensial berlangsung
dalam urutan yang tepat.

Monitoring Plant

Memonitor suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian)


dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang
dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan
tersebut ke operator.

Fungsi Khusus

Sedangkan secara khusus, PLC mempunyai fungsi sebagai pemberi masukan


(input) ke CNC (Computerized Numerical Control) untuk kepentingan
pemrosesan lebih lanjut.

CNC mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya jika
dibandingkan dengan PLC.

50
Perangkat ini, biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda
kerja, moulding dan sebagainya.

1.              SEQUENCE CONTROL INTRODUCTION


Menurut JIS (Japan International Standard) control didefinisikan sebagai
melakukan operasi yang dibutuhkan pada target agar sesuai dengan tujuan
tertentu. Kemudian control sendiri dibagi lagi menjadi automatic dan manual
control, pada automatic terdiri dari dua jenis control yaitu feedback control
dan sequence control.

a)Feedback control
Feedback control adalah kendali dengan umpan balik, contoh untuk feedback
control adalah cerita mengenai seorang ayah yang meminta anaknya untuk
memutar antenna agar mendapatkan hasil gambar TV yang berkualitas.
Kemudian seseorang yang mengendarai mobil dengan kecepatan tertentu,
pada saat orang tersebut menginjak pedal gas dia akan memperhatikan
speedometer apabila dia melebihi batas kecepatan tertentu dia akan
melambatkan kendaraan, sebaliknya apabila terlalu pelan dia akan
menambah kecepatan dengan menekan pedal gas lebih dalam.

Contoh Feedback control lain adalah :


 Kontrol Posis : Pada AGV (Auto guide vehicle) menggunakan sensor
untuk feedback agar posisinya selalu pada track
 Kontrol Tekanan: misal pressure switch akan putus apabila lebih dari
tekanan tertentu, sehingga pressure akan konstan pada range tekanan
tertentu
 Kontrol Suhu: misal pada control oven, oven akan terus panas apabila
belum mencapai suhu tertentu, dan akan mati apabila suhu sudah
melebihi batasan tertentu tujuannya agar range suhu tetap terjaga,
contoh feedbacknya adalah dari sensor thermocouple.

b)Sequence Control
Sequence control merupakan control yang diberikan berdasarkan serangkaian
proses yang berjalan/berdasarkan urutan tertentu. Contohnya adalah apabila
kita meminta seseorang memasak telor goreng, mula-mula dia akan
menyalakan kompor, setelah selesai dia akan menuangkan minyak ke wajan,
setelah panas cukup, dia kemudian mulai menggoreng telur dan memberikan
bumbu tertentu hingga akhirnya matang, kemudian dia akan menaruhnya
diatas piring, mematikan kompor lalu menghidangkannya. Cerita tadi
merupakan contoh langsung bentuk sequence/urutan proses. Di system
control listrik misalnya kita ingin menyalakan motor 3 detik setelah main
switch telah ditekan, hal semacam ini juga merupakan sequence control.

51
1. SEQUENCE CONTROL INSTRUMENT
Ada beberapa elemen yang menyusun relay sequence control, yaitu : 

Elemen Input Berupa terdiri dari dua sumber yaitu :

- Operation Signal, contoh PB (Push button) start, PB stop, Operation Mode,


dll
- Detection Signal, berasal dari sensor-sensor. Contoh : Limit switch, reed
switch, dll

Pushbutton merupakan elemen switch yang apabila di tekan maka keadaan


kontaknya akan berubah. Umumnya untuk switch ada dua keadaan yaitu :

- Normally Open (kontak yang pada saat belum aktif tidak menyambung)
- Normally Close (kontak yang pada saat belum aktif menyambung)

(untuk materi mengenai NO dan NC lebih jelas silahkan baca normally close dan
normally open dalam sistem kontrol )

PERTEMUAN 11

52
KARAKTERISTIK PNP TRANSISTOR
Transistor PNP Bipolar, Transistor Positif-Negatif-Positif. Lapisan material N-
Negatif diantara dua Lapisan P-Positif. Tiga terminal Basis (B), Kolektor (C)
dan Emitor (E) dan menghubungkan transistor ke papan sirkuit.

Perangkat yang dikontrol sejumlah kecil arus Basis dikendalikan baik Emitor
dan arus Kolektor. Transistor PNP memiliki dua Dioda Kristal. Sisi kiri sebagai
Diode Emitor-Base dan sisi kanan Dioda Kolektor-Base.

Lubang adalah Pembawa mayoritas Transistor PNP merupakan arus di


dalamnya. Arus didalam transistor terbentuk karena perubahan posisi lubang
dan arah dari transistor karena Aliran Elektron. Transistor PNP menyala
ketika arus kecil mengalir melalui Basis. Arah arus Transistor PNP dari Emitor
ke Kolektor.

53
Polaritas Transistor PNP dibalik berarti "Tenggelam" arus ke Basis sebagai
lawan dari Transistor NPN berarti "Sumber" melalui Basisnya. Perbedaan
dua jenis transistor adalah Lubang Pembawa penting untuk Transistor PNP,
sedangkan Elektron adalah pembawa penting untuk Transistor NPN.

Transistor PNP menggunakan Arus Basis Kecil dan Tegangan Basis Negatif
untuk mengendalikan Arus Emitor-Kolektor yang jauh lebih besar. Dengan
kata lain, Emitter lebih Positif terhadap Basis sehubungan dengan Kolektor.

Transistor PNP memiliki karakteristik sangat mirip dengan NPN Bipolar,


kecuali Polaritas (Biasing) dari arah arus dan tegangan dibalik untuk salah
satu dari tiga konfigurasi, Common Base, Common Emitter dan Kolektor
Biasa.
Tegangan antara Base-Emitter (VBE), Negatif pada Base dan Positif pada
Emitter untuk transistor PNP, Terminal Base selalu Bias Negatif terhadap
Emitter. Juga Tegangan Suplai Emitor Positif sehubungan dengan Kolektor
(VCE). Jadi untuk transistor PNP untuk melakukan Emitter selalu lebih Positif
sehubungan dengan Basis-kolektor.

Emitter terhubung ke tegangan suplai VCC dengan Resistor Beban, RL yang


membatasi arus maksimum yang mengalir melalui perangkat yang terhubung
ke terminal Kolektor. Basis tegangan VB yang Bias Negatif terhadap Emitter
dan terhubung ke Resistor Basis RB, untuk membatasi Arus Basis Maksimum.

Untuk menyebabkan Arus Base mengalir dalam transistor PNP, Base harus
lebih Negatif daripada Emitter (Arus meninggalkan Basis) sekitar 0,7 volt
(Silikon) atau 0,3 volt (Germanium). Rumus untuk menghitung Basis
Resistor, Arus basis atau Arus Kolektor sama dengan Transistor NPN yang
setara.

54
Perbedaan mendasar antara Transistor NPN dan Transistor PNP adalah Bias
yang tepat dari Persimpangan Transistor sebagai arah arus dan kutub
tegangan selalu berlawanan satu sama lain. Jadi untuk rangkaian di atas: Ic
= Ie - Ib sebagai arus harus meninggalkan Base.

Saklar Semikonduktor
Transistor PNP dapat menggantikan Transistor NPN di sebagian besar sirkuit
elektronik, satu-satunya perbedaan adalah polaritas tegangan, dan arah
aliran arus. Transistor PNP juga dapat digunakan sebagai Perangkat
Switching.

Kurva Karakteristik Keluaran untuk transistor PNP terlihat sangat mirip


dengan transistor NPN yang ekuivalen kecuali diputar 180 o untuk
memperhitungkan Tegangan Polaritas terbalik dan Arus, (Arus elektron
mengalir keluar dari Basis dan kolektor ke arah baterai). Garis Beban dinamis
yang sama dapat ditarik ke Kkurva I-V untuk menemukan Titik Operasi
Transistor PNP.

Transistor Matching
Memiliki Transistor PNP, ketika banyak Transistor NPN tersedia dapat
digunakan sebagai Penguat atau Solid-State Switch. Memiliki dua jenis
Transistor "PNP" dan"NPN", menjadi keuntungan ketika merancang
rangkaian penguat daya seperti"Penguat Kelas B".

55
Penguat Kelas-B menggunakan “Complementary” atau “Matched Pair”
(PNP dan satu NPN terhubung bersama) dalam tahap Output atau Rangkaian
KontrolMotor H-Bridge, bila ingin mengontrol Aliran Arus secara merata
melalui Motor di kedua arah pada waktu yang berbeda untuk gerakan Maju
dan Mundur.

Sepasang Transistor NPN dan PNP sesuai dengan karakteristik identik satu
sama lain disebut Transistor Complementary
  ➤ TIP3055 (NPN Transistor)
  ➤ TIP2955 (PNP Transistor)
Contoh Transistor Daya Silikon Komplementer atau pasangan yang cocok.
Keduanya memiliki Gain Arus DC, Beta (Ic/Ib) yang dicocokkan hingga 10%
dan Arus Kolektor tinggi 15A, ideal untuk Kontrol Motor atau Aplikasi Robotik.

KARAKTERISTIK NPN TRANSISTOR


Transistor NPN persimpangan Bipolar, Lapisan material N bermuatan Negatif
dan P-Positif. Memiliki lapisan Positif diantara dua lapisan Negatif. Umum
digunakan untuk switching, memperkuat Sinyal. Tiga terminal yaitu, Basis
(B), Kolektor (C) dan Emitor (E) dan menghubungkan transistor ke papan
sirkuit.

Basis (B), Kolektor (C), Emitor (E)

56
Konstruksi dan Tegangan terminal transistor NPN Bipolar

Tegangan antara Base dan Emitter (VBE), Positif di Base dan Negatif pada
Emitter karena untuk transistor NPN, terminal Base selalu Positif sehubungan
Emitter. Tegangan pasokan Kolektor Positif sehubungan Emitter (VCE).
Menjadikan Kolektor selalu lebih Positif sehubungan Base dan Emitter.

Kolektor terhubung ke VCC tegangan pasokan melalui resistor beban, RL


yang juga bertindak untuk membatasi arus maksimum yang mengalir melalui
perangkat. Basis pasokan tegangan VB terhubung ke Resistor Basis, untuk
membatasi arus Basis maksimum.

57
Transistor NPN  pergerakan pembawa Arus Negatif (Elektron) melalui
wilayah Basis yang merupakan aksi transistor, karena elektron menyediakan
hubungan antara sirkuit Collector dan Emitter. Hubungan antara rangkaian
Input dan Output, Fitur aksi transistor karena transistor yang memperkuat
properti berasal dari kontrol konsekuen yang diberikan oleh Base pada
Collector ke Emitter.

Arus transistor dalam transistor NPN bipolar adalah rasio dari dua arus ini
(Ic/ Ib), disebut Gain Arus DC dan simbol dari HFE atau sekarang Beta
(β). Nilai β hingga 200 untuk transistor standar, Rasio antara Ic dan Ib
menjadi penguat ketika digunakan diwilayah aktif karena Ib menyediakan
Input dan Ic Output.

Arus Gain transistor terminal Kolektor dan Emitor, Ic/Ie, disebut Alpha (α),


dan merupakan fungsi dari transistor (elektron menyebar di persimpangan).
Karena arus emitor adalah jumlah dari arus basis yang sangat kecil ditambah
arus kolektor yang sangat besar, nilai alfa (α), dan untuk transistor sinyal
daya rendah khas, nilai ini berkisar 0,950 ke 0,999.
Hubungan α dan β dalam Transistor NPN

Menggabungkan α dan β menghasilkan dua ekspresi matematika yang mem-


beri kan hubungan antara arus yang berbeda yang mengalir dalam transistor.

58
Konfigurasi Common Emitter 

Sebagai Saklar Semikonduktor 

Untuk mengubah arus beban "ON" atau "OFF" dengan mengendalikan sinyal


Base ke transistor baik di wilayah Saturasi atau Cut-Off, Digunakan di
wilayah aktif untuk memperkuat Sinyal AC kecil yang diterapkan ke terminal
Base-nya dengan Emitor yang dibumikan.

Jika tegangan “Biasing” diterapkan pada Base sehingga memungkinkan


untuk selalu beroperasi di dalam Wilayah Aktif Linier, rangkaian penguat
pembalik yang disebut Penguat Emitor umum tahap tunggal dihasilkan.

Empat Mode Operasi Transistor -


 ➤ Saturasi  - Transistor bertindak seperti Sirkuit Pendek. 
                      Arus bebas mengalir dari Kolektor ke Emitor.
 ➤ Cut-Off   - Transistor bertindak seperti Sirkuit Terbuka. 
                      Tidak ada arus yang mengalir dari Kolektor ke Emitor.
 ➤ Aktif      -  Arus dari kolektor ke emitor sebanding dengan 
                      arus yang mengalir ke basis.
 ➤ Reverse-Aktif  - Seperti Mode Aktif, arus sebanding dengan arus basis,
                      tetapi mengalir secara terbalik. 

Sebagai Penguat Kelas A
Salah satu Terminal Base Bias untuk Bias Maju Persimpangan Base-
Emitor. Hasilnya transistor beroperasi diantara daerah Cut-Off dan Saturasi,
sehingga memungkinkan penguat transistor secara akurat mereproduksi
bagian Positif dan Negatif dari Sinyal Input AC.

59
Konfigurasi Emitor dikenal Kurva Karakteristik Keluaran, menghubungkan
arus kolektor output, (Ic) ke tegangan kolektor, (Vce) ketika nilai-nilai yang
berbeda dari arus Base, (Ib). Kurva karakteristik output diterapkan pada
transistor untuk transistor dengan nilai β yang sama.

"Load Line" DC  ditarik ke kurva output karakteristik untuk menunjukkan


semua titik operasi yang mungkin ketika nilaiyang berbeda dari arus basis
diterapkan. Perlu mengatur nilai awal Vce dengan benar untuk
memungkinkan tegangan output bervariasi ke atas dan ke bawah ketika
memperkuat Sinyal Input AC disebut pengaturan titik operasi atau Titik
Quiescent, Q-point.

60
PERTEMUAN 12

JENIS DAN APLIKASI THYRISTOR


Thyristor Perangkat Semikonduktor Solid-State empat lapis dengan
material tipe P dan N. Setiap kali gerbang menerima arus pemicu, akan mulai
bekerja sampai tegangan diperangkat thyristor berada di bawah bias maju. 

Sebagai Saklar Bistable. Untuk mengontrol jumlah arus yang besar dari dua


sadapan tersebut, harus merancang tiga thyristor timbal dengan menggabung kan
sejumlah kecil arus ke arus itu. 

Menghidupkan dan Mematikan kemampuan Thyristor 


Diklasifikasikan ke dalam jenis berikut:
➤  Unidirectional Thyristors with Turn-On Capability
       ➥  Phase-Controlled Thyristors (SCR)
       ➥  Amplifying Gate Thyristors (SCR)
       ➥  Fast Switching Thyristors (SCR)
       ➥  Asymmetric Silicon Controlled Rectifier (ASCR)
       ➥  Light Activated Silicon-Controlled Rectifiers (LASCR)
       ➥  FET–Controlled Thyristors (FET-CTH)
       ➥  Reverse Conducting Thyristors (RCT)
       ➥  Solid State Relay (SSR)
➤  Unidirectional Thyristors with Turn Off Capability
       ➥  Gate Turn-Off Thyristors (GTO)

61
       ➥  MOS Turn-Off Thyristors (MTO)
       ➥  Emitter Turn-Off Thyristors (ETO)
       ➥  Integrated Gate-Commutated Thyristors (IGCT)
       ➥  MOS–Controlled Thyristors (MCT)
       ➥  Static Induction Thyristors (SITH)
➤  Bidirectional Control Thyristors
       ➥  Bidirectional Triode Thyristors (TRIAC)
       ➥  DIode Alternating Current (DIAC)
       ➥  Bidirectional Phase-Controlled Thyristors (BCT)
       ➥  Unijunction transistor (UJT)
       ➥  Gate Assisted Turn-Off Thyristor (GATT)
       ➥  Light Triggered Thyristor (LTT)
       ➥  SIlicon Diode Alternating Current (SIDAC)
       ➥  Breakover Diode (BOD)
       ➥  Base Resistance Controlled Thyristor (BRT)
       ➥  Light Activated Semiconducting Switch (LASS)

Phase-Controlled Thyristors (PCT / SCR)


PCT beroperasi pada garis Frekuensi. Komunikasi alami digunakan untuk
mematikan. Ketika gerbang dipicu yang diterapkan ke gerbang-katoda,
thyristor mulai konduksi ke arah depan dan cepat kait ke konduksi penuh
dengan drop tegangan rendah ke depan.

Ketika arus anoda ke nol, thyristor berhenti melakukan dalam beberapa


puluh mikrodetik dan memblokir tegangan balik. Waktu turn-off tq adalah
dari urutan 50 hingga 100µs. 

PCT untuk aplikasi switching kecepatan rendah dan dikenal


sebagai Thyristor Konvertor.

Output yang diperkuat dari TA diterapkan sebagai sinyal gerbang ke thyristor


TM utama. Gerbang penguat memungkinkan karakteristik dinamis tinggi
dengan tipikal dv / dt 1000 V / µs dan di / dt 500 A / µs. Ini mengurangi nilai
di / dt membatasi induktor dan dv / dt kapasitor.

62
Tegangan VT on-state bervariasi sekitar 1.15V - 2.5V tergantung
arus. Tersedia hingga 5-6 kV dan arus maksimum 4-6 kV. Karena biaya
rendah, efisiensi tinggi, kekasaran, dan kemampuan tegangan dan arus yang
tinggi. 

Thyristor secara ekstensif digunakan dalam konverter bergantian komutator.


untuktransmisi tegangan tinggi DC (HVDC)  dan Drive DC Tegangan Tinggi.

Fitur
  Umpan balik positif - perangkat Latching
  Perangkat pembawa minoritas
  Injeksi ganda mengarah ke resistansi yang sangat rendah, sehingga 
    Tegangan maju yang rendah turun pada perangkat tegangan sangat tinggi
  Tidak bisa aktif dimatikan oleh kontrol gerbang
  Sakelar dua-kuadran dua arah tegangan
  Perangkat 5kV- 6kV, 1kA - 2 kA
Aplikasi
  Line Commutated Converters
  DC Motors Drives
  AC/DC Static Switches
  SVC – Static Var Compensator

Amplifying Gate Thyristors (SCR)


Pada Frekuensi tinggi, Operasi Thyristor memerlukan pertimbangan
kemampuan Waktu Turn-Off,  di/dt dan dv/dt.  Frekuensi operasi dan jenis
sirkuit menentu kan Waktu Turn-Off dan dv / dt yang diperlukan.

Parameter ditetapkan oleh doping emas yang sesuai untuk mengendalikan


umur pembawa minoritas dan menggunakan teknik "Korsleting
Pemendek" untuk mengolah alfa perangkat yang rendah. 

Pada Arus dan Tegangan yang tinggi, kemampuan Thyristor untuk menahan
Wave-Front curam, Pulsa arus tinggi (Kemampuan di/dt) sering terbukti
menjadi faktor pembatas utama dalam aplikasinya. 

63
Karakteristik ditentukan oleh suhu sambungan seketika. Bahwa pemanasan
lokal diminimalkan. Masalah diperparah oleh peningkatan disipasi yang
dihasilkan dari masa hidup lebih rendah, yang diperlukan untuk mencapai
waktu turn-off yang singkat.

Fast Switching Thyristors (SCR)


Waktu Turn-Off dari Thyristor, dalam kisaran 5 hingga 50 µs. Matikan waktu
tergantung pada rentang tegangan. Ini digunakan dalam aplikasi switching
berkecepatan tinggi dengan pergantian paksa.

Misalnya
DC choppers, inverter bermutasi paksa dan Inverter Resonansi. Thyristor ini
dikenal sebagaiThyristor Inverter. Penurunan maju ke depan bervariasi
kira-kira sebagai fungsi invers dari waktu Turn-Off.
Thyristor ini memiliki dv/dt tinggi biasanya 1000 V / µs dan di / dt dari 1000
A / µs. Cepat Turn-Off dan tinggi di/dt mengurangi ukuran dan berat
komponen sirkuit Reaktif. Tegangan On-State dari 1800-V, 2200-A thyristor
biasanya 1,7 V.
Aplikasi
  DC–DC Converters for Small Power Drives
  Converters for Resistive Welding
  Forced Commutated inverters
  Induction Heating

Asymmetric Silicon Controlled Rectifier (ASCR)


ASCR adalah versi modifikasi dari Thyristor. Cepat beralih Thyristor dengan
kemampuan pemblokiran terbalik sangat terbatas, biasanya 10 V. Pandangan
penampang dan karakteristik vi dari ASCR.

Kapasitas pemblokiran terbalik berkurang dalam ASCR dengan membuat


lapisan tengah ‗n 'lebih tipis daripada SCR. Lapisan tengah ‗n ‘terdiri dari
wilayah resistivitas rendah (n +) dan wilayah resistivitas tinggi (n-) seperti
yang ditunjukkan dalam struktur. 

64
Matikan waktu ASCR jauh lebih pendek daripada SCR, biasanya 3 hingga 5
µs. Karena peralihan cepat; ASCR cocok dalam inverter dan karenanya
disebut juga sebagai Inverter Thyristor.
Selama pemulihan balik sementara aliran arus balik menyebabkan lubang
untuk disuntikkan melintasi persimpangan J2 dari daerah p2 ke daerah n1.
Lubang ini harus menghilang, terutama oleh rekombinasi, sebelum
persimpangan J2, yang merupakan persimpangan yang bertanggung jawab untuk
memblokir tegangan ke depan, memulihkan kemampuan nya.

Aplikasi
  Frequency converters
  Induction heating
  Resistive welding, electrical heating
  DC motors control
  Forced commutated inverters
  Asynchronous drives
  Battery Charging equipment

Light Activated Silicon Controlled Rectifiers (LASCR)


Sebagai Thyristors Trigger Cahaya (LTT). Dalam LASCR, partikel cahaya (foton)
dibuat untuk menyerang persimpangan bias terbalik, yang menyebabkan
peningkatan jumlah pasangan elektron-lubang yang memicu thyristor. Untuk
thyristor yang dipicu cahaya, slot dibuat di lapisan-P bagian dalam. Jika intensitas
cahaya lebih besar dari nilai kritis tertentu, thyristor akan menyala.

Terminal gerbang juga disediakan secara eksternal. Untuk aplikasi praktis,


penghambat dihubungkan antara gerbang dan katoda untuk mengurangi sensitivitas
gerbang. Ini meningkatkan kemampuan dv/dt.

LASCR menawarkan isolasi listrik lengkap antara sumber pemicu cahaya dan
perangkat switching dari konverter daya, yang mengapung pada potensi setinggi
beberapa ratus kilovolt. Karena kemampuan isolasi listrik, LASCR digunakan dalam
aplikasi tegangan tinggi dan arus tinggi.

Contoh
Transmisi HVDC dan daya reaktif statis atau kompensasi VAR. Peringkat tegangan
dari LASCR bisa setinggi 4 kV pada 1500A dengan kekuatan pemicu cahaya kurang
dari 100 mW. Karena energi turn-on yang rendah ini, beberapa gerbang penguatan
bergradasi secara lateral diintegrasikan untuk mencapai kenaikan arus awal

65
Sederhana terbatas pada 300A/μs. Yang khas di/dt adalah 250 A/µs dan dv/dt bisa
setinggi 2000 V/µs.

Aplikasi
  HVDC Transmission Equipment
  Reactive Power Compensators
  High Voltage Drives
  High Power Pulse Generators

FET–Controlled Thyristors (FET-CTH)

Perangkat FET-CTH berisi inbuilt peningkatan N-Channel MOSFET di seluruh


Thyristor. Diaktifkan dengan menerapkan tegangan yang cukup, biasanya 3 V, di
seberang gerbang katoda.

Memicu arus Thyristor utama dihasilkan secara Internal. Karena kebutuhan drive
perangkat tegangan yang dikendalikan dari SCR. 

Thyristor ini tidak dapat dimatikan oleh kontrol gerbang. Memiliki kecepatan


switching yang tinggi, tinggi di/dt, dan dV/dt tinggi.

Reverse Conducting Thyristors (RCT)


Thyristor Daya Tinggi yang normal, RCT tidak dapat melakukan pemblokiran terbalik
karena dioda balik. Jika menggunakan Freewheel atau Reverse Diode maka akan
lebih menguntungkan untuk jenis perangkat ini. Karena Dioda dan SCR tidak pernah
melakukan secara bersamaan tidak menghasilkan panas.

66
Aplikasi
RCT melakukan aplikasi thyristor di inverter frekuensi dan penukar, digunakan di
pengendali AC dengan mengguna kan Sirkuit Snubbers.

Aplikasi dalam Kontroler AC dengan Menggunakan Snubbers


Melindungi elemen semikonduktor dari lebih dari tegangan adalah dengan mengatur
kapasitor dan resistor secara paralel ke Switch secara individual.

Komponennya selalu terlindung


dari Over Voltage

Keuntungan
  Kekompakan konverter diperoleh karena inbuilt diode.
  Efek induktansi loop yang tidak diinginkan dihilangkan.
  Transien tegangan balik yang tidak diinginkan akan berkurang 
    yang menghasilkan pergantian yang lebih baik.

Aplikasi
  DC Drives for Traction Applications
  High Power Choppers and Inverters
➤  Solid State Relay (SSR)

Gate Turn-Off Thyristors (GTO)

Jenis khusus perangkat semikonduktor daya tinggi adalah GTO (Gerbang Turn-Off
Thyristor). Terminal gerbang mengontrol saklar untuk AKTIF dan NONAKTIF.

67
Jika tegangan Pulsa Positif diterapkan antara katoda dan terminal Gerbang, maka
perangkat akan AKTIF. Katoda dan terminal gerbang sebagai persimpangan PN dan
ada tegangan kecil relatif antara terminal. Ini tidak dapat diandalkan sebagai SCR.
Untuk meningkatkan keandalan, harus mempertahankan sedikit arus gerbang positif.
Jika tegangan Pulsa Negatif diterapkan antara gerbang dan terminal Katoda,
perangkat akan NONAKTIF. Menginduksi tegangan gerbang katoda beberapa arus
maju, yang pada gilirannya menyebabkan arus maju dapat jatuh dan secara
otomatis GTO akan bertransisi ke kondisi pemblokiran.

Aplikasi
  Drive motor kecepatan variabel
  Inverter dan traksi daya tinggi

Aplikasi GTO pada 


Drive Kecepatan Variabel

Emitter Turn-Off Thyristors (ETO)

Dua alasan utama untuk penggerak kecepatan yang dapat disesuaikan adalah
percakapan dan kontrol energi proses. Dan memberikan operasi yang lebih mulus.
Frekuensi tinggi melakukan pembalikan GTO dalam aplikasi ini.

Jenis Thyristor akan ON dan OFF dengan menggunakan MOSFET. Memanfaat kan


keuntungan MOSFET dan GTO. Terdiri dari dua gerbang, satu gerbang untuk
MENGAKTIFKAN dan gerbang lain dengan seri MOSFET untuk MENGAKTIFKAN.

68
Jika gerbang 2 diterapkan dengan beberapa tegangan positif dan akan
MENGAKTIFKAN MOSFET yang dihubungkan secara seri dengan terminal katoda
thyristor PNPN. MOSFET yang terhubung ke terminal gerbang thyristor akan mati
saat kita menerapkan tegangan positif ke gerbang 1.

Kelemahan MOSFET menghubungkan secara seri dengan terminal gerbang bahwa


penurunan tegangan total meningkat dari 0.3V ke 0.5V dan kerugian yang terkait
dengannya.

Aplikasi
Perangkat ETO digunakan untuk pembatas arus gangguan dan pemutus sirkuit Solid-
State karena interupsi kemampuannya yang tinggi, Kecepatan Switching yang cepat,
struktur yang kompak dan kehilangan konduksi yang rendah.

Karakteristik Operasi ETO 


di Circuit Breaker Solid State

Jika dibandingkan dengan switchgear elektromekanik pemutus sirkuit solid-state


dapat memberikan keuntungan dalam seumur hidup, fungsionalitas dan kecepatan.
Selama waktu mematikan sementara kita dapat mengamati karakteristik operasi dari
saklar daya semikonduktor ETO.
MOS Turn-Off Thyristors (MTO)
Emitter Turn Off Thyristor (ETO) adalah sejenis thyristor yang menggunakan MOSFET
untuk dihidupkan dan dimatikan. Ini menggabungkan keuntungan dari kedua GTO
dan MOSFET. Ia memiliki dua gerbang - satu gerbang normal untuk menyala dan
satu lagi dengan seri MOSFET untuk dimatikan.

69
TURN-ON
ETO DIAKTIFKAN dengan menerapkan tegangan positif ke gerbang, gerbang 1 dan
gerbang 2. Ketika tegangan positif diterapkan ke gerbang 2, ternyata pada MOSFET
yang dihubungkan secara seri dengan terminal katoda struktur thyristor PNPN.
Tegangan positif yang diterapkan ke gerbang 1 mematikan MOSFET yang terhubung
ke terminal gerbang Thyristor.

TURN-OFF
Ketika sinyal tegangan negatif turn-off diterapkan ke MOSFET terhubung ke katoda,
itu mematikan dan mentransfer semua arus dari katoda (N-emitor dari transistor
NPN di thyristor) ke gerbang basis melalui MOSFET terhubung ke gerbang dari
thyristor. Ini menghentikan proses pelekatan regeneratif dan menghasilkan
perputaran yang cepat.

Kedua MOSFET terhubung ke katoda dan MOSFET terhubung ke gerbang Thyristor


tidak mengalami tegangan tegangan tinggi terlepas dari besarnya tegangan pada
ETO, karena struktur Internal Thyristor mengandung sambungan P-N.

Kelemahan menghubungkan MOSFET secara seri adalah harus membawa arus


thyristor utama dan meningkatkan penurunan tegangan total sekitar 0,3 hingga 0,5V
dan kerugiannya. 

Mirip dengan GTO, ETO memiliki ekor Turn-Off yang panjang. Akhir Turn-
Off danTurn-On berikutnya harus menunggu sampai muatan sisa pada sisi anode
dihamburkan melalui proses Rekombinasi.

Integrated Gate-Commutated Thyristors (IGCT)

Perangkat semikonduktor daya, yang digunakan untuk beralih arus listrik dalam
peralatan industri. 

70
Thyristor Gerbang Turn-Off (GTO). Dikembangkan oleh Mitsubishi dan ABB. Seperti
Thyristor GTO, IGCT adalah sakelar daya yang sepenuhnya dapat dikontrol, yang
berarti dapat dinyalakan dan dimatikan oleh terminal kontrolnya (gerbang). Gerbang
drive elektronik terintegrasi dengan perangkat Thyristor.

IGCT - Tipe khusus thyristor yang mirip dengan Gerbang Turn-Off Thyristor (GTO).
Dapat dihidupkan dan dimatikan oleh sinyal gerbang, memiliki kerugian konduksi
yang lebih rendah dibandingkan dengan GTO, dan menahan tingkat kenaikan
tegangan lebih tinggi (dv/dt), sehingga tidak ada snubber diperlukan disebagian
Aplikasi.

MOS–Controlled Thyristors (MCT)
Thyristor MOS-dikendalikan (MCT) menambahkan kecepatan untuk beralih daya.
Mirip dengan Thyogor Gerbang Turn-Off (GTO), kekuatan drive jauh lebih sedikit
untuk mematikan MCT karena arus kecil mengalir ke gerbang.

Menangani 100 A pada 1.000 V dengan mematikan waktu di bawah 2 mdetik dan
waktu pengaktifan 200 nsec. Memiliki tegangan penahan rendah. dikontrol Voltase.

MCT serupa dalam operasi Thyristor GTO, tetapi memiliki gerbang terisolasi tegangan
terkendali. Memiliki dua MOSFET tipe konduktivitas yang berlawanan di sirkuit.

Satu untuk Turn-On dan Turn-Off. Thyristor dengan hanya satu MOSFET di sirkuit,
yang hanya dapat dihidupkan (SCR normal), disebut Thyristor MOS-Gated.

71
Thyristor yang dikendalikan MOSFET Tegangan positif pada terminal gerbang
sehubungan dengan katoda mengubah thyristor pada keadaan.

Tegangan Negatif terminal gerbang sehubungan dengan anoda, yang dekat dengan
tegangan katoda selama keadaan nyala, mengubah thyristor menjadi mati.

Static Induction Thyristors (SITH)


Static Induction Thyristor (SIT, SITh), Thyristor struktur gerbang terkubur di mana
elektroda gerbang ditempatkan di daerah N-Base. Elektroda gerbang harus bias
Negatif untuk menahan Off-State. 

Memiliki kebisingan rendah, distorsi rendah, kemampuan daya frekuensi audio yang
tinggi. Waktu Turn-On dan Turn-Off sangat singkat, biasanya 0,25 mikrodetik.

Teknologi listrik berdenyut mencakup teknik pulsa berdaya tinggi cepat, digunakan
dalam akselerator partikel, sumber plasma, laser gas berdenyut, sumber cahaya
panjang gelombang pendek.

Perangkat Switching, yang dapat mengontrol tegangan tinggi dan arus tinggi,


memberikan efek besar dalam kinerja generator listrik berdenyut. Untuk tegangan
tinggi dan saklar arus tinggi, switch tipe discharge seperti celah percikan atau
hidrogen thyratrons telah biasanya digunakan.

 Bidirectional Triode Thyristors (TRIAC)


 DIode Alternating Current (DIAC)
 Bidirectional Phase Controlled Thyristors (BCT)

72
Thyristor digunakan sebagai katup arus fase yang dikendalikan untuk konversi AC ke
DC dan sebaliknya, beroperasi pada frekuensi rendah (paling sering di sekitar
frekuensi saluran AC). Dalam keadaan konduksi, thyristor memiliki kerugian yang
sangat rendah, menjadikannya alat yang menarik untuk secara efisien
mengendalikan arus dan energi yang sangat tinggi.

One Directional Thyristor


Sebagai Silicon Controller Rectifier (SCR), sebenarnya tidak lebih dari empat
perangkat pengontrol arus sederhana yang memungkinkan arus yang lewat hanya
pada satu arah. Ini memiliki tiga persimpangan dan tiga terminal. Perangkat
beroperasi jika arus melewati gerbang thyristor yang terhubung ke material tipe-p
yang terdekat dengan katoda.

Bi-Directional Thyristor
Sebagai TRIAC untuk arus bolak-balik adalah perangkat yang melakukan arus dua
arah. Baik positif atau negatif dapat mengaktifkan aliran dan aktif elektroda
gerbangnya. 

Setelah perangkat dipicu, kemudian berhenti melakukan jika nilai turun dari nilai
ambang yang dikenal sebagaiHolding Current.

 UniJunction Transistor (UJT)
 Programmable Unijunction Transistor  (PUT)
 Silicon Controlled Switch (SCS)

Gate Assisted Turn-Off Thyristor (GATT)


Light Triggered Thyristor (LTT)
SIlicon Diode Alternating Current (SIDAC)

73
Breakover Diode (BOD)
Base Resistance Controlled Thyristor (BRT)
Light Activated Semiconducting Switch (LASS)
Silicon Unilateral Switch (SUS)

Seri 4000 diperkenalkan sebagai CD4000 COS/MOS tahun 1968 oleh RCA


sebagai daya yang lebih rendah dan alternatif yang lebih serbaguna untuk
seri 7400 chip Transistor-Transistor Logic (TTL).

Fugsi dari type IC berikut ini

1. Transistor-transistor Logic (TTL) merupakan kelas digital sirkuit


dibangun dari Transistor, dan resistor. Disebut transistor-
transistor logika karena fungsi logika (misalnya, AND, NAND, NOR)
dilakukan oleh Transistor.

Gerbang Logika ( IC TTL )


Transistor-transistor Logic (TTL) merupakan kelas digital sirkuit dibangun dari
Transistor, dan resistor. Disebut transistor-transistor logika karena fungsi
logika (misalnya, AND, NAND, NOR) dilakukan oleh Transistor. Ada banyak
sirkuit terpadu dengan teknologi TTL. Mereka digunakan dalam berbagai
aplikasi seperti komputer, kontrol industri, peralatan dan instrumentasi tes
dan masih banyak lagi kegunaan nya di bidang instrumentasi.

Gerbang logika adalah rangkaian yang dirancang untuk menghasilkan fungsi


– fungsi logika dasar, AND, OR, dsb. Rangkaian ini dirancang untuk
disambungkan ke dalam susunan rangkaian logika yang lebih besar dan
kompleks untuk penggunaan aplikasi tingkat lanjut.

Gerbang AND

74
GERBANG TRANSISTOR-TRANSISTOR
LOGIC (TTL)
1.    Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, siswa dapat :
a.    Mengenal dasar-dasar logika, operasi-operasi yang berlaku dan teknik matematis
yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan logika.
b.    Memahami tabel kebenaran gerbang logika
c.    Mengidentifikasi kemasan IC dan penomeran pin yang digunakan
d.    Menerapkan gerbang logika ke dalam bentuk hardware (IC / Integrated Circuits)

2.    Materi
a.    Operasi-operasi logika dasar
b.    Tabel kebenaran
c.    Gerbang-gerbang logika (Logic Gates)
d.    Sekilas tentang IC TTL

3.    Teori
Gerbang digit dikenal pula sebagai perangkat digit atau sebagai perangkat
logika (logic device). Perangkat ini memiliki satu atau lebih masukan dan satu
keluaran. Masing-masing masukan (input) atau keluaran (output) hanya mengenal
dua keadaan logika, yaitu logika '0' (nol, rendah) atau logika '1' (satu, tinggi) yang
oleh perangkat logika, '0' direpresentasikan dengan tegangan 0 sampai 0,7 Volt DC
(Direct Current, arus searah), sedangkan logika '1' diwakili oleh tegangan DC
setinggi 3,5 sampai 5 Volt untuk jenis perangkat logika IC TTL (Integrated Circuit
Transistor-Transistor Logic) dan 3,5 sampai 15 Volt untuk jenis perangkat IC CMOS
(Integrated Circuit Complementary Metal Oxyde Semiconductor).
Transistor-transistor Logic (TTL) merupakan kelas digital sirkuit dibangun dari
Transistor, dan resistor. Disebut transistor-transistor logika karena fungsi logika
(misalnya, AND, NAND,NOR) dilakukan oleh Transistor. Ada banyak sirkuit terpadu
dengan teknologi TTL. Mereka digunakan dalam berbagai aplikasi seperti komputer,
kontrol industri, peralatan dan instrumentasi tes, synthesizers, dll.

Jenis-jenis Transistor Logik (TTL):


 Bipolar
 74 - the "standard TTL" logic family (long obsolete) had no letters between
the "74" and the specific part number.
 74L - Low power (compared to the original TTL logic family), very slow
(rendered obsolete by the LS-series)
 H - High speed (rendered obsolete by the S-series, used in 1970s era
computers)
 S - Schottky (obsolete)
 LS - Low Power Schottky
 AS - Advanced Schottky
 ALS - Advanced Low Power Schottky

75
 F - Fast (faster than normal Schottky, similar to AS)
 CMOS
 C - CMOS 4-15V operation similar to 4000 series
 HC - High speed CMOS, similar performance to LS, 12nS
 HCT - High speed, compatible logic levels to bipolar parts
 AC - Advanced CMOS, performance generally between S and F
 AHC - Advanced High-Speed CMOS, three times as fast as HC
 ALVC - Low voltage - 1.65 to 3.3V, tpd 2nS
 AUC - Low voltage - 0.8 to 2.7V, tpd<1.9ns@1.8v
 FC - Fast CMOS, performance similar to F
 LCX - CMOS with 3V supply and 5V tolerant inputs
 LVC - Low voltage - 1.65 to 3.3V and 5V tolerant inputs, tpd<5.5ns@3.3v,>
 LVQ - Low voltage - 3.3V
 LVX - Low voltage - 3.3V with 5V tolerant inputs
 VHC - Very High Speed CMOS - 'S' performance in CMOS technology and
power
 G - Super high speeds at more than 1 GHz, 1.65V to 3.3V and 5V tolerant
inputs, tpd 1nS (Produced by Potato Semiconductor)
 BiCMOS
 BCT - BiCMOS, TTL compatible input thresholds, used for buffers
 ABT - Advanced BiCMOS, TTL compatible input thresholds, faster than ACT
and BCT

2. Emitter Coupled LogiC (ECL)


Dalam elektronika, logika tergandeng–emitor atau sering disebut ECL adakan
keluarga logika yang menggunakan transistor dwikutub dalam noda
pengendalian arus untuk membuat fungsi logika. ECL kadang-kadang disebut
logika moda-arus atau logika sakelar-arus pengikut-emitor (CSEF). Karakteristik
utama dari ECL adalah kenyataan bahwa transistor tidak pernah sepada pada
keadaan jenuh, sehingga dapat berganti keadaan dengan sangat cepat. Kerugian
utamanya adalah kebutuhan arusnya yang malar, berarti ini membutuhkan
banyak daya.
Sajarah

Sakelar arus Yourke, c. 1955.

76
ECL ditemukan oleh Hannon S. Yourke pada tahun 1956[6]. Aslinya disebut logika
pengendali arus. Ini digunakan pada komputer Stretch, IBM 7090, dan IBM 7094
CMOS atau nama penuhnya (Complementary Metal Oxide Semiconductor)
adalah jenis teknologi litar bersepadu. Istilah ini sering digunakan untuk
merujuk kepada sesebuah cip bertenaga bateri yang ditemui di banyak
komputer peribadi yang menyimpan beberapa maklumat asas termasuk
tarikh, masa dan tetapan sistem konfigurasi yang diperlukan oleh sistem
input/output (BIOS) untuk mengawal komputer. CMOS juga berfungsi
sebagai RAM (Random Access Memory) yang berukuran kecil 64 byte
digunakan untuk menyimpan tetapan BIOS sewaktu komputer dimatikan.

FUNGSI CMOS ?

 CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) berfungsi


sebagai tenaga sementara.
 CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) berperanan
sebagai Power terhadap BIOS laptop.
 CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor)
mengawal tarikh, masa dan tetapan sistem konfigurasi.

Fungsi CMOS
Complementary metal–oxide–semiconductor (CMOS) atau
semikonduktor–oksida–logam komplementer, adalah sebuah jenis utama dari
rangkaian terintegrasi. Teknologi CMOS digunakan di mikroprosesor,
pengontrol mikro, RAM statis, dan sirkuit logika digital lainnya. Teknologi
CMOS juga digunakan dalam banyak sirkuit analog, seperti sensor gambar,
pengubah data, dan trimancar terintegrasi untuk berbagai jenis
komunikasi. Frank Wanlass berhasil mematenkan CMOS pada tahun 1967
(US Patent 3,356,858).
CMOS juga sering disebut complementary-symmetry metal–oxide–
semiconductor or COSMOS (semikonduktor–logam–oksida komplementer-
simetris). Kata komplementer-simetris merujuk pada kenyataan bahwa
biasanya desain digital berbasis CMOS menggunakan pasangan
komplementer dan simetris dari MOSFET semikonduktor tipe-p dan
semikonduktor tipe-n untuk fungsi logika.

77
KETENTUAN PENTING RESISTOR

Istilah dan Ketentuan yang penting dan perlu diskusikan sebelum masuk ke Jenis
Resistor. Perlu diperkenal kan dengan istilah pada tahap ini dan dapat memahaminya
ketika kita melangkah lebih jauh.

RESISTANSI
Perlawanan / Oposisi yang ditawarkan terhadap aliran arus listrik. 

Ketika arus listrik satu Ampere melewati komponen dengan perbedaan Potensial
(Tegangan) satu Volt. Maka hambatan dari komponen adalah satu Ohm.

Indikasi - R
Unit - Ohm
Simbol - Ω
( Arus, Hambatan dan Tegangan)

REAKTANSI
Resistensi terhadap arus Bolak-Balik karena Kapasitansi dan Induktansi yang ada
disirkuit, dipahami sebagai Reaktansi. 

Reaktansi - Oposisi dari elemen sirkuit untuk perubahan Arus atau Tegangan, karena
Induktansi atau Kapasitansi elemen tersebut. Gagasan Reaktansi mirip dengan
hambatan listrik.
Ketika arus bolak-balik melewati Reaktansi murni, jatuh tegangan dihasilkan yang 90
° keluar dari Fase dengan Arus. Tergantung pada fase yaitu,
  + 90°  Sebagai Reaktansi Induktif

78
   - 90°  Sebagai Reaktansi Kapasitif

Analisis Fasor, Reaktansi untuk menghitung Amplitudo dan perubahan Fase


Arus bolak-balik Sinusoidal melalui Elemen Rangkaian. 

Indikasi - X
Unit - Ohm
Simbol - Ω

IMPEDANSI
Resistansi Efektif terhadap arus bolak-balik yang timbul dari efek gabungan dari
Resistansi ohmik dan Reaktansi. 

Ketika arus bolak-balik melewati impedansi, jatuh tegangan dihasilkan yang berada
di suatu tempat antara 0° hingga 90° dari fase dengan arus.

Indikasi - I
Unit - Ohm
Simbol -  Ω

79
Electrical Impedance (Z), adalah oposisi total yang diberikan rangkaian ke arus
bolak-balik. Impedansi diukur dalam ohm dan mungkin termasuk
  ➽  Resistansi (R)
  ➽  Reaktansi induktif (XL)
  ➽  Reaktansi kapasitif (XC)

Reaktansi Kapasitif biasanya tidak terdapat dalam pengujian arus eddy sehingga


istilah tidak termasuk persamaan.

Impedansi Total bukan hanya jumlah aljabar dari Resistansi dan Reaktansi


Induktif. Karena Reaktansi Induktif adalah 90° dari Fase dengan Resistansi dan,
Nilai maksimumnya terjadi pada waktu yang berbeda, penambahan Vektor
digunakan untuk menghitung Impedansi.

KONDUKTANSI
Kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan listrik. Resistansi timbal balik.

Hambatan listrik dari konduktor listrik - Ukuran kesulitan untuk melewatkan arus
listrik melalui konduktor. Kuantitas terbalik adalah konduktansi listrik, dan
kemudahan yang dilalui arus listrik.
 
Indikasi - G
Unit - Mhos

80
Simbol - ℧

Ketahanan listrik berbagi paralel konseptual dengan gagasan gesekan mekanis.


Satuan SI dari tahanan listrik adalah ohm (Ω), sedangkan konduktansi listrik diukur
dalam siemens (S).

WATT
Menggunakan Resistor, jika aliran arus meningkat, Resistor menghilangkan panas. 

Jika nilai ini melintasi nilai kritis tertentu, Resistor mungkin rusak. Peringkat Watt
dari resistor terjadi pada beberapa resistor nilai yang lebih tinggi untuk menghindari
situasi seperti itu.

Watt - Jumlah Daya Listrik (P) dinyatakan dalam Watt. 


Tenaga listrik - laju transfer energi listrik.

Hambatan listrik dari kawat diharapkan akan lebih besar untuk kawat yang lebih
panjang, lebih sedikit untuk kawat dengan luas penampang yang lebih besar, dan
akan diharapkan tergantung pada bahan dari mana kawat tersebut dibuat. 

Secara eksperimental, ketergantungan pada properti adalah mudah untuk berbagai


kondisi, dan ketahanan kawat dapat dinyatakan sebagai.

Faktor perlawanan yang memperhitungkan sifat material


adalah Resistivitas.Meskipun bergantung pada suhu, itu dapat digunakan pada suhu
yang diberikan untuk menghitung resistansi kawat geometri yang diberikan.

Diasumsikan bahwa arusnya seragam melintasi penampang kawat, yang hanya


berlaku untuk Arus Langsung. Untuk Alternating Current (AC) ada fenomena"Efek

81
Kulit" di mana kerapatan arus maksimum pada radius maksimum kawat dan turun
untuk jari-jari yang lebih kecil di dalam kawat. 

Pada Frekuensi Radio, ini menjadi faktor utama dalam desain karena bagian luar
kawat atau kabel membawa sebagian besar arus.

Kebalikan dari Resistivitas disebut Konduktivitas.
Konteks di mana penggunaan konduktivitas lebih nyaman.

Konduktivitas listrik

CAPACITOR DAN Jenisnya


Komponen Pasif Yang memiliki kemampuan untuk menyimpan energi dalam
bentuk perbedaan potensial antara pelat. Menolak perubahan tegangan mendadak.
Muatan disimpan dalam bentuk beda potensial antara dua lempeng, membentuk
menjadi positif dan negatif pada arah penyimpanan muatan.

JENIS KAPASITOR

Berkisar dari kapasitor pemangkasan halus yang sangat kecil menggunakan osilator
atau sirkuit radio, hingga power metal yang besar - Jenis kapasitor digunakan dalam
koreksi daya tegangan tinggi dan sirkuit penghalusan.

82
Perbandingan Jenis Kapasitor 
Dibuat berkaitan dengan Dielektrik yang digunakan di antara lempeng

[ FIXED Capacitors ]   -   [ VARIABLE Capacitors ]

83
KAPASITOR TETAP - Dibangun sehingga memiliki nilai kapasitansi tetap yang tidak
dapat disesuaikan. Diklasifikasikan menurut jenis bahan yang digunakan sebagai
Dielektriknya, seperti Kertas, Minyak, Mika, Elektrolit.
KAPASITOR VARIABEL - Disebut Pemangkas. Perangkat kecil yang dapat
disesuaikan ke nilai kapasitansi tertentu dengan bantuan obeng kecil dan tersedia
dalam kapasitas sangat kecil yaitu 500pF dan tidak terpolarisasi.

Jenis Variabel Kapasitor yang memungkinkan untuk mengubah nilai kapasitansi yang
digunakan di Sirkuit Jenis Radio atau Tuning Frekuensi. Variasi Kapasitansi kontinu
yang diperlukan untuk tuning pemancar, penerima dan radio transistor.

Kapasitor Dielektrik Variabel adalah jenis Multi-Pelat Udara-Spasi yang memiliki


seperangkat pelat tetap (Stator Baling-Baling) dan satu set piring bergerak (Rotor
Baling-Baling) bergerak di antara pelat tetap.

Posisi Pelat bergerak sehubungan pelat menentukan nilai kapasitansi keseluruhan.


Kapasitansi maksimal ketika dua set pelat sepenuhnya disatukan. 

Tala Kapasitor jenis tegangan tinggi memiliki jarak yang relatif besar atau celah
udara antara pelat dengan tegangan tembus mencapai ribuan volt.

84
TIPIKAL KAPASITOR

Bentuk Tabung (TUBULAR)


 • Foil Metalik bertaut lembaran tipis kertas yang diresapi parafin atau Mylar
 • Lapisan digulung menjadi silinder membentuk paket kecil untuk kapasitor

Diisi Minyak (OIL FILLED)


 • Umum untuk kapasitor tegangan tinggi
 • Sejumlah pelat metalik terjalin direndam dalam minyak silikon 

Elektrolitic (ELECTROLYITIC)
 • Menyimpan muatan dalam jumlah besar pada tegangan yang relatif rendah
 • Elektrolit adalah solusi yang menghantarkan listrik berdasarkan gerak ion
   yang terkandung dalam larutan

Dipole Listrik (ELECTRIC DIPOLE)


 • Saat dipol listrik p dari dua muatan + q dan −q dipisahkan oleh jarak l 
    adalah vektor besar p = ql dengan arah dari negatif ke muatan positif. 
 • Sebuah dipol listrik dalam medan listrik eksternal 
    dikenakan torsi τ = pE sin θ, di mana θ adalah sudut antara p dan E. 
 • Torsi cenderung menyelaraskan momen dipol p ke arah E. 
 • Energi potensial dari dipol diberikan oleh Ue = −pE cos θ, 
    atau dalam notasi vektor Ue = −p · E. 
 • Dalam medan listrik yang tidak sama, energi potensial dari dipol listrik 
    juga bervariasi dengan posisi, dan dipol dapat dikenakan gaya. 
 • Gaya pada dipol mengarah ke peningkatan medan ketika p sejajar 
    dengan E, karena energi potensial Ue menurun ke arah itu.

85
86
PENGGUNAAN KAPASITOR

•  Secara umum
-  Sebagai Reservoir Energi secara perlahan diisi dan dibuang dengan cepat
    untuk menyediakan sejumlah besar energi dalam pulsa pendek.
•  Defibrillator
-  Ketika Fibrilasi jantung terjadi, jantung menghasilkan pola irama yang cepat
   dan tidak teratur
-  Pembuangan Energi Listrik yang cepat melalui jantung dapat 
   mengembalikan organ ke pola irama normal
•  Dielektrik
-  Bahan Non-Konduktor yang, ketika ditempatkan di antara pelat-pelat apasitor,
   meningkatkan kapasitansi
-  Dielektrik termasuk karet, kaca, dan kertas lilin
-  Dengan dielektrik, kapasitansi menjadi C = κCo
-  Kapasitansi meningkat oleh faktor κ 
   ketika dielektrik benar-benar mengisi wilayah di antara lempeng
-  κ adalah konstanta dielektrik material

87
•  Untuk kapasitor pararel, C = κεo (A / d)
•  Secara teori
   d bisa dibuat sangat kecil untuk menciptakan kapasitansi yang sangat besar
•  Dalam prakteknya, ada batasan untuk d 
-  D dibatasi oleh Debit Listrik yang terjadi meskipun medium dielektrik
   memisahkan pelat
•  Untuk diberikan, tegangan maksimum yang dapat diterapkan ke kapasitor 
   tanpa menyebabkan debit tergantung pada kekuatan dielektrik material.
•  Dielektrik memberikan keuntungan sebagai berikut:
-  Peningkatan kapasitansi
-  Meningkatkan tegangan operasi maksimum
-  Kemungkinan dukungan mekanis antara lempeng.
•  Ini memungkinkan lempengan berdekatan tanpa disentuh
•  Ini menurunkan d dan meningkatkan C

Aplikasi Kapasitor

Kode Warna KAPASITOR


Nilai aktual Kapasitansi, Tegangan atau Toleransi ditandai ke tubuh kapasitor dalam
bentuk karakter alfanumerik.

88
Metalised Polyester Capacitor

Disc & Ceramic Capacitor

Ketika Nilai Kapasitansi adalah masalah nilai desimal muncul dengan


penandaan"Titik Desimal" dengan mudah tidak dapat diketahui mengakibatkan
salah membaca nilai kapasitansi yang sebenarnya.

Sebaliknya,
Huruf seperti p (pico) atau n (nano) digunakan sebagai pengganti titik desimal untuk
mengidentifikasi posisinya dan bobot nomornya.

89
Contoh, 
Kapasitor diberi label sebagai, n47 = 0,47nF, 4n7 = 4.7nF atau 47n = 47nF dst.
Kadang Kapasitor ditandai dengan  K untuk menandakan nilai seribu pico-Farad, jadi,
Kapasitor dengan tanda 100K menjadi 100 x 1000pF atau 100nF.

90
Mengurangi kebingungan mengenai huruf, angka dan titik desimal, skema
pengkodean warna Internasional dikembangkan beberapa tahun yang lalu sebagai
cara sederhana untuk mengidentifikasi nilai dan toleransi kapasitor. 

91
Cara Mengukur Kapasitor dengan Multimeter

Dickson Kho Pengujian Komponen

Cara Mengukur Kapasitor dengan Multimeter –Kapasitor adalah Komponen


Elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara.
Untuk mengukur nilai dari sebuah Kapasitor (Kondensator), kita memerlukan
sebuah alat ukur yang dinamakan dengan Capacitance Meter (Kapasitansi
Meter). Capacitance Meter adalah alat ukur yang khusus hanya mengukur nilai
Kapasitansi sebuah Kapasitor. Selain Capacitance Meter, terdapat juga alat ukur
gabungan yang dapat mengukur beberapa macam komponen elektronika,
diantaranya adalah LCR Meter dan Multimeter.

LCR Meter adalah alat ukur yang dapat mengukur nilai L (Induktansi /
Inductance, untuk mengukur Induktor atau Coil), C (Kapasitansi / Capacitance,
untuk mengukur Kapasitor atau Kondensator) dan R (Resistansi / Resistance,
untuk mengukur Hambatan atau Resistor) sedangkan Multimeter adalah alat
ukur gabungan yang mendapat mengukur Arus, Tegangan, Hambatan
(Resistansi) dan juga menguji beberapa macam Komponen Elektronika seperti
Dioda, Kapasitor, Transistor dan Resistor.

92
Saat ini, telah banyak jenis Multimeter Digital yang telah mempunyai fungsi
untuk mengukur nilai Kapasitor sehingga kita tidak perlu membeli alat khusus
untuk mengukur nilai Kapasitansi Kapasitor dan tentunya Multimeter sebagai alat
ukur gabungan memiliki batas tertentu dalam Mengukur Kapasitansi sebuah
Kapasitor. Kapasitor yang mempunyai Kapasitansi yang besar terutama pada
Kapasitor Elektrolit (ELCO) tidak semuanya dapat diukur nilainya oleh sebuah
Multimeter Digital. Seperti contoh pada salah satu Multimeter dengan merek
SANWA yang bertipe CD800a, batas pengukuran Kapasitansi Kapasitor hanya
berkisar antara 50nF sampai 100µF.

Untuk menguji apakah Komponen Kapasitor dapat berfungsi dengan baik, kita
juga dapat menggunakan Multimeter Analog dengan Skala Resistansi (Ohm).
Multimeter Analog tidak dapat mengetahui dengan pasti nilai Kapasitansi dari
sebuah Kapasitor, tetapi cukup bermanfaat untuk mengetahui apakah Kapasitor
tersebut dalam Kondisi baik ataupun rusak (seperti Bocor ataupun Short
(hubungan pendek)).

Menguji Kapasitor dengan Multimeter


Analog
Berikut ini adalah Cara menguji Kapasitor Elektrolit (ELCO) dengan Multimeter
Analog :

1. Atur posisi skala Selektor ke Ohm (Ω) dengan skala x1K


2. Hubungkan Probe Merah (Positif ) ke kaki Kapasitor Positif
3. Hubungkan Probe Hitam (Negatif) ke kaki Kapasitor Negatif
4. Periksa Jarum yang ada pada Display Multimeter Analog,
Kapasitor yang baik : Jarum bergerak naik dan kemudian kembali lagi.
Kapasitor yang rusak : Jarum bergerak naik tetapi tidak kembali lagi.
Kapasitor yang rusak : Jarum tidak naik sama sekali.

93
Mengukur Kapasitor dengan Multimeter Digital
(Yang memiliki Fungsi Kapasitansi Meter)
Cara mengukur Kapasitor dengan Multimeter Digital yang memiliki fungsi
Kapasitansi Meter cukup mudah, berikut ini caranya :

1. Atur posisi skala Selektor ke tanda atau Simbol Kapasitor


2. Hubungkan Probe ke terminal kapasitor.
3. Baca Nilai Kapasitansi Kapasitor tersebut.

94
Hal yang perlu diingat, cara diatas hanya dapat digunakan pada Multimeter
Digital yang memiliki kemampuan mengukur Kapasitansi.

Untuk lebih akurat, tentunya kita memerlukan alat ukur khusus untuk mengukur
Nilai Kapasitansi sebuah Kapasitor seperti LCR meter dan Capacitance Meter.
Cara pengukurannya pun hampir sama dengan cara menggunakan Multimeter
Digital, hanya saja kita perlu menentukan nilai Kapasitansi yang paling dekat
dengan Kapasitor yang akan kita ukur dengan cara mengatur Sakelar Selektor
LCR meter dan Kapasitansi Meter. Dibawah ini adalah gambar bentuk
Capacitance Meter, LCR Meter dan Multimeter.

95
Artikel Kapasitor lainnya :
– Jenis-jenis Kapasitor beserta fungsinya.

Kode Warna Resistor


Sebelum kita mempelajari cara menghitung atau mengetahui nilai resistansi
yang terkandung dalam resistor, alangkah baiknya kita terlebih dahulu
mengetahui kode-kode warna yang tertera pada resistor. Kode warna resistor
pertama kali diciptakan pada awal tahun 1920 yang selanjutnya
dikembangkan oleh persatuan pabrik radio di Eropa dan Amerika pada tahun
1957. Sampai saat ini yang dipakai adalah standar EIA-RS-279  dimana
standar tersebut diciptakan dan ditetapkan oleh EIA (Electronic Industries
Alliance) yang merupakan gabungan pabrik di Eropa dan Amerika tersebut. 

96
Dalam aturan standar EIA-RS-279 tersebut ditetapkan 3 sistem kode warna
resistor, yaitu :

 Sistem Kode Warna 4 Pita.

 Sistem Kode Warna 5 Pita.

 Sistem Kode Warna 6 Pita.

Kode Warna Resistor

97
Sistem Kode 4 (empat) warna
Dalam dunia elektronika sistem yang sering dipakai adalan sistem kode
warna 4 (empat) pita yang mengelilingi badan resistor, dimana 2 (dua) pita
merupakan sebagai petunjuk harga resistansi, dan pita ke 3 (tiga)
merupakan faktor penggali ( jumlah nol yang ditambahkan setelah 2 (dua)
digit nilai resistensi didepannya). Unruk pita yang ke empat adalah sebagai
nilai toleransi resistansi. Terkadang tidak jarang pula kita mendapati 5 (lima)
pita yang merupakan sebagai petunjuk koefisien.

Contoh skema gelang resistor 4 gelang/pita

 Sumber gambar : komponenelektronika.biz

Kode warna resistor 4 gelang/pita

98
Contoh misal:

Gelang ke-1 Kuning = 4


Gelang ke-2 Ungu = 7
Gelang ke-3 Orange = 1000 (nilai 1000 didapat dari 10³ (warna orange)
Gelang ke-4 Emas  = 5 %
Nilainya adalah 47 X 1000 = 47000 Ω atau 47 kΩ, dengan toleransi 5 %

Gelang ke-1 Orange = 3


Gelang ke-2 Hitam = 0
Gelang ke-3 Coklat = 10 (nilai 10 didapat dari 10 pangkat 1 (nilai warna
coklat)
Gelang ke-4 Emas = 5 %
Nilainya adalah 30 X 10 = 300 Ω, dengan toleransi 5 %

Sistem Kode 5 (lima) warna

Resistor yang memiliki 5 gelang warna banyak dipakai atau digunakan pada
resistor presisi, untuk mengetahui nilai resistansi adalah pita pertama sampai
dengan ke pita ke tiga sebagai penunjuk harga resistansi, sedangkan pita ke
empat sebagai penggali dan pita ke lima sebagai nilai toleransi. Perhatikan
gambar dibawah ini :
Contoh skema gelang resistor 5 gelang/pita

99
Kode warna resistor 5 gelang/pita

Contoh misal :
Gelang ke-1 Kuning = 4
Gelang ke-2 Biru =6
Gelang ke-3 Hitam = 0
Gelang ke-4 Orange = 1000 (nilai 1000 didapat dari 10³ (nilai warna orange)
Gelang ke-5 Emas = 5 %
Nilainya adalah 460 X 1000 = 460000 Ω atau 460 kΩ dengan nilai toleransi
5%

Gelang ke-1 Merah = 2


Gelang ke-2 Merah = 2
Gelang ke-3 Hitam = 0
Gelang ke-4 Coklat = 10 (nilai 10 didapat dari 10 pangkat 1 (nilai warna
coklat)
Gelang ke-5 Perak = 10 %
Nilainya adalah 220 X 10 = 2200 Ω atau 2k2 Ω dengan nilai toleransi 10%

Sistem Kode 6 (enam) warna .


Dalam dunia elektronika, resistor ada juga yang memiliki 6 (enam) gelang/
pita warna yang terdapat pada tubuh resistor. Adapun cara menentukan nilai
resistansi yang terkadung dalam resistor tersebut adalah dimana gelang/pita
pertama sampai dengan pita ke tiga sebagai penunjuk nilat besar tahanan,

100
pita ke empat sebagai penggali, pita ke lima sebagai petunjuk toleransi dan
terakhir yaitu pita yang ke enam sebagai koefisian suhu. Berikut detail
gambar resistor dengan 6 (enam) pita warna :

Contoh skema gelang resistor 6 gelang/pita 


 

Kode warna resistor 6 gelang/pita 

Contoh misal :
Gelang ke-1 Merah = 2
Gelang ke-2 Ungu = 7
Gelang ke-3 Biru = 6
Gelang ke-4 Hitam = -
Gelang ke-5 Emas = 5 %
Gelang ke-6 Coklat = 100 ppm
Nilainya adalah 276  toleransi 5% dengan koefisien 100 ppm

Gelang ke-1 Hajau = 5

101
Gelang ke-2 Biru = 6
Gelang ke-3 Hitam = 0
Gelang ke-4 Orange = 1000
Gelang ke-5 Emas = 5 %
Gelang ke-6 Merah = 50 ppm
Nilainya adalah 560 X 10³= 560000 atau 560 kΩ toleransi 5% koefisien 50
ppm.

CARA MEMBACA KODE WARNA RESISTOR


Kode warna yang melingkari resistor, mungkin timbul pertanyaan dalam
benak 'Apa maksud dari garis berwarna yang ada di resistor?'. Semua itu
adalah untuk menghitung nilai dari sebuah resistor tersebut. Bagaimana
cara menentukan nilainya? mari simak pembahasan dibawah ini.

Kode Warna Resistor


Berikut ini akan dijelaskan system dari kode warna tersebut:

System kode Warna 4 Pita.

Sistem ini merupakan kode warna paling sering digunakan yang terdiri dari 4
(empat) pita warna yang mengelilingi badan resistor. Dua pita yang terdapat
pada bagian depan merupakan informasi dua digit harga resistansi,
sedangkan pita ketiga factor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah
dua digit harga resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga
resistansi. Kadang didalam resistor terdapat pipa kelima yang berfungsi
untuk menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini juga tergantung dari system
lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.

Contoh:
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Perak, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 0,56 ohm, dengan toleransi 5%

System kode warna 5 pita:

Sistem kode warna ini banyak digunakan pada resistor presisi. Tiga pita
pertama menunjukkan harga resistansi, sedangkan pita keempat adalah
pengali dan pita kelima adalah toleransi. Pada resistor yang memiliki lima
kode warna dengan pita keempat yang berwarna emas atau perak kadang
diabaikan, karena hanya digunakan pada resistor lawas atau penggunaan
khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien.

Contoh:
Pita ke1 = Hijau, Pita ke2 = Hitam, Pita ke3 = Hitam, Pita ke4 = Perak, Pita
ke5 Coklat. Nilainya adalah 5 ohm, dengan toleransi 1%

102
System kode warna 6 pita:
Sistem kode warna satu ini terdapat 6pita, dimana 3 pita pertama
menunjukkan nilai tahanan, pita keempat menunjukkan perkalian decimal,
pita kelima menunjukkan nilai toleransi dan pita keenam menunjukkan
koefisien suhu.
Contoh:
Pita ke1 = Hijau, ke2 = Biru, ke3 = Hijau, ke4 = Emas, ke5 = Coklat, ke6 =
coklat. Nilainya adalah 56,6 ohm. Toleransi 1%, Koefisien suhu 100ppm/ ⁰C

Keterangan untuk 4 band:

 Gelang ke-1 dan ke-2 menyatakan angka dari resistor tersebut.


 Gelang ke-3 menyatakan factor pengali (banyaknya nol).
 Gelang ke-4 menyatakan toleransi.

Misalnya Resistor dengan warna: merah, hitam, kuning


Maka nilainya: 2 0 104 10%
Berarti nilai resistor tersebut adalah 200,000 Ohm atau 200 K.ohm dengan
toleransi sebesar 10%

Nah, bagaimana? Setelah membaca penjelasan tentang cara membaca kode


warna resistor diatas apakah readers sekarang bisa membaca resistor
dengan warna lain selain dicontoh? Saya hara panda sekalian bisa dan akan
mahir tanpa melihat table warna lagi. Terimakasih

Resistor, Karakteristik, Nilai Dan Fungsinya


103
Pengertian Resistor

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat


atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain
elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat
resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori
komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan
dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa
resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya.
Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti
nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai
yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam
perancangan suatu rangkaian elektronika - oleh karena itu pabrikan resistor
selalu mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut.

Simbol Resistor

Berikut adalah simbol resistor dalam bentukgambar ynag sering


digunakan dalam suatu desain rangkaian elektronika.

104
Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan
resistor disimbolkan dengan huruf “R”. Kemudian pada desain skema
elektronika resistor tetap disimbolkan dengan huruf “R”, resistor variabel
disimbolkan dengan huruf “VR” dan untuk resistorjenis potensiometer ada
yang disimbolkan dengan huruf “VR” dan “POT”.

Kapasitas Daya Resistor

Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum yang mampu
dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini dapat
dikenali dari ukuran fisik resistor dan tulisan kapasitas daya dalamsatuan
Watt untuk resistor dengan kemasan fisik besar. Menentukan kapasitas daya
resistor ini penting dilakukan untuk menghindari resistor rusak karena terjadi
kelebihan daya yang mengalir sehingga resistor terbakar dan sebagai bentuk
efisiensi biaya dan tempat dalam pembuatan rangkaian elektronika.

Nilai Toleransi Resistor

Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang


tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan
resistor dalam kondisi baik. Toleransi resistor merupakan salah satu
perubahan karakteristik resistor yang terjadi akibat operasional resistor
tersebut. Nilai torleransi resistor ini ada beberapa macam yaitu resistor
dengan toleransi kerusakan 1% (resistor 1%), resistor dengan toleransi
kesalahan 2% (resistor2%), resistor dengan toleransi kesalahan 5%
(resistor 5%) dan resistor dengan toleransi 10% (resistor 10%).

Nilai toleransi resistor ini selalu dicantumkan di kemasan resistor dengan


kode warna maupun kode huruf. Sebagai contoh resistor dengan toleransi
5% maka dituliskan dengan kode warna pada cincin ke 4 warna emas atau
dengan kode huruf J pada resistor dengan fisik kemasan besar. Resistor yang
banyak dijual dipasaran pada umumnya resistor 5% dan resistor 1%.

105
Jenis-Jenis Resistor

Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor


dibedakan menjadi resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam
atau resistor metal film.
1. Resistor Kawat (Wirewound Resistor)

Resistor kawat atau wirewound resistor merupakan resistor yang dibuat


dengan bahat kawat yang dililitkan. Sehingga nilai resistansiresistor
ditentukan dari panjangnya kawat yang dililitkan. Resistor jenis ini pada
umumnya dibuat dengan kapasitas daya yang besar.
2. Resistor Arang (Carbon Resistor)

Resistor arang atau resistor karbon merupakan resistor yang dibuat dengan
bahan utama batang arang atau karbon. Resistor karbon ini merupakan
resistor yang banyak digunakan dan banyak diperjual belikan. Dipasaran
resistor jenis ini dapat kita jumpai dengan kapasitas daya 1/16 Watt, 1/8
Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt, 2 Watt dan 3 Watt.

106
3. Resistor Oksida Logam (Metal Film Resistor)

Resistor oksida logam atau lebih dikenal dengan nama resistor metal film
merupakan resistor yang dibuah dengan bahan utama oksida logam yang
memiliki karakteristik lebih baik. Resistor metal film ini dapat ditemui dengan
nilai tolerasni 1% dan 2%. Bentuk fisik resistor metal film ini mirip
denganresistor kabon hanya beda warna dan jumlah cicin warna yang
digunakan dalam penilaian resistor tersebut. Sama seperti resistorkarbon,
resistor metal film ini juga diproduksi dalam beberapa kapasitas daya yaitu
1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt. Resistor metal film ini banyak digunakan untuk
keperluan pengukuran, perangkat industri dan perangkat militer.

Kemudian berdasarkan nilai resistansinya resistor dibedakan menjadi 2 jenis


yaitu resistor tetap (Fixed Resistor) dan resistor tidak tetap (Variable
Resistor)

1. Resistor Tetap(Fixed Resistor)

Resistor tetap merupakan resistor yang nilai resistansinya tidap dapat diubah
atau tetap. Resistor jenis ini biasa digunakan dalam rangkaian elektronika
sebagai pembatas arus dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor tetap
dapat kita temui dalam beberpa jenis, seperti :

 Metal Film Resistor


 Metal Oxide Resistor
 Carbon Film Resistor
 Ceramic Encased Wire wound
 Economy Wire wound
 Zero Ohm Jumper Wire
 S I P Resistor Network
2. Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)

Resistor tidak tetap atau variable resistor terdiridari 2 tipe yaitu :

 Pontensiometer, tipe variable resistor yang dapat diatur nilai


resistansi-nya secara langsung karena telah dilengkapi dengan tuas

107
kontrol. Potensiometer terdiri dari 2 jenis yaitu Potensiometer Linier
dan Potensiometer Logaritmis
 Trimer Potensiometer, yaitu tipe variable resistor yang
membutuhkan alat bantu (obeng) dalam mengatur nilai resistansinya.
Pada umumnya resistor jenis ini disebut dengan istilah “Trimer
Potensiometer atau VR”
 Thermistor, yaitu tipe resistor variable yangnilairesistansinya akan
berubah mengikuti suhu disekitar resistor. Thermistor terdiri dari 2
jenis yaitu NTC dan PTC. Untuk lebih detilnya thermistor akan dibahas
dalam artikel yang lain.
 LDR (Light Depending Resistor), yaitu tipe resistor variabel yang
nilai resistansinya akan berubah mengikuti cahaya yang diterima oleh
LDR tersebut.

Jenis-jenis resistor tetap dan variable diatas akan dibahas lebih detil dalam
artikel yang lain.

Menghitung Nilai Resistor

Nilai resistor dapat diketahui dengan kode warna dan kode huruf pada
resistor. Resistor dengan nilai resistansi ditentukan dengan kode warna dapat
ditemukan pada resistor tetap dengan kapasitas daya rendah, sedangkan
nilai resistor yang ditentukan dengan kode huruf dapat ditemui pada resistor
tetap daaya besar dan resistor variable.

Kode Warna Resistor

Cicin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring 5 dan 6 ring warna.
Dari cicin warna yang terdapat dari suatu resistor tersebut memiliki arti dan
nilai dimana nilai resistansi resistor dengan kode warna yaitu :

108
2. Resistor Dengan 4 Cincin Kode Warna

Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna
ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4
menunjukan nilai toleransi resistor.

2. Resistor Dengan 5 Cincin Kode Warna


Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode
warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5
menunjukan nilai toleransi resistor.

3. Resistor Dengan 6 Cincin Warna


Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor
dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6
menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang
diijinkan untuk resistor tersebut.

Kode Huruf Resistor

Resistor dengan kode huruf dapat kita baca nilai resistansinya dengan mudah
karenanilia resistansi dituliskan secara langsung. Pad umumnya resistor yang
dituliskan dengan kode huruf memiliki urutan penulisan kapasitas daya, nilai
resistansi dan toleransi resistor. Kode huruf digunakan untuk penulisan nilai
resistansi dan toleransi resistor.

Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :

 R, berarti x1 (Ohm)
 K, berarti x1000 (KOhm)

109
 M, berarti x 1000000 (MOhm)

Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :

 F, untuk toleransi 1%
 G, untuk toleransi 2%
 J, untuk toleransi 5%
 K, untuk toleransi 10%
 M, untuk toleransi 20%

Dalam menentukan suatu resistor dalam suatu rangkaian elektronika yang


harus diingat selain menentukan nilai resistansinya adalah menentukankan
kapasitas daya dan toleransinya. Hal ini berkaitan dengan harga jual resistor
dipasaran dan luas area yang dibutuhkan dalam meletakan resistor pada
rangkaian elektronika. Untuk jenis-jenis resistor keperluan khusus dan
resistor dengan karakteristik khusus akan dibahas dalam artikel lain.

Transistor Transistor Logic (TTL)


Transistor-transistor Logic (TTL) merupakan kelas digital sirkuit dibangun
dariTransistor, dan resistor. Disebut transistor-transistor logika
karena fungsi logika (misalnya, AND, NAND,NOR) dilakukan
oleh Transistor.

Logika dan teknologi gate


 IC = S (diode, resistor, transistor) secara terpadu; bipolar atau MOS
 Bipolar menghasilkan SSIdan MSI yang cepat, tetapi perlu daya dan
Volume IC besar.
 DTL (Diode -transistor logic)
 TTL (transistor-transistor logic)
 ECL (emitter-coupled logic)
 MOS menhasikanLSI, VLSI, ULSI yang kompak, daya kecil, tetapi ebih
lambat disbanding bipolar
o PMOS (p - Channel MOSFET)
o NMOS (n – Channel MOSFET)
o CMOS ( complimentary MOSFET)

npn BJT Transistors


 Tinggi potensial pada kolektor
 Rendah potensial pada eitor
 Memungkinkan aliran arus ketika basis diberi potensi tinggi

110
Emitter Coupled Logic (ECL)
ECL adalah jenis rangkaian logika yang paling cepat. Kecepatan yang tinggi
ini diperoleh dengan :

- Mencegah semua transistor memasuki daerah jenuh → mencegah


waktu tunda penyimpanan

111
- Menjaga simpangan logikan yang relative kecil (±0,8 V) →mengurangi
waktu pengisian atau pengosongankapasitansi beban atau kapasitansi
parasitic lainnya

Keadaan jenuh pada ECL dapat dihindari dengan menggunakan pasangan


differential BJT sebagai saklar arus

Prinsip Dasar
ECL berdasarkan pada penggunaan sakelar kendali arus yang realisasinya
menggunakan asangan differential seperti yang terlihat pada gambar 38.
Pasangan transistor di-bias dengan sumber arus yang konstan (I) dan satu
sisi di-hubungkan dengan sumber tegangan rujukan (V R) Aus (I) dapat
diarahkan ke Q1 atau Q2 dibawah kendali sinyal masukan (VI)

Perbedaan IC menurut:
1. Struktur
2. Fungsi
3. Tingkat integrase
 Pembagian menurut struktur:
- Semikonduktor IC→ Bipolar, MOS
- IC lapisan (monolitik)
- IC hybrid→ lapisan tipis dan lapisan tebal
 Pembagian menurut fungsi:
- IC Digital→ DTL (diode-transistor logic), TTL (transistor-
transistor logic), CML (current mode logic) dll.
- IC Linier→ penguat bidang lebar, penguat operasional (op
– amp), dll.
 Pembagian menurut tingkat integrase
- IC SSI → mengandung < 24 gate
- IC MSI → mengandung 24 – 100 gate
- IC LSI → mengandung > 100 gate
- dst.

Catatan:
 IC hybrid : komponen- 2 (spt transistor) dibuat diatas substrat
keramik yang terhubung satu sama lain membentuk rangkaian dengan
jalur kawat logam dsb
 IC Monolitik
- Sangat baik untuk rangkaian yang memilikifungsi yang sama
- Interkoneksi dilakukan hanya dengan satu atau proses
>harganya lebih murah dan reabilitasnya lebih tinggi, ketimbang
IC-hybrid

112
PENGELOMPOKAN MIKROPROSESOR

Disamping teknologi PMOS (Metal-Oxide Semikonduktor kanal P) dan


teknologi NMOS (Metal-Oxide Semikonduktor kanal N) yang paling banyak
digunakan sebagai teknologi pembuatan mikroprosesor masih ada teknologi
lain yaitu:
 Teknologi CMOS (Complimentery Metal-Oxide Semikonduktor)
 Teknologi bipolar jenis ECL (Emitter-Coupled-Logic)
 Teknologi bipolar jenis Schottky
 Teknologi bipoar jenis I2L (Integrated-Injection-Logic)

CENTRAL PROCESSING UNIT (CPU)


 CPU bekerja mengendalikan operasi computer
 CPU mengambil kode binerinstruksi dari memori, kemudian
mendekode instruksi tersebut dalam urutan aksi yang sangat
sederhana.
 Sebuah CPU terdiri dari Aritmetic Logic Unit (ALU) yang dapat
membangun fungsi penjumlahan (Add), Pengurangan (Subtract),
Logika OR, AND atau XOR.

EPROM, (  erasable programmable read-only memory) adalah jenis


memori chip yang menyimpan data ketika catu daya dimatikan. Memori
komputer yang dapat mengambil data yang tersimpan setelah catu daya
telah dimatikan dan dihidupkan kembali disebut non-volatile. Itu adalah
sebuah array dari floating-gate transistor individual diprogram oleh perangkat
elektronik yang memasok tegangan yang lebih tinggi daripada yang biasanya
digunakan dalam rangkaian digital. Sekali diprogram, EPROM dapat dihapus
dengan mengekspos ke kuat ultraviolet light source (seperti dari mercury
vapor light). EPROMs mudah dikenali oleh transparan leburan kuarsa jendela
di atas paket, melalui mana silicon chip terlihat, dan yang memungkinkan
paparan ultraviolet cahaya saat menghapus.

Random access memory,( RAM) adalah sebuah tipe penyimpanan


komputer yang isinya dapat diakses dalam waktu yang tetap tidak
memperdulikan letak data tersebut dalam memori. Ini berlawanan
dengan alat memori urut, seperti tape magnetik, disk dan drum, di mana
gerakan mekanikal dari media penyimpanan memaksa komputer untuk
mengakses data secara berurutan.
Pertama kali dikenal pada tahun 60'an. Hanya saja saat itu memori
semikonduktor belumlah populer karena harganya yang sangat mahal. Saat
itu lebih lazim untuk menggunakan memori utama magnetic.

113
Perusahaan semikonduktor seperti Intel memulai debutnya dengan
memproduksi RAM , lebih tepatnya jenis DRAM.
Biasanya RAM dapat ditulis dan dibaca, berlawanan dengan ROM (read-only-
memory), RAM biasanya digunakan untuk penyimpanan primer (memori
utama) dalam komputer untuk digunakan dan mengubah informasi secara
aktif, meskipun beberapa alat menggunakan beberapa jenis RAM untuk
menyediakan penyimpanan sekunder jangka-panjang.
Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa ROM merupakan jenis lain dari
RAM, karena sifatnya yang sebenarnya juga Random Access seperti halnya
SRAM ataupun DRAM. Hanya saja memang proses penulisan pada ROM
membutuhkan proses khusus yang tidak semudah dan fleksibel seperti
halnya pada SRAM atau DRAM. Selain itu beberapa bagian dari space addres
RAM ( memori utama ) dari sebuah sistem yang dipetakan kedalam satu atau
dua chip ROM.

Fungsi Logika Implementasi Complementary Metal Oxide Semiconductor CMOS.


Label "COS/MOS" Chip dirancang oleh grup dipimpin oleh Albert Medwin.

114
Karakteristik 4000 Seri CMOS IC
Supply:  3 hingga 15V, Fluktuasi kecil ditoleransi.

Input :  Memiliki Impedansi sangat tinggi (Resistensi).


Tidak akan mempengaruhi bagian sirkuit di mana terhubung. Bahwa input yang tidak
tersambung dapat menangkap gangguan listrik dan berubah dengan cepat antara
bagian tinggi dan rendah yang tidak dapat diprediksi.

Output:  Dapat tenggelam dan sumber sekitar 1mA.


Jika mempertahankan tegangan output untuk menggerakkan input CMOS.
Jika tidak perlu menggerakkan input, Arus maksimum (5mA) pasokan 6V, atau
(10mA) pasokan 9V (cukup untuk menyalakan LED). 

115
Fan-Out:  Satu output dapat mendorong hingga 50 input.

Waktu perambatan gerbang:  Biasanya 30ns


Untuk sinyal melakukan perjalanan melalui gerbang dengan suplai 9V, dibutuhkan
waktu yang lebih lama pada tegangan suplai yang lebih rendah.

Frekuensi:  Hingga 1MHz


Di atas seri 74 adalah pilihan yang lebih baik. Konsumsi Daya sangat rendah,
beberapa µW. Jauh lebih besar pada frekuensi tinggi, beberapa mW pada 1MHz.

Static Precautions
CMOS IC Seri 4000 bersifat Statis Sensitif

Menyentuh pin saat diisi dengan Listrik Statis dapat merusak IC. 
Kebanyakan IC dalam penggunaan cukup toleran dan membumikan tangan dengan
menyentuh pipa air logam atau bingkai jendela sebelum menangani.  
IC harus dibiarkan dalam kemasan pelindung sampai siap menggunakannya.

1Hz Quartz Oscillator


Basis waktu 1 Hz untuk jam digital, pengatur waktu. Jam memiliki ketepatan yang
luar biasa. Dibangun di sirkuit terpadu U1 (4060) dan U2 (4027), Kristal
32,768KHz, beberapa Resistor dan Kapasitor.

116
U1 adalah Counter Ripple Binary 14-bit dan memiliki osilator internal. Osilator
berjalan pada 32.768KHz. Pin-3, Sinyal Clock 2Hz, yang berasal dari sinyal Osilator
utama yang frekuensi dibagi dengan 214 (16384).

Sinyal 2Hz dilewatkan ke pin Input clock U2, merupakan Flip-Flop JK Ganda, dan
Frekuensi dibagi 2. Output Q2 (Pin-1 dari U2) mendapatkan 1Hz.

Menggunakan kristal jenis kuarsa dengan Nilai Standar (32.768 KHz) yang


digunakan dalam jam tangan elektronik. C2 digunakan untuk penyesuaian
mikrometri dari frekuensi osilator, sehingga dapat dikalibrasi tepat untuk 32,768
KHz. Kalibrasi dapat dilakukan dengan menggunakan pengukur frekuensi.

Generator sangat Stabil dan lebih akurat jenis generator jam sederhana lainnya.
Stabilitasnya tergantung pada kualitas kristal dan pada perubahan suhu sekitar.

117
- Basic Logic Gate -
LOGIC Integrated Circuit
CD4001     Quad 2 input NOR gate
CD4002     Dual 4 input NOR gate
CD4007     Dual comp pair plus inverter
CD4008     4 bit full adder
CD4009     Hex buffer / converter inverting
CD4010     Hex buffer / converter non-inverting
CD4011     Quad 2 input NAND gate
CD4012     Dual 4 input NAND gate
CD4013     Dual D-Type flip flop with set/reset
CD4015     Dual 4 stage static shift register
CD4016     Quad bilateral switch
CD4017     Decade counter
CD4018     Preset Divide ny N counter
CD4020     14 stage binary counter
CD4022     Octal counter
CD4023     Triple 3 input NAND gate
CD4024     7 stage binary counter
CD4025     Triple 3 input NOR gate
CD4026     Decade counter / divider
CD4027     Dual JK master - Slave flip flop
CD4028     BCD to decimal decoder
CD4030     Quad 2 input XOR gate
CD4033     Decade counter / divider
CD4035     4 stage PIPO shift register
CD4040     12 stage binary counter
CD4041     Quad true / compliment buffer
CD4042     Quad clocked D latch
CD4043     Quad 3 state R/S latch NOR
CD4044     Quad 3 state R/S latch NAND
CD4046     Phase locked loop
CD4047     Monostable / Astable multivibrator
CD4049     Hex buffer / converter inverting
CD4538     Dual precision monostable multivibrator
CD4543     BCD to 7 segment LCD driver
CD4555     Dual binary to 1 of 4 decoder
CD4556     Dual binary to 1 of 4 decoder

MC14557   Variable Length Shift Register


MC14584   Hex Schmitt Trigger

CD4050     Hex buffer / converter non-inverting


CD4051     8 channel MUX
CD4052     Differential 4 channel MUX
CD4053     Triple 2-channel analog multiplexer
CD4054     4 segment LCD driver

118
CD4055     BCD to 7 segment decoder / driver
CD4056     BCD to 7 segment decoder / driver
CD4059     Programmable divide by N counter
CD4060     14 stage ripple carry binary counter / divider
CD4063     4-bit comparator
CD4066     Quad bilateral switch
CD4068     8-input NAND/AND gate
CD4069     Hex inverter
CD4070     Quad 2 input XOR
CD4071     Quad 2 input OR
CD4072     Dual 4 input OR gate
CD4073     Triple 3 input AND gate
CD4075     Triple 3 input OR gate
CD4077     Quad 2 input XNOR gate
CD4081     Quad 2 input AND
CD4082     Dual 4 input AND gate
CD4089     Binary rate multiplier
CD4098     Dual monostable multivibrator

MC14469   Addressable UART


MC14495   BCD 70 &-seg latch/decoder/driver

CD4503     Hex buffer


CD4504     Hex voltage level shifter TTL-CMOS
CD4511     BCD to 7 segment latch decoder drivers
CD4514     4 bit latch / 4 to 16 line decoders
CD4515     4 bit latch / 4 to 16 line decoders
CD4518     Dual BCD up counter
CD4520     Dual binary up counter

CPU dan Clock Speed


Clock Speed, Kecepatan yang dijalankan mikroprosesor setiap instruksi CPU
membutuhkan sejumlah detak untuk melaksanakan setiap instruksi. Semakin cepat
laju detak, semakin cepat CPU dapat mengeksekusi instruksi.

Clock Speed, Diukur dalam MHz, 1 MHz mewakili 1 juta siklus per detik, atau
dalam GHz, 1 GHz mewakili 1 ribu juta siklus per detik. Semakin tinggi kecepatan
CPU, semakin baik komputer akan melakukan. Komponen seperti RAM, Hard drive,
Motherboard, dan Inti Prosesor (Inti Ganda atau Quad Core) dapat meningkatkan
kecepatan komputer.

Kecepatan CPU menentukan berapa banyak perhitungan yang dapat dilakukan


dalam satu detik waktu. Semakin tinggi kecepatannya, semakin banyak perhitungan
dapat dilakukannya, sehingga membuat komputer lebih cepat. 

119
Prosesor memiliki Inti Ganda atau Quad, kinerja komputer meningkat bahkan jika
kecepatan CPU tetap sama. Prosesor Dual-Core 3.0 GHz mampu melakukan dua kali
lipat jumlah perhitungan sebagai prosesor Single-Core 3.10 GHz.

Definisi Waktu
Waktu ditentukan dengan cara berbeda, tergantung pada apa yang di ukur:
➤ Waktu Merespon :
Waktu antara awal dan penyelesaian tugas. Termasuk waktu yang dihabiskan untuk
mengeksekusi pada CPU, mengakses disk dan memori, menunggu I/O dan proses
lainnya dan overhead sistem operasi. Sebagai Waktu Eksekusi.
 Throughput: Jumlah total pekerjaan yang dilakukan dalam waktu tertentu.
 Waktu Eksekusi CPU:Total waktu CPU menghabiskan komputasi pada tugas
yang diberikan (tidak termasuk waktu untuk I/O atau menjalankan program
lain).
Mengukur Kinerja Prosesor
• Pipeline - Meningkatkan kinerja
• Program - Harus dioptimalkan
• Cache - Meningkatkan kinerja
• Benchmark - Mengukur kinerja
• Pabrikasi Perangkat - Meningkatkan kinerja
• Optimasi - Dimungkinkan
Computer Clock
Berjalan pada laju yang konstan dan menentukan kapan peristiwa ditempatkan di
perangkat keras.  Clk - Clock Period.

➽ Clock Cycle Time, Waktu untuk satu periode Clock hingga berlalu.


➽ Clock Rate, Kebalikan dari waktu siklus Clock
    Jika komputer memiliki waktu siklus 5 ns, laju Clock.

➽ Cycles Per Instruction (CPI)

120
    Contoh:
    Anggap Benchmark memiliki 100 instruksi:
    ➥  25 Instruksi Loads/Stores (Mengambil 2 siklus)
    ➥  50 Instruksi Adds (Membutuhkan 1 siklus)
    ➥  25 Instruksi Square Root (Membutuhkan 50 siklus)

CPI = ((0,25 * 2) + (0,50 * 1) + (0,25 * 50)) = 13,5

➽ CPU Time, Untuk waktu CPU saat memproses.

    Contoh 1:
    ➥  Clock Rate CPU adalah 1 MHz
    ➥  Program membutuhkan 45 juta siklus untuk dieksekusi
    ➥  Waktu CPU = 45.000.000 * (1/1.000.000) = 45 detik

    Contoh 2:
    ➥  Clock Rate CPU adalah 500 MHz
    ➥  Program membutuhkan 45 juta siklus untuk dieksekusi
    ➥  Waktu CPU = 45.000.000 * (1 / 500.000.000) = 0,09 detik

Benchmark Komputer
➽ Patokan adalah program atau serangkaian program yang digunakan 
    untuk mengevaluasi kinerja komputer.
➽ Benchmark memungkinkan membuat perbandingan kinerja
    berdasarkan waktu eksekusi
➽ Benchmark seharusnya
➽ Jadilah perwakilan dari jenis aplikasi yang dijalankan di komputer
➽ Jangan terlalu bergantung pada satu atau dua fitur komputer
➽ Tolak ukur sangat bervariasi dalam hal kompleksitasnya dan kegunaannya.

Metrik Kinerja
Metrik pemasaran untuk kinerja komputer disertakan

MIPS: Millions of floating point operations per second


➽ MIPS = jumlah instruksi / (waktu eksekusi x 10 6)

121
➽ Sebagai contoh, sebuah program yang mengeksekusi 3 juta instruksi
    dalam 2 detik memiliki rating MIPS 1,5
➽ Keuntungan: Mudah dimengerti dan diukur
➽ Kekurangan: Mungkin tidak mencerminkan kinerja yang sebenarnya,
    karena instruksi sederhana lebih baik.

MFLOPS: Jutaan operasi floating point per detik


➽  MFLOPS = operasi floating point / (waktu eksekusi x 106)
➽ Misalnya, program yang mengeksekusi 4 juta Floating Point.
    Instruksi dalam 5 detik memiliki rating MFLOPS 0,8
➽ Keuntungan: Mudah dimengerti dan diukur
➽ Kekurangan: Sama seperti MIPS, hanya mengukur Floating Point.

Ringkasan Kinerja
➽ Dua ukuran kinerja utama adalah
    ➥  Waktu eksekusi: Waktu untuk melakukan tugas
    ➥  Throughput: Jumlah tugas yang diselesaikan per satuan waktu
➽ Kinerja dan waktu eksekusi adalah timbal balik.
    Meningkatkan kinerja, mengurangi waktu eksekusi.
➽ Waktu untuk menjalankan program yang diberikan dihitung:
    ➥  Waktu CPU = Jumlah instruksi x CPI x clock cycle time
    ➥  Waktu CPU = Jumlah instruksi x CPI / clock rate
➽ Faktor dipengaruhi oleh
    ➥  Teknologi Kompiler
    ➥  Set Arsitektur instruksi
    ➥  Organisasi Mesin dan teknologi yang mendasari.

Arsitektur
Desain (IBM XT), CPU, RAM dan perangkat I/O dihubungkan pada satu dan bus yang
sama, dan semuanya berjalan serempak (dengan kecepatan yang sama). CPU
memutuskan Frekuensi Clock dimana perangkat lain harus berfungsi:

122
Ketiga perangkat  "Terkunci satu sama lain", bekerja pada Frekuensi Clock
terendah. Arsitektur PC pertama, kecepatannya sangat lambat.

1987, Compaq menemukan ide memisahkan bus sistem dari bus I / O, sehingga
kedua bus bekerja pada Frekuensi Clock berbeda. CPU dan RAM bekerja di bus 
sendiri, terlepas dari perangkat I/O, kecepatan ditingkatkan.

Frekuensi Clock CPU ditingkatkan sehingga RAM tidak bisa mengikuti. Intel


menggunakan Clock Doubling pada prosesor 80486. RAM yang tersedia tidak dapat
mengikuti kecepatan 66 MHz di mana 80486 dapat berfungsi.

Solusinya memberi CPU dua kecepatan kerja.


➽ Frekuensi Clock Eksternal
➽ Frekuensi Clock Internal

Sistem menempatkan tuntutan berat pada RAM, ketika CPU secara internal
memproses data dua kali lebih banyak, tentu harus “Feed” lebih sering. Karena RAM
hanya bekerja setengah secepat CPU.
Solusi, 486 diberi Cache L1 Built-In, mengurangi ketidakseimbangan antara RAM
lambat dan Prosesor cepat. Cache tidak meningkatkan bandwidth (RAM tidak bekerja
lebih cepat), tetapi memastikan efisiensi lebih dalam Transfer Data ke CPU, sehingga
mendapat data yang tepat.

123
Clock Doubling, Memungkinkan prosesor dengan Frekuensi Clock yang lebih
tinggi. Pentium diperkenalkan, modul RAM baru dan bus sistem menjadi 66 MHz.
Pentium II dan III, bus sistem ditingkatkan menjadi 100 dan 133 MHz.

74 Series LOGIC INTEGRATED SIRCUIT


Rangkaian Terpadu Logika Digital 7400-Series. Dibuat oleh Texas Instruments
dengan awalan "SN" untuk menciptakan SN74xx. Produsen telah merilis perangkat
kompatibel Pin-to-Pin 74xx untuk mengidentifikasi. Produsen berbeda menggunakan
prefiks yang berbeda atau tanpa awalan sama sekali.

Logika TTL Rentang Suhu Spesifikasi Militer diawali 54 bukan 74. Perangkat


digunakan banyak aplikasi. 7400 chip umumnya 14-Pin / Paket DIP 16-Pin. Chip
memiliki nama tercetak "74HC132", menggambarkan Logika dan Fungsi.

124
Pabrikan
Kode dua huruf dan merupakan kode produsen yang diberikan.
SN digunakan oleh Texas Instruments.

Kisaran Suhu
 74  Menunjukkan Komersial (0° C hingga 70° C )
 54  Menunjukkan Militer (-55° C hingga +125° C).

Seri Logika
7400 seri dasar, tetapi ada banyak lagi yang didefinisikan di atas.

Alat
Menunjukkan Fungsi / Tipe perangkat. Perangkat 04 adalah Hex Inverter, dll.

Kode paket
Merujuk ke lembar data produsen karena kode bervariasi antara produsen.

Catu Daya

Pin-7   adalah Ground (GND)


Pin-14 adalah Catu Daya +5V.

Pengecualian seperti 7490.

125
2.0V - lebih Tinggi Logika "1"
0.8V - lebih Rendah Logika "0"

Seri 74xx Tahap Keluaran


Totem Pole:
Format Output Standar untuk 7400 Chip Logika. Terdiri dari dua transistor dan
memungkinkan waktu peralihan yang sangat cepat untuk dicapai.

Open Collector:
Bentuk Output memiliki satu transistor dengan emiternya terhubung ke 0V. Beban
eksternal dihubungkan antara output, yaitu kolektor transistor dan 5V. Banyak
aplikasi, Kecepatan peralihan dan tergantung pengaruh eksternal.

Tri-State:
Bentuk Output memiliki tiga keadaan. Mampu memberikan output tinggi dan rendah
dari normal. Untuk menonaktif kan Output sehingga tidak berpengaruh pada jalur.
Keadaan sirkuit terbuka atau mengambang.

74Lxx   - TTL Daya Rendah (1/10 kecepatan, 1/10 kekuatan TTL "Biasa")
74Hxx  - TTL Berkecepatan tinggi (dua kali lebih cepat,
             Kekuatan dua kali lebih banyak)
74Sxx  - Schottky TTL (untuk penggunaan High Frequency)
74LSxx - Kombinasi Daya Rendah & Schottky, Kecepatan yang sama 
              Dengan TTL biasa, tetapi pada 1/5 konsumsi daya

- Basic Logic Gate -


Seri 74xx Sirkuit Terpadu

74LS121
 - Monostable Multivibrator

126
Multivibrators Monostable
Menggunakan IC dua Logika 2-input “NOR” Gates.

Generator Pulsa Monostable, menggunakan IC khusus 74LS121 Satu Tembakan


Multivibrator Monostable atau 74LS123 yang dapat dipicu. Menghasilkan lebar pulsa
output dari serendah 40 nanodetik hingga 28 detik dengan dua komponen timing RC
eksternal dan lebar pulsa  T = 0,69RC dalam hitungan detik.

74LS221
 - Dual Monostable Multivibrator, 
   Schmitt-Trigger Input

127
74LS245
 - Octal 3-State Non-inverting Bus Transceiver

Transceiver menggunakan Back-to-Back Tri-State Buffer untuk menghubungkan


perangkat yang berbeda ke data berbagi bus komunikasi umum di kedua arah.

Transceiver untuk kontrol dua arah, input atau output, dari perangkat digital atau
analog ke bus data bersama. Tidak seperti buffer, Transceiver adalah perangkat
dua arah yang memungkinkan data mengalir melalui keduanya.

Dua Buffer IC Tri-State digunakan adalah TTL 74LS125 dan TTL 74LS126.

128
Buffer tiga keadaan membutuhkan dua input. Input Data (A) dan Kontrol atau Input
Aktifkan (EN). 

Tri-state Buffer Control, memungkinkan beberapa perangkat untuk berbagi jalur


output atau bus dengan memiliki satu perangkat tri-state menggerakkan bus pada
waktu sementara, Semua buffer lain tetap dalam keadaan Hi-Z.

74LS244 Octal Tri-state Buffer

74LS365
 - Hex Bus Line Drivers

129
74LS540
 - 8-Bit Inverting Line Driver

74LS629
 - Voltage Controlled Oscilator
Osilator dengan Sinyal Output yang dapat divariasikan melalui suatu jangkauan,
yang dikendalikan oleh tegangan DC input. Osilator yang frekuensi outputnya
langsung berhubungan dengan tegangan pada inputnya. Frekuensi Osilasi bervariasi
dari Hertz hingga Ratusan GHz.

Oscillator Dikendalikan Tegangan (VCO), Versi perbaikan dari keluarga VCO asli:
SN54LS124, SN54LS324 melalui SN54LS327, SN74LS124, dan SN74LS324 melalui
SN74LS327. Meningkatkan Linearitas, Rentang, dan Kompensasi Tegangan-ke-
Frekuensi. Pengecualian 'LS624 dan 'LS628, menampilkan dua VCO independen
dalam satu Chip Monolitik.

74 Series Logic Integrated Circuit

130
74LS00 - Quad 2-Input NAND Gate
74LS01 - Quad 2-Input NAND Gate; Open Collector Outputs
74LS02 - Quad 2-Input NOR Gate
74LS03 - Quad 2-Input NAND Gate; Open Collector Outputs
74LS04 - Hex Inverter
74LS05 - Hex Inverter; Open Collector Outputs
74LS06 - Hex Inverter; Open Collector High Voltage Outputs
74LS07 - Hex Buffer; Open Collector High Voltage Outputs
74LS08 - Quad 2-Input AND Gate
74LS09 - Quad 2-Input AND Gate; Open Collector Outputs
74LS10 - Triple 3-Input NAND Gate
74LS11 - Triple 3-Input AND Gate
74LS12 - Triple 3-Input NAND Gate; Open Collector Outputs
74LS13 - Dual 4-Input NAND Schmitt Triggers
74LS14 - Hex Schmitt-Trigger Inverter
74LS15 - Triple 3-Input AND Gate; Open Collector Outputs
74LS16 - Hex Inverter; Open Collector 15V Outputs
74LS17 - Hex Driver; Open Collector 15V Outputs
74LS19 - NAND Schmitt Trigger; Totem Pole Output
74LS20 - Dual 4-Input NAND Gate
74LS21 - Dual 4-Input AND Gate; Open Collector Outputs
74LS22 - Dual 4-Input NAND Gate; Open Collector Outputs
74LS23 - 2x Four input NOR with Strobe
74LS25 - 2x Four input NOR with Strobe
74LS26 - Quad 2-Input NAND Gate; OC (15V)
74LS27 - Triple 3-Input NOR Gate
74LS28 - Quad 2-Input NOR Gates
74LS30 - 8-Input NAND Gate
74LS31 - Delay Element
74LS32 - Quad 2-Input OR Gate
74LS33 - Quad 2-Input NOR Gate; Open Collector Outputs
74LS37 - Quad 2-Input NAND Gates
74LS38 - Quad 2-Input NAND Gates; Open Collector Outputs
74LS39 - 4x Two input NAND, Open collector
74LS40 - Dual 4-Input NAND Gates
74LS42 - BCD to DECIMAL Decoder
74LS45 - Four-to-Ten (BCD to Decimal) DECODER, High current
74LS46 - BCD to 7-Segment DECODER, Open Collector, Leading zero handling
74LS47 - BCD to 7-Segment Decoder; Open Collector Outputs (15V)
74LS48 - BCD to 7-Seg Decoder; Outputs Active high
74LS49 - BCD to 7-Seg Decoder-Outputs Active High
74LS50 - 2x (Two input AND) NOR (Two input AND), expandable

74LS51 - Dual AND-OR-INVERT Gates


74LS53 - NOR of Four Two input ANDs, expandable
74LS54 - 4-Wide AND-OR-INVERT Gate
74LS55 - 4-Wide; 2-Input AND-OR-INVERT Gate
74LS56 - Frequency Divider
74LS57 - Frequency Divider
74LS64 - 4-3-2-2 AND-OR-INVERT
74LS65 - 4-3-2-2 AND-OR-INVERT
74LS68 - Dual 4-Bit Decade or Binary Counter
74LS69 - Dual 4-Bit Decade or Binary Counter
74LS70 - 1x gated JK FLIPFLOP with preset and clear
74LS72 - 1x gated JK FLIPFLOP with preset and clear
74LS73 - Dual J-K Flip-Flop
74LS74 - Dual D-Type Flip-Flop

131
74LS75 - Dual 2-Bit D-Type Flip-Flop
74LS76 - Dual J-K Flip-Flop
74LS77 - 4-Bit D-Type Latch
74LS78 - Dual J-K Flip-Flop
74LS83 - 4-Bit Full Adder
74LS85 - 4-Bit Comparator
74LS86 - Quad Exclusive OR Gate
74LS90 - Decade Counter
74LS91 - 8-Bit Shift Register
74LS92 - Divide-By-12 Counter
74LS93 - 4-Bit Binary Counter
74LS94 - Four bit SHIFT register
74LS95 - 4-Bit Shift Register with Parallel Inputs and Outputs
74LS96 - 5-Bit Shift Register with Parallel Inputs and Outputs

74LS107 - Dual J-K Master Slave Flip-Flop


74LS109 - Dual J-K Flip-Flop
74LS112 - Dual J-K Flip-Flop with Preset and Clear
74LS113 - Dual J-K Flip-Flop
74LS114 - Dual J-K Flip-Flop
74LS116 - 2x Four bit LATCH with clear
74LS121 - Monostable Multivibrator
74LS122 - Retriggerable Monostable Multivibrator
74LS123 - Retriggerable Monostable Multivibrator
74LS124 - 2x Clock Generator or Voltage Controlled Oscillator
74LS125 - Quad Line Driver; 3-State Outputs
74LS126 - Quad Line Driver; 3-State Outputs
74LS128 - 4x Two input NOR, Line driver
74LS130 - Retriggerable Monostable Multivibrator
74LS132 - Quad 2-Input NAND Schmitt Trigger
74LS133 - 13-Input NAND Gate
74LS134 - Twelve input NAND, Tri-state
74LS135 - 4x Two input XOR (exclusive or)
74LS136 - Quad 2-Input Exclusive OR Gates
74LS137 - 3-Line to 8-Line Demultiplexer with Address Latch
74LS138 - 3-Line to 8-Line Demultiplexer
74LS139 - 2-Line to 4-Line Decoder/Demultiplexer
74LS140 - 2x Four input NAND, 50 ohm Line Driver
74LS143 - Four bit counter and latch with 7-segment LED driver
74LS145 - BCD to Decimal Decoder/Driver
74LS147 - 10-Line to 4-Line Priority Encoder
74LS148 - 8-Line to 3-Line Priority Encoder
74LS150 - 16-1 SELECTOR (multiplexer)

74LS151 - 8-Line to 1-Line Multiplexer


74LS153 - Dual 4-Line to 1-Line Multiplexer
74LS154 - 4-Bit Binary Decoder/Demultiplexer
74LS155 - Dual 2-Bit Binary Decoders/Demultiplexer
74LS156 - Dual 2-Bit Binary Decoders/Demultiplexer
74LS157 - Quad 2-Line to 1-Line Multiplexer
74LS158 - Quad 2-Line to 1-Line Multiplexer
74LS159 - 4-16 DECODER (demultiplexer), Open collector
74LS160 - 4-Bit Synchronous Programmable Counter
74LS161 - 4-Bit Synchronous Programmable Counter
74LS162 - 4-Bit Synchronous Programmable Counter
74LS163 - 4-Bit Synchronous Programmable Counter
74LS164 - 8-Bit Shift Register with Parallel Outputs

132
74LS165 - 8-Bit Shift Register with Parallel Inputs
74LS166 - 8-Bit Shift Register with Parallel Inputs
74LS168 - Up/Down 4-Bit Synchronous Counter
74LS169 - Up/Down 4-Bit Synchronous Counter
74LS170 - 16-Bit RAM; Open Collector Outputs
74LS173 - 4-Bit Quad D-Type Flip-Flops; 3-State Outputs
74LS174 - Hex D-Type Flip-Flop
74LS175 - Quad D-Type Flip-Flop
74LS180 - Four bit parity checker
74LS181 - 4-bit Arithmetic Logic Unit
74LS182 - Look Ahead Carry Generator
74LS183 - Dual Carry-Save Full Adder
74LS190 - Synchronous Up/Down Decade Counter
74LS191 - Synchronous Up/Down 4-Bit Binary Counter
74LS192 - Synchronous Up/Down Decade Counter
74LS193 - Synchronous Up/Down 4-Bit Binary Counter
74LS194 - 4-Bit Bidirectional Shift Register
74LS195 - 4-Bit Parallel-Access Shift Register
74LS196 - Programmable Decade Counter
74LS197 - Programmable Decade Counter
74LS198 - 8-Bit parallel in and out bidirectional SHIFT register
74LS199 - 8-Bit parallel in and out bidirectional SHIFT register, JK serial input

74LS221 - Dual Monostable Multivibrator; Schmitt-Trigger Input


74LS240 - Octal Inverting Buffer/Transciever; 3-State Outputs
74LS241 - Octal Buffer/Transciever; 3-State Outputs
74LS242 - Quad 3-State Bus Transceiver
74LS243 - 4-Bit Bidirectional Bus Driver
74LS244 - Octal 3-State Noninverting Buffer
74LS245 - Octal 3-State Noninverting Bus Transceiver
74LS247 - BCD to 7-Seg Decoder/Display Driver OC (15V)
74LS248 - BCD to 7-Seg Decoder/Display Driver OC (15V)
74LS249 - BCD to 7-Seg Decoder/Display Driver OC (15V)
74LS251 - 8-Line to 1-Line Multiplexer; 3-State Outputs
74LS253 - Dual 4-Input Data Selecttor/Multiplexer 3-State
74LS256 - Dual 4-Bit Addressable Latch
74LS257 - Quad 2-Line to 1-Line Multiplexers; 3-State Outputs
74LS258 - Quad 2-Line to 1-Line Multiplexers; 3-State Outputs
74LS259 - 8-Bit Adressable Latch
74LS260 - Dual 5-Input NOR Gate
74LS266 - Quad Exclusive NOR Gate
74LS269 - 8-Bit Bidirectional Binary Counter
74LS273 - Octal D-Type Flip-Flop; Common Clock and Clear
74LS279 - Quad SR-Flip-Flops
74LS280 - 9-Bit Parity checker
74LS283 - 4-Bit Full Adder
74LS290 - 4-Bit Decade/Binary Counter
74LS298 - Quad 2-Line to 1-Line Multiplexers with Latch
74LS299 - 8-Bit Bidirectional Universal Shift Register

74LS322 - 8-Bit Sign-Extend Shift Register


74LS323 - 8-Bit Universal Shift Register with Latch
74LS348 - 8-Line to 3-Line Priority Encoder with 3-State Outputs
74LS352 - Dual 4-Line to 1-Line Multiplexers
74LS353 - Dual 4-Line to 1-Line Multiplexers with 3-State Outputs
74LS365 - Hex Bus Line Drivers
74LS366 - 3-State Hex Line Driver

133
74LS367 - Hex Bus Line Drivers
74LS368 - Hex Inverting Bus Line Drivers
74LS373 - Octal D-Type Latch
74LS374 - Octal D-Type Flip-Flop
74LS375 - Quad D-Type Latch
74LS377 - Octal D-Type Flip-Flop
74LS378 - Hex D-Type Flip-Flop
74LS379 - Quad D-Type Flip-Flop
74LS386 - Quad 2-Input Exclusive OR Gates
74LS390 - Dual Decade Counters
74LS393 - Dual Decade Counters
74LS395 - 4-Bit Shift Register with 3-State Outputs
74LS398 - Quad 2-Input Register
74LS399 - Quad 2-Input Register
74LS490 - Dual Decade Counter

74LS521 - 8-Bit Identity Comparator


74LS533 - Octal D-Type Transparent Latch
74LS534 - Octal Invering D-Type Flip-Flop
74LS538 - 1-OF-8 Decoder with 3-State Outputs
74LS540 - 8-Bit Inverting Line Driver
74LS541 - Octal Buffer/Line Driver with 3-State Outputs
74LS543 - Octal Registered Transceiver, Non-Inverting, 3-State
74LS544 - Octal Registered Transceiver, Inverting, 3-State
74LS568 - 4-Bit Bidirectional Counter (with 3-State Outputs)
74LS569 - 4-Bit Synchronous Counter
74LS574 - 8-Bit D-Type Flip-Flop/Bus Driver
74LS579 - 8-Bit Bidirectional Binary Counter (3-State)

74LS620 - Octal Bus Transcievers with 3-State Outputs


74LS623 - Octal Bus Transcievers
74LS629 - Voltage Controlled Oscilator
74LS640 - Octal Bus Transciever
74LS646 - Octal Bus Transciever
74LS648 - Octal Bus Transciever/Register
74LS657 - Octal Bidirectional Transciever with 8-Bit Parity Generator Checker
74LS669 - 4-Bit Synchronous Up/Down Counter
74LS670 - 4-By-4 Register File; 3-State Outputs
74LS682 - 8-Bit Magnitude/Identity Comparator
74LS684 - 8-Bit Magnitude Comparators
74LS688 - 8-Bit Magnitude Comparators
74LS748 - 8-Line to 3-Line Priority Encoder
74LS779 - 8-Bit Bidirectional Binary Counter (3-State)
74LS795 - Octal Buffer with 3-State Outputs
74LS848 - 8-Line to 3-Line Priority Encoder with 3-State Outputs

74LS2245 - 25Ohm Octal Bidirectional Transceiver, 3-State Inputs and Outputs


74LS3893 - Quad Future Bus Backplane Transceiver (3-State, Open Collector)

134
DIODE ALTERNATING CURRENT (DIAC)
DIAC (DIode Alternating Current) Perangkat Semikonduktor persimpangan
dua arah yang dirancang untuk memecah ketika tegangan AC melewatinya
melebihi arus yang melewati tingkat tertentu di kedua arah.

Digunakan untuk membantu bahkan memicu TRIAC ketika digunakan dalam


Switch AC. Terutama aplikasi Dimmer dan Starter untuk lampu Florescent.

DIAC AC Phase Control

135
DIAC Dioda melakukan arus listrik setelah tegangan Breakover-nya, VBO,
telah tercapai sesaat. Merupakan akronim "Dioda untuk arus bolak-balik".

Saklar DIode AC, merupakan perangkat semikonduktor dua-kutub, tiga-lapis,


dua-titik yang lain tetapi tidak seperti transistor DIAC tidak memiliki koneksi
dasar menjadikannya perangkat dua terminal, berlabel A1 dan A2.

Gelombang Konduksi TRIAC

Komponen elektronik yang tidak hanya menawarkan Kontrol atau Amplifikasi


tetapi bertindak seperti dioda pengalihan dua arah karena mereka dapat
melakukan arus dari polaritas pasokan tegangan AC yang sesuai.lakukan
arus dari polaritas pasokan tegangan AC yang sesuai.

136
Saat berganti, S1 terbuka tanpa arus gerbang dan lampu "MATI". Ketika
saklar S1 ditutup, arus gerbang IG saat ini dan SCR melakukan pada
setengah siklus positif hanya karena beroperasi di kuadran Ι.

Sekali "ON", SCR hanya akan beralih "OFF", ketika tegangan suplai turun ke


nilai-nilai seperti saat anoda, IA kurang dari nilai holding current-nya, IH.

Symbol dan Cara Kerja


DIAC  Dibangun seperti transistor tetapi tidak memiliki koneksi dasar yang
memungkinkannya untuk dihubungkan ke sirkuit dalam polaritas baik. Dioda
yang melakukan setelah tegangan 'Break-Over', VBO terlampaui.

Ketika perangkat melampaui tegangan break-over ini, ia memasuki wilayah


resistensi dinamis negatif. Menghasilkan penurunan tegangan dioda dengan
meningkatnya tegangan. Dengan demikian ada peningkatan tajam dalam
tingkat arus yang dilakukan oleh perangkat.

Dioda tetap dalam keadaan konduksi sampai arus yang lewat jatuh di bawah apa
yang disebut sebagai arus holding, yang biasanya ditunjuk oleh huruf IH. Di bawah
Holding Current, DIAC kembali ke status resistansi tinggi (Non-
Conduct). Perilakunya Bi-Directional dan operasinya terjadi pada kedua bagian dari
siklus bolak-balik.

Karakteristik DIAC IV di atas kurva yang diac blok aliran arus di kedua arah sampai
tegangan yang diterapkan lebih besar dari VBR, di mana titik kerusakan perangkat
terjadi dan diac melakukan banyak hal dengan cara yang sama dengan zener dioda
melewati pulsa tegangan tiba-tiba. Titik VBR ini disebut tegangan tembus atau
tegangan Dreakover Diacs.

Penerapan DIAC

137
Biasanya DIAC ditempatkan secara seri dengan TRIAC. DIAC sering digunakan
bersama dengan TRIAC karena perangkat ini tidak menyala secara Simetris sebagai
akibat dari perbedaan antara kedua bagian perangkat. 

Menghasilkan harmonik dan perangkat yang kurang simetris menyala, semakin besar
tingkat harmonik yang dihasilkan. Umumnya tidak diinginkan untuk memiliki tingkat
harmonik yang tinggi dalam sistem tenaga listrik.
Aplikasi utamanya.
  ➽  Digunakan dalam rangkaian Lampu Dimmer.
  ➽  Digunakan dalam rangkaian Kontrol Panas.
  ➽  Digunakan dalam kontrol Kecepatan Motor Universal.

Kesimpulan
Diac adalah perangkat penting dalam keluarga thyristor.
Keuntungan utama.
  ➽  Tdak beralih tajam ke kondisi tegangan rendah pada tingkat arus rendah
       Seperti yang dilakukan oleh SCR atau triac.
  ➽  Memiliki tegangan rendah pada tegangan tertentu
       Sampai saat ini jatuh di bawah level nya
  ➽  Penurunan tegangan menurun dengan meningkatnya arus.

138
TRIAC (TRIode for Alternating Current) Komponen elektronik tiga terminal
yang melakukan arus di kedua arah saat dipicu. Bidirectional Triode
Thyristor atau Triode Thyristor Bilateral. Thyristor analog dengan relai
dalam tegangan kecil dan arus mengontrol tegangan dan arus yang lebih
besar.

TRIAC Perangkat Solid-State berkecepatan tinggi yang dapat beralih dan


mengontrol daya AC di kedua arah gelombang Sinusoidal. 

Simbol TRIAC, Karena Triac melakukan di kedua arah dari bentuk gelombang


sinusoidal, Terminal anoda dan katoda yang digunakan untuk
mengidentifikasi terminal daya utama dari Thyristor.
  ➽  A1 adalah Anode 1, Anoda 1 Terminal Utama 1 (MT1)
  ➽  A2 adalah Anode 2, Anoda 2 Terminal Utama 1 (MT2)
  ➽  G adalah Gate

TRIAC adalah perangkat semikonduktor tiga terminal untuk mengendalikan


arus Alternating Current (AC). Perkembangan SCR atau Thyristor, tetapi tidak
seperti Thyristor yangmampu melakukan satu arah, TRIAC Perangkat dua
arah.

Untuk mendapatkan kontrol daya gelombang penuh dapat menghubungkan


satu Thyristor di dalam penyearah jembatan gelombang penuh yang memicu
pada setiap gelombang setengah positif, atau untuk menghubungkan dua
thyristor bersama paralel terbalik (Back-to-Back), tetapi ini meningkatkan
kompleksitas dan jumlah komponen yang digunakan dalam Rangkaian
Switching.

139
Jenis lain perangkat semikonduktor disebut "Triode AC Switch" atau Triac
merupakan keluarga Thyristor sebagai perangkat switching kekuatan solid
state tetapi yang lebih penting adalah perangkat "Bidirectional".

TRIAC dapat dipicu ke dalam konduksi oleh tegangan positif dan negatif yang
diterapkan pada Anoda dan dengan pulsa pemicu positif dan negatif yang
diterapkan ke terminal Gate membuatnya menjadi perangkat Gerbang
Pengontrol Dua-Kuadran.

Cara Kerja TRIAC

TRIAC adalah 4-layer, PNPN dalam arah positif dan NPNP dalam arah negatif,
perangkat bidirectional tiga-terminal yang memblokir arus dalam keadaan
"OFF" bertindak seperti Switch Sirkuit Terbuka.

Tetapi tidak seperti Thyristor konvensional, TRIAC dapat melakukan arus di


kedua arah ketika dipicu oleh pulsa gerbang tunggal. Kemudian memiliki
empat mode operasi pemicuan yang memungkinkan.
  Ι + Mode = MT2 current positive (+ve), Gate current positive (+ve)
  Ι – Mode = MT2 current positive (+ve), Gate current negative (-ve)
ΙΙΙ + Mode = MT2 current negative (-ve), Gate current positive (+ve)
ΙΙΙ – Mode = MT2 current negative (-ve), Gate current negative (-ve)

Karakteristik I-V TRIAC

140
Kuadran Ι, TRIAC dipicu ke konduksi oleh arus gerbang positif, sebagai
mode Ι +. Tapi itu juga bisa dipicu oleh arus gerbang negatif, mode Ι–. 
Kuadran ΙΙΙ, memicu dengan arus gerbang negatif, –ΙG juga umum, mode
ΙΙΙ– bersama dengan mode ΙΙΙ +. 

Mode Ι– dan ΙΙΙ + adalah konfigurasi yang kurang sensitif yang


membutuhkan arus gerbang yang lebih besar untuk menyebabkan pemicuan
daripada mode pemicu TRIAC yang lebih umum yaitu Ι + dan ΙΙΙ–.

Perbandingan TRIAC dan THYRISTOR

TRIAC Perangkat yang ideal untuk digunakan untuk aplikasi switching AC


karena dapat mengontrol aliran arus selama kedua bagian dari siklus bolak. 

THYRISTOR Hanya mampu mengendalikan lebih dari setengah siklus. Selama


separuh yang tersisa tidak ada konduksi yang terjadi dan hanya separuh
bentuk gelombang yang dapat dimanfaatkan.

Bentuk Gelombang Tipikal / Ideal

141
TRIAC Untuk mengontrol pengalihan arus pada kedua bagian gelombang
bolak memungkinkan penggunaan daya yang jauh lebih baik. Namun TRIAC
tidak selalu nyaman untuk beberapa aplikasi daya tinggi di mana
peralihannya lebih sulit.

Aplikasi TRIAC

Triac Switching Circuit


Perangkat semikonduktor yang paling sering digunakan untuk switching dan
kontrol daya dari sistem AC dapat diaktifkan "ON" oleh salah satu pulsa Gate
positif atau negatif, terlepas dari polaritas pasokan AC pada waktu
itu. Membuat triac ideal untuk mengendalikan lampu atau beban motor AC

Triac Phase Control


Sirkuit Switching Triac menggunakan kontrol fase untuk memvariasikan
jumlah tegangan, dan karena daya diterapkan pada beban Motor, baik untuk
bagian positif dan negatif dari bentuk gelombang input. Jenis kontrol
kecepatan motor AC ini memberikan kontrol penuh variabel dan linier karena
tegangan dapat diatur dari nol hingga tegangan terapan penuh.

142
PENGUKURAN KAPASITANSI
Kapasitansi adalah kemampuan untuk menyimpan Muatan Listrik. Bahan Kapasitansi
yang besar memiliki lebih Muatan Listrik pada tegangan yang diberikan.  Setiap
objek yang dapat bermuatan listrik sebagai Kapasitansi, namun konsep ini penting
untuk memahami operasi dari Kapasitor, salah satu dari tiga komponen elektronik
dasar (bersama dengan resistor dan induktor).

DMM menentukan Kapasitansi dengan pengisian kapasitor


  -   Dengan Arus yang diberikan
  -   Mengukur Tegangan yang dihasilkan
Maka menghitung Kapasitansi.

PERINGATAN !!
Sebuah kapasitor yang baik menyimpan muatan listrik dan dapat tetap ber-Energi
setelah daya dihilangkan. Sebelum pengukuran.

  a)  Matikan sumber daya


  b)  Pastikan tak ada Daya
  c)  Hati-hati saat pengosongan Kapasitor
        (Menghubungkan Resistor di lead )
  d)  Pastikan untuk memakai alat pelindung diri yang sesuai.

143
Untuk Aman nya
Setelah listrik dimatikan, hubungkan Resistor 2 KΩ, 0.5 Watt di terminal Kapasitor
selama 5 detik.
Gunakan DMM untuk memastikan semua listrik ke sirkuit MATI.
Jika Kapasitor dirangkaian AC, Ukur tegangan AC.
Jika Kapasitor dirangkaian DC, Ukur tegangan DC.

Periksa secara Visual Kapasitor - Jika Kebocoran, Retak, Tonjolan atau


Tanda-tanda lain dari kerusakan yang jelas, ganti Kapasitor.
Manual Multimeter (DMM) sebagai Petunjuk. - Baca untuk Pengukuran yang
benar, Kapasitor perlu dilepas dari Sirkuit. 
PROSEDUR
1.  Pastikan !!  Sirkuit dalam keadaan Mati.
2.  Putar tombol (Rotary Switch) ke Simbol Kapasitansi
3.  Masukkan Test-Lead  HITAM  ke jack COM
4.  Masukkan Test-Lead  MERAH  ke jack V Ω

Hubungkan Test-Lead pad Terminal Kapasitor.


Jauhkan Test-Lead terhubung selama beberapa detik untuk memungkinkan DMM
untuk secara otomatis memilih kisaran yang tepat.

Baca pengukuran ditampilkan


Jika nilai Kapasitansi dalam Rentang pengukuran, menampilkan Nilai Kapasitor. Akan
menampilkan OL, Jika  Nilai Kapasitansi lebih tinggi dari kisaran pengukuran atau
Kapasitor Rusak.

Catatan.
  -  Beberapa DMM memberikan modus Relatif  (REL).
  -  Saat mengukur nilai Kapasitansi Rendah, REL dipakai untuk menghapus
Kapasitansi Test-Lead.
  -  Menempatkan DMM mode Relatif  Kapasitansi, tekan tombol REL. Ini
menghilangkan nilai Kapasitansi tersisa dari Test-Lead.

PENGUKURAN DIODA
DIODA
Komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor, yang
memperbolehkan Arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi panjar maju) dan
menghambat arus dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur).

Dioda dapat disamakan sebagai fungsi katup di dalam bidang elektronika.

144
Dioda sebenarnya tidak menunjukkan karakteristik kesearahan yang sempurna,
melainkan mempunyai karakteristik hubungan arus dan tegangan kompleks yang
tidak linier dan seringkali tergantung pada teknologi atau material yang digunakan
serta parameter penggunaan.

DMM dapat menguji DIODA menggunakan salah satu dari dua METODE:
  -  Modus Uji Dioda:  Hampir selalu pendekatan yang terbaik.
  -  Modus Resistance: Biasanya digunakan hanya jika multimeter tidak dilengkapi
dengan mode Diode Test.
Dalam beberapa kasus mungkin perlu untuk menghapus salah satu ujung
dioda dari rangkaian dalam rangka untuk menguji dioda.

Hal yang perlu diketahui tentang Modus Resistace saat pengujian Dioda:
  -  Tidak Selalu menunjukkan apakah dioda Baik atau Jelek.
  -  Tidak harus diambil saat Dioda pada sebuah rangkaian ini dapat menghasilkan
pembacaan palsu.
  -  BISA digunakan untuk memverifikasi Dioda Buruk dalam aplikasi tertentu setelah
Test Diode menunjukkan Dioda itu Jelek.

Sebuah Dioda terbaik diuji dengan mengukur Tegangan-Jatuh dioda ketika Maju-
Bias.
Sebuah Dioda Maju-Bias beraksi sebagai Saklar Tertutup, memungkinkan arus
mengalir.

PROCEDUR MODUS UJI DIODE 


  -  Pastikan !  Sirkuit dalam keadaan Mati.
     Tegangan yang ada munkin dari Kapasitor dalam keadaan penuh
     Jika demikian, Kapasitor harus dikosongkan. Atur DMM untuk mengukur AC atau
DC
  -  Putar tombol (Rotary Switch) ke modus Diode Test (   ).
  -  Hubungkan Test-Lead,  Catat hasil pengukuran yang ditampilkan.
  -  Membalikkan Test-Lead,   Catat hasil pengukuran yang ditampilkan.

ANALISIS
 Dioda yang Baik berbasis Maju-Bias akan menampilkan Tegangan Jatuh
berkisar 0,5-0,8 Volt untuk Dioda Silikon. Dioda Germanium memiliki
Tegangan-Jatuh 0,2-0,3 V.
 DMM Menampilkan OL ketika dioda yang baik  Balik-Bias. OL menunjukkan
Dioda berfungsi sebagai Saklar Terbuka.
 Dioda Jelek tidak memungkinkan arus mengalir di kedua arah. Sebuah DMM
akan menampilkan OL di kedua arah ketika dioda dibuka.
  Dioda Korsleting memiliki penurunan yang sama tegangan membaca (sekitar
0,4 V) di kedua arah.

145
MODUS RESISTANCE
Dapat digunakan sebagai tes dioda tambahan atau Jika DMM tidak termasuk Diode
Uji

Dioda Maju-Bias ketika Positif  ( MERAH ) pada Anoda dan Negatif ( HITAM ) pada
Katoda.
-  Perlawanan Maju-Bias Dioda yang Baik harus berkisar dari 1.000 Ω.- 10 MΩ.
-  Pengukuran Resistansi Tinggi ketika Dioda Maju-Bias
Karena arus dari DMM mengalir melalui Dioda, menyebabkan pengukuran Resistansi
Tinggi

Dioda Reverse-Bias ketika Negatif ( HITAM ) Anoda dan Positif ( MERAH ) pada
Katoda.
-  Perlawanan reverse-bias dari dioda baik menampilkan OL pada multimeter. dioda
adalah buruk jika pembacaan yang sama di kedua arah.

PROCEDUR MODUS RESISTANCE


  -  Pastikan !!  Sirkuit dalam keadaan Mati.
     Tegangan yang ada munkin dari Kapasitor dalam keadaan penuh
     Jika demikian, Kapasitor harus dikosongkan. Atur DMM untuk mengukur AC
atau DC
  -  Putar tombol (Rotary Switch) ke modus Resistansi (Ω).
  -  Hubungkan Test-Lead,  Catat hasil pengukuran yang ditampilkan.
  -  Membalikkan Test-Lead,   Catat hasil pengukuran yang ditampilkan.

Unit Satuan Listrik SI


SYMBOL NAMA KUANTITAS UNIT TURUNAN SYMBOL UNIT DASAR
BESARAN SATUAN
I Arus Ampere A A
q Muatan listrik, Jumlah Coulomb C As
listrik
V Perbedaan potensial Volt V J/C =Kg.m2..s-3.A-

146
1

R,Z Tahanan, Impedansi, ohm Ω V/A =kg.m2.s-3 .A-2


Reaktansi
ρ Ketahanan Ohm meter Ωm Kg.m3. s-3 .A-2
P Daya, Listrik watt W V.A = kg .m2.s-
3
.
C Kapasitsnsi farad F C/V= kg-1.m-
2
.s4.A2
ε Elastisitas Reciprocal/ F-1 V/C =
farad kg .m2.A-2.s-4
Permitivitas farad/meter F/m =3 2 4
E Kg-1 .m .A .s
X Susceptibilitas listrik (dimensionless) -
K Konduktansi, Admitansi, Siemens S Ω1=kg-1.m-
Susceptansi 2
.s3.A2

147

Anda mungkin juga menyukai